• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEBARAN SPASIAL KAPASITAS DUKUNG TANAH BERDASARKAN DATA SONDIR DI WILAYAH KABUPATEN BONE BOLANGO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SEBARAN SPASIAL KAPASITAS DUKUNG TANAH BERDASARKAN DATA SONDIR DI WILAYAH KABUPATEN BONE BOLANGO"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

1

SEBARAN SPASIAL KAPASITAS DUKUNG TANAH

BERDASARKAN DATA SONDIR DI WILAYAH KABUPATEN BONE BOLANGO

Hardianto Suman1), Fadly Achmad2), Marike Machmud3) 1

Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo. Email : hardianto.suman@gmail.com

2

Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo. Email : fadly_achmad30@yahoo.com

3

Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo. Email : marikemahmud@yahoo.com

ABSTRAK

Suatu konstruksi sangatlah bergantung pada kokohnya pondasi yang mendukungnya, sedangkan pondasi sangat tergantung dari kapasitas dukung tanah yang ada di bawahnya. Uji sondir berguna memperoleh variasi kepadatan tanah. Pengecekan awal terhadap kapasitas dukung tanah sangat penting agar konstruksi yang dibangun terletak pada kedalaman tanah yang memenuhi kriteria stabilitas dan penurunan yang disyaratkan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kapasitas dukung tanah di wilayah kabupaten Bone Bolango dan membuat sebaran spasial kapasitas dukung tanahnya.

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data hasil pengujian sondir yang tersebar di kecamatan-kecamatan yang ada di wilayah kabupaten Bone Bolango. Sumber data diperoleh dari pengujian langsung di lapangan sebanyak 7 (tujuh) titik serta data hasil pengujian oleh Laboratorium Teknik Sipil UNG tahun 2013-2014 dan Laboratorium Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo tahun 2012 sebanyak 57 titik pengujian. Data dianalisis menggunakan metode Meyerhof (1956) pada pondasi telapak berdimensi 1x1 m dan 2x2 m pada kedalaman 1-2 meter dan pondasi tiang berdiameter 30 cm pada kedalaman lebih dari 5 meter serta metode Aoki & De Alencar pada pondasi sumuran berdiameter 60 cm pada kedalaman 2,5-5 meter, kemudian hasilnya dibuat peta sebaran spasial dimana keterwakilan data pada suatu wilayah diasumsikan pada jenis susunan batuan pada peta geologi rencana tata ruang wilayah kabupaten Bone Bolango tahun 2011-2031.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas dukung ijin pondasi telapak (qa) maksimum untuk

ukuran pondasi 1x1 m pada kedalaman 1 m terletak pada jenis batuan tuf, tuf lapili, breksi dan lava (TQpv) dengan nilai 5,83 kg/cm2. Pada pondasi telapak berdimensi 2x2 m dengan kedalaman 2 m berada pada batuan lava basal, lava andesit, batu pasir hijau, batu lanau hijau, konglomerat, batu gamping merah (Tmb) mempunyai nilai qa sebesar 6,48 kg/cm2. Pada pondasi sumuran qa

maksimum terletak pada kedalaman 2,7–5 m mempunyai kisaran nilai antara 17-52 ton terdiri dari jenis batuan lempung kelabu, batu pasir berbutir halus hingga kasar serta kerikil (Qpl) sedangkan untuk pondasi tiang pancang dapat memikul beban maksimum berkisar antara 52,5-86,4 ton pada kedalaman 5,1-16,7 m pada kondisi batuan gamping terumbu terangkat dan batu gamping klastik (Ql).

Kata kunci: Kapasitas dukung tanah, Sondir, Pondasi telapak, Pondasi sumuran, Pondasi tiang

(3)

2

ABSTRACT

A construction highly depends on the strength of foundation which bears it. Meanwhile, a foundation depends on the soil bearing capacity under it. The determination of soil bearing capacity cannot be separated from a direct research in the field. Soil investigation that can be done is an investigation by using sondir. Sondir test is very useful to gain variations in soil density. The related party in the construction should do early check to the soil bearing capacity in order the construction to be placed in soil depth that meets the criteria of stability and required slope. This research aimed at analyzing soil bearing capacity at Bone Bolango district area and making spatial sheet of soil bearing capacity.

The data used in this research were data of sondir test result that distributed in sub-districts at Bone Bolango district area. The sources of data were gained from field direct test for 7 points and data of laboratory of Department of Public Labour of Gorontalo Province in 2012 test result for 57 test points. The methods of data analysis were Meyerhof method (1956) on spread footing with 1x1 m and 2x2 m dimension in 1-2 m depth and pile foundation with diameter 30 cm in 5 meter depth and Aoki & De Alencar method on caisson foundation with diameter 60 cm in 2,5-5 meter depth. The result was made a spatial distribution map where the data representation were assumed on types of rock composition on geology map of layout planning of Bone Bolango district in the period of 2011 to 2031.

The research result showed that maximum license bearing capacity of spread footing (qa) as 5,83

kg/cm2 for foundation size 1x1 m in 1 m depth was on tuff, lapilli tuff, breccias and lava rocks (TQpv). Spread footing with 2x2 dimension in 2 m depth was on basalt lava, andesite lava, green sandstone, green silt stone, conglomerate, limestone red (Tmb) rock have the value of qa as 6,48

kg/cm2. In caisson foundation, the maximum qa was placed in 2,7-5 m depth had value range from

17-52 ton consisted of gray clay rock, fine to rough sandstone, and gravel (Qpl). Meanwhile, for pile foundation, types of rock that can bear the maximum load were around 52,5 to 86,4 ton in 5,1-16,7 m depth were lifted reef limestone, clasic limestone (Ql).

Keywords: Soil Bearing Capacity, Sondir, Spread Footing, Caisson Foundation, Pile Foundation.

PENDAHULUAN

Kabupaten Bone Bolango merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Gorontalo yang terbentuk dari pemekaran Kabupaten Gorontalo pada tahun 2003. Berdasarkan catatan dalam buku sanitasi Kabupaten Bone Bolango pada tahun 2012, sudah terdapat 18 kecamatan dan 167 desa tersebar di seluruh wilayah tersebut. Kabupaten Bone Bolango tergolong daerah yang berpotensi mendukung perkembangan pembangunan yang ada di Provinsi Gorontalo. Hal ini dapat dilihat dari proporsi wilayah 15,2% dari luas wilayah Gorontalo serta berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2013 telah dihuni sekitar 150.390 jiwa.

Berkembangnya pembangunan di Provinsi

Gorontalo yang dilakukan secara bertahap telah mengalami peningkatan cukup baik. Hal ini ditandai dengan adanya beberapa bangunan bertingkat banyak seperti mall, pertokoan, hotel, perumahan dan perkantoran serta menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2008 sampai 2012, laju pertumbuhan ekonomi pada sektor bangunan terletak pada angka 3,75% sampai 12,43%. Informasi ini tentu menjadi suatu tuntutan bagi pemerintah untuk lebih memperhatikan syarat keamanan dalam perencanaan konstruksi yang ada di Provinsi Gorontalo. Suatu konstruksi akan bergantung pada kokohnya pondasi, sedangkan

pondasi sangat tergantung dari kapasitas dukung tanah yang ada di bawahnya.

Menurut Hardiyatmo (2011) kapasitas dukung tanah dapat diartikan kemampuan tanah dalam mendukung beban pondasi dari struktur yang terletak di atasnya. Dalam menganalisis daya dukung tanah tentulah tidak terlepas dari penelitian langsung di lapangan. Informasi tentang seberapa besar dukungan tanah terhadap pondasi dapat diperoleh dari hasil penyelidikan tanah (soil investigation). Penyelidikan tanah yang dapat

dilakukan berupa penyelidikan dengan

menggunakan alat sondir. Uji penetrasi kerucut statis atau sondir banyak digunakan di Indonesia karena sangat berguna untuk memperoleh variasi

kepadatan tanah. Sebelum melaksanakan

pembangunan, pihak pelaksana maupun pihak terkait sebaiknya melakukan pengecekan awal

terhadap kapasitas dukung tanah. Hal ini

dimaksudkan agar konstruksi yang dibangun benar-benar terletak pada kedalaman tanah yang memenuhi kriteria stabilitas dan penurunan yang disyaratkan.

Tujuan Penelitian ini adalah menganalisis kapasitas dukung tanah di wilayah Kabupaten Bone Bolango serta membuat peta deskriptif sebaran kapasitas dukung tanahnya.

(4)

3

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis (Geographic

Information System/GIS) merupakan sistem

informasi berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis (Aronoff, 1989 dalam Prahasta, 2009). Salah satu syarat sistem informasi gegrafis adalah data spasial, sumbernya dapat diperoleh dari: 1. Peta Analog yaitu peta dalam bentuk cetak

seperti peta topografi, peta tanah dan

sebagainya.

2. Data sistem pengideraan jauh seperti hasil citra satelit, foto udara dan sebagainya.

3. Data hasil pengukuran lapangan merupakan data yang dihasilkan berdasarkan teknik perhitungan tersendiri.

4. Data GPS (Global Positioning System),

keakuratan pengukuran GPS semakin tinggi dengan berkembangnya teknologi. Data ini direpresentasikan dalam format vektor.

Definisi Tanah

Definisi tanah menurut Hardiyatmo (2012) adalah himpunan mineral, bahan organik dan endapan-endapan yang relatif lepas (loose), yang terletak di atas batuan dasar (bedrock).

Penyelidikan Tanah

Penyelidikan tanah di lapangan (in-situ test) dibutuhkan untuk data perancangan pondasi bangunan. Ketelitian penyelidikan tanah tergantung dari besarnya beban bangunan, tingkat keamanan yang diingikan, kondisi lapisan tanah dan biaya yang tersedia untuk penyelidikan. Secara umum salah satu pengujian yang banyak digunakan di Indonesia yaitu uji penetrasi kerucut statis atau sondir. Pengujian ini bertujuan mendapatkan besarnya perlawanan pada konus.

Uji Sondir

Alat uji sondir merupakan representase atau model dari pondasi tiang dalam skala kecil. Ujung alat sondir terdiri dari kerucut baja yang mempunyai sudut kemiringan 60° dan berdiameter 35,7 mm atau mempunyai luas tampang 10 cm2. Bentuk skematis dan cara kerja alat ini dapat ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Skema alat kerucut statis dan cara kerja alat (Bowles, 1997 dalam Hardiyatmo, 2011).

Kapasitas Dukung Pondasi Telapak dari Uji Sondir

Meyerhoff (1956) dalam Hardiyatmo (2011)

mengusulkan persamaan sederhana untuk

penentuan kapasitas dukung ijin pada lapisan pasir yang didasarkan penurunan pada 2,54 cm (1”). Persamaannya didasarkan pada kurva Terzaghi dan Peck (1943) dan dapat diterapkan untuk pondasi telapak atau pondasi memanjang yang dimensinya tidak terlalu besar. Tipikal pondasi telapak ditunjukkan dalam Gambar 2.

Gambar 2. Tipikal Pondasi Telapak (Achmad, 2012).

Kapasitas Dukung Pondasi Sumuran dari Uji Sondir

Dalam perencanaan pondasi sumuran (open caisson), data tanah sangat diperlukan dalam merencanakan kapasitas dukung (bearing capacity) dari pondasi sumuran sebelum dilaksanakan

pembangunan. Perhitungan kapasitas dukung

pondasi sumuran berdasarkan data uji sondir dapat digunakan metode Aoki dan De Alencar dalam Trianingsih (2013). Tipikal pondasi sumuran (open caisson) ditunjukkan dalam Gambar 3.

Gambar 3. Pondasi Open Caisson (Redana, 2010).

Kapasitas Dukung Pondasi Tiang dari Uji Sondir

Kapasitas dukung tiang dapat diperoleh dari data uji kerucut statis atau sondir. Tahanan ujung yang termobilisasi pada tiang pancang harus setara dengan tahanan ujung saat uji penetrasi. Fleming et al. (2009) dalam Hardiyatmo (2010) menyarankan untuk tiang pancang yang ujungnya tertutup maka tahanan ujung satuan tiang sama dengan tahanan konus (qc), namun untuk tiang pancang yang

ujungnya terbuka atau tiang bor, tahanan ujung satuan tiang diambil 70%-nya. Tipikal pondasi tiang pancang ditunjukkan dalam Gambar 4.

(5)

4

Gambar 4. Tipikal Pondasi Tiang Pancang (Achmad, 2012).

Penentuan Kapasitas Dukung Ijin

Penentuan kapasitas dukung ijin selain

diperhitungkan terhadap keruntuhan tanah, juga harus diperhitungkan terhadap penurunan toleransi. Besarnya kapasitas dukung ijin (qa) tergantung dari

sifat-sifat teknis tanah (c dan φ), kedalaman, dimensi pondasi dan besarnya penurunan yang ditoleransikan.

Nilai faktor aman umumnya diperhitungkan terhadap ketelitian hasil uji tanah, kondisi lokasi pembangunan, pengawasan saat pembangunan dan derajat ketidaktentuan dari persamaan kapasitas dukung yang digunakan. Faktor aman terhadap

keruntuhan kapasitas dukung akibat beban

maksimum disarankan sama dengan 3. Faktor aman = 3 adalah sangat berhati-hati guna menanggulangi ketidaktentuan variasi kondisi tanah dasar. Bila

pembebanan berupa kombinasi beban-beban

permanen dan beban-beban sementara, faktor aman kurang dari 3 dapat digunakan (Hardiyatmo, 2010 dalam Achmad, 2012).

METODE PENELITIAN

Teknik Pengumpulan Data

Penelitian diawali dengan studi pustaka, kemudian data dikumpulkan berdasarkan peta geologi Kabupaten Bone Bolango tahun 2011-2031 yang tersebar di kecamatan-kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Bone Bolango. Keterwakilan data pada suatu wilayah diasumsikan pada jenis susunan batuan pada peta geologi tersebut, data yang diambil terdiri dari:

1. Data Primer

Data primer diperoleh dari hasil pengujian sondir di Kecamatan Bulango Utara sebanyak 2 (dua) titik yaitu di Desa Boidu dan Desa Tupa, 1 (satu) titik berada Kecamatan Bulango Timur yaitu di Desa Bulontalangi, 2 (dua) titik berada di Kecamatan Botupingge yaitu di Desa Timbuolo Tengah dan Desa Buata, serta 2 (dua) titik berada di Desa Tilangobula dan Desa Dumbaya Bulan Kecamatan Suwawa Timur. Keseluruhan data primer diperoleh sebanyak 7 (tujuh) titik pengujian.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data hasil pengujian sondir yang tersebar di kecamatan-kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Bone bolango sebanyak 57 titik. Data diperoleh dari hasil pengujian oleh Laboratorium Teknik Sipil Universitas Negeri Gorontalo pada tahun 2013 sampai 2014 dan Laboratorium Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo pada tahun 2012.

Teknik Analisa Data

Kapasitas Dukung Pondasi Telapak dari Uji Sondir

Untuk pondasi bujur sangkar atau pondasi memanjang dengan lebar B ≤ 1,2 m dapat ditentukan dengan persamaan:

Untuk pondasi bujur sangkar atau pondasi memanjang dengan lebar B ≤ 1,2 m dapat ditentukan dengan persamaan:

dimana: qa = kapasitas dukung ijin, qc = tahanan

konus, B = lebar pondasi.

Kapasitas Dukung Pondasi Sumuran dari Uji Sondir

Kapasitas dukung ultimit pondasi sumuran

dinyatakan dengan rumus: qult = (qb x Ap)

dimana: qult = kapasitas dukung pondasi sumuran,

qb = tahanan ujung sondir, Ap = luas penampang

tiang.

Aoki dan De Alencar dalam Trianingsih (2013) mengusulkan untuk memperkirakan kapasitas dukung ultimit dari data sondir. Kapasitas dukung ujung per satuan luas (qb) diperoleh sebagai berikut:

dimana: qca (base) = perlawanan konus rata-rata

1,5D di atas ujung tiang dan 1,5D di bawah ujung tiang, Fb = faktor empirik (Fb) tergantung pada tipe

tanah.

Faktor empirik (Fb) ditunjukkan dalam Tabel 1:

Tabel 1. Faktor empirik Fb (Titi & Farsakh, 1999

dalam Trianingsih 2013)

Pada perhitungan kapasitas pondasi sumuran dengan uji sondir tidak memperhitungkan daya dukung selimut sumuran. Hal ini dikarenakan perlawanan geser tanah yang terjadi pada pondasi sumuran dianggap sangat kecil sehingga dianggap tidak ada (Trianingsih, 2013).

(6)

5

Kapasitas Dukung Pondasi Tiang dari Uji

Sondir

Kapasitas dukung ultimit neto (Qu) dihitung dengan

persamaan umum:

Qu = Qb + Qs - Wp = Abfb + Asfs – Wp

dimana: Ab = luas ujung bawah tiang, As = luas

selimut tiang, fb = tahanan ujung satuan tiang, fs =

tahanan gesek satuan tiang, Wp = berat tiang. Sebaran Spasial Analisis Kapasitas Dukung Tanah

Hasil analisis kapasitas dukung tanah dibuatkan sebaran spasial dalam bentuk peta. Peta dibuat dengan menggunakan program ArcGIS yang merupakan perangkat lunak Sistem Informasi Geografis yang dikembangkan oleh Environmental System Research Institute (ESRI). Selanjutnya hasil dideskripsikan berdasarkan literatur-literatur yang ada.

Tahapan Penelitian

Tahapan kerja penelitian ini dapat dilihat dalam diagram alir penelitian seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 5. Mulai Studi Pustaka Survei Lapangan Pengumpulan Data Data Primer :

Hasil Uji Sondir sebanyak 7 titik yang tersebar di Kec. Bulango Utara, Kec. Bulango Timur, Kec Botupingge dan Kec. Suwawa Timur.

Data Sekunder :

Hasil Uji Sondir tiap kecamatan wilayah Kabupaten Bone Bolango sebanyak 57 titik.

Data Lengkap

Analisa data hasil pengujian sondir

Pemetaan

Selesai

Tidak Ya

Kesimpulan & Saran

Gambar 5. Diagram Alir Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Data

Berdasarkan data primer dan data sekunder dari hasil pengujian sondir yang tersebar wilayah Kabupaten Bone Bolango dengan nilai hambatan konus (qc) dan kedalaman (qf) maksimum maka

diperoleh data yang ditunjukkan dalam Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Pengujian Sondir Wilayah Kabupaten Bone Bolango

Hasil Penelitian

Kapasitas Dukung Pondasi Telapak

Pondasi telapak dianalisis pada tinjauan kedalaman (Df) 1 meter dan kedalaman 2 meter dengan

mengambil nilai qc dari Tabel 2. Desain pondasi

disyaratkan pada Df/B ≤ 1 (Peck et al, 1953 dalam

Hardiyatmo, 2011), sehingga dibuat bujur sangkar dengan 2 tipe dimensi panjang (L) 1 m dan Lebar (B) 1 m yang diletakan pada kedalaman 1 m serta panjang (L) 2 m dan lebar (B) 2 m pada kedalaman 2 m. Hasil analisis pondasi telapak dapat ditunjukkan pada Tabel 3 dan Tabel 4.

Tabel 3. Hasil Analisis Pondasi Telapak (1x1) pada kedalaman 1 m

(7)

6

Tabel 4. Hasil Analisis Pondasi Telapak (2x2) pada kedalaman 2 m

Kapasitas Dukung Pondasi Sumuran

Pondasi sumuran merupakan peralihan antara pondasi dangkal dan pondasi dalam, sehingga pada penelitian ini tinjauan kedalaman pondasi sumuran (Df) berkisar antara 2.5 m sampai 5 m. Pondasi

sumuran didesain berdiameter 60 cm dengan persyaratan Df/B > 4 (Peck et al, 1953 dalam Hardiyatmo, 2011). Hasil analisis pondasi sumuran dapat ditunjukkan pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Analisis Pondasi Sumuran

Kapasitas Dukung Pondasi Tiang Pancang

Pondasi tiang adalah tipikal pondasi dalam, sehingga pada penelitian ini tinjauan kedalamannya (Df) diambil lebih dari 5 m. Hasil analisis pondasi

tiang pancang dapat ditunjukkan pada Tabel 6.

Tabel 6. Hasil Analisis Pondasi Sumuan

Pembahasan

Kapasitas Dukung Pondasi Tiang Pancang

Hasil analisis perhitungan kapasitas dukung pondasi telapak menunjukkan bahwa untuk dimensi pondasi telapak 1x1 m pada kedalaman 1 m dan dimensi pondasi telapak 2x2 m pada kedalaman 2 m mempunyai hasil yang beragam tergantung pada tinjauan lokasi dan kondisi geologinya. Gambaran tentang nilai kapasitas dukung ijin (qa) pondasi

telapak akan ditunjukkan pada Tabel 7 dan Tabel 8. Tabel 7. Kapasitas dukung ijin pondasi telapak (qa)

1x1 m terhadap kondisi geologi pada kedalaman 1 m di wilayah Kabupaten Bone Bolango

Tabel 8. Kapasitas dukung ijin pondasi telapak (qa)

2x2 m terhadap kondisi geologi pada kedalaman 2 m di wilayah Kabupaten Bone Bolango

Kapasitas Dukung Pondasi Sumuran

Berdasarkan hasil analisis pondasi sumuran dapat digambarkan bahwa pada kondisi geologi yang

(8)

7

terdiri dari batu lempung kelabu, batu pasir berbutir halus hingga kasar serta kerikil (Qpl) mempunyai kapasitas dukung ijin yang cukup baik hal

dikarenakan pondasi berada pada kisaran

kedalaman 2.7-5 m dengan nilai qa 17-52 ton. Hasil

gambaran kapasitas dukung ijin secara lengkap terhadap kondisi geologi ditunjukkan pada Tabel 9. Tabel 9. Kapasitas dukung ijin pondasi sumuran terhadap kondisi geologi pada kedalaman 2.5-5 m

di wilayah Kabupaten Bone Bolango

Kapasitas Dukung Pondasi Tiang Pancang

Pondasi tiang pancang termasuk jenis pondasi dalam, sehingga penelitian ini mengambil tinjauan analisis pada kedalaman >5 m. Perhitungan tanahan konus (qc) dihitung dengan menggunakan metode

meyerhof (1976; 1983) dalam Hardiyatmo (2010) yaitu mengambil nilai qc rata-rata pada 4d di atas

tiang dan 1d di bawah tiang. Berdasarkan hasil penelitian dapat digambarkan bahwa nilai qa

maksimum terdapat pada daerah dengan kondisi geologi yang tediri dari batu gamping terumbu terangkat dan batu gamping klastik (Ql). Hasil

gambaran keseluruhan tentang perhitungan

kapasitas dukung ijin (qa) terhadap kondisi geologi

dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Kapasitas dukung ijin pondasi tiang pancang terhadap kondisi geologi pada kedalaman

>5 m di wilayah Kabupaten Bone Bolango

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Analisis kapasitas dukung tanah di wilayah Kabupaten Bone Bolango menghasilkan:

a. Perhitungan kapasitas dukung ijin pondasi telapak (qa) maksimum untuk ukuran

pondasi 1x1 m pada kedalaman 1 m berada di Kecamatan Tilongkabila Desa Moutong dengan nilai 5.83 kg/cm2 dan untuk ukuran pondasi 2x2 m pada kedalaman 2 m berada di Kecamatan Suwawa Tengah Desa Tilangobula dengan nilai 6.48 kg/cm2. Sedangkan hasil qa minimun untuk ukuran

pondasi 1x1 m pada kedalaman 1 m berada di Kecamatan Kabila Bone Desa Olele dengan nilai 0.10 kg/cm2 dan untuk ukuran pondasi 2x2 m pada kedalaman 2 m berada di Kecamatan Bulango Selatan Desa Huntu Selatan dengan nilai 0.34 kg/cm2. b. Kapasitas dukung ijin pondasi sumuran

(qa) berkisar antara 27-156 ton dengan

kedalaman 2.5 m sampai 5 m.

c. Kapasitas dukung ijin pondasi tiang (qa)

berkisar antara 42-86 ton dengan

kedalaman > 5 m.

2. Hasil analisa perhitungan kapasitas dukung ijin (qa) pondasi dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Pondasi telapak berdimensi 1x1 m pada

kedalaman 1 m mempunyai nilai qa

maksimum 5.83 kg/cm2 terletak pada jenis batuan Tuf, tuf lapili, Breksi dan lava (TQpv) dan untuk nilai qa maksimum

untuk pondasi telapak berdimensi 2x2 m pada kedalaman 2 m berada pada jenis batuan Lava basal, lava andesit, batu pasir hijau, batu lanau hijau, konglomerat, batu gamping merah (Tmb).

b. Nilai qa maksimum pondasi sumuran

terletak pada jenis batuan lempung kelabu, batu pasir berbutir halus hingga kasar serta kerikil (Qpl) dengan kedalaman pondasi berada pada kisaran 2.7-5 m.

c. Nilai qa maksimum pondasi tiang terletak pada jenis batu gamping terumbu terangkat dan batu gamping klastik (Ql) dengan kedalaman pondasi berada pada kisaran 5.1-16.7 m.

Saran

Beberapa hal yang disarankan pada penelitian ini adalah:

1. Informasi yang diberikan dalam penelitian ini merupakan informasi awal dalam perancangan

pondasi, pengujian tentang hal-hal lain

mengenai stabilitas pondasi tetap

(9)

8

2. Melakukan penelitian lanjutan terhadap analisis penurunan terutama terhadap daerah yang memiliki kondisi tanah kurang baik.

3. Memperbanyak data pengujian sondir

khususnya didaerah yang menjadi prioritas pembangunan dan melakukan pengambilan data koordinat ketika melakukan pengujian sondir. 4. Menyelaraskan data pengujian di lapangan

dengan arahan RT/RW setempat. DAFTAR PUSTAKA

Achmad, F., 2012, Pemetaan Kapasitas Dukung Tanah Berdasarkan Data Sondir Di Kota Gorontalo, Laporan Penelitian, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo.

Badan Standarisasi Nasional, 2008, Cara Uji Penetrasi Lapangan dengan Alat Sondir. http://www.pu.go.id/satminkal/balitbang/sni/ isisni/SNI%202827-2008.pdf, 18/08/2013. BPS Bone Bolango, 2012a, Laju Pertumbuhan

Ekonomi Menurut Sektor (Persen)

Kabupaten Bone Bolango 2008-2012,

http://bonebolangokab.bps.go.id, 9 April 2015.

BPS Bone Bolango, 2012b, Laju Pertumbuhan

Penduduk (Persen) Kabupaten Bone

Bolango 2005-2012,

http://bonebolangokab.bps.go.id, 9 April 2015.

BPS Bone Bolango, 2013, Jumlah Penduduk (Jiwa)

Kabupaten Bone Bolango 2005-2013,

http://bonebolangokab.bps.go.id, 9 April 2015.

Hardiyatmo, H. C., 2010, Analisis dan

Perancangan Fondasi Bagian II, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Hardiyatmo, H. C., 2011, Analisis dan

Perancangan Fondasi I Edisi II, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Hardiyatmo, H. C., 2012, Mekanika Tanah I Edisi

VI, Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta.

Kelompok Kerja Air Minum & Penyehatan Lingkungan., 2013, Buku Putih Sanitasi

Kabupaten Bone Bolango, Laporan,

Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo. Lapasu, S. A., 2012, Perhitungan Kapasitas Dukung

Pondasi Telapak Berdasarkan Pengujian Sondir Di Kota Gorontalo, Tugas Akhir, Jurusan D3 Teknik Sipil, Fakultas Teknik,

Universitas Negeri Gorontalo (tidak

dipublikasikan).

Prahasta, E., 209, Sistem Informasi Geografis Konsep-Konsep Dasar (Perspektif Geodesi & Geomatika), Informatika, Bandung. Redana, I. W., 2010, Teknik Pondasi, Udayana

University Press, Denpasar.

Trianingsih, Y., 2013, Analisa Daya Dukung

Pondasi Sumuran Pada Proyek

Pembangunan Boemi Kedaton Mall, Skripsi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Lampung, Bandar Lampung.

Gambar

Gambar 1. Skema alat kerucut statis dan cara kerja  alat (Bowles, 1997 dalam Hardiyatmo, 2011)
Gambar 5. Diagram Alir Penelitian
Tabel 8. Kapasitas dukung ijin pondasi telapak (q a )  2x2 m terhadap kondisi geologi pada kedalaman 2
Tabel 9. Kapasitas dukung ijin pondasi sumuran  terhadap kondisi geologi pada kedalaman 2.5-5 m

Referensi

Dokumen terkait

Menelaah tetang masuknya islam di masa kerajaan bolaang mongondow akan di harapkan akan dapat melakukan suatu identifikasi terhadap proses masuknya islam dan di sertai

Z njimi opredelimo, katero znanje je za uspešnost podjetja pomembno tako danes kot tudi jutri, zato da bi podjetje lahko pridobilo znanjsko in s tem konkurenčno prednost pred

Dari data yang ada dosen yang melakukan izin belajar lebih lama dalam menempuh masa studi, oleh karena itu baiknya tugas belajar diutamakan agar dosen yang melakukan

dilengkapi fasilitas perhitungan untuk mengetahui lamanya studi mahasiswa dalam menyelesaikan matakuliah program studi yang menjadi pilihannya, selain itu belum

Jika auditor tidak memberikan pendapat atas objek audit, maka laporan ini disebut laporan tanpa pendapat ( disclaimer ).Hal ini disebabkan beberapa kondisi, yaitu

Apabila nilai h ≤ H/3 maka dianggap tinggi papan angker = H dan termasuk jenis blok angkur memanjang didekat permukaan tanah, sehingga tekanan tanah aktif dan pasif yang bekerja

Bentuk komitmen dari komitmen normatif yang ditemukan pada guru MIN Beji, antara lain tidak tertarik pada tawaran organisasi lain yang mungkin lebih baik dari MIN Beji,

KOMPOTENSI UMUM : Setelah mempelajari mata kuliah ini diharapkan mahasiswa memiliki kemampuan menganalisis suatu kegiatan sehingga dapat menciptakan inovasi-inovasi baru