• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDE POKOK, ARTIKEL, DAN EDITORIAL. Semester 1 ( KTSP 2006, kelas XII SMA/MA Program Studi IPA, IPS, dan Bahasa).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IDE POKOK, ARTIKEL, DAN EDITORIAL. Semester 1 ( KTSP 2006, kelas XII SMA/MA Program Studi IPA, IPS, dan Bahasa)."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

1

bahasa

indonesia

IDE POKOK, ARTIKEL, DAN EDITORIAL

Semester 1 ( KTSP 2006, kelas XII SMA/MA Program Studi IPA, IPS, dan Bahasa).

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari Pelajaran 03, siswa diharapkan mempunyai kemampuan: 1. Memahami konsep dasar wacana dan paragraf.

2. Memahami konsep dasar artikel dan editorial (tajuk rencana). 3. Memahami ide pokok tiap paragraf.

4. Menemukan kalimat pendukung ide pokok. 5. Menemukan masalah dalam artikel.

6. Membahas ide pokok di dalam artikel dan editorial.

KELA

S XI

I IPA,

IPS, dan Bahasa

- K TS P 2 006

Sesi

006

03

Membaca

3. Memahami ragam wacana tulis dengan membaca intensif berbagai paragraf: artikel dan editorial.

3.1. Menemukan ide pokok dan permasalahan dalam artikel dan editorial melalui kegiatan membaca intensif. 3.2. Menilai gagasan dan pikiran penulis

(2)

2

A. WACANA DAN PARAGRAF

a. Wacana

Wacana merupakan terjemahan dari bahasa Inggris discourse. Pengertian Wacana dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): (1) keseluruhan tutur yang merupakan suatu kesatuan, (2) satuan bahasa terlengkap yang direalisasikan dalam bentuk karangan atau laporan utuh seperti buku, novel, artikel, pidato atau khotbah, (3) kemampuan atau prosedur berpikir secara sistematis dan kemampuan atau proses pertimbangan berdasarkan akal sehat.

Menurut Harris, Pike dalam Kamus Linguistik yang disusun Kridalaksana, wacana adalah satuan bahasa terlengkap, dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Wacana ini direalisasikan dalam bentuk karangan utuh (novel, buku, seri ensiklopedia, dsb.), paragraf, kalimat, atau kata yang membawa amanat lengkap. Wacana merupakan rentetan kalimat yang berkaitan, yang menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lain sehingga membentuk kesatuan. Konteks wacana berupa situasi, pembicara, pendengar, waktu, tempat, adegan, topik, peristiwa, bentuk amanat, kode, dan sarana. Syarat wacana, yaitu kohesi dan koherensi dan di dalamnya terdapat topik, tema, dan judul. Defi nisi tersebut terdapat dalam wikibook Indonesia. Dari defi nisi wacana di atas, dapatlah disimpulkan arti dari wacana adalah, satuan gramatikal tertinggi atau terlengkap yang direalisasikan dalam bentuk karangan atau laporan utuh seperti buku, novel, artikel, dan yang di dalamnya terdapat topik, tema, dan judul dan paragraf yang memenuhi syarat kohesi dan koherensi. Wacana disebut juga bacaan, karangan, atau komposisi.

b. Paragraf

1. Defi nisi Paragraf

Paragraf berasal dari bahasa Yunani paragraphos ‘tertulis di samping’. Nama lain paragraf, yaitu alinea yang berasal dari bahasa Latin, a linea “merujuk pada pilcrow(¶)“ yang menandakan paragraf baru.

Pengertian paragraf dan alinea dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI); paragraf adalah bagian bab dalam satu karangan yang mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru; Alinea adalah bagian wacana yang mengungkapkan satu pikiran yang lengkap atau satu ide pokok yang di ragam tulis

(3)

3

ditandai oleh baris pertama yang menjorok ke dalam atau jarak spasi yang lebih. Dalam Kamus Linguistik, paragraf adalah “Bagian wacana yang mengungkapkan pikiran atau hal tertentu yang lengkap, tetapi yang masih berkaitan dengan isi seluruh wacana; dapat terjadi dari satu kalimat atau sekelompok kalimat yang berkaitan.” (Kridalaksana, 2008: 173 ).

Dengan demikian, paragraf adalah bagian dari wacana yang mengandung satu ide pokok atau satu pikiran lengkap yang masih berkaitan dengan isi seluruh wacana yang terjadi, dari satu kalimat atau sekelompok kalimat yang berkaitan dan ditandai oleh baris pertama yang menjorok ke dalam atau jarak spasi yang lebih.

Ada dua model paragraf, yakni (1) model balok, antarparagraf dipisahkan dengan jarak spasi berbeda, lurus seperti balok, dan (2) model tekuk, paragraf baru ditandai dengan baris pertama menjorok ke dalam 5—7 ketuk.

Paragraf A: model balok Paragraf B: model tekuk

A B

2. Syarat-Syarat Paragraf

Sebuah paragraf harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: • Kesatuan (Unity)

Satu paragraf hanya membicarakan satu pokok permasalahan atau satu ide pokok. Seluruh kalimat penjelas harus menjelaskan atau mendukung ke satu ide pokok. Dengan kata lain kalimat penjelas harus padu atau koheren, kepaduan makna yang berhubungan dengan keutuhan isi. Kalimat penjelas yang tidak mendukung ide pokok disebut kalimat tidak koheren atau tidak padu alias sumbang ‘nggak nyambung’. Jika sebuah paragraf tidak memiliki kepaduan itu, pembaca akan bingung dan mengalami kesulitan untuk memahaminya karena tidak jelas ujung pangkalnya.

(4)

4

Kepaduan

Dalam satu paragraf, kalimat yang satu dengan lainnya harus berkaitan atau mempunyai kepaduan bentuk (kohesi). Apabila kepaduan makna berhubungan dengan isi, kepaduan bentuk berkaitan dengan penggunaan kata-katanya. Agar paragraf padu secara bentuk dibutuhkan alat kekohesifan.

Alat kekohesifan tersebut adalah kata yang mempunyai hubungan:

• Leksikal: kohesi ditandai oleh pengulangan kata baik utuh maupun sebagian dan sinonim atau hiponim.

Penunjukkan: kohesi ditandai oleh kata tunjuk (itu, ini, yakni, yaitu, tersebut, berikut).

Pergantian: ditandai oleh kata ganti orang (ia, mereka, engkau, Anda). • Perangkaian: ditandai oleh kata dan, lalu, kemudian.

Perlawanan: ditandai oleh konjungsi antarkalimat (namun, sebaliknya, akan tetapi).

Bisa saja paragraf itu padu secara makna (koherensi), tetapi belum tentu paragraf itu padu secara kata (kohesi) bahkan sebaliknya. Paragraf yang baik adalah paragraf yang kohesi juga koherensi.

B. IDE POKOK

Ide pokok adalah salah satu unsur paragraf yang menjadi hal pokok yang diungkapkan dalam paragraf dan menjadi inti keseluruhan isi paragraf. Sebutan lainnya untuk ide pokok, yaitu gagasan pokok, pokok pembicaraan, pokok pikiran, pikiran utama, gagasan utama, gagasan inti, inti masalah. Ide pokok dapat diketahui secara eksplisit dan implisit dalam kalimat pokok. Secara eksplisit terdapat pada kalimat inti (inti subjek dan inti predikat) yang terdapat di kalimat pokok/utama.

Unsur-unsur paragraf lainnya selain ide pokok, yaitu:

1. Topik dan tema: Topik berasal dari kata Yunani topoi ‘tempat’. Topik diartikan sebagai pokok pembicaraan karangan. Tema berasal dari kata Yunani tithenai ‘menempatkan’. Tema diartikan sebagai suatu perumusan yang dijadikan landasan penyusunan karangan.

2. Kalimat pokok adalah kalimat inti suatu paragraf yang pernyataan di dalamnya merupakan gagasan menyeluruh yang dapat mewakili pernyataan-pernyataan lain dalam paragraf itu. Sebutan lain untuk kalimat pokok, yakni kalimat utama atau kalimat topik.

(5)

5

Ciri-ciri kalimat pokok sebagai berikut: • Biasanya dapat ditemukan ide pokok.

• Berisi permasalahan yang potensial (topik) untuk diuraikan lebih lanjut. • Kalimat pokok adalah kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.

• Kalimat pokok mempunyai arti yang jelas tanpa dihubungkan kalimat lain. 3. Gagasan penjelas adalah gagasan yang peranannya menjelaskan ide pokok. Gagasan

penjelas terdapat di dalam kalimat penjelas.

4. Kalimat penjelas adalah kalimat yang mendeskripsikan kalimat utama. Di dalam kalimat penjelas bisa diketahui gagasan penjelas.

Ciri-ciri kalimat penjelas sebagai berikut:

• Makna atau arti kalimat penjelas akan jelas jika dihubungkan dengan kalimat lain dalam suatu paragraf.

• Pembentukan kalimat penjelas dengan menggunakan kata penghubung (konjungsi).

• Isi kalimat penjelas tentunya menjelaskan dan mendukung kalimat pokok. 5. Judul merupakan bagian wacana atau paragraf yang memayungi karangan. Judul

disebut juga titel, predikatif, atau kepala karangan. Syarat-syarat judul:

• Harus sesuai dengan isi: dengan membaca sebuah judul, pembaca sudah mempunyai gambaran terhadap isi karangan.

• Provokatif: judul memengaruhi pembaca untuk segera membaca isi karangan. • Sensasional: judul dibuat berbeda untuk menarik minat pembaca.

• Singkat: berbentuk frasa mudah diingat. Jika judul dibuat panjang kurang mendapat perhatian pembaca.

• Logis dan spesifi k: judul haruslah masuk akal dan spesifi k. 6. Pungtuasi: paragraf atau wacana haruslah menggunakan tanda baca.

Ide pokok dapat diketahui secara eksplisit dan implisit dalam kalimat pokok atau kalimat utama. Oleh karena itu, harus mengetahui terlebih dahulu letak kalimat pokok di dalam paragraf. Kalimat pokok dalam paragraf terdapat di awal paragraf, akhir paragraf, awal dan akhir paragraf. Ada baiknya kita mengenal jenis paragraf berdasarkan posisi kalimat pokok karena pokok bahasan selanjutnya pada “Pelajaran 03” ini adalah mencari ide pokok dalam artikel dan editorial (tajuk rencana).

(6)

6

C. JENIS PARAGRAF BERDASARKAN POSISI KALIMAT POKOK/UTAMA a. Paragraf Deduktif

Paragraf Deduktif adalah paragraf yang posisi kalimat utamanya di awal paragraf kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas.

Contoh:

Pulau ‘hantu’, Hashima, tak berpenghuni ini terletak di lepas pantai Nagasaki, Jepang. Pulau yang disebut-sebut angker itu pun telah lama ditinggalkan. Dengan penampakkan pulaunya yang mirip kapal perang, tak heran jika Pulau Hashima umumnya dikenal sebagai Gunkanjima atau pulau perang. Selama hampir satu abad (1887—1974) pulau itu merupakan tempat pertambangan batu bara yang menampung ribuan pekerja.

(Liputan6.com, Jepang 16 Februari 2015) b. Paragraf Induktif

Paragraf induktif adalah paragraf yang posisi kalimat utamanya di akhir paragraf yang diawali kalimat-kalimat penjelas.

Contoh:

Menikmati minuman bersoda di siang hari dan cuaca terik menjadi hal yang menyenangkan. Terlebih jika minuman bersoda itu masih dingin. Seperti yang dilansir En. Rocketnews24, Kamis (12/2/2015). Apakah Anda masih tertarik untuk meminum minuman bersoda jika minuman tersebut memiliki rasa bawang putih? Kini minuman bersoda dengan rasa bawang putih benar-benar hadir di negeri Sakura, Jepang. Minuman bersoda dengan rasa bawang putih ini kemudian diberi nama Jats Takkola.

(Liputan6.com, 12 Februari 2015) c. Variatif (Deduktif-Induktif)

Variatif (Deduktif-Induktif) adalah paragraf yang kalimat utamanya terletak di awal dan akhir paragraf.

Contoh:

Harga beras di bulan Februari kembali mengalami kenaikan cukup tinggi. Di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur misalnya, seluruh jenis beras mulai dari beras jenis standar hingga beras premium naik rata-rata 30%. Billy Hartanto salah seorang pedagang beras Pasar Induk Cipinang mengungkapkan, kenaikan beras terjadi secara bertahap mulai 9 Februari 2015. Harga beras terus naik hingga hari ini tanggal 19 Februari 2015.

(7)

7

d. Paragraf Naratif dan Deskriptif

Paragraf Naratif dan Deskriptif adalah paragraf yang ide pokoknya menyebar pada seluruh paragraf atau tersirat pada kalimat-kalimat penjelas. Semua kalimat penjelas menjadi penting. Dengan demikian, paragraf ini dapat dikatakan tidak memiliki kalimat utama. Jika ada pendapat yang mengatakan jenis ini adalah seluruhnya kalimat utama tentu secara penamaan salah, karena yang utama pasti satu tidak banyak. Paragraf jenis ini dijumpai pada karangan-karangan deskripsi dan narasi.

Contoh:

Dari kejauhan, seorang anak laki-laki membelah angin. Senyumnya mengambang, dengan percaya diri, ia menyapa setiap orang yang dijumpainya. Para wanita terpesona dengan keramahannya.

“Mamoru!” temannya memanggilnya, namanya Mamoru. Berumur 14 tahun dan bersekolah di sekolah yang sama dengan Hana, SMP Kageyo. Mamoru mendekati Hoshi, sahabat karibnya. Hoshi merengut. Rambut Mamoru yang awalnya merah kecoklatan, kini disulap menjadi bewarna hitam ...

(cerpen “Hana dan Mamoru”. Micheaelyamin.net.)

D. ARTIKEL

Artikel menurut defi nisi yang terdapat di KBBI adalah karya tulis lengkap misalnya laporan berita, atau esai dalam majalah, surat kabar, dsb. Dengan kata lain, artikel adalah karangan ilmiah yang bersifat faktual dan lengkap dengan panjang karangan tertentu yang ditulis untuk dipublikasikan lewat media massa dan bertujuan menyampaikan gagasan dan fakta yang dapat meyakinkan, mendidik, dan menghibur pembaca.

a. Jenis-Jenis Artikel

Jenis-jenis artikel dibagi berdasarkan penulisnya, fungsi dan kepentingannya. (Tartono, 2005:85-86)

1. Berdasarkan Penulisnya

• Artikel redaksi adalah artikel yang ditulis redaksi dengan tema tertentu. • Artikel yang ditulis umum.

2. Berdasarkan Fungsi dan Kepentingannya

• Artikel khusus adalah nama lain dari artikel redaksi.

(8)

8

b. Model-model Penulisan Artikel

1. Model Penulisan Populer

Tulisan popular biasanya ditulis ringan, tidak rumit, dan bersifat hiburan. Bahasa yang digunakan cenderung bebas, misalnya, bahasa yang dipakai di majalah. 2. Model Penulisan Ilmiah

Model penulisan ilmiah yaitu tulisan menggunakan bahasa yang baku dengan ejaan yang tepat. Model penulisan ini agak sulit.

3. Model Ilmiah Populer

Model perpaduan antara ilmiah dan populer. Sebaiknya artikel ilmiah populer ditujukan kepada para pembaca umum dan perlu membedakan antara kosa kata ilmiah dan populer. Menurut Keraf, kata-kata popular merupakan kata-kata yang digunakan sehari-hari, sedangkan kata-kata ilmiah adalah kata-kata yang biasa digunakan oleh pelajar terutama di dalam penulisan ilmiah, pertemuan-pertemuan resmi, dan diskusi-diskusi khusus.

c. Syarat-Syarat Artikel

1. Syarat Umum

• Bahasa yang digunakan dalam artikel disesuaikan dengan model artikel: populer, ilmiah, dan ilmiah populer.

• Tulisan harus orisinal bukan jiplakan.

• Topik tulisan bersifat respons dari sebuah peristiwa.

• Ide artikel adalah murni dari ide penulis dan mengambil sebagian dari sumber referensi: studi pustaka, buku, dsb.

• Penulisan artikel tidak terikat oleh waktu, bentuk berita, gaya bahasa, dan teknik penulisan lainnya.

• Aktualitas, gaya penulisan, dan panjang pendeknya artikel harus diperhitungkan antara 700—1.200 kata.

2. Kriteria Artikel yang Baik

Judul atau headline artikel kreatif, menarik, dan buatlah seprovokatif mungkin. Pembaca akan penasaran dengan keseluruhan isi artikel tersebut.

• Paragraf yang dibuat model balok, dan menandai dengan tulisan miring untuk kata-kata penting.

• Menggunakan metafora dan deskripsi yang jelas, jika perlu disertai gambar. • Menggunakan istilah dan tata kata yang mudah dicerna pembaca.

(9)

9

E. LANGKAH-LANGKAH PENULISAN ARTIKEL

Untuk menulis sebuah artikel yang akan dimuat di media massa, langkah-langkah yang harus diperhatikan adalah:

1. Menentukan tema yang ingin dibahas. Tema haruslah aktual, yaitu tema yang sedang banyak dibicarakan orang “sedang in” atau tema yang menjadi fokus perhatian masyarakat.

2. Menentukan gagasan atau ide. Ide haruslah orisinal dan baru pada artikel yang ditulis baik artikel ekonomi, politik, budaya, sejarah, dan sebagainya.

3. Menulis bagian pendahuluan: pada pendahuluan berupa ringkasan yang mengemukakan isi bagian secara garis besar. Dalam pendahuluan dilukiskan fakta, kejadian atau hal yang ingin membuat pembaca ingin tahu.

4. Menentukan angle dan membuat judul yang semenarik mungkin.

5. Mencari dan menggunakan referensi atau rujukan, misalnya buku-buku berkualitas, jurnal ilmiah, hasil riset, dsb.

6. Memulai menulis: tulislah artikel, petakan, dan identifi kasikan permasalahan, bahas permasalahan, kemudian buatlah simpulan.

7. Memeriksa kembali artikel yang sudah jadi. Periksa apakah kira-kira pembaca mengerti ide yang dituangkan, adakah kata-kata yang tidak pantas dikatakan, dan lain-lain.

F. MENEMUKAN IDE POKOK DAN TOPIK DALAM ARTIKEL

Pada bagian ini, kita akan menemukan ide pokok, kalimat utama, kalimat yang mendukung ide pokok atau kalimat penjelas, serta pokok permasalahan atau topik yang terdapat dalam artikel.

Seperti sudah dipaparkan di atas; Ide pokok adalah salah satu unsur paragraf yang menjadi hal pokok yang diungkapkan dalam paragraf dan menjadi inti keseluruhan isi paragraf. Topik diartikan sebagai pokok pembicaraan karangan atau pokok permasalahan dalam paragraf. Kalimat pokok adalah kalimat inti suatu paragraf yang pernyataan di dalamnya merupakan gagasan menyeluruh yang dapat mewakili pernyataan-pernyataan lain dalam paragraf itu. Kalimat penjelas adalah kalimat yang mendeskripsikan kalimat utama dan mendukung kalimat utama.

Di bawah ini dikutip salah satu artikel yang dimuat di surat kabar dan penentuan ide pokok, topik (masalah), kalimat pokok, dan kalimat penjelas. Artikel ditulis oleh Ahmad Baedowi, Direktur Pendidikan Yayasan Sukma Jakarta berjudul “Pendidikan Penyembuh Kemiskinan?” dimuat di harian Kompas, Minggu 11 Maret 2012.

(10)

10

JUDUL

Pendidikan Penyembuh Kemiskinan? Paragraf 1

Riset terbaru para ahli ekonomi menyebutkan pendidikan hanya menyumbang sedikit, yaitu sekitar 16.1% per tahun, pertumbuhan produk domestik bruto rata-rata di dunia (Greg J. Duncan: 2010). Di samping memercayai bahwa investasi di bidang pendidikan memang sangat strategis dan signifi kan, terutama pendidikan prasekolah, para ahli ekonomi menyarankan agar dunia pendidikan memiliki kepekaan pasar dalam rangka menumbuhkan semangat entrepreneurship di kalangan para siswa.

Kalimat pokok Riset terbaru para ahli ekonomi menyebutkan pendidikan hanya menyumbang sedikit, yaitu sekitar 16.1% per tahun, pertumbuhan produk domestik bruto rata-rata di dunia (Greg J. Duncan: 2010). Kalimat penjelas Di samping memercayai bahwa investasi di bidang pendidikan

memang sangat strategis dan signifi kan, terutama pendidikan prasekolah, para ahli ekonomi menyarankan agar dunia pendidikan memiliki kepekaan pasar dalam rangka menumbuhkan semangat entrepreneurship di kalangan para siswa.

Ide pokok Pendidikan hanya menyumbang sedikit pertumbuhan produk domestik bruto rata-rata di dunia.

Topik Pendapat Duncan tentang hasil riset terbaru para ahli ekonomi mengenai pendidikan.

(11)

11

Paragraf 2

Memadukan pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan dunia kerja merupakan sebuah keniscayaan yang harus ditekuni para pengambil kebijakan bidang pendidikan. Namun, masalah yang kerap kali muncul ialah dunia pendidikan saat ini sangat bergantung pada situasi politik dan ekonomi sebuah negara. Karena itu, menjadi jelas bahwa pendidikan bukan merupakan satu-satunya alat untuk mengurangi kemiskinan, apalagi jika dilihat dari konteks politik dan sistem ekonomi yang dianut, katakanlah liberalisme seperti di Indonesia.

Kalimat pokok Karena itu, menjadi jelas bahwa pendidikan bukan merupakan satu-satunya alat untuk mengurangi kemiskinan, apalagi jika dilihat dari konteks politik dan sistem ekonomi yang dianut, katakanlah liberalisme seperti di Indonesia.

Kalimat penjelas Memadukan pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan dunia kerja merupakan sebuah keniscayaan yang harus ditekuni para pengambil kebijakan bidang pendidikan. Namun, masalah yang kerap kali muncul ialah dunia pendidikan saat ini sangat bergantung pada situasi politik dan ekonomi sebuah negara.

Ide pokok Pendidikan bukan merupakan satu-satunya alat untuk mengurangi kemiskinan.

Topik Dunia pendidikan saat ini sangat bergantung pada situasi politik dan ekonomi sebuah negara.

Paragraf 3

Tidak ada yang meragukan tenaga kerja berpendidikan lebih baik dan lebih mungkin menikmati pendapatan yang lebih tinggi. Orang miskin benar-benar membutuhkan lebih banyak pendidikan dan pelatihan keterampilan. Akan tetapi, mereka juga membutuhkan suatu konteks ekonomi di saat pertumbuhan sejalan dengan suasana politik yang kondusif. Selama beberapa dekade terakhir, seperangkat institusi dan norma-norma yang secara historis mempertahankan hubungan antara keterampilan dan pendapatan telah berkurang. Hal itu menyebabkan sulitnya mengangkat orang miskin menjadi lebih terdidik dan memiliki keterampilan.

(12)

12

Kalimat pokok Tidak ada yang meragukan tenaga kerja berpendidikan lebih baik dan lebih mungkin menikmati pendapatan yang lebih tinggi. Hal itu menyebabkan sulitnya mengangkat orang miskin menjadi lebih terdidik dan memiliki keterampilan.

Kalimat penjelas Orang miskin benar-benar membutuhkan lebih banyak pendidikan dan pelatihan keterampilan. Akan tetapi, mereka juga membutuhkan suatu konteks ekonomi di saat pertumbuhan sejalan dengan suasana politik yang kondusif. Selama beberapa dekade terakhir, seperangkat institusi dan norma-norma yang secara historis mempertahankan hubungan antara keterampilan dan pendapatan telah berkurang.

Ide pokok Tenaga kerja berpendidikan akan menikmati pendapatan tinggi, tetapi sulit bagi orang miskin.

Topik Penyebab sulitnya mengangkat orang miskin lebih terdidik dan terampil.

Sebagai bentuk latihan, lakukanlah hal yang sama untuk paragraf selanjutnya! Paragraf 4 Kalimat pokok Kalimat penjelas Ide pokok Topik

(13)

13

G. EDITORIAL (TAJUK RENCANA)

Editorial (tajuk rencana) menurut arti Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah karangan pokok di surat kabar, majalah, dsb. Editorial merupakan pandangan redaksi terhadap peristiwa aktual, fenomenal, dan kontroversial yang terjadi di dalam negeri maupun luar negeri yang ditulis dalam penerbitan pers, surat kabar, dan majalah.

Dalam editorial tidak dicantumkan nama penulis karena editorial pandangan redaksi terhadap isu, bukan pandangan penulis. Dengan demikian, tidak ada kata “saya” dalam editorial. Opini yang ditulis redaksi diasumsikan mewakili redaksi sekaligus mencerminkan pendapat dan sikap resmi media yang bersangkutan.

a. Isi Editorial

1. Analisis, persepsi, dan konklusi dari redaktur terhadap permasalahan yang sedang terjadi, penegasan pentingnya masalah, opini redaksi tentang masalah, kritik dan saran atas permasalahan, dan harapan redaksi atas peran serta pembaca.

2. Uraian berupa fakta dan opini di dalamnya tersusun secara sistematis, logis, dan menarik yang bertujuan untuk membentuk opini publik.

3. Pada editorial kadang terdapat juga ramalan atau prediksi juga analisis kondisi yang berfungsi untuk mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi serta meneruskan penilaian moral mengenai berita tersebut. b. Esensi Editorial

Dari uraian di atas dapatlah dipetik esensi sebuah editorial, yaitu:

1. Editorial merupakan pendirian redaktur terhadap masalah yang aktual di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dsb;

2. Editorial merupakan pandangan redaktur yang berkaitan dengan nilai moral; 3. Editorial bertujuan memberikan penjelasan berita paling penting;

4. Editorial merupakan prediksi redaktur atas peristiwa yang akan terjadi.

Untuk menulis editorial dirumuskan dengan formula SPECS. State the situation: menentukan sejak awal isu/masalah yang ingin ditampilkan. Position: menentukan posisi redaksi terhadap masalah itu. Evidence: jika telah menentukan posisi diperkuat dengan bukti yang jelas. Conclude: menyimpulkan. Solution: memberikan jalan keluar atas isu yang ditulis.

(14)

14

H. MENCARI IDE POKOK DAN ANALISIS TEKS EDITORIAL

Pada bagian ini, akan dilakukan pencarian ide pokok dalam teks editorial salah satu surat kabar dan menganalisis kandungan teks tersebut. Sudah diketahui bahwa ide pokok adalah salah satu unsur paragraf yang menjadi hal pokok yang diungkapkan dalam paragraf dan menjadi inti keseluruhan isi paragraf.

TEKS EDITORIAL KETERANGAN

MOS dan Nilai Bangsa Judul (Headline)

Isu pendidikan yang menarik pada tahun ajaran baru yang jatuh setiap pertengahan tahun adalah masa orientasi siswa (MOS). Sebagian pihak mengatakan itu sebagai opspek atau ospek. Bahkan kalau mau mengartikannya lebih keras lagi adalah perpeloncoan.

Ide pokok:

Isu pendidikan yang sedang menarik adalah MOS.

Masalah yang aktual: bidang pendidikan dan kebudayaan. Plonco, opspek atau ospek, dan MOS pada dasarnya

adalah kegiatan untuk menyambut siswa baru (anggota baru) agar mengenal tentang sekolah atau organisasi yang baru dimasuki. Mungkin juga bertujuan agar saat memasuki lingkungan yang baru, para siswa-siswi cepat beradaptasi. Semua yang mengenyam pendidikan di Tanah Air hampir pasti merasakan kegiatan tersebut, baik menjadi peserta atau penyelenggara.

Ide Pokok:

MOS (plonco, ospek)

merupakan kegiatan

menyambut siswa baru. Fakta :

Tentang MOS di Tanah Air. Ada perasaan takut, khawatir, risau dalam menyambut

kegiatan MOS, pelonco, opspek (ospek) itu. Tapi tak jarang ada yang biasa saja, bahkan senang. Namun, diyakini banyak siswa-siswi yang baru merasa khawatir bahkan takut untuk mengikuti kegiatan tersebut.

Ide Pokok:

Siswa baru khawatir bahkan takut ikut MOS.

(15)

15

TEKS EDITORIAL KETERANGAN

MOS dan Nilai Bangsa Judul (Headline)

Jika bukan kegiatan yang wajib diikuti dipastikan MOS atau opspek (ospek) itu akan sepi peserta dan bisa jadi urung dilakukan. Karena kegiatan ini wajib bagi siswa-siswi baru, hampir semua bahkan semua mengikutinya. Yang tidak ikut akan terkena sanksi tergantung masing-masing organisasi sekolah. Penyelenggaranya siswa-siswi senior yang pasti sudah mendapat restu dari para guru atau bahkan kepala sekolah. Hampir semua organisasi sekolah dari sekolah dasar (SD) hingga perguruan tinggi menyelenggarakan MOS atau opspek (ospek) pada tahun ajaran baru

Ide Pokok:

MOS kegiatan wajib bagi siswa baru dari SD sampai dengan perguruan tinggi. Fakta:

Tentang kegiatan MOS.

Isu ini semakin menarik ketika ada siswa-siswi baru yang jatuh sakit atau bahkan meninggal. Maka, jadi hebohlah tentang MOS dan opspek (ospek). Kejadian tersebut semakin membuat siswa-siswi baru khawatir, risau, atau bahkan ketakutan untuk memasuki lingkungan baru mereka. Lalu, kenapa MOS yang bertujuan mengenalkan lingkungan baru kepada anggota baru justru menghasilkan korban, baik sakit atau bahkan meninggal?

Ide Pokok:

Siswa baru yang ikut MOS ada yang sakit bahkan meninggal dunia.

Fakta:

Tentang kegiatan MOS. Bukan tujuannya yang salah, melainkan caranya

yang salah, bahkan salah kaprah. Bertujuan untuk menumbuhkan mental baru justru dilakukan dengan bentakan. Menanamkan nilai-nilai baru dengan cara kegitan fi sik semimiliter. Menumbuhkan rasa solidaritas dengan cara “mengerjai” siswa-siswi baru dengan tugas-tugas atau kegiatan yang tak masuk akal. Semakin tak masuk akal atau konyol konon katanya makin seru. Bukankah mengenalkan lingkungan baru tidak harus dengan kekerasan dan tugas-tugas yang konyol?

Ide Pokok:

Tujuan MOS tidak salah melainkan caranya yang salah.

Pandangan redaktur: Berhubungan dengan moral.

Tidak perlu dibahas bagaimana mengisi kegiatan MOS yang lebih tepat karena semua pihak sudah pasti mengetahui atau bahkan memberikan usulan kepada organisasi pendidikan tentang bagaimana melakukan MOS yang baik dan benar, jauh dari kekerasan verbal dan non-verbal, juga jauh dari ihwal yang konyol.

Ide Pokok:

MOS dengan kekerasan cermin buramnya pendidikan. Pandangan redaktur: Berhubungan dengan moral.

(16)

16

TEKS EDITORIAL KETERANGAN

MOS dan Nilai Bangsa Judul (Headline)

Kegiatan MOS yang masih diisi kegiatan bentakan, kekerasan, dan kegitan konyol adalah salah satu cermin buramnya pendidikan bangsa ini. Bukankah dengan kekerasan justru melahirkan generasi yang hanya mencari solusi dengan kekerasan? Dengan bentakan bukankah justru memunculkan generasi yang gampang marah? Membuat kegiatan konyol bukankah justru melahirkan generasi yang berpikir konyol? Bangsa Indonesia bukanlah bangsa yang mengedepankan kekerasan, kemarahan, dan kekonyolan.

Ide Pokok:

MOS dengan kekerasan cermin buramnya pendidikan. Pandangan redaktur: Berhubungan dengan moral.

Nilai bangsa ini adalah gotong royong, kegigihan, kerendahan hati, dan kesabaran. Bukankah kegiatan orientasi siswa-siswi baru semestinya mencerminkan empat hal di atas, yang merupakan wajah asli bangsa Indonesia? MOS yang diisi dengan kekerasan, kemarahan, dan kekonyolan justru mencoreng atau bahkan menghapus nilai-nilai bangsa.

Ide Pokok:

Dunia pendidikan semestinya getol menanamkan nilai bangsa.

Pandangan redaktur: Berhubungan dengan moral. Padahal dunia pendidikan adalah lembaga yang

semestinya getol menanamkan nilai-nilai gotong royong kegigihan, kerendahan hati, dan kesabaran. Semua pihak pasti merindukan suasana gotong royong, kegigihan, kerendahan hati, dan kesabaran yang merupakan warisan para leluhur bangsa ini.

Ide Pokok:

Dunia pendidikan semestinya getol menanamkan nilai bangsa. Pandangan redaktur: Berhubungan dengan moral. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan (Kemendikbud) harus semakin berperan aktif untuk menghapus cara-cara yang bukan mencirikan nilai-nilai bangsa. Jika MOS masih diisi dengan kekerasan, kemarahan, dan kekonyolan, bukankah sudah layak dihapus saja?

Ide Pokok:

Pemerintah dan Kemendikbud berperan aktif menghapus cara-cara yang bukan ciri nilai bangsa.

Opini redaktur: Saran dan kritik.

Editorial “MOS dan Nilai Bangsa” ditulis redaktur SindoNews saat isu MOS, dalam praktiknya terdapat perpeloncoan yang mengakibatkan siswa baru ada yang sakit

(17)

17

bahkan meninggal dunia. Pandangan redaksi bahwa MOS yang diisi dengan kekerasan, kemarahan, dan kekonyolan mencoreng dan menghapus nilai-nilai bangsa, yakni ”gotong royong, kegigihan, kerendahan hati, dan kesabaran”. Opini dan kritik redaksi kepada pemerintah melalui Kemendikbud bahwa MOS yang diisi dengan kekerasan, kemarahan, dan kekonyolan sebaiknya dihapus saja.

Dalam editorial tersebut, redaksi menempatkan posisi sebagai siswa baru yang mengikuti MOS sehingga keberpihakan kepada siswa baru bukan kepada pemerintah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

LATIHAN SOAL

A. Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas dan singkat! 1. Sebutkan pengertian wacana dan paragraf!

2. Sebutkan syarat paragraf dan unsur-unsur paragraf! 3. Mengapa sebuah judul harus ditulis provokatif?

4. Apa yang dimaksud dengan ide pokok, kalimat utama, kalimat penjelas, dan topik? 5. Sebutkan pengertian artikel!

6. Ada tiga model penulisan artikel, jelaskan! 7. Apa saja kriteria artikel yang baik?

8. Sebutkan pengertian editorial! 9. Apa saja esensi dari editorial?

10. Mengapa dalam artikel tidak ada kata “menurut pendapat saya”? jelaskan!

B. Isilah kalimat utama, kalimat penjelas, ide pokok, dan topik pada artikel “Tikus dan Jam Karet”, penulis Yanwardi, Kompas 17 Januari 2015, di bawah ini!

1.

Dalam perkembangan ilmu bahasa sekarang ini, makna diyakini berada dalam pikiran manusia, sejalan dengan pengalaman hidup individu masing-masing. Namun, makna ini tetap terkait dengan konvensi masyarakat penutur suatu bahasa sehingga makna tersebut bisa berfungsi secara sosial.

(18)

18

Kalimat pokok Kalimat penjelas Ide pokok Topik 2.

Kompas terbitan Selasa, 9 Desember, 2014, di halaman satu, memuat foto patung tikus besar dalam konteks korupsi. Tikus dalam pikiran masyarakat kini bukan hanya merujuk pada ‘binatang kecil yang suka mengerat’ saja, melainkan juga memiliki makna ‘koruptor’. Pengertian tersebut lahir secara metaforis dalam pikiran, yakni hasil dari pemahaman konsep organisme (tikus dengan segala sifatnya) terhadap organisme lainnya (koruptor). Prinsip pemetaannya berdasarkan kesamaan atau kemiripan. Untuk konteks ini, tikus adalah binatang yang merugikan, suka menggerogoti apa saja, memakan apa saja, mengotori, dst. konsep-konsep itulah yang dikaitkan dengan sifat koruptor. Lebih jauh, dalam kerangka pengalaman ini, hadir metafora turunan dari “koruptor adalah tikus”: menggerogoti uang negara, memakan uang Negara, menghabiskan uang negara, dst.

Kalimat pokok

Kalimat penjelas

Ide pokok Topik

(19)

19

3.

Metafora memang bukan sekadar gaya bahasa atau berfungsi dekoratif saja sekarang, melainkan menjadi fondasi berpikir manusia. Karena itu, metafora menjadi kajian utama dalam linguistik kognitif. Dua tokohnya, Lakoff dan Johnson, berpendapat bahwa metafora hadir dalam kehidupan sehari-hari manusia lewat pikiran dan tindakannya. Ketika ke kantor terlambat, kita bisa dikenai sanksi pemotongan uang. Sebaliknya, jika tepat waktu atau lebih awal dating ke kantor, kita akan diganjar uang. Gejala itu bergerak dari metafora: waktu adalah uang.

Kalimat pokok

Kalimat penjelas

Ide pokok Topik

4.

Sekalipun datang dari kebudayaan Barat, time is money, berkat globalisasi dan tuntutan zaman, metafora ini merasuk dalam kehidupan sehari-hari kita. Metafora-metafora turunannya tak mengherankan jika lahir: menghemat waktu, menghabiskan waktu, tepat waktu, dst., yang kesemuanya berangkat dari konsep “waktu adalah uang”. Namun, agaknya metafora ini belum menjadi nilai-nilai bersama yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari atau belum menjadi budaya kita sepenuhnya. Dalam budaya kita banyak sekali metafora dan ungkapan yang melihatkan perbenturan dengan “waktu adalah uang”, misalnya jam karet, masih ada hari esok, biar lambat asal selamat, waktunya masih panjang, jangan terburu-buru, dst. Dari jam karet, lahirlah metafora mengulur-ulur waktu, acaranya mmengulur-ulur, waktunya luwes, dst. Bergeraknya dua metafora di pikiran seseorang tampak dalam tindakan sehari-hari yang sering bertolak belakang, misalnya, ingin menghemat waktu tapi datangnya mulur, ingin mendapat hadiah tapi datang ke kantor terlambat, dst.

(20)

20

Kalimat pokok Kalimat penjelas Ide pokok Topik 5.

Dari kasus di atas, tampak makna dan metafora, karena berada dalam pikiran manusia, bisa dimanfaatkan, misalnya, untuk alat sindiran membangkitkan rasa (malu) agar orang tidak berbuat seperti yang dikiaskan dalam metafora (tikus/koruptor). Sementara itu, kasus metafora “waktu adalah uang” dan jam karet memperlihatkan bahwa metafora saling berkaitan dengan budaya. Sebab itu, penciptaan dan pemungutan metafora harus diarahkan kepada konsep-konsep positif. Jika tidak, akan terjadi tindakan dalam kehidupan sehari-hari yang menyimpang dari norma dan kepatutan, misalnya, para politikus datang tidak tepat waktu alias jam karet.

Kalimat pokok

Kalimat penjelas

Ide pokok Topik

(21)

21

C. Pilihlah satu jawaban yang tepat!

1. Cermati teks berikut dengan saksama!

Kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat memprihatinkan. Hal tersebut tercermin, antara lain, dari hasil studi kemampuan membaca untuk tingkat SD (sekolah dasar) yang dilaksanakan oleh organisasi IEA (International Education Achievement) yang menunjukkan bahwa siswa SD di Indonesia berada pada urutan ke-38 dari 39 negara peserta studi. Sementara untuk tingkat SLTP (sekolah lanjutan tingkat pertama), studi untuk kemampuan matematika siswa SMP sederajat di Indonesia hanya berada pada urutan ke-39 dari 42 negara dan untuk kemampuan IPA (ilmu pengetahuan alam) hanya berada di urutan ke-40 dari 42 negara peserta. Ide pokok paragraf tersebut adalah .… (UN 2014)

A. Kemampuan membaca B. Kemampuan matematika C. Kualitas pendidikan D. Kemampuan IPA E. Kualitas membaca

2. Bacalah paragraf berikut dengan cermat!

Kebutuhan kornea donor di Indonesia sangat tinggi, tetapi kesadaran masyarakat untuk mendonorkan kornea rendah. Sumbangan kornea donor dari sejumlah negara belum mampu memenuhi permintaan yang ada. Akibatnya antrean warga yang ingin mendapat kornea donor kian panjang. Manajer Laboratorium BMI (Bank Mata Indonesia) menuturkan ada sekitar delapan puluh orang masuk daftar antrean. Di BMI cabang DKI ada sekitar seribu orang yang antre. Antrean panjang itu tidak sebanding dengan kornea donor yang diperoleh BMI.

Ide pokok paragraf tersebut adalah … (UN 2014) A. Kebutuhan kornea donor di Indonesia. B. Rendahnya kesadaran masyarakat. C. Antrean donor kian panjang. D. Perolehan kornea donor oleh PMI.

E. Rendahnya kesadaran mendonorkan kornea. 3. Cermati paragraf berikut!

Presiden dan Bank Indonesia panik karena nilai rupiah terhadap dolar AS meluncur turun sampai 1.000 poin hanya dalam tempo sepekan. Presiden

(22)

buru-22

buru mengadakan pertemuan untuk membahas langkah-langkah penting untuk menyelamatkan rupiah. BI mengeluarkan kebijakan menaikkan tingkat suku bunga dan sejumlah penyelamatan rupiah. Langkah ini diambil BI setelah menguras tak kurang dari 3 miliar dolar AS untuk melakukan intervensi pasar. Tampaknya langkah penyelamatan BI membuahkan hasil. Nilai rupiah yang sempat menyentuh angka 12.000 per dolar AS pada hari berikutnya menguat menjadi 10.600,00 dan pada penutupan menguat menjadi Rp10.250,00 per dolar AS.

Topik paragraf tersebut adalah … (SPMB 2006) A. Kepanikan Presiden dan Bank Indonesia. B. Turunnya nilai rupiah.

C. Langkah-langkah penting penyelamatan rupiah. D. Kebijakan kenaikan tingkat suku bunga.

E. Upaya intervensi pasar oleh BI. 4. Bacalah editorial berikut dengan saksama!

Sebelas peserta konvensi capres (calon presiden) dari partai tertentu sudah menyampaikan visi dan misi masing-masing. Dengan waktu hanya lima menit, seluruh peserta berupaya menunjukkan yang terbaik. Langkah ketua umum partai tersebut memercayakan konvensi kepada komite yang beranggotakan orang-orang profesional sudah tepat. Tugas para peserta konvensi partai tersebut tidak hanya mengalahkan sepuluh kandidat lain, tetapi juga mengejar popularitas dan elektabilitas yang dimiliki seseorang. Memang, orang tersebut belum menyatakan kesediaan menjadi capres. Pertarungan capres lain merupakan pendidikan politik yang baik yang perlu dicermati oleh masyarakat Indonesia.

Opini redaksi yang terdapat dalam penggalan tajuk rencana tersebut adalah … (UN 2014)

A. Sebelas peserta konvensi capres (calon presiden) partai sudah menyampaikan visi dan misinya masing-masing pada Minggu Malam.

B. Dengan waktu hanya lima menit, selirih peserta berupaya menunjukkan yang terbaik.

C. Tugas para peserta konvensi partai tidak hanya mengalahkan sepuluh kandidat lain, tetapi juga mengejar popularitas dan elektabilitas yang dimiliki orang tertentu. D. Memang, seseorang yang dicalonkan belum menyatakan kesediaan menjadi

capres periode berikutnya.

E. Pertarungan capres di konvensi partai dan persaingannya merupakan pendidikan politik yang baik bagi masyarakat.

(23)

23

5. Pihak yang dituju oleh redaksi dalam tajuk tersebut (soal no. 4) adalah …. A. Partai politik

B. Masyarakat Indonesia C. Pemerintah Indonesia D. Peserta konvensi E. Presiden RI

Referensi

Dokumen terkait