• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ide Politik melalui media full

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Ide Politik melalui media full"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

India adalah sebuah negara di Asia yang memiliki jumlah penduduk terbanyak

kedua di dunia dengan populasi lebih dari satu miliar jiwa. India muncul sebagai

kekuatan ekonomi baru di dunia pada tahun 1990-an, memiliki kekuatan militer

terbesar dan kemampuan senjata nuklir. Di perpolitikan internasional, India menjadi

salah satu negara yang cukup berpengaruh sebagai kekuatan regional yan penting.

India terus berkembang sebagai negara demokratis liberal. Di balik kesuksesan India

di bidang ekonomi dan politik di dunia internasional, ternyata India menjadi salah

satu negara yang berbahaya bagi wanita dengan kategori ancaman kesehatan,

kekerasan seksual, kekerasan non-seksual, praktek-praktek berbahaya dalam budaya,

tradisi dan atau agama, pernikahan paksa, kerja paksa dan perdagangan manusia.

Tingginya tingkat female foeticide, infanticide dan perdagangan manusia. Menurut

United Nation Population Fund, sekitar 50 juta anak perempuan di India diperkirakan

hilang selama tahun 1990-an akibat dari infanticide dan foeticide.1

Tingginya tingkat diskriminasi dan kesenjangan hak perempuan di India ini

berakar dari tradisi dan budaya di India, yang mengagungkan laki-laki dan menomor

duakan wanita dalam system sosial. Tradisi dan budaya yang bersifat diskriminatif

terhadap wanita ini masih banyak dianut masyarakat. Di sisi lain, India telah

(2)

meratifikasi Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Against

Women (CEDAW) pada tahun 1993 dimana dalam CEDAW ini terkandung

perlindungan terhadap wanita dari kekerasan dan praktek-praktek berahaya yang

berasal dari budaya tradisi atau agama.

(3)

RUMUSAN MASALAH

2.1 Rumusan Masalah

1. Bagaimana praktek diskriminasi terhadap perempuan di India?

2. Upaya apa yang diambil pemerintah India untuk menyelesaikan masalah

ini?

2.2 Tujuan Penulisan

1. Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Ide-Ide Politik sebagai pengganti

Ujian Tengah Semester.

2. Mengetahui perkembangan isu feminisme.

3. Memahami seperti apa praktek diskriminasi terhadap perempuan di India.

5. Mengetahui upaya-upaya pemerintah India untuk menghentikan

diskriminasi.

(4)

KERANGKA PEMIKIRAN

Diskriminasi adalah perlakuan yang tidak adil dan seimbang yang dilakukan

untuk membedakan terhadap perorangan, atau kelompok, berdasarkan sesuatu,

biasanya bersifat kategorikal, atau atribut-atribut khas, seperti ras, kesukubangsaan,

agama, atau keanggotaan kelas-kelas sosial. Istilah tersebut biasanya untuk

melukiskan atau tindakan dari pihak mayoritas yang dominan dalam hubungannya

dengan mayoritas yang lemah, sehingga dapat dikatakam bahwa perilaku mereka itu

bersifat tidak demokratis. Hal ini terjadi Karena kecenderungan manusia untuk

membeda-bedakan yang lain. Melalui konsep diskriminasi gender ini lalu munculah

sebuah gerakan untuk pembebasan diskriminasi melalui pemikiran feminisme.

Sekitar akhir tahun 1980-an, gerakan feminis mulai dianggap perlu diangkat sebagai bahan kajian dalam Ilmu Hubungan Internasional. Adam Jones (1996) dalam

karyanya yang berjudul Does ‘Gender’ Makes the World Go Round? memaparkan 3

hal penting tentang perempuan:

“Pertama, bahwa perempuan memainkan banyak peranan khususnya sebagai aktor politik. Kedua, bahwa secara keseluruhan pengalaman dan kisah-kisah para perempuan secara epistimologi adalah sama sehingga kemudian hal tersebut dijadikan kajian ilmiah dalam mengembangkan Ilmu Hubungan Internasional. Ketiga, fakta bahwa perempuan secara historikal selalu dipandang rendah, tidak diperhitungkan, dan bahkan dianggap absen keberadaannya”2

(5)

http://karlinawk-Feminisme muncul dengan membawa persoalan gender dalam studi

Hubungan Internasional. Pada hakikatnya, ada perbedaan mendasar antara sex dan

gender. Sex atau jenis kelamin merupakan suatu hal kodrat atau given yang tidak bisa

diubah dan bersifaf biologis dengan disertai simbol tertentu untuk mengenalinya.

Sementara gender bersifat sosiologis, tidak ada simbol, serta membahas tentang

femaleness dan maleness. Feminisme dalam kamus Oxford didefinisikan sebagai

“advocacy of women's right and sexual equality atau pembelaan terhadap hak

perempuan dan kesetaraan pria-wanita.” Sedangkan menurut Oakley dalam bukunya

“Sex, Gender and Society”, gender adalah sebagai berikut “perbedaan jenis kelamin

yang bukan biologis dan bukan kodrat tuhan, tetapi adalah perbedaan perilaku

(behavioural differences) antara laki-laki dan perempuan yang terjadikan proses

sosial dan budaya (socially and cultural constructed) yang panjang.” (1972).

BAB IV PEMBAHASAN

(6)

fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detaiil-Praktek Diskriminasi Terhadap Wanita di India

Pada masa perjuangan kemerdekaan, tokoh nasional India, Mahatma Gandhi

sudahmenyerukan persamaan hak bagi wanita, bahwa tugas pertama pasca

kemerdekaan Indiaadalah untuk menyediakan konstitusi kepada masyarakat, tanpa

ada perbedaan atas dasar jenis kelamin. Namun sampai saat ini masih banyak terjadi

praktek-praktek pelanggaran hakwanita, yang terutama dikarenakan tradisi dan

budaya masyarakat India yang sudah berakarsejak lama. Yang masih berlangsung

sampai sekarang adalah budaya dowry, yang menimbulkan efek sangat negatif

terhadap kondisi kehidupan wanita India.

SistemDowry(mahar)

Dowry adalah pemberian yang dilakukan oleh pihak pengantin wanita

kepada pihakpengantin laki-laki ketika menikahkan anaknya, dowry bisa

berupa uang tunai, barang-barang berharga seperti perhiasan, alat elektronik,

furniture dll, tergantung permintaan daripihak laki-laki. Terkadang semakin

tinggi status sosial dan pendidikan dari calon pengantinlaki-laki, maka akan

semakin tinggi pula jumlah dowry yang diminta. Menurut hasil studi yang

dilakukan oleh Sonia Dalmia dan Pareena G. Lawrence3, ada hubungan yang

kuatantara status hirarki dari jumlah transfer dari keluarga wanita kepada

pihak laki-laki, pengantin laki-laki yang berasal dari kasta yang lebih tinggi

akan menerima jumlah dowry yang tinggi pula disbanding dowry bagi

(7)

pengantin laki-laki dari kasta yang lebih rendah. Seringkali permintaan

keluarga pengantin laki-laki ini tidak berhenti saat awal pernikahan, namun

terus berlanjut ketika anak-anak mereka sudah menikah. Pihak perempuan

menjadi diharuskan memberikan apa yang diminta oleh pihak keluarga

laki-laki jika ingin anak mereka diperlakukan dengan baik oleh keluarga pihak

laki-laki.

Budaya dowry ini telah menyebar hampir ke seluruh lapisan

masyarakat India, jika pada empat abad yang lalu system dowry hanya

dijalankan di kalangan tertentu umat Hindu yaitu pada kelompok kasta kelas

atas. Saat ini tradisi dowry telah menyebar ke dalam kalangan kelas menengah

dan bawah masyarakat Hindu, Kristen dan muslim di India4. Di India bagian

utara, masyarakat muslim mulai mempraktekkan dowry sejak puluhan

tahunyang lalu. Dowry ini dianggap sebagai kompensasi, karena anak

perempuan tidak mendapatkan hak waris seperti anak laki-laki. Karena

adanya system dowry inilah anak perempuan dianggap sebagai beban bagi

keluarga, mereka akan membebani keluarga secara finansial di kemudian hari.

Pemerintah India telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi

hal ini dengan mengeluarkan Dowry Prohibition Act pada 1 Juli 1961.

Berdasarkan Undang-Undang ini,siapapun yang memberi atau menerima

dowry bisa dijatuhi hukuman penjara lima tahun dan denda Rs 15,000 atau

sejumlah nilai dowry yang diberikan jika nilai dowry itu lebih dari denda yang

4 Muhammadullah Khalili Qasmi. Mahar : a Social Heinous Crime diakses dari

(8)

ditentukan. Pihak-pihak yang membantu proses dowry ini juga akan dijatuhi

hukuman. Namun undang-undang yang dikeluarkan oleh pemerintah ini

rupanya tidak dapat mencegah praktek-praktek dowry ini di masyarakat,

masih saja ada kasus-kasus pembunuhan atau pembakaran perempuan

berkaitan karena masalah dowry ini.5

Pada tahun 70-an dan 80-an para aktivis perempuan melakukan

demonstrasi danunjuk rasa menentang praktek-praktek dowry dan kematian

akibat dowry. Kebanyakanmelakukan protes di jalan-jalan, sebagian di antara

mereka ada yang secara spontan mengkonfrontasi pelaku secara langsung,

untuk mempermalukan si pelaku di komunitasnya.Mereka juga berunjuk rasa

di depan kantor-kantor polisi lokal untuk memprotes lambatnya reaksi dari

para polisi dalam menangani kasus semacam ini.6

Usaha-usaha para aktivis ini memang berhasil, tapi hanya untuk

jangka

pendek,pemerintah memangmengeluarkan peraturan tambahan atau amandem

en terhadap undang-undang mengenai dowry, tapi praktek penegakkan hukum

dan pelaksanaannya masih saja lemah. Kesadaran masyarakat India secara

keseluruhan juga masih belum tergerak untuk mengatasi masalah ini. Bahkan

dengan budaya konsumerisme yang semakin meningkat, maka permintaan

akan nilai dowry juga semakin tinggi.

5 Dowry System in India, diakses 28 Maret 2017 di http://www.indianchild.com/womenissues/dowry-system-in-india.htm

6 Jagori. Resisting Dowry in India. 2009. Diases dari

(9)

Kasus pembunuhan terkait masalah dowry diperkirakan meningkat,

dari 400 kasusper tahun pada pertengahan 80-an menjadi sekitar 5800 kasus

pada 1990. Data ini sendiri dianggap tidak akurat, karena masih banyak

kasus-kasus yang tidak tercatat. 7.Belum lagi penyiksaan dan kekerasan yang berasal

dari pihak keluarga suami jika pihak wanita tidak mampu memenuhi

permintaan dowry. Di banyak kasus keluarga miskin meminjam uangdari

rentenir dengan bunga yang tinggi untuk dapat menikahkan anak mereka.

Akhirnyabanyak wanita yang memutuskan untuk tidak menikah karena

keluarga yang tidak mampu dan memilih bekerja sebagai pekerja seksual

untuk mengurangi beban keluarga, banyak diantara mereka yang menjadi

korban perdagangan manusia.

Pembunuhan Bayi Perempuan dan Aborsi Selektif.

Karena rendahnya status wanita di dalam masyarakat India dan

anggapanmasyarakat bahwa anak wanita hanya akan menjadi beban bagi

keluarganya kelak makabanyak orang tua yang melakukan aborsi atau

pembunuhan bayi perempuan, atau jika bayiini tetap hidup, mereka banyak

yang ditelantarkan oleh keluarganya. Saat ini yang menjadiperhatian adalah

kasus-kasus pembunuhan bayi perempuan di India dan aborsi selektif terhadap

calon bayi berjenis kelamin perempuan. Para orang tua di India

berbondong-bondong memeriksakan kandungan mereka untuk mengetahui jenis kelamin

bayinya, dan jika calon bayi tersebut adalah perempuan, maka mereka akan

(10)

melakukan aborsi. Bagikeluarga yang tidak mampu melakukan pemeriksaan

jenis kelamin bayi, mereka dengansegera membunuh perempuan yang baru

lahir atau yang disebut female infanticide yaitu pembunuhan bayi dengan

sengaja karena didasarkan pada jenis kelaminnya. Berdasarkan hasil studi

mengenai pembunuhan bayi-bayi perempuan ini di India, tradisi ini telah

berlangsung sejak berabad-abad dan sudah dianggap sebagai hal yang wajar.8

Rasio jenis kelamin anak perempuan pada kelompok umur 0-6 tahun

telah menurundari 976 anak perempuan dari 1000 anak laki-laki pada 1961,

menjadi 945 anak perempuanpada 1991, dan 997 pada tahun 2001. Dampak

sedikitnya jumlah bayi perempuan yang lahirini telah dirasakan di beberapa

daerah di India, jumlah wanita terus menurun di daerah-daerah seperti

Baghpat, Haryana, Punjab , Rajashtan dan Gujarat. Menurut sensus Indiatahun

2011, saat ini hanya terdapat 858 wanita untuk 1.000 orang lelaki di Baghpat.9

Jumlah wanita yang semakin menurun ini mengakibatkan posisi

wanita semakin terpuruk, di Baghpat terjadi praktek-praktek berbagi istri.

Seorang wanita yang menikah dengan seorang laki-laki di suatu keluarga

akhirnya harus mengalami penderitaan dengan menjadi istri dari

saudara-saudara lelaki dari suaminya. Sang wanita akan mengalami penyiksaan dan

kekerasan jika menolak perintah dari anggota keluarga laki-laki yang ada.

Umumnya mereka tidak bisa melaporkan kejadian yang mereka alami ke

8 Female Infanticide, diakses dari http://www/gendercide.org/case_infanticide.html pada 28 Maret 2017

(11)

pihak yang berwajib karena para wanita dilarang untuk keluar rumah

sendirian, mereka jarang sekali dapat melakukan kontak dengan dunia luar..

Penggantian Jenis Kelamin Anak Perempuan

Trend belakangan ini yang terjadi di India adalah melakukan operasi

pergantian jenis kelamin terhadap anak perempuan yang berumur di bawah 14

tahun. Anak-anak ini dirubah jenis kelaminnya oleh para orang tua agar

nantinya mereka tidak perlu memberikan dowry.Trend penggantian jenis

kelamin ini dikenal sebagai genitoplasty. Para orang tua kaya asal Delhi dan

Mumbai dilaporkan berbondong-bondong ke Indore untuk mendapatkan

operasiganti kelamin dengan biaya relatif murah. Sekitar 2.000 poundsterling

atau Rp. 27,6 juta untuk mengganti kelamin putri mereka.

Ahli bedah di Kota Indore dilaporkan telah mengubah kelamin ratusan

anak perempuan dalam setahun. 10Para dokter bedah kelamin ini beralasan,

mereka melakukanoperasi pada mereka yang tak memiliki ketidakcocokan

antara organ luar dan dalam.Sampai saat ini belum ada sistem di India yang

mengatur klaim semacam ini. Dikhawatirkan operasi penggantian jenis

kelamin seperti ini akan mengakibatkan gangguan psikologis dankelainan

seksual pada anak saat mereka tumbuh dewasa.

Perlakuan Terhadap Para Janda (Tradisi Sati)

10 Bocah Perempuan di India Dipaksa Jadi Lelaki, diakses dari

(12)

Tradisi pembakaran janda atau “ sati ” sudah sejak lama ada di India,

bahkan sejak ratusan tahun yang lalu. Tradisi ini berasal dari ajaran Hindu

untuk menghormati Dewi Satidan sebagai wujud cinta dan pengabdian

seorang istri kepada suaminya. Ketika seorang suami meninggal dunia, maka

istrinya dianjurkan untuk ikut mati dengan membakar diribersama mayat

suaminya. Ritual sati ini meski hanya bersifat sukarela, namun di beberapa

kelompok masyarakat ortodoks, para janda dipaksa untuk menjalankannya.

Ritualsati ini lazim dijalankan di daerah Rajashtan, di utara India dan juga di

beberapa kasta di Bengal, India bagian timur. 11Meski tradisi ini sudah

dilarang dipraktekkan di India sejak masa kolonial Inggris di India pada tahun

1829, namun di daerah pedesaan masih ada penduduk yang menjalankan

tradisi ini secara sembunyi-sembunyi. Dalam sebuah pemberitaan tahun2006,

dilaporkan ada tiga kasus pembakaran diri yang berlangsung dalam kurun

waktu tigatahun, meski ada juga pelaku bakar diri yang dapat diselamatkan.12

Karena praktek sati ini sudah dilarang oleh pemerintah India, tradisi

yang banyak dijalankan oleh masyarakat India adalah “living sati”. Janda

yang ditinggal mati olehsuaminya diwajibkan menjalankan “living sati”, yaitu

hidup dibawah belas kasihan keluargasuaminya, tidak diperbolehkan memakai

perhiasan, meninggalkan segala hal yang berbau kesenangan duniawi dan

hanya diperbolehkan memakai sari berwarna putih. Para janda ini tidak bisa

11 Pembakaran istri di India, diakses dari http://id.hicow.com/india/mahar/rajasthan-524382.html

pada 28 maret 2017

12 Memilukan! Tradisi Janda Bakar Diri (Part 1) diakses dari

(13)

kembali ke keluarganya lagi dan karena menjadi tergantung pada keluarga

dari pihak suami seringkali para janda ini diperlakukan dengan semena-mena

dan dijadikan pembantu oleh pihak keluarga suami. Bahkan ada yang

kemudian dijadikan objek seksualdari anggota keluarga yang lain dan ada

juga yang kemudian dijual ke prostitusi. Para janda ini juga tidak berhak

mendapat harta peninggalan dari suaminya, ataupun hak asuh atasanak.

Praktek semacam ini paling parah terjadi di daerah Bengal, dibandingkan

daerah-daerah lainnya di India.

Beberapa Upaya Yang Telah Diambil Pemerintah India

Di India, sejak masa kemerdekaan, sejumlah undang-undang telah ditetapkan

dalamrangka memberikan perlindungan bagi perempuan. Misalnya Dowry

Prohibition Act Equal Remuneration Act pada 1986, The Hindu Marriage Act pada

1956, The Hindu Succesion Act pada 1956,The Islamic Women (Protection of the

Right to Divorce) pada 1986, TheComission of Sati (prevention)

Act pada 1987, Protection of Women from Domestic Violence Act pada 2005, dll.

13Undang-undang yang bertujuan untuk melindungi kaum wanita tersebut banyak

yang telah dikeluarkan oleh pemerintah India jauh sebelum pemerintah India

meratifikasi CEDAW. Namun implementasi dan penegakkan hukum tersebut

dilapangan masih sangat dirasa kurang.

(14)

Mahkamah Agung India dalam putusan pada 21 Agustus 2006, mengatakan

bahwa untuk pemberantasan kejahatan sosial dari dowry, langkah-langkah efektif bisa

diambil oleh masyarakat itu sendiri. Kampanye nasional yang kuat diperlukan untuk

menciptakan kesadaran sosial dan konsensus sosial untuk menghapuskan system

dowry14. Diharapkan generasi muda India bisa merubah tradisi dan budaya yang

sudah mengakar ini, dengan tidak menuntut atau menawarkan dowry ketika mereka

menikah. Bagi yang menuntut dowry harus diboikot secara sosial, dengan begini

diharapkan system dowry ini bias dihapuskan dari masyarakat.

Sebagai upaya untuk menentang kesenjangan gender yang terjadi karena para

orangtua di India lebih menginginkan anak laki-laki, seorang pejabat Departemen

Kesehatan distrik Satara, Dr. Bhagwan Pawar menggagas upacara penggantian nama

bagi ratusan anak pada Oktober 2011. 15Banyak anak perempuan di India yang

mendapat nama yang artinya “tidak diinginkan” atau bermakna negatif dalam bahasa

Hindi dari orang tua mereka yang kecewa karena tidak mendapatkan anak laki-laki.

Pemberian nama yang mengandungmakna negatif ini dikhawatirkan akan membawa

pengaruh yang tidak baik bagi perkembangan psikologis anak, di mana dia akan

merasa hidup sebagai hal yang tidak diinginkan oleh keluarganya. Anak-anak

perempuan ini diganti namanya dengan nama yangmemiliki arti yang lebih baik.

Menurunnya jumlah bayi perempuan yang lahir sudah semakin serius

sehingga pemerintah India mengeluarkan larangan bagi rumah sakit di India untuk 14 Muhammadiyah Khalili Qasmi. Mahar : a Social Heinous Crime diakses dari

http://id.hicow.com/india/dalveer-bhandari/muslim-175164.html pada 28 Maret 2017 15 Ratusan Anak Perempuan India Ganti Nama, diakses dari

(15)

memberitahukan jenis kelamin bayi pada orangtua untuk mencegah aborsi selektif,

walau nyatanya bocor juga. Pemerintah India juga melakukan upaya-upaya di

antaranya pemberian makan gratis, jaminan biaya pendidikan, bahkan hadiah uang

untuk keluarga yang merawat anak perempuannya agar tingkat pembunuhan bayi

(16)

BAB V KESIMPULAN

Meski suatu negara sudah meratifikasi CEDAW dan telah menyusun

konstitusi yangmenjamin tidak adanya diskriminasi terhadap perempuan dan

melindungi perempuan daritindakan-tindakan kekerasan berbasis gender, upaya

perlindungan terhadap perempuan initidak akan berhasil jika tidak didukung oleh

implementasi yang sungguh-sungguh dari semuapihak yang terkait. Para penegak

hukum dan aparat pemerintah harus menjalankan hukumdan peraturan yang telah

dibuat sesuai dengan aturan, aktif mensosialisasikan mengenai persamaaan hak

wanita, membuat program-program yang mendukung dan

dapatmeningkatkan kesetaraan wanita, baik itu di bidang pendidikan, kesehatan,

politik danlapangan pekerjaan, menyebarluaskan imbauan-imbauan agar masyarakat

lebih sadargender, dan menghapuskan praktek-praktek tradisi yang dianggap dapat

(17)

Kerjasama dengan pihak lembaga sosial masyarakat juga akan sangat

bermanfaat dalam membangun kesadaran akan gender dan hak-hak wanita. Terutama

lagi, hal ini harusdidukung oleh masyarakat. Karena kesadaran masyarakat akan

hak-hak yang sama bagiwanita dapat membantu menghapuskan stigma yang ada akan

posisi wanita yang selama inidianggap lebih rendah dari laki-laki dan mulai

meninggalkan tradisi atau budaya yangmendukung pandangan semacam ini

DAFTAR PUSTAKA

1. Jurnal Diskriminasi dan Kesetaraan United Nations Entity for

Gender Equality and the Empowerment of Women Strategic Plan,

2011-1013, Annual Session of 2011, Executive Board of UN

Women.

2. National Crime Record Bureau (NCRB) India 2009

3. Columbis, Thedore A, and James H.Wolfe Pengantar Hubungan

Internasional-Keadilan dan Power, Prentica Hall Inc, U.S.A. :

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Terapi Kelompok Suportif Terhadap Kemampuan Mengatasi Perilaku Kekerasan Pada Klien Skizofrenia Di Rumah Sakit

Berdasarkan hasil penelitian pada 32 orang pasien RSIA Aura Syifa Gampengrejo Kediri diketahui sebagian besar pasien merasa pelayanan prima yang diberikan oleh bidan

Potensi sumber daya pertanian Indo- nesia sangat besar sehingga terbuka peluang yang sangat luas untuk me- ningkatkan produktivitas dan kualitas produk dengan memperhatikan

• bahan yang dapat memberikan, menambah, atau mempertegas rasa makanan, atau bahan yang tidak mempunyai rasa tetapi dapat menguatkan atau mengaktifkan rasa yang

Seluruh asli dokumen penawaran Saudara yang telah diunggah melalui LPSE Kota Medan.. Asli Dokumen Kualifikasi sesuai data isian kualifikasi dan fotokopinya sebanyak 1(satu)

nakan proses EX-OR antara gambar dengan pseu- dorandom number yang dibangun dari kunci se- diperoleh hasil seperti yang ditunjukkan pada.

Bila dibandingkan dengan hasil analisis kesenjangan, terdapat 4 atribut yang memiliki nilai kesenjangan terbesar yang termasuk juga dalam kuadran 1, yaitu atribut pelayanan

Pemenuhan terhadap prinsip NKRI nampak dari aturan-aturan yang memberikan batasan terhadap pengaruh asing dalam bidang Pers seperti ketentuan yang mewajibkan