• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU DALAM MENGAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH LUAR BIASA B KARYA IBU B PALEMBANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU DALAM MENGAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH LUAR BIASA B KARYA IBU B PALEMBANG"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU DALAM MENGAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH LUAR BIASA B KARYA IBU B

PALEMBANG

Ardi Wibowo1, Hardiyansyah2,, Shinta Desiyana Fajarica3,, Dosen Universitas Bina Darma1, Mahasiswa Universitas Bina Darma2

Jalan Jenderal Ahmad Yani No.12 Palembang

Pos-el : ardywibowo48@gmail.com1, dempo66@gmail.com2,, Shinta.desiyana@gmail.com3

Abstract : This study used an instructional communication know a teacher in the learning process when teaching students with special needs in special school B Karya Ibu Palembang. Through observations in the classroom, interviews with teachers who teach, and documentation in order to obtain information necessary research data and the results of the data described through field notes by using the technique of the validity of the data.

The analysis in this paper uses qualitative research methods is a research that produces descriptive data, in the form of written or spoken words of a person or observed behavior. From these results, that the instructional communication used by the Special School teacher and mother work Palembang is a total communication, total communication are verbal communication, non-verbal communication, visual communication along with other visual aids used in mebina children with special needs. Factors that support success in teaching and learning environment that gives families the motivation to learn.

Keyword: Instructional communication, Students with special needs, Learning.

Abstrak : Penelitian ini mengetahui komunikasi instruksional yang dipakai guru dalam proses belajar mengajar ketika mengajar murid anak berkebutuhan khusus di Sekolah Luar Biasa B Karya Ibu Palembang. Melalui observasi di dalam kelas, wawancara dengan guru yang mengajar, dan dokumentasi guna mendapat informasi data penelitian yang dibutuhkan dan hasil data diuraikan melalui catatan lapangan dengan menggunakan teknik keabsahan data.

Analisis dalam skripsi ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu sebuah penelitian yang menghasilkan data deskriptif, berupa kata tertulis atau lisan dari orang atau perilaku yang diamati.

Hasil dari penelitian ini, bahwa komunikasi instruksional yang dipakai oleh guru Sekolah Luar Biasa B Karya Ibu Palembang adalah komunikasi total, dalam komunikasi total terdapat komunikasi verbal, komunikasi non verbal, komunikasi visual beserta alat bantu peraga lainnya yang digunakan dalam mebina anak berkebutuhan khusus. Faktor yang menunjang keberhasilan dalam proses belajar mengajar lingkungan keluarga yang memberikan motivasi untuk belajar. Faktor penghambat penghambat dalam proses pembelajaran yaitu faktor pemahaman/kerangka berfikir yang ada pada anak berkebutuhan khusus.

(2)

1. Pendahuluan

Komunikasi merupakan aktivitas manusia dasar, dengan berkomunikasi manusia melakukan hubungan, karena manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri-sendiri melainkan satu sama lain saling membutuhkan. Hubungan antara individu yang satu dengan yang lainnya dapat dilakukan dengan berkomunikasi. Komunikasi merupakan sendi dasar terjadinya proses interaksi sosial, karena tanpa komunikasi manusia tidak akan berkembang. Dengan berkomunikasi manusia mencoba untuk mengekspresikan keinginannya dan dengan berkomunikasi itu pula manusia melakukan interaksi satu sama lainnya.

Di dalam pelaksanaan pendidikan tampak jelas adanya peran komunikasi yang sangat menonjol. Proses belajar mengajarnya sebagian besar terjadi karena

proses komunikasi. Pendidikan

merupakan komunikasi antara guru sebagai komunikator dan murid sebagai komunikan. Karena dalam bidang pendidikan melibatkan komunikasi antara guru dan murid, maka satu sama lain dapat menyampaikan pesan, maksud dan tujuan menurut caranya masing-masing. Pesan yang disampaikan tersebut dapat direncanakan terlebih dahulu kepada para

murid selaku komunikan. Pihak

komunikator atau guru dalam hal ini mengharapkan timbal balik dari komunikan atas ide-ide dan pesan-pesan yang di sampaikan, sehingga dengan pesan di sampaikan tersebut terjadilah perubahan sikap dan tingkah laku yang diharapkan.

Instruksional berasal dari kata instruction yang artinya pembelajaran atau pengajaran (Yusuf, 2010:6). Di dalam dunia pendidikan terdapat suatu penerapan komunikasi instruksional dalam setiap proses kegiatan belajar mengajar. Sementara komunikasi instruksional lebih merupakan bagian kecil dari komunikasi

pendidikan karena komunikasi

instruksional merupakan komunikasi yang di pola dan dirancang secara khusus untuk mengubah perilaku sasaran dalam komunitas tertentu ke arah yang lebih baik lagi. Dalam penerapannya komunikasi instruksional dapat diterapkan untuk segala kalangan dan sasaran dari berbagai umur atau tingkatan pendidikan karena komunikasi instruksional merupakan sebuah proses mulai dari tahap sebelum pembelajaran berlangsung hingga pada tahap terakhir pembelajaran. Bentuk terjadinya proses komunikasi instruksional yaitu ketika suasana belajar secara formal terjadi antara pengajar dengan sasaran, dimana pengajar melakukan fungsinya yaitu fungsi mendidik, dan komunikasi

(3)

instruksional hanya diterapkan dalam institusi atau lembaga formal yang memiliki fungsi-fungsi mendidik. Melihat makna komunikasi intruksional tersebut, sudah jelas bahwa peristiwa komunikasi instruksional akan terjadi pada setiap lembaga pendidikan.

Komunikasi instruksional yang terjadi pada anak berkebutuhan khusus tentunya akan berbeda dengan komunikasi instruksional pada anak yang normal lainnya. Anak berkubutuhan khusus sendiri merupakan anak yang secara

signifikan mengalami

kelainan/penyimpangan dalam proses pertumbuhan dibandingkan dengan anak-anak lain seusianya sehingga memerlukan pendidikan khusus. Sekolah Luar Biasa (SLB) merupakan sekolah yang dirancang khusus untuk anak berkebutuhan khusus dari satu jenis kelainan. SLB B Karya Ibu Palembang merupakan salah satu sekolah yang memiliki ratusan siswa tunarungu wicara. Tunarungu wicara sendiri adalah individu ya ng memiliki hambatan pendengaran dan berbicara baik permanen maupun tidak permananen. Proses belajar mengajar di SLB B Karya Ibu Palembang menggunakan dua metode komunikasi yaitu komunikasi verbal dan non verbal. Komunikasi verbal dan non verbal sebagai salah satu tekhnik yang digunakan untuk berkomunikasi dengan anak tunarungu dan

tuna wicara. Anak berkebutuhan khusus pada SLB B Karya Ibu Palembang membutuhkan pendidikan. Sesuai dengan Pasal 32 (1) UU No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS memberikan batasan bahwa Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional,mental, sosial, dan memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

Pendidikan dimulai dari rumah masing-masing akan tetapi pelajaran yang diberikan oleh guru di sekolah tidak jauh lebih penting. Apalagi anak berkebutuhan khusus memiliki keterbatasan-keterbatasan yang sudah pasti akan menghambat terjadi proses komunikasi instruksional.Proses komunikasi intruksional tentunya guru di SLB B Karya Ibu Palembang memiliki strategi tersendiri agar instruksi yang disampaikan dapat diterapkan oleh siswanya sehingga tujuan dari komunikasi instruksional itu dapat terwujud.

Strategi komunikasi dalam proses pembelajaran di SLB B Karya Ibu Palembang disesuaikan dengan latar belakang ssiwa yang bersifat heterogen atau berbeda. Perbedaan latar belakang siswa yang berbeda, maka guru ditantang untuk cerdas memilih metode apa yang digunakan agar proses belajar mengajar

(4)

yang di dalamnya terdapat komunikasi instruksional itu dapat berjalan dengan baik dan dapat memperoleh hasil yang di inginkan.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukan diatas, maka judul penelitian yang diajukan adalah : “Strategi Komunikasi Instruksional Guru dalam mengajar Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Luar Biasa B Karya Ibu Palembang”.

2. Tinjauan Pustaka 2.1 Kerangka Konseptual 2.1.1 Komunikasi

Deddy Mulyana dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (2007:41) mendefinisiakan komunikasi adalah suatu kebutuhan pokok bagi manusia, fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial dapat mengisyaratkan bahwa komunikasi ini sangat penting untuk membangun konsep dalam diri, untuk mengaktualisasikan diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, dan terhindar dari ketegangan dan tekanan antara lain dengan melalui komunikasi yang menghibur, dan juga untuk memupuk hubungan yang luas dengan orang lain.

2.1.2 Komunikasi Instruksional

Menurut Pawit M.Yusup (2010:57) istilah instruksional berasal dari kata instruction,

artinya pengajaran, pelajaran, atau bahkan perintah atau instruksi. Sebenarnya instruksional merupakan himpunan bagian dari pendidikan. Sehingga pendidikan mempunyai bidang kajian yang lebih luas daripada instruksional. Demikian pula apabila komunukasi “dikawinkan” dengan pendidikan dan instruksional, terjadilah istilah komunikasi pendidikan dan instruksional. Istilah komunikasi pendidikan lebih luas daripada komunikasi instruksional. Komunikasi instruksional merupakan himpunan bagian dari komunikasi pendidikan. Komunikasi instruksional pada dasarnya mempunyai tujuan, yaitu untuk memahamkan pihak sasaran (komunikan) dalam hal adanya perubahan perilaku ke arah yang lebih baik di masa yang akan datang,. Perubahan perilaku yang dimaksud terutama pada aspek kogniti, afeksi, dan psikomotor. 2.1.3 Guru

Menurut Suparlan (2008: 12), guru adalah sebagai orang yang tugasnya terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik spiritual dan emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya.

2.1.4 Anak berkebutuhan Khusus Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya (Smart, 2010:33). Sesuai dengan kata

(5)

“exception” anak luar biasa atau anak berkebutuhan khusus bisa diartikan sebagai individu yang mempunyai karakteristik yang berbeda dari individu lainnya yang dipandang oleh masyarakat pada umumnya. (Thalib, 2010:245)

2.2 Kajian Teoritis 2.2.1 Strategi Komunikasi

Strategi bisa diartikan sebagai rencana menyeluruh dalam mencapai suatu target meskipun tidak ada jaminan akan keberhasilannya. Di dalam dunia komunikasi, strategi rencana menyeluruh dalam mencapai tujuan-tujuan komunikasi. Tujuan-tujuan komunikasi dalam hal ini bisa bermacam-macam, bergantung pada medan komunikasi yang disentuhnya. (Pawit, 2011:228)

Strategi terliput pada kegiatan perencanaan, maka pada praktiknya tercetus operasionalisasi kegiatan tersebut. Setiap kegiatan yang mendukung proses tercapainya tujuan-tujuan tadi dapat dilihat dengan jelas. Contoh kegiatan-kegiatan yang dapat dimasukan ke dalam strategi komunikasi ialah persiapan, dan kegiatan penyimpilan atau penutup, termasuk juga bagian penjelasan dari masing-masing kegiatan tadi. Memotivasi sasaran agar selalu siap dan tertarik pada suatu pokok masalah, mempersiapkan peralatan yang digunakan dalam kegiatan komunikasi,

juga merupakan contoh-contoh kegiatan yang dapat dimasukan ke dalam strategi komunikasi. Seorang komunikator seperti guru, intruktur, ataupun para praktis

komunikasi lainnya yang ingin

menjelaskan suatu ide atau gagasan, maka salah satu strategi yang harus diterangkannya ialah masalah prinsip dari ide tadi. (Pawit, 2011:228)

Strategi banyak dikaitkan dengan istilah metode, teknik, dan taktik. Ketiga isitilah ini sebenarnya masih dalam lingkunagan strategi, hanya dua yang terakhir memiliki garapan yang lebih praktis, sempit dan rinci.

A. Metode komunikasi adalah

prosedur runtut yang digunakan untuk menyelesaikan dan menjelaskan aspek – aspek komunikasi. (Yusuf, 2010:228 – 229)

B. Teknik komunikasi digunakan supaya komunikasi antar manusia terjalin secara efektif. Pengertian teknik komunikasi adalah suatu cara yang digunakan dalam menyampaikan informasi dari komunikator ke komunikan dengan media tertentu. Dengan adanya teknik ini diharapkan setiap orang dapat secara efektif melakukan komunikasi satu sama lain dan secara tepat menggunakannya. (http://artikel.okeschool.com/artikel/komu nikasi/880/teknik-komunikasi.html , 25 Mei 2015)

(6)

C. Taktik komunikasi adalah cara tertentu yang lebih praktis dalam melakukan suatu kegiatan yang sifatnya sesaat dan situasional. Taktik banyak berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam menggunakan kesempatan pada saat – saat ia mengerjakan suatu pekerjaan. (Yusuf, 2010:229)

2.2.2 Belajar dan Mengajar A. Belajar

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. (Slameto, 2010:2)

B. Mengajar

Menurut DeQuely dan Gazali (Slameto, 2010:30), mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara paling singkat dan tepat. Dalam hal ini pengertian waktu yang singkat sangat penting. Guru kurang memperhatikan bahwa diantara siswa ada

perbedaan individual, sehingga

memerlukan pelayanan yang

berbeda-beda. Bila semua siswa dianggap sama kemampuan dan kemajuannya, maka bahan pelajaran yang diberikan pun akan sama pula.

3. Metodologi Penelitian 3.1 Metode Penelitian

Penulisan ini menggunakan metode penelitian kualitatif, Sugiyono (2010:1), mengemukakan bahwa metode penelitin kualitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti pada kondisi yang alamiah. Sedangkan menurut Bogdan

dan Taylor (Moleong, 2010:4),

menyebutkan metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang dapat diamati.

Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif karena seperti yang dikutip dalam buku Metode Penelitian Kualitatif, Afrizal (2014:38) penelitian kualitatif berguna untuk pemahaman yang lebih mendalam tentang makna (arti subjektif dan penafsiran) dan konteks tingkah laku serta proses yang terjadi pada faktor-faktor yang berkaitan dengan tingkah laku tersebut. Dari penjelasan tersebut peneliti memilih menggunakan metode ini karena sangat berhubungan dengan apa yang ingin peneliti teliti yaitu “Strategi Komunikasi Instruksional Guru

(7)

dalam mengajar Anak Berkebutuhan Khusus”.

3.2 Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek penelitian dilakukan, menurut Sugiyono (2010:13) objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektifitas, valid dan reliable tentang sesuatu hal. Adapun yang akan menjadi objek penelitian pada penelitian ini adalah Strategi Komunikasi Instruksional dalam proses belajar dan mengajar Anak Berkebutuhan Khusus di SLB B Karya Ibu. Sedangkan subjek seperti yang dijelaskan Moleong (2012:132) subjek penelitian sebagai informan, yang artinya adalah orang pada latar penelitian yang akan dimanfaatkan untuk memberikan informasi yang diperlukan peneliti dalam penelitiannya. Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai beberapa subjek peneliti yang diperlukan sebagai informan.

3.2.1 Informan Penelitian

Informan penelitian adalah orang yang membantu memberikan infromasi yang dibutuhkan peneliti selama masa penelitian berlangsung, dalam penelitian ini. Adapun kriteria yang menjadi

infroman dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Guru yang sudah berpengalaman mengajar di SLB B karya Ibu Minimal 5 tahun

2. Guru kelas yang mengajar langsung anak berkebutuhan khusus.

3. Guru yang berlatar belakang pendidikan D2 dan telah menempuh pendidikan S2

Informan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Aris Poniran sebagai guru

sekaligus menjabat sebagai wakil kepala sekolah yang telah menjadi guru selama 5 tahun di SLB B Karya Ibu Palembang dan sudah menempuh pendidikan S1.

2. Lilis Saripah yang memiliki jabatan sebagai guru kelas telah menjadi guru selama 11 tahun di SLB B Karya Ibu

Palembang dan sudah menempuh

pendidikan S1.

3. Joni Afriyadi yang memiliki jabatan sebagai guru kelas telah menjadi guru selama 5 tahun di SLB B Karya Ibu

Palembang dan sudah menempuh

pendidikan S2.

3.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Dari data penelitian ini dikumpulkan melalui tiga cara yaitu :

(8)

1. Wawancara 2. Observasi 3. Dokumentasi

3.4 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif tidaklah suatu proses kuantifikasi data, melainkan suatu proses pengolahan data mentah berupa penuturan, perbuatan, catatan lapangan dan bahan-bahan tertulis yang lain yang memungkinkan peneliti untuk menemukan hal-hal yang sesuai dengan pokok persoalan yang diteliti (Afrizal,2014:175).

Dalam buku Metode penelitian Kualitatif (2014:168) Afrizal menjelaskan Trianggulasi adalah salah satu cara untuk mendapatkan data yang valid dalam metode kualitatif, dalam metode ini informasi mestilah dikumpulkan atau dicari dari sumber-sumber yang berbeda agar tidak bias sebuah kelompok, yang berarti adanya informan-informan berbeda atau adanya sumber data yang berbeda. Trianggulasi data dilakukan untuk memperkuat data dan membuat peneliti yakin akan kebenaran dan kelengkapan data.

Tahapan-tahapan yang penulis lakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Mengumpulkan data dan informasi melalui wawancara dengan informan kunci dan informan.

2. Hasil pengamatan maupun literatur buku kemudian dihubungkan dengan masalah pokok penelitian, juga faktor-faktor pendukung atau penghambat yang memberikan pengaruh.

3. Dari rangkaian analisis tersebut, diungkapkan kenyataan-kenyataan yang ada, ditarik kesimpulan untuk memberikan jalan keluar dari permasalahan yang ada sebagai jawaban dari rumusan masalah.

3.5 Uji Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif, bukan sedikit-banyaknya informan yang menentukan validitas data yang terkumpul, melainkan salah satunya adalah ketepatan atau kesesuaian sumber data dengan data yang diperlukan, salah satu teknik untuk memperolah data yang valid dalam penelitian kualitatif adalah penggunaan teknik trianggulasi (Afrizal,2014:168). Peneliti perlu malakukan trianggulasi untuk memperkuat data untuk membuat peneliti yakin terhadap kebenaran dan kelengkapan data serta untuk menguji kredibilitas dalam penelitian, untuk itu peneliti menggunakan teknik pengumpulan data trianggulasi yaitu kombinasi antara

(9)

observasi, wawancara, dan pengumpulan dokumentasi.

Observasi yang peneliti lakukan ini adalah mengamati bagaimana komunikasi instruksional guru dalam mengajar anak berkebutuhan khusus pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Peneliti juga melakukan wawancara terhadap guru yang sebagai informan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana komunikasi instruksonal guru dalam mengajar anak berkebutuhan khusus. Dokumentasi peneliti ini menjadi data yang mendukung dari hasil penelitian ini dan melengkapi data-data yang didapat dari hasil observasi dan wawancara dalam strategi komunikasi instruksional guru dalam mengajar anak berkebutuhan khusus.

4. Simpulan 4.1 Simpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai “Strategi Komunikasi Instruksional Guru Dalam Mengajar Anak-Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Luar Biasa B Karya Ibu Palembang”, maka penulis dapat

menarik kesimpulan bahwa guru

menggunakan komunikasi verbal berupa berbicara dan komunikasi non verbal berupa isyarat dalam membina dan menyampaikan materi terhadap anak berkebutuhan khusus. Melibatkan anak

berkebutuhan khusus untuk langsung mempraktekan materi yang disampaikan oleh guru. Alat peraga yang bervariasi mendukung proses belajar mengajar pada

anak berkebutuhan khusus dan

mempermudah dalam memahami dengan materi yang disampaikan oleh guru. Lingkungan keluarga atau yang terdekat merupakan faktor penunjang bagi anak bekebutuhan khusus dan semangat guru dalam mengajar dan kemauan anak berkebutuhan khusus menjadi faktor penunjang keberhasilan dalam proses belajar mengajar berlangsung.

Daftar Pustaka Buku:

Afrizal. 2014.Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah upaya mendukung penggunaan penelitian kualitatif dalam berbagai ilmu. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada.

Cangara. Hafied. 2011. Pengantar Ilmu

Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kodir. Abdul. 2011. Strategi Belajar

Mengajar. Bandung: CV Pustaka

Setia.

Moleong. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

(10)

Mulyana, Deddy. 2007.Ilmu komunikasi

suatu pengantar. Bandung:

Rosdakarya.

Mulyasa. 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Riswandi. 2014. Ilmu Komunikasi. Jakarta: Graha Ilmu.

Rohim, Syaiful. 2009.Teori komunikasi

perspektif ragam dan aplikasi.

Jakarta: Rineka Cipta.

Santoso, Satmoko Budi. 2010. Sekolah

Alternatif, Mengapa Tidak.

Jogjakarta: Diva Press.

Satori, Djam’an dan Aan Komariah. 2011.Metode penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta

Smart, Aqila. 2010. Anak Cacat Bukan

Kiamat. Yogyakarta: Kata Hati.

Sugiono, 2010.Metode penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Suparlan. 2008.Menjadi Guru Efektif. Jakarta: Hikayat Publishing.

Thalib, Samsul Bahri. 2010. Psikologi

Pendidikan Berbasis Analisis

Empiris Aplikatif. Jakarta: Kencana.

Yusuf, M Pawit. 2010.Komunikasi

Instruksional. Jakarta : Bumi Aksara.

Internet:

http://artikel.okeschool.com/artikel/komun ikasi/880/teknik-komunikasi.html (diakses tanggal 20 mei 2015)

Jurnal:

Hadi, Rasyid Wicaksono. 2013. Efektivitas Komunikasi Instruksional di SMK

Negeri 1 Yogyakarta.

http://eprints.uny.ac.id/17845/. 12 Mei 2015

Hernanda, Gilang Reffi. 2012. Pengaruh

Mediated Self-Disclosure Pendidik

via

Facebook terhadap Preceived Credibility.

http://lib.ui.ac.id/20314545. 12 Mei 2015.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan, pada bagian belakang kartu matching cards menggunakan warna kontras dari biru tua yaitu merah marun dengan warna emas yang melambangkan pekerjaan

Pasar monopoli adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar, dan perusahaan ini tidak mempunyai barang pengganti yang

• Total Fixed Cost (FC) atau Biaya Tetap adalah satuan biaya yang besarannya tidak tergantung pada jumlah produk/jasa yang dihasilkan;. • Total Fixed Cost (TFC) adalah jumlah

Dana Desa Dan Pendapatan Desa di Desa Yosowilangun Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik Tahun 2016-2018” ini merupakan hasil dari penelitian yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan

Hasil yang didapat dalam penelitian ini adalah melalui lima indikator atau variabel yang penulis gunakan didalam penelitian ini yaitu Produktifitas kerja, Tanggung

Disamping itu pada kondisi pemeliharaan ayam buras saat ini dimana peternak sudah melaksanakan pemeliharaan di kandang batere untuk tujuan memproduksi telur konsumsi, maka dengan

Data tersebut diperoleh dari hasil observasi kegiatan guru dan aktivitas belajar siswa, serta dari angket respon guru dan siswa yang menggambarkan keterlaksanaan

Bagian terpenting dari prarancangan ini adalah estimasi harga dari alat-alat karena harga digunakan sebagai dasar untuk estimasi analisis ekonomi, di mana analisis ekonomi