PENGARUH PENGGUNAAN METODE DISKUSI, PEMBERIAN TUGAS DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PENINGKATAN DAYA SERAP SISWA PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA
DI KELAS X SMA NEGERI 1 MUARA TELANG
Hasunah *)
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Tridinanti Palembang Jl. Kapten Marzuki No.2446 Kamboja Palembang
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan Metode Diskusi, Pemberian Tugas dan Motivasi Belajar terhadap Peningkatan Daya Serap Siswa pada Mata Pelajaran Seni Budaya di kelas X SMA Negeri 1 Muara Telang baik secara bersama-sama (simultan) maupun secara terpisah (parsial). Hipotesis penelitian ini adalah: 1) Ada perbedaan daya serap Seni Budaya bagi siswa yang diajar dengan menggunakan metode diskusi, penugasan dengan siswa yang diajar dengan menggunakan metode ceramah. 2) Ada perbedaan kreatif, bertukar pengalaman, pemecahan masalah, interaksi siswa muncul secara spontan. 3) Menentukan keputusan tertentu secara bersama, memberikan gagasan. 4) Ada perbedaan antara siswa pembelajaran kooperatif, Cognitive Growth Increasing The Capacity to Think dengan yang tidak menggunakan metode ini. 5) Ada perbedaan pendekatan secara kontekstual inquiri interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru. Penelitian ini dilakukan di SMA N 1 Muara Telang, dengan objek penelitiannya adalah siswi kelas X, serta dengan metode survey. Jumlah populasi siswa-siswi kelas X SMA N 1 Muara Telang sebanyak 136 orang. Namun pada penelitian ini diambil sampel sebanyak 30 orang siswa dengan penyebaran kuesioner yang telah diuji validitasnya. Instrumen yang digunakan adalah Daya Serap sebagai variabel terikat dan Metode Diskusi, Pemberian Tugas serta Motivasi Belajar sebagai variabel bebas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada hipotesis pertama yaitu variabel Metode Diskusi (X1) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Daya Serap (Y), dibuktikan dengan tingkat signifikansinya sebesar 0,203 dengan probabilitas kesalahan uji pada alpha (α) sebesar 5%. Pada hipotesis kedua menunjukkan variabel Pemberian Tugas (X2) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Daya Serap (Y), dibuktikan dengan tingkat signifikansinya sebesar 0,484. Pada hipotesis ketiga menunjukkan variabel Motivasi Belajar (X3) tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Daya Serap (Y), dibuktikan dengan tingkat signifikansinya sebesar 0,855. Pada hipotesis keempat menunjukkan variabel Metode Diskusi (X1), Pemberian Tugas (X2) dan Motivasi Belajar (X3) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Daya Serap (Y), dibuktikan dengan tingkat signifikansinya sebesar 0,043. Berdasakan analisis regresi dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaruh variabel Metode Diskusi, Pemberian Tugas dan Motivasi Belajar secara parsial dan simultan berpengaruh secara signifikan dengan variabel Daya Serap siswa pada mata pelajaran seni dan budaya di kelas X SMA N 1 Muara Telang.
Kata kunci: Analisis Pengaruh Metode Diskusi, Pemberian Tugas dan Motivasi Belajar
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Dewasa ini, sesuatu hal yang paling serius dibahas oleh masyarakat Indonesia pada khususnya adalah pendidikan. Pemerintah dan masyarakat selaku stakeholder secara berkesinambungan dan bertahap berupaya untuk memajukan serta meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di Indonesia. Baik itu dari penyediaan sarana dan prasarana belajar yang memadai, tenaga pengajar yang handal dan profesional dengan tingkat kompetensi yang baik, maupun meningkatkan standar layanan pendidikan yang berkelas internasional. Hal tersebut ditujukan semata-mata untuk memajukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1), Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan khususnya pendidikan persekolahan, sejak usia paling dini
hendaklah diarahkan pada perkembangan
kepribadian manusia seutuhnya dan pada kemajuan masyarakat secara spiritual, moral, sosial, budaya dan ekonomi, penanaman akan penghormatan yang dalam hak-hak asasi manusia dan kebebasan fundamental. Dalam kerangka nilai-nilai ini kepentingan terbesar hendaklah diletakkan pada andil pendidikan terhadap perdamaian dan saling pengertian, toleransi dan persahabatan anatara semua bangsa dan antara kelompok-kelompok ras atau agama.
Harus diakui bahwa kemajuan pendidikan sangat tergantung terutama pada kualifikasi dan kemampuan staf pengajar pada umumnya dan kualitas manusiawi, pedagogis dan teknis dari guru-guru secara individualis. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kualitas pendidikan yang ada disekolah. Guru diharapkan mampu mengembangkan metode pembelajaran yang tepat agar apa yang disampaikan dapat dengan mudah diserap oleh peserta didik.
Implementasi pendidikan dengan jenjang tingkat menengah dapat dilihat pada Sekolah Menengah Atas (SMA). Dimana SMA merupakan sekolah yang secara universal menyiapkan peserta didik yang mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu Perguruan Tinggi. Dalam rangka menghadapi ujian-ujian yang diberikan oleh sekolah, siswa harus mampu menyerap materi yang telah diberikan oleh tenaga pengajar pada semester-semester sebelumnya. Dalam konteks pembelajaran, yang perlu dilakukan tenaga pendidik adalah berusaha membangkitkan memori jangka panjang yang dimiliki siswa. Mengapa hal ini perlu dilakukan? Karena memori jangka panjang tidak akan pernah hilang. Banyak upaya yang bisa dilakukan guru untuk menumbuhkan memori jangka panjang. Misalnya, pemberian bahan ajar harus menarik, bermakna dan berkesan, serta diangkat dari masalah-masalah kontekstual yang biasa dialami oleh siswa.
Selain itu, daya serap yang baik merupakan kebutuhan setiap siswa untuk belajar optimal, karena hasil belajar siswa disekolah diukur berdasarkan penguasaan siswa atas materi pelajaran, yang prosesnya tidak terlepas dari kegiatan mengingat (kemampuan menggunakan daya ingat). Maka, dengan adaya ingat yang baik, siswa akan dapat belajar dengan mudah dana mencapai hasil yang optimal. Daya serap yang dimiliki oleh siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari luar (faktor eksternal) maupun dari dalam (faktor internal). Faktor eksternal diantaranya adalah metode pembelajaran dan lingkungan. Sedangkan faktor intenal diantaranya adalah minat, bakat dan motivasi serta tingkat intelegensi.
Salah satu faktor dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi peningkatan daya serap adalah metode pembelajaran. Menurut Suyanto dan Asep Jihad didalam literaturnya yang berjudul “Menjadi Guru Profesional, 2013, Hal: 114 – 133”, dikatakan bahwa ada 13 metode pembelajaran yang digunakan dalam dunia pendidikan. Namun, dalam penelitian ini penulis lebih memfokuskan pada metode diskusi
dan metode ekeplorasi (Exploration Method)/ Pemberian Tugas. Metode pembelajaran sangat beraneka ragam dngan mempertimbangkan apakah
suatu merode pembelajaran cocok untuk
mengajarkan materi pelajaran tertentu, metode pembelajaran menekankan pada proses belajar siswa aktif dalam upaya memperoleh kemampuan hasil belajar dan juga metode mengajar yang dipilih sepatutnya disesuaikan dengan bentuk belajar atau hasil belajar yang diharapkan diperoleh siswa. Melihat peran yang begitu vital, maka menerapkan metode yang efektif dan efisien adalah suatu keharusan.
Faktor dari dalam diri siwa yang menentukan berhasil tidaknya siswa dalam proses belajar mengajar adalah motivasi belajar. Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan (Suyanto dan Asep Jihad, 2013: Hal: 60). Inti dari motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar dengan efektif. Dengan adanya metode pembelajaran seperti metode diskusi, pemberian tugas serta adanya motivasi menjadi faktor penting dalam peningkatan daya serap siswa dalam kaitannya dengan belajar mengajar. Tetapi pada kenyataannya faktor dari dalam diri saja tidak sepenuhnya menunjang dalam proses peningkatan daya serap itu sendiri tanpa adanya dukungan dari guru sebagai pembimbing dan kemauan dari individu siswa sendiri dalam proses belajar mengajar.
B. Identifikasi Masalah
Dari uraian diatas, maka dapat diidentifikasi sejumlah permasalahan yang dapat dikaji serta dapat berpengaruh erat dengan daya serap siswa pada mata pelajaran seni budaya di SMA N 1 Muara Telang, antara lain:
1. Belum optimalnya guru dalam upaya
membimbing siswa dalam menguasai kompetensi yang diharapkan.
2. Kreatifitas guru yang kurang dalam menyampaikan pelajaran seni budaya.
3. Sebagian besar siswa belum memiliki minat untuk mempelajari seni budaya.
4. Motivasi belajar siswa yang merupakan faktor pendukung agar kemampuan intelektual siswa dapat berfungsi secara optimal pada mata pelajaran seni budaya masih rendah.
5. Nilai yang dicapai siswa dalam mata pelajaran seni budaya belum seluruhnya memuasakan. 6. Input siswa dengan rata-rata kemampuan yang
standar sehingga diperlukan metode
pembelajaran yang tepat agar tujuan akhir dari pembelajaran tersebut tercapai.
7. Pengaruh penggunaan metode diskusi terhadap daya serap belajar seni budaya SMA N 1 Muara Telang.
8. Pengaruh motivasi belajar terhadap daya serap pelajar.
9. Pengaruh pemberian tugas.
10. Pengaruh metode pembelajaran yang
disampaikan guru yaitu metode diskusi, pemberian tugas dan motivasi belajar terhadap daya serap siswa pada mata pelajaran seni budaya di SMA N 1 Muara Telang.
C. Pembatasan Masalah
Masalah utama dalam penelitian ini adalah daya serap siswa pada mata pelajaran seni budaya sebagai variabel dependen, yang dibatasi pengaruhnya dengan metode diskusi, pemberian tugas dan motivasi belajar siswa sebagai variabel independen.
D. Perumusan Masalah
Masalah yang dihadapi di lapangan adalah rendahnya daya serap siswa sebagai akibat rendahnya minat belajar dan kurangnya motivasi belajar bagi siswa sehingga mengakibatkan rendahnya nilai ulangan harian, rendahnya ulangan block dan ulangan praktek pada mata pelajaran Seni Budaya. Berdasarkan hal tersebut dapat dirumuskan pokok permasalahannya, yaitu: apakah ada pengaruh penggunaan metode diskusi, pemberian tugas, dan motivasi secara bersamaan terhadap daya serap pada mata pelajaran seni budaya siswa kelas X di SMA N 1 Muara Telang.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode diskusi, pemberian tugas dan motivasi terhadap daya serap siswa. F. Hipotesis Penelitian
1. Ada pengaruh metode diskusi, pemberian tugas dan motivasi terhadap daya serap pada mata pelajaran seni budaya siswa kelas X di SMA N 1 Muara Telang.
2. Ada pengaruh metode diskusi terhadap daya serap pada mata pelajaran seni budaya siswa kelas X di SMA N 1 Muara Telang.
3. Ada pengaruh pemberian tugas terhadap daya serap pada mata pelajaran seni budaya siswa kelas X di SMA N 1 Muara Telang. 4. Ada pengaruh motivasi terhadap daya serap
pada mata pelajaran seni budaya siswa kelas X di SMA N 1 Muara Telang.
METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2013 sampai bulan Maret 2014. Tempat penelitian di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Muara Telang, Desa Muara Telang, Kecamatan Telanga Jaya, Kabupaten Banyuasin.
B. Teknik Analisis Data 1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif berusaha menjelaskan atau menggambarkan berbagai karakteristik data. Selain penyajian tabel dan grafik, untuk mengetahui deskripsi data diperlukan ukuran yang lebih eksak. Dua ukuran penting yang sering dipakai dalam pengambilan keputusan adalah:
Mencari Central Tendency (kecenderungan terpusat), seperti: mean, median, dan modus.
Mencari ukuran Dispersion, seperti: Range, Standar Deviasi, dan Varians.
Selain kedua ukuran diatas, ukuran lain yang biasa dipakai adalah Skewness dan Kurtosis untuk mengetahui kemiringan dan keruncingan data. Untuk bentuk grafik, dianjurkan menggunakaan Histogram dengan kurva normalnya.
2. Analisis Statistik Inferensial
Analisis Statistik Inferensial adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi (Sugiyono, 2007: hal. 148). Statistik Inferensial disebut juga dengan statistik induktif atau statistik probabilitas. Dalam statistik inferensial, peluang kesalahan dan kepercayaan disebut sebagai taraf signifikansi.
Teknik analisis statistik inferensial yang digunakan pada penelitian ini adalah uji hipotesis dengan menggunakan uji t (uji parsial) dan uji F (uji simultan).
a) Uji Persyaratan Analisis 1). Uji Normalitas Data
Uji Normalitas dilakukan terhadap masing-masing variabel untuk mengetahui apakah data
populasi berdistribusi normal atau tidak. Pengujian dilakukan menggunakan Uji Kolmogorov Smirnov dari program SPSS, normalistas distribusi data dapat dihitung berdasarkan nilai Asym. Significance.
Kriteria pengujian adalah: Ho diterima jika
Asymtotic Significance yang diperoleh lebih besar
dari α dan Ho ditolak jika Asymtotic Significance lebih kecil daripada α. Ho menyatakan data berasal dari populasi berdistribusi normal, sedangkan taraf signifikansi yang digunakan sebagai dasar penolakan atau penerimaan keputusan adalah dengan taraf α = 0.05.
2) Uji Homogenitas Data
Uji Homogenitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data sampel diperoleh dari populasi yang bervarians homogen atau tidak. Apabila asumsi data sampel berasal dari populasi yang homogen ini tidak terpenuhi, maka kondisi ini menunjukkan bahwa ragam (ε¡) dari masing-masing sampel tidak sama. Pengujian dilakukan menggunakan Chi-Square Test dari program SPSS.
Kriteria pengujian adalah: Ho diterima jika
Asymtotic Significance yang diperoleh lebih besar
dari α dan Ho ditolak jika Asymtotic Significance lebih kecil daripada α. Ho menyatakan data populasi bervarian homogen, sedangkan taraf signifikansi yang digunakan sebagai dasar penolakan atau penerimaan keputusan adalah dengan taraf α = 0,05.
3) Uji Linieritas
Sebelum dapat dilakukan analisis regresi linier, terlebih dahulu harus dilakukan pengujian linearitas yang tujuannya untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan linearitas atau tidak. Jika terjadi penyimpangan linearitas maka analisis yang digunakan adalah regresi non linier. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan one-way anova dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05).
a) Uji Linearitas antara Metode Diskusi (X1) dengan Daya Serap (Y)
Berdasarkan hasil perhitungan uji linearitas dari program SPSS untuk variabel Metode Diskusi (X1) dengan Daya Serap (Y) diperoleh nilai Sig.
Deviation from Linearity sebesar 0,100. Nilai ini
lebih besar dari α sebesar 5% maka Ho diterima, artinya antara variabel Y dengan X1 mempunyai hubungan linier.
b) Uji Linearitas antara Pemberian Tugas (X2) dengan Daya Serap (Y)
Berdasarkan hasil perhitungan uji linearitas dari program SPSS untuk variabel Pemberian Tugas (X2) dengan Daya Serap (Y) diperoleh nilai Sig.
Deviation from Linearity sebesar 0,930. Nilai ini
lebih besar dari α sebesar 5% maka Ho diterima, artinya antara variabel Y dengan X2 mempunyai hubungan linier.
c) Uji Linearitas antara Motivasi (X3 )dengan Daya Serap (Y)
Berdasarkan hasil perhitungan uji linearitas dari program SPSS untuk variabel Motivasi (X3) dengan Daya Serap (Y) diperoleh nilai Sig.
Deviation from Linearity sebesar 0,244. Nilai ini
lebih besar dari α sebesar 5% maka Ho diterima, artinya antara variabel Y dengan X3 mempunyai hubungan linier.
b) Analisis Korelasi
Korelasi adalah salah satu teknik statistik yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam hal ini tidak ditentukan variabel mana yang mempengaruhi variabel yang lainnya. Nilai koefisien korelasi berkisar antara -1 dan 1. Semakin mendekati satu nilai absolut koefisien korelasi maka hubungan antara variabel tersebut semakin kuat. Sedangkan semakin kecil (mendekati nol) nilai absolut koefisien korelasi maka hubungan antara variabel tersebut semakin lemah.
c) Analisis Regresi
Statistik Inferensial/ Induktif berikutnya akan dibahas Analisis Regresi Linier Berganda (RLB) untuk melihat bagaimana pengaruh variabel Metode Diskusi (X1), pemberian tugas (X2) dan Motivasi (X3)terhadap Daya Serap (Y). Namun sebelum dapat dilakukan analisis RLB, terlebih dahulu harus dipenuhi beberapa asumsi klasik dalam RLB, yakni asumsi tidak terjadi multikolinearitas, tidak terjadi heteroskedastisitas, dan tidak terjadi autokorelasi.
Hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa semua variabel independen signifikan. Hal ini berarti tidak terjadi multikolinearitas. Hasil uji autokorelasi menunjukkan nilai Durbin-Watson sebesar 2,793. Karena nilai Durbin-Watson masih disekitar nilai 2 (dekat dengan nilai 2) maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi (korelasi antar data pengamatan). Sedangkan hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan nilai korelasi antara variabel bebas dengan nilai residu absolutnya mempunyai nilai Sig. > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas (korelasi yang signifikan antara variabel bebas dengan nilai absolutnya).
Selanjutnya dilakukan analisis regresi linier berganda. Untuk menetapkan persamaan regresi linier berganda pengaruh metode diskusi (X1) pemeberian tugas (X2) dan Motivasi (X3)secara
bersama-sama terhadap daya serap (Y) perlu dilakukan analisis koefisien regresi berganda.
d) Analisis Derajat Determinasi
Untuk mengetahui berapa besar pengaruh tersebut dapat dilihat dari koefisien determinasi (R²) yang dinotasikan dengan R Square.
Pada penelitian ini, diperoleh koefisien determinasinya yaitu 0,142 yang memberi pengerian bahwa 14,2% variabel daya serap mata pelajaran seni budaya siswa kelas X SMA N 1 Muara Telang, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin dipengaruhi oleh variabel metode diskusi, pemberian tugas, dan motivasi secara bersama-sama, sedangkan sisanya (100% - 14,2%) dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti (e).
C. Hipotesis Statistik
Ada empat hipotesis yang diajukan oleh peneliti didalam penelitian ini, yaitu:
1. Hipotesis Pertama
Ho : tidak ada pengaruh metode diskusi terhadap daya serap mata pelajaran seni budaya siswa kelas X SMA N 1 Muara Telang,
Kecamatan Muara Telang, Kabupaten
Banyuasin.
Ha : ada pengaruh metode diskusi terhadap daya serap mata pelajaran seni budaya siswa kelas X SMA N 1 Muara Telang, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin.
Ho diterima, apabila sig. t > 0,05 2. Hipotesis Kedua
Ho : tidak ada pengaruh pemberian tugas terhadap daya serap mata pelajaran seni budaya siswa kelas X di SMA N 1 Muara Telang,
Kecamatan Muara Telang, Kabupaten
Banyuasin.
Ha : ada pengaruh pemberian tugas terhadap daya serap mata pelajaran seni budaya siswa kelas X SMA N 1 Muara Telang, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin.
Ho diterima, apabila sig. t > 0,05 3. Hipotesis Ketiga
Ho : tidak ada pengaruh motivasi terhadap daya serap pada mata pelajaran seni budaya siswa kelas X SMA N 1 Muar Telang, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin.
Ha : ada pengaruh motivasi terhadap daya serap pada mata pelajaran seni budaya siswa kelas X SMA N 1 Muara Telang, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin.
Ho diterima apabila sig. t > 0,05 4. Hipotesis Keempat
Ho : tidak ada pengaruh metode diskusi, pemberian tugas, dan motivasi secara bersama-sama terhadap daya serap pada mata pelajaran seni budaya siswa kelas X SMA N 1 Muara Telang, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin.
Ha : ada pengaruh metode diskusi, pemberian tugas, dan motivasi secara bersama-sama terhadap daya serap pada mata pelajaran seni budaya siswa kelas X SMA N 1 Muara Telang,
Kecamatan Muara Telang, Kabupaten
Banyuasin.
Ho ditolak, apabila sig. F ≤ 0,05
HASIL PENELITIAN DAN INTERPRETASI A. Uji Instrumen
Guna memberikan gambaran yang sebenarnya tentang pengaruh Metode Diskusi, Pemberian Tugas dan Motivasi Belajar terhadap Daya Serap Siswa pada Mata Pelajaran Seni Budaya di Kelas X SMA N 1 Muara Telang, telah dilakukan pengamatan serta penelitian dalam bentuk penyebaran kuesioner terhadap 30 responden untuk melihat pengaruh variabel Metode Diskusi (X1), Pemberian Tugas (X2) dan Motivasi Belajar (X3) terhadap Daya Serap (Y) dimana jenis pertanyaan yang ada pada kuesioner bersifat kualitatif dengan menggunakan skoring.
Dari perhitungan uji coba instrumen terhadap variabel Metode Diskusi (X1), jumlah pertanyaan 20 butir dan jumlah yang valid adalah 15 butir. Pada variabel Pemberian Tugas (X2), jumlah pertanyaan 20 butir dan jumlah yang valid adalah 18 butir. Pada variabel Motivasi Belajar (X3), jumlah pertanyaan 20 butir dan jumlah yang valid adalah 19 butir. Sedangkan pada variabel Daya Serap (Y), jumlah pertanyaan 20 butir dan jumlah yang valid adalah 14 butir. Skoring untuk masing-masing jawaban tersebut adalah SS = 5, S = 4, KS = 3, TS = 2, STS = 1 pada pernyataan positif atau skor sebaliknya pada pernyataan negatif.
Data hasil uji coba variabel-variable tersebut dapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan uji validitas yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistic Package for Social Science) versi 17 diperoleh nilai-nilai yang valid yang akan dipergunakan pada penelitian selanjutnya dan menghilangkan pertanyaan-pertanyaan atau
pernyataan-pertanyaan yang tidak valid dari daftar kuesioner yang digunakan.
Setelah pengujian validitas, selanjutnya dilakukan pengujian reliabilitas. Tujuan utama pengujian ini untuk mengetahui konsistensi hasil pengukuran instrumen apabila instrumen tersebut digunakan lagi sebagai alat ukur suatu objek atau responden. Hasil uji reliabilitas ini mencerminkan dapat dipercaya atau tidaknya suatu hasil pengukuran yang didapatkan.
B. Analisis Deskriptif
Statistik Deskriptif berusaha menjelaskan atau menggambarkan berbagai karakteristik data. Selain penyajian tabel dan grafik, untuk mengetahui deskripsi data diperlukan ukuran yang lebih eksak. Dua ukuran penting yang sering dipakai dalam pengambilan keputusan adalah:
Mencari Central Tendency (kecenderungan terpusat), seperti: mean, median, dan modus.
Mencari ukuran Dispersion, seperti: Range, Standar Deviasi, dan Varians.
Selain kedua ukuran diatas, ukuran lain yang biasa dipakai adalah Skewness dan Kurtosis untuk mengetahui kemiringan dan keruncingan data. Untuk bentuk grafik, dianjurkan menggunakaan Histogram dengan kurva normalnya.
Pada bagian ini dideskripsikan data hasil penelitian yang diperoleh dilapangan, baik data tentang variabel bebas yang terdiri dari metode diskusi (X1), Pemberian Tugas (X2), dan Motivasi (X3), maupun variabel terikat Daya Serap Siswa (Y). Data tersebut diperoleh dari hasil pengisian angket yang disebarkan kepada 30 sample penelitian. 1. Deskriptif Variabel Daya Serap (Y)
a. Analisis Statistik Deskriptif
1) N atau jumlah data yang valid (sah untuk diproses) adalah 30 data. Sedangkan data yang hilang (missing) adalah nol. Ini berarti bahwa semua data siap diproses. 2) Mean atau rata-rata skor Daya Serap
adalah 81,27 dengan Standard Error of
Mean 1,174. Penggunaan Standard Error of Mean adalah untuk memperkirakan
besar rata-rata populasi yang
diperkirakan dari sampel. Untuk itu, dengan Standard Error of Mean tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%, rata-rata skor populasi Daya Serap menjadi : 81,27 ± (2 x 1,174) = 83,618 sampai 78,922.
3) Median adalah titik tengah data jika semua data diurutkan dan dibagi dua sama besar. Angka median 80,67 menunjukkan bahwa 50% skor daya serap adalah 80,67 ke atas dan 50% adalah 80,67 ke bawah.
4) Penyebaran data terhadap rata-ratanya.
Standar deviation : 6,432
Variance : 41,375
Sebaran datanya terhadap rata-ratanya adalah 81,27 ± (2 x 6,432) = 68,41 sampai 94,134.
5) Rasio Skewness
Ukuran Skewness : 0,386
Std.Eror of Skewness : 0,427
Angka Rasio Skewness :
0,386/0,427 = 0,904
Karena Rasio Skewness berada diantara -2 dan +2, maka distribusi data adalah normal.
6) Rasio Kurtosis
Ukuran Kurtosis : 0,012
Std Error of Kurtosis : 0,833
Angka Rasio Kurtosis : 0,012/0,833 = 0,014
Karena Rasio Kurtosis berada diantara -2 dan 2+, maka distribusi data adalah normal.
7) Range adalah nilai maksimum dan minimum
Nilai maksimum : 92
Nilai minimum : 70
Range : 26
8) Sum merupakan jumlah semua data yang diproses yaitu sebesar 2438.
Berdasarkan data dari nilai rata-rata indikator variabel daya serap (Y), dapat dikatakan bahwa daya serap mata pelajaran seni budaya kelas X SMA N 1 Muara Telang Kecamatan Muara Telang, Kab. Banyuasin dari seluruh dimensi variabel yang mencakup: 1) kognitif, 2) afektif, dan 3) psikomotorik menunjukkan nilai rata-rata 4,065 yang berarti berkategori sangat baik.
Indikator daya serap yang paling rendah adalah:
Pada setiap evaluasi belajar saya selalu mendapat nilai yang baik. Hal ini menunjukkan kemampuan
siswa mengemukakan pendapat yang merupakan aspek kognitif siswa masih rendah sehingga perlu untuk diperbaiki. Dalam pembelajaran seni budaya yang dapat diterapkan untuk meningkatkan nilai siswa dalam evaluasi adalah dengan Metode Drill.
Dimana Metode Drill merupakan metode mengajar dengan memberikan latihan-latihan kepada siswa untuk memperoleh suatu keterampilan. Latihan (drill) ini merupakan kegiatan yang selalu diulang-ulang. Metode ini sangat cocok digunakan untuk meningkatkan aspek kognitif siswa.
Secara keseluruhan indikator daya serap seni budaya siswa kelas X SMA N 1 Muara Telang, Kecamatan Muara Telang, Kab. Banyuasin sudah mencapai kategori sangat baik, karena nilai rata-rata tiap indikator berawal pada interval 4-5 (sangat baik). Dengan demikian indikator-indikator tersebut selain harus dipertahankan juga masih harus dioptimalisasi.
2. Deskriptif Variabel Metode Diskusi (X1) a. Analisis Statistik Deskriptif
1) N atau jumlah data yang valid (sah untuk diproses) adalah 30 data. Sedangkan data yang hilang (missing) adalah nol. Ini berarti bahwa semua data siap diproses. 2) Mean atau rata-rata skor Metode Diskusi
adalah 82,57 dengan Standard Error of
Mean 1,269. Penggunaan Standard Error of Mean adalah untuk memperkirakan
besar rata-rata populasi yang
diperkirakan dari sampel. Untuk itu, dengan Standard Error of Mean tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%, rata-rata skor populasi Metode Diskusi menjadi : 82,57 ± (2 x 1,269) = 85,108 sampai 80,032.
3) Median adalah titik tengah data jika semua data diurutkan dan dibagi dua sama besar. Angka median 83,00 menunjukkan bahwa 50% skor daya serap adalah 83,00 ke atas dan 50% adalah 83,00 ke bawah.
4) Penyebaran data terhadap rata-ratanya. 1. Standar deviation : 6,951
2. Variance : 48,323
3. Sebaran datanya terhadap rata-ratanya adalah 82,57 ± (2 x 6,951) = 68,67 sampai 96,472.
5) Rasio Skewness
1. Ukuran Skewness : -0,527 2. Std.Eror of Skewness : 0,427
3. Angka Rasio Skewness :
-0,527/0,427 = -1,234
4. Karena Rasio Skewness berada diantara -2 dan +2, maka distribusi data adalah normal.
6) Rasio Kurtosis
1. Ukuran Kurtosis : -0,388
2. Std Error of Kurtosis : 0,833
3. Angka Rasio Kurtosis :
-0,388/0,833 = -0,466
4. Karena Rasio Kurtosis berada diantara -2 dan 2+, maka distribusi data adalah normal.
7) Range adalah nilai maksimum dan minimun
4. Nilai maksimum : 94 5. Nilai minimum : 68
6. Range : 26
8) Sum merupakan jumlah semua data yang diproses yaitu sebesar 2477.
Berdasarkan data dari nilai rata-rata indikator variabel metode diskusi (X1), dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran seni budaya di kelas X SMA N 1 Muara Telang Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin dari seluruh dimensi variabel yang mencakup: 1) Mendidik belajar kelompok, 2) Menumbuhkan keinginan belajar, 3) Meniadakan Verblitas dan 4) Kesempatan mewujudkan hasil karya, menunjukkan nilai rata-rata 4,13 yang berarti berkategori sangat baik.
Indikator metode diskusi yang paling rendah adalah: Siswa dalam pembelajaran ini tanpa rasa
ingin tahunya. Hal ini menunjukkan rendahnya minat
siswa untuk menggali informasi terhadap suatu pengetahuan yang merupakan aspek menumbuhkan keinginan belajar siswa masih rendah sehingga perlu untuk diperbaiki. Dalam pembelajaran seni budaya yang dapat diterapkan untuk menumbuhkan rasa ingin tahu siswa adalah dengan adalah dengan
Metode Permainan (Game Method). Dimana tujuan
utama metode ini adalah untuk menciptakan kesenangan dan ketertarikan siswa pada proses pelajaran. Metode ini juga dapat mengurangi sifat kelas yang monoton dan membosankan. Permainan juga menciptakan kesenangan, peningkatan daya tarik kelas secara penuh, dan membantu siswa menyenangi pelajaran.
Secara keseluruhan indikator metode diskusi pada mata pelajaran seni budaya siswa kelas X SMA N 1 Muara Telang, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin sudah mencapai kategori sangat baik, karena nilai rata-rata tiap indikator berawal pada interval 4-5 (sangat baik). Dengan demikian indikator-indikator tersebut selain harus dipertahankan juga masih harus dioptimalisasi.
3. Deskriptif Variabel Pemberian Tugas (X2) a. Analisis Statistik Deskriptif
1) N atau jumlah data yang valid (sah untuk diproses) adalah 30 data. Sedangkan data yang hilang (missing) adalah nol. Ini berarti bahwa semua data siap diproses. 2) Mean atau rata-rata skor Pemberian
Tugas adalah 82,93 dengan Standard
Error of Mean 1,300. Penggunaan Standard Error of Mean adalah untuk
memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Untuk itu, dengan Standard Error of Mean tertentu dan pada tingkat kepercayaan 95%, rata-rata skor populasi Pemberian Tugas menjadi : 82,93 ± (2 x 1,300) = 85,53 sampai 80,33.
3) Median adalah titik tengah data jika semua data diurutkan dan dibagi dua sama besar. Angka median 82,33 menunjukkan bahwa 50% skor daya serap adalah 82,33 ke atas dan 50% adalah 82,33 ke bawah.
4) Penyebaran data terhadap rata-ratanya. 7. Standar deviation : 7,119
8. Variance : 50,685
9. Sebaran datanya terhadap rata-ratanya adalah 82,93 ± (2 x 7,119) = 68,692 sampai 97,168.
5) Rasio Skewness
1. Ukuran Skewness : 0,400 2. Std.Eror of Skewness : 0,427 3. Angka Rasio Skewness :
0,400/0,427 = 0,937
4. Karena Rasio Skewness berada diantara -2 dan +2, maka distribusi data adalah normal.
6) Rasio Kurtosis
1. Ukuran Kurtosis : -0,121
2. Std Error of Kurtosis : 0,833
3. Angka Rasio Kurtosis :
-0,121/0,833 = -0,145
4. Karena Rasio Kurtosis berada diantara -2 dan 2+, maka distribusi data adalah normal.
7) Range adalah nilai maksimum dan minimun
1. Nilai maksimum : 99
2. Nilai minimum : 69
3. Range : 30
8) Sum merupakan jumlah semua data yang diproses yaitu sebesar 2488.
Berdasarkan dari nilai rata-rata indikator variabel pemberian tugas (X2), dapat dikatakan bahwa pemberian tugas mata pelajaran seni budaya pada kelas X SMA N ! Muara Telang, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin dari seluruh dimensi variabel yang mencakup: 1) Mendidik Belajar Sendiri, 2) Pemecahan Masalah, 3) Mengerjakan Tugas-tugas Dirumah, dan 4) Kegiatan Belajar Dirumah menunjukkan nilai rata-rata 4,145 yang berarti berkategori sangat baik.
Indikator pemberian tugas yang paling rendah adalah: Saya belajar di rumah setiap hari dan Saya
membaca kembali catatan pelajaran sepulang sekolah. Hal ini menunjukkan rendahnya intensitas
revaluasi siswa terhadap suatu pelajaran dirumah yang merupakan aspek kegiatan belajar dirumah masih rendah sehingga perlu untuk ditingkatkan lagi. Dalam pembelajaran seni budaya yang dapat diterapkan untuk meningkatkan intensitas belajar siswa sepulang sekolah adalah dengan Metode Drill dan Metode Permainan (Game Method). Dimana Metode Drill merupakan metode mengajar dengan memberikan latihan-latihan kepada siswa untuk memperoleh suatu keterampilan. Latihan (drill) ini merupakan kegiatan yang selalu diulang-ulang. Dimana tujuan utama metode ini adalah untuk menciptakan kesenangan dan ketertarikan siswa terhadap suatu pelajaran. Sedangkan permainan juga menciptakan kesenangan dan membantu siswa menyenangi pelajaran.
Secara keseluruhan indikator pemberian tugas pada mata pelajaran seni budaya siswa kelas X SMA N 1 Muara Telang, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin sudah mencapai kategori sangat baik, karena nilai rata-rata tiap indikator berawal pada interval 4-5 (sangat baik). Dengan demikian indikator-indikator tersebut selain harus dipertahankan juga masih harus dioptimalisasi. 4. Deskriptif Variabel Motivasi (X3)
a. Analisis Statistik Deskriptif
1) N atau jumlah data yang valid (sah untuk diproses) adalah 30 data. Sedangkan data yang hilang (missing) adalah nol. Ini berarti bahwa semua data siap diproses. 2) Mean atau rata-rata skor Pemberian
Tugas adalah 81,03 dengan Standard
Error of Mean 1,363. Penggunaan Standard Error of Mean adalah untuk
memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Untuk itu, dengan Standard Error of Mean tertentu
dan pada tingkat kepercayaan 95%, rata-rata skor populasi Pemberian Tugas menjadi : 81,03 ± (2 x 1,363) = 83,756 sampai 78,304.
3) Median adalah titik tengah data jika semua data diurutkan dan dibagi dua sama besar. Angka median 80,67 menunjukkan bahwa 50% skor daya serap adalah 80,67 ke atas dan 50% adalah 80,67 ke bawah.
4) Penyebaran data terhadap rata-ratanya. 10. Standar deviation : 7,467
11. Variance : 55,757
12. Sebaran datanya terhadap rata-ratanya adalah 81,03 ± (2 x 7,467) = 66,096 sampai 95,964.
5) Rasio Skewness
1. Ukuran Skewness : 0,209 2. Std.Eror of Skewness : 0,427 3. Angka Rasio Skewness :
0,209/0,427 = 0,489
4. Karena Rasio Skewness berada diantara -2 dan +2, maka distribusi data adalah normal.
6) Rasio Kurtosis
1. Ukuran Kurtosis : 0,656
2. Std Error of Kurtosis : 0,833 3. Angka Rasio Kurtosis :
0,656/0,833 = 0,788
4. Karena Rasio Kurtosis berada diantara -2 dan 2+, maka distribusi data adalah normal.
7) Range adalah nilai maksimum dan minimun
1. Nilai maksimum : 99
2. Nilai minimum : 63
3. Range : 36
8) Sum merupakan jumlah semua data yang diproses yaitu sebesar 2431.
Berdasarkan dari nilai rata-rata indikator variabel motivas (X3), dapat dikatakan bahwa pemberian tugas mata pelajaran seni budaya pada kelas X SMA N 1 Muara Telang, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin dari seluruh dimensi variabel yang mencakup: 1) Tekun menghadapi tugas, 2) Keinginan untuk sukses, dan 3) Suka bekerja keras menunjukkan nilai rata-rata 4,055 yang berarti berkategori sangat baik.
Indikator motivasi yang paling rendah adalah:
Saya tidak merasa kesulitan pada saat mengikuti ujian seni budaya. Hal ini menunjukkan terdapat
tingkat kesulitan yang dihadapi siswa pada saat
menghadapi ujian seni budaya sehingga perlu untuk diperbaiki. Dalam pembelajaran seni budaya yang dapat diterapkan untuk mempermudah siswa dalam mengikuti ujian seni budaya adalah dengan Metode
Drill. Dimana Metode Drill merupakan metode
mengajar dengan memberikan latihan-latihan
kepada siswa untuk memperoleh suatu
keterampilan. Latihan (drill) ini merupakan kegiatan yang selalu diulang-ulang. Metode ini sangat cocok digunakan untuk meningkatkan aspek ketekunan siswa dalam menghadapi tugas.
Secara keseluruhan indikator motivasi seni budaya siswa kelas X SMA N 1 Muara Telang, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin sudah mencapai kategori sangat baik, karena nilai rata-rata tiap indikator berawal pada interval 4-5 (sangat baik). Dengan demikian indikator-indikator tersebut selain harus dipertahankan juga masih harus dioptimalisasi.
C. Analisis Statistik Inferensial
Analisis Statistik Inferensial adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi (Sugiyono, 2007: hal. 148). Statistik Inferensial disebut juga dengan statistik induktif atau statistik probabilitas. Dalam statistik inferensial, peluang kesalahan dan kepercayaan disebut sebagai taraf signifikansi.
Teknik analisis statistik inferensial yang digunakan pada penelitian ini adalah uji hipotesis dengan menggunakan uji t (uji parsial) dan uji F (uji simultan).
1. Uji Persyaratan Analisis
Sebelum dapat dilakukan analisis korelasi dan regresi linier, perlu terlebih dahulu dilakukan pengujian terhadap persyaratan analisis statistik yang meliputi: Uji Normalitas, Uji Homogenitas dan Uji Linearitas.
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan terhadap masing-masing variabel untuk mengetahui apakah data populasi berdistribusi normal atau tidak.
Pengujian dilakukan menggunakan Uji
Kolmogorov Smirnov dari program SPSS, normalistas distribusi data dapat dihitung berdasarkan nilai Asym. Significance.
Kriteria pengujian adalah: Ho diterima jika
Asymtotic Significance yang diperoleh lebih besar
dari α dan Ho ditolak jika Asymtotic Significance lebih kecil daripada α. Ho menyatakan data berasal dari populasi berdistribusi normal,
sedangkan taraf signifikansi yang digunakan sebagai dasar penolakan atau penerimaan keputusan adalah dengan taraf α = 0.05.
Dari hasil uji didapatkan nilai Asymp. Sig keempat variabel lebih besar dari α = 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa data variabel daya serap, metode diskusi, pemberian tugas dan motivasi berdistribusi normal. Dengan demikian hipotesis yang menggunakan analisis korelasi dan regresi dapat dilakukan.
b. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data sampel diperoleh dari populasi yang bervarians homogen atau tidak. Apabila asumsi data sampel berasal dari populasi yang homogen ini tidak terpenuhi, maka kondisi ini menunjukkan bahwa ragam (ε¡) dari masing-masing sampel tidak sama. Pengujian dilakukan menggunakan Chi-Square Test dari program SPSS. Kriteria pengujian adalah: Ho diterima jika
Asymtotic Significance yang diperoleh lebih besar
dari α dan Ho ditolak jika Asymtotic Significance lebih kecil daripada α. Ho menyatakan data populasi bervarian homogen, sedangkan taraf signifikansi yang digunakan sebagai dasar penolakan atau penerimaan keputusan adalah dengan taraf α = 0,05.
Dari hasil uji didapatkan nilai Asymp. Sig keempat variabel lebih besar dari α = 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa data variabel daya serap, metode diskusi, pemberian tugas dan motivasi diperoleh dari populasi bervarian homogen. Dengan demikian hipotesis yang menggunakan analisis korelasi dan regresi dapat dilakukan.
c. Uji Linearitas
Sebelum dapat dilakukan analisis regresi linier, terlebih dahulu harus dilakukan pengujian linearitas yang tujuannya untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan linearitas atau tidak. Jika terjadi penyimpangan linearitas maka analisis yang digunakan adalah regresi non linier. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan one-way anova dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05).
a) Uji Linearitas antara Metode Diskusi (X1) dengan Daya Serap (Y)
Berdasarkan hasil perhitungan uji linearitas dari program SPSS untuk variabel Metode Diskusi (X1) dengan Daya Serap (Y) diperoleh nilai Sig.
Deviation from Linearity sebesar 0,100. Nilai ini
lebih besar dari α sebesar 5% maka Ho diterima,
artinya antara variabel Y dengan X1 mempunyai hubungan linier.
b) Uji Linearitas antara Pemberian Tugas (X2) dengan Daya Serap (Y)
Berdasarkan hasil perhitungan uji linearitas dari program SPSS untuk variabel Pemberian Tugas (X2) dengan Daya Serap (Y) diperoleh nilai Sig.
Deviation from Linearity sebesar 0,930. Nilai ini
lebih besar dari α sebesar 5% maka Ho diterima, artinya antara variabel Y dengan X2 mempunyai hubungan linier.
c) Uji Linearitas antara Motivasi (X3) dengan Daya Serap (Y)
Berdasarkan hasil perhitungan uji linearitas dari program SPSS untuk variabel Motivasi (X3) dengan Daya Serap (Y) diperoleh nilai Sig.
Deviation from Linearity sebesar 0,244. Nilai ini
lebih besar dari α sebesar 5% maka Ho diterima, artinya antara variabel Y dengan X3 mempunyai hubungan linier.
2. Analisis Korelasi, Regresi, dan Determinasi a. Analisis Korelasi
Korelasi adalah salah satu teknik statistik yang digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam hal ini tidak ditentukan variabel mana yang mempengaruhi variabel yang lainnya. Nilai koefisien korelasi berkisar antara -1 dan 1. Semakin mendekati satu nilai absolut koefisien korelasi maka hubungan antara variabel tersebut semakin kuat. Sedangkan semakin kecil (mendekati nol) nilai absolut koefisien korelasi maka hubungan antara variabel tersebut semakin lemah.
Berdasarkan tabel Analisis Korelasi
menunjukkan bahwa hubungan antara
variabel bebas yaitu Metode Diskusi, Pemberian Tugas dan Motivasi dengan variabel terikat (Daya Serap) lebih besar 0,05. Angka sebesar ini menunjukkan adanya hubungan positif yang kuat antara variabel Metode Diskusi, Pemberian Tugas dan Motivasi dengan Daya Serap. Artinya, jika skor variabel bebas naik maka skor variabel terikat juga akan meningkat, demikian juga sebaliknya.
b. Analisis Regresi Linier Berganda (RLB) Statistik Inferensial/ Induktif berikutnya akan dibahas Analisis Regresi Linier Berganda (RLB) untuk melihat bagaimana pengaruh variabel Metode Diskusi (X1), pemberian
tugas (X2) dan Motivasi (X3)terhadap Daya Serap (Y). Namun sebelum dapat dilakukan analisis RLB, terlebih dahulu harus dipenuhi beberapa asumsi klasik dalam RLB, yakni asumsi tidak terjadi multikolinearitas, tidak terjadi heteroskedastisitas, dan tidak terjadi autokorelasi.
Hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa semua variabel independen signifikan. Hal ini berarti tidak terjadi multikolinearitas. Hasil uji autokorelasi menunjukkan nilai Durbin-Watson sebesar 2,793. Karena nilai Durbin-Watson masih disekitar nilai 2 (dekat dengan nilai 2) maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi (korelasi antar data pengamatan). Sedangkan hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan nilai korelasi antara variabel bebas dengan nilai residu absolutnya mempunyai nilai Sig. > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas (korelasi yang signifikan antara variabel bebas dengan nilai absolutnya).
Selanjutnya dilakukan analisis regresi
linier berganda. Untuk menetapkan
persamaan regresi linier berganda pengaruh metode diskusi (X1) pemeberian tugas (X2) dan Motivasi (X3)secara bersama-sama terhadap daya serap (Y) perlu dilakukan analisis koefisien regresi berganda.
Berdasarkan hasil analisis koefiensi regresi berganda pada tabel tersebut, maka persamaan regresi berganda pengaruh metode diskusi (X1) pemberian tugas (X2), motivasi (X3)terhadap daya serap (Y) adalah:
Dari persamaan diatas dapat dijelaskan bahwa konstanta regresi adalah 42,178 artinya jika mengabaikan variabel metode diskusi, pemberian tugas, dan motivasi maka skor daya serap siswa sebesar 42,178. Koefisien regresi variabel metode diskusi (X1) sebesar 0,286, artinya setiap penambahan satu satuan skor metode diskusi akan meningkatkan skor daya serap sebesar 0,286 dengan menjaga skor pemberian tugas dan motivasi tetap/konstan. Koefisien regresi variabel (X2) sebesar 0,238, artinya setiap penambahan satu satuan skor pemberian tugas akan meningkatkan skor daya serap sebesar 0,238 dengan menjaga skor metode diskusi dan motivasi tetap/konstan.
Sedangkan koefisien regresi variabel motivasi (X3) sebesar -0,053, artinya setiap penambahan satu satuan skor motivasi belajar akan meningkatkan skor daya serap sebesar -0,053 dengan menjaga skor metode diskusi dan pemberian tugas tetap/konstan.
Dari persamaan diatas menunjukkan metode diskusi lebih dominan pengaruhnya terhadap daya serap siswa, sehingga jika ingin meningkatkan daya serap siswa dalam mata pelajaran Seni Budaya penerapan metode diskusi yang diberikan guru seni budaya, pemberian tugas kepada siswa dan motivasi siswa perlu ditingkatkan pula.
3. Analisis Derajat Determinasi
Untuk mengetahui berapa besar pengaruh tersebut dapat dilihat dari koefisien determinasi (R²) yang dinotasikan dengan R
Square.
Dari tabel tersebut diperoleh koefisien determinasinya yaitu 0,142 yang memberi pengerian bahwa 14,2% variabel daya serap mata pelajaran seni budaya siswa kelas X SMA N 1 Muara Telang, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin dipengaruhi oleh variabel metode diskusi, pemberian tugas,
dan motivasi secara bersama-sama,
sedangkan sisanya (100% - 14,2%)
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti (e).
4. Uji Hipotesis Statistik
1. Hipotesis Pertama: Metode Diskusi, Pemberian Tugas dan Motivasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap Daya Serap mata pelajaran seni budaya siswa kelas X SMA N 1 Muara Telang, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin.
a) Formula Pengujian:
1) Ho : b1, b2, b3 = 0, tidak ada pengaruh metode diskusi, pemberian tugas, dan
motivasi secara bersama-sama
terhadap daya serap pada mata pelajaran seni budaya siswa kelas X SMA N 1 Muara Telang, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin. 2) Ha : b1, b2, b3 > 0, ada pengaruh
metode diskusi, pemberian tugas, dan
motivasi secara bersama-sama
terhadap daya serap pada mata pelajaran seni budaya siswa kelas X Y = 42,178 + 0,286 X1 + 0,238 X2 + (-0,053 X3) +
SMA N 1 Muara Telang, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin. b) Level of Significance 95% (α = 0,05). c) Kriteria Pengujian:
Ho ditolak, apabila sig. F ≤ 0,05 Ho diterima, apabila sig. F > 0,05
Berdasarkan tabel hasil uji F nilainya diatas 0,05 yaitu 0,043, artinya pada tingkat kepercayaan 95% Ho ditolak atau secara
bersama-sama metode diskusi (X1),
pemberian tugas (X2) dan motivasi (X3) bisa berpengaruh terhadap skor daya serap (Y).
Dengan demikian hipotesis pertama diterima. Dengan kata lain, makin baik metode diskusi yang diterapkan guru, makin meningkatnya intensitas pemberian tugas dan motivasi belajar siswa secara bersama-sama, makin tinggi pula daya serap mata pelajaran seni budaya siswa kelas X SMA N 1 Muara Telang, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin.
2. Hipotesis Kedua: Metode Diskusi
berpengaruh terhadap Daya Serap pada mata pelajaran seni budaya siswa kelas X SMA N 1 Muara Telang, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin.
a) Formula Pengujian:
1) Ho : b2 = 0, tidak ada pengaruh metode diskusi terhadap daya serap mata pelajaran seni budaya siswa kelas X SMA N 1 Muara Telang, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin. 2) Ha : b2 = 0, ada pengaruh metode
diskusi terhadap daya serap mata pelajaran seni budaya siswa kelas X SMA N 1 Muara Telang, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin. b) Level of Significance 95% (α = 0,05). c) Kriteria Pengujian:
Ho ditolak, apabila sig. t ≤ 0,05 Ho diterima, apabila sig. t > 0,05
Berdasarkan tabel hasil uji t nilainya diatas 0,05 yaitu 0,203, artinya pada tingkat kepercayaan 95% Ho diterima atau secara individu metode diskusi (X1) tidak berpengaruh terhadap skor daya serap (Y).
Dengan demikian hipotesis kedua ditolak. Dengan kata lain, semakin baik metode diskusi yang diterapkan guru makin
tinggi kegagalan dalam meningkatkan pula daya serap siswa pada mata pelajaran seni budaya di kelas X SMA N 1 Muara Telang,
Kecamatan Muara Telang, Kabupaten
Banyuasin.
3. Hipotesis Ketiga: Pemberian Tugas berpengaruh terhadap Daya Serap mata pelajaran seni budaya siswa kelas X SMA N 1 Muara Telang, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin.
a) Formula Pengujian:
1) Ho : b3 = 0, tidak ada pengaruh pemberian tugas terhadap daya serap mata pelajaran seni budaya siswa kelas X di SMA N 1 Muara Telang, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin.
2) Ha : b3 > 0, ada pengaruh pemberian tugas terhadap daya serap mata pelajaran seni budaya siswa kelas X SMA N 1 Muara Telang, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin.
b) Level of Significance 95% (α = 0,05). c) Kriteria Pengujian:
Ho ditolak, apabila sig. t ≤ 0,05 Ho diterima, apabila sig. t > 0,05 Berdasarkan tabel hasil uji t nilainya diatas 0,05 yaitu 0,484, artinya pada tingkat kepercayaan 95% Ho diterima atau secara individu pemberian tugas (X2) tidak berpengaruh terhadap skor daya serap (Y).
Dengan demikian hipotesis ketiga ditolak. Dengan kata lain, semakin tinggi intensitas pemberian tugas yang diterapkan guru makin tinggi pula kegagalan dalam meningkatkan daya serap siswa pada mata pelajaran seni budaya di kelas X SMA N 1 Muara Telang, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin.
4. Hipotesis Keempat: Motivasi berpengaruh terhadap daya serap mata pelajaran seni budaya siswa kelas X SMA N 1 Muara Telang, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin.
a) Formula Pengujian:
1) Ho : b4 = 0, tidak ada pengaruh motivasi terhadap daya serap pada mata pelajaran seni budaya siswa kelas X SMA N 1 Muar Telang,
Kecamatan Muara Telang,
Kabupaten Banyuasin.
2) Ha : b4 > 0, ada pengaruh motivasi terhadap daya serap pada mata pelajaran seni budaya siswa kelas X SMA N 1 Muara Telang, Kecamatan
Muara Telang, Kabupaten
Banyuasin.
b) Level of Significance 95% (α = 0,05) c) Kriteria Pengujian:
Ho ditolak, apabila sig. t ≤ 0,05 Ho diterima apabila sig. t > 0,05
Berdasarkan tabel hasil uji t nilainya diatas 0,05 yaitu 0,855, artinya pada tingkat kepercayaan 95% Ho diterima atau secara individu motivasi (X3) tidak berpengaruh terhadap skor daya serap (Y).
Dengan demikian hipotesis keempat ditolak. Dengan kata lain, semakin tinggi motivasi makin tinggi pula kegagalan dalam meningkatkan daya serap siswa pada mata pelajaran seni budaya di kelas X SMA N 1 Muara Telang, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian dan interpretasi yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel metode diskusi, dan pemberian tugas siswa kelas X secara bersama-sama terhadap daya serap mata pelajaran seni budaya di SMAN 1 Muara Telang Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin.
2. Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel metode diskusi siswa terhadap daya serap mata pelajaran Seni Budaya kelas X di SMAN 1 Muara Telang Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin.
3. Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel pemberian tugas siswa terhadap daya serap mata pelajaran Seni Budaya kelas X di SMAN 1 Muara Telang
Kecamatan Muara Telang Kabupaten
Banyuasin.
4. Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel motivasi siswa terhadap daya serap mata pelajaran Seni Budaya kelas X di SMAN 1 Muara Telang Kecamatan Muara Telang Kabupaten Banyuasin.
DAFTAR PUSTAKA
Darsono Tjokosujoso, 1996. Materi Pokok Dasar –
Dasar Penelitian Universitas
Daryanto, 2013, Standard Kompetensi dan Penilaian
Kinerja Guru Profesional. Yogyakarta :
Gava Media.
Hadi Sutrisno, 1973. Metodelogi Research Penulisan
Paper, Skripsi Thesis dan Disertasi.
Yogyakarta : Gajah Mada .
Haryati Mimin, 2007. Model dan Teknik Penilaian
Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta :
Gunung Prasada.
Ngalim M. Purwanto, 1985. Ilmu Pendidikan Teoritis
dan Praktis Remaja. Bandung : Rosda
Karya.
Sardiman, 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar
Mengajar. Jakarta : Grafindo Persada.
Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif.
Bandung : Alfabeth.
Sulbahri Madjir, dkk, 2013. Panduan Pengolahan
Data Dengan Program SPSS, Palembang :
Unsri Press.
Sulbahri Madjir, dkk, 2011. Buku Pedoman
Akademik MM UTP, Palembang : Unsri
Press.
Suyanto dan Asep Jihad, 2013. Menjadi Guru