• Tidak ada hasil yang ditemukan

HAKIKAT PENELITIAN 1. KPH. Tejoyuwono Notohadikusumo. Batasan Pengertian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HAKIKAT PENELITIAN 1. KPH. Tejoyuwono Notohadikusumo. Batasan Pengertian"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

HAKIKAT PENELITIAN 1

KPH. Tejoyuwono Notohadikusumo

Batasan Pengertian

Secara mudah penelitian dapat diartikan suatu upaya yang kita kerjakan untuk memperoleh keterangan (Hidayat, 1996). Seorang pakar Zimbabwe, Chifumbe Chintu, memerikan penellitian secara ringkas dan jelas sebagai seni menanyakan dan menjawab pertanyaan (Anon, 1986). Dari sini orang dapat menarik pengertian bahwa penelitian diadakan untuk menjelaskan sesuatu yang semula belum jelas. Boleh juga dikatakan bahwa penelitian itu suatu proses monolog yang dilangsungkan oleh seseorang dalam dirinya sendiri untuk memperoleh jawaban tentang sesuatu pertanyaan yang mengusik keingintahuannya. Tingkat kedalaman dan kerincian penelitian tergantung pada macam dan jumlah keterangan yang kita perlukan atau kerumitan pertanyaan yang ingin kita jawab. Maka ada penelitian yang sangat sederhana dan ada yang sangat rumit.

Sebenarnya banyak penelitian dikerjakan orang dalam kehidupan sehari-hari mereka tidak sadar telah melakukannya karena hanya menyangkut hal-hal yang begitu sepele. Contoh, orang sesungguhnya telah melakukan penelitian sewaktu menetapkan jalan terpendek atau tercepat antara rumah dan tempat kerja. Memilih restoran yang menjual bakmi paling enak juga merupakan hasil penelitian. Bahkan masyarakat primitif pun telah menjalankan penelitian sewaktu memilih tempat tinggal yang lebih aman atau menetapkan daerah perburuan yang kaya.

Jadi, setiap orang termasuk yang awam pun sebetulnya sudah terbiasa melakukan penelitian. Memang keinginan mengumpulkan keterangan dan pengalaman menjadi watak khas manusia, yang membedakannya dengan makhluk lain.

Naluri melit ( Inquisitif Instinct )

Pada waktu manusia lahir ia langsung berada dalam suatu lingkungan yang selanjutnya akan mempengaruhi ( influence) dan mendayai (affect) hidup dan jalan

1

Makalah Semiloka Penulisan Ilmiah Fakultas Pertanian UGM. 1-15 Agustus 2000

2

(2)

kehidupannya. Sebagai bayi manusia sudah harus berhadapan dengan berbagai gejala lingkukngan yang semua masih asing baginya. Meskipun dia sudah dapat menangkap kemaujudan gejala (existence of phenomena), akan tetapi daia belum mengerti apa makna gejala-gejala itu baginya. Contoh, dengan inderanya bayi dapat membau, akan tetapi belum dapat memberikan makna bau itu, apakah menandakan kedatangan ibu, apakah menandai susu yang sedang direbus, ataukah menandai suatu bahaya kebakaran. Ia dapat merasakan panas dan dingin, akan tetapi belum dapat menangkap pesannya, apakah rasa panas itu karena terkena sinar matahari ataukah karena ia berada dekat kompor menyala. Seorang bayi belum dapat menetukan sebab yang menimbulkan rasa.

Seorang bayi belum memiliki kesanggupan mensabahkan (relate) sesuatu yang tertangkap indera dengan sesuatu yang menjadi sumber rangsangan. Bayi sudah memiliki tanggap rasa (sensation), akan tetapi belum memiliki cerapan (perception). Dia masih perlu waktu untuk dap[at mengembangkan cerapan, karena untuk itu dia memerlukan sejumlah pengalaman tertentu.

Dengan pertambahan umur dan kesanggupan mengamati sekitarnya, anak mulai bertanya-tanya kepada dirinya. Jawaban dicarinya dengan pengamatan dan coba-coba : melihat sana-sini, barangkali dengan mengintip, memegang ini-itu, mencoba digigit, dijilat, dipukul, dibanting, dsb. Anak lalu memperoleh sebutan “ngglidik”. Setelah dapat berbicara, seorang anak juga memperoleh jawaban dengan bertanya kepada ibu, ayah, kakak, atau orang lain yang ia kenal. Apa saja yang ditanyakan. Anak lalu memperoleh sebutan tambahan “criwis”. Ngglidik dan criwis adalah ungkapan naluri melit, berarti merupakan watak bawaan manusia. Jadi, sebetulnya secara naluri manusia adalah insan peneliti.

Orang yang pernah mempelajari metode penelitian tahu bahwa mempertajam tanggap rasa dan cerapan, melakukan pengamatan dan eksperimen secara cermat, dan memahami gejala dengan asas kausalitas, adalah kaedah-kaedah utama penelitian. Bolehlah diakatakan bahwa menurut gambaran abstrak, ngglidik dan criwis merupakan ontologi penelitian. Ontologi adalah bagian metafisika yang membahas esensi atau watak suatu benda atau sesuatu yang ada menurut gambaran abstrak (Fowler, dkk., 1970 ; Hornby, dkk., 1984). Suriasumantri (1978) mengatakan bahwa ontologi adalah suatu pandangan kefalsafahan yang membahas tentang apa yang ingin kita ketahui dan seberapa

(3)

Motivasi melakukan Penelitian

Oleh karena meneliti merupakan watak naluri manusia, motivasi melakukan penelitian sebetulnya sudah dengan sendirinya terbawa dalam diri setiap orang. Pengamatan yang dialkukan si anak adalah kemampuan melakukan pengamatan yang terinci dan mendalam pada masa dewasa, yang merupakan langkah dasar dalam setiap penelitian. Coba-coba yang dilakukan si anak merupakan eksperimen primitif yang menjadi benih kemahiran kelak menggunakan piranti sangat penting tersebut dalam penelitian. Dengan bertanya si anak berupaya mengumpulkan pengalaman dan pengetahuan dari orang lain, yang menjadi benih kesanggupan kelak mengumpulkan dan mengolah data sekunder. Pengipukan berbagai benih sikap tersebut akan menghidupkan motivasi meneliti secara malar (continous).

Pengamatan, eksperimen, dan pengolahan data yang menjadi unsur-unsur teori tentang metode atau landasan pengetahuan yang dikenal dengan sebutan epistemologi ternyata juga berkembang dari naluri manusia.

Motivasi paling kuat untuk melakukan penelitian ialah keingin-tahuan yang tumbuh dalam diri seseorang. Keingin-tahuan dapat tumbuh karena rangsangan imajinasinya sendiri, persoalan aktual yang dihadapinya, atau persoalan aktual diperkuat dengan imajinasi. Imajinasi merupakan rangsangan lebih kuat dapat bertahan lebih lama daripada persoalan aktual, karena iamjinasi merupakan bagian dari orangnya sendiri, sedangkan persoalan aktual disodorkan oleh faktor dari luar orangnya.

Upaya membuat penelitian suatu kegiatan yang berkelanjutan tidak lain daripada upaya membuat seseorang mampu merangsang diri dengan imajinasinya sendiri secara terus menerus. Tidak semua semua orang akan sanggup berbuat demikian karena hal itu lebih menyangkut bakat. Maka diperlukan pengelolaan ilmu (science management) yang menggunakan orang-orang berbakat sebagai sumber inspirasi untuk memasok gagasan dasar atau konsep kepada orang-orang lain yang dipersiapkan memiliki keterampilan menjabarkan masukan gagasan atau konsep menjadi keadaan persoalan (problem situation) yang selanjutnya dapat dikembangkan menjadi buah telaah. Pengelolaan ilmu yang memadukan pelaku inspirasi dengan pelaku penjabar membangun aksiologi penelitian, yaitu teori tantang nilai yang membahas nilai kegunaan pengetahuan untuk kita.

(4)

Kebijakan Penelitian

Suatu masyarakat yang ingin maju dalam kehidupannya harus dapat menciptakan suasana dan keadaan yang dapat mendorong pemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Orang sefaham bahwa penelitian adalah piranti dasar membangun sistem pengetahuan dan mengembangkan pengetahuan dan teknologi memprasyaratkan suasana dan keadaan yang dapat menggalakkan penelitian dan menggairahkan peneliti secara sinambung.

Ontologi dan epistemologi bersumber dalam naluri atau sikap bawaan manusia. Maka kebijakan penelitian perlu memperhatikan pemeliharaan dan pengembangan sikap bawaan tersebut dan jalan yang tampak lebih siap dilalui untuk mendukung kebijakan tersebut ialah menyejahterakan kehidupan para peneliti dan membuat penelitian suatu pekerjaan yang bergengsi dalam pandangan masyarakat. Pengelolaan ilmu diperlukan untuk membangun aksiologi. Berkaitan dengan ini membangun kelembagaan penelitian yang kokoh, yang menjamin penelitian berlangsung secara serbacakup (comprehensive) dan holistik, menjadi salah satu unsur penting kebijakan penelitian.

Dalam kebijakan penelitian perlu dianut pendirian bahwa sebagai negara Dunia Ketiga, penelitian di Indonesia sebaiknya mengarah ke yang disebut adaptif, “insurance”. Dan berkiblat misi. Semuanya kita curahkan sepenuhnya untuk menangani “grassroot problems” agar dapat mempecepat pengangkatan derajat kehidupan rakyat yang paling terlangkaui (most bypassed) oleh arus pembangunan sosial dan ekonomi. Biarlah untuk sementara kita memungut (adopt) saja penegetahuan yang dihasilkan oleh penelitian dasar di negara-negara maju. Pengetahuan dasar tersebut kita gunakan melandasi penelitian terapan yang kita kerjakan.

Dalam kebijakan penelitian gengsi penelitian ditentukan oleh ketajaman analisis persoalan dan kecerdikan merancang metodologi penelitian, dan bukan oleh jauhnya jarak penemuan dengan pengertian awam, maka istilah “canggih” harusdiberi takrif ulang (redefined). Dikatakan bahwa “…… the imperative for Third World countries …… not to replicate or catch up with industrialized countries per se, but ……. To utilize their own resouces effectively to solv national problems …… “ (Anon, 1986).

(5)

Rujukan

Anon. 1986. With our hands. International Development Research Centre. Ottawa. 206 h.

Fowler, H.W., F.G. Fowler, E. McIntosh, & G.W.S. Friedrichsen. 1970. The Concise Oxford Dictionary of Current English. Oxford University Press. Tokyo. xvi + 1558 h.

Hidayat, B. 1996. Pengertian Penelitian. Buletin DRN (33) : 1-4.

Hornby, A.S., A.P. Cowie, & A.C. Gimson. 1984. Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English. Oxford University Press. Oxford. Xlii + 1037.

Suriasumantri, Jujun S. 1978. Tentang hakekat ilmu. Sebuah pengantar redaksi. Dalam : Jujun S. Suriasumantri (ed.), Ilmu Dalam Perspektif. Yayasan Obor Indonesia dan LEKNAS. H 1-40.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari SOP ini adalah untuk mengatur alur pelaksanaan asesmen bagi seorang calon pegawai ITB (dosen dan tenaga kependidikan) agar diperoleh calon pegawai yang

Prastowo (2012: 17) mengungkapkan bahwa bahan ajar pada dasarnya merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang

melebihi kapasitas, sehingga para pengunjung merasa kurang nyaman waktu pertunjukan sedang berlangsung (ruangan panas, view yang buruk), hal ini terjadi karena konsep

Bahan pelumas semi padat seperti minyak gemuk biasanya digunakan untuk bantalan putaran rendah dan yang padat seperti grafit dan molybdenum biasanya digunakan pada temperatur

Sehubungan dengan lokasi perumahan tertata tersebut dilakukan penelitian tentang perkembangan perumahan di sebelah Barat dan Timur Kota Medan yaitu Kecamatan Medan Sunggal dan

Setakat 31 Disember 2018, nisbah Jumlah Modal Kumpulan adalah pada 19.00% manakala nisbah modal Ekuiti Biasa Tahap 1 dan nisbah modal Tahap 1 masing-masing berada pada 11.92% dan

Sociological Methode” dalam batas-batas tertentu kenakalan adalah normal karena tidak mungkin menghapusnya secara tuntas, dengan demikian perilaku dikatakan normal karena

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah menyediakan informasi sebagaimana pentingnya pengaruh pemanfaatan teknologi informasi dan pengendalian intern terhadap