RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA NOMOR 10/PUU-XIII/2015
Hak dan Kesejahteraan Guru Non PNS yang diangkat oleh Satuan Pendidikan yang didirikan oleh Pemerintah.
I. PEMOHON
1. Sanusi Afandi, S.H., MM sebagai Pemohon I; 2. Saji, S.Pd sebagai Pemohon II;
3. Ahmad Aziz Fanani, S.Pd.I., M.Pd.I sebagai Pemohon III; 4. Muiz Maghfur, S.Pd.I sebagai Pemohon IV; dan
5. Ratih Rose Mery, S.Pd.I sebagai Pemohon V. Kuasa Hukum:
Fathul Hadie Utsman sebagai kuasa hukum para Pemohon, berdasarkan Surat Kuasa Khusus bertanggal 20 Oktober 2012.
II. OBJEK PERMOHONAN
Permohonan Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen terhadap Undang-Undang Dasar 1945.
III. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI
Para Pemohon menjelaskan, bahwa ketentuan yang mengatur kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk menguji Undang-Undang adalah:
1. Pasal 24 ayat (2) UUD 1945: “Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi”.
2. Pasal 24C ayat (1) UUD 1945: “Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar, memutus pembubaran partai politik dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum”.
3. Pasal 10 ayat (1) Undang Nomor 24 Tahun 2003 juncto Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011: “Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk:
a. Menguji undang-undang terhadap Undang-Undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Memutus sengketa kewenangan lembaga Negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
c. Memutus pembubaran partai politik;dan
d. Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum”.
4. Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut di atas, maka Mahkamah Konstitusi berwenang untuk memeriksa dan mengadili permohonan Pemohon.
IV. KEDUDUKAN HUKUM (LEGAL STANDING) PEMOHON
Para Pemohon I sampai dengan VI adalah perorangan warga negara Indonesia yang berstatus sebagai guru Non PNS, merasa hak-hak konstitusionalnya dirugikan dengan berlakunya Pasal 13 ayat (1), Pasal 14 ayat (1), Pasal 15 ayat (1) dan ayat (2), Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Kerugian konstitusional yang dimaksud adalah perlakuan diskriminatif dan tidak memperoleh kepastian hukum yang adil, sebab sesama guru Non PNS yang mengajar di sekolah yang didirikan oleh masyarakat, dapat memperoleh gaji dan tunjangan seperti yang tercantum dalam Undang-Undang a quo, sedangkan para Pemohon tidak dapat memperolehnya.
V. NORMA-NORMA YANG DIAJUKAN UNTUK DI UJI A. NORMA MATERIIL
Norma yang diujikan, yaitu :
− Pasal 13 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menyediakan anggaran untuk peningkatan kualifikasi akademik dan sertifikasi pendidik bagi guru dalam jabatan yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
− Pasal 14 ayat (1) huruf aUndang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak:
a. memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial;
− Pasal 15 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
(1) Penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf a meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain berupa tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan maslahat tambahan yang terkait dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi.
(2) Guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah diberi gaji sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
B. NORMA UNDANG-UNDANG DASAR 1945
Norma yang dijadikan sebagai dasar pengujian, yaitu : − Pasal 28C ayat (2)
“Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.”
− Pasal 28D UUD 1945
(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.
(2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
− Pasal 28I ayat (2) UUD 1945
Setiap orang bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.
VI. ALASAN-ALASAN PEMOHON UNDANG-UNDANG A QUO BERTENTANGAN DENGAN UUD 1945
1. Bahwa telah terjadi penafsiran yang diskriminatif dalam mengikuti program sertifikasi guru dan memperoleh sertifikat pendidik, yaitu hanya diperbolehkan untuk guru yang sudah berstatus sebagai PNS, sedangkan guru Non PNS yang mengajar di sekolah yang didirikan oleh pemerintah dianggap tidak berhak untuk mengikuti sertifikasi guru dan memperoleh sertifikat pendidik; 2. Bahwa telah terjadi ketidakpastian hukum karena yang diperbolehkan
mengikuti program sertifikasi guru yang dibiayai oleh Pemerintah dan memperoleh sertifikat pendidik adalah hanya guru yang sudah berstatus sebagai PNS dan guru tetap yayasan atau satuan pendidikan yang didirikan oleh masyarakat, sedangkan guru Non PNS yang diangkat oleh satuan pendidikan yang didirikan oleh pemerintah dianggap tidak berhak;
3. Bahwa selama ini guru Non PNS yang mengajar pada sekolah yang didirikan oleh pemerintah walaupun sudah mempunyai sertifikat pendidik tidak memperoleh tunjangan profesi karena dianggap belum berstatus sebagai guru tetap;
4. Bahwa adanya perlakuan terhadap guru Non PNS yang mengajar pada sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah diperlakukan diskriminatif dan tidak adil serta digaji dengan gaji yang sangat rendah sekali;
5. Bahwa guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang didirikan oleh pemerintah atau guru Non PNS tidak memperoleh gaji dan tunjangan sesuai
dengan peraturan dan perundang-undangan dan tidak pula ditetapkan sebagai CPNS, hal ini menimbulkan ketidakpastian hukum, tidak menghargai martabat guru dan tidak memperhatikan peningkatan kesejahteraan.
VII. PETITUM
1. Mengabulkan permohonan pemohon untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Pasal 13 ayat (1) UU Guru Dan Dosen yang berbunyi, “Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menyediakan anggaran untuk peningkatan kualifikasi akademik dan sertifikasi pendidik bagi guru dalam jabatan yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat,” tidak bertentangan dengan UUD 1945 dan mempunyai kekuatan hukum mengikat apabila dimaknai termasuk Guru Tidak Tetap yang diangkat oleh satuan pendidikan yang didirikan oleh Pemerintah, dalam pengertian semua Guru Tidak Tetap yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diangkat oleh Pemerintah berhak untuk mengikuti program sertifikasi Guru yang diselenggarakan dan dibiayai oleh Pemerintah;
3. Menyatakan Pasal 14 ayat (1) huruf a dan Pasal 15 ayat (1) yang berbunyi, Pasal 14 ayat (1) huruf a
“Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru “berhak memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial.”
Pasal 15 Ayat (1)
(1) “Penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf a meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, serta penghasilan lain berupa tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan maslahat tambahan yang terkait dengan tugasnya sebagai guru yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi,” tidak bertentangan dengan UUD 1945 dan mempunyai kekuatan hukum mengikat, apabila dimaknai termasuk Guru Tidak Tetap yang diangkat oleh satuan pendidikan yang didirikan oleh Pemerintah, dalam pengertian dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya Guru Tidak Tetap yang diangkat oleh satuan pendidikan yang didirikan oleh Pemerintah yang sudah mempunyai sertifikat pendidik berhak untuk memperoleh penghasilan dan tunjangan-tunjangan sebagaimana tercantum dalam Pasal 14 ayat (1) huruf a dan Pasal ayat (1). 4. Menyatakan Pasal 15 ayat (2) UU Guru dan Dosen yang berbunyi, “Guru yang diangkat oleh satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah diberi gaji sesuai dengan peraturan perundang-undangan,” tidak bertentangan dengan UUD 1945 dan mempunyai kekuatan hukum mengikat, apabila dimaknai termasuk Guru Tidak Tetap yang diangkat oleh satuan pendidikan yang didirikan oleh Pemerintah dalam pengertian Guru Tidak Tetap yang diangkat oleh satuan pendidikan yang didirikan oleh Pemerintah berhak untuk memperoleh gaji sesuai peratuan perundang-undangan (tidak digaji dengan gaji yang sangat rendah di bawah
standar kebutuhan minim yang tidak mencerminkan sebagai Guru profesional yang bermartabat).
5. Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita Negara Republik Indonesia sebagaimana mestinya.
Atau apabila Yang Mulia Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia berpendapat lain, memohon keputusan yang seadil-adilnya.