• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif KATA PENGANTAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif KATA PENGANTAR"

Copied!
199
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

(4)

i

Kata Pengantar

engan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun 2012 dapat diselesaikan.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun 2012

merupakan bentuk pertanggungjawaban dan

penjelasan mengenai keberhasilan dan/atau kegagalan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam pencapaian tujuan dan sasaran selama Tahun Anggaran 2012, sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2012 – 2014.

Kepariwisataan dan ekonomi kreatif merupakan dua sektor pembangunan yang saling terkait dan merupakan kombinasi sektor yang saling menguatkan satu sama lain. Pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif merupakan inisiatif baru pada bidang pembangunan ekonomi.

Pembangunan kepariwisataan mempunyai peranan penting dalam mendorong kegiatan ekonomi, meningkatkan citra Indonesia, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan memberikan perluasan kesempatan kerja. Peran tersebut, antara lain, ditunjukkan oleh kontribusi kepariwisataan dalam penerimaan devisa negara yang dihasilkan oleh kunjungan wisatawan mancanegara (wisman), nilai tambah PDB, dan penyerapan tenaga kerja. Di samping itu, pariwisata juga berperan dalam upaya meningkatkan jati diri bangsa dan mendorong kesadaran dan kebanggaan masyarakat terhadap kekayaaan budaya bangsa dengan memperkenalkan produk-produk wisata seperti kekayaan dan keunikan alam dan laut, museum, seni dan tradisi kerakyatan dan alat yang efektif bagi pelestarian lingkungan alam dan seni budaya tradisional.

Pariwisata memiliki peran yang penting dalam meningkatkan devisa negara dengan mengupayakan peningkatan jumlah wisman dan peningkatan rata-rata pengeluaran wisman di Indonesia. Jumlah kunjungan wisman pada tahun 2012 sebanyak 8,04 juta atau mengalami pertumbuhan sebesar 5,16% apabila dibandingkan dengan jumlah kunjungan pada tahun 2011 sebanyak 7,64 juta kunjungan wisman. Rata-rata pengeluaran wisman per kunjungan pada tahun 2012 sebesar US$ 1.133,81 atau mengalami pertumbuhan sebesar 1,39% apabila dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran wisman per kunjungan pada tahun 2011 sebesar US$ 1.118,26. Peningkatan jumlah wisman dan rata-rata pengeluaran wisman per kunjungan akan meningkatkan devisa yang akan diperoleh oleh negara, yaitu total penerimaan devisa dari wisman pada tahun 2012 sebesar US$ 9.120,85 juta atau mengalami pertumbuhan sebesar 6,62% apabila dibandingkan dengan total penerimaan devisa dari wisman pada tahun 2011 sebesar US$ 8.554,39 juta. Pada tahun

(5)

ii

2012 perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) diperkirakan mencapai 245 juta perjalanan atau naik sebesar 3,48% dibandingkan tahun 2011 yaitu 236,75 juta perjalanan. Total pengeluaran pada tahun 2012 sebesar 171,50 triliun rupiah dengan rata-rata pengeluaran sebesar 700 ribu rupiah.

Pembangunan ekonomi kreatif difokuskan pada beberapa subsektor yang dikelompokkan menjadi 2 kelompok utama, yaitu: (1) ekonomi kreatif berbasis seni dan budaya, yaitu subsektor industri kreatif yang memiliki substansi dominan adalah seni dan budaya; dan (2) ekonomi kreatif berbasis desain, media, dan iptek., yaitu subsektor industri kreatif yang memiliki substansi dominan adalah desain, media, dan iptek . Selain itu sektor kuliner juga menjadi sektor utama untuk dikembangkan yang saat ini dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata yang dikoordinasikan oleh Direktorat Pengembangan Minat Khusus, Konvensi, Insentif, dan Event.

Keberhasilan yang telah dicapai ini bukan hanya milik Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, tetapi keberhasilan kita semua. Pada kesempatan ini, ijinkan kami menyampaikan terima kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang selama ini secara konsisten dan sungguh-sungguh bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif membangun dan mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif.

Akhir kata, semoga Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan, baik sebagai informasi maupun evaluasi kinerja.

Jakarta, Maret 2013

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sekretaris Jenderal

(6)

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

(7)

iii

Halaman

KATA PENGANTAR ………. i

DAFTAR ISI ……… iii

IKHTISAR EKSEKUTIF ……… 1

BAB I PENDAHULUAN ………. 12

A. LATAR BELAKANG ……….. 12

B. GAMBARAN KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF ....………. 15

C. PERAN DAN FUNGSI KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF DALAM PEMBANGUNAN LINTAS SEKTOR ……….. 15

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ……… 17

A. RENCANA STRATEGIS ………... 17

B. PENETAPAN/PERJANJIAN KINERJA ……….. 25

C. ANGGARAN 2012...……… 31

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ………. 34

A. IKHTISAR CAPAIAN KINERJA 2012……….. 34

B. CAPAIAN DAN ANALISIS KINERJA 2012 ..………. 41

BAB IV PENUTUP ………. 179 LAMPIRAN

(8)

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

(9)

Ikhtisar Eksekutif

Sesuai dengan rentang waktu Rencana Strategis 2010 – 2014, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun 2012 ini merupakan Laporan Akuntabilitas Kinerja yang pertama yang menyajikan perbandingan antara capaian kinerja (performance results) dengan Rencana Kinerja (Performance Plan) dan informasi akuntabilitas kinerja selama Tahun 2012.

Bagi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Laporan Akuntabilitas Kinerja memiliki dua fungsi utama. Pertama, merupakan sarana untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh para pemangku kepentingan (Presiden, Instansi Pemerintah Pusat/Daerah, pelaku/industri kebudayaan dan pariwisata). Kedua, merupakan sumber informasi untuk perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan. Adanya dua fungsi utama ini memperjelas bahwa informasi yang tertuang dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 harus dapat memenuhi kebutuhan pengguna internal dan eksternal.

Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan informasi mengenai rencana kinerja dan capaian kinerja yang akan dicapai selama 2 tahun dari tahun 2012 sampai dengan 2014. Rencana Kinerja (Performance Plan) 2012 dan Penetapan Kinerja 2012 merupakan kinerja yang ingin dicapai selama tahun 2012 yang sepenuhnya mengacu pada Rencana Strategis 2012 – 2014 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Sementara itu, capaian kinerja (Performance Results) merupakan hasil realisasi seluruh kegiatan selama tahun 2012 yang memang diarahkan bagi pemenuhan target yang ditetapkan dalam Rencana Kinerja 2012.

Secara keseluruhan, hasil capaian kinerja tahun 2012 menunjukkan bahwa Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memenuhi Sasaran Strategis yang ditargetkan. Realisasi pencapaian sasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang diukur dengan menggunakan Indikator Kinerja Utama yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut :

(10)

No. Sasaran Indikator

2012

Target Realisasi Capaian (%) 1. Meningkatnya kontribusi kepariwisataan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional Kontribusi sektor pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional (persentase) 4,15 3,90 93,98 2. Meningkatnya kontribusi kepariwisataan terhadap kualitas dan kuantitas tenaga kerja nasional

1. Jumlah tenaga kerja langsung, tidak langsung, dan ikutan sektor pariwisata (juta orang) 8,03 9,77 122 2. Kontribusi sektor pariwisata terhadap penyerapan tenaga kerja nasional (persentase) 7,00 8,81 126 3. Produktivitas tenaga kerja langsung, tidak langsung, dan ikutan sektor pariwisata (Rp juta/TK/tahun) 12,66 34,60 273,3 3. Meningkatnya investasi di sektor pariwisata

Kontribusi investasi sektor pariwisata terhadap total investasi nasional (Persentase) 4,43 3,97 89,6 4. Meningkatnya devisa dan pengeluaran wisatawan di Indonesia 1. Jumlah penerimaan devisa wisatawan mancanegara (US$ miliar) 8,96 9,12 101,7 2. Jumlah pengeluaran wisatawan nusantara (Rp triliun) 171,50 171,50 100

(11)

No. Sasaran Indikator

2012

Target Realisasi Capaian (%) 3. Jumlah pengeluaran per wisatawan mancanegara per kunjungan (US$) 1.101 1.133,81 103,07 4. Jumlah pengeluaran per wisatawan nusantara per kunjungan (Rp ribu) 700 700 100 5. Meningkatnya kuantitas wisatawan mancanegara ke Indonesia dan wisatawan nusantara 1. Jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia (Juta orang)

8 8,04 101,5 2. Jumlah perjalanan wisatawan nusantara (Juta perjalanan) 245 245 100 6. Meningkatnya citra kepariwisataan Indonesia 1. Daya saing kepariwisataan Indonesia (Nilai) 4,04 4,03 99,7

2. Jumlah lokasi Kawasan Strategis Nasional (KSPN) yang difasilitasi untuk meningkatkan kualitas tata kelola destinasi (Destination Management Organization (DMO)) (Lokasi) 15 15 100 7. Terciptanya diversifikasi destinasi pariwisata

1. Jumlah lokasi daya tarik di Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) yang dikembangkan menjadi destinasi pariwisata (Daerah) 29 29 100

(12)

No. Sasaran Indikator

2012

Target Realisasi Capaian (%)

2. Jumlah desa yang difasilitasi untuk dikembangkan sebagai desa wisata (Desa) 978 978 100 3. Jumlah pola perjalanan yang dikembangkan (Pola) 13 17 130 8. Terciptanya pemasaran pariwisata yang efektif dan efisien

1. Rasio konsentrasi 5 pasar utama asal wisatawan mancanegara ke Indonesia (CR5 (%))

63,5 53,35 115,98

2. Jumlah Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) di mancanegara (Lokasi) 13 13 100 3. Produktivitas investasi pemasaran luar negeri (Kali) 474 496,29 104,70 4. Produktivitas investasi pemasaran dalam negeri (Kali) 1.848 2.390 129 5. Peningkatan persepsi positif masyarakat dunia mengenai kepariwisataan Indonesia (Nilai survei) Base Line (x) n/a n/a 9. Meningkatnya Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif

Kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB nasional (Persentase) 7,29 4,68 (EKMDI) 2,5 (EKSB) 6,908 3,468 (EKMDI) 3,44 (EKSB) 94,76 74,10 (EKMDI) 137,6 (EKSB)

(13)

No. Sasaran Indikator

2012

Target Realisasi Capaian (%)

10. Meningkatnya kualitas dan kuantitas tenaga kerja sektor ekonomi kreatif

1. Tingkat partisipasi tenaga kerja sektor ekonomi kreatif (Persentase) 8,25 5,41 (EKMDI) 2,81 (EKSB) 6,34 - (EKMDI) 6,34 (EKSB) 76,85 - (EKMDI) 225,62 (EKSB) 2. Pertumbuhan produktivitas tenaga kerja sektor ekonomi kreatif (Persentase) 3,08 2 (EKMDI) 2,97 (EKSB) 2,6 1,18 (EKMDI) 1,42 (EKSB) 84,42 59 (EKMDI) 47,81 (EKSB) 11. Meningkatnya unit usaha sektor ekonomi kreatif

Kontribusi unit usaha di sektor ekonomi kreatif terhadap unit usaha nasional (Persentase) 7,28 4,53 (EKMDI) 2,65 (EKSB) 9,81 2,29 (EKMDI) 7,52 (EKSB) 134,75 48,56 (EKMDI) 283,77 (EKSB) 12. Meningkatnya konsumsi produk dan jasa kreatif lokal oleh masyarakat Indonesia

1. Jumlah pelaku kreatif yang mengalami peningkatan akses pasar (Orang) 1.193 77 (EKMDI) 1.116 (EKSB) 2.13 51 (EKMDI) 1.962 (EKSB) 168,73 66,23 (EKMDI) 175,81 (EKSB) 2. Pertumbuhan

konsumsi karya kreatif lokal di dalam negeri (Persentase) 9,26 9 (EKMDI) 7,65 (EKSB) 7,65 ... (EKMDI) 7,65 (EKSB) 82,61 ... (EKMDI) 100 (EKSB) 13. Meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap ekonomi kreatif Tingkat pemahaman masyarakat terhadap ekonomi kreatif (Persentase) Base Line (x) - - 14. Terciptanya ruang publik bagi masyarakat Jumlah pengembangan zona kreatif di Indonesia (Zona)

(14)

No. Sasaran Indikator

2012

Target Realisasi Capaian (%)

15. Meningkatnya kualitas dan kuantitas lulusan pendidikan tinggi pariwisata

Jumlah lulusan pendidikan tinggi kepariwisataan yang terserap di pasar kerja (Orang) 1.383 1.216 87,9 16. Meningkatnya profesionalisme pelaku sektor pariwisata dan ekonomi kreatif 1. Jumlah standar kompetensi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (Naskah SKKNI) 10 6 60

2. Jumlah tenaga kerja pariwisata dan ekonomi kreatif yang disertifikasi (Orang)

15.000 21.500 143,3

17. Meningkatnya kualitas penelitian dan kajian bidang pariwisata dan ekonomi kreatif

1. Jumlah penelitian dan pengembangan yang dimanfaatkan dalam mendukung kebijakan di sektor pariwisata (Kajian) 10 9 90

2. Jumlah penelitian dan pengembangan yang dimanfaatkan dalam mendukung kebijakan di sektor ekonomi kreatif (Kajian) 10 5 50 18. Meningkatnya kualitas konten dan jejaring pelaku di sektor ekonomi kreatif

1. Jumlah pelaku kreatif yang mengalami peningkatan kemampuan kreasi dan produksi (orang)

3.918 2.934 (EKSB) 984 (EKMDI) 2.703 2.230 (EKSB) 473 (EKMDI) 68,99 76,01 (EKSB) 48,07 (EKMDI)

2. Jumlah pelaku kreatif yang mengalami penguatan jejaring (orang) 2.594 2.278 (EKSB) 316 (EKMDI) 3.634 2.398 (EKSB) 1.236 (EKMDI) 140,09 105,27 (EKSB) 391,14 (EKMDI)

(15)

No. Sasaran Indikator

2012

Target Realisasi Capaian (%) 19. Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan Opini keuangan Kemenparekraf (Peringkat) WTP Masih dalam proses pemeriksa an BPK - 20. Meningkatnya kualitas pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Predikat SAKIP Kemenparekraf (Predikat) B B 100 21. Terselenggaranya Reformasi Birokrasi

Nilai Quality Assurance (QA) Reformasi Birokrasi (Nilai)

40 48 120

22. Meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia Kemenparekraf 1. Jumlah SDM Kemenparekraf yang difasilitasi untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (Orang) 9 9 100 2. Jumlah SDM Kemenparekraf yang difasililtasi untuk mengikuti diklat manajemen dan teknis (Orang) 636 604 94,96 23. Meningkatnya kuantitas Sumber Daya Manusia Kemenparekraf Jumlah penambahan SDM Kemenparekraf yang akan mengembangkan

pariwisata dan ekonomi kreatif (orang)

134 130 97,01

Jumlah Anggaran Tahun 2012 ... Rp. 2.729.524.002.000,- Jumlah Realisasi Anggaran Tahun 2012 ... Rp. 2.228.428.536.652,-

(16)

Sesuai dengan Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2012, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menetapkan 23 (Dua Puluh Tiga) Sasaran

Strategis. Selanjutnya sasaran strategis tersebut diwujudkan dalam 5 (Lima) program dengan anggaran biaya Rp 2.729.524.002.000,00,-. Secara keseluruhan

dapat diinformasikan bahwa, hasil capaian kinerja Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata selama tahun 2012 telah memenuhi 23 (Dua Puluh Tiga) Sasaran

Strategis yang ditargetkan. Dengan demikian, tugas dan fungsi, wewenang dan

tanggung jawab (core area) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yaitu Mengembangkan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dapat diwujudkan.

Komitmen yang kuat dari Pimpinan dan seluruh aparatur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, untuk memfokuskan pemanfaatan sumber-sumber daya dan dana organisasi dalam melaksanakan program dan kegiatan yang ditetapkan dalam Renstra 2012 – 2014 dan Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2012, serta pemangku kepentingan yang telah bersama-sama memajukan pariwisata dan ekonomi kreatif menjadi salah satu kunci utama penentu keberhasilan ini.

Sesuai dengan hasil analisis kami atas capaian kinerja 2012 kami merumuskan beberapa langkah penting sebagai strategi pemecahan masalah yang akan dijadikan masukan atau sebagai bahan pertimbangan untuk merumuskan Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2012, yaitu sebagai berikut:

1. Melakukan koordinasi yang baik di antara unit-unit organisasi terkait yang berada dalam lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, instansi pemerintah maupun pihak-pihak terkait lainnya dalam merumuskan kebijakan dibidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

2. Mengoptimalkan pengelolaan program dan kegiatan yang diikuti dengan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sumber-sumber daya dan dana untuk mewujudkan tujuan dan sasaran-sasaran strategis yang ditetapkan dalam Renstra. Hal ini secara khusus akan difokuskan pada sasaran-sasaran strategis yang capaian kinerjanya masih berada di bawah target yang ditetapkan.

Melakukan penelitian yang mendalam atas ketepatan kuantitas target dari indikator kinerja setiap sasaran strategis dikaitkan dengan Tujuan yang telah ditetapkan dalam Renstra Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2012 – 2014. Perencanaan kinerja tahun 2012 merupakan perencanaan tahunan yang

(17)

pertama dari rentang waktu periode Renstra 2012 - 2014, yang nantinya dalam laporan akuntabilitas kinerja tahun 2012 akan diinformasikan persentase pencapaian Tujuan organisasi tersebut.

A. Capaian RPJMN 2012 – 2014

Kebijakan pembangunan kepariwisataan dan ekonomi kreatif tahun 2012 merupakan tahun ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 – 2014 yang tertuang pada Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun 2012 – 2014.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 – 2014 merupakan pelaksanaan Visi dan Misi Presiden terpilih. Dokumen RPJMN 2010 – 2014 memuat Strategi Pembangunan Nasional, Kebijakan Umum, Prioritas Nasional, dan Program serta Kegiatan Pembangunan yang dilaksanakan oleh K/L. Seperti diamanatkan oleh UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan PP Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan, Kementerian Pariwisata perlu melakukan evaluasi atas capaian pelaksanaan RPJMN 2010 – 2014 sampai dengan Tahun 2012.

No. Sasaran Indikator

2012

Target Realisasi Capaian (%)

1. Meningkatnya jumlah desa wisata melalui PNMPN bidang pariwista

Jumlah desa wisata 978 978 100

2. Meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara sebesar 20% secara bertahap dalam 5 tahun 1. Jumlah wisatawan mancanegara

8 juta orang 8,04 juta orang 100,5 2. Jumlah pergerakan wisatawan nusantara 245.000.000 245.000.000 100

(18)

No. Sasaran Indikator

2012

Target Realisasi Capaian (%) 3. Terlaksananya promosi 10 tujuan pariwisata Indonesia melalui saluran pemasaran dan pengiklanan yang kreatif dan efektif 1. Partisipasi pada bursa pariwisata internasional, pelaksanaan misi penjualan (sales mission), dan pendukungan penyelenggaraan festival 76 event 126 event 165,79 2. Penyelenggaraan perwakilan promosi pariwisata Indonensia (Indonesia Tourism Promotion Representative Officers) di luar negeri 13 kota 13 kota 100 3. Penyelenggaraan promosi langsung (direct promotion), dan penyelenggaraan event pariwisata berskala nasional dan internasional 67 event 67 event 100 4. Meningkatnya kualitas jaringan prasarana dan sarana pendukung pariwisata Jumlah dukungan fasilitas pariwisata 29 lokasi 29 lokasi 100

(19)

No. Sasaran Indikator

2012

Target Realisasi Capaian (%) 5. Meningkatnya kapasistas pemerintah dan pemangku kepentingan pariwista lokal untuk mencapai tingkat mutu pelayanan dan hospitality management yang kompetitif di kawasan Asia 1. Jumlah tenaga kerja yang memiliki sertifikasi tenaga kerja bidang pariwisata 15.000 Orang 21.500 Orang 143,3 2. Jumlah sumber daya yang dilatih di bidang kebudayaan dan kepariwisataan 1.175 Orang 1.045 Orang 88,9 3. Jumlah lulusan pendidikan pariwisata di 4 UPT pendidikan tinggi pariwisata 1.383 Orang 1.216 Orang 87,9

(20)

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

(21)

A. Latar Belakang

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif secara resmi telah terbentuk pada tanggal 21 Desember 2011 berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara.

Dengan mempertimbangkan lingkungan strategis global dan berbagai arah kebijakan pembangunan nasional bidang pariwisata dan ekonomi kreatif, serta Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 – 2025, dan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif, maka Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memiliki visi untuk mewujudkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat Indonesia dengan menggerakkan kepariwisataan dan ekonomi kreatif.

Pengembangan kepariwisataan akan difokuskan kepada 7 minat khusus, yaitu: (1) wisata budaya dan sejarah; (2) wisata alam dan ekowisata; (3) wisata olah raga rekreasi meliputi: menyelam, selancar, kapal layar, treking dan mendaki, golf, bersepeda, dan maraton; (4) wisata kapal pesiar; (5) wisata kuliner dan belanja; (6) wisata kesehatan dan kebugaran; dan (7) wisata konvensi, insentif, pameran dan even.

Berbeda dengan sektor kepariwisataan, ekonomi kreatif merupakan sektor baru yang diangkat oleh pemerintah untuk dikelola hingga tingkat Kementerian. Sebelumnya, sektor ekonomi kreatif belum dikelola secara terkoordinasi di tingkat Kementerian tetapi tersebar di beberapa Kementerian yang terkait. Diangkatnya sektor ekonomi kreatif hingga di tingkat Kementerian oleh pemerintah, disebabkan oleh karena sektor ekonomi kreatif memiliki nilai strategis bagi Indonesia, yaitu: kontribusi ekonomi yang signifikan, penciptaan

(22)

sumber daya terbarukan, mendorong terciptanya inovasi, dan memberikan dampak sosial yang positif.

Pembangunan kepariwisataan dilakukan di daerah-daerah sehingga koordinasi dan kolaborasi pengembangan destinasi dan pemasaran wisata harus didorong pada tingkat daerah dengan menjunjung tinggi prinsip pembangunan berkeadilan.

Pengembangan ekonomi kreatif akan difokuskan kepada penguatan pasar domestik dan inisiasi pengembangan pasar luar negeri dengan fokus pengembangan pada 5 aspek pengembangan ekonomi kreatif, meliputi: (1) pengembangan sumber daya dan teknologi; (2) pengembangan industri kreatif; (3) peningkatan peningkatan akses pembiayaan bagi pelaku kreatif; (4) peningkatan akses pasar bagi pelaku kreatif; dan (5) penguatan institusi yang terkait dengan ekonomi kreatif.

Pengembangan ekonomi kreatif nasional tidak dapat dilepaskan dari peran serta ekonomi kreatif di daerah. Oleh karena itu, perkembangan ekonomi kreatif daerah penting untuk dipahami sehingga dapat mempercepat pengembangan ekonomi di daerah dengan berkoordinasi dan bekerjasama dengan Pemda. Model kerjasama sangat bergantung pada tingkat kematangan atau kemajuan ekonomi kreatif di daerah, sementara sektor yang akan dikembangkan bergantung pada prioritas sektor ekonomi kreatif daerah.

Dalam melaksanakan pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif, Kemenparekraf berperan sebagai penggerak utama yaitu sebagai katalisator, advokator, regulator, koordinator, fasilitator, hub agency, public outreach, dan sekaligus sebagai konsumen, yang akan senantiasa menjaga keseimbangan aspek ekonomi, sosial dan budaya, serta lingkungan.

Kontribusi Ekonomi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Pariwisata dan ekonomi kreatif memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian Indonesia. Dampak kepariwisataan terhadap PDB nasional di tahun 2011 sebesar Rp. 296,97 triliun, 4,00% dari PDB nasional. Penciptaan PDB di sektor pariwisata terjadi melalui pengeluaran wisatawan nusantara, anggaran pariwisata pemerintah, pengeluaran wisatawan mancanegara, dan investasi pada usaha pariwisata yang meliputi: (1) Usaha daya tarik wisata; (2)

(23)

Usaha kawasan pariwisata; (3) Jasa transportasi wisata; (4) Jasa perjalanan wisata; (5) Jasa makanan dan minuman; (6) Penyediaan akomodasi; (7) Penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi; (8) Penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensidan pameran; (9) Jasa informasi pariwisata; (10) Jasa konsultan pariwisata; (11) Jasa pramuwisata; (12) Wisata tirta; dan (13) Spa. Di tahun yang sama ekonomi kreatif menciptakan nilai tambah sebesar Rp. 524,91 triliun, 7,06% dari PDB nasional, melalui 14 subsektor industri kreatif, yaitu: Arsitektur; Desain; Fesyen; Film, Video, dan Fotografi; Kerajinan; Teknologi Informasi dan Piranti Lunak; Musik; Pasar Barang Seni; Penerbitan dan Percetakan; Periklanan; Permainan Interaktif; Riset dan Pengembangan; Seni Pertunjukan; dan Televis dan Radio. Kontribusi ekonomi kreatif ini belum memperhitungkan subsektor kuliner yang juga memiliki potensi tinggi. Sektor pariwisata dan ekonomi kreatif memiliki peran strategis dalam menciptakan nilai tambah bagi perekonomian nasional.

Selain pencipta nilai tambah, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif menyerap banyak tenaga kerja. Tahun 2011, dampak kepariwisataan terhadap penyerapan tenaga kerja sebesar 8,53 juta orang, 7,75% dari tenaga kerja nasional. Di tahun yang sama, ekonomi kreatif menyerap 11,66 juta tenaga kerja, 10,63% dari total nasional. Strategi pro-poor dan pro-job sangat sesuai pada kedua sektor.

Sektor pariwisata dan sektor ekonomi kreatif juga merupakan pencipta devisa yang tinggi. Tahun 2012 sektor pariwisata menciptakan devisa sebesar US$ 9,12 miliar, meningkat dari US$ 8,55 miliar di tahun 2011. Peningkatan penerimaan devisa di tahun 2012 tidak saja bersumber dari peningkatan jumlah wisatawan mancanegara dari 7,64 juta di tahun 2011 dan menjadi 8,04 juta di tahun 2012, tetapi juga bersumber dari peningkatan rata-rata pengeluaran dari US$ 1.118,26 di tahun 2011, menjadi US$1,133,81 di tahun 2012. Dengan kata lain, peningkatan kuantitas devisa kepariwisataan diikuti dengan peningkatan kualitas. Sementara itu, sektor ekonomi menyumbang ekspor yang jauh lebih tinggi dari nilai impornya. Ekonomi kreatif menciptakan devisa melalui kontribusi net trade, mencapai 6,91% dari total nasional, atau senilai Rp 115 triliun di tahun 2012 (Sumber BPS: angka sangat-sangat sementara).

(24)

B. Gambaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Kelembagaan

Berdasarkan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor PM.07/HK.001/ MPEK/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif merupakan unsur pelaksana pemerintah, dipimpin oleh seorang Menteri yang barada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden serta mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif.

Dalam melaksanakan tugasnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memiliki tugas sebagai berikut:

1. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif;

2. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif;

3. pengawasan dan pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif;

4. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di daerah;

5. pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dibantu oleh 12 orang Eselon 1 yang terdiri atas Wakil Menteri, Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, 4 orang Direktur Jenderal, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta 4 orang Staf Ahli Menteri.

C. Peran dan Fungsi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Dalam Pembangunan Lintas Sektor

Kelembagaan pariwisata adalah kesatuan unsur beserta jaringannya, meliputi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat. Permasalahan yang timbul pada kelembagaan kepariwisataan adalah koordinasi yang lemah antara antar pemerintah pusat mengenai integrasi regulasi. Hal ini menyebabkan kebijakan yang tidak sinkron

(25)

dan harmonis, misalnya kebijakan peningkatan kedatangan wisman pasar Eropa tidak diikuti dengan kebijakan imigrasi untuk memudahkan perolehan visa Indonesia oleh warga negara Eropa.

Koordinasi kelembagaan tersebut juga perlu dilakukan dalam rangka mengintegrasikan pemanfaatan investasi kepariwisataan. Dalam memanfaatkan investasi, Kementerian perlu melibatkan koordinasi pemerintah lintas sektoral, pemerintah daerah, perbankan, serta sektor swasta yang terlibat dalam pembangunan infrastruktur kepariwisataan.

Peningkatan koordinasi lintas sektor pada tataran kebijakan, program, dan kegiatan kepariwisataan, berupa pendukungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif kepada instansi terkait terutama di bidang (a) pelayanan kepabeanan, keimigrasian, dan karantina; (b) keamanan dan ketertiban; (c) prasarana umum yang mencakup jalan, air bersih, listrik, telekomunikasi, dan kesehatan lingkungan; (d) transportasi darat, laut, dan udara; dan (e) bidang promosi dan kerja sama luar negeri; serta koordinasi dan kerja sama dengan pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat.

Peningkatan koordinasi lintas sektor terhadap kegiatan yang dilaksanakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan didukung oleh instansi terkait diantaranya untuk rencana aksi: 1) Peningkatan Integrasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Penguatan, melibatkan Kementerian Koordinator Kesra, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pertanian, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kementerian Kehutanan, Kementerian Negara Koperasi dan UKM, Pemda; 2) Peningkatan promosi pariwisata dalam dan luar negeri, melibatkan Kementerian Koordinasi Kesra, Kemenko Perekonomian,

Kemenlu, Kemendag, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian

Perhubungan, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Badan Pusat Statistik (BPS), Pemerintah Daerah (Pemda).

(26)

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

BAB II PERENCANAAN DAN

PERJANJIAN KINERJA

(27)

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIN KINERJA

A. Rencana Strategis

Rencana Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di atur melalui Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor PM.35/UM.001/MPEK/2012 tentang Rencana Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun 2012 – 2014.

Renstra Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tahun 2012 – 2014 di dalamnya termuat 11 (sebelas) arah kebijakan yaitu:

1. Penguatan sinergitas dan keterpaduan pemasaran dan promosi 18 lokasi destinasi pariwisata antar instansi pemerintah;

2. Penguatan sinergitas dan keterpaduan pemasaran dan promosi 18 lokasi destinasi pariwisata antar instansi pemerintah dengan dunia usaha dan masyarakat;

3. Peningkatan kualitas daerah tujuan wisata;

4. Penciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan industri pariwisata; 5. Penguatan sumber daya dan teknologi ekonomi kreatif;

6. Penguatan industri kreatif;

7. Peningkatan akses pembiayaan bagi industri kreatif;

8. Peningkatan apresiasi dan aksespasar di dalam dan luar negeri bagi industri kreatif;

9. Penguatan institusi bagi ekonomi kreatif;

10. Peningkatan kualitas penelitian kebijakan dan kapasitas SDM Pariwisata dan Ekonomi Kreatif;

11. Penguatan Reformasi Birokrasi.

Kebijakan pembangunan kepariwisataan dan ekonomi kreatif tahun 2012 merupakan tahun ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 – 2014 yang tertuang pada Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun 2012 – 2014 sebagai berikut:

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN

KINERJA

(28)

Visi

Terwujudnya Kesejahteraan dan Kualitas Hidup Masyarakat Indonesia dengan Menggerakkan Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif.

Misi

1. Mengembangkan kepariwisataan berkelas dunia, berdaya saing, dan berkelanjutan serta mampu mendorong pembangunan daerah;

2. Mengembangkan ekonomi kreatif yang dapat menciptakan nilai tambah, mengembangkan potensi seni dan budaya Indonesia, serta mendorong pembangunan daerah;

3. Mengembangkan sumberdaya pariwisata dan ekonomi kreatif secara berkualitas;

4. Menciptakan tata pemerintahan yang responsif, transparan dan akuntabel. Tujuan

1. Peningkatan kontribusi ekonomi kepariwisataan Indonesia; 2. Peningkatan daya saing kepariwisataan Indonesia;

3. Peningkatan kontribusi ekonomi dari industri kreatif; 4. Peningkatan apresiasi terhadap pelaku dan karya kreatif;

5. Peningkatan kapasitas dan profesionalisme SDM pariwisata dan ekonomi kreatif;

6. Penciptaan inovasi baru di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif; 7. Peningkatan kualitas kinerja organisasi Kemenparekraf;

8. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM Kemenparekraf. Sasaran

1. Meningkatnya kontribusi kepariwisataan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional;

2. Meningkatnya kontribusi keparwisataan terhadap kualitas dan kuantitas tenaga kerja nasional;

3. Meningkatnya investasi di sektor pariwisata;

4. Meningkatnya devisa dan pengeluaran wisatawan di Indonesia;

5. Meningkatnya kuantitas wisman ke Indonesia dan perjalanan wisnus; 6. Meningkatnya citra kepariwisataan Indonesia;

(29)

7. Terciptanya diversifikasi destinasi pariwisata;

8. Terciptanya pemasaran pariwisata yang efektif dan efisien; 9. Meningkatnya Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif;

10. Meningkatnya kualitas dan kuantitas tenaga kerja di sektor ekonomi kreatif; 11. Meningkatnya unit usaha di sektor ekonomi kreatif;

12. Meningkatnya konsumsi produk dan jasa kreatif lokal oleh masyarakat Indonesia;

13. Meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap ekonomi kreatif; 14. Terciptanya ruang publik bagi masyarakat;

15. Meningkatnya kualitas dan kuantitas lulusan pendidikan tinggi pariwisata; 16. Meningkatnya profesionalisme pelaku sektor pariwisata dan ekonomi kreatif; 17. Meningkatnya kualitas dan kuantitas penelitian dan pengembangan kebijakan di

sektor pariwisata dan ekonomi kreatif;

18. Meningkatnya kualitas konten dan jejaring pelaku ekonomi kreatif; 19. Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan;

20. Meningkatnya kualitas pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP);

21. Terselenggaranya Reformasi Birokrasi;

22. Meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia Kemenparekraf; 23. Meningkatnya kuantitas Sumber Daya Manusia Kemenparekraf.

Penetapan tujuan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada umumnya didasarkan pada isu-isu strategis. Tujuan menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang dan mengarahkan perumusan sasaran, program, serta kegiatan dalam rangka merealisasikan misi.

Sasaran strategis adalah penjabaran dari Tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai/dihasilkan secara nyata oleh Kementerian Pariwisata dan

(30)

lebih spresifik, terukur, berorientasi pada hasil, dapat dicapai, dan memiliki kurun waktu satu tahun. Dalam sasaran dirancang pula Indikator pencapaian Sasaran, yaitu ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran yang telah diidentifikasi untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan dan disertai dengan targetnya masing-masing. Sasaran strategis, indikator, dan program Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam kurun waktu tahun 2012 – 2014 dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

No. Sasaran Indikator Program

1. Meningkatnya kontribusi kepariwisataan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional

Kontribusi sektor pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional (persentase) Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata 2. Meningkatnya kontribusi kepariwisataan terhadap kualitas dan kuantitas tenaga kerja nasional

1. Jumlah tenaga kerja langsung, tidak langsung, dan ikutan sektor pariwisata (juta orang)

Program Pengembangan Destinasi Pariwisata

2. Kontribusi sektor pariwisata terhadap penyerapan tenaga kerja nasional (persentase)

3. Produktivitas tenaga kerja langsung, tidak langsung, dan ikutan sektor pariwisata (Rp juta/TK/tahun)

3. Meningkatnya investasi di sektor pariwisata

Kontribusi investasi sektor pariwisata terhadap total investasi nasional (Persentase) 4. Meningkatnya devisa

dan pengeluaran wisatawan di Indonesia

1. Jumlah penerimaan devisa wisatawan mancanegara (US$ miliar)

(31)

No. Sasaran Indikator Program 2. Jumlah pengeluaran wisatawan nusantara (Rp triliun) Program Pengembangan Destinasi Pariwisata

3. Jumlah pengeluaran per wisatawan mancanegara per kunjungan (US$) 4. Jumlah pengeluaran per

wisatawan nusantara per kunjungan (Rp ribu) 5. Meningkatnya kuantitas wisatawan mancanegara ke Indonesia dan wisatawan nusantara 1. Jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia (Juta orang) Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata 2. Jumlah perjalanan

wisatawan nusantara (Juta perjalanan)

6. Meningkatnya citra kepariwisataan Indonesia

1. Daya saing kepariwisataan Indonesia (Nilai)

Program Pengembangan Destinasi Pariwisata 2. Jumlah lokasi Kawasan

Strategis Nasional (KSPN) yang difasilitasi untuk meningkatkan kualitas tata kelola destinasi (Destinasi Management Organization (DMO)) (Lokasi)

7. Terciptanya diversifikasi destinasi pariwisata

1. Jumlah lokasi daya tarik di Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) yang dikembangkan menjadi destinasi pariwisata (Daerah)

(32)

No. Sasaran Indikator Program

2. Jumlah desa yang difasilitasi untuk

dikembangkan sebagai desa wisata (Desa)

Program Pengembangan Destinasi Pariwisata

3. Jumlah pola perjalanan yang dikembangkan (Pola) 8. Terciptanya pemasaran

pariwisata yang efektif dan efisien

1. Rasio konsentrasi 5 pasar utama asal wisatawan mancanegara ke Indonesia (persentase)

Program Pemasaran Pariwisata

2. Jumlah Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) di mancanegara (Lokasi) 3. Produktivitas investasi

pemasaran luar negeri (Kali)

4. Produktivitas investasi pemasaran dalam negeri (Kali)

5. Peningkatan persepsi positif masyarakat dunia mengenai kepariwisataan Indonesia (Nilai survei)

9. Meningkatnya Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif

Kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB nasional (Persentase)

Program Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

10. Meningkatnya kualitas dan kuantitas tenaga kerja sektor ekonomi kreatif

1. Tingkat partisipasi tenaga kerja sektor ekonomi kreatif (Persentase)

2. Pertumbuhan produktivitas tenaga kerja sektor

ekonomi kreatif (Persentase)

(33)

No. Sasaran Indikator Program

11. Meningkatnya unit usaha sektor ekonomi kreatif

Kontribusi unit usaha di sektor ekonomi kreatif terhadap unit usaha nasional (Persentase)

Program Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

12. Meningkatnya konsumsi produk dan jasa kreatif lokal oleh masyarakat Indonesia

1. Jumlah pelaku kreatif yang mengalami peningkatan akses pasar (Orang)

Program Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

2. Pertumbuhan konsumsi karya kreatif lokal di dalam negeri (Persentase) 13 Meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap ekonomi kreatif Tingkat pemahaman

masyarakat terhadap ekonomi kreatif (Persentase)

Program Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya

14. Terciptanya ruang publik bagi masyarakat

Jumlah pengembangan zona kreatif di Indonesia (Zona) 15. Meningkatnya kualitas

dan kuantitas lulusan pendidikan tinggi pariwisata

Jumlah lulusan pendidikan tinggi kepariwisataan yang terserap di pasar kerja (Orang)

Program Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

16. Meningkatnya

profesionalisme pelaku sektor pariwisata dan ekonomi kreatif

1. Jumlah standar kompetensi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (Naskah SKKNI)

2. Jumlah tenaga kerja pariwisata dan ekonomi kreatif yang disertifikasi (Orang)

17. Meningkatnya kualitas penelitian dan kajian bidang pariwisata dan ekonomi kreatif

1. Jumlah penelitian dan pengembangan yang dimanfaatkan dalam mendukung kebijakan di

Program Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

(34)

No. Sasaran Indikator Program

2. Jumlah penelitian dan pengembangan yang dimanfaatkan dalam mendukung kebijakan di sektor ekonomi kreatif (Kajian)

Program Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

18. Meningkatnya kualitas konten dan jejaring pelaku di sektor ekonomi kreatif

1. Jumlah pelaku kreatif yang mengalami peningkatan kemampuan kreasi dan produksi (orang)

Program Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya, dan Program Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan IptekI 2. Jumlah pelaku kreatif yang

mengalami penguatan jejaring (orang) 19. Meningkatnya kualitas

pengelolaan keuangan

Opini keuangan Kemenparekraf (Peringkat)

Program Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Lainnya Kemenparekraf 20. Meningkatnya kualitas pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)

Predikat SAKIP Kemenparekraf (Predikat)

21. Terselenggaranya Reformasi Birokrasi

Nilai Quality Assurance (QA) Reformasi Birokrasi (Nilai) 22. Meningkatnya kualitas

Sumber Daya Manusia Kemenparekraf

1. Jumlah SDM Kemenparekraf yang difasilitasi untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (Orang)

Program Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Lainnya Kemenparekraf

2. Jumlah SDM Kemenparekraf yang difasililtasi untuk mengikuti diklat manajemen dan teknis (Orang)

(35)

No. Sasaran Indikator Program

23. Meningkatnya kuantitas Sumber Daya Manusia Kemenparekraf

Jumlah penambahan SDM Kemenparekraf yang akan mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif (orang)

Program Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Lainnya Kemenparekraf

B. Penetapan/Perjanjian Kinerja

Tahun 2012 merupakan tahun ketiga dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 – 2014, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif secara terencana dan berkesinambungan melaksanakan program dan kegiatan yang telah ditetapkan, termasuk didalamnya adalah Perencanaan Kinerja 2012 yang merupakan proses perencanaan kinerja yang didokumentasikan dalam Rencana Kinerja Tahunan (Annual Performance Plan).

Penyusunan rencana kinerja ini dilakukan seiring dengan agenda penyusunan dan kebijakan anggaran. Setelah anggaran 2012 ditetapkan maka disusunlah Penetapan Kinerja 2012 yang merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai dan disepakati antara pihak yang menerima amanah/tugas dan pihak yang memberi amanah/tugas dengan mempertimbangkan sumber daya yang ada.

Secara umum tujuan penetapan kinerja/perjanjian kinerja Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Tahun Anggaran 2012, antara lain:

1. Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

2. Mendorong komitmen penerima amanah untuk melaksanakan tugas yang diterima dan terus meningkatkan kinerjanya.

3. Menciptakan alat pengendalian manajemen yang praktis bagi pemberi amanah. 4. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur di

(36)

5. Menilai adanya keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan dan sasaran suatu organisasi, sekaligus sebagai dasar dalam pemberian penghargaan (reward) maupun sanksi (punishment).

Salah satu alat ukur keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan dan/atau sasaran atau kegiatan utama dan dapat digunakan sebagai fokus perbaikan kinerja di masa depan adalah Indikator Kinerja Utama. Dengan telah ditetapkannya Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai indikator keberhasilan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, maka IKU harus terdapat dalam perencanaan kinerja.

Sasaran strategis tahun 2012, indikator kinerja dan target kinerja disajikan pada tabel berikut:

No. Sasaran Indikator Target Program

1. Meningkatnya kontribusi kepariwisataan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional

Kontribusi sektor pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional (persentase) 4,15 Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata 2. Meningkatnya kontribusi kepariwisataan terhadap kualitas dan kuantitas tenaga kerja nasional

1. Jumlah tenaga kerja langsung, tidak langsung, dan ikutan sektor

pariwisata (juta orang)

8,03 Program Pengembangan Destinasi Pariwisata 2. Kontribusi sektor pariwisata terhadap penyerapan tenaga kerja nasional (persentase)

7,00

3. Produktivitas tenaga kerja langsung, tidak langsung, dan ikutan sektor pariwisata (Rp juta/TK/tahun)

(37)

No. Sasaran Indikator Target Program

3. Meningkatnya investasi di sektor pariwisata

Kontribusi investasi sektor pariwisata terhadap total investasi nasional (Persentase) 4,43 Program Pengembangan Destinasi Pariwisata 4. Meningkatnya devisa dan pengeluaran wisatawan di Indonesia 1. Jumlah penerimaan devisa wisatawan mancanegara (US$ miliar) 8,96 2. Jumlah pengeluaran wisatawan nusantara (Rp triliun) 171,5

3. Jumlah pengeluaran per wisatawan mancanegara per kunjungan (US$)

1.100

4. Jumlah pengeluaran per wisatawan nusantara per kunjungan (Rp ribu) 700 5. Meningkatnya kuantitas wisatawan mancanegara ke Indonesia dan wisatawan nusantara 1. Jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia (Juta orang)

8 Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata

2. Jumlah perjalanan wisnus (Juta perjalanan)

245 6. Meningkatnya citra kepariwisataan Indonesia 1. Daya saing kepariwisataan Indonesia (Nilai) 4,04 Program Pengembangan Destinasi Pariwisata 2. Jumlah lokasi Kawasan

Strategis Nasional (KSPN) yang difasilitasi untuk meningkatkan kualitas tata kelola destinasi (Destinasi Management Organization (DMO))

(38)

No. Sasaran Indikator Target Program

7. Terciptanya diversifikasi destinasi pariwisata

1. Jumlah lokasi daya tarik di Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) yang dikembangkan menjadi destinasi pariwisata (Daerah) 29 Program Pengembangan Destinasi Pariwisata

2. Jumlah desa yang difasilitasi untuk dikembangkan sebagai desa wisata (Desa)

978

3. Jumlah pola perjalanan yang dikembangkan (Pola)

13

8. Terciptanya pemasaran pariwisata yang efektif dan efisien

1. Rasio konsentrasi 5 pasara utama asal wisatawam mancanegara ke Indonesia (persentase) 63,5 Program Pemasaran Pariwisata

2. Jumlah Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) di mancanegara (Lokasi)

13

3. Produktivitas investasi pemasaran luar negeri (Kali)

474

4. Produktivitas investasi pemasaran dalam negeri (Kali)

1.848

5. Peningkatan persepsi positif masyarakat dunia mengenai

kepariwisataan

Indonesia (Nilai survei)

Base Line (x)

(39)

No. Sasaran Indikator Target Program

9. Meningkatnya Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif

Kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB nasional (Persentase)

7,29 Program Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya; dan Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek 10. Meningkatnya kualitas

dan kuantitas tenaga kerja sektor ekonomi kreatif

1. Tingkat partisipasi tenaga kerja sektor ekonomi kreatif (Persentase)

8,25

2. Pertumbuhan produktivitas tenaga kerja sektor ekonomi kreatif (Persentase)

3,08

11. Meningkatnya unit usaha sektor ekonomi kreatif

Kontribusi unit usaha di sektor ekonomi kreatif terhadap unit usaha nasional (Persentase)

7,28

12. Meningkatnya konsumsi produk dan jasa kreatif lokal oleh masyarakat Indonesia

1. Jumlah pelaku kreatif yang mengalami

peningkatan akses pasar (Orang)

1.193 Program Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya; dan Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek 2. Pertumbuhan konsumsi

karya kreatif lokal di dalam negeri (Persentase) 9,26 13 Meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap ekonomi kreatif Tingkat pemahaman masyarakat terhadap

ekonomi kreatif (Persentase)

Base Line (x)

Program Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya

14. Terciptanya ruang publik bagi masyarakat

Jumlah pengembangan zona kreatif di Indonesia (Zona)

(40)

No. Sasaran Indikator Target Program

15. Meningkatnya kualitas dan kuantitas lulusan pendidikan tinggi pariwisata

Jumlah lulusan pendidikan tinggi kepariwisataan yang terserap di pasar kerja (Orang) 1.383 Program Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 16. Meningkatnya profesionalisme pelaku sektor pariwisata dan ekonomi kreatif

1. Jumlah standar kompetensi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (Naskah SKKNI)

10

2. Jumlah tenaga kerja pariwisata dan ekonomi kreatif yang disertifikasi (Orang)

15.000

17. Meningkatnya kualitas penelitian dan kajian bidang pariwisata dan ekonomi kreatif

1. Jumlah penelitian dan pengembangan yang dimanfaatkan dalam mendukung kebijakan di sektor pariwisata (Kajian) 10 Program Pengembangan Sumber Daya Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

2. Jumlah penelitian dan pengembangan yang dimanfaatkan dalam mendukung kebijakan di sektor ekonomi kreatif (Kajian)

10

18. Meningkatnya kualitas konten dan jejaring pelaku di sektor ekonomi kreatif

1. Jumlah pelaku kreatif yang mengalami peningkatan

kemampuan kreasi dan produksi (orang)

3.918 Program Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Seni dan Budaya; dan Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek 2. Jumlah pelaku kreatif

yang mengalami penguatan jejaring (orang)

(41)

No. Sasaran Indikator Target Program 19. Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan Opini keuangan Kemenparekraf (Peringkat) WTP Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Lainnya Kemenparekraf 20. Meningkatnya kualitas pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Predikat SAKIP Kemenparekraf (Predikat) B 21. Terselenggaranya Reformasi Birokrasi

Nilai Quality Assurance (QA) Reformasi Birokrasi (Nilai)

40

22. Meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia Kemenparekraf

1. Jumlah SDM

Kemenparekraf yang difasilitasi untuk

meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (Orang) 9 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Lainnya Kemenparekraf 2. Jumlah SDM Kemenparekraf yang difasililtasi untuk mengikuti diklat manajemen dan teknis (Orang)

636

23. Meningkatnya kuantitas Sumber Daya Manusia Kemenparekraf

Jumlah penambahan SDM Kemenparekraf yang akan mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif (orang)

134

C. Anggaran 2012

Proses alokasi anggaran Tahun 2012 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dari awal sampai dengan akhir, adalah sebagai berikut :

(42)

NO. URAIAN PAGU (Rp.)

DASAR

1. Pagu Indikatif Rp 2.158.224.200.000,- Keputusan Menteri Keuangan No. 215/KMK.02/2011 Tgl. 30 Juni 2011 2. Pagu Definitif Rp 2.189.797.179.000,- Surat Edaran Menteri

Keuangan

No. SE-01/MK.02/2011 Tgl. 1 November 2011 3. Pemotongan Anggaran

(-) Rp 83.120.796.000,-

Rp 2.106.676.383.000,- Surat Menteri Keuangan No. S-163/MK.02/2012 Tgl. 7 Maret 2012 4. Reward

(+) Rp 2.847.619.000,-

Rp 2.109.524.002.000,- Keputusan Menteri Keuangan No. 94/KMK.02/2012

Tgl. 30 Maret 2012 6. APBN-P

(+) Rp 620.000.000.000,-

Rp 2.729.524.002.000,- Surat Menteri Keuangan No. S-381/MK.02/2012 Tgl. 28 Mei 2012

Dan alokasi anggaran sebesar Rp 2.729.524.002.000,- tersebut terbagi dalam 4 (empat) jenis belanja, sebagai berikut :

1. Belanja Pegawai : Rp 330.512.691.000,- 2. Belanja Barang : Rp 2.109.659.648.000,- 3. Belanja Modal : Rp 203.511.135.000,- 4. Belanja Bansos : Rp 85.020.000.000,- Permasalahan

Penyebab utama rendahnya penyerapan anggaran tahun 2012:

1. Tahun Anggaran baru dimulai sudah dilakukan kebijakan nasional untuk penghematan 10% atas pagu anggaran Kementerian Negara/Lembaga; 2. Penyesuaian terhadap perubahan organisasi dari Kemenbudpar menjadi

Kemenparekraf, yang membutuhkan penyesuaian/revisi program kegiatan dan alokasi anggaran;

3. Adanya blokir/tanda bintang pada sejumlah alokasi anggaran/kegiatan pusat maupun SKPD (daerah) yang membutuhkan waktu untuk proses pencairan dan penyesuaiannya;

(43)

4. Lemahnya koordinasi dalam penetapan perangkat pengelola keuangan khususnya SKPD Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk kegiatan Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan;

Faktor Teknis Internal:

1. Masalah revisi POK yang berulang hampir diseluruh unit kerja, sehingga mempengaruhi jadwal kegiatan;

2. Adanya penyesuaian penetapan perangkat pengelola keuangan daerah; 3. Penerapan sistem perencanaan kas yang belum konsisten;

4. Terjadinya penumpukan SPM pada menjelang akhir tahun anggaran. Faktor Teknis Eksternal:

1. Proses pencaian tanda bintang yang memakan waktu cukup lama;

2. Penggantian pejabat teknis KPPN dapat mempengaruhi proses pencairan anggaran di lingkungan Kementerian Negara/Lembaga;

3. Revisi DIPA yang bisa memakan waktu 3-4 bulan penyelesaiannya; 4. Kekeliruan penulisan dalam DIPA masih terjadi;

5. Pagu APBNP untuk struktur organisasi baru di Ekonomi Kreatif, baru diterima pada bulan Agustus dan September 2012.

Solusi Rekomendasi:

1. Perlu adanya komitmen yang kuat dari masing-masing otoritas KPA terhadap jadwal pelaksanaan kegiatan yang ketat;

2. Masing-masing otoritas KPA menyusun jadwal kegiatan setiap bulan, triwulan disesuaikan dengan rencana penarikan pendanaan;

3. Menghindari pembayaran untuk konsultan (Pihak Ketiga) yang pembayarannya sekaligus pada menjelang akhir tahun anggaran (tidak sesuai amanat Perpres No. 70 Tahun 2012).

4. Masing-masing otoritas KPA dan pengelola dibawahnya secepatnya melakukan/menjaga cash flow melalui pencairan UP, TUP, sesuai perencanaan kas pada bendahara.

(44)

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

(45)

ab III Akuntabilitas Kinerja

A. Ikhtisar Capaian Kinerja 2012

Berdasarkan Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor PM.55/HK.001/MPEK/2012, tanggal 16 Juli 2012, tentang Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, sebagai acuan ukuran kinerja yang digunakan oleh masing-masing unit kerja di lingkungan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam menyusun perencanaan dan penganggaran kinerja, pengukuran kinerja, dan evaluasi kinerja.

Berikut ini akan diuraikan Realisasi Pencapaian Sasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tahun 2012, yang diukur dengan menggunakan Indikator Kinerja Utama yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:

No. Sasaran Indikator

2012

Target Realisasi Capaian (%) 1. Meningkatnya kontribusi kepariwisataan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional Kontribusi sektor pariwisata terhadap Produk Doemestik Bruto (PDB) nasional (persentase) 4,15 3,90 93,98 2. Meningkatnya kontribusi kepariwisataan terhadap kualitas dan kuantitas tenaga kerja nasional

1. Jumlah tenaga kerja langsung, tidak langsung, dan ikutan sektor pariwisata (juta orang) 8,03 9,77 122 2. Kontribusi sektor pariwisata terhadap penyerapan tenaga kerja nasional (persentase) 7,00 8,81 126

(46)

No. Sasaran Indikator

2012

Target Realisasi Capaian (%)

3. Produktivitas tenaga kerja langsung, tidak langsung, dan ikutan sektor pariwisata (Rp juta/TK/tahun) 12,66 34,60 273,3 3. Meningkatnya investasi di sektor pariwisata Kontribusi investasi sektor pariwisata terhadap total investasi nasional (Persentase) 4,43 3,97 89,6 4. Meningkatnya devisa dan pengeluaran wisatawan di Indonesia 1. Jumlah penerimaan devisa wisatawan mancanegara (US$ miliar) 8,96 9,12 101,7 2. Jumlah pengeluaran wisatawan nusantara (Rp triliun) 171,50 171,50 100 3. Jumlah pengeluaran per wisatawan mancanegara per kunjungan (US$) 1.101 1.133,81 103,07 4. Jumlah pengeluaran per wisatawan nusantara per kunjungan (Rp ribu) 700 700 100 5. Meningkatnya kuantitas wisatawan mancanegara ke Indonesia dan wisatawan nusantara 1. Jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia (Juta orang) 8 8,04 100,5 2. Jumlah perjalanan wisatawan nusantara (Juta perjalanan) 245 245 100

(47)

No. Sasaran Indikator

2012

Target Realisasi Capaian (%) 6. Meningkatnya citra kepariwisataan Indonesia 1. Daya saing kepariwisataan Indonesia (Nilai) 4,04 4,03 99,7 2. Jumlah lokasi Kawasan Strategis Nasional (KSPN) yang difasilitasi untuk meningkatkan kualitas tata kelola destinasi(Destinati-on Management Organization (DMO))(Lokasi) 15 15 100 7. Terciptanya diversifikasi destinasi pariwisata

1. Jumlah lokasi daya tarik di Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) yang dikembangkan menjadi destinasi pariwisata (Daerah) 29 29 100

2. Jumlah desa yang difasilitasi untuk dikembangkan sebagai desa wisata (Desa) 978 978 100 3. Jumlah pola perjalanan yang dikembangkan (Pola) 13 17 130 8. Terciptanya pemasaran pariwisata yang efektif dan efisien

1. Rasio konsentrasi 5 pasar utama asal wisatawan mancanegara ke Indonesia (CR5 (%))

(48)

No. Sasaran Indikator

2012

Target Realisasi Capaian (%) 2. Jumlah Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) di mancanegara (Lokasi) 13 13 100 3. Produktivitas investasi pemasaran luar negeri (Kali)

474 496,29 104,70 4. Produktivitas investasi pemasaran dalam negeri (Kali) 1.848 2.390 129 5. Peningkatan persepsi positif masyarakat dunia mengenai kepariwisataan Indonesia (Nilai survei) Base Line (x) n/a n/a 9. Meningkatnya Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif Kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB nasional (Persentase) 7,29 4,68 (EKMDI) 2,5 (EKSB) 6,908 3,468 (EKMDI) 3,44 (EKSB) 94,76 74,10 (EKMDI) 137,6 (EKSB) 10. Meningkatnya kualitas dan kuantitas tenaga kerja sektor ekonomi kreatif

1. Tingkat partisipasi tenaga kerja sektor ekonomi kreatif (Persentase) 8,25 5,41 (EKMDI) 2,81 (EKSB) 6,34 - *) (EKMDI) 6,34 (EKSB) 76,85 - *) (EKMDI) 225,62 (EKSB) 2. Pertumbuhan produktivitas tenaga kerja sektor ekonomi kreatif (Persentase) 3,08 2 (EKMDI) 2,97 (EKSB) 2,6 1,18 (EKMDI) 1,42 (EKSB) 84,42 59 (EKMDI) 47,81 (EKSB)

(49)

No. Sasaran Indikator

2012

Target Realisasi Capaian (%)

11. Meningkatnya unit usaha sektor ekonomi kreatif

Kontribusi unit usaha di sektor ekonomi kreatif terhadap unit usaha nasional (Persentase) 7,28 4,53 (EKMDI) 2,65 (EKSB) 9,81 2,29 (EKMDI) 7,52 (EKSB) 134,75 48,56 (EKMDI) 283,77 (EKSB) 12. Meningkatnya konsumsi produk dan jasa kreatif lokal oleh masyarakat

Indonesia

1. Jumlah pelaku kreatif yang mengalami peningkatan akses pasar (Orang) 1.193 77 (EKMDI) 1.116 (EKSB) 2.13 51 (EKMDI) 1.962 (EKSB) 168,73 66,23 (EKMDI) 175,81 (EKSB) 2. Pertumbuhan konsumsi karya kreatif lokal di dalam negeri (Persentase) 9,26 9 (EKMDI) 7,65 (EKSB) 7,65 ... (EKMDI) 7,65 (EKSB) 82,61 ... (EKMDI) 100 (EKSB) 13 Meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap ekonomi kreatif Tingkat pemahaman masyarakat terhadap ekonomi kreatif (Persentase) Base Line (x) - - 14. Terciptanya ruang publik bagi masyarakat Jumlah pengembangan zona kreatif di Indonesia (Zona)

3 4 133,33

15. Meningkatnya kualitas dan kuantitas lulusan pendidikan tinggi pariwisata

Jumlah lulusan pendidikan tinggi kepariwisataan yang terserap di pasar kerja (Orang) 1.383 1.216 87,9 16. Meningkatnya profesionalisme pelaku sektor pariwisata dan ekonomi kreatif 1. Jumlah standar kompetensi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (Naskah SKKNI) 10 6 60

(50)

No. Sasaran Indikator

2012

Target Realisasi Capaian (%)

2. Jumlah tenaga kerja pariwisata dan ekonomi kreatif yang disertifikasi (Orang) 15.000 21.500 143,3 17. Meningkatnya kualitas penelitian dan kajian bidang pariwisata dan ekonomi kreatif 1. Jumlah penelitian dan pengembangan yang dimanfaatkan dalam mendukung kebijakan di sektor pariwisata (Kajian) 10 9 90 2. Jumlah penelitian dan pengembangan yang dimanfaatkan dalam mendukung kebijakan di sektor ekonomi kreatif (Kajian) 10 5 50 18. Meningkatnya kualitas konten dan jejaring pelaku di sektor ekonomi kreatif 1. Jumlah pelaku kreatif yang mengalami peningkatan kemampuan kreasi dan produksi (orang) 3.918 2.934 (EKSB) 984 (EKMDI) 2.703 2.230 (EKSB) 473 (EKMDI) 68,99 76,01 (EKSB) 48,07 (EKMDI) 2. Jumlah pelaku kreatif yang mengalami penguatan jejaring (orang) 2.594 2.278 (EKSB) 316 (EKMDI) 3.634 2.398 (EKSB) 1.236 (EKMDI) 140,09 105,27 (EKSB) 391,14 (EKMDI) 19. Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan Opini keuangan Kemenparekraf (Peringkat) WTP Masih dalam proses pemeriksaan BPK -

(51)

No. Sasaran Indikator

2012

Target Realisasi Capaian (%) 20. Meningkatnya kualitas pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Predikat SAKIP Kemenparekraf (Predikat) B B 100 21. Terselenggaranya Reformasi Birokrasi

Nilai Quality Assurance (QA) Reformasi Birokrasi (Nilai)

40 48 120

22. Meningkatnya kualitas Sumber Daya Manusia Kemenparekraf 1. Jumlah SDM Kemenparekraf yang difasilitasi untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (Orang) 9 9 100 2. Jumlah SDM Kemenparekraf yang difasililtasi untuk mengikuti diklat manajemen dan teknis (Orang)

636 604 94,96 23. Meningkatnya kuantitas Sumber Daya Manusia Kemenparekraf Jumlah penambahan SDM Kemenparekraf yang akan mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif (orang)

134 130 97,01

*) “Tingkat partisipasi tenaga kerja” tidak ada, yang ada “Tingkat partisipasi angkatan kerja”

Catatan: n/a not applicable (tidak dapat dibandingkan)

Jumlah Anggaran Tahun 2012 ... Rp. 2.729.524.002.000,- Jumlah Realisasi Anggaran Tahun 2012 ... Rp. 2.228.428.536.652,-

(52)

B. Capaian dan Analisis Kinerja 2012

Ditinjau dari capaian kinerja masing-masing sasaran untuk tahun 2012, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah dapat melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggung jawab organisasi. Berikut ini akan diuraikan kinerja dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dilihat dari masing-masing sasaran strategis yang telah ditetapkan.

1

Meningkatnya kontribusi kepariwisataan

terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional

Di tahun 2012 ini sasaran “Meningkatnya kontribusi kepariwisataaan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional”, merupakan sasaran utama untuk mengetahui seberapa besar kontribusi kepariwisataan terhadap pemasukan yang didapat oleh suatu negara khususnya Indonesia. Kegiatan pariwisata memiliki dampak pada kenaikan PDB di berbagai sektor ekonomi baik yang terkait langsung dengan pariwisata, seperti sektor perhotelan, restoran, transportasi, dan jasa lainnya khususnya industri hiburan, maupun yang tidak terkait langsung seperti: pertanian; listrik, gas dan air, konstruksi; perdagangan; industri; dan komunikasi. a. Kontribusi sektor pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional

Kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB nasional, yaitu persentase dari dampak yang dihasilkan oleh sektor pariwisata, baik yang bersifat langsung maupun tak langsung, terhadap nilai PDB nasional. Perhitungan indikator ini dilakukan oleh Puslitbang Kemenparekraf dan dilaporkan sebagai cerminan keberhasilan pemasaran pariwisata untuk meningkatkan kedatangan dan perjalanan wisatawan di Indonesia yang berkualitas sehingga mampu meningkatkan PDB sektor pariwisata.

Indikator yang digunakan untuk mengukur meningkatnya kontribusi kepariwisataan terhadap PDB nasional adalah rasio persentase antara total dampak PDB nominal tahunan yang terbentuk sebagai akibat aktivitas kepariwisataan dibandingkan dengan PDB nominal tahunan nasional. PDB nasional merupakan

Gambar

TABEL III.1
GRAFIK III.1
Grafik III.2
Grafik  III.2
+3

Referensi

Dokumen terkait

PENGEMBANGAN DESTINASI REGIONAL II AREA IV B YOSERIZAL, S.Kom, III/d Analis Kebijakan Muda KOORDINATOR. PENGEMBANGAN DESTINASI II AREA II Dra RD WIDAYANTI BANDIA,

Dengan hormat, dalam rangka Program Bantuan Pemerintah bagi Usaha Pariwisata (BPUP) Tahun 2021 sebagai bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional di tahun 2021

Kajian dilakukan oleh Muhammad Andi (2012) untuk menganalisa jalur evakuasi kapal penyebrangan antar pulau. Dimana dari hasil kajiannya jalur evakuasi penumpang pada

Merujuk kepada Pengumuman Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Sekretaris Utama Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif selaku Ketua Panitia Seleksi Nomor:

198906162015031004 III/a Penata Muda Analis Kebijakan Ahli Pertama Fungsional Deputi Bidang Pemasaran Direktorat Pemasaran Pariwisata Regional II. Subkoordinator Prancis,

Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam Penelitian Tindakan Sekolah, menurut Sudarsono, F.X, (2001:2) yakni: (1) Rencana adalah Tindakan yang akan dilakukan:

h. Tempat cuci tangan dengan sabun dan air mengalir di tempat yang strategis. Orang yang akan masuk ke Taman Rekreasi. Sertifikat Vaksin harus tertera dalam akun

Peradaban yang satu menjadikan dunia bagaikan sebuah kampung kecil dimana tiap kota dan tiap negeri terhubung satu dengan yang lainnya dengan peralatan dan tekhnologi yang