113
UMUR IBU HAMIL DALAM KEIKUTSERTAAN PEMERIKSAAN PITC Christamaya Shinta Jono*, Sugiarti*
*Akademi Kebidanan Griya Husada, Jl. Dukuh Pakis Baru II no.110 Surabaya Email : admin@akbid-griyahusada.ac.id
ABSTRAK
Pendahuluan : Provider-Initiated Testing and Counselling (PITC) adalah konseling dan tes HIV yang disarankan oleh penyelenggara pelayanan kesehatan kepada seseorang yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan. Pemeriksaan PITC masyarakat masih rendah 6,81 %. Metode: Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan teknik non probabilitysampling yang pengambilan sampelnya menggunakan purposive sampling. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur ibu < 20 tahun sebesar 100% tidak ikut pemeriksaan PITC dibandingkan dengan umur ibu 20-35 tahun sebesar 16,83% ikut pemeriksaan PITC. Diskusi: Hasil ini didapatkankeikutsertaan pemeriksaan PITC dapat dipengaruhi oleh umur. Oleh karena itu, usaha yang dapat dilakukan antara lain memberikan konseling dan sosialisasi oleh petugas kesehatan tentang HIV/AIDS dan pemeriksaan PITC pada WUS.
Kata Kunci: Umur, PITC
PENDAHULUAN
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus penyebab penyakit AIDS– acquired immune deficiency syndrome.Virus ini ditularkan terutama dalam cairan seminalis dan darah, tetapi juga dalam mucus rektum, mukus vagina, lewat plasenta, dalam ASI dan mungkin pula dalam saliva. Penyakit ini dapat berada dalam keadaan inaktif(dormant) selama bertahun-tahun dan sama sekali tidak menunjukkan perjalanan yang progresif; namun, pada saat virus HIV menjadi aktif, manusia yang menderitanya akan kehilangan kekebalan sehingga tidak mampu lagi untuk memerangi infeksi dan pada kasus-kasus ini terdapat angka mortalitas yang tinggi (Hellen, F., 2001).
Laporan WHO/UNAIDS (World Health Organization/ United Nations Programme in HIV/AIDS) tahun 2012 menyatakan hingga tahun 2011 diperkirakan sebanyak 34 juta orang hidup dengan HIV/AIDS, sebanyak 2,5 juta kasus baru terinfeksi HIV dan 1,7 juta kematian disebabkan oleh AIDS.
WHO (2007) menargetkan pada tahun kasus HIV baru pada bayi dan anak menurun menjadi 90%, sedangkan target ibu hamil yang sudah menjalani tes HIV sebesar 20%.Berdasarkan Data Estimasi dan Proyeksi HIV/AIDS di Indonesia yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan RI (2014), diperkirakan ibu hamil HIV positif sebanyak 16.735 orang pada tahun 2013 akan meningkat menjadi 18.872 orang pada tahun
2015 dimana ibu yang menerima layanan penyegahan penularan HIV dari Ibu ke Anak diestimasikan sebesar 8,49% pada tahun 2013 dan meningkat menjadi 9,57% pada tahun 2015.
Data dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013 ditemukan kumulatif jumlah HIV positif di Indonesia hingga Desember 2013 tercatat sebanyak 29.037 kasus dan AIDS sebanyak 52.348 kasus. Jumlah kumulatif penderita HIV positif di Jawa Timur hingga Desember 2012 sebanyak 3.698 kasus sedangkan AIDS sebanyak 822 kasus.
Pengembangan kasus HIV/AIDS di Indonesia pada tahun 2013 menurutKemenkes RI (2014), didominasi oleh kelompok umur usia produktif yang masih aktif secara seksual diantaranya umur 20-29 tahun (25,3%), 30-39 tahun (25,3%) dan 40-49 tahun (11,6%) dan sebanyak 28% adalah perempuan. Perempuan hamil kurang dari 20 tahun dapat merugikan kesehatan ibu maupun pertumbuhan dan perkembangan janin karena belum matangnya alat reproduksi untuk hamil.Penyulit pada kehamilan pada umur <20 tahun atau umur >35 tahun lebih tinggi dibandingkan pada umur 20-35 tahun. Dimana pada usia produktif (20-35 tahun) seorang perempuan sudah memiliki kesiapan fisik, emosi, psikologis, sosial, ekonomi dan sistem reproduksi yang sehat. Karena perempuan
114 yang aktif secara seksual pada usia produktif berpeluang untuk hamil dan melahirkan sehingga diperkirakan jumlah kehamilan dengan HIV akan meningkat.
Indonesia merupakan salah satu negera berkembang di wilayah Asia yang telah digolongkan menjadi Negara dengan tingkat epidemi yang terkonsentrasi atau concentrated level epidemic (CLE) karena memiliki kantong-kantong epidemic dengan prevalensi lebih dari 5% pada subpopulasi berisiko terinfeksi HIV dan salah satu yang berisiko terinfeksi adalah ibu rumah tangga khususnya ibu hamil (Setyoadi, 2012). Tabel 1 Tabel Peserta PITC Di Puskesmas
Jagir Kota Surabaya tahun 2013-2014 Tahun Jumlah Ibu Hamil Jumlah Peserta PITC Persentase (%) 2013 6.558 336 5,58 2014 5.728 710 12,39
Sumber: Data Register Ibu Hamil dan Register Pemeriksaan PITC Puskesmas Jagir Kota Surabaya tahun 2013-2014
Dari tabel 1 Dapat disimpulkan bahwa peserta PITC (Provider-Initiated HIV Testing and Counselling) di Puskesmas Jagir Kota Surabaya cenderung meningkat dalam 2 tahun terakhir yaitu dari tahun 2013-2014 mengalami kenaikan 6,81% dan hal ini masih dibawah angka harapan dari WHO tahun 2007 yaitu 20%.
Berdasarkan latar belakang di atas maka”Bagaimana gambaran umur ibu hamil dalam keikutsertaan pemeriksaan PITC di Poli KIA Puskesmas Jagir Kota Surabaya Periode Januari-Maret tahun 2015?
METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini menggunakan deskriptif ,jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 150 ibu hamil yang memeriksakan diri di Puskesmas Jagir – Surabaya dan sampel diambil dengan teknik non probability sampling secara purposive sampling.
HASIL PENELITIAN Umur Ibu Hamil
Umur Ibu Hamil yang berkunjung di Poli KIA Puskesmas Jagir Kota Surabaya Periode Januari-Maret tahun 2015 dibedakan menjadi < 20 tahun, 20-35 tahun dan > 35 tahun.
Tabel 2 Umur Ibu Hamil yang berkunjung di Poli KIA Puskesmas Jagir Kota Surabaya Periode Januari-Maret tahun 2015. Umur Ibu Hamil (tahun) Frekuensi Persentase (%) < 20 5 3,33 20-35 101 67,33 > 35 44 29,33 Jumlah 150 99,99
Sumber: Data Register Ibu Hamil dan Register Pemeriksaan PITC Puskesmas Jagir Kota Surabaya tahun 2013-2014
Keikutsertaan Pemeriksaan PITC
keikutsertaan pemeriksaan PITC, ibu hamil dibagi menjadi dua yaitu ikut PITC dan tidak ikut PITC.
Tabel 3 Keikutsertaan Pemeriksaan PITC yang berkunjung di Poli KIA Puskesmas Jagir Kota Surabaya Periode Januari-Maret 2015. Keikutsertaan Pemeriksaan PITC Frekuensi Persentase (%) Ikut PITC 21 14
Tidak Ikut PITC 129 86
Jumlah 150 100
Sumber: Data Register Ibu Hamil dan Register Pemeriksaan PITC Puskesmas Jagir Kota Surabaya tahun 2013-2014
Sedangkan hasil tabulasi silang umur ibu hamil dalam keikutsertaan pemeriksaan PITC dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Tabulasi Silang antara Umur Ibu Hamil dalam Keikutsertaan Pemeriksaan PITC di Poli KIA Puskesmas Jagir Kota Surabaya Periode Januari-Maret 2015. Umur (tahun ) Keikutsertaan Pemeriksaan PITC ∑ %
Ikut PITC Tidak Ikut PITC ∑ % ∑ % < 20 0 0 5 100 5 10 0 20-35 1 7 16,8 3 84 83,1 7 10 1 10 0 > 35 4 9,09 40 90,9 1 44 10 0 Jumlah 2 1 12 9 15 0
Sumber: Data Register Ibu Hamil dan Register Pemeriksaan PITC Puskesmas Jagir Kota Surabaya tahun 2013-2014
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa umur ibu < 20 tahun sebesar 100%
115 tidak ikut pemeriksaan PITC dibandingkan dengan umur ibu 20-35 tahun sebesar 16,83% ikut pemeriksaan PITC.
PEMBAHASAN
Provider-Initiated Testing and Counselling (PITC) adalah konseling dan tes HIV yang disarankan oleh penyelenggara pelayanan kesehatan kepada seseorang yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan sebagai suatu komponen standard dari pelayanan medis (WHO, 2007).
Hasil Penelitian didapatkan bahwa ibu hamil yang berkunjung di Poli KIA Puskesmas Jagir Kota Surabaya Periode Januari-Maret Tahun 2015 mayoritas umur 20-35 tahun sebanyak 101 orang (67,33%). Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Hidayat, A.A.A (2007) usia 20-35 tahun merupakan periode usia yang paling baik bagi wanita untuk hamil dan melahirkan, memiliki kesiapan mental dan psikologis untuk melahirkan dan menerima semua kondisi yang ada serta lebih mudah beradaptasi pada perubahan yang ada dan lebih banyak melakukan tindakan pencegahan karena merasa lebih rentan terhadap masalah kesehatan tertentu serta seseorang yang memiliki umur yang matang memiliki banyak informasi dan pengalaman kesehatan.
Hasil penelitian keikutsertaan pemeriksaan PITC didapatkan 150 ibu hamil,dimana 21 diantaranya (14%) ikut pemeriksaan PITC. Data tersebut menggambarkan bahwa keikutsertaan ibu hamil dalam pemeriksaan PITC di Poli KIA Puskesmas Jagir Kota Surabaya masih rendah dibandingkan dengan angka harapan dari WHO tahun 2007 yaitu 20%.
Menurut Green. L (1980) dalam Notoatmodjo.S (2007), faktor yang memengaruhi keikutsertaan yaitu faktor predisposisi yang meliputi pengetahuan, sikap, umur, pendidikan, dan sosial budaya.Faktor Pendukung meliputi fasilitas dan promosi kesehatan serta faktor pendorong yang meliputi perilaku petugas kesehatan dan komitmen pemerintah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 129 orang (86%) tidak ikut pemeriksaan PITC, dimana faktor yang menyebabkan ketidakikutsertaan seseorang dalam pemeriksaan PITC adalah umur yang masih belum cukup sehingga pengalaman dan
pengetahuan tentang kesehatan masih sangat rendah, pendidikan yang rendah sehingga kurangnya informasi tentang kesehatan, pekerjaan yang menyebabkan ibu kesulitan untuk menyisihkan waktunya dalam ikut serta pemeriksaan PITC dan kurangnya sosialisasi dari tenaga kesehatan tentang program pemerintah.
Dari penelitian ini didapatkan bahwa ibu hamil di Puskesmas Jagir Kota Surabaya Periode Januari-Maret 2015 umur ibu < 20 tahun sebesar 100% tidak ikut pemeriksaan PITC dibandingkan dengan umur ibu 20-35 tahun sebesar 16,83% ikut pemeriksaan PITC. Menurut Kemenkes RI (2014) perempuan hamil kurang dari 20 tahun dapat merugikan kesehatan ibu maupun pertumbuhan dan perkembangan janin karena belum matangnya alat reproduksi untuk hamil.Menurut Kartono (2007) kehamilan di bawah umur memuat risiko yang besar karena emosional ibu hamil < 20 tahun belum stabil dan ibu mudah tegang, adanya rasa penolakan secara emosional ketika si ibu mengandung bayinya, sehingga dapat mempengaruhi pengetahuan ibu tentang kehamilan, asupan gizi dan pemeriksaan kehamilan yang kurang. Sehingga dari ketidaksiapan psikologis karena menghadapi proses kehamilan dan persalinan dapat menimbulkan depresi yang berlanjut dengan post partum blues. Kematangan psikologis sangat menentukan keberhasilan dari kehamilan dan persalinan yang berlangsung pada remaja. Sehingga dengan pengetahuan yang masih rendah memengaruhi kesiapan dan kepercayaan diri ibu dalam mengambil suatu keputusan tentang kesehatannya dalam mengikuti pemeriksaan PITC karena belum dapat memandang secara luas apa yang menguntungkan bagi kesehatannya.
Bagi usia produktif (20-35 tahun) seorang perempuan sudah memiliki kesiapan fisik, emosi, psikologis, sosial, ekonomi dan sistem reproduksi yang sehat. Sedangkan kehamilan umur > 35 tahun merupakan kehamilan dengan risiko tinggi. Menurut Sulistyawati. A (2013) kondisi fisik ibu hamil dengan usia lebih dari 35 tahun akan sangat menentukan proses kelahirannya dan pada proses pembuahan pada usia ini sudah menurun dibandingkan pada wanita dengan usia produktif. Kontraksi uterus jugan sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik ibu, jika ibu 55
116 mengalami penurunan kondisi fisik makan keadaaan ini harus benar-benar diwaspadai.
Gaya hidup, perilaku seks yang bebas, rendahnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi memercepat peningkatan kejadian kehamilan pada remaja. Hal ini disebabkan oleh cepatnya pertumbuhan dan perkembangan remaja yang dipicu oleh banyaknya media yang memertontonkan kehidupan seks bebas sehingga rasa keingintahuan yang tinggi menjadikan para remaja menganggap gaya hidup tersebut menjadi biasa dan tidak membahayakan.
Rendahnya ibu hamil umur < 20 tahun yang ikut pemeriksaan PITC (100%) akan menimbulkan dampak yang kurang baik yaitu meningkatnya penularan HIV/AIDS dari ibu ke bayi, melahirkan anak premature, keguguran, anemia yang berakibat perdarahan, persalinan yang lamadan kemungkinan memiliki harapan hidup yang pendek. Berdasarkan hal tersebut salah satu upaya deteksi dini adalah dengan program PMTCT (Prevention of Mother to Child Transmission) yaitu pemeriksaan PITC yang memiliki potensi untuk menyelamatkan nyawa, membantu menurunkan HIV pada anak dan meningkatkan kesehatan perempuan dan anak.
Banyak hal yang sudah dilakukan oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab dengan program deteksi dini HIV/AIDS ini diantaranya adalah sosialisasi dan promosi kesehatan melalui penyuluhan dan program pemeriksaan HIV gratis, namun belum dilakukan secara optimal karena daerah dan tenaga yang profesional belum merata (Dinas Kesehatan Provinsi Bali, 2009).
Dari rendahnya keikutsertaan ibu hamil dalam penelitian ini (100%), bukan sepenuhnya menjadi kesalahan ibu hamil, namun juga seharusnya menjadi bahan perimbangan bagi setiap fasilitas pelayanan kesehatan karena program pemerintah yang saat ini sedang digalakkan itu belum banyak diketahui oleh sasaran dari program tersebut, yaitu ibu hamil. Kurangnya sosialisasi dan perencanaan yang kuat serta dukungan dari pemerintah dan fasilitas pelayanan kesehatan merupakan salah satu rendahnya keikutsertaan pemeriksaan PITC.Selain itu, kesadaran masyarakat terhadap upaya promotif dan preventif masih rendah karena masyarakat lebih tertarik terhadap upaya kuratif.Oleh karena itu perlu adanya
kerjasama dengan pemerintah dalam menggalakkan promosi kesehatan dengan melakukan hal yang sederhana yaitu dengan sosialisasi dan penyuluhan tentang HIV/AIDS terutama pada remaja putri (Budijanto, B dan Prajoga, 2007).
SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN
Terdapat rendahnya umur ibu hamil terhadap keikutsertaan pemeriksaan PITC akan menimbulkan dampak yang kurangbaik yaitu meningkatnya penularan HIV/AIDS dari ibu ke bayi, melahirkan anak premature, keguguran, anemia yang berakibat perdarahan, persalinan yang lamadan kemungkinan memiliki harapan hidup yang pendek.
SARAN
Kejadian HIV /AIDS pada ibu hamil perlu dicegah sejak dini dengan pemeriksaan PITC,maka tenaga kesehatan melakukan dengan upaya promotif dan preventif dengan memberikan penyuluhan dan sosialisasi secara dini dalam mencegah kejadian ibu hamil berusia < 20 tahun Di sekolah, dan masyarakat
KEPUSTAKAAN
Budijanto, B dan Prajoga, 2007.Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta: Depkes RI
Farrer, H., 2001. Perawatan maternitas Edisi 2. Jakarta: EGC
Gallant, J., 2010. 100 Tanya Jawab Menganai HIV dan AIDS. Jakarta: Indeks
Hidayat, A.A.A., 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika
Hidayat, A.A.A., 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika
Hidayat, A.A.A., 2011. Metodologi Penelitian. Bandung: Mandar Maju Isbandi, A., 2007. Perencanaan Pertisipasi
Berbasis Aset Komunitas. Jakarta: FISIP-UI Press
Kartono, 2007.Psikologi Wanita (Jilid 2): Mengenal Wanita sebagai Ibu dan Nenek. Bandung: Mandar Maju
Kemenkes RI, 2013. Pedoman Nasional Tes dan Konseling HIV dan AIDS. Jakarta: Kemenkes RI 2013. Tersedia di
117 <http://www.slideshare.net> [Diakses tanggal 16 April 2015]
Kemenkes RI, 2013. ProfilKesehatan Indonesia tahun 2013. Jakarta: Kemenkes RI 2014. Tersedia di <http://www.depkes.go.id> [Diakses tanggal 01 April 2015]
Kemenkes RI, 2013.Rencana Aksi Nasional Penyegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) Indonesia 2013-2017.
Tersedia di
<http://gizikia.depkes.go.id> [Diakses tanggal 09 April 2015]
Manuaba, I.B.G., 2010. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi & KB. Jakarta:EGC
Maryunani, A., 2009. Penyegahan Penularan
HIV dari Ibu ke Bayi:
Penatalaksanaan di Pelayanan Kebidanan. Jakarta: TIM
Nasir, A., 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Bandung: Mulia Medika Notoatmodjo, S., 2007.Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, S., 2010.Metodologi
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Nursalam, 2008.Konsep dan Penetapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan.Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika
Nursalam., 2011. Manajemen Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika
Playfair, J.H.L and Chain, B.M., 2012. At a Glance Immunologi. PT Gelora Aksara Pratama
Prawirohardjo, S., 2002.Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohrdjo
Primariawan, C., 2012. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang HIVAIDS dengan Sikap terhadap VCT di RSUD Ibnu Sina Gresik.KTI. Universitas Airlangga
Setyoadi, 2012.Stategi Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita AIDS. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sugiyono, 2010.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung: Alfabeta
Sulistyawati, A., 2013. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika
USU Institutional Repository. Tersedia di <http://repostory.usu.ac.id> [Diakses tanggal 06 April 2015]
WHO, 2007.WHO Case Definitions of HIV for Surveilace and Revice Clinical
Stagging and Immunological
Classification of HIV Related Disease in Adult and Children. Switzerland: Geneva