• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurus 4B dalam Pembelajaran Ilmu Hukum 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurus 4B dalam Pembelajaran Ilmu Hukum 1"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Jurus 4B dalam Pembelajaran Ilmu Hukum

Jurus 4B dalam Pembelajaran Ilmu Hukum

1

Oleh: Iskandar Muda2

Pengantar

Banyak membaca, banyak menyimak, banyak menulis dan bertanya-jawab dengan bijak. Langkah-langkah ini merupakan suatu cara menjadi “mahasiswa ideal” dalam pembelajaran ilmu hukum dan langkah-langkah ini biasa saya katakan dengan sebutan “Jurus 4B”, jurus inilah yang selalu dikatakan dalam awal-awal perkuliahan yaitu dalam tatap muka pertama memasuki semester baru. Kenapa selalu mengatakan “Jurus 4B” tersebut, tidak lain dan tidak bukan untuk memberikan keyakinan kepada mahasiswa bahwa “Jurus 4B” merupakan suatu cara yang patut diterima sebagai hal yang baik dan bermanfaat.

Banyak Membaca

Banyak membaca; dengan adanya banyak membaca mahasiswa melihat, mengetahui, memprediksi, memaklumi dan pada akhirnya memahami dari apa yang tertulis. Selanjutnya dengan adanya pemahaman ilmu hukum yang sangat luas dari banyak tulisan yang dibaca maka mahasiswa dapat dengan mudah mengintepretasikan suatu peristiwa hukum yang sedang terjadi.

Berkembanganya teknologi yang semakin canggih, akses untuk mencari “bahan” bacaan semakin mudah. Mahasiswa dapat membaca dengan menggunakan fasilitas internet sehingga dalam waktu yang singkat dapat mengetahui perkembangan ilmu hukum seantero dunia. Apalagi pada masa sekarang sudah banyak ebooks dan surat kabar online yang tersedia di internet. Termasuk juga putusan hukum, misalnya Putusan Mahkamah Konstitusi dan Putusan Mahkamah Agung juga tersedia di website masing-masing serta putusan tersebut bisa diakses dengan waktu yang singkat.

1

Disampaikan dalam Seminar Hukum “Kiat-Kiat Menulis Jurnal Ilmu Hukum” diselenggarakan oleh UKM-F Himpunan Mahasiswa Syariah IAIN Raden Intan Lampung pada hari Sabtu/14 Desember 2013 di Gedung Fakultas Syari’ah IAIN Raden Intan Lampung.

2Dosen Tetap Univ. Malahayati dan Dosen LB Fakultas Syari’ah IAIN Raden Intan

(2)

Jurus 4B dalam Pembelajaran Ilmu Hukum

Bagi mahasiswa yang menguasai bahasa asing mempunyai nilai plus dalam kegiatan membaca melalui internet. Kerena dengan menguasai bahasa asing mahasiswa tersebut dapat pula membaca kajian-kajian hukum yang berlaku di negara lain melalui internet.

Banyak Menyimak

Banyak menyimak; artinya mahasiswa sebisa mungkin secara maksimal mendengarkan dan memperhatikan dengan sungguh-sungguh apa yang diucapkan oleh dosen dalam perkuliahan. Tidak ketingggalan pula menyimak suatu hal di luar perkuliahan, misalnya mengikuti kegiatan seminar hukum dan acara-acara yang bisa di lihat pada layar kaca yaitu berita-berita tentang hukum, misalnya pada acara Bicara Konstitusi dan Indonesia Lawyer Club.

Ada yang menarik dengan awal mulanya timbul jurus “banyak menyimak” ini. Pada mulanya saya hanya menggunakan “Jurus 3B” (banyak baca, banyak menulis dan bertanya-jawab dengan bijak) untuk menjadi “mahasiswa ideal” dalam pembelajaran ilmu hukum. Suatu ketika ada seorang mahasiswa dengan suara lantang mengatakan bahwa untuk menjadi “mahasiswa ideal” tidak perlu banyak baca, banyak menulis dan bertanya-jawab dengan bijak.

Lebih lanjut mahasiswa tersebut mengatakan bahwa cukup dengan banyak “menyimak” (mendengarkan dan memperhatikan) saja akan menjadikan seseorang sebagai mahasiswa yang ideal. Sesaat, agak terkesima atas perkataan mahasiswa tersebut, namun demikian dapat dimakluminya, akhirnya pada pertemuan perkuliahan berikutnya diberikan penjelasan kepada mahasiswa tersebut bahwa “Jurus 4B” merupakan suatu cara menjadi “mahasiswa ideal” dalam pembelajaran ilmu hukum. Artinya pendapat mahasiswa tersebut dapat diterima, namun demikian ditekankan juga kepada mahasiswa tersebut bahwa ketiga hal lainnya juga harus dilakukan (banyak baca, banyak menulis dan bertanya jawab dengan bijak).

Banyak Menulis

Banyak menulis; dengan adanya banyak membaca dan menyimak pada akhirnya mahasiswa dapat membuahkan pikiran atau perasaan dengan tulisan. Sebagaimana Satjipto Rahardjo pernah mengatakan: “Menulis adalah seni, dan

(3)

Jurus 4B dalam Pembelajaran Ilmu Hukum

seni sama dengan buang air kecil. Sebagaimana buang air kecil, maka seluruh perasaan tidak akan nyaman sebelum “beban” tersebut dilepaskan” (Amsari, 2009: 168).

Sebaiknya mahasiswa sesering mungkin membuat tulisan, baik dengan cara mengerjakan tugas-tugas perkuliahan maupun dalam rangka mengikuti lomba karya tulis yang diadakan pada tingkat fakultas, universitas, daerah atau bahkan tingkat nasional. Lebih bagus lagi semasa menjadi mahasiswa sudah terbiasa membuat tulisan yang dipublikasikan, misalnya membuat artikel dalam “Opini’ yang diterbitkan di sebuah surat kabar maupun majalah-majalah hukum. Bahkan ada contoh yang sangat baik, yaitu adanya seorang mahasiswa fakultas hukum di sebuah perguruan tinggi negeri sudah beberapa kali artikelnya di muat dalam jurnal ilmiah nasional terakreditasi.

Sebelum kegiatan menulis dilakukan yang harus diperhatikan salah-satunya adalah ketika mahasiswa membaca sesuatu yang kemungkinan akan dijadikan bahan tulisannya tidak lupa pula untuk mendokumentasikannya secara valid (dengan mencantumkan sumber kutipan secara lengkap). Dengan adanya dokumentasi yang valid sehingga ketika melakukan kegiatan menulis akan berjalan secara efektif.

Selanjutnya yang harus diperhatikan dalam kegiatan menulis adalah penggunaan bahasa untuk penulisan artikel ilmiah. Dalam hal ini setidaknya ada tiga prinsip, yaitu (i) dalam menulis artikel ilmiah kita mesti menguasai secara aktif sejumlah besar kosa kata bahasa (baik bahasa Indonesia maupun bahasa asing yang relevan), (ii) dalam penulisan artikel ilmiah kita harus menguasai secara aktif kaidah penyusunan kalimat, dan (iii) dalam menulis artikel ilmiah kita harus mampu menyusun alinea atau paragraf melalui penalaran yang runtut dan padu, sehingga pikiran kita dapat disajikan dalam suatu urutan yang teratur dan logis.3 Adapun ketiga prinsip tersebut lebih jelasnya dapat di lihat dalam ragaan sebagai berikut:

3Lebih jelasnya lihat Wahyu Wibowo, 2008, Piawai Menembus Jurnal

(4)

Jurus 4B dalam Pembelajaran Ilmu Hukum

Tiga Prinsip Penggunaan Bahasa Untuk Penulisan Artikel Ilmiah

Pada akhirnya, dengan seringnya “menulis” maka mahasiswa tersebut tidak akan mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas akhir; yaitu skripsi. Seperti ada pepatah mengatakan: “pengalaman adalah guru yang baik”.

Bahasa Indonesia

Bahasa asing yg relevan Menguasai secara aktif

sejumlah besar kosa kata bahasa

Menguasai secara aktif kaidah penyusunan kalimat

Bahasa Indonesia Pararelisme Kelengkapan unsur kalimat Menghindari ambiguitas Menghindari penonjolan persona Menghindari bahasa figur/kias Menghindari kalimat yg kompleks/bertele-tele Mampu menyusun alinea/paragraf Penalaran yg runtut Penalaran yg padu

(5)

Jurus 4B dalam Pembelajaran Ilmu Hukum

Bertanya-jawab dengan Bijak

Bertanya-jawab dengan bijak; ada kalanya ketika mahasiswa mengalami ketidakpahaman dalam membaca, menyimak ataupun menulis. Oleh karena itu bertanyalah kepada dosen, sebagaimana ada pepatah mengatakan: “malu bertanya sesat di jalan”. Usahakan sebisa mungkin ketika mahasiswa bertanya dalam keadaan “kurang mengerti” bukan dalam keadaan “tidak mengerti sama sekali”. Namun sebaliknya, bisa juga seorang mahasiswa sangat memahami apa yang dibaca dan disimak, bahkan menurutnya hal tersebut (yang dibaca dan disimak) terdapat kejanggalan sehingga mahasiswa tersebut mempunyai pendapat/pandangan yang berbeda. Dalam hal ini biasakanlah mahasiswa tersebut bertanya-jawab dengan bijak. Memang benar juga kenyataannya; dalam “dunia ilmu hukum” tidak mesti semua pihak selalu mempunyai pendapat/pandangan yang sama.

Bertanya jawab dengan bijak dalam arti yang lebih luas bisa juga diartikan sebagai suatu “perdebatan intelektualitas”. Dalam konteks “perdebatan intelektualitas” bisa dilihat dalam Lomba Debat Konstitusi Antar Perguruan Tinggi Tingkat Nasional yang setiap tahun diadakan oleh Mahkamah Konstitusi. Menurut Pedoman Penyelenggaraan Kompetisi Debat Konstitusi Antar Perguruan Tinggi Se-Indonesia Tahun 2012 setidaknya ada empat kriteria penilaian. Pertama, gagasan dan solusi; mencakup kebaruan gagasan yang disampaikan serta solusi dan rekomendasi yang ditawarkan.

Kedua, substansi; mencakup penguasaan teori terkait tema debat, penguasaan Pancasila dan Konstitusi terkait dengan tema debat, penguasaan peraturan perundang-undangan lain terkait tema debat serta penguasaan fakta empiris dan dinamika ketatanegaraan terkait tema debat.

Ketiga, cara dan bahasa penyampaian; mencakup etika berdebat dan penguasaan panggung, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, ketepatan dan kecermatan penggunaan istilah asing, sistematika alur pikir dalam membangun argumentasi debat dan ketepatan menyanggah (membidas) pendapat lawan.

(6)

Jurus 4B dalam Pembelajaran Ilmu Hukum

Keempat, kerjasama tim; mencakup keruntutan alur berpikir tim, dukungan dan kemampuan menambah atau memperkuat argumentasi teman dalam satu tim dan proporsionalitas penguasaan substansi di antara anggota tim.

Pada lomba debat konstitusi ini dikondisikan adanya silang pendapat di antara para peserta debat, yaitu satu pihak dalam posisi pro dan di lain pihak dalam posisi kontra. Sebagaimana diketahui bahwa salah satu tujuan dari lomba ini adalah mengembangkan budaya perbedaan pendapat secara konstruktif dalam memahami implementasi perubahan UUD 1945.

Penutup

“Jurus 4B” merupakan suatu cara yang patut diterima sebagai hal yang baik dan bermanfaat bagi mahasiswa. Masing-masing jurus mempunyai cara dan/atau manfaat yang berbeda. Banyak membaca; dengan banyak tulisan yang dibaca maka mahasiswa dapat dengan mudah mengintepretasikan suatu peristiwa hukum yang sedang terjadi. Banyak menyimak; dengan cara mendengarkan dan memperhatikan dengan sungguh-sungguh apa yang diucapkan dosen dalam perkuliahan. Tidak ketingggalan pula menyimak suatu hal di luar perkuliahan, misalnya mengikuti kegiatan seminar hukum dan acara-acara yang bisa di lihat pada layar kaca. Banyak menulis; dimulai dengan mengerjakan tugas-tugas perkuliahan dan lebih baik lagi jika menulis artikel ilmiah yang dipublikasikan (misalnya dalam surat kabar dan jurnal ilmiah). Sebelum melakukan penulisan, sebaiknya memahami prinsip-prinsip penggunaan bahasa untuk penulisan artikel ilmiah. Bertanya-jawab dengan bijak; sebisa mungkin ketika bertanya dalam keadaan “kurang mengerti” bukan dalam keadaan “tidak mengerti sama sekali”. Bertanya jawab dengan bijak dalam arti yang lebih luas bisa juga diartikan sebagai suatu “perdebatan intelektualitas” dan bisa di lihat dalam lomba/kompetisi ilmiah.

(7)

Jurus 4B dalam Pembelajaran Ilmu Hukum

Daftar Pustaka

Amsari, Feri, 2009. “Satjipto Rahardjo dalam Jagad Ketertiban Hukum Progresif”, Jurnal Konstitusi, Volume 6. Nomor 2, Juli, h. 165 – 185.

Anonim, 2012. Pedoman Penyelenggaraan Kompetisi Debat Konstitusi Antar

Perguruan Tinggi Se-Indonesia Tahun 2012, Kepaniteraan dan Sekjen

MKRI, Jakarta.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Kamus Besar Bahasa

Indonesia, edisi keempat, PT. Gramedia PustakaUtama, Jakarta.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2009. Tesaurus Alfabetis Bahasa

Indonesia Pusat Bahasa, Cetakan I, PT. Mizan Pustaka, Bandung.

Wibowo, Wahyu, 2008. Piawai Menembus Jurnal Terakreditasi: Paradigma

Baru Kiat Menulis Artikel Ilmiah, Bumi Aksara, Jakarta.

Biodata Penulis

Iskandar Muda, menyelesaikan pendidikan kesarjanaan di Fak. Hukum Univ.

Lampung Th. 2007 dan Magister Hukum Th. 2010 pada almamater yang sama dengan konsentrasi Hukum Kenegaraan predikat cumelaude. Sejak Th. 2007 bergabung pada Univ. Malahayati Bandar Lampung selanjutnya Th. 2010 diangkat sebagai Dosen Tetap sampai sekarang pada Fak. Ekonomi Univ. Malahayati mengampu mata kuliah: Aspek Hukum Dalam Ekonomi, Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Sosial & Politik, selain itu sebagai Dosen Luar Biasa di Fakultas Syari’ah IAIN Raden Intan Lampung mengajar mata kuliah Hukum Tata Negara, Hukum Acara Mahkamah Konstitusi dan Kapita Selekta Hukum Tata Negara. Aktif membuat karya tulis; setidaknya tiga artikel ilmiah telah dimuat dalam jurnal ilmiah Nasional Terakreditasi yang diterbitkan oleh lembaga negara yaitu: Jurnal Konstitusi Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (“Konstitusionalitas Mengenai Kekuasaan Negara Dalam Kegiatan Penanaman Modal”, Vol. 8 No. 6, Desember 2011 & “Pro-Kontra dan Prospektif Kewenangan Uji Konstitusionalitas Perpu”, Vol. 10 No. 1, Maret 2013) dan Jurnal Yudisial Komisi Yudisial Republik Indonesia (“Penerapan Konsep Hukum Pembangunan Ekonomi Dalam Upaya Pencegahan Eksploitasi Pekerja Alih Daya”, Vol. 6 No.1, April 2013). Karya tulis berbentuk buku (co-author) yaitu

Pokok-Pokok Hukum Acara Mahkamah Konstitusi diterbitkan oleh Seksi

Penerbitan Fakultas Syari’ah IAIN Raden Intan Lampung 2012. Aktifitas bidang studinya meliputi Hukum Tata Negara, Hukum Konstitusi dan Konstitusi Ekonomi. Kontak melalui e-mail: iskandarmudaaphamk@yahoo.co.id

Referensi

Dokumen terkait

Metode pembelajaran pada pembelajaran interaktif antara lain yang memfokuskan pada pembangunan interaksi yang dilakukan oleh para siswa sehingga para siswa dapat

Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan dengan segala rahmat serta karuniaNya sehingga penyusun telah dapat menyelesaikan Tugas Akhir

masyarakat miskin dan terpinggirkan yang mendapatkan layanan posbakum * * * Terwujudnya peningkatan penyelesaian putusan / penetapan secara tepat waktu yang di unggah

Pada periode September 2015 – Maret 2016 terjadi peningkatan jumlah dan persentase penduduk miskin sebesar 14,18 ribu jiwa dengan perubahan 0,38 persen point..

Manusia berubah derajatnya menjadi hewan, bahkan hewan lebih mulia dari pada manusia, seperti yang disebutkan dalam ayat ini. Orang yang memiliki sifat syirik, akan

Perancangan adalah suatu kegiatan yang memiliki tujuan untuk mendesign sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh

Muara dari semua itu yang merupakan harapan kita semua adalah terciptanya “Indonesia berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi