• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENGAJARAN DOKTRIN SANCTUARYDI KALANGAN ANGGOTA GEREJA MASEHI ADVENT HARI KETUJUHSE- KOTAMADYA PEMATANGSIANTAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENGAJARAN DOKTRIN SANCTUARYDI KALANGAN ANGGOTA GEREJA MASEHI ADVENT HARI KETUJUHSE- KOTAMADYA PEMATANGSIANTAR"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENGAJARAN DOKTRIN SANCTUARYDI KALANGAN ANGGOTA GEREJA MASEHI ADVENT HARI

KETUJUHSE-KOTAMADYA PEMATANGSIANTAR

Elfri Darlin Sinaga, M.Min., M.Fil, STFT Surya Nusantara, Pematangsiantar

Abstract

The doctrine of sanctuary is absolutely necessary to be implemented by every church member of the Seventh-Day Adventist. The implementation of that teaching values of Sanctuary doctrine is veryimportant to all church membersbecause they need more of the required preparation with regards to the time of judgment and preparation for the Second coming of Christ. Some of the preparations required concerning to the work of the mediation of Christ in the Sanctuary, such as: to reject all forms of deviant teaching from the Bible, to conduct heart investigations and settle personal sins through repentance and confession of sin, and pray with a sincere heart to obtain sanctification and assurance of salvation. The last phaseof the priesthood ministration of Christis to conduct the cleansingof sinsof His peoplefromthe book of the recordsin Heavenas describedin the work ofthe high priestinthe annualservicein the earthly Sanctuary. But facts show that many of the church members lack of the required preparation for the time of investigative judgment and preparation for the second coming of Christ.The result of this study indicated that the level implementation of the teaching values of Sanctuary Doctrine among the church members was on the score value 2.5857 (partly implemented or not fully implemented). Based on the result, this research will give some input to church’s pastor in order to improve the spiritual life of his church members, especially amongthe memebers of Seventh-Day Adventist Church in Pematangsiantar municipality.

Keywords: Implementation, teaching values, doctrine, sanctuary, implemented, investigative judgment, Seventh-dayAdventist.

PENDAHULUAN Latar Belakang

(2)

Doktrin Sanctuary dan Pelayanan Keimamatan Kristus di dalam Bait Suci Surgawi merupakan salah satu pilar doktrin utama di kalangan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK). Pokok doktrin tersebut sangat penting dipahami oleh setiap anggota GMAHK dan prinsip-prinsipnya diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, karena hal itu bersangkut paut dengan nasib kekal umat manusia.

Implementasi bisa diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan. Implementasi nilai-nilai doktrin Sanctuary berarti pelaksanaan dan penerapan prinsip-prinsip atau nilai-nilai yang terkandung dalam doktrin tersebut, melalui mengadakan evaluasi diri serta menyesuaikan kehidupan dengan nilai-nilai kebenaran yang diajarkan.

Ellen G. White menegaskan sehubungan dengan pentingnya anggota jemaat memahami dan mengimplementasikan prinsip-prinsip pengajaran doktrin Sanctuary, sebagai berikut: “Pengertian yang benar tentang pelayanan bait suci surgawi adalah dasar iman kita … kita tidak boleh berhenti sampai kita mahir mengenai bait suci itu.”1 “Setiap orang dituntut untuk merendahkan diri sementara upacara itu berlangsung. Semua kegiatan harus dihentikan dan semua bangsa israel sepanjang hari itu harus merendahkan diri di hadapan Tuhan dengan berpuasa dan menyelidiki hati secara dalam-dalam.”2 “Maka barangsiapa yang tiada merendahkan hatinya pada waktu itu, ia akan ditumpas kelak dari antara bangsanya.3

Identifikasi Masalah

Kendati telah ditegaskan tentang pentingnya doktrin Sanctuary sebagai salah satu landasan iman dan pengajaran GMAHK untuk dipahami dan diimplementasikan oleh setiap warga jemaat, namun penulis mengamati dan berasumsi bahwa:

1Ellen G. White, Evangelism, Bandung: IPH, 221, 223.

2Ellen G. White, The Great Controversy, Bandung: IPH, 419,420. 3Alkitab, Imamat 23:29.

(3)

1. Masih banyak anggota jemaat GMAHK kurang memberikan perhatian untuk mempelajari dan memahami doktrin Sanctuary sebagaimana yang diharapkan.

2. Masih banyak dari antara anggota GMAHK yang begitu mudah diombang-ambingkan oleh pengajaran-pengajaran yang menyimpang, khususnya yang berhubungan dengan pengajaran Sanctuary.

3. Banyak dari antara anggota jemaat GMAHK kurang mengadakan persiapan diri menghadapi masa penghakiman dan mengambil manfaat yang sebesar-besarnya dari jasa pengantaraan Kristus di dalam Bait Suci Surgawi.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana tingkat penerapan dan pelaksanaan nilai-nilai doktrin Sanctuary dalam kehidupan anggota GMAHK se-Kotamadya Pematangsiantar. Hasil penelitian ini tentunya bermanfaat sebagai masukan bagi pendeta jemaat untuk membangun dan meningkatkan kerohanian anggota jemaatnya, agar bersedia menyambut kedatangan Kristus kedua kali.

TINJUAN PUSTAKA

Pengertian Sanctuary

Istilah “sanctuary”dapat dipakai secara umum dapat pula dipakai secara khusus. Pemakaian istilah sanctuary secara umum mempunyai arti luas dan arti sempit. Pengertian secara luas sanctuary dapat diartikan sebagai suatu tempat di mana saja yang menjadi kudus karena di situ hadir oknum yang disembah sebagai Tuhan (Kel. 3:5). Dalam pengertian secara sempit, sanctuary dapat diartikan sebagai tempat beribadah resmi yang dilengkapi dengan peralatan-peralatan ibadah, seperti: Gereja, Kelenteng, Mesjid Kathedral, Synagogue, Tabernakel, Pura,dan lain-lain.

(4)

Pemakaian istilah sanctuary secara khusus maksudnya ialah mata kuliah doktrin Sanctuary. Dalam tulisan ini, penggunaan istilah sanctuary bukan berbicara tentang tempat-tempat ibadah umat beragama, melainkan secara khusus membicarakan tentang Bait Suci atau Tempat Kudus yang sesungguhnya di Surga yang menjadi pusat pekerjaan Kristus demi keselamatan umat manusia.

Tempat kudus di Surga maupun yang di bumi merupakan sebuah alat peraga tentang rencana keselamatan.Ellen G. White menulis, “Tempat kudus di Surga adalah pusat pekerjaan Kristus demi manusia … Ia memperlihatkan rencana keselamatan, membawa kita kepada akhir zaman dan menyatakan isu kemenangan dalam pertikaian antara kebenaran dan dosa.4

Doktrin Sanctuary dan pelayanan Kristus di dalam tempat kudus surgawi perlu dipahami oleh setiap anggota jemaat dan nilai-nilai kebenaran yang terkandung di dalamnya diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Ellen G. White lebih lanjut menulis, “Semua orang perlu mengetahui posisi dan pekerjaan Imam Besar mereka. Kalau tidak , tidak mungkin mereka mempunyai iman yang diperlukan pada zaman ini, atau menduduki posisi yang dirancang Allah untuk mereka duduki.”5

Doktrin Sanctuary di lingkungan GMAHK

Pokok pengajaran Sanctuary di lingkungan GMAHK dimuat dalam 28 Uraian Doktrin Dasar, yakni tentang Bait Suci dan Pelayanan Kristus dalam Bait Suci Surgawi. Doktrin tersebut merupakan salah satu pilar doktrin berdirinya GMAHK. Ellen G. White menegaskan dalam tulisannya tentang kedudukan sanctuary di lingkungan GMAHK sebagai berikut, “The correct understanding of the

ministration in the heavenly Sanctuary is the foundation of our faith.” ( Pemahaman

yang benar tentang pelayanan (Kristus) di Bait Suci Surgawi adalah fondasi iman kita).”6

4Ellen. G. White, Alfa dan Omega, jilid 8, Bandung: IPH, hlm. 511. 5Ellen G. White, Evangelism, Bandung: IPH, 221,223.

(5)

Pokok pengajaran Sanctuary sebagai fondasi iman GMAHK dijabarkan dalam doktrin ke-24 dari 28 uraian doktrin dasar adalah sebagai berikut:

1. Di Surga ada Bait Suci (sanctuary) yang dibuat oleh Tuhan dan bukan yang dibuat oleh manusia (Ibrani 8:2).

2. Bait Suci di Surga memiliki struktur bangunan seperti halnya tempat kudus di bumi, yakni bilik suci dan bilik mahasuci.

3. Kristus melayani di dalam Bait Suci di Surga demi kepentingan kita dan untuk mengadakan pendamaian bagi kita.

4. Setelah kenaikan Kristus ke Surga, Ia dilantik menjadi Imam Besar yang Mahatinggi dan langsung memulai pekerjaan pengantaraan-Nya.

5. Pada tahun 1844, pada akhir periode nubuatan 2300 petang dan pagi, Ia memasuki fase kedua dan terakhir dari pelayanan pendamaian-Nya.

6. Penghakiman pemeriksaan dimulai sejak berakhirnya nubuatan 2300 petang dan pagi (22 Oktober 1844) dan berlangsung hingga penutupan pintu kasihan bagi manusia sebelum kedatangan-Nya kedua kali.

7. Penghakiman pemeriksaan yang menjadi bagian penting yang terakhir dan menentukan atas semua dosa, dilambangkan oleh pembersihan Bait Suci Ibrani kuno pada hari pendamaian.

8. Bait Suci Ibrani kuno dibersihkan oleh darah binatang yang dikorbankan, sedangkan Bait Suci surgawi dibersihkan oleh korban yang sempurna, yakni darah Yesus.

9. Penghakiman pemeriksaan bertujuan untuk membuktikan keadilan Tuhan dalam menyelamatkan orang-orang percaya di dalam Yesus dan yang tetap setia berhak masuk dalam kerajaan-Nya.

10. Penghakiman pemeriksaan menunjukkan kepada mahluk-mahluk berpikir cerdas di Surga siapa-siapa di antara orang mati yang tertidur di dalam Kristus dan hidup di dalam Dia, yang dianggap layak mendapat bagian dalam kebangkitan yang pertama.

(6)

11. Penghakiman pemeriksaan juga menunjukkan kepada mahluk-mahluk berpikir cerdas di Surga, siapa-siapa di antara orang-orang yang hidup hingga kedatangan Kristus kedua kali, yang tinggal di dalam Dia dan yang memelihara Hukum-hukum-Nya dan beriman kepada Yesus dianggap layak untuk diubahkan dan memasuki kerajaan-Nya yang kekal.7

Mewaspadai Berbagai Pandangan dan Pengajaran yang Menyimpang

Gereja Kristen senantiasa berada dalam bahaya oleh karena masuknya guru-guru palsu yang menyebarluaskan ajaran-ajaran yang menyimpang. Hal demikian telah terjadi sejak gereja mula-mula. Rasul Petrus mengamarkan setiap anggota jemaat, “Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu aka nada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.”8

Dalam catatan sejarah, GMAHK juga mengalami tantangan yang datang dari dalam dengan munculnya berbagai pengajaran yang menyimpang yang dibawakan oleh mereka yang mengaku sebagai guru-guru kebenaran. Ada beberapa doktrin pengajaran yang menyimpang dari ajaran Alkitab dan bertentangan dengan doktrin dasar GMAHK. Setiap anggota jemaat GMAHK harus lebih waspada dam dituntut memiliki pendirian yang tegas untuk menolak setiap ajaran yang menyimpang. Beberapa dari antaranya adalah pokok pengajaran sanctuary yang diajarkan oleh William Miller, D.M. Canright, Albion F. Ballenger, dan Desmond Ford.

1. Pandangan William Miller

7Departemen Kependetaan Masehi Advent Hari Ketujuh Se-dunia, 28 Uraian Doktrin Dasar

Alkitabiah (Bandung: Indonesia Publishing House, 1992), 352.

(7)

William Miller adalah seorang tokoh pembaharu Amerika yang terkenal, seorang pengkhotbah paling menonjol tentang kedatangan Yesus kedua kali di Amerika Serikat. Ellen G. White sebagai saksi mata yang melihat secara dekat tentang kehidupannya menulis sebagai berikut, “Ia seorang petani yang benar dan berhati jujur, mempunyai fisik yang sehat dan kuat serta memiliki kecerdasan yang lebih dari biasa. Ia adalah seorang pelajar Alkitab yang sungguh-sungguh. Ia meneliti nats Alkitab Daniel 8:14 “tempat kudus itu akan dipulihkan dalam keadaan yang wajar” dan menghubungkannya dengan kedatangan Kristus kedua kali.”9

Salah satu sumbangsih William Miller yang tidak bisa dilupakan dalam sejarah gereja adalah keberhasilannya memecahkan misteri perhitungan nubuatan 2300 petang dan pagi dalam Daniel 8:14. Melalui penyelidikan Kitab Suci yang sungguh-sungguh, ia menemukan bahwa permulaan nubuatan 2300 petang dan pagi adalah saat dikeluarkannya surat perintah raja Artashasta untuk membangun kembali Yerusalem dan tembok-temboknya, yakni tahun 457 sM. Akhir dari nubuatan itu adalah tanggal 22 Oktober 1844, saat mana “tempat kudus akan dipulihkan dalam keadaan yang wajar” (Dan.8:14).10

Berdasarkan penemuan terhadap perhitungan nubuatan 2300 petang dan pagi, William Miller dan kawan-kawannya mengkhotbahkan Yesus akan datang pada tanggal 22 Oktober 1844. Banyak orang meninggalkan gerejanya dan bergabung dengan pergerakan William Miller (Millerites) bersedia menyongsong kedatangan Yesus kedua kali. Ketika Yesus tidak datang ke dunia ini sebagaimana mereka harapkan, mereka kecewa, dan inilah yang disebut dengan pengalaman kekecewan yang besar 22 Oktober 1844.11

Paul A. Gordon menulis tentang keyakinan William Miller khususnya yang berkaitan dengan “tempat kudus dan pemulihannya”sebagai berikut, “Tempat kudus

9Ellen G. White, Kemenangan Akhir, (Bandung: Indonesia Publishing House, 2010), 332. 10Ibid, 429.

11LihatPaul A. Gordon, The Sanctuary, 1844 and the Pioneers, (Silver Spring, Maryland: Ministerial Association General Conference of Seventh-day Adventist, 2000), 12

(8)

itu adalah gereja dan bumi ini. Pemulihan tempat kudus dalam keadaan yang wajar berarti pembersihan gereja dari dosa, dan penyucian bumi ini dengan api pada saat kedatangan Kristus kedua kali.”12

2. Pengajaran Dudley Marvin Canright

Dudley Marvin Canright lahir di Michigan, USA pada tanggal 22 September 1840. Ayahnya bernama Hiram Canright dan ibunya bernama Loretta. Pada tahun 1859, ketika masih berusia 19 tahun, ia menerima iman Advent melalui baptisan kudus. Lima tahun kemudian, ia diurapi menjadi pendeta oleh James White dan J.N. Loughborough, setelah mendapatkan serangkaian pelajaran Alkitab dari James White. Selanjutnya ia ditempatkan sebagai pendeta jemaat di New England di bawah asuhan pendeta J.N. Andrews.13

Saat menggembalakan jemaat di New England, ia sering melakukan debat dengan pendeta-pendeta protestan. Kemampuan debatnya yang luar biasa ternyata perlahan-lahan menuntunnya kepada kesombongan dan meninggikan diri.14Pada tahun 1869 ia menerima tugas pelayanan di tempat yang baru di Negara bagian Iowa dan melayani pekerjaan Tuhan di sana selama kurang lebih dua puluh tahun di bawah asuhan pendeta George I. Butler. Pengaruhnya yang menonjol sebagai seorang pengkhotbah membuat dia terpilih menjadi Direktur Sekolah Sabat di Konfrens Ohio. Ia juga aktif dalam usaha-usaha meningkatkan persepuluhan. Bahkan beberapa dari anggota jemaat pada masa itu meramalkan bahwa ia akan menggantikan James White sebagai ketua GC of SDA.15

Namun sangat disayangkan, D.M. Canright pada tahun 1887 tiba-tiba mengundurkan diri dari GMAHK dengan alasan bahwa ia tidak lagi mempercayai Sepuluh Hukum, hari Sabat, pekabaran tiga malaikat, ajaran Sanctuary, kedudukan

12Ibid..

13R.W. Schwarz, Light Bearers to the Remnant, California: Pacific Press Publishing Association, 1979), 464.

14Ibid.

15Ketua GC of SDA adalah pimpinan tertinggi organisasi Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh se-dunia. GCof SDA adalah singkatan dari General Conference of Seventh-day Adventist, atau Rapat Umum Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh se-dunia.

(9)

GMAHK dalam nubuatan, reformasi kesehatan, dan pengurapan kudus. Bahkan lebih jauh ia menyatakan tidak percaya bahwa kepausan telah merobah hari Sabat kepada hari Minggu.16

D.M. Canright akhirnya meninggalkan GMAHK dan bergabung dengan gereja Baptist di Otsego.17Beberapa saat sebelum meninggalkan GMAHK, ia menjadi seorang pengkritik dan penentang keras (a bitter enemy) terhadap GMAHK.18 Ia menulis buku (413 halaman) berjudul Seventh-day Adventist Renouced yang berisi penolakan terhadap GMAHK dan kenabian Ellen G. White. Ia juga mengatakan bahwa tidak ada Bait suci di Surga, karena Allah tidak dibatasi oleh ruang dan Allah ada hadir di mana-mana.19

3. Pengajaran Albion Fox Ballenger

Albion Fox Ballenger lahir pada tahun 186 di Winslow, Illinois, USA. Ia seorang pendeta GMAHK, pengkhotbah yang terkenal dan juga penulis buku. Pada sesi General Conference (GC) tangggal 21 Mei 1905 ia menyampaikan pandangannya tentang sanctuary (tempat kudus) dalam sembilan tesis. Ballenger menegaskan bahwa pelayanan imam di bilik yang suci dari kaabah Israel kuno adalah suatu pengalaman Perjanjian Lama. Itu melambangkan rencana keselamatan sejak penciptaan hingga penyaliban Kristus. Segala sesuatunya sudah dilakukan dengan lengkap dan semuanya nampak indah dan harmonis.20

Ballenger lebih lanjut menegaskan sehubungan dengan pelayanan keimamatan Kristus sebagai berikut, “Ketika Kristus naik ke Surga setelah kebangkitan-Nya, Dia masuk ke Bilik yang Maha suci di Bait Suci Surgawi dan

16R.W. Schwarz, Light Bearers to the Remnant, California: Pacific Press Publishing Association, 1979), 468.

17Ibid, 469. 18Ibid,469,470. 19Ibid.

20Paul A. Gordon, The Sanctuary, 1844 and the Pioneers, (Silver Spring, Maryland: Ministerial Association General Conference of Seventh-day Adventist, 2000), 5.

(10)

memulai pelayanan-Nya sebagai Imam Besar kita.”21 Inti sari pandangan Albion F. Ballenger sebagaimana dituangkan dalam sembilan tesisnya adalah:

 Pelayanan imam di bilik yang suci dari kaabah Israel kuno adalah suatu pengalaman Perjanjian Lama.

 Pelayanan imam di bilik yang suci melambangkan rencana keselamatan sejak penciptaan hingga penyaliban Kristus.

 Segala sesuatunya sudah dilakukan Kristus di kayu salib sudah sempurna serta lengkap dan semuanya nampak indah dan harmonis.  Ketika Kristus naik ke Surga setelah kebangkitan-Nya, Dia masuk ke

Bilik yang Mahasuci dari Bait Suci Surgawi dan memulai pelayanan-Nya sebagai Imam Besar kita.

4. Pengajaran Desmond Des Ford

Desmond Des Ford lahir di Townsville, Queensland, Australia tanggal 2 Februari 1929. Dia seorang penginjil dan Teologian Australia. Ia menamatkan sarjananya dari Avondale College tahun 1958. Gelar Master dalam bidang Teologi Sistematic diperoleh dari SDA Washington Seminary pada tahun 1959. Pada tahun 1961 ia berhasil meraih gelar Ph.D dari Michigan State University dan gelar Ph.D yang kedua dari University of Manchester.

Desmond Des Ford pernah bekerja sebagai gembala jemaat GMAHK dan penginjil selama 7 tahun. Selanjutnya, ia dipanggil menjadi dosen di Avondale College dan mengajar berbagai mata kuliah. Namun kemudian, ia dikeluarkan dari GMAHK oleh karena mengkritik ajaran GMAHK tentang Bait Suci Surgawi dan pengajaran tentang penghakiman pemeriksaan. Dalam bukunya Right With God Right

Now Desmond Ford menegaskan keyakinanya tentang Bait Suci Surgawi dan

pelayanan Kristus. Ia mengaskan bahwa pekerjaan pendamaian sudah lengkap di

(11)

kayu salib dan tidak diperlukan lagi tindakan berikut dalam Bait Suci Surgawi, karena keselamatan sudah sepenuhnya dialami oleh orang-orang percaya. Ia mendasari keyakinannya pada nats Alkitab Roma 3:21-26.22

Refleksi Teologis terhadap Pengajaran yang Menyimpang

Refleksi adalah gerakan, pantulan di luar kemauan (kesadaran) sebagai jawaban suatu hal atau kegiatan yang datang dari luar.23 Berikut ini penulis memberikan refleksi teologis terhadap pandangan William Miller, D.M. Canright, Albion F. Ballenger dan Desmond Des Ford tentang sanctuary untuk membuktikan bahwa pengajaran mereka menyimpang dari ajaran Alkitab dan uraian doktrin GMAHK.

1. Refleksi Teologis terhadap Pandangan William Miller

Perhitungan akhir nubuatan 2300 petang dan pagi menurut William Miller jatuh pada tanggal 22 Oktober 1844. Keyakinan itu menggerakkan Miller dan kawan-kawannya untuk mengkhotbahkan Yesus akan datang pada tanggal 22 Oktober 1844. Tentunya tidak ada yang salah dengan perhitungan nubuatan 2300 petang dan pagi yang permulaannya adalah tahun 457 sM dan berakhir pada tanggal 22 Oktober 1844. Bukan itu yang membuat mereka harus mengalami kekecewaan besar, melainkan pandangan William Miller tentang Tempat Kudus atau Bait Suci. William Miller, sama seperti orang Kristen pada umumnya pada zaman itu mempercayai bahwa “tempat kudus” (sanctuary) itu adalah gereja dan bumi ini. Dan pemulihan tempat kudus dalam keadaan yang wajar berarti pembersihan gereja dari dosa, dan penyucian bumi ini dengan api pada saat kedatangan Kristus kedua kali.”24

Pemahaman yang keliru tentang pokok pengajaran atau doktrin Sanctuary telah menuntun William Miller dan para pengikutnya mengalami kekecewaan pada

22Wilson Paroschi, The Cross and the Sanctuary: Do We Really Need Both (Ministry International Journal for Pastor,Silver Spring: Pacific Press Publishing Association, 2014), 6.

23Kamus Besar Bahasa Indonesia.

24Paul A. Gordon, The Sanctuary, 1844 and the Pioneers, (Silver Spring, Maryland: Ministerial Association General Conference of Seventh-day Adventist, 2000), 12

(12)

masa lalu, yakni tanggal 22 Oktober 1844. Tempat kudus atau sanctuary yang dimaksudkan oleh nabi Daniel dalam Dan. 8:14 bukan gereja, dan bukan juga bumi ini, melainkan Tempat kudus atau sanctuary yang ada di Surga. Dan “pemulihan tempat kudus dalam keadaannya yang wajar” adalah merujuk kepada pekerjaan Kristus, sebagai Imam Besar yang Mahatinggi memulai pekerjaan pembersihan Bait Suci di Bilik yang Mahasuci dari Bait Suci Surgawi.

Pemulihan atau pembersihan Tempat Kudus dalam keadaan yang wajar sebagaimana dimaksudkan dalam Dan. 8:14 adalah penghapusan dosa-dosa umat Allah dari catatan kitab-kitab yang ada di Surga yang akan melayakkan umat Allah menerima kehidupan kekal dan dinyatakan sah sebagai pewaris kerajaan Surga, dan bukan hanya sebagai calon pewaris kerajaan Surga. Dengan demikian, pandangan William Miller tentang sanctuary adalah gereja dan bumi ini jelas bertentangan dengan ajaran Alkitab.

2. Refleksi Teologis terhadap Pengajaran D.M. Canright

Salah satu kepercayaan yang berkembang pada zaman D.M. Canright adalah pandangan bahwa tidak ada Bait Suci di Surga. Ketika Kristus naik ke Surga setelah pelayanan-Nya di bumi, Dia pergi ke hadapan Allah dan bahwa di mana Allah berada itulah tempat yang Mahakudus.25 Kepercayaan ini kemungkinan mempengaruhi keyakinan D.M. Canright, sehingga dia menentang pokok pengajar GMAHK tentang adanya Bait Suci di Surga tempat di mana Yesus melayani sebagai Imam Besar Perjanjian Baru.

Alkitab mengajarkan bahwa ada Bait Suci di Surga tempat Yesus melayani sebagai Imam Besar yang Mahatinggi26 untuk mengadakan pengantaraan bagi umat-Nya di hadapan Takhta Allah yang ada di Bilik yang Mahasuci dan mengadakan pekerjaan penghakiman pemeriksaan, yakni pekerjaan penghapusan dosa-dosa umat

25Ellen G. White Christ in His Sanctuary, 11. 26 Alkitab, Ibrani 8:1-2.

(13)

Allah dari kitab-kitab yang ada di Surga agar tidak menghalangi umat-Nya untuk masuk Surga. 27

D.M. Canright mengajarkan bahwa tidak ada Bait Suci di Surga karena Allah tidak dibatasi oleh ruang dan Allah ada hadir di mana-mana. Memang benar bahwa Allah tidak dibatasi oleh ruang. Allah bisa hadir di mana-mana (Omni Present) dalam keberadaan sebagai Allah Roh, namun Dia juga adalah oknum yang berpribadi dan duduk bersemayam di atas takhta mengadili dan memerintah seluruh alam semesta dari takhta-Nya sebagaimana yang dilihat oleh raja Daud (Maz. 47:9), nabi Yesaya (Yes 6:1-2), nabi Mikha (1 Raj. 22:19), nabi Yeremia (Yer. 14:21), nabi Yehezkiel (Yeh.1:26), nabi Daniel (Dan.7:9), nabi Zakharia (Zak. 6:13), Rasul Paulus (Ibr.8:1), Rasul Yohanes Pewahyu (Why.1:4), dan juga nabi-nabi lainnya.

Alkitab mengajarkan tetang keberadaan Bait Suci di Surga tempat Yesus melayani sebagai Imam Besar yang Mahatinggi untuk mengadakan pengantaraan bagi umat-Nya, dengan demikian pandangan D.M. Canright bertentangan dengan ajaran Alkitab.

3. Refleksi Teologis terhadap Pengajaran Albion Fox Ballenger

Sekilas nampaknya pandangan Albion F. Ballenger sungguh menarik. Namun pandangan tersebut bertentangan dengan ajaran Alkitab dan mengaburkan pemahaman tentang eksistensi Bait Suci Surgawi dan pelayanan keimamatan Kristus. Alkitab mengajarkan bahwa:

 Pelayanan imam di bilik yang suci adalah melambangkan pelayanan Yesus di bilik yang suci dalam Bait suci Surgawi.28

 Pelayanan imam di pelataran kemah suci, yakni di tempat pembantaian dan pembakaran korban di mezbah pembakaran, itulah yang melambangkan kematian Kristus di kayu Salib untuk menggantikan tempat umat-Nya.29

27Alkitab, Daniel 7: 9-11. 28 Alkitab, Daniel 9:9, 11-15. 29Alkitab, Efesus 5:2.

(14)

 Satu bahagian dari pelayanan Kristus yang dilambangkan dalam upacara harian ibadah Israel kuno, yakni sebagai korban pengganti telah dilakukan Kristus di kayu salib dengan sempurna, lengkap, indah dan harmonis,30 dan Yesus dilambangkan dengan domba jantan yang tidak bercela.31

 Ketika Kristus naik ke Surga setelah kebangkitan-Nya, Ia dilantik menjadi Imam Besar oleh Allah Bapa dan Dia melaksanakan pekerjaan pengantaraan, sebagaimana dilambangkan dalam pekerjaan imam memercikkan darah di depan tabir di bilik yang suci atau melalui memakan daging hewan kurban. Pekerjaan pengantaraan yang digambarkan dalam pelayanan imam di bilik yang suci menggambarkan pekerjaan pengantaraan Kristus sejak kenaikan-Nya hingga 22 Oktober 1844.

4. Refleksi Teologis terhadap Pengajaran Desmond Ford

Banyak teologian protestan yang memiliki keyakinan seperti Desmond Des Ford. Mereka mengatakan bahwa pekerjaan pendamaian atau atonement sudah lengkap dan sempurna pada saat kematian Yesus di kayu salib, sehingga tidak perlu lagi pelayanan pengantara keimamatan Kristus dan pekerjaan penghakiman pemeriksaan. Konsep keyakinan yang demikian muncul oleh karena kurang memahami sistem upacara kemah suci Musa dan pelayanan keimamatan dalam ibadah bangsa Israel kuno. Pelayanan keimamatan dalam kemah suci Musa mengandung tiga pokok pengajaran penting yakni: pelayanan korban pengganti yang dilaksanakan di pelatarann kemah suci, pelayanan pengantara keimamatan yang dilaksanakan di bilik yang suci, dan pelayanan penghapusan dosa pada hari grafirat yang dilaksanakan di bilik yang mahasuci. Dengan demikian apa yang diajarkan oleh Desmond Des Ford tentang Bait Suci Surgawi dan pelayanan keimamatan Kristus di dalam Bait Suci di Surga jelas bertentangan dengan ajaran Kitab Suci

30Alkitab, Ibrani 9:22. 31Alkitab, Kejadian 12:5.

(15)

Implementasi Nilai-nilai Pengajaran Doktrin Sanctuary

Pengimpelementasian nilaia-nilai pengajaran adalah bagian terpenting dari sebuah pengajaran. Alkitab mengajarkan, “Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja, sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.”32Untuk mengimplementasikan nilai-nilai pengajaran doktrin Sanctuary dalam kehidupan anggota GMAHK saat ini, penulis memberikan penekanan pada dua poin utama. Pertama, setiap anggota jemaat wajib mewaspadai segala bentuk pengajaran yang menyimpang dan menunjukkan sikap yang tegas, yakni menolak semua pengjaran yang keliru tentang sanctuary seperti pengajaran William Miller, D.M.Canright, Albion Ballenger, dan Desmond Des Ford. Kedua, setiap anggota jemaat perlu mengadakan evaluasi diri, persiapan yang dibutuhkan dan mengambil manfaat yang sebesar-besarnya dari jasa pengantaraan Kristus selama masa berlangsungnya penghakiman pemeriksan.33

Kristus, Imam Besar Perjanjian Baru sedang mengadakan pengantaraan di hadapan takhta Allah Bapa untuk membela setiap perkara umatNya, maka setiap umat Tuhan hendaknya berusaha memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari jasa pengantaraan Kristus melalui tujuh indikator sebagai berikut:

(1) Menolak Pandangan William Miller

Setiap anggota jemaat di kalangan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh perlu mengambil sikap tegas, yakni menolak pandangan William Miller dan para pengikutnya tentang Sanctuary, karena mengatakan bahwa Sanctuary atau tempat kudus yang akan dipulihkan pada akhir 2300 petang dan pagi adalah bumi ini dan gerejaNya. Alkitab mengajarkan bahwa Sanctuary yang dipulihkan

32Alkitab, Yakobus 1:22.

33Lihat Departemen Kependetaan Masehi Advent Hari Ketujuh Se-dunia, 28 Uraian Doktrin

Dasar Alkitabiah (Bandung: Indonesia Publishing House, 1992), 352. GMAHK mempercayai bahwa

Yesus telah memulai pekerjaan penghakiman pemeriksaan sejak 22 Oktober 1844 di bilik Mahasuci di bait Suci Surgawi.

(16)

pada akhir 2300 petang dan pagi34adalah Sanctuary yang di Surga di mana Kristus melayani sebagai Imam Besar Perjanjian Baru.35

(2) Menolak Pengajaran D.M. Canright

Setiap anggota jemaat di lingkungan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh perlu mengambil sikap tegas menolak pengajaran D.M. Canright tentang Sanctuary yang mengajarkan bahwa tidak ada Bait Suci di Surga karena Allah tidak dibatasi oleh ruang dan Allah ada hadir di mana.Alkitab mengajarkan bahwa ada Bait Suci di Surga tempat Yesus melayani sebagai Imam Besar yang Mahatinggi dan mengadakan pengantaraan di hadapan Allah Bapa di Sanctuary di Surga.36

(3) Menolak Pengajaran Albion F. Ballenger

Setiap anggota jemaat di lingkungan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh perlu mengambil sikap tegas menolak pengajaran Albion F. Ballenger tentang Sanctuary, yang mengajarkan bahwa pelayanan imam di Bilik yang suci adalah pengalaman Perjanjian Lama. Alkitab mengajarkan bahwa Pelayanan imam di bilik yang suci adalah melambangkan pelayanan Yesus di bilik yang suci dalam Bait suci Surgawi.

(4) Menolak Pengajaran Desmond Des Ford

Setiap anggota jemaat di lingkungan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh perlu mengambil sikap tegas menolak pengajaranDesmond Des Ford tentang Sanctuary, yang mengajarkan bahwa pelayanan Yesus di Bait Suci Surgawi tidak dibutuhkan untuk keselamatan umat manusia, karena pekerjaan pendamaian di kayu salib sudah lengkap dan sempurna. Alkitab mengajarkan bahwa pelayanan Yesus di kayu

34Alkitab, Daniel 8:14. 35Alkitab, Ibrani 8:1-2. 36Alkitab, Ibrani 9:24.

(17)

salib hanya menggenapkan satu bahagian dari tugas keimamatan Kristus, yakni sebagai korban pengganti. Sementara dua tugas lainnya dilaksanakan di Sanctuary di Surga, yakni sebagai pengantara keimamatan dan pelaksanaan penghakiman.37

(5) Bertobat dan Membereskan Dosa-dosa Pribadi

Jaminan pengampunan Kristus hanya berlaku bagi setiap pendosa yang bertobat dan memohon pengampunan. Hanya melalui darah Yesus setiap orang umat manusia yang sudah jatuh dalam dosa dapat diperdamaikan kembali dengan Allah yang Suci. Rasul Yohanes menekankan tentang pentingnya pertobatan dan pengakuan dosa untuk memperoleh jaminan pengampunan Kristus dengan berkata, “Jika kita mengaku dosa kita, maka Allah adalah setia dan adil untuk mengampuni dosa-dosa kita dan

menjauhkan kita dari segala kejahatan”38 Ellen G. White menulis tentang membereskan dosa-dosa pribadi sebagai berikut, “Bilamana ada orang-orang yang dosanya tercatat dalam kitab catatan, yang tidak bertobat dan yang tidak diampuni, maka namanya akan dihapuskan dari kitab Kehidupan, dan catatan perbuatan-perbuatan baik mereka akan dihapuskan dari kitab Kehidupan.”39

(6) Berdoa Menghadap Allah dengan Hati yang Tulus

Sementara Yesus Kristus, Imam Besar yang Mahatinggi melaksanakan pekerjaan pengantaraan dan penghakiman pemeriksaan di dalam Bait Suci Surgawi, ada kewajiban yang dituntut dari setiap umat Tuhan di bumi, agar permohonan mereka bisa menyatu dengan permohonan Kristus yang sedang mengadakan pengantaraan di hadapan Takhta Allah Bapa. Penyatuan permohonan Kristus dan doa-doa umat Allah bagaikan asap dupa yang harum yang naik ke hadapan takhta Allah Bapa. Melalui jaminan

37Lihat Alkitab, Daniel 7:9-10, 13-14. 38Alkitab, 1 Yohanes 1:9.

(18)

pengampunan Kristus, setiap umat percaya boleh datang menghadap Allahmelalui berdoa dengan hati yang tulus dan bersih dari segala hati nurani yang jahat, hingga kita mempeoleh pengudusan dan jeminan keselamatan kita. Rasul Paulus menulis, “Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.”40

(7) Tidak Melakukan Dosa Dengan Sengaja

Sementara Kristus, Imam Besar yang Mahatinggi melayani di Bilik yang Mahasuci di Bait Suci Surgawi, maka setiap umat Allah yang merindukan hidup kekal bersama dengan Kristus di Surga hendaknya tidak melakukan dosa secara sengaja. Kitab Ibrani menegaskan tentang hal ini, “Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.”41

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, dan hasilnya akan dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang diteliti.42

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Penelitian deskriptif dalam penulisan tesis ini menggunakan metode penelitian pustaka untuk memperoleh landasan teori dan penelitian lapangan, yakni dengan mengunakan kuesioner terhadap anggota jemaat. Data-data hasil penelitian akan dianalisa untuk mendapatkan kesimpulan. Metode penelitian deskriptif analisis yang

40Alkitab, Ibrani 10:22. 41Alkitab, Ibrani 10:28.

(19)

digunakan dalam studi ini difokuskan untuk mengetahui tingkat penerapan atau implementasi nilai-nilai pengajaran doktrin Sanctuary di kalangan anggota GMAHK.

Populasi dan Sampel Responden

Populasi dalam penelitian tesis ini adalah anggota jemaat aktif dan yang sudah dibaptis di GMAHK se-kotamadya Pematangsiantar. Adapun jumlah keanggotaan aktif GMAHK berjumlah 820 orang dari delapan jemaat, yakni GMAHK jemaat Jl. Simbolon no.6, GMAHK jemaat Jl. Nias, GMAHK jemaat Tomuan, GMAHK jemaat Rambung Merah, GMAHK jemaat Parluasan, GMAHK jemaat Martoba, GMAHK jemaat SLA III, dan GMAHK jemaat SLA-PTASN Pematangsiantar.

Sampel dalam penelitian ini adalah anggota gereja yang sudah dibaptis dan anggota aktif, yakni anggota majelis jemaat dari masing-masing jemaat, dengan jumlah responden sebanyak 110 orang. Dengan perincian sebagai berikut: (1) Anggota majelis GMAHK jemaat Jl. Simbolon No.6 berjumlah 15 orang, (2) Anggota majelis GMAHK jemaat Jl. Nias berjumlah 10 orang, (3) Anggota majelis GMAHK jemaat Tomuan berjumlah 10 orang, (4) Anggota majelis GMAHK jemaat Parluasan berjumlah 15 orang, (5) Anggota GMAHK jemaat Rambung Merah berjumlah 10 orang, (6) Anggota majelis GMAHK jemaat Martoba berjumlah 15 orang, (7) Anggota majelis GMAHK jemaat SLA-PTASN berjumlah 25 orang, dan (8) Anggota majelis GMAHK jemaat SLA III berjumlah 10 orang. Total keseluruhan sampel responden dalam penelitian ini adalah 110 orang.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi atau tempat penelitian adalah GMAHK yang ada di kotamadya Pematangsiantar, yakni terdiri dari delapan jemaat. Penelitian melalui angket dilakukan sejak bulan Juli 2014 hingga bulan Maret 2015.

(20)

Indikator Penelitian

Implementasi nilai-nilai pengajaran Doktrin Sanctuary di lingkungan anggota GMAHK se Kotamadya Pematangsiantar, sebagaimana dituangkan dalam landasan teori dapat diukur melalui 7 (Tujuh) indikator, yakni anggota jemaat:

1. Menolak pandangan William Miller dan para pengikutnya yang mengatakan bahwa sanctuary (Tempat Kudus) yang akan dipulihkan pada akhir 2300 petang dan pagi adalah bumi ini dan gerejaNya. 2. Menolak pandangan D.M. Canright yang mengajarkan bahwa tidak ada

Bait Suci di Surga karena Allah tidak dibatasi oleh ruang dan Allah ada hadir di mana.

3. Menolak pandangan Albion F. Ballenger yang mengatakan bahwa pelayanan imam di Bilik yang suci adalah pengalaman Perjanjian Lama.

4. Menolak pandangan Desmond Des Ford yang mengatakan pelayanan Yesus di Bait Suci Surgawi tidak dibutuhkan untuk keselamatan umat manusia, karena pekerjaan pendamaian di kayu salib sudah lengkap dan sempurna.

5. Mengadakan penyelidikan hati dan membereskan dosa-dosa pribadi melalui pertobatan dan pengakuan dosa, untuk memperoleh jaminan pengampunan dari Allah.

6. Berdoa dengan hati yang tulus untuk memperoleh pengudusan dan kepastian keselamatan.

7. Tidak melakukan dosa secara sengaja, sebab jika kita sengaja melakukan dosa, maka tidak ada lagi korban yang menghapus dosa itu.

Penetapan skor jawaban dalam penelitian ini menggunakan skala Likert yang terdiri dari lima opsi alternatif jawaban dengan menggunakan skala Likert 1 sampai 5 yang dimodifikasi skala sikap dengan menghilangkan pernyataan negatif, dengan kinerja ditunjukkan pada tabel berikut:

(21)

Tabel 3.1

Penetapan Skor Jawaban Angket Skala Likert

Nilai Kriteria Tanggapan

5 Sangat baik/tinggi Selalu Dilakukan

4 Baik/tinggi Dilakukan

3 Cukup Kadang-kadang Dilakukan

2 Tidak baik/rendah Sekali-sekali Dilakukan 1 Sangat tidak baik/sangat rendah Tidak Pernah Dilakukan

Tabel 3.2

Klasifikasi Interpretasi Mean Responden

No Klasifikasi Interpretasi

1. 1,0 – 1,4 Tidak Pernah Dilakukan

2. 1,5 – 2,4 Sekali-sekali Dilakukan

3. 2,5 – 3,4 Kadang-kadang Dilakukan

4. 3,5 – 4,4 Dilakukan

5. 4,5 – 5,0 Selalu Dilakukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dibagikan kepada 110 orang sampel responden diperoleh data yang bisa kita lihat melalui tabel-tabel berikut: Tabel

4.1

Menolak Pandangan William Miller Bahwa Bait Suci adalah Bumi ini dan Gereja-Nya

Tanggapan Frekuensi Persentase

Selalu Dilakukan 25 23% Dilakukan 15 14% Kadang-Kadang 57 52% Sekali-sekali Dilakukan 10 9% Tidak Pernah 3 2% Jumlah 110 100%

(22)

Tabel 4.2

Menolak Pandangan D.M. Canright bahwa tidak ada Bait Suci di Surga karena Allah tidak dibatasi oleh ruang dan Allah ada hadir di mana-mana.

Tanggapan Frekuensi Persentase

Selalu Dilakukan 35 32% Dilakukan 16 15% Kadang-Kadang 51 46% Sekali-sekali Dilakukan 5 5% Tidak Pernah 3 2% Jumlah 110 100% Tabel 4.3

Menolak Pandangan Albion Ballenger bahwa Pelayanan Imam di Bilik yang Suci adalah pengalaman Perjanjian Lama

Tanggapan Frekuensi Persentase

Selalu Dilakukan 15 14% Dilakukan 16 15% Kadang-Kadang 71 64% Sekali-sekali Dilakukan 5 5% Tidak Pernah 3 2% Jumlah 110 100% Tabel 4.4

Menolak Pandangan Desmond Ford bahwa Pelayanan Yesus di Bait Suci Surgawi tidak dibutuhkan untuk Keselamatan Umat Manusia, Sebab Pekerjaan Pendamaian di Kayu

Salib Sudah Lengkap dan Sempurna

Tanggapan Frekuensi Persentase

Selalu Dilakukan 22 20%

Dilakukan 26 24%

Kadang-Kadang 55 50%

Sekali-sekali Dilakukan 4 4%

(23)

Jumlah 110 100% Tabel 4.5

Mengadakan Penyelidikan Hati, Bertobat dan Mengakui Dosa-Dosa Pribadi

Tanggapan Frekuensi Persentase

Selalu Dilakukan 46 41% Dilakukan 45 41% Kadang-Kadang 14 13% Sekali-sekali Dilakukan 3 3% Tidak Pernah 2 2% Jumlah 110 100% Tabel 4.6

Senantiasa Berdoa Dengan Hati yang Tulus Untuk Memperoleh Pengudusan dan Kepastian Keselamatan

Tanggapan Frekuensi Persentase

Selalu Dilakukan 36 33% Dilakukan 45 41% Kadang-Kadang 24 22% Sekali-sekali Dilakukan 3 2% Tidak Pernah 2 2% Jumlah 110 100% Tabel 4.7

Tidak Melakukan Dosa Secara Sengaja

Tanggapan Frekuensi Persentase

Selalu Dilakukan 26 24%

Dilakukan 27 25%

Kadang-Kadang 42 38%

Sekali-sekali Dilakukan 10 9%

(24)

Jumlah 110 100% Berdasarkan data-data tersebut di atas, dapat dirangkumkan deskripsi statistik Implementasi nilai-nilai pengajaran doktrin Sanctuari di kalangan anggota GMAHK seperti terlihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4.8

Hasil Rangkuman Deskripsi Statistik: Implementasi Nilai-nilai Pengajaran doktrin Sanctuary dalam kehidupan anggota jemaat

Tabel No. Mean Intepretasi

4.1 1.8500 Sekali-sekali Dilakukan 4.2 2.3500 Sekali-sekali Dilakukan 4.3 1.4500 Sekali-sekali Dilakukan 4.4 2.2000 Sekali-sekali Dilakukan 4.5 4.1000 Dilakukan 4.6 3.7000 Dilakukan 4.7 2.4500 Sekali-sekali Dilakukan Total Rata-rata 2.5857 Kadang-kadang Dilakukan

KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan

Berdasarkan perolehan data yang dianalisa dan diuji secara ilmiah tentang penelitian terhadap Tingkat Implementasi nilai-nilai pengajaran doktrin Sanctuary di kalangan anggota GMAHK se-kotamadya Pematangsiantar, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

Tingkat implementasi nilai-nilai pengajaran doktrin Sanctuary dalam kehidupan anggota GMAHK se-kotamadya Pematangsiantar berada pada level cukup ( kadang-kadang dilakukan) dengan total rata-rata 2.5857.

(25)

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Kepada Anggota GMAHK se-Kotamadya Pematangsiantar agar lebih memberikan perhatiannya mempelajari dan mengimplementasikan nilai-nilai pengajaran doktrin Sanctuary, karena pokok pengajaran tersebut berkaitan erat dengan keselamatan kekal kita. Setiap umat percaya harus berusaha dengan lebih sungguh-sungguh untuk menerapkan pokok pengajaran itu dalam kehidupan sehari-hari, yakni menolak konsep pengajaran Sanctuary yang menyimpang, seperti yang diajarkan William Miller, D.M. Canright, Albion Fox Ballenger, dan ajaran Desmond Des Ford. Pada saat yang sama berusaha menghidupkan hidup yang kudus dengan tidak melakukan dosa secara sengaja.

2. Kepada Pimpinan, Officers and Staf Kantor GMAHK Daerah Sumatera Kawasan Utara agar bekerjasama dengan dosen-dosen Theologia GMAHK untuk membuat seminar pelatihan bagi para pendeta jemaat tentang doktrin Sanctuary dan selanjutnya pendeta jemaat membuat seminar pelatihan tentang pokok doktrin tersebut kepada anggota jemaat di distrik masing-masing.

(26)

DAFTAR PUSTAKA Alkitab, Imamat 23:29, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia. ______, Daniel 7: 9-11, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia. ______, 1 Yohanes 1:9, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia. ______, Ibrani 8:1-2, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia. ______, Ibrani 10:22, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia. ______, Ibrani 10:28, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia. ______, Yakobus 1:22, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.

______, 2 Petrus 2:1, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia.

Departemen Kependetaan Masehi Advent Hari Ketujuh Se-dunia, 28 Uraian Doktrin

Dasar Alkitabiah (Bandung: Indonesia Publishing House, 1992), 352.

Gordon Paul A. The Sanctuary, 1844 and the Pioneers, (Silver Spring, Maryland: Ministerial Association General Conference of Seventh-day Adventist, 2000. Harikastudio, Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Paroschi Wilson, The Cross and the Sanctuary: Do We Really Need Both (Ministry International Journal for Pastor,Silver Spring: Pacific Press Publishing Association, 2014), 6.

Schwarz R.W., Light Bearers to the Remnant, California: Pacific Press Publishing Association, 1979), 464.

Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta, 2005. White Ellen G., Evangelism, Bandung: Indonesia Publishing House.

____________, The Great Controversy, Bandung: Indonesia Publishing House. ____________, Alfa dan Omega, jilid 8, Bandung: Indonesia Publishing House. ____________, Kemenangan Akhir, Bandung: Indonesia Publishing House, 2010. ____________, Christ in His Sanctuary, Bandung: Indonesia Publishing House.

Referensi

Dokumen terkait

Faktor-faktor hasil belajar merupakan hal yang melandasi dalam penelitian media pembelajaran Pendidikan Agama Islam baik yang behavioristik maupun yang

Skabies yang berasal dari hewan memiliki pola penyebaran yang berbeda (sering di trunkus, lengan, dan abdomen, jarang pada sela jari dan genitalia), memiliki waktu inkubasi yang

Kajian ini berkisar komitmen pelajar dan pensyarah di kampus antaranya ialah komitmen pelajar terhadap pemakaian kad matrik universiti, komitmen pensyarah memperuntukkan masa bagi

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

Adapun maksud dan tujuan dari penulisan yang penulis lakukan ini adalah untuk memperoleh data dan informasi atau keterangan yang relevan dengan pemasalahan yang

Namun sebagian responden memiliki pengetahuan tentang kontrasepsi kurang atau buruk, karena sebagian responden pada penelitian memiliki pendidikan relatif rendah

“Analisis Pngaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar, Inflasi, Jumlah Uang Beredar (M2) Terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK), Serta implikasinya Pada Pembiayaan Mudharabah

Pada umumnya ilmu pengetahuan yang dipergunakan sebagai alat bantu tugas-tugas kepolisian dalam penyidikan tindak pidana, meliputi antara lain ilmu kedokteran kehakiman,