• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM KOTA"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

Bab ini menjelaskan kondisi umum kota yang menggambarkan letak geografi, topografi, dan kondisi geohidrologi dengan batas-batas administratif Kota Palembang. Selain itu juga menjelaskan tentang kependudukan, sarana dan prasarana pendidikan, sarana dan prasarana kesehatan, kondisi sosial masyarakat, kondisi ekonomi kota dan perekonomian masyarakat, visi misi kota yang ingin dicapai, institusi dan organisasi Pemda serta arah pengembangan pembangunan kota menurut tata ruang dan wilayah kota.

2.1 Kondisi Geografis, Topografis Dan Geohidrologi Kota Palembang 2.1.1 Kondisi Geografis

Palembang merupakan ibukota Provinsi Sumatera Selatan dan sekaligus sebagai kota terbesar serta pusat kegiatan sosial ekonomi di wilayah Sumatera Selatan. Luas wilayah Kota Palembang adalah sebesar 400,61 km2 atau 40.061 Ha.

Secara geografis, posisi Kota Palembang terletak antara 20 52’ sampai 30 5’ Lintang Selatan dan 1040 37’ sampai 1040 52’ Bujur Timur dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari permukaan laut. Letak Kota Palembang ini cukup strategis karena dilalui oleh jalur jalan Lintas Pulau Sumatera yang menghubungkan antar daerah di Pulau Sumatera. Selain itu, di Kota Palembang juga terdapat Sungai Musi yang berfungsi sebagai sarana transportasi dan perdagangan antar wilayah dan merupakan Kota Air.

BAB II

GAMBARAN UMUM KOTA

(2)

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010) Pokja Sanitasi Kota Palembang

II- 2

2.1.2 Kondisi Topografi

Keadaan topografi Kota Palembang, pada umumnya merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata + 4 – 12 meter di atas permukaan laut, dengan komposisi: 48% tanah dataran yang tidak tergenang air, 15% tanah tergenang secara musiman dan 35% tanah tergenang terus menerus sepanjang musim. Lokasi daerah yang tertinggi berada di Bukit Seguntang Kecamatan Ilir Barat I, dengan ketinggian sekitar 10 meter dpl. Sedangkan kondisi daerah terendah berada di daerah Sungai Lais, Kecamatan Ilir Timur II. Kota Palembang dibedakan menjadi daerah dengan topografi mendatar sampai dengan landai, yaitu dengan kemiringan berkisar antara ± 0 - 3o dan daerah dengan topografi bergelombang dengan kemiringan berkisar antara ± 2 – 10o.

Terdapat perbedaan karakter topografi antara Seberang Ulu dan Seberang Ilir. Wilayah Seberang Ulu pada umumnya mempunyai topografi yang relatif datar dan sebagian besar dengan tanah asli berada dibawah permukaan air pasang maksimum Sungai Musi (± 3,75 m diatas permukaan laut) kecuali lahan-lahan yang telah dibangun dan akan dibangun dimana permukaan tanah telah mengalami penimbunan dan reklamasi. Dibagian wilayah Seberang Ilir ditemui adanya variasi topografi (ketinggian) dari 4 m sampai 20 m diatas permukaan laut dan ditemui adanya penggunaan-penggunaan mikro dan lembah-lembah yang “kontinyu” dan tidak terdapat topografi yang terjal. Dengan demikian dari aspek topografi pada prinsipnya tidak ada faktor pembatas untuk pengembangan ruang, baik berupa kemiringan atau kelerengan yang besar.

Sebagian besar dari wilayah Kota Palembang merupakan dataran rendah yang landai dengan ketinggian tanah rata-rata +12 meter di atas permukaan laut, sedangkan daerah yang bergelombang ditemukan di beberapa tempat seperti Kenten, Bukit Sangkal, Bukit Siguntang dan Talang Buluh-Gandus.

Adanya perbedaan karakter topografi di Kota Palembang (kawasan Seberang Ulu dengan Seberang Ilir) terkait dengan kondisi hidrologi, berupa keadaan anak-anak sungai dalam wilayah. Di bagian wilayah Seberang Ulu terdapat anak-anak-anak-anak sungai yang relatif besar dengan muara pada Sungai Musi. Anak-anak Sungai Musi

(3)

yang relatif besar dan berhulu di Pegunungan Bukit Barisan adalah Sungai Ogan dan Sungai Komering. Sedangkan anak-anak Sungai Musi yang relatif kecil adalah Sungai Keramasan yang berhulu di Kabupaten Muara Enim. Selain anak-anak sungai tersebut, terdapat pula anak-anak sungai kecil dan pendek yang bermuara pada Sungai Musi dan berhulu pada wilayah Kota Palembang dan kawasan sekitarnya, seperti Sungai Aur dan Sungai Sriguna. Pada bagian wilayah Seberang Ilir, aliran anak-anak sungai terbagi menjadi 2 (dua) sesuai dengan karakteristik topografi yang ada, berupa adanya punggungan topografi. Pada bagian Selatan punggungan, terdapat anak-anak sungai yang mengalir pada Sungai Musi dan berhulu pada punggungan topografi. Anak-anak sungai tersebut meliputi Sungai Lambidaro, Sekanak, Buah, Batang, Selincah dan sebagainya. Pada bagian utara punggungan terdapat anak-anak sungai yang mengalir ke utara, yang bermuara antara lain ke Sungai Kenten.

2.1.3 Kondisi Geohidrologi

Berdasarkan kondisi geologi, Kota Palembang memiliki relief yang beraneka ragam dan terdiri dari jenis tanah berlapis alluvial, liat dan berpasir, terletak pada lapisan yang masih muda, banyak mengandung minyak bumi, yang juga dikenal dengan lembah Palembang-Jambi. Tanahnya relatif datar dan rendah, tempat-tempat yang agak tinggi terletak di bagian utara kota. Sebagian Kota Palembang digenangi air terlebih lagi bila terjadi hujan terus menerus. Sebagian besar jenis tanah di wilayah Kota Palembang adalah tanah liat dan lapisan aluvial terutama di wilayah Seberang Ilir. Sedangkan pada wilayah Seberang Ulu terdiri dari tanah liat berpasir. Adapun rincian lapisan tanah yang terdapat di Kota Palembang berupa tanah lempung, pasir lempung, napal dan napal pasiran. Keadaan stratigrafi wilayah Kota Palembang terbagi atas 3 bagian, yaitu :

1. Satuan Alluvial dan Rawa, terdapat di Seberang Ulu dan Rawa-Rawa dibagian timur dan bagian barat wilayah Kota Palembang.

2. Satuan Palembang Tengah, mempunyai batuan lempung dan lempung pasiran yang kedap air, tersebar dibagian utara yaitu Kenten, Talang Betutu dan Sungai

(4)

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010) Pokja Sanitasi Kota Palembang

II- 4

Ringgit (Kabupaten Banyuasin). Sedangkan disebelah selatan tersebar kearah Indralaya (Kabupaten Ogan Ilir) dan Gelumbang (Kabupaten Muara Enim). 3. Satuan Palembang Bawah, tersebar dibagian dalam Kota Palembang dengan

arah memanjang ke barat daya tenggara dan merupakan suatu rangkaian antiklin.

Dari segi hidrologi, Kota Palembang terbelah oleh Sungai Musi menjadi 2 (dua) wilayah besar yaitu Seberang Ulu dan Seberang Ilir. Sungai Musi merupakan sungai terbesar dengan lebar rata-rata 504 meter. Ketiga sungai besar lainnya adalah Sungai Komering, Sungai Ogan, dan Sungai Keramasan yang terletak di Seberang Ulu. Disamping sungai-sungai besar tersebut terdapat sungai-sungai kecil lainnya yang terletak di Seberang Ilir yang berfungsi sebagai drainase perkotaan. Terdapat ± 68 anak sungai aktif dengan lebar berkisar antara 3 – 20 meter. Permukaan air Sungai Musi sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Pada musim kemarau terjadi penurunan debit sungai, sehingga permukaan air Sungai Musi mencapai ketinggian yang minimum. Pola aliran sungai di Kota Palembang dapat digolongkan sebagai pola aliran dendritik, artinya merupakan ranting pohon, di mana dibentuk oleh aliran sungai utama (Sungai Musi) sebagai batang pohon, sedangkan anak-anak sungai sebagai ranting pohonnya. Pola aliran sungai seperti ini mencerminkan bahwa, daerah yang dialiri sungai tersebut memiliki topografi mendatar. Dengan kekerasan batuan relatif sama (uniform) sehingga air permukaan (run off) dapat berkembang secara luas, yang akhirnya akan membentuk pola aliran sungai (river

channels) yang menyebar ke daerah tangkapan aliran sungai (catchment area).

Fungsi sungai di Kota Palembang sebelumnya adalah sebagai alat angkutan sungai ke daerah pedalaman, namun sekarang sudah banyak mengalami perubahan fungsi antara lain sebagai drainase dan untuk pengendalian banjir. Fungsi anak-anak sungai yang semula sebagai daerah tangkapan air, sudah banyak ditimbun untuk kepentingan sosial sehingga berubah fungsinya menjadi permukiman dan pusat kegiatan ekonomi lainnya, dimana rata-rata laju alih fungsi ini diperkirakan sebesar ± 6% per tahun. Secara geomorfik perubahan bentang alam pada satuan geomorfik di Kota Palembang berkaitan dengan adanya sedimentasi sungai yang bertanggung jawab terhadap pendangkalan sungai atau penyebab terjadinya penyempitan

(5)

(bottle neck) seperti di daerah Mariana Kecamatan Seberang Ulu I; penambangan

pasir sungai atau gravel pada dasar sungai, yang akan berdampak kepada pendalaman cekungan; pemanfaatan dataran pada bentaran sungai untuk permukiman, persawahan serta aktivitas lain yang akan berdampak pada aliran sungai; dan adanya penebangan hutan illegal di daerah hulu sungai.

Struktur rawa yang ada di Kota Palembang juga dipengaruhi oleh pasang surut Sungai Musi dan sungai-sungai lain yang bermuara di Sungai Musi. Satuan geomorfik rawa pada umumnya dicirikan oleh terbentuknya cekungan yang lebih luas, dengan kedalaman relatif dangkal, genangan air yang relatif stagnant (yang tergenang tidak mengalir, sepanjang masa), dan bahkan di beberapa lokasi dijumpai pula area rawa yang telah kering atau tak berair kecuali di musim hujan. Satuan geomorfik rawa banyak mendominasi terutama kawasan Barat, kawasan Timur, daerah Seberang Ulu I, dan Seberang Ulu II Kota Palembang. Pada satuan ini dijumpai pula beberapa cekungan yang relatif lebih dalam bila dibandingkan dengan beberapa daerah di sekitarnya, dan bentuk bentang alamnya ini merupakan perairan yang ditumbuhi oleh gulma, yang lazim disebut dengan “lebak”. Daerah ini dikenal dengan daerah tangkapan air yang banyak digunakan untuk kolam retensi banjir yaitu di Kecamatan Ilir Barat I, Kambang Iwak Talang Semut di Kecamatan Ilir Timur I, kolam retensi Rumah Sakit Siti Khodijah, kolam retensi depan Kapolda dan kolam retensi Kenten di Kecamatan Ilir Timur II.

2.1.4 Klimatologi

Musim yang terdapat di Kota Palembang sama seperti umumnya yang terjadi di Indonesia. Di Indonesia, hanya dikenal dua musim, yaitu musim kemarau dan penghujan. Pada bulan Juni sampai dengan September arus angin berasal dari Australia dan tidak banyak mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya pada bulan Desember sampai dengan Maret arus angin yang banyak mengandung uap air berhembus dari Asia dan Samudera Pasifik sehingga terjadi musim hujan. Keadaan seperti itu berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan April-Mei dan Oktober-Nopember.

(6)

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010) Pokja Sanitasi Kota Palembang

II- 6

Keadaan alam Kota Palembang merupakan daerah tropis lembab nisbi, dengan suhu udara ratarata sebagian besar wilayah Kota Palembang antara 26,60 -28,60o Celsius (tahun 2010), curah hujan terbesar jatuh pada bulan Maret dengan jumlah curah hujan 541,7 mm3. Sedangkan kelembaban udara tahun 2010 rata-rata berkisar antara 84% (Oktober) sampai 88% (Februari dan September), kecepatan angin berkisar antara 2 knots – 3 knots, serta tekanan udara rata-rata sebesar 1.009,3 mbar.

Berdasarkan data dalam angka tahun, kelembaban udara rata-rata Kota Palembang pada tahun 2001 hingga tahun 2010 bervariasi dengan nilai berkisar pada nilai 79% hingga 88%. Untuk lebih jelasnya mengenai rata-rata suhu udara dan keadaaan cuaca di Kota Palembang dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2.

Tabel 2.1

Rata-Rata Suhu Udara di Kota Palembang Tahun 2010

No Bulan Minimum (0C) Maksimum (0C) Rata-Rata

1. Januari 22,0 34,0 26,6 2. Februari 23,1 34,4 27,1 3. Maret 23,2 34,4 27,4 4. April 22,7 35,2 28,1 5. Mei 24,0 35,7 28,5 6. Juni 22,8 34,7 27,5 7. Juli 22,8 34,4 27,3 8. Agustus 22,2 34,4 27,3 9. September 22,3 34,6 27,0 10. Oktober 22,5 34,8 27,7 11. Nopember 22,4 34,2 27,3 12. Desember 21,0 34,6 26,7

Sumber : Palembang Dalam Angka, 2011.

Tabel 2.2

Keadaan Cuaca di Kota Palembang Tahun 2010

No Bulan Kelembaban Udara Rata2 (%) Curah Hujan (mm) Rata-Rata Kecepatan Angin (km/jam) 1. Januari 86 251,2 3 2. Februari 88 324,9 2

(7)

No Bulan Kelembaban Udara Rata2 (%) Curah Hujan (mm) Rata-Rata Kecepatan Angin (km/jam) 3. Maret 87 541,7 2 4. April 85 420,3 2 5. Mei 86 242,9 2 6. Juni 86 171,4 2 7. Juli 85 91,1 3 8. Agustus 85 193,8 3 9. September 88 370,7 2 10. Oktober 84 336,3 2 11. Nopember 86 520,3 2 12. Desember 86 249,1 2 Rata2 86,0 309,48 2,25 2009 82,25 199,07 2,83 2008 84,8 223,8 3,0 2007 83,5 197,1 2,98 2006 84 294 3,0 2005 87 209 6,46 2004 83 219 3,75 2003 85 226 2,41 2002 79 145 3,74 2001 83 223 2,78

Sumber : Palembang Dalam Angka (PDA) beberapa tahun terbitan, PDA Tahun 2011

2.2 Administratif

Berdasarkan PP No 23 tahun 1998 tentang perubahan batas wilayah Kota Palembang, luas wilayah Kota Palembang adalah sebesar 400,61 km2 atau 40.061 Ha. Wilayah ini terbagi atas 16 kecamatan dan 107 kelurahan yang terdiri dari 989 Rukun Warga (RW) dan 3.910 Rukun Tetangga (RT). Keenam belas kecamatan tersebut yaitu Kec. Ilir Timur I, Ilir Timur II, Ilir Barat I, Ilir Barat II, Seberang Ulu I, Seberang Ulu II, Sukarame, Sako, Bukit Kecil, Gandus, Kemuning, Kalidoni, Plaju, Kertapati dan 2 kecamatan baru (hasil pemekaran tahun 2007) yaitu Kecamatan Alang-Alang Lebar dan Sematang Borang.

Kecamatan Gandus merupakan kecamatan yang memiliki wilayah terbesar, yaitu sebesar 68.780 ha atau 17,17% dari total luas Kota Palembang, sedangkan

(8)

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010) Pokja Sanitasi Kota Palembang

II- 8

kecamatan yang memiliki luasan paling kecil adalah Kecamatan Ilir Barat II, yaitu 6.220 ha atau 1,55% dari total luas Kota Palembang (Lihat tabel 2.3)

Tabel 2.3

Luas Daerah dan Pembagian Wilayah Administrasi Kota Palembang Kecamatan Luas Daerah (Km2) Persentase thd Luas Palembang Jumlah Kelurahan Jumlah RW Jumlah RT 1 Ilir Barat II 6,22 1,55 7 51 208 2 Gandus 68,78 17,17 5 35 163 3 Seberang Ulu I 17,44 4,35 10 98 450 4 Kertapati 42,56 10,62 6 51 265 5 Seberang Ulu II 10,69 2,67 7 57 254 6 Plaju 15,17 3,79 7 66 218 7 Ilir Barat I 19,77 4,93 6 67 297 8 Bukit Kecil 9,92 2,48 6 39 196 9 Ilir Timur I 6,50 1,62 11 66 264 10 Kemuning 9,00 2,25 6 51 201 11 Ilir Timur II 25,58 6,39 12 89 364 12 Kalidoni 27,92 6,97 5 41 226 13 Sako 18,04 4,50 4 71 249 14 Sematang Borang 36,98 12,85 4 23 108 15 Sukarami 51,46 9,23 7 68 347 16 Alang2 Lebar 34,58 8,63 4 49 208 Jumlah 400,61 100,00 107 922 4.108

Sumber: Palembang Dalam Angka 2011, BPS

Secara administratif, Kota Palembang memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Pangkalan Benteng, Desa Gasing dan Desa Kenten Kecamatan Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin.

2. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Bakung Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim.

3. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Balai Makmur Kecamatan Banyuasin I Kabupaten Banyuasin.

4. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Sukajadi Kecamatan Talang Kelapa Kabupaten Banyuasin.

(9)
(10)

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010) Pokja Sanitasi Kota Palembang

II- 10

2.3. Kependudukan

2.3.1 Laju Pertumbuhan Penduduk dan Penyebaran Penduduk

Tingkat pertumbuhan penduduk di suatu daerah dapat dilihat dari angka pertumbuhan penduduk. Bila angka tersebut semakin tinggi berarti tingkat pertumbuhan penduduk semakin cepat.

Jumlah penduduk Kota Palembang pada pertengahan tahun 2009 adalah sebesar 1.438.938 jiwa dengan laju pertumbuhan sebesar 1,55% dibandingkan dengan tahun 2008. Sebaran jumlah penduduk Kota Palembang menurut kecamatan dan laju pertumbuhan rata-rata selama periode tahun 2004-2009 dapat dilihat pada tabel 2.4.

Tabel 2.4

Jumlah Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk Kota Palembang Tahun 2005 – 2010

No Kecamatan

Jumlah Penduduk (jiwa) Rata2

Pertum-buhan 2005 2006 2007 2008 2009 2010 1. Ilir Barat II 63.264 64.708 65.923 66.966 68.004 63.959 0,27 2. Gandus 50.078 51.182 52.125 52.973 53.795 57.221 2,72 3. Seberang Ulu I 149.135 152.607 155.521 157.933 160.390 162.744 1,76 4. Kertapati 77.978 79.736 81.225 82.520 83.803 80.226 0,60 5. Seberang Ulu II 86.889 88.833 90.482 91.933 93.237 92.276 1,22 6. Plaju 80.749 82.581 84.129 85.464 86.794 79.096 -0,32 7. Ilir Barat I 112.099 114.668 116.833 118.671 120.517 124.657 2,15 8. Bukit Kecil 46.789 47.850 48.748 49.522 50.292 43.811 -1,12 9. Ilir Timur I 78.674 80.599 82.191 83.409 84.701 69.406 -2,12 10. Kemuning 83.423 85.351 86.973 88.331 89.707 82.661 -0,10 11. Ilir Timur II 160.818 164.449 167.522 170.192 172.836 159.152 -0,13 12. Kalidoni 89.617 91.596 93.281 94.795 96.266 99.738 2,17 13. Sako 92.214 94.251 95.986 72.396 73.519 82.661 -1,31 14. Sematang Borang*) - - - 25.148 25.538 32.207 5,53 15. Sukarami 167.066 170.828 174.015 104.700 106.327 139.098 -0,67 16. Alang2 Lebar*) - - - 72.094 73.212 86.371 3,9 T O T A L 1.312.551 1.338.793 1.369.239 1.394.954 1.417.047 1.455.284 18,51

Sumber: PDA 2006, PDA 2007, PDA 2008, PDA 2009, PDA 2010, untuk 2009 data diambil dari Data Dasar Kesehatan Kota Palembang Tahun 2010

(11)

Laju pertumbuhan penduduk rata-rata di Kota Palembang selama periode 2005-2010 mencapai 18,51%. Laju pertumbuhan penduduk ini, pada dasarnya masih tetap bersifat alami atau karena faktor kelahiran dan kematian, walaupun masih pula dipengaruhi oleh migrasi.

Perkembangan penduduk dari tahun 2005–2010, terlihat bahwa pada dasarnya pertumbuhan jumlah penduduk Kota Palembang menunjukkan pola linear. Proyeksi jumlah penduduk Kota Palembang untuk lima tahun kedepan dilakukan dengan memproyeksikan jumlah penduduk setiap kecamatan agar diperoleh hasil yang lebih akurat. Dasar pertimbangannya adalah bahwa setiap kecamatan memiliki karakteristik perkembangan yang berbeda-beda dan terdapat faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi perkembangan penduduknya.

Dengan menggunakan persamaan 2.1 didapatkan proyeksi penduduk Kota Palembang 5 (lima) tahun mendatang seperti terlihat pada Tabel 2.5.

... 2.1

dimana,

Pt+q = Jumlah penduduk pada tahun (t+q) Pt = Jumlah penduduk pada tahun t

r = Rata-rata pertambahan jumlah penduduk tiap tahun q = selisih antara tahun proyeksi dan tahun dasar

Tabel 2.5

Proyeksi Jumlah Penduduk per Kecamatan Kota Palembang

No Kecamatan Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 1 Alang-Alang Lebar 86.157 91.429 97.024 102.962 109.263 2 Bukit Kecil 52.033 52.926 53.835 54.759 55.698 3 Gandus 55.684 56.653 57.638 58.641 59.662 4 Ilir Barat I 125.466 128.015 130.617 133.272 135.980 5 Ilir Barat II 70.223 71.501 72.803 74.129 75.478 6 Ilir Timur I 88.013 89.717 91.455 93.225 95.031 q t q t

P

r

P

(

1

)

(12)

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010) Pokja Sanitasi Kota Palembang

II- 12 No Kecamatan Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 7 Ilir Timur II 176.020 179.262 182.564 185.926 189.351 8 Kalidoni 98.010 99.786 101.593 103.434 105.308 9 Kemuning 91.383 93.091 94.830 96.602 98.407 10 Kertapati 85.411 87.049 88.719 90.421 92.156 11 Plaju 88.534 90.309 92.119 93.966 95.849 12 Sako 74.674 75.846 77.038 78.248 79.476 13 Seberang Ulu I 163.549 166.770 170.054 173.404 176.819 14 Seberang Ulu II 95.071 96.940 98.847 100.791 102.773 15 Sematang Borang 25.934 26.336 26.745 27.159 27.581 16 Sukarami 116.237 119.532 122.920 126.404 129.987 PALEMBANG 1.480.171 1.512.495 1.545.671 1.579.727 1.614.695

Sumber Hasil Analisis

Dari hasil proyeksi ini dapat diamati bahwa penduduk Kota Palembang mempunyai jumlah penduduk yang beragam, terutama pada beberapa kecamatan mempunyai jumlah penduduk yang besar dibanding dengan kecamatan lainnya. Hal ini dapat dimengerti karena beberapa kecamatan tersebut mempunyai tingkat mobilitas yang tinggi seperti perdagangan dan jasa, pemerintahan atau karena kelengkapan fasilitas baik pendidikan, kesehatan, peribadatan dan lain-lain. Tapi pada beberapa kecamatan lain menunjukan pertumbuhan penduduk yang kurang tinggi, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kurangannya fasilitas atau kondisi alam yang kurang mendukung (daerah banjir, jenis tanah dengan porositas yang tinggi) sehingga sebagian penduduk lebih memilih tempat tinggal yang mempunyai kelengkapan fasilitas guna mendukung aktifitasnya.

2.3.2 Kepadatan Penduduk

Kota Palembang mempunyai luas wilayah 400,61 km2 dengan jumlah penduduk 1.438.938 jiwa yang berarti tiap km2 dihuni oleh 3.592 jiwa penduduk. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya dimana angka kepadatan penduduk adalah 3.537 jiwa tiap km2, maka telah terjadi peningkatan kepadatan penduduk.

Secara lengkap, data kepadatan penduduk Kota Palembang selama 5 tahun (tahun 2006-2010) terlihat sebagaimana tersebut dalam gambar 2.2. dan tabel 2.6.

(13)

Gambar 2.2

(14)

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010) Pokja Sanitasi Kota Palembang

Tabel 2.6

Perkembangan Data Penduduk dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Palembang Tahun 2006 - 2010

No Kecamatan

Luas Daerah

(Km2)

Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010

Jumlah Penduduk Kepadatan (jiwa/Km2) Jumlah Penduduk Kepadatan (jiwa/Km2) Jumlah Penduduk Kepadatan (jiwa/Km2) Jumlah Penduduk Kepadatan (jiwa/Km2) Jumlah Penduduk Kepadatan (jiwa/Km2) 1. Ilir Barat II 6,22 64.708 10.403,22 65.923 10.598,55 66.966 10.171,06 66.966 10.766,24 63.959 10.282,80 2. Gandus 68,78 51.182 744,14 52.125 757,85 50.078 728,09 52.973 770,18 57.221 831,94 3. SU I 17,44 152.607 8.750,40 155.521 8.917,49 149.135 8.551,32 157.933 9.055,79 162.744 9.331,65 4. Kertapati 42,56 79.736 1.873,50 81.225 1.908,48 77.978 1.832,19 82.520 1.938,91 80.226 1.885,01 5. SU II 10,69 88.833 8.309,92 90.482 8.464,17 86.889 8.128,06 91.933 8.599,91 92.276 8.631,99 6. Plaju 15,17 82.581 5.443,70 84.129 5.545,75 80.749 5.322,94 85.464 5.633,75 79.096 5.213,97 7. Ilir Barat I 19,77 114.668 5.800,10 116.833 5.909,61 112.099 5.670,16 118.671 6.002,58 124.657 6.305,36 8. Bukit Kecil 9,92 47.850 4.823,59 48.748 4.914,11 46.789 4.716,63 49.522 4.992,14 43.811 4.416,43 9. Ilir Timur I 6,50 80.599 12.399,85 82.191 12.644,77 78.674 12.103,69 83.409 12.832,15 69.406 10.677,85 10. Kemuning 9,00 85.351 9.483,44 86.973 9.663,67 83.423 9.269,22 88.331 9.814,56 82.661 9.184,56 11. Ilir Timur II 25,58 164.449 6.428,81 167.522 6.548,94 160.818 6.286,86 170.192 6.653,32 159.152 6.221,74 12. Kalidoni 27,92 91.596 3.280,66 93.281 3.341,01 89.617 3.209,78 94.795 3.395,24 99.738 3.572,28 13. Sako 18,04 94.251 5.224,56 95.986 5.320,73 92.214 5.111,64 72.396 4.013,08 82.661 4.582,10 14. Smt Borang 51,46 - - - 25.148 488,70 32.207 625,88 15. Sukarami 36,98 170.828 4.619,47 174.015 4.705,65 167.066 4.517,74 104.700 2.831,26 139.098 3.761,44 16. Alang Lebar 34,58 - - - 72.094 2.084,79 86.371 2.497,64 T O T A L 400,61 1.369.239 3.417,89 1.394.954 3.482,07 1.417.047 1.338.793 3.341,89 3.537,22 1.455.284 3.632,67

(15)

Data tersebut di atas menunjukkan bahwa sebaran penduduk di Kota Palembang terlihat tidak merata. Kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Ilir Timur I sebesar 10.677,85 jiwa/Km2 (pada tahun 2010). Sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan terendah adalah Kecamatan Sematang Borang yaitu sebesar 625,88 jiwa/km2 pada tahun yang sama.

Untuk tingkat kelurahan, kepadatan tertinggi terdapat di Kelurahan 13 Ilir, sedangkan kepadatan terendah ada di Kelurahan Gandus. Adapun gambaran lebih lengkap mengenai penyebaran penduduk menurut desa/kelurahan di Kota Palembang pada tahun 2009 dan 2010 dapat dilihat pada tabel 2.7.

Tabel 2.7

Sebaran Jumlah Penduduk Kota Palembang Dirinci Per Desa/Kelurahan

No Kecamatan Kelurahan

Luas Daerah

(Ha)

Penduduk 2009 Jumlah Penduduk 2010

Jumlah Kepadatan

Laki-Laki Perempuan Jumlah Kepadatan

1 Ilir Timur I 6,500 45.357 13.030,92 33.702 35.704 69.406 106,78 18 Ilir 16,00 1.037 1.095 2.132 133,25 16 Ilir 24,00 641 649 1.290 53.75 13 Ilir 8,20 1.836 1.775 3.611 440,37 14 Ilir 8,70 1.961 1.949 3.910 449,43 15 Ilir 22,80 2.511 2.785 5.296 232,28 17 Ilir 30,00 1.465 1.579 3.044 101,47 Kepandean Baru 12,20 936 1.092 2.028 166,23 20 Ilir I 161,05 5.679 6.034 11.713 72,64 Sei Pangeran 132,86 5.175 5.504 10.679 80,50 20 Ilir III 138,19 5.004 5.395 10.399 75,25 20 Ilir IV 96,00 7.457 7.847 15.304 159,42 2 Ilir Timur II 25,580 172.836 6.756,68 79.407 79.745 159.152 1.437,38 10 Ilir 31,00 2.202 2.157 4.359 140,61 11 Ilir 26,00 1.823 1.740 3.563 137,04 Kuto Batu 33,00 7.191 7.393 14.584 441,94 Lawang Kidul 324,00 6.264 6.182 12.446 38,41 3 Ilir 60,00 8.688 8.779 17.467 291,12 1 Ilir 89,00 2.906 2.886 5.792 65,08 Sungai Buah 139,00 7.053 7.509 14.562 104,76 2 Ilir 214,00 10.849 10.833 21.682 101,32 5 Iilir 256,00 5.791 5.720 11.511 44,96

(16)

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010) Pokja Sanitasi Kota Palembang

II- 16

No Kecamatan Kelurahan

Luas Daerah

(Ha)

Penduduk 2009 Jumlah Penduduk 2010

Jumlah Kepadatan

Laki-Laki Perempuan Jumlah Kepadatan

Duku 421,00 8.458 8.547 17.005 40,39 9 Ilir 479,00 7.621 7.584 15.205 31,74 8 Ilir 486,00 10.561 10.415 20.976 43,16 3 Ilir Barat I 19,770 120.517 6.095,95 62.655 62.002 124.657 63,05 Bukit Lama 122,00 17.722 17.816 35.538 291,30 26 Ilir I 53,00 2.517 2.500 5.017 94,66 Lorok Pakjo 58,00 13.923 13.890 27.813 479,53 Demang Lebar Daun 57,00 9.778 10.242 20.020 351,23 Bukit Baru 1.524,00 7.874 7.831 15.705 10,31 Siring Agung 163,00 10.841 9.723 20.564 126,16 4 Ilir Barat II 6,220 68.004 10.933,12 32.191 31.768 63.959 102,83 35 Ilir 33,00 5.570 5.495 11.065 335,30 32 Ilir 250,00 6.724 6.761 13.485 53,94 30 Ilir 71,00 10.191 10.007 20.198 284,48 Kemang Manis 100,00 3.024 2.942 5.966 59,66 29 Ilir 33,00 4.232 4.183 8.415 255,00 28 Ilir 68,00 956 911 1.867 27,46 27 Ilir 67,00 1.494 1.469 2.963 44,22 5 Seberang Ulu I 17,440 160.390 9.196,67 81.669 81.075 162.744 93,32 15 Ulu 81,00 13.189 12.810 25.999 320,98 1 Ulu 62,00 6.007 6.051 12.058 194,48 Tuan Kentang 44,00 5.747 5.653 11.400 259,09 2 Ulu 43,00 4.355 4.478 8.833 205,42 3/4 Ulu 301,00 9.850 9.676 19.526 64,87 5 Ulu 342,00 12.102 11.973 24.075 70,39 7 Ulu 80,00 8.853 8.648 17.501 218,76 8 Ulu 358,00 5.868 5.799 11.667 32,59 Silaberanti 390,00 9.393 9.451 18.844 48,32 9/10 Ulu 43,00 6.305 6.536 12.841 298,63 6 Seberang Ulu II 10,690 93.237 8.721,89 46.245 46.031 92.276 86,24 11 Ulu 25,00 7.129 6.829 13.958 558,32 12 Ulu 17,00 11.358 11.085 22.443 1.320,18 13 Ulu 100,00 8.279 8.273 16.552 165,52 14 Ulu 109,00 6.403 6.225 12.628 115,85 Tangga Takat 228,00 6.231 7.173 13.404 58,79 16 Ulu 394,00 2.937 2.811 5.748 14,59 Sentosa 197,00 3.908 3.635 7.543 38,29 7 Sukarami 36,980 119.128 3.221,42 69.585 69.513 139.098 27,03 Suka Bangun 360,00 8.713 8.778 17.491 55,80

(17)

No Kecamatan Kelurahan

Luas Daerah

(Ha)

Penduduk 2009 Jumlah Penduduk 2010

Jumlah Kepadatan

Laki-Laki Perempuan Jumlah Kepadatan

Suka Jaya 540,00 19.840 19.598 39.438 83,88 Sukarami 540,00 8.873 9.245 18.118 38,53 Kebun Bunga 750,00 12.901 12.981 25.882 39,63 Talang Betutu 1.163,00 6.703 6.587 13.290 11,43 Sukodadi 789,00 8.013 7.950 15.963 20,23 Talang Jambe 1.287,00 4.542 4.374 8.916 6,93 8 Sako 18,040 73.519 4.075,33 41.386 41.275 82.661 45,82 Sukamaju 770,00 11.723 11.501 23.224 30,16 Sialang 291,00 9.637 9.907 19.544 67,16 Sako 230,00 16.633 16.561 33.194 144,32 Sako Baru 513,00 3.393 3.306 6.699 13,06 9 Bukit Kecil 9,920 50.292 5.069,76 22.004 21.807 43.881 44,16 Talang semut 431,00 3.379 3.668 7.047 16,35 22 Ilir 43,00 1.469 1.529 2.998 69,72 19 Ilir 76,00 2.182 1.420 3.602 47,39 23 Ilir 18,00 1.671 1.749 3.420 190,00 26 Ilir 345,00 5.220 5.335 10.555 30,59 24Ilir 79,00 8.083 8.106 16.189 204,92 10 Gandus 68,780 53.795 782,13 29.086 28.135 57.221 8,32 Pulo Kerto 3.491,00 5.904 5.690 11.594 3,32 Gandus 2.935,00 5.293 4.917 10.210 3,48 Karang Jaya 187,00 5.637 5.550 11.187 59,82 Karang Anyar 172,00 6.384 6.217 12.601 73,26 36 Ilir 93,00 5.868 5.761 11.629 125,04 11 Kemuning 9,000 89.707 9.967,44 40.782 41.879 82.661 91,85 Sekip Jaya 151,00 7.804 8.230 16.034 106,19 Pahlawan 158,00 6.218 6.661 12.879 81,51 20 Ilir D-II 200,00 7.463 7.472 14.935 74,68 Pipa Reja 121,00 8.218 8.163 16.381 135,38 Talang Aman 180,00 5.779 5.889 11.668 64,82 Ario Kemuning 90,00 5.300 5.464 10.764 119,60 12 Kalidoni 27,920 96.266 3.447,92 49.914 49.824 99.738 35,72 Sei Lais 802,00 5.889 5.870 11.759 14,66 Sei Selincah 554,00 9.652 9.558 19.210 34,68 Sei Selayur 638,00 9.242 9.286 18.528 29,04 Kalidoni 406,00 12.052 11.640 23.692 58,35 Bukit Sangkal 392,00 13.079 13.470 26.549 67,73 13 Plaju 15,170 86.794 5.721,42 39.855 39.241 79.096 52,14 Plaju Darat 337,00 6.600 6.320 12.920 38,34 Talang Putri 168,00 7.331 7.070 14.401 85,72

(18)

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010) Pokja Sanitasi Kota Palembang

II- 18

No Kecamatan Kelurahan

Luas Daerah

(Ha)

Penduduk 2009 Jumlah Penduduk 2010

Jumlah Kepadatan

Laki-Laki Perempuan Jumlah Kepadatan

Komperta 459,00 1.811 1.582 3.393 7,39 Plaju Ilir 232,00 6.004 6.037 12.041 51,90 Talang Bubuk 111,00 3.872 3.985 7.857 70,78 Plaju Ulu 120,00 9.532 9.489 19.021 158,51 Bagus Kuning 90,00 4.705 4.758 9.463 105,14 14 Kertapati 42,560 83.803 1.969,06 40.494 39.732 80.226 18,62 Karya Jaya 1.608,00 4.106 4.060 8.166 5,08 Keramasan 804,00 5.201 5.005 10.206 12,68 Kemang Agung 160,00 10.043 9.834 19.877 124,23 Kemas Rindo 1.622,00 7.008 6.897 13.905 8,57 Ogan Baru 63,00 8.728 8.509 17.237 273,60 Kertapati 51,00 5.408 5.427 10.835 212,45 15. Sematang Borang 51,459 25.538 496,28 16.246 15.961 32.207 8,71 Lebung Gajah 193,70 9.905 9.962 19.867 71,70 Srimulya 568,50 4.096 3.848 7.944 9,77 Sukamulya 1.160,05 1.273 1.210 2.483 1,50 Karya Mulya 663,00 972 941 1.913 2,02 16. Alang2 Lebar 34,581 60.411 1.746,94 43.075 43.296 86.371 24,98 Srijaya 222,80 10.985 11.248 22.233 69,76 Karya Baru 760,55 11.234 11.306 22.540 20,72 Talang Kelapa 911,15 16.582 16.481 33.063 25,37 Alang2 Lebar 523,00 4.274 4.261 8.535 11,41

Sumber: Kecamatan Dalam Angka, BPS Kota Palembang

2.3.3 Kepadatan Hunian Rumah

Kepadatan Hunian Rumah merupakan salah satu ketentuan dari rumah sehat, selain dari faktor luas rumah, pencahayaan, ventilasi udara, kelembaban, sanitasi lingkungan rumah, dan sebagainya. Rumah yang terlalu padat penghuninya menyebabkan semakin mudahnya penularan penyakit diantara penghuni rumah tersebut dan juga mengurangi privacy penghuni rumah, serta timbulnya perasaan kurang nyaman.

Untuk Kota Palembang angka kepadatan hunian rumah adalah 4,4 yang berarti bahwa setiap rumah dihuni oleh 4 orang. Angka tersebut sudah termasuk angka ideal. (sumber: Profil Kesehatan Kota Palembang Tahun 2010).

(19)

2.3.4 Distribusi Penduduk Berdasarkan Golongan Umur dan Sex Ratio

Selanjutnya pada Tabel 2.8 terlihat bahwa jumlah penduduk terbesar merupakan usia 20-24 tahun yaitu 154.372 jiwa penduduk, terdiri dari 76.467 jiwa penduduk laki-laki dan 77.905 jiwa perempuan. Jumlah penduduk produktif (15-64) berjumlah 792.874 jiwa menanggung sebanyak 323.695 jiwa penduduk bukan usia produktif dengan kata lain angka beban ketergantungan di Kota ini pada tahun 2010 sekitar 2,45 atau satu orang penduduk berusia produktif menanggung dua orang usia non produktif.

Tabel 2.8

Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Palembang pada Pertengahan Tahun 2010

Kelompok Umur Penduduk Jumlah

Laki-Laki Perempuan 0 – 4 70.952 66.648 137.600 5 – 9 70.400 65.715 136.115 10 – 14 66.996 63.257 130.253 15 – 19 69.833 71.888 141.721 20 – 24 76.467 77.905 154.372 25 – 29 71.741 69.829 141.570 30 – 34 60.728 58.830 119.558 35 – 39 52.249 53.264 105.513 40 – 44 46.770 48.895 95.665 45 – 49 40.589 42.831 83.420 50 – 54 35.807 35.578 71.385 55 – 59 26.636 24.353 50.989 60 – 64 14.967 16.205 31.172 65 – 69 10.787 12.272 23.059 70 – 74 7.145 9.198 16.343 75+ 6.229 10.320 16.549 Jumlah 728.296 726.988 1.455.284

Sumber: Palembang Dalam Angka 2011

Angka sex ratio adalah perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan pada suatu daerah. Pada tahun 2010, angka sex ratio (Rasio jenis kelamin) Kota Palembang adalah sebesar 100,18% yang berarti bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan.

(20)

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010) Pokja Sanitasi Kota Palembang

II- 20

Untuk wilayah kecamatan, rasio jenis kelamin yang tertinggi terdapat di Kecamatan Gandus sebesar 103,38%, sedangkan rasio terendah ada di Kecamatan Ilir Timur I dengan angka rasio sebesar 94,39%. Rasio jenis kelamin di Kota Palembang dapat dilihat pada komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin pada tabel 2.9.

Tabel 2.9

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Kecamatan Tahun 2010

No Kecamatan Jumlah Penduduk

Laki-laki Perempuan Jumlah Sex Ratio

1 Ilir Barat II 32.191 31.768 63.959 101,33 2 Gandus 29.086 28.135 57.221 103,38 3 Seberang Ulu I 81.669 81.075 162.744 100,73 4 Kertapati 40.494 39.732 80.226 101,92 5 Seberang Ulu II 46.245 46.031 92.276 100,46 6 Plaju 39.855 39.241 79.096 101,56 7 Ilir Barat I 62.655 62.002 124.657 101,05 8 Bukit Kecil 22.004 21.807 43.811 100,90 9 Ilir Timur I 33.702 35.704 69.406 94,39 10 Kemuning 40.782 41.879 82.661 97,38 11 Ilir Timur II 79.407 79.745 159.152 99,58 12 Kalidoni 49.914 49.824 99.738 100,18 13 Sako 41.386 41.275 82.661 100,27 14 Sematang Borang 16.246 15.961 32.207 101,79 15 Sukarami 69.585 69.513 139.098 100,10 16 Alang-alang Lebar 43.075 43.296 86.371 99,49 T O T A L 728.296 726.988 1.455.284 100,18

Sumber: Palembang Dalam Angka 2011

Tabel 2.10

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Kelurahan

No Kecamatan Kelurahan

Luas Daerah

(Ha)

Jumlah Penduduk 2010 (KDA 2011)

Laki-Laki Perempuan Sex Ratio

1 Ilir Timur I 650,00 33.702 35.704 94,39

18 Ilir 16,00 1.037 1.095 94,70

16 Ilir 24,00 641 649 98,77

13 Ilir 8,20 1.836 1.775 103,44

(21)

No Kecamatan Kelurahan

Luas Daerah

(Ha)

Jumlah Penduduk 2010 (KDA 2011)

Laki-Laki Perempuan Sex Ratio

15 Ilir 22,80 2.511 2.785 90,16 17 Ilir 30,00 1.465 1.579 92,78 Kepandean Baru 12,20 936 1.092 85,71 20 Ilir I 161,05 5.679 6.034 94,12 Sei Pangeran 132,86 5.175 5.504 94,02 20 Ilir D-III 138,19 5.004 5.395 92,75 20 Ilir IV 96,00 7.457 7.847 95,03 2 Ilir Timur II 2.558,00 79.407 79.745 99,58 10 Ilir 31,00 2.202 2.157 102,09 11 Ilir 26,00 1.823 1.740 104,77 Kuto Batu 33,00 7.191 7.393 97,27 Lawang Kidul 324,00 6.264 6.182 101,33 3 Ilir 60,00 8.688 8.779 98,96 1 Ilir 89,00 2.906 2.886 100,69 Sungai Buah 139,00 7.053 7.509 93,93 2 Ilir 214,00 10.849 10.833 100,15 5 Iilir 256,00 5.791 5.720 101,24 Duku 421,00 8.458 8.547 98,96 9 Ilir 479,00 7.621 7.584 100,49 8 Ilir 486,00 10.561 10.415 101,40 3 Ilir Barat I 1.977,00 62.655 62.002 101,05 Bukit Lama 122,00 17.722 17.816 99,47 26 Ilir I 53,00 2.517 2.500 100,68 Lorok Pakjo 58,00 13.923 13.890 100,24 Demang Lebar Daun 57,00 9.778 10.242 95,47 Bukit Baru 1.524,00 7.874 7.831 100,55 Siring Agung 163,00 10.841 9.723 111,50 4 Ilir Barat II 622,00 32.191 31.768 101,33 35 Ilir 33,00 5.570 5.495 101,36 32 Ilir 250,00 6.724 6.761 99,45 30 Ilir 71,00 10.191 10.007 101,84 Kemang Manis 100,00 3.024 2.942 102,79 29 Ilir 33,00 4.232 4.183 101,17 28 Ilir 68,00 956 911 104,94 27 Ilir 67,00 1.494 1.469 101,70 5 Seberang Ulu I 1.744,00 81.669 81.075 100,73

(22)

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010) Pokja Sanitasi Kota Palembang

II- 22

No Kecamatan Kelurahan

Luas Daerah

(Ha)

Jumlah Penduduk 2010 (KDA 2011)

Laki-Laki Perempuan Sex Ratio

15 Ulu 81,00 13.189 12.810 102,96 1 Ulu 62,00 6.007 6.051 99,27 Tuan Kentang 44,00 5.747 5.653 101,66 2 Ulu 43,00 4.355 4.478 97,25 3/4 Ulu 301,00 9.850 9.676 101,80 5 Ulu 342,00 12.102 11.973 101,08 7 Ulu 80,00 8.853 8.648 102,37 8 Ulu 358,00 5.868 5.799 101,19 Silaberanti 390,00 9.393 9.451 99,39 9/10 Ulu 43,00 6.305 6.536 96,47 6 Seberang Ulu II 1.070,00 46.245 46.031 100,46 11 Ulu 25,00 7.129 6.829 104,39 12 Ulu 17,00 11.358 11.085 102,46 13 Ulu 100,00 8.279 8.273 100,07 14 Ulu 109,00 6.403 6.225 102,86 Tangga Takat 228,00 6.231 7.173 86,87 16 Ulu 394,00 2.937 2.811 104,48 Sentosa 197,00 3.908 3.635 107,51 7 Sukarami 5.429,00 69.585 69.513 100,10 Suka Bangun 360,00 8.713 8.778 99,26 Suka Jaya 540,00 19.840 19.598 101,23 Sukarami 540,00 8.873 9.245 95,98 Kebun Bunga 750,00 12.901 12.981 99,38 Talang Betutu 1.163,00 6.703 6.587 101,76 Sukodadi 789,00 8.013 7.950 100,79 Talang Jambe 1.287,00 4.542 4.374 103,84 8 Sako 1.804,00 41.386 41.275 100,27 Sukamaju 770,00 11.723 11.501 101,93 Sialang 291,00 9.637 9.907 97,27 Sako 230,00 16.633 16.561 100,43 Sako Baru 513,00 3.393 3.306 102,63 9 Bukit Kecil 992,00 22.004 21.807 100,90 Talang semut 431,00 3.379 3.668 92,12 22 Ilir 43,00 1.469 1.529 96,08 19 Ilir 76,00 2.182 1.420 153,66 23 Ilir 18,00 1.671 1.749 95,54 26 Ilir 345,00 5.220 5.335 97,84

(23)

No Kecamatan Kelurahan

Luas Daerah

(Ha)

Jumlah Penduduk 2010 (KDA 2011)

Laki-Laki Perempuan Sex Ratio

24Ilir 79,00 8.083 8.106 99,72 10 Gandus 6.878,00 29.086 28.135 103,38 Pulo Kerto 3.491,00 5.904 5.690 103,76 Gandus 2.935,00 5.293 4.917 107,65 Karang Jaya 187,00 5.637 5.550 101,57 Karang Anyar 172,00 6.384 6.217 102,69 36 Ilir 93,00 5.868 5.761 101,86 11 Kemuning 900,00 40.782 41.879 97,38 Sekip Jaya 151,00 7.804 8.230 94,82 Pahlawan 158,00 6.218 6.661 93,35 20 Ilir D-II 200,00 7.463 7.472 99,88 Pipa Reja 121,00 8.218 8.163 100,67 Talang Aman 180,00 5.779 5.889 98,13 Ario Kemuning 90,00 5.300 5.464 97,00 12 Kalidoni 2.792,00 49.914 49.824 100,18 Sei Lais 802,00 5.889 5.870 100,32 Sei Selincah 554,00 9.652 9.558 100,98 Sei Selayur 638,00 9.242 9.286 99,53 Kalidoni 406,00 12.052 11.640 103,54 Bukit Sangkal 392,00 13.079 13.470 97,10 13 Plaju 1.517,00 39.855 39.241 101,56 Plaju Darat 337,00 6.600 6.320 104,43 Talang Putri 168,00 7.331 7.070 103,69 Komperta 459,00 1.811 1.582 114,48 Plaju Ilir 232,00 6.004 6.037 99,45 Talang Bubuk 111,00 3.872 3.985 97,16 Plaju Ulu 120,00 9.532 9.489 100,45 Bagus Kuning 90,00 4.705 4.758 98,89 14 Kertapati 4.308,00 40.494 39.732 101,92 Karya Jaya 1.608,00 4.106 4.060 101,13 Keramasan 804,00 5.201 5.005 103,92 Kemang Agung 160,00 10.043 9.834 102,13 Kemas Rindo 1.622,00 7.008 6.897 101,61 Ogan Baru 63,00 8.728 8.509 102,57 Kertapati 51,00 5.408 5.427 99,65 15. Sematang Borang 2.585,25 16.246 15.961 101,79 Lebung Gajah 193,70 9.905 9.962 99,43

(24)

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010) Pokja Sanitasi Kota Palembang

II- 24

No Kecamatan Kelurahan

Luas Daerah

(Ha)

Jumlah Penduduk 2010 (KDA 2011)

Laki-Laki Perempuan Sex Ratio

Srimulya 568,50 4.096 3.848 106,44 Sukamulya 1.160,05 1.273 1.210 105,21 Karya Mulya 663,00 972 941 103,29 16. Alang-Alang Lebar 2.417,50 43.075 43.296 99,49 Srijaya 222,80 10.985 11.248 97,66 Karya Baru 760,55 11.234 11.306 99,36 Talang Kelapa 911,15 16.582 16.481 100,61 Alan-alang Lebar 523,00 4.274 4.261 100,31

Sumber: Kecamatan Dalam Angka 2011

2.4. Pendidikan

Pendidikan masyarakat dan pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan aspek penting yang harus diperhatikan dalam mendukung kemajuan wilayah, termasuk dalam mendukung proses pembangunan sanitasi suatu wilayah baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.

Sarana pendidikan yang terdapat di Kota Palembang, baik negeri maupun swasta pada tahun 2010/2011 antara lain 285 sekolah Taman Kanak-kanak (TK), 448 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), 357 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), sebanyak 130 Sekolah Menengah Umum/Madrasah Aliyah (SMU/MA) dan 54 Sekolah Menengah Kejuruan. Sarana untuk masing-masing tingkatan sekolah, baik sekolah negeri maupun swasta, digunakan oleh sejumlah murid yang mengalami perubahan jumlah dari tahun ke tahun. Selama tahun 2010/2011 terdapat murid TK sebanyak 15.510, murid SD/MI sebanyak 180.864 dan murid SMP/MTs sebanyak 78.431, murid SMU/MA sebanyak 63.251 sedangkan murid SMK berjumlah 24.463.

Sementara tenaga guru yang tersedia pada tahun 2010/2011 pada masing-masing sekolah adalah Taman Kanak-kanak (TK) sebanyak 1.510 orang, SD/MI sebanyak 9.135 orang, SMP/MTs sebanyak 5.531 orang, SMU/MA sebanyak 3.875 orang guru, serta guru SMK sebanyak 1.343.

(25)

Gambaran mengenai keseimbangan murid dan guru tahun 2010/2011 ditunjukkan dengan rasio murid-guru dimana rasio murid guru TK adalah sebesar 10,27; rasio murid-guru untuk SD/MI dan SMP/MTs adalah masing-masing sebesar 19,80 dan 14,18; SMU/MA adalah sebesar 16,32, sedangkan untuk kejuruan sebesar 18,22.

Tabel 2.11

Sarana Pendidikan di Kota Palembang Tahun 2010

No Tingkat Pendidikan Jumlah Rasio Murid

: Guru

Sekolah Murid Guru

1 TK 285 15.510 1,510 10,27

2 SD/MI 448 180.864 9.135 19,80

3 SMP/MTs 357 78.431 5.531 14,18

4 SMU/MA 130 63.251 3.875 16,32

5 Kejuruan (SMK) 54 24.463 1.343 18,22

Sumber: Palembang Dalam Angka 2011

Tingkat pendidikan penduduk, dalam hal ini adalah angka melek huruf, masih dipakai sebagai indikator tingkat kesejahteraan keluarga dalam kaitannya dengan kemampuan keluarga dalam meningkatkan penghasilannya. Untuk Kota Palembang, pada tahun 2008 Angka Melek Huruf mencapai 105,36%. Angka Partisipasi Kasar untuk jenjang pendidikan SD/MI tahun 2008 yaitu 106,18%, untuk tingkat SMP/MTs sebesar 103,03% dan untuk tingkat SMA/MA sebesar 94,21%.

Menurut data dari Disdikpora Kota Palembang Tahun 2008, jumlah penduduk laki-laki dan perempuan yang tidak pernah sekolah berjumlah 282.698 orang; sedangkan yang tidak/belum tamat SD berjumlah 161.804 orang, yang tamat SD berjumlah 154.505 orang, SLTP 208.649 orang, SLTA 181.344 orang, diploma 53.455 orang, yang tamat perguruan tinggi 27.214 orang.

Tabel 2.12

Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Prempuan Berusia 10 Tahun Keatas Dirinci Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

(26)

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010) Pokja Sanitasi Kota Palembang

II- 26

2.5. Kesehatan

Kesehatan pada dasarnya merupakan salah satu indikator keberhasilaan pembangunan yang dianggap cukup signifikan, dimana tingkat kesehatan yang tinggi akan mencerminkan tingkat kesejahteraan yang baik.

Untuk mewujudkan derajat kesehatan di kota Palembang yang optimal, haruslah didukung oleh sumber daya manusia tenaga kesehatan, sarana dan prasarana kesehatan, pembiayaan kesehatan yang memadai, serta kebijakan pembangunan kesehatan untuk melaksanakan berbagai program yang dapat memberikan kontribusi positif bagi kesehatan terutama bagi lingkungan dan perilaku masyarakat. Agar dapat melaksanakan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat di kota Palembang, saat ini pemerintah telah melengkapi sarana dan prasarana kesehatan yang terdiri atas rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu klinik bersalin dan puskesmas keliling. Pada tahun 2010, jumlah rumah sakit di Kota Palembang adalah sebanyak 26 unit, yaitu: Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Palembang Bari yang terletak di Seberang Ulu, dan rumah sakit swasta lainnya serta 39 unit Puskesmas, 70 Puskesmas Pembantu dan 20 unit puskesmas keliling. Selain itu terdapat 1 (satu) unit puskesmas terapung. Dengan keberadaan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai, masyarakat dapat menikmati pelayanan kesehatan secara optimal.

2.6. Sosial Masyarakat

Masyarakat Kota Palembang terbentuk dari beberapa suku asli dan para pendatang, dengan kondisi seperti ini, di dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, selama ini tidak terjadi konflik yang serius dan menyebar seperti yang terjadi di daerah-daerah lain di tanah air. Hal ini disebabkan tingginya rasa saling menghargai dan menghormati satu sama lainnya. kondisi seperti ini modal dalam menciptakan iklim yang kondusif bagi kegiatan pembangunan.

Sebagai kota maritim sejak zaman Sriwijaya dan sebagai ibukota provinsi, Kota Palembang sejak dulu telah menjadi melting pot berbagai suku atau etnis dari manca negara maupun dari dalam negeri sendiri, seperti Tionghoa (China), India, Arab (Timur Tengah), Hindustan (India dan Pakistan), Jawa, Sunda, Padang, Bugis, Batak, Melayu;

(27)

dan suku-suku yang asli dari Sumatera Selatan seperti suku Palembang, Ogan, Komering, Semendo, Pasemah, Gumay, Lintang, Musi Rawas, Meranjat, Kayuagung, Ranau, Kisam, Panesak, dan lain-lain.

Adanya polarisasi permukiman berdasarkan kelompok etnis tertentu dan atau adanya kelas sosial tertentu dapat membentuk proses sosial dan dinamika masyarakat, baik yang sifatnya asosiatif maupun yang disasosiatif. Asosiatif dapat berupa bentuk kerjasama antar mereka, sedangkan yang disasosiatif berupa kompetisi atau persaingan termasuk di dalamnya konflik sosial. Dalam proses sosial ini dapat melahirkan solidaritas sosial dalam bentuk tata nilai yang melembaga dalam masyarakat sebagai himpunan pemahaman bersama atau shared understanding untuk mengatasi berbagai perbedaan dalam masyarakat meski tidak tertulis maupun kesenjangan sosial yang semakin melebar, sehingga hal ini merupakan potensi konflik terhadap proses sosial tersebut. Potensi konflik inilah yang menjadi benih munculnya kerusuhan di perkotaan, sehingga setiap kali kerusuhan yang menjadi sasaran adalah daerah perkotaan.

Warga asli Palembang yang sering dikenal dengan istilah 'Wong Palembang' mayoritas beragama Islam. Bahasa pengantar yang banyak dipergunakan antar suku yaitu Bahasa Palembang yang berakar dari bahasa Melayu. Rumah adat Palembang adalah rumah Limas, yang mengandung pengertian lima emas, ”Di mana emas pertama hingga emas kelima merupakan simbol norma-norma masyarakat, yaitu keanggunan dan kebenaran, rukun damai, sopan santun, aman sentosa, serta makmur dan sejahtera.”

Kepercayaan dan agama penduduk Kota Palembang beragam, namun mayoritas warga masyarakat memeluk agama Islam. Dari segi sarana tempat peribadatan, untuk umat Islam, setiap tahun jumlahnya terus mengalami peningkatan, yaitu dari 551 unit masjid pada tahun 2001 menjadi 603 unit pada tahun 2009. Jumlah ini paling banyak terletak di wilayah Kelurahan Sukajaya sebanyak 23 masjid dan diikuti Kelurahan Sako sebanyak 17 masjid, sedangkan jumlah Pesantren sebanyak 18 Pesantren dan paling banyak terletak di wilayah Kelurahan 16 Ulu yaitu sebanyak 3 Pesantren. Jumlah Langgar/Mushola sebanyak 691 langgar dan paling banyak terletak di wilayah

(28)

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010) Pokja Sanitasi Kota Palembang

II- 28

Kelurahan Bukit Lama yaitu sebanyak 20 langgar diikuti Kelurahan 2 Ilir sebanyak 19 langgar.

Jumlah Gereja di Kota Palembang sebanyak 51 gereja, jumlah ini paling banyak terletak di wilayah Kelurahan 8 Ilir yaitu sebanyak 4 gereja. Sedangkan jumlah pura sebanyak 23 pura, jumlah ini paling banyak terletak di wilayah Kelurahan Duku yaitu sebanyak 6 pura diikuti Kelurahan Kepandenan Baru dan Kelurahan 5 Ilir masing-masing sebanyak 3 pura. Jumlah kelenteng/Vihara sebanyak 55 kelenteng, jumlah ini paling banyak terletak di wilayah Kelurahan Lorok Pakjo yaitu sebanyak 8 kelenteng dan diikuti Kelurahan Duku sebanyak 6 kelenteng.

Kehidupan beragama antar penganut agama yang berlainan di Kota Palembang cukup baik dan dalam situasi rukun serta damai, dimana masing-masing tokoh agama berperan aktif dalam usaha pembinaan kehidupan religius. Walaupun demikian Pemerintah Kota masih perlu secara aktif memberikan dan meningkatkan pelayanan kehidupan beragama dengan mengadakan bimbingan, membangun dan memelihara sarana peribadatan bagi masing-masing agama; serta melakukan kerjasama dengan elemen-elemen masyarakat dalam menyusun dan pelaksanaan program-program pembangunan bidang agama.

Dilihat dari status sosial ekonomi masyarakat kota Palembang, cenderung mengalami peningkatan. Secara umum pengeluaran perkapita penduduk dikota Palembang dan propinsi Sumatera Selatan berkisar antara 500.000-1.000.000 rupiah perbulan yang berarti pendapatan perkapita masyarakat sekarang ini masih rendah. Mata pencaharian penduduk sebagian besar pedagang, nelayan, buruh, karyawan, wiraswasta dan sebagian kecil adalah PNS,TNI/Polri, pensiunan dan lain sebagainya. Penduduk usia angkatan kerja dikota Palembang sekitar 72.79% dari total penduduk kota Palembang. Sejalan dengan pesatnya kemajuan pembangunan di kota Palembang, tingkat pendidikan masyarakat juga semakin meningkat dan kualitas sumber daya manusia secara umum sudah mulai menunjukkan perkembangan ke arah yang lebih baik.

(29)

Tabel 2.13

Jumlah Masyarakat Miskin di Kota Palembang Tahun 2010

No Kecamatan Puskesmas Jumlah

Penduduk Masyarakat Miskin

1 Ilir Barat II Makrayu 77.387 18.144

2 Gandus Gandus 54.878 17.748

3 Seberang Ulu 1 1 Ulu 31.405 10.820

4 Ulu 57.236 15.821 7 Ulu 30.783 14.848 Pembina 28.012 8.412 OPI 20.927 4.953 4 Kertapati Keramasan 22.106 12.647 Kertapati 69.380 27.282

5 Seberang Ulu II Nagaswidak 33.295 28.612

Taman Bacaan 46.913 16.130

6 Plaju Plaju 86.801 23.626

7 Ilir Barat I Kampus 32.290 6.576

Pakjo 29.520 4.719

Padang Selasa 61.969 12.213

Sei Baung 23.679 4.877

8 Bukit Kecil 23 Ilir 20.161 1.837

Merdeka 29.052 4.512

9 Ilir Timur I Ariodilah 25.841 3.225

Dempo 34.361 14.419

Talang Ratu 16.218 4.351

10 Kemuning Basuki Rahmat 41.788 13.839

Sekip 44.182 15.594

11 Ilir Timur II 5 Ilir 28.173 10.112

(30)

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010) Pokja Sanitasi Kota Palembang

II- 30

No Kecamatan Puskesmas Jumlah

Penduduk Masyarakat Miskin

Boom Baru 17.872 11.465

Kenten 39.609 17.978

Sabo Kingking 61.666 30.621

12 Kalidoni Bukit Sangkal 22.374 5.779

Kalidoni 32.031 12.133

Sei Selincah 30.902 13.511

13 Sako Multiwahana 70.021 18.556

14 Sematang Borong Sako 34.396 10.985

15 Sukarami Sosial 46.807 12.260

Sukarami 37.713 7.104

Talang Betutu 27.637 6.542

16 Alang-Alang Lebar Puntikayu 71.740 17.450

Jumlah 1.460.477 465.695

Sumber: Data Dasar Dinkes Tahun 2010

2.7. Perekonomian

2.7.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Salah satu indikator yang digunakan untuk menganalisa pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Laju pertumbuhan ekonomi Kota Palembang yang tercermin dalam laju kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) rata-rata selama kurun waktu 2006-2010, atas dasar harga konstan tahun 2000 dengan migas adalah sebesar 6,87% dan tanpa migas sebesar 8,22% per tahun. Laju pertumbuhan ini cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan dengan rata-rata pertumbuhan PDRB Propinsi Sumatera Selatan, yaitu sebesar 4,14% per tahun. Pertumbuhan masing-masing sektor ekonomi relatif bervariasi, pertumbuhan tertinggi dialami oleh sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 13,24%, diikuti dengan sektor Keuangan, persewaan dan jasa (8,52%) dan sektor

(31)

perdagangan, hotel dan restoran sebesar 8,38%. Sementara sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor yang tidak memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Palembang, mengingat sektor tersebut tidak berpotensi di Kota Palembang. Adapun untuk lebih jelasnya mengenai nilai PDRB dan laju pertumbuhan ekonomi Kota Palembang atas dasar harga konstan tahun 2000 untuk periode tahun 2006-2010 dan, dapat dilihat pada tabel 2.14 dan 2.15.

Tabel 2.14

Produk Domestik Regional Bruto Kota Palembang Menurut Lapangan Usaha (Atas Dasar Harga Konstan 2000)

Tahun 2006 – 2010

Lapangan Usaha PDRB (ADHK 2000)

2006 2007 2008 2009 2010

1. Pertanian 110.439 116.094 120.337 124.093 126.951

2. Pertambangan & Penggalian 0 0 0 0 0

3. Industri Pengolahan 5.485.441 5.734.651 5.963.705 6.203.585 6.479.068

a. Industri Migas 1.907.981 1.876.308 1.907.981 1.908.152 b. Industri tanpa Migas 3.577.460 3.858.343 4.055.724 4.570.916

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 204.440 217.441 228.040 236.099 250.795

a. Listrik 162.392 171.923 178.448 196.048 b. Gas 7.969 8.665 9.522 10.520 c. Air Bersih 34.079 36.853 40.070 44.227

5. Bangunan 1.080.857 1.172.161 1.247.949 1.336.865 1.444.163 6. Perdagangan, Hotel &Restoran 2.795.938 3.022.420 3.276.507 3.367.981 3.592.542 7. Pengangkutan dan Komunikasi 1.741.812 1.952.723 2.195.547 2.479.961 2.751.036 8. Keuangan, Persewaan & Perusahaan 920.101 1.001.097 1.068.962 1.160.568 1.250.981 9. Jasa-jasa 1.434.767 1.539.369 1.659.064 2.033.752 2.157.818

PDRB dengan Migas 12.226.258 13.087.898 13.998.092 16.942.904 18.053.454

PDRB Tanpa Migas 10.263.311 11.151.255 12.090.111 15.044.463 16.145.302

(32)

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010) Pokja Sanitasi Kota Palembang

II- 32

Tabel 2.15

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Palembang Tahun 2006 – 2010

No Sektor Ekonomi Pertumbuhan

Rata-Rata

2006 2007 2008 2009 2010

1. Pertanian 1,71 5,12 3,65 3,12 2,30 3,18

2. Pertambangan dan Penggalian 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0 3. Industri Pengolahan 3,79 4,54 3,99 4,02 4,44 4,16 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 9,54 6,36 4,87 3,53 6,22 6,10

5. Bangunan 8,70 8,45 6,47 7,12 8,03 7,75

6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7,95 8,10 8,41 2,79 6,67 6,78 7. Pengangkutan dan Komunikasi 13,62 12,11 13,48 11,92 11,23 12,47 8. Keu, Psewaan, &Jasa Perusahaan 8,12 8,80 6,78 8,57 7,79 8,01 9. Jasa-Jasa 7,78 7,04 7,94 6,10 6,10 6,99

PDRB dengan Migas 6,95 7,10 6,98 5,64 6,60 6,65

PDRB tanpa Migas 8,42 8,49 7,73 6,47 7,37 7,70

Sumber: Palembang Dalam Angka, PDRB Kota Palembang, tahun 2011

2.7.2 Struktur Ekonomi

Perekonomian suatu wilayah sangat ditentukan oleh besarnya peranan sektor-sektor ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa. Kontribusi sektor-sektor merupakan cerminan dari perkembangan sektor-sektor dalam menciptakan PDRB setiap kecamatan. Disamping itu, distribusi sektor dapat pula digunakan untuk melihat pergeseran struktur perekonomian dan potensi dari masing-masing kecamatan. Distribusi persentase PDRB secara sektoral menunjukkan peranan masing-masing sektor dalam sumbangannya terhadap PDRB secara keseluruhan. Semakin besar persentase suatu sektor semakin besar peranan sektor tersebut didalam perkembangan ekonomi suatu wilayah, dengan kata lain dengan melihat distribusi persentase dapat pula melihat struktur ekonomi suatu wilayah.

Dengan mengamati struktur perekonomian akan tampak sampai seberapa jauh kekuatan ekonomi suatu wilayah. Indikator perekonomian makro semacam ini sangat penting bagi pengambilan keputusan untuk mengarahkan sasaran kebijakan pembangunan dimasa yang akan datang. Semakin besar persentase suatu sektor yang

(33)

terbentuk semakin besar pula pengaruh sektor tersebut dalam perkembangan ekonomi suatu wilayah/kota.

Peranan sektor industri pengolahan di Kota Palembang selama periode 2004-2008 masih merupakan penyumbang terbesar dengan rata–rata kontribusinya sebesar 39,35%. Pada tahun 2002 peranan sektor ini sebesar 43,65% yang merupakan jumlah terbesar, namun hingga tahun 2008 peranan sektor ini relatif menurun walaupun tetap mendominasi dengan jumlah sebesar 37,23%. Peranan terbesar kedua dalam pembentukan PDRB Kota Palembang adalah sektor perdangan, hotel dan restoran dengan jumlah kontribusi rata–rata sebesar 19,96%. Selama periode 2004-2008, kontribusi sektor ini terus mengalami peningkatan, dimana pada awal tahun pengamatan (tahun 2004) kontribusinya sebesar 19,44%, meningkat menjadi 20,46% pada tahun 2008. Hal ini mengindikasikan bahwa sektor perdagangan, hotel dan restoran menunjukkan tingkat perkembangan yang baik, dalam pengertian setiap tahun kontribusinya semakin meningkat.

Kedua sektor tersebut hingga tahun 2008 masih memegang peranan yang besar dalam pembentukan total PDRB di sebagian besar kecamatan-kecamatan di Kota Palembang. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan Kota Palembang masih menggantungkan perekonomiannya pada sektor industri pengolahan serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Namun dalam memperkuat perkembangan ekonomi Kota Palembang kedua sektor tersebut ditunjang pula oleh sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa-jasa. Bila dilihat dari besarnya sumbangan masing-masing sektor ekonomi dalam membentuk PDRB, maka Kota Palembang bertumpu pada empat sektor ekonomi, yaitu sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor jasa-jasa. Keempat sektor ini memberikan kontribusi terhadap PDRB rata-rata di atas 80% tiap tahunnya, baik dengan migas maupun tanpa migas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.16.

(34)

PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN (PPSP - 2010) Pokja Sanitasi Kota Palembang

II- 34

Tabel 2.16

Distribusi Persentase PDRB Kota Palembang Dengan Migas Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004-2008

LAPANGAN USAHA 2004 2005 2006r) 2007*) 2008**)

1. PERTANIAN 0,91 0,83 0,79 0,77 0,75

a. Tanaman Bahan Makanan 0,19 0,18 0,17 0,16 0,15 b. Tanaman Perkebunan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 0,38 0,37 0,36 0,35 0,35

d. Kehutanan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

e. Perikanan 0,34 0,27 0,26 0,26 0,24

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

LAPANGAN USAHA 2004 2005 2006r) 2007*) 2008**)

a. Minyak dan Gas Bumi 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 b. Pertambangan tanpa Migas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

c. Penggalian 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 41,68 40,38 39,19 38,25 37,23

a. Industri Migas 16,06 14,80 13,63 12,51 11,91

1. Pengilangan Minyak Bumi 16,06 14,80 13,63 12,51 11,91 2. Gas Alam Cair 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

b. Industri Tanpa Migas 25,62 25,58 25,56 25,74 25,32

1. Makanan. Minuman & Tembakau 8,69 8,68 8,79 8,90 8,72 2. Tekstil, Brg Kulit & Alas kaki 0,51 0,51 0,51 0,51 0,50 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 0,98 0,92 0,87 0,82 0,76 4. Kertas dan Barang Cetakan 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 5. Pupuk, Kimia & Brg, dari Karet 15,14 15,16 15,08 15,20 15,04 6. Semen & Brg, Galian bukan logam 0,14 0,15 0,16 0,16 0,16 7. Logam Dasar Besi & Baja 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 8. Alat Angk, Mesin & Peralatannya 0,14 0,13 0,13 0,12 0,12 9. Barang lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 1,42 1,43 1,46 1,47 1,42

a. Listrik 1,11 1,13 1,16 1,15 1,11

b. Gas 0,05 0,06 0,06 0,06 0,06

c. Air Bersih 0,26 0,24 0,24 0,25 0,25

5. BANGUNAN 7,52 7,60 7,72 7,82 7,79

6. PERDAG, HOTEL & RESTORAN 19,44 19,79 19,97 20,16 20,46

Gambar

Gambar 2.1. Peta Administrasi Kota Palembang

Referensi

Dokumen terkait

Memberi kemudahan menggunakan bahan bukan cetak termasuk perisian sama ada secara individu atau berkumpulan oleh

Penggunaan peralatan RHVAC yang lebih besar telah menciptakan tekanan signifikan pada sistem tenaga dan meningkatkan permintaan listrik puncak, terutama di negara-negara bersuhu

Dalam penyelenggaraan pendaftaran pindah datang terdapat faktor yang mendukung penyelenggaraan yakni disiplin pegawai, surat kuasa, landasan hukum yang jelas, sistem

APBD  merupakan  sumber  pendanaan  utama  dalam  pembangunan  dan  pengembangan  infrastruktur  di  Kab.  Kotawaringin  Barat.  Secara  umum  APBD  merupakan 

Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa penggunaan media modul materi descriptive text dalam pembelajaran bahasa inggris dapat memberikan pengaruh yang

berapa besarnya dana yang diperoleh sekolah dari pemerintah sangat mempengaruhi perkembangan sekolah tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode

Melihat dari keempat subfokus yang dijelaskan diatas tentunya menjadi dasar dari fokus yang akan peneliti lakukan dalam pengembangan penelitian ini, adapun

Hasil uji LSD (Least Significant Different) pada waktu perdarahan diperoleh bahwa pada kelompok kontrol positif menunjukkan ada perbedaan yang bermakna terhadap