• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. GAMBARAN UMUM UPTD LAMPU JALAN DINAS PEKERJAAN UMUM 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "A. GAMBARAN UMUM UPTD LAMPU JALAN DINAS PEKERJAAN UMUM 1"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

UPTD LAMPU JALAN DINAS PEKERJAAN UMUM 1

A. GAMBARAN UMUM

1. Kondisi Geografis

Kota Makassar merupakan salah satu pemerintahan kota dalam wilayah Provinsi Sulawesi Selatan yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II di Sulawesi, sebagaimana yang tercantum dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1822. Kota Makassar menjadi ibukota Provinsi Sulawesi Selatan berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1965, (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 94), dan kemudian berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1965 Daerah Tingkat II Kotapraja Makassar diubah menjadi Daerah Tingkat II Kotamadya Makassar.

Kota Makassar yang merupakan Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan terletak di Pantai Barat pulau Sulawesi berada dalam titik koordinat 119°4‟29,038” – 119°32‟35,781” Bujur Timur dan 4°58‟30,052”-5°14‟0,146” Lintang Selatan dengan luasan 17.577 hektar. Secara administratif Kota Makassar terbagi atas 15 Kecamatan dan 153 Kelurahan. Bagian utara kota terdiri atas Kecamatan Biringkanaya, Kecamatan Tamalanrea, Kecamatan Tallo, Kecamatan Ujung Tanah dan Kecamatan Kepulauan Sangkarrang. Di bagian selatan terdiri atas Kecamatan Tamalate dan Kecamatan Rappocini. Di bagian Timur terbagi atas Kecamatan Manggala dan Kecamatan Panakkukang. Bagian barat adalah Kecamatan Wajo, Kecamatan Bontoala, Kecamatan Ujung Pandang, Kecamatan Makassar, Kecamatan Mamajang, dan Kecamatan Mariso.

Wilayah kecamatan Tamalate berada di bagian selatan kota Makassar. Secara astronomis kecamatan ini terletak antara 50 10’30” BT dan 119024’28”LS dengan luas wilayah 20,21 km2 atau 11,50% dari luas kota Makassar. Hal ini menyebabkan Tamalate menjadi kecamatan dengan wilayah terluas keempat. Letak masing-masing kelurahan ke ibu kota kecamatan berkisar 1-10 km, dengan kelurahan Maccini Sombala sebagai kelurahan yang berada paling dekat dengan kantor Camat

(3)

UPTD LAMPU JALAN DINAS PEKERJAAN UMUM 2

Tamalate. Hal ini dikarenakan kantor Kecamatan Tamalate berada di wilayah kelurahan tersebut. Sedangkan jarak ibukota kecamatan ke ibu kota Makassar ±5 km.

Rincian luas masing-masing kecamatan, diperbandingkan dengan persentase luas wilayah Kota Makassar sebagai berikut :

Tabel 1 Luas Wilayah dan Persentase terhadap Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Makassar Tahun 2016

Kode Wil Kecamatan Luas Area (km2) Persentase Terhadap

Luas Kota Makassar

010 Mariso 1,82 1,04 020 Mamajang 2,25 1,28 030 Tamalate 20,21 11,50 031 Rappocini 9,23 5,25 040 Makassar 2,52 1,43 050 Ujung Pandang 2,63 1,50 060 Wajo 1,99 1,13 070 Bontoala 2,10 1,19 080 Ujung Tanah 5,94 2,51 090 Tallo 5,83 3,32 100 Panakukang 17,05 9,70 101 Manggala 24,14 13,73 110 Biringkanaya 48,22 27,43 111 Tamalanrea 31,84 18,12 112 Kepulauan Sangkarrang 15.40 0,87 7371 Kota Makassar 17.577 100,00

Sumber: Perda Nomor 4 Tahun 2015 Tentang RTRW Kota Makassar 2015-2034

Secara topografi Kota Makassar dicirikan dengan keadaan dan kondisi sebagai berikut: tanah relatif datar, bergelombang, dan berbukit serta berada pada ketinggian 25 meter diatas permukaan laut (dpl) dengan tingkat kemiringan lereng (elevasi) 0-15%. Sementara itu, dilihat dari klasifikasi kelerengannya, sebagian besar berada pada kemiringan 0-5%. Dari hasil penelitian yang ada menunjukkan bahwa untuk kondisi ruang seperti ini Kota Makassar sangat berpotensi untuk pengembangan

(4)

UPTD LAMPU JALAN DINAS PEKERJAAN UMUM 3

kegiatan permukiman, perdagangan, jasa, industri, rekreasi, pelabuhan laut dan fasilitas penunjang lainnya.

Kota Makassar terus berbenah diri menjadi sebuah Kota Dunia yang berperan tidak hanya sebagai pusat perdagangan dan jasa tetapi juga sebagai pusat kegiatan industri, pusat kegiatan pemerintahan, pusat kegiatan edu-entertainment, pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan, simpul jasa angkutan barang dan penumpang baik darat, laut maupun udara.

2. Kondisi Penduduk

Kota Makassar kini berkembang tidak lagi sekedar gateway namun diposisikan sebagai ruang keluarga (living room) di Kawasan Timur Indonesia. Sebagai kota metropolitan, Makassar tumbuh dengan ditunjang berbagai potensi, yang salah satunya adalah jumlah penduduk. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel. 2 Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Kecamatan Kota Makassar

Kecamatan

Populasi Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk 2014 2015 Mariso 58.327 58.815 0,93 Mamajang 60.537 60.779 0,50 Tamalate 186.921 190.694 2,12 Rappocini 160.499 162.539 1,37 Makassar 84.014 84.396 0,56 Ujung Pandang 28.053 28.278 0,90 Wajo 30.505 30.722 0,82 Bontoala 55.937 56.243 0,65 Ujung Tanah 48.531 48.882 0,83 Tallo 137.997 138.598 0,54 Panakkukang 146.121 146.968 0,68 Manggala 131.500 135.049 2,80 Biringkanaya 190.829 196.612 3,13 Tamalanrea 109.471 110.826 1,34 Jumlah 1.429.242 1.449.401 1,50

(5)

UPTD LAMPU JALAN DINAS PEKERJAAN UMUM 4

Berdasarkan data tersebut jumlah penduduk terbesar yang dirinci menurut Kecamatan terdapat di Kecamatan Biringkanaya sejumlah 196.612 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 3,13 sedangkan jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Ujung Pandang sejumlah 28.278 dengan laju pertumbuhan (0,90).

Tabel 3. Persentase Penduduk dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan Kota Makassar

Kode

Wilayah Kecamatan Persentasi

Kepadatan Penduduk 10 Mariso 4,06 32.316 20 Mamajang 4,19 27.013 30 Tamalate 13,16 9.436 31 Rappocini 11,21 17.610 40 Makassar 5,82 33.490 50 Ujung Pandang 1,95 10.752 60 Wajo 2,12 15.438 70 Bontoala 3,88 26.782 80 Ujung Tanah 3,37 8.229 90 Tallo 9,56 23.773 100 Panakkukang 10,14 8.620 101 Manggala 9,32 5.594 110 Biringkanaya 13,57 4.077 111 Tamalanrea 7,65 3.481 7371 Kota Makassar 100 8.246

Sumber : Potret Kota Makassar 2016

Berdasarkan Tabel 3, persentase penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Biringkanaya yaitu sebesar 13,57% dengan tingkat kepadatan penduduk 4.077 sementara kepadatan penduduk terkecil di Kecamatan UjungPandang dengan persentase penduduk 1,95%. Hal ini memberi gambaran bahwa distribusi penduduk yang terjadi di Kota Makassar tidak merata, dimana luas wilayah tidak berbanding lurus dengan jumlah penduduk, dalam artian bahwa luas wilayah yang besar tidak harus mempunyai jumlah penduduk yang besar demikian pula sebaliknya luas wilayah yang kecil tidak harus mempunyai jumlah penduduk yang kecil.

(6)

UPTD LAMPU JALAN DINAS PEKERJAAN UMUM 5

Kemajuan pembangunan ekonomi yang dicapai dalam kurun waktu tahun 2012-2015 Kota Makassar mendorong meningkatnya nilai PDRB yang diciptakan. Pada tahun 2012 angka PDRB Kota Makassar atas dasar Harga Berlaku mencapai Rp.78,01 Trilyun dan nilai PDRB berdasarkan Harga Konstan Rp.70,85 Trilyun. Pada tahun 2015 nilai PDRB Kota Makassar telah mencapai Rp.114,17 Trilyun atas dasar Harga Berlaku dan Rp.88,74 Trilyun atas dasar Harga Konstan. Kontribusi terbesar nilai PDRB Kota Makassar diberikan oleh sektor tersier ( Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, sektor angkutan dan komunikasi, sektor keuangan, sewa dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa). Jika dikelompokkan, sektor primer kontribusinya sebesar 0,75%, sektor sekunder sebesar 37,07% dan sektor tersier sebesar 62,18%. PDRB Kota Makassar yang terbesar ditunjang oleh sektor (tersier) jasa menunjukkan bahwa Makassar sudah semakin mapan ekonominya. Namun bila dilihat pada tingkat Provinsi, pada tahun 2015 Kota Makassar memberikan kontribusi terhadap pembentukan PDRB Provinsi Sulawesi Selatan mengalami penurunan dari 33,41% pada tahun 2011 menjadi sebesar 33,93%. Hal ini menunjukkan adanya Kabupaten/Kota lain yang perkembangan perekonomiannya yang meningkat dan memberi kontribusi terhadap perekonomian Sulawesi Selatan.

Struktur perekonomian Kota Makassar dalam pembentukan total PDRB dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4. PDRB Kota Makassar berdasarkan harga berlaku Dan harga konstan(Juta Rupiah) Tahun 2012-2015

KETERANGAN 2012 2013 2014 2015

1. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Juta Rupiah)

78.013.037,46 88.169.949,57 100.026.504,93 114.171.731.0

2. PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Juta Rupiah)

70.851.035,02 76.907.410,80 82.592.004,59 88.740.213.2

(7)

UPTD LAMPU JALAN DINAS PEKERJAAN UMUM 6

Tingkat kemajuan dan kesejahteraan penduduk suatu wilayah dipengaruhi oleh besar kecilnya nilai PDRB perkapita yang diciptakan. Namun angka PDRB perkapita bukanlah suatu angka riil yang dinikmati oleh penduduk wilayah tersebut. Kontribusi nilai PDRB perkapita terhadap kesejahteraan penduduk dipengaruhi beberapa faktor diantaranya adalah kepemilikan faktor produksi serta kesenjangan pendapatan antara yang berpendapatan tinggi dan yang berpendapatan rendah.

Nilai dan kontribusi sektor terhadap PDRB Kota Makassar dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2011 s.d 2015 Atas Dasar Harga Berlaku menurut lapangan usaha di Kota Makassar

No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1 Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 416.939,9 492.350,4 651.314,8 752.515,0 663.700,0

2 Pertambangan dan Penggalian 2.231,9 1.824,5 1.702,0 1.679,2 1.600,0

3 Industri Pengolahan 14.166.619,8 15.591.398,8 17.454.288,2 20.081.227,0 23.108.000,0

4 Pengadaan Listrik dan Gas 26.762,9 30.401,8 29.668,9 32.108,0 25.000,0

5 Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur Ulang 191.543,6 204.620,0 243.216,5 240.798,8 252.200,0

6 Konstruksi 9.867.012,2 12.284.139,2 14.390.272,8 16.723.496,6 19.585.300,0

7 Perdagangan Besar dan Eceran;

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 13.114.194,4 15.160.136,8 16.394.365,0 18.380.554,5 20.909.500,0

8 Transportasi dan Pergudangan 1.765.687,2 1.974.872,9 2.264.796,2 2.611.225,7 2.848.100,0

9 Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 1.575.430,4 1.866.414,2 2.092.316,9 2.384.264,8 2.671.200,0

10 Informasi dan Komunikasi 6.611.788,4 7.996.764,2 8.888.045,8 9.470.994,9 10.199.800,0

11 Jasa Keuangan dan Asuransi 3.621.861,2 4.639.288,1 5.371.584,1 6.043.674,8 6.834.500,0

12 Real Estate 2.584.807,9 2.940.453,8 3.532.853,2 4.244.600,5 4.944.300,0

13 Jasa Perusahaan 779.260,6 879.299,3 1.028.865,3 1.179.152,5 1.359.900,0

14

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

2.752.114,6 2.879.540,8 3.012.851,3 3.278.039,7 4.238.700,0

15 Jasa Pendidikan 6.353.009,6 7.137.818,7 8.286.793,2 9.284.585,1 10.446.200,0

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 1.779.459,7 2.042.872,4 2.333.209,0 2.737.060,3 3.092.300,0

17 Jasa lainnya 1.673.046,7 1.890.841,5 2.193.806,4 2.580.527,6 2.991.400,0

PRODUK DOMESTIK REGIONAL

BRUTO 67.281.771,0 78.013.037,5 88.169.949,6 100.026.504,9

114.171.700, 0 Sumber Data : BPS Kota Makassar, 2016

(8)

UPTD LAMPU JALAN DINAS PEKERJAAN UMUM 7

Tabel 6. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2011 s.d 2015 Atas Dasar Harga Konstan menurut lapangan usaha di Kota Makassar

No Uraian 2011 2012 21013 2014 2015

1 Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 405,103.7 413,241.8 456,807.5 515,205.5 478.100

2 Pertambangan dan Penggalian 2,064.9 1,555.0 1,319.3 1,135.0 1.000

3 Industri Pengolahan 13,403,455.2 14,551,456.4 15,759,792.0 16,985,533.3 18.009.000,0

4 Pengadaan Listrik dan Gas 27,065.8 31,942.4 33,708.5 37,271.1 34.900,0

5 Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur Ulang 170,923.1 179,517.6 193,598.8 196,302.5

197.200,0

6 Konstruksi 9,762,015.1 10,890,007.8 12,013,000.4 13,264,035.6 14.415.600,0

7 Perdagangan Besar dan Eceran;

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 12,782,730.9 13,685,157.2 14,556,071.9 15,658,926.9

16.762.300,0

8 Transportasi dan Pergudangan 1,707,547.2 1,845,408.3 1,975,867.6 2,110,899.5 2.192.300,0

9 Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 1,499,533.8 1,648,724.8 1,779,086.0 1,897,316.3 2.014.500,0

10 Informasi dan Komunikasi 6,605,878.2 7,762,897.6 8,778,279.5 9,277,399.8 10.125.600,0

11 Jasa Keuangan dan Asuransi 3,424,399.8 3,972,650.0 4,312,826.3 4,547,297.9 4.882.200,0

12 Real Estate 2,381,074.7 2,597,283.8 2,834,579.8 3,100,366.0 3.347.900,0

13 Jasa Perusahaan 727,161.6 785,084.8 849,168.1 906,036.7 952.200,0

14

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

2,524,971.1 2,533,541.8 2,567,846.2 2,574,598.6 2.911.000,0

15 Jasa Pendidikan 5,924,351.8 6,420,883.7 7,000,997.8 7,409,071.4 7.999.300,0

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 1,653,966.1 1,774,257.6 1,908,686.5 2,084,748.4 2.248.300,0

17 Jasa lainnya 1,619,860.6 1,757,424.3 1,885,774.6 2,025,860.0 2.168.800,0

PRODUK DOMESTIK REGIONAL

BRUTO 58,556,467.4 64,622,103.6 70,851,035.0 76,907,410.8 88.740.200,0

Sumber Data : BPS Kota Makassar, 2016

PDRB perkapita Kota Makassar dalam kurun waktu lima tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan dimana tahun 2011 sebesar 49,29 juta perkapita meningkat menjadi 78,77 juta perkapita tahun 2015. Hasil penghitungan PDRB perkapita disajikan dalam Table 7 berikut:

(9)

UPTD LAMPU JALAN DINAS PEKERJAAN UMUM 8

Tabel 7. PDRB Per-Kapita Tahun 2011 s.d 2015 Kota Makassar

Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

Nilai PDRB atas dasar harga berlaku (Rp) 67.281.771.0 0 78.013.037. 5 88.169.949. 6 100.026.504.9 114.171.731 .0 Jumlah Penduduk (jiwa) 1.352.136 1.369.606 1.408.072 1.429.242 1.449.401 PDRB perkapita (Rp/jiwa) 49.290.000 56.240.000 62.800.000 70.240.000 78.770.000 Sumber : BPS Kota Makassar, 2016

Jumlah nilai investasi investor PMDN/PMA dihitung dengan menjumlahkan jumlah realisasi nilai proyek investasi berupa PMDN dan nilai proyek investasi PMA yang telah disetujui oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Banyaknya investasi PMDN berskala nasional dengan banyaknya investasi PMA berskala nasional dihitung dari total nilai proyek yang telah terealisasi pada suatu periode tahun pengamatan. Untuk menghitung nilai PMDN/PMA dapat disusun tabel sebagai berikut:

Tabel 8. Jumlah Investasi PMDN/PMA Tahun 2012 s.d 2015 Kota Makassar

PMDN (Juta Rupiah) PMA ( $ US ribu)

Rp. 464,166.90 $ US 19,934.57 Rp. 581,586.30 $ US 155,484.25 Rp. 546,869.60 $ US 93,344.60 Rp. 856,449.30 $ US 31,461.60

Sumber: Badan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal, 2015

Rasio daya serap tenaga kerja adalah perbandingan antara jumlah tenaga kerja bekerja pada perusahaan PMA/PMDN dengan jumlah seluruh PMA/PMDN. Jumlah tenaga kerja bekerja pada perusahaan PMA/PMDN dihitung dari banyaknya tenaga kerja yang bekerja pada investasi PMA/PMDN yang terealisasi pada suatu tahun. Jumlah seluruh PMA/PMDN dihitung dari banyaknya proyek investasi yang terealisasi di daerah pada suatu tahun berdasarkan data BKPM. Rasio daya serap tenaga kerja disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

(10)

UPTD LAMPU JALAN DINAS PEKERJAAN UMUM 9

Tabel 9. Rasio Daya Serap Tenaga Kerja Tahun 2011 s.d 2015 Kota Makassar

No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1

Jumlah tenaga kerja yang berkerja pada perusahaan PMA/PMDN

110.914 113.298 118.427 121.467 122.868 2 Jumlah seluruh PMA/PMDN 5-643 5-976 6.121 325 408 3 Rasio daya serap tenaga

kerja 19.655 18.959 19.348

373,745 301,147

Sumber: Dinas Tenaga Kerja, 2013

Koperasi Aktif adalah koperasi yang dalam dua tahun terakhir mengadakan RAT (Rapat Anggota Tahunan) atau koperasi yang dalam tahun terakhir melakukan kegiatan usaha. Persentasi koperasi aktif di Kota Makassar ditahun 2011 sebesar 82,02% dari 1.496 koperasi. Jumlah ini menurun menjadi 827 koperasi aktif atau sekitar 54,62% pada tahun 2015. Persentase koperasi aktif disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 10. Persentase Koperasi Aktif Tahun 2011 s.d 2015 Kota Makassar

No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah koperasi aktif 1227 1259 1269 813 827 2 Jumlah koperasi 1496 15228 1541 1500 1514 3 Persentase koperasi

aktif 82,02 82,4 82,35 54,20 54,62

Sumber: Dinas Koperasi dan UKM, 2015

Usaha kecil adalah peluang usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

(11)

UPTD LAMPU JALAN DINAS PEKERJAAN UMUM 10

Menghitung jumlah UKM non BPR/LKM UKM disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 11. Jumlah UKM non BPR/LKM Tahun 2011 s.d 2015 Kota Makassar

No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah seluruh UKM 10.146 10.756 11.742 13.608 16028

2 Jumlah BPR/LKM 5 5 5 5 7

3 Jumlah UKM non BPR/LKM 10.151 10.761 11.747 13.613 16.035 Sumber: Dinas Koperasi dan UKM, 2015

BPR adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR.

Lembaga keuangan mikro (LKM) adalah lembaga yang menyediakan jasa penyimpanan (deposits), kredit (loan), pembayaran sebagai transaksi jasa (payment service) serta money transfer yang ditujukan bagi masyarakat miskin dan pengusaha kecil. LKM memiliki fungsi sebagai lembaga yang memberikan berbagai jasa keuangan bagi masyarakat miskin dan pengusaha kecil. Jumlah Jumlah BPR/LKM disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 12. Jumlah BPR/LKM Tahun 2011 s.d 2013 Kota Makassar

No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah BPR 12 13 14 14 14

2 Jumlah LKM - - - - -

3 Jumlah BPR dan LKM 12 13 14 14 14

Sumber: Dinas Koperasi dan UKM, 2015

Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memiliki kekayaan bersih paling banyak lima puluh juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak tiga ratus juta rupiah. Kriteria Usaha Kecil adalah usaha yang memiliki kekayaan bersih lebih dari lima puluh juta rupiah sampai dengan paling banyak lima ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;

(12)

UPTD LAMPU JALAN DINAS PEKERJAAN UMUM 11

atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari tiga ratus juta rupiah sampai dengan paling dua milyar lima ratus juta rupiah.

Perkembangan UMK kota makassar terus berkembang sebanyak 2.646 kurun waktu 5 tahun, dari 8.140 UMK menjadi 10.786 UMK dengan rasio terhadap Usaha Kecil menengah 62%. Hal ini berarti bahwa UMKM di kota makassar didominasi oleh Usaha Mikro dan Kecil. Selengkapnya data UMKM Kota Makassar disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 13. Usaha Mikro dan Kecil Tahun 2011 s.d 2015 Kota Makassar

No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah Usaha Mikro dan Kecil

9.271 9.816 10.786 12.558 13.807 2 Jumlah seluruh UMKM 10.146 10.765 11.810 13.609 16.029 Sumber: Dinas Koperasi dan UKM, 2016

4. Kondisi Sarana Dan Prasarana a. Pelayanan Persampahan

Kinerja persampahan di Kota Makassar dari tahun ke tahun semakin meningkat, hal ini dibuktikan dengan persentase penanganan sampah selama kurun waktu lima tahun terjadi peningkatan setiap tahunnya dari 89,72% tahun 2011 menjadi 94,72% sampah yang dapat ditangani pada tahun 2015. Persentase penanganan sampah disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 14. Persentase Penanganan Sampah Tahun 2011 s.d 2015 Kota Makassar

No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1. Jumlah sampah yang

ditangani 3.520,07 3.642,56 3.776,23 4.063,10 3.962,63 2. Jumlah volume produksi

sampah 3.923,52 4.057,28 4.188,26 4.494,86 4.183,41

Persentase 89,72% 89,78% 90,16% 90,39% 94,72%

(13)

UPTD LAMPU JALAN DINAS PEKERJAAN UMUM 12 b. Pelayanan Air Bersih

Sampai tahun 2015 ini cakupan masyarakat yang mempunyai akses air minum meningkat menjadi 64,19% dimana terdapat 207.794 Kepala Keluarga (KK) pengguna air bersih dari 323.705 jumlah KK di Kota Makassar pada tahun 2015. Persentase penduduk berakses air bersih disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 15. Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Akses Air Minum dan Jumlah Penduduk Tahun 2011 -2015 Kota Makassar

NO Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1

Jumlah penduduk yang mendapatkan akses air minum

851.755 958.520 946.510 1.093.780 1.229.247 2 Jumlah penduduk 1.352.136 1.369.606 1.387.302 1.408.072 1.449.401

Persentase penduduk

berakses air bersih 62,99 70,89 70 79,86 84,81

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Makassar, 2016

Tabel 16. Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Akses Air Minum dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2015 Kota Makassar

NO Kecamatan Jumlah Penduduk

Jumlah Penduduk yang mendapatkan akses air minum

Persentase 1 Mariso 58.815 48.966 83.31 2 Mamajang 60.779 51.724 85.10 3 Tamalate 190.694 121.892 63.92 4 Rappocini 162.539 186.218 114.57 5 Makassar 84.396 75.631 89.61 6 Ujung Pandang 28.278 26.642 94.21 7 Wajo 30.722 26.490 86.22 8 Bontoala 56.243 46.528 82.73 9 Ujung Tanah 48.882 36.139 73.93 10 Tallo 138.598 127.823 92.23 11 Panakukang 146.968 140.587 95.66 12 Manggala 135.049 75.799 56.13 13 Biringkanaya 196.612 154.811 78.74 14 Tamalanrea 110.826 109.996 99.25 Jumlah 1.449.401 1.229.247 84.81

(14)

UPTD LAMPU JALAN DINAS PEKERJAAN UMUM 13 c. Pelayanan Jaringan Jalan

Tahun 2015, jalan dalam kondisi baik di Kota Makassar sepanjang 813,94 km sekitar 51% dari total panjang jalan 1.593,46 km. Sedangkan jalan dalam kondisi rusak dan rusak berat sebanyak 25,9% atau sepanjang 412,86 km. Proporsi panjang jaringan jalan berdasarkan kondisi disajikan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 17. Panjang Jaringan Jalan Berdasarkan Kondisi Tahun 2011 s.d 2015 Kota Makassar

No Kondisi Jalan Panjang Jalan (km)

2011 2012 2013 2014 2015

1 Kondisi Baik 727,69 627,39 722,46 764,64 813,94 2 Kondisi Sedang Rusak 264,04 423,46 356,36 364,47 366,66 3 Kondisi Rusak 283,15 304,15 335,50 314,12 293,83 4 Kondisi Rusak Berat 318,58 238,50 179,14 152,41 119,03

Jalan secara

keseluruhan 1593,46 1593.46 1.593,46 1593.46 1.593,46

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar, 2016

d. Pelayanan Rumah Tinggal Bersanitasi

Secara absolut terjadi peningkatan terhadap jumlah rumah yang berakses sanitasi dalam kurun waktu 5 tahun berturut-turut dari tahun 2011-2015, namun terjadi hal yang sebaliknya pada persentase rumah yang berakses sanitasi terhadap jumlah rumah tinggal. Hal ini disebabkan karena peningkatan penyediaan sanitasi tidak sebanding dengan pertambahan jumlah rumah tinggal misalnya yang terjadi pada tahun 2014-2015 dimana jumlah sanitasi meningkat hanya sebesar 0,04% sedangkan jumlah rumah tinggal meningkat sebesar 0,9%. Data rumah tinggal berakses sanitasi di Kota Makasar disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 18. Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi Tahun 2011 s.d 2015 Kota Makassar

Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah rumah tinggal berakses

sanitasi 261.321 262.431 263.481 284.845 284.965 Jumlah rumah tinggal 308.983 313.168 317.866 320.656 323.655

Persentase 84,57% 83,79% 82,89% 88,83% 88,04%

(15)

UPTD LAMPU JALAN DINAS PEKERJAAN UMUM 14 e. Pelayanan Pemakaman Umum

Rasio Tempat Pemakaman Umum di Kota Makassar tahun 2014 sebesar 340,463 berarti bahwa dalam setiap 1.000 orang penduduk Kota Makassar yang meninggal dunia, hanya bisa tertampung sebanyak 340 orang saja di tempat pemakaman umum yang ada di Kota Makassar saat ini atau dengan kata lain tempat pemakaman umum yang ada saat ini di Kota Makassar hanya bisa menampung sebanyak 34,04% dari jumlah penduduknya. Rasio tempat pemakaman disajikan pada tabel sebagai berikut:

Tabel 19. Rasio Tempat Pemakaman Umum Per Satuan Penduduk Tahun 2010/2015 Kota Makassar

No Uraian

Tahun 2010 Tahun 2015

Jumlah Luas Daya

Tampung Jumlah Luas

Daya Tampung 1. Tempat pemakaman

umum (TPU) 114 949.487 474.744 114 949.487 474.744 2. Tempat Pemakaman

bukan umum (TPBU) 1 23.402 11.701 1 23.402 11.701 3. Tempat pemakaman khusus (TPK) 1 80 160 1 80 160 4. Lain-Lain 5. Jumlah Tempat Pemakaman 116 972.969 486.605 116 972.969 486.605 6. Jumlah penduduk (jiwa) 1.369.606 972.969 486.605 1.398.804 972.969 486.605

Rasio TPU persatuan 355,288 355,288

Sumber : Dinas Pertamanan dan Kebersihan, 2016

f. Pelayanan Kesehatan

Rasio Puskesmas, Balai Pengobatan dan Puskesmas Pembantu terhadap jumlah penduduk di Kota Makassar pada tahun 2015 mencapai 1 : 32 ribu, artinya setiap 1 Puskesmas/Puskesmas pembantu di Kota Makassar melayani 32 ribu masyarakat Kota Makassar. Berikut gambaran rasio Puskesmas, Balai Pengobatan dan Puskesmas Pembantu terhadap jumlah penduduk di Kota Makassar dalam kurun waktu tahun 2011 - 2015.

(16)

UPTD LAMPU JALAN DINAS PEKERJAAN UMUM 15

Jumlah rumah sakit di Kota Makassar pada tahun 2011 sebanyak 34 unit, meningkat menjadi 46 unit di tahun 2015. Rumah sakit yang terbanyak adalah rumah sakit swasta yang mencapai 31 unit atau 67% dari keseluruhan Rumah Sakit yang ada di Kota Makassar. Rasio pelayanan rumah sakit terhadap penduduk Kota Makassar tahun 2015 mencapai 1 :31.508 jiwa. Namun demikian, realitas di lapangan rumah sakit yang ada di Kota Makassar tidak hanya memberikan layanan kesehatan kepada penduduk Kota Makassar, akan tetapi juga memberikan layanan kesehatan kepada penduduk sekitas wilayah Makassar.

5. Kondisi Sosial Dan Budaya

Selama periode tahun 2011 - 2015 berbagai program yang telah dilaksanakan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia Kota Makassar yang ditandai dengan meningkatnya derajat kesehatan masyarakat dan taraf pendidikan penduduk yang meningkat secara bertahap.

Perkembangan Angka Melek Huruf di Kota Makassar periode tahun 2011-2015 mengalami peningkatan setiap tahunnya. Angka Melek Huruf pada tahun 2011 adalah sebesar 96,72% meningkat sebesar 0,9% jika dibandingkan tahun 2015 yang sebesar 97,58%.

Tabel 20. Perkembangan Angka Melek Huruf Tahun 2011 – 2015 Kota Makassar

NO URAIAN 2011 2012 Tahun 2013 2014 2015

Angka Melek Huruf 96,72% 97,16% 97,34% 97,42% 97,58%

Rata- rata Lama Sekolah penduduk Kota Makassar setiap tahunnya menunjukan kenaikan. Hal ini dapat dilihat bahwa Rata-rata Lama Sekolah pada tahun 2011 sebesar 10,24 dan pada tahun 2015 turun menjadi 10,77. Artinya bahwa pada tahun 2015 rata-rata penduduk Kota Makassar baru memiliki jumlah tahun bersekolah hampir 10,77 tahun atau telah menyelesaikan pendidikan jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) sampai kelas 2 SMA. Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan pada tabel berikut.

(17)

UPTD LAMPU JALAN DINAS PEKERJAAN UMUM 16

Tabel 21. Angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Kota Makassar Tahun 2011 – 2015

N0 Indikator Tahun

2011 2012 2013 2014 2015

1 Rata-rata Lama Sekolah (tahun) 10.24 10.42 10.61 10.64 10,77

Sumber : BPS Kota Makassar,2016

Pada tahun 2015, Angka Partisipasi Murni di Kota Makassar untuk SD/MI mengalami peningkatan yakni sebesar 104,56%. Hal ini tidak terlepas dari upaya pemerintah Kota Makassar untuk menuntaskan program Wajib Belajar pendidikan dasar 9 tahun dan menuju rintisan program wajib belajar 12 tahun. Namun untuk APM SMP dan SMA mengalami penurunan, shingga ini harus menjadi perhatian Dinas Pendidikan Kota Makassar agar APM Kota Makassar dapat meningkat. Gambaran mengenai APM di Kota Makassar dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 22. Angka Partisipasi Murni Jenjang SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA Tahun 2011 – 2015 Kota Makassar

Sumber : Dinas Pendidikan Kota Makassar, 2016

NO Jenjang Pendidikan 2011 2012 2013 2014 2015

1 SD/MI

1.1. jumlah siswa kelompok usia 7-12 tahun yang bersekolah di jenjang pendidikan SD/MI

144.156 145.534 147.940 144.969

1.2. jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun

145.762 146.919 148.820 138.650

1.3. APM SD/MI 98,90 99,06 99,41 104,56

2 SMP/MTs

2.1. jumlah siswa kelompok usia 13-15 tahun yang bersekolah di jenjang pendidikan SMP/MTs

70.918 72.384 74.083 62.789

2.2. jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun

74522 75.281 76.255 77.426

2.3. APM SMP/MTs 95,16 96,15 97,15 81,10

3 SMA/MA/SMK

3.1. jumlah siswa kelompok usia 16-18 tahun yang bersekolah di jenjang pendidikan SMA/MA/SMK

67.404 69.316 72.091 59.505

3.2. jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun

84.375 85.479 86.582 95.833

(18)

UPTD LAMPU JALAN DINAS PEKERJAAN UMUM 17

Angka kriminalitas Kota Makassar tahun 2015 sebanyak 2.784 kasus dan yang tertangani adalah sebanyak 1.056 kasus atau sekitar 35%. Kasus kriminal yang banyak adalah pencurian kendaraan bermotor yaitu 1.401 kasus. Secara total, angka kriminalitas di Kota Makassar tahun 2015 meningkat dari tahun 2013 yaitu dari 1.984 kasus menjadi 2.784 kasus.

(19)

UPTD LAMPU JALAN DINAS PEKERJAAN UMUM 18

B. DESKRIPSI BENTUK INOVASI DAERAH

1. Latar Belakang Inovasi Daerah

Kota Makassar adalah kota metropolitan dengan wilayah seluas 175,77 km² dan jumlah penduduk lebih dari 1,6 juta jiwa, kota ini berada di urutan kelima berpenduduk terbesar di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Bandung dan Medan. Sebagai kota metropolitan, mobilitas dan aktifitas warga Kota Makassar tidak hanya padat pada siang hari, melainkan juga sangat padat di malam hari. Dengan kondisi seperti ini maka Kota Makassar membutuhkan sarana dan prasarana kota yang prima. Dan untuk menunjang aktifitas warga di malam hari, Penerangan Jalan Umum (PJU) menjadi sangat vital keberadaan dan fungsinya. Selain sebagai sarana penerangan jalan, diharapkan pula akan menambah estetika dan keindahan kota di malam hari.

Dengan luas dan jumlah penduduk tersebut diatas, Kota Makassar memiliki sarana Penerangan Jalan Umum (PJU) sebanyak 27.417 titik lampu jalan dan 1.407 panel lampu jalan yang terbagi atas empat wilayah rayon, yaitu utara, timur, selatan dan barat.

Pengelolaan pelayanan publik Penerangan Jalan Umum (PJU) ini sudah tentu menjadi tanggungjawab Pemerintah Kota Makassar dalam hal ini adalah UPTD Lampu Jalan yang mempunyai tugas pokok untuk menyediakan memelihara serta merawat fasilitas PJU tersebut. Pengelolaan 27.417 titik lampu jalan dan 1.407 panel lampu jalan tentu saja tidak semudah membalikkan telapak tangan, dan sudah tentu menimbulkan berbagai masalah mulai dari permasalahan administrasi yang kompleks, kegiatan operasional di lapangan, pertanggungjawaban penggunaan material, bahkan sampai pengelolaan pelayanan pengaduan warga Kota Makassar yang selalu menuntut respon cepat (quick respon) dari Kami sebagai pengelola pelayanan publik penerangan jalan.

(20)

UPTD LAMPU JALAN DINAS PEKERJAAN UMUM 19 2. Permasalahan Adanya/dilakukan Inovasi Daerah

Masalah yang dihadapi sebelum inovasi ini Kami lakukan sebenarnya merupakan masalah klasik, dan hampir semua kota di Indonesia mengalami hal yang sama bukan hanya di Bidang Ketenagalistrikan, tetapi diseluruh lingkup pemerintahan. Antara lain adalah :

1. Tidak adanya transparansi kegiatan yang telah dilakukan oleh UPTD lampu Jalan Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar ke masyarakat luas.

2. Kurangnya informasi mengenai Penerangan Jalan Umum (PJU) dan pengelolaan pelayanannya ke masyarakat di Kota Makassar, sehingga masyarakat berasumsi bahwa jika lampu jalan mereka padam atau bermasalah, maka mereka akan menghubungi pihak PLN.

3. Administrasi dan laporan tidak tersimpan dengan baik dan rapih.

3. Landasan atau Dasar Peraturan

Landasan Hukum dalam menyusun inovasi Optimalisasi Pelayanan Publik Penerangan Jalan Kota Makassar, adalah: Undang Undang No 14 tahun 2008 Tentang Keterbukaan Publik, adapun peraturan daerah yang melandasi inovasi ini, sebagai berikut:

1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan PP No. 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

3.

Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Makassar Tahun 2014-2019.

(21)

UPTD LAMPU JALAN DINAS PEKERJAAN UMUM 20

4.

Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan

dan Susunan Perangkat Daerah Kota Makassar (Lembaran Daerah Kota Makassar Tahun 2016 Nomor 8).

5.

Peraturan Walikota Makassar Nomor 84 Tahun 2016 Tentang Kedudukan,

Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum.

6.

Peraturan Walikota Makassar No. 122 tahun 2016 tentang Penjabaran

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Makassar tahun Anggaran 2017. (lembaran berita daerah kota Makassar Tahun 2016 no.122)

7.

SK Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Makassar, Tahun 2016.

Benang merah turunan visi dan misi Kota Makassar yang memiliki keterkaitan dengan Inovasi Optimalisasi Pelayanan Publik Penerangan Jalan, dijabarkan sebagai berikut:

Visi Kota Makassar 2025 adalah “Makassar sebagai Kota Maritim, Niaga,

Pendidikan, Budaya dan Jasa yang Berorientasi Global, Berwawasan Lingkungan dan Paling Bersahabat”. Visi Provinsi Sulawesi Selatan 2018 adalah “Sulawesi Selatan sebagai Pilar Utama Pembangunan Nasional dan Simpul Jejaring Akselerasi Kesejahteraan pada Tahun 2018”.

Berdasarkan pada visi tersebut, maka diturunkanlah Visi RPJMD Kota Makassar 2014-2019 adalah:

“Makassar Kota Dunia yang Nyaman Untuk Semua”

Visi Pemerintah Kota Makassar 2019 ini memiliki konsistensi dengan visi Kota Makassar 2025, khususnya dengan penekanan visi RPJPD pada “orientasi global”, yang dalam visi RPJMD dirumuskan sebagai “kota dunia”, serta penekanan

“berwawasan lingkungan” dan “paling bersahabat” pada visi RPJPD yang pada

(22)

UPTD LAMPU JALAN DINAS PEKERJAAN UMUM 21 Kota Dunia, dimaksudkan adalah Kota Makassar yang memiliki keunggulan

komparatif, kompetitif dan inklusifitas yang berdaya tarik tinggi atau memukau dalam banyak hal. Diantaranya potensi sumberdaya alam dan infrastruktur sosial ekonomi yang menjanjikan terwujudnya kesejahteraan masyarakat dengan standar dunia. Pokok visi ini dapat dikristalkan sebagai terwujudnya “masyarakat sejahtera standar dunia”.

Nyaman, dimaksudkan adalah terwujudnya proses pembangunan yang semakin

menyempitkan kesenjangan dan melahirkan kemandirian secara stabil, dalam struktur dan pola ruang kota yang menjamin kenyamanan bagi berkembangnya masyarakat yang mengedepankankan prinsip inklusifitas serta pola hubungan yang setara antara stakeholder dan stakeowner dalam pembangunan. Pokok visi ini dapat dikristalkan sebagai terwujudnya “kota nyaman kelas dunia”.

Untuk Semua, dimaksudkan adalah proses perencanaan, pelaksanaan dan

pemanfaatan pembangunan yang dapat dinikmati dan dirasakaan seluruh lapisan masyarakat tanpa diskriminasi berdasarkan jenjang umur, jenis kelamin, status sosial dan kemampuan diri (termasuk kelompok difabel). Pokok visi ini dapat diristalkan sebagai terwujudnya “pelayanan publik kelas dunia bebas korupsi”.

Adapun Misi dalam RPJMD Kota Makassar 2014-2019 adalah sebagai berikut:

(1) Merekonstruksi nasib rakyat menjadi masyarakat sejahtera standar dunia

Misi ini mencakup berbagai upaya umum dalam hal: (1) pengurangan pengangguran, (2) pemberian jaminan sosial keluarga, (3) pelayanan kesehatan gratis (4) pelayanan pendidikan gratis, (5) penukaran sampah dengan beras, (6) pelatihan keterampilan dan pemberian dana bergulir, (7) pembangunan rumah murah, dan (8) pengembangan kebun kota. Misi ini diarahkan untuk mewujudkan pokok visi “masyarakat sejahtera standar dunia”.

(23)

UPTD LAMPU JALAN DINAS PEKERJAAN UMUM 22 (2) Merestorasi tata ruang kota menjadi kota nyaman berkelas dunia

Misi ini mencakup berbagai upaya umum dalam hal: (1) penyelesaian masalah banjir, (2) pembentukan badan pengendali pembangunan kota, (3) pembangunan waterfront city, (4) penataan transportasi publik, (5) pengembangan infrastruktur kota, (6) pengembangan pinggiran kota, (7) pengembangan taman tematik, (8) penataan lorong. Misi ini diarahkan untuk mewujudkan pokok visi “kota nyaman kelas dunia”.

(3) Mereformasi tata pemerintahan menjadi pelayanan publik kelas dunia bebas korupsi

Misi ini mencakup upaya umum dalam hal: (1) peningkatan pendapatan asli daerah, (2) peningkatan etos dan kinerja aparat RT/RW, (3) peningkatan pelayanan di kelurahan, (4) pelayanan publik langsung ke rumah, (5) pengembangan pelayanan publik terpadu di kecamatan, (6) modernisasi pelayanan pajak dan distribusi, (7) pengembangan akses internet pada ruang publik, (8) penguatan badan usaha milik daerah. Misi ini diarahkan untuk mewujudkan pokok visi “pelayan publik kelas dunia bebas korupsi”.

Salah satu prasyarat untuk Menjadi Kota Dunia yang Nyaman untuk Semua adalah ketersediaan penerangan jalan pada malam hari, serta layanan elektronik terkait penerangan jalan yang mengalami permasalahan.

4. Maksud dan Tujuan

Sebelum inovasi ini diterapkan, Dinas Pekerjaan Umum mengalami kesulitan dalam mengatur administrasi surat-surat masuk dari warga, dan laporan dari warga yang sangat terbatas melalui komunikasi telepon, pemanfaatan handy talky dalam pelaporan langsung ke Posko, serta pertanggungjawaban kegiatan yang tidak transparan dan selalu menimbulkan pertanyaan dan perspeksi yang negatif dari publik.

(24)

UPTD LAMPU JALAN DINAS PEKERJAAN UMUM 23

Setelah inovasi diterapkan, yang dimulai dengan membuat blogspot, diperoleh hasil penyusunan adminsitrasi dan persuratan yang lebih tertata, yang mana surat-surat tersebut terupoload, aman, dan dapat diakses kapan dan dimanapun jika dibutuhkan.

Pelayanan pengaduan permasalahan lampu jalan dengan jangkauan yang lebih luas, diakses melalui blogspot www.lastonmercury.blogspot.co.id, yang terkoneksi dengan E-mail dan Sosial media, seperti: Facebook, Twitter, dan Youtube. Sehingga warga Kota Makassar dapat lebih fleksibel dalam menyampaikan pengaduannya. Selain itu mereka juga dapat berinteraksi langsung dengan chatting pada blogspot, sehingga warga Kota Makassar dapat secara langsung menulis komentar dan kritikan, jika pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan harapan mereka. Outcome dapat lebih maksimal, dengan bantuan informasi kritik dan saran tersebut, serta upaya melakukan perbaikan segera mungkin.

Pelajaran pada tahun-tahun sebelumnya dimana administrasi yang dikelola tidak transparan, tidak terstruktur dan tidak tersimpan dengan rapi, serta kurangnya informasi dan sosialisasi mengenai pelayanan dan pengelolaan lampu jalan ke masyarakat. Pada tahun 2012, insiatif untuk memecahkan permasalahan tersebut dengan membuat wadah atau media yang mudah dan bisa diakses oleh warga Kota Makassar bahkan dunia, melalui blogspot tak berbayar karena terbatasnya anggaran pada saat itu.

Transparansi kegiatan yang dapat diakses oleh masyarakat Kota Makassar (Undang Undang No 14 tahun 2008 Tentang Keterbukaan Public), sehingga melalui media blogspot (lastonmercury.blogspot.co.id) masalah yang dihadapi selama ini dapat terselesaikan dan pada sistem terus dilakukan perbaikan.

Tujuan Utama dari inovasi ini adalah memberikan informasi kegiatan yang dikelola secara transparan kepada masyarakat luas, sehingga masyarakat dapat mengetahui kegiatan yang telah dilakukan.

(25)

UPTD LAMPU JALAN DINAS PEKERJAAN UMUM 24 5. Waktu Penyelenggaraan

Awal pembuatan blogspot dimulai pada Bulan September Tahun 2012 dan sampai saat ini masih beroperasi. Semua kegiatan yang dikelola dipublikasikan. Semua lapisan masyarakat dapat melakukan pengawasan dan monitoring terkait aktivitas yang dilakukan oleh UPTD Lampu Jalan.

Dalam situs www.lastonmercury.blogspot.co.id, dilengkapi dengan fitur-fitur form email, layanan online, download center, arsip persuratan, laporan pertanggungjawaban (annual report), bahkan dapat berinteraksi langsung dengan team admin pada Pojok Pengaduan Lampu Jalan.

6. Indikator Keberhasilan

Beberapa indikator keberhasilan dari program inovasi ini, yaitu :

 Meningkatnya partisipasi langsung dari masyarakat yang melapor tentang masalah lampu jalan di lingkungannya, baik melalui telepon, email, dan sosial media.

 Perubahan dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan mengunakan media sosial seperti Facebook, Twitter, Email, Whats App, dan Pojok Pengaduan lampu jalan yang ada di dashboard blogspot. Dengan adanya media sosial ini peningkatan pelayanan publik penerangan jalan semakin luas dan pelayanan semakin cepat, serta tanggap terhadap keluhan masyarakat (quick repond) mengenai lampu jalan yang bermasalah.

 Transparansi kegiatan yang dikelola di UPTD Lampu Jalan DPU Kota Makassar

 Meningkatnya studi banding pada UPTD Lampu Jalan Dinas Pekerjaan Umum yang melakukan komparasi manajemen pengelolaan lampu jalan di Kota Makassar. Makassar menjadi kota percontohan di Indonesia tentang pengelolaan lampu jalan.

(26)

UPTD LAMPU JALAN DINAS PEKERJAAN UMUM 25  Berkat publikasi di www.lastonmercury.blogspot.co.id dan sosial media, pada akhir tahun 2014, Kota Makassar dipilih sebagai Pilot Project Prakarsa PJU Cerdas oleh Kementriaan ESDM, dan mendapat Bantuan Hibah Lampu Jalan dari Lembaga Internasional USAID (Amerika Serikat) bekerja sama GIZ (Jerman) dan Kementrian ESDM.

(27)

UPTD LAMPU JALAN DINAS PEKERJAAN UMUM 26

C. ANALISIS KRITERIA PENILAIAN

1. Mengandung pembaharuan seluruh/sebagian unsur dari obyek inovasi

Inisiatif yang berkelanjutan untuk berkarya, berkreatif dan berinovasi tentang lampu jalan. Inovasi pemanfaatan blogspot tak berbayar sebagai media komunikasi dalam menjaring dan mengumpulkan informasi dari masyarakat kota terhadap kinerja pelayanan jaringan jalan. Pemilihan media tak berbayar sebagai wadah komunikasi, disebabkan karena belum tersedianya anggaran pada saat itu.

2. Memberi manfaat bagi daerah dan/atau masyarakat

Manfaat dari inovasi ini adalah terbentuknya media komunikasi masyarakat Kota Makassar untuk memberikan komentar, kritik, dan saran pada permasalahan lampu jalan di Kota Makassar.

Melalui survei Nielsen yang berjudul “Nielsen on Device Meter” pada akhir 2013 yang menyatakan bahwa penduduk Indonesia menggunakan smartphone selama 189 menit per hari atau lebih dari 3 jam. Sehingga dengan menggunakan media komunikasi blogspot mereka dapat berkomunikasi dengan Pojok Pengaduan UPTD Lampu Jalan Dinas Pekerjaan Umum.

3. Tidak mengakibatkan pembebanan dan/atau pembatasan pada masyarakat yang dilarang oleh peraturan perundang-undangan.

Inovasi optimalisasi pelayanan public penerangan jalan yang menggunakan media Free Blogspot, tidak membebani anggaran pemerintah daerah ataupun masyarakat khususnya warga Kota Makassar. Semua konten yang ditampilkan merupakan inovasi dan kreatifitas dari UPTD Lampu Jalan.

(28)

UPTD LAMPU JALAN DINAS PEKERJAAN UMUM 27

4. Merupakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah

PJU (Penerangan Jalan Umum) merupakan fasilias umum yang semua warga negara Indonesia berhak mendapatkannya, pengelolaannya menuntut respon cepat (quick respond) dari pengelola, sehingga UPTD Lampu Jalan melakukan rekayasa komunikasi dari manual telepon basis voice beralih ke basis data internet.

Dalam satu kali sentuhan pada smartphone, warga dapat melaporkan masalah lampu jalannya melalui blogspot yang telah terkoneksi ke sosial media seperti Facebook, Twitter ataupun WhatsApp Massenger.

5. Dapat direplikasi

Inovasi ini (www.lastonmercury.blogspot.co.id) dapat direplikasi ke seluruh SKPD yang membutuhkan informasi balik dari masyarakat atas kegiatan-kegiatan yang telah dan dilakukan. Tidak membutuhkan anggaran khusus (gratis), sehingga tidak membebani SKPD. Bermodal fasilitas standard, seperti: komputer dan koneksi internet, dan keinginan dari pengelola untuk memberikan pelayanan optimal pada warga kota.

Keterbukaan tim dalam bertukar informasi untuk mengembangkan inovasi sederhana ini menjadi powerfull dalam pelayanan masyarakat.

(29)

UPTD LAMPU JALAN DINAS PEKERJAAN UMUM 28

D. PENUTUP

Inovasi optimalisasi pelayanan public penerangan jalan ini merupakan hasil kreatifitas UPTD Lampu Jalan Dinas Pekerjaan Umum, yang pada saat diawal penerapannya belum memiliki anggaran, administrasi dokumen pelayanan yang menumpuk; sehingga berinisiatif untuk mengembangkan inovasi media on-line dalam menjaring informasi dan keluhan terkait penerangan jalan di Kota Makassar. Inovasi ini telah mendapatkan apresiasi dari beberapa pihak, termasuk diantaranya mendapatkan hibah lampu jalan dari USAID dan Jerman.

(30)

UPTD LAMPU JALAN DINAS PEKERJAAN UMUM 29

E. LAMPIRAN LAMPIRAN

1. Dokumentasi Foto Inovasi

UPTD Lampu Jalan

Tim Operasional Lampu Jalan yang Tanggap terhadap Pelayanan Penerangan Jalan

(31)

UPTD LAMPU JALAN DINAS PEKERJAAN UMUM 30 Pemantauan melalui berbagai media komunikasi

(32)

UPTD LAMPU JALAN DINAS PEKERJAAN UMUM 31 Narasumber Efisiensi Energi Khusus Lampu Jalan

(33)

UPTD LAMPU JALAN DINAS PEKERJAAN UMUM 32

Pilot Project Efisiensi Energi dari Kementrian ESDM RI. Hibah dari USAID

(34)

UPTD LAMPU JALAN DINAS PEKERJAAN UMUM 33

2. Peraturan Daerah

Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor : (sementara penomoran) Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (Rpjmd) Kota Makassar Tahun 2014-2019

Peraturan Walikota Makassar Nomor 84 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum.

(35)

UPTD LAMPU JALAN DINAS PEKERJAAN UMUM 34

(36)

UPTD LAMPU JALAN DINAS PEKERJAAN UMUM 35

(37)

UPTD LAMPU JALAN DINAS PEKERJAAN UMUM 36

5. Hasil Inovasi

Gambar

Tabel  1  Luas Wilayah dan Persentase terhadap Luas Wilayah   Menurut  Kecamatan di Kota Makassar Tahun  2016
Tabel 3. Persentase Penduduk dan Kepadatan Penduduk   menurut Kecamatan Kota Makassar
Tabel 4. PDRB Kota Makassar  berdasarkan harga berlaku  Dan harga konstan(Juta Rupiah) Tahun  2012-2015
Tabel 5. Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2011 s.d 2015  Atas Dasar Harga Berlaku menurut lapangan usaha di Kota Makassar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil runningnya dapat dilihat bahwa nilai sebenarnya baik dengan menggunakan model pendiskritan langsung maupun model Brennan Schwartz adalah 7.0284, sedangkan nilai

Keempat sosial dan komunikasi, Agribisnis mempelajari ilmu sosial dan komunikasi yang aplikasi ilmu ini akan digunakan untuk memaksimalkan kemampuan lulusan Agribisnis di

Implementasi kewenangan penyidikan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kehutanan terkait tindak pidana Kehutanan terhadap satwa liar yang dilindungi dalam pelaksanaannya

 Untuk pembuatan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) diperhatikan setiap penulisan yang cocok untuk perancangan bangunan yang dibuat.. 

Linckia lavigata Conus marmoreus Jumlah... Ophtirix sp -

Selain itu, Aziz (1996) mengungkapkan bahwa kondisi substrat dan habitat sangat menentukan sebaran Echinodermata. Informasi tentang keberadaan jenis Echinoder- mata pada

Fakta stagnasi terjadi karena konsep Keynes beranggapan bahwa pengangguran dan inflasi hanya di- sebabkan oleh rendahnya aggregate demand dalam perekonomian, pa- da hal

Penyaluran dana pada periode kedua dan seterusnya akan dilakukan apabila sekolah penerima telah melaporkan dan menyerahkan laporan pertanggugjawaban penggunaan