• Tidak ada hasil yang ditemukan

referat epifora

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "referat epifora"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang

Sistem lakrimal terdiri dari dua bagian, yaitu sistem sekresi yang berupa Sistem lakrimal terdiri dari dua bagian, yaitu sistem sekresi yang berupa gla

glandndula ula laklakrimrimalis alis dan dan sissistem tem eksekskrekresi si yanyang g terterdirdiri i dardari i punpunctuctum m laklakrimrimal,al, kanal

kanalikuli lakrimal, ikuli lakrimal, sakus lakrimal, sakus lakrimal, duktuduktus s nasolnasolakrimalakrimal, , dan dan meatumeatus s inferioinferiorr.. Gland

Glandula ula lakrimlakrimalis alis utama, glandulutama, glandula a lakrimlakrimal al aksesoaksesori ri dan dan epitel konjunepitel konjungtivagtiva  bertanggung

 bertanggung jawab jawab untuk untuk memproduksi memproduksi air air mata. mata. Dengan Dengan berkedip berkedip air air matamata menyebar di permukaan mata untuk membentuk film air mata. Setiap kontraksi menyebar di permukaan mata untuk membentuk film air mata. Setiap kontraksi musclus orbicularis oculi membantu menggerakkan air mata ke permukaan okular  musclus orbicularis oculi membantu menggerakkan air mata ke permukaan okular  menuju sistem drainase lakrimal. Idealnya, tingkat sekresi air mata basal sama menuju sistem drainase lakrimal. Idealnya, tingkat sekresi air mata basal sama dengan laju drainase air mata dan penguapan. Sekresi air mata basal terjadi sekitar  dengan laju drainase air mata dan penguapan. Sekresi air mata basal terjadi sekitar  1,2 l ! menit, meskipun sekresi air mata dapat meningkat "ingga 1## kali lipat. 1,2 l ! menit, meskipun sekresi air mata dapat meningkat "ingga 1## kali lipat. $ir mata memasuki punctum dengan kecepatan #,% l ! menit. sekitar &# persen $ir mata memasuki punctum dengan kecepatan #,% l ! menit. sekitar &# persen direabsorpsi melalui mukosa duktus nasolakrimal dan 1# persen mengalir ke basal direabsorpsi melalui mukosa duktus nasolakrimal dan 1# persen mengalir ke basal ron

rongga gga "id"idungung. . $ir $ir matmata a menmenguaguap p dardari i perpermukmukaan aan okuokular lar padpada a tintingkagkat t yanyangg  bervariasi,

 bervariasi, namun namun idealnya idealnya penguapan air penguapan air mata mata kira'kira kira'kira sama sama dengan perbedaandengan perbedaan antara sekresi basal dan drainase. (ermukaan okular "anya dapat mena"an ) l air  antara sekresi basal dan drainase. (ermukaan okular "anya dapat mena"an ) l air  mata setiap saat.

mata setiap saat.11

*etidakseimbangan

*etidakseimbangan antara produksi air antara produksi air mata dan drainase air mata dan drainase air mata dapatmata dapat menyebabkan epifora yaitu mata berair yang berlebi", pada keaadaan ke"ilangan menyebabkan epifora yaitu mata berair yang berlebi", pada keaadaan ke"ilangan air mata melebi"i produksi juga merangsang produksi air mata refleksif, yang juga air mata melebi"i produksi juga merangsang produksi air mata refleksif, yang juga

(2)

dapat menyebabkan epifora. +ipersekresi, gangguan drainase yang disebabkan dapat menyebabkan epifora. +ipersekresi, gangguan drainase yang disebabkan ole" malposisi dari punctum dan obstruksi pada saluran eksresi serta kegagalan ole" malposisi dari punctum dan obstruksi pada saluran eksresi serta kegagalan  pompa

 pompa lakrimal lakrimal merupakan merupakan "al'"al "al'"al yang yang menyebabkan menyebabkan epiforaepifora22  beberapa  beberapa testes di

dilaklakukukan an ununtutuk k memengngevevalualuasi asi prprododukuksi si dadan n sisiststem em drdraiainanase se lalakrkrimimal al agagar ar  ditemukan etiologi dan terapi yang tepat untuk epifora.

ditemukan etiologi dan terapi yang tepat untuk epifora.

1.2 Tujuan 1.2 Tujuan

ujuan penulisan referat ini adala" untuk mengeta"ui mengenai epifora. ujuan penulisan referat ini adala" untuk mengeta"ui mengenai epifora. -el

-elipuiputi ti "al"al'"a'"al l yanyang g menmenyebyebabkabkan an epiepiforfora, a, penpenyakyakit it yanyang g berberkaikaitan tan dendengangan epi

epiforfora, a, dan dan pempemerikeriksaan saan yanyang g dildilakuakukan kan untuntuk uk menmengetgeta"ua"ui i penpenyebyebab ab dardarii epifora.

(3)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Aaratu! Lakrimal

Sistem drainase lakrimal terbagi menjadi struktur sebagai berikut

"am#ar 1. Anatomi !i!tem $raina!e lakrimal Sumber  *anski/s 0linical p"talmology

1. (unctum yang terletak di ujung posterior dari margo palpebra. Secara normal meng"adap posterior dan dapat di inspeksi dengan melipat aspek  medial dari kelopak mata.

2. *analikuli melewati kelopak secara vertikal dari margo palpebral bagian ampulla3 sekitar 2 mm. *emudian berputar secara medial dan memanjang secara "ori4ontal sekitar ) mm "ingga mencapai sakus lakrimalis. 5agian superior dan inferior dari kanalikuli bergabung membentuk kanalikuli komunis yang membuka keara" dinding lateral dari sakus lakrimalis.

6. Sakus 7akrimalis memiliki panjang sekitar 1# mm dan terletak di fossa lakrimal diantara tonjolan lakrimal anterior dan posterior. ulang lakrimal

(4)

dan prosesus frontalis dari ma8illa memisa"kan sakus lakrimalis dengan middle meatus dari nasal cavity.

9. Duktus :asolakrimalis memiliki panjang sekitar 12 mm dan berlanjut secara inferior dari sakus lakrimalis. *emudian naik dan berbelok sedikit keara" lateral dan posterior lalu membuka di bagian inferior nasal meatus yang terletak lateral dan di bawa" inferior turbinate.

2.2 Hi!tologi Aaratu! Lakrimali!

$pparatus lakrimalis terdiri atas kalenjar lakrimal, kanalikuli, sakus lakrimalis dan duktus lakrimalis.

"am#ar. 2 Hi!tologi kalenjar lakrimal Sumber  ;un<ueira 7c, +istologi Dasar 

*alenjar lakrimal terdiri dari atas beberapa lobus kalenjar yang terpisa" dengan %'12 duktus ekskretorius yang meng"ubungkan kalenjar dengan forniks superior konjungtiva. *alenjar lakrimal merupakan kalenjar tubuloalveolar  yang umumnya memiliki lumen lebar dan terdiri atas sel berbentuk kolom  berjenis serosa, yang mirip dengan sel asinar parotis. Sel = sel ini memperli"atkan granul sekresi yang terpulas pucat dan suatu lamina basal yang memisa"kan sel dari jaringan ikat sekitarnya. *alenjar lakrimal menyekresi

(5)

cairan yang kaya akan lisosom, yaitu suatu en4im yang meng"idrolisis dinding sel bakteri. Sekret mengalir ke dalam kanalikuli lakrimalis melalui pungtum lakrimal pada sisi medial tepian kelopak atas dan bawa". *analikuli bergabung membentuk kanalikulus kommunis tepat sebelum bermuara ke dalam sakus lakrimalis, dan dilapisi epitel berlapis gepeng tebal.

2.%

&i!iologi Aaratu! Lakrimal

$ir mata di sekresi ole" glandula lakrimal utama dan aksesoris yang melewati permukaan okuler secara lateral. Sejumla" komponen a<ueous dari air mata "ilang karena evaporasi. +al ini ber"ubungan dengan palpebral aperture, jumla" kedipan, temperature dan kelembaban.

"am#ar. % 'ekani!me oma lakrimal Sumber  *anski/s 0linical p"talmology

1. $ir mata mengalir disepanjang garis margo atas dan bawa" dan memasuki kapiler'kapiler kanalikuli superior dan inferior dan juga mungkin akibat suction. Sekitar >#? air mata berdrainase melalui kanalikuli bagian inferior dan sisanya melalui bagian superior.

(6)

2. Dalam setiap kedipan, pretarsal orbicularis oculi menekan bagian ampulla, dan membuat kanalikuli "ori4ontal memendej dan meminda"kan punctum keara" medial. Secara bersamaan, bagian lakrimal orbicularis oculi, yang menempel pada fasia sakus lakrimalis berkontraksi dan melebarkan sakus yang membuat tekanan negative dan meng"isap air mata dari kanalikuli menuju ke sakus lakrimalis.

6. *etika mata membuka ototnya relaksasi dan membuat sakus kolaps dan menimbulkan tekanan positif yang mendorong air mata untuk menuruni duktus nasolacrimal menuju ke "idung. Dimana gravitasi juga berperan. (unctum bergerak secara lateral, kanalikuli memanjang dan terisi dengan air mata

Air mata membentuk lapisan tipis setebal 7-10 µm yang

menutupi epitel kornea dan konjungtiva. Fungsi lapisam

ultra tipis ini adalah untuk membuat kornea menjadi

permukaan

optik

yang

licin

dengan

mengurangi

ketidakteraturan minimal di permukaan epitel, membasahi

dan melindungi permukaan konjungtiva yang lembut,

menghambat

pertumbuhan

mikroorganisme

dengan

pembilasan mekanik dan eek antimikroba dan terkahir

untuk menyediakan substansi nutrien yang diperlukan

untuk kornea. !apisan lapisan "lm air mata terdiri dari tiga

lapisan #

(7)

1. !apisan super"sial adalah lapisan lipid monomolekular

yang berasal dari kelenjar meibom. !apisan ini dapat

menghambat penguapan dan membentuk sa$ar kedap

air saat palpebra ditutup.

%. !apisan a&ueosa tengah yang dihasilkan oleh glandula

lakrimal mayor dan minor 'mengandung substansi

larut-air garam dan protein.

3.

!apisan musinosa dalam yang terdiri dari atas

glikoprotein dan melapisi sel-sel epitel kornea dan

konjungtiva. (embran sel epitel terdiri atas lipoprotein

dan karenanya bersiat relati

hidroobik. (usin di

adsorpsi sebagian pada membran sel epitel kornea dan

oleh mikrovili.

(8)

Gambar 4. Lapisan Film Air Mata

)umber # !ang, Opthalmology A Pocket Textbook Atlas.

*olume air mata normal diperkirakan 7 + % µl disetiap

mata. Albumin mencangkup 0 dari protein total air mata,

sisanya globulin dan lisoim yang berjumlah sama banyak.

 /erdapat imonoglobulin gA, g dan g2 dan gA. 2lektrolit 34,

5a4, dan 6l- terdapat dalam kadar yang lebih tinggi pada air

mata

dibandingkan dengan di plasma. Airmata juga

mengandung sedikit glukosa 8 mgldl9 dan urea 0,0: mg; d!9.

<erubahan kadar dalam darah sebanding dengan perubahan

kadar glukosa dan urea dalam air mata. <h rata rata air mata

adalah 7,=8. >alam keadaan normal, air mata bersiat isoonik.

?smolaritas "lm air mata bervariasi dari %@8  =0@ mosm;!

2.4 Epiphora

2piphora adalah istilah yang biasa digunakan untuk

menggambarkan mata berair dan merupakan salah satu gelaja

(9)

dalam optalmik yang paling umum. !akrimasi terjadi terus

menerus hal ini terjadi disebabkan karena produksi air mata yang

berlebih atau drainase yang tidak adekuat atau tersumbat

%

2.(.1 Etiologi Ei)ora

*eluarnya air mata secara berlebi"an dapat menandakan terdapatnya "iperlacrimasi atau epip"ora.

1. 7acrimation +yperlacrimation3 disebabkan ole" refle8 "ipersekresi lakrimalis yang disebabkan secara sekunder ole" inflammasi okuler atau  penyakit pada permukaan. (ada kasus'kasus tersebut mata berair   ber"ubungan dengan gejala'gejala dari penyebab dan penanganan biasanya

menggunakan obat.

2. @pip"ora disebabkan ole" terganggunya drainase lakrimalis. *eadaan ini diperpara" ole" atmosfir dingin dan berangin dan terjadi lebi" sedikit pada ruangan "angat dan kering. +al ini dapat disebabkan ole"

a. -alposisi dari punctum lakrimalis disebabkan ole" ectopion secara sekunder3

 b. bstruksi di daera" manapun disepanjang system drainase lakrimal dari punctum "ingga duktus lakrimalis.

c. *egagalan pompa lakrimalis yang dapat terjadi secara sekunder  akibat lema"nya otot orbicularis conto" akibat paralisis saraf  waja"3

6. bstruksi di daera" sistem lakrimal terbagi menjadi acquired obstruction dan obstruksi congenital. -acam'macam acquired obstruction yang dapat menyebabkan terjadinya epip"ora, yaitu

(10)

a. Stenosis pungtum primer  yaitu keadaan tidak adanya eversi pungtum

lakrimalis. *eadaan ini dapat terjadi akibat idiopatik, infeksi "erpes simpleks pada kelopak mata, trakoma dan konjungtivitis yang membentuk  sikatriks, dan penggunaan obat sitotoksi seperti A'fluoroacil dan deceta8el.  b. Stenosis pungtum sekunder yang diakibatkan karena adanya eversi

 pungtum lakrimal.

c. bstruksi kanalikular. (enyebab obstruksi kanalikular sama dengan obstruksi pungtum primer 

d. bstruksi duktus nasolakrimal yang dapat disebabkan karena stenosis

idiopatik, trauma naso'orbital, Wegener granulomatosis, infiltrasi tumor  nasofaring

e. Dakriolit"iasis yaitu adanya batu lakrimal yang terdapat pada sistem lakrimal. Balaupun pat"ogenesis penyakit ini masi" belum jelas, diperkirakan karena adanya stagnasi air mata disertai adanya inflamasi se"ingga stimulasi pembentukan dakriolit" dan metaplasia epitel sakus lakrimal. Gejala penyakit ini seringkali asimptomatik, pada pasien simptomatik mengelu"kan epip"ora dan distensi sakus lakrimal. anda  penyakit ini berupa distensi sakus lakrimal dan refluks mucus.

9. -acam'macam obstruksi kongenital yang dapat menyebabkan terjadinya epip"ora, yaitu

a. bstruksi duktus nasolakrimal

anda berupa epip"ora, keluarnya secret purulen dari pungtum ketika ditekan.

 b. Dacryocele

erkumpulnya cairan amnion atau mucus di sakus lakrima yang disebabkan ole" katup +asner yang tidak berlubang. (ada perinatal terli"at

(11)

 pembengkakan kistik kebiruan pada area cant"al medial disertai dengan epip"ora.

A. (enyakit Infeksi Sistem 7akrimal yang dapat menyebabkan terjadinya epip"ora yaitu

a. Dakrioadenitis akut

*eadaan ini jarang ditemukan, biasanya mengikuti penyakit lain seperti  parotitis epidemik, influen4a, tuberkulosis dan merupakan penyebab paling sering pada anak'anak. (ada orang dewasa, infeksi sistem lakrimal biasanya menyertai infeksi gonore, infeksi purulen kelopak mata dan konjungtiva atau trauma perforasi kelenjar lakrimal.

*elu"an subyektif utama adala" rasa tidak enak dan nyeri pada orbita  pada bagian superior dan temporal. (embengkakan dan kemera"an kelenjar 

lakrimal menimbulkan blefaroptosis kelopak mata superior lengkang  berbentuk S pada pinggir kelopak mata3. Ditemukan juga adenopati pre' aurikular. Diagnosis banding "ordeolum internum, abses palpebra,  periostitis orbita superior.

Dakrioadenitis akut dapat diberikan pengobatan dengan cara kompres "angat, antibiotika lokal dan sistemik, insisi bila terjadi abses.

c. Dakrioadenitis kronik 

(enyebab dari penyakit ini adala" sarkoidosis, tuberkulosis, leukimia limfatik, trakoma, sindrom -ickulic4. erjadi pembengkakan yang dapat diraba melalui kelopak mata. (engobatan ditujukan pada penyebabnya. d. Dakriosistitis akut

Dakriosistitis akut iala" peradangan supuratif sakus lakrimal disertai dengan selulitis jaringan di atasnya. (enyebab yang mendasari adala"  penyumbatan duktus nasolakrimal, sering ditemui pada anak'anak dan orang dewasa usia diatas 9# ta"un. (eradangan berupa pembengkakan, mera" dan

(12)

nyeri, biasanya disertai dengan pembengkakan kelenjar pre'aurikular, sub' mandibular serta demam ringan. *adang'kadang kelopak mata dan daera" sisi "idung membengkak. Gejala dakriosistitis akut iala" epifora dan regurgitasi pada penekanan daera" sakus lakrimal. (ada stadium lanjut dapat terjadi komplikasi berupa fistula. $pabila terdapat erosi kornea misalnya karena trauma, maka erosi akan

 berkembang menjadi ulkus kornea. Diagnosis banding sinusitis etmoidal akut.

(engobatan dakriosistitis akut dapat dilakukan dengan cara kompres "angat, antibiotika lokal dan sistemik, insisi bila terdapat abses, tindakan  pembeda"an dilakukan apabila gejala peradangan suda" dapat di atasi

terlebi" da"ulu. 2.(.2 Diagno!i!

(emeriksaan yang dapat dilakukan untuk meninjau epip"ora atau fungsi apparatus lakrimalis adala"

1. (emeriksaan eksternal

a. -arginal tear strip yang dilakukan pada kedua mata "arus diperiksa pada slit'lamp sebelum segala tindakan manipulasi kelopak mata atau instillasi dari medikasi topical yang dapat membuat peruba"an pada gambaran klinis. 5anyak pasien dengan epip"ora tidak memiliki tanda yang jelas yaitu mengalirnya air  mata yang berlebi"an keara" waja".

 b. *elopak -ata "arus diperiksa untuk mengeta"ui tanda dari malposisi. -ungkin penyebab paling umum dari malposisi kelopak  adala" ektropion. @ktropion tersebut terutama melibatkan pars lakrimalis. Secara normal punctum inferior lakrimal tidak terli"at

(13)

tanpa melipat kelopak mata bagian bawa". (enyebab langka terjadinya epip"ora adala" centurion syndrome. erkadang epip"ora dapat disebabkan ole" caruncle yang besar dan meminda"kan posisi dari punctum inferior menjau" dari bola mata atau obstruksi dari punctum inferior dengan melipatnya konjungtiva secara berlebi" conjunctivoc"alasis3.

c. Dinamisme penutupan kelopak mata "arus diperiksa. Secara normal, margo palpebral dan punctum akan bertemu saat mata menututp. (ada pasien dengan penempelan kelopak mata bawa", sala" satu kelopak akan menyelip dari kelopak mata satunya lagi atau punctum dapat terletak keluar.

d. (unctum paling baik diperiksa dengan menggunakan slit'lamp. Selain karena malposisi, punctum dapat juga mengalami inflammasi, stenosis ataupun obstruksi, terkadang disebabkan ole"  bulu mata. *analikulitis dikarakteristikkan dengan pelebaran  punctum dan keluarnya pus dari kompresi kanalikuli secara

manual.

e. Sakus lakrimalis "arus di palpasi. -aka akan menimbulkan punctal refle8 dengan ekspresi mucopurulent yang mengindikasikan mucocele. erkadang, palpasi dari sakus akan memperi"atkan adanya batu atau tumor.

f. Cluorescein retention test tes "ilangnya fluorescein3 dilakukan dengan memberikan tetes fluorescein 2? kepada kedua konjungtival forni8. Secara normal, sedikit atau tidak adanya  pewarnaan setela" 6 menit. etensi memanjang adala" indikasi

(14)

drainase inadekuat dari lakrimal dan bisa di grading dari stage satu "ingga empat.

2. es $nel

es anel bertujuan untuk menentukan fungsi ekskresi sistem lakrimal. (rosedur tes $nel adala"

a. (asien dipersila"kan duduk atau berbaring lalu mata pasien ditetesi anestetik local

 b. Ditunggu sampai rasa peri" "ilang

c. (ungtum lakrimal diperlebar dengan dilatators

d. ;arum anel dimasukkan "ori4ontal melalui kanalikuli lakrimal sampai masuk sakus lakrimal

e. Garam fisiologis dimasukkan dalam sakus

f. (asien ditanyakan apaka" pasien merasa pa"it atau asin pada tenggorokan

g. $tau reaksi menelan setela" penyemprotan garam fisiologis pada  pasien dili"at

". eaksi normal pada tes $nel adala" adanya reaksi menelan pada  pasien atau pasien merasa sesuatu yang asin atau pa"it melewati

tenggorokan

i. 5ila duktus nasolakrimal tertutup maka tidak ada reaksi menelan seperti pada penyakit dakriosistitis akut.

3. Diagnostic Imaging 

a. Dacryocystograp"y D0G3 merupakan test anatomis yang digunakan untuk menilai sisi obstruksi atau stenosis di dalam sistem dan visualisasi berbagai gambaran jalur penyaluran air mata ole" penyakit.

Indikasi penggunaan D0G adala" a. bstruksi lengkap

 b. bstruksi inkomplit dimana daera" stenosus tidak dapat dilokalisasi pada test klinis

(15)

d. (ada penyakit adne8al, untuk menggambarkan penekanan sac atau duktus

 b. 0omputed omograp"y pada potongan aksial dan coronal untuk  menilai pasien yang memiliki penyakit pada struktur yang  berdekatan dengan jalur drainase nasolakrimal

c. :asal @ndoscopy untuk observasi anatomi pembukaan duktus lakrimal di meatus inferior dan diagnosis berbagai penyakit di dalam "idung

d. :uclear lacrimal scan untuk menilai fungsi fisiologis lakrimal. 1 tetes tec"netium'&&m pertec"netate ditempatkan di aperture  palpebra dan kamera gamma digunakan untuk merekam  perpinda"annya di "idung. 7acrimal scan ini berfungsi untuk 

mengevaluasi aliran air mata. 2.(.% *era!i a$a lakrimal

2.(.%.1 +on,entional D+- 

Diindikasikan dengan obstruksi pada pembukaan kanalikuli komunis medial. (rinsip operasi ini meliputi anastomosis dari sakus lakrimal pada nasal mukosa dari middle nasal meatus. (rosedur ini dilakukan dengan anest"esia "ipotensif umum.

1. e"nik 

a. -iddle nasal mucosa diselubungi dengan gau4e steril yang dibasu" lidokain 2? dengan 12##.### adrenalin untuk vasokontriksi dari mukosa.

 b. Insisi vertikal yang lurus dibuat 1# mm medial dari inner cant"us meng"indari vena angular a3.

(16)

"am#ar . Teknik D+- 

  Sumber *anski/s 0linical p"talmology

c. $nterior lakrimal crest dibuka dengan diseksi tumpul dan bagian superfisial dari medial palpebral ligament dipisa"kan.

d. (eriosteum dipisa"kan daru bagian anterior lakrimal crest kepada fundus dari sakus dan direfleksikan ke depan. Sakus direfleksikan secara lateral dari fossa lakrimal b3.

e. $nterior lacrimal crest dan tulang dari fossa lakrimalis di"ilangkan c3.

f. (robe dimasukkan ke dalam sakus lakrimalis melalui kanalikulis  bagian bawa" dan sakus di insisi dengan bentuk "uruf + untuk 

membuat dua bua" flap.

g. Insisi vertikal dibuat di dalam mukosa nasal untuk membuat flap anterior dan posterior d3.

". Clap posterior di ja"it e3. i. Clap $nterior di ja"it f3.

 j. -edial cant"ak tendon di ja"it kembali kepada periosterum dan insisi pada kulit di tutup dengan ja"itan interupsi.

2. +asil di tangan yang berpengalaman sangat baik dengan rate keber"asilan mencapai lebi" dari &#?.

6. (enyebab *egagalan termasuk ukuran yang tidak adekuat dan posisi dari ostium, obstruksi common kanalikuler yang tidak dikenal. ;aringan parut dan Esump syndrome/. Dimana pembukaan operasi pada tulang lakrimal terlalu kecil dan terlalu tinggi. erdapat dilatasi sakus lakrimal di lateral dan di bawa" dari margo inferior ostium. Dimana sekresi dikumpulkan, tidak mendapat akses menuju ostium dan menyumbat nasal cavity.

(17)

9. *omplikasi (otensial termasuk uka jaringan parut kutan pada struktur  medial cant"al, "emorr"age, cellulitid dan r"inorr"ea dari cairan serebrospinal jika masuk ke dalam subarac"noid space tanpa sengaja.

2.(.%.2 En$o!/oi/ D+- 

perasi ini dipertimbangkan untuk obstruksi disekitar pembukaan medial pada kanalikulu, terutama apabila D0 konvensional gagal. *elebi"an  prosedur ini adala" kecilnya insisi kulit, waktu operasi yang lebi" pendek, "ilang dara" lebi" minimal dan tidak ada resiko r"inorr"ea cairan cerebrospinal.

1. eknik. (ipa tipis dimasukkan lewat pungtum lakrimal dan kanalikuli menuju sakus lakrimal dan dili"at dari dalam nasal cavity dengan endoscope. (rosedur ini dilakukan dalam nasal cavity

a. -ukosa sekitar process frontal maksila dilepas  b. 5agian nasal process di maksila di"ilangkan

c. ulang lakrimal dipata"kan menjadi beberapa potongan d. Sakus lakrimal dibuka

e. (ipa silicon dimasuki melewati pungtum atas dan bawa", didorong keluar  melalui ostium dan diikat dalam "idung

2. +asil. *eber"asilan operasi ini sekitar )A?

2.(.(.% Le!ter Jone! Tu#e!

Insersi tube lester jone diindikasi jika tidak ada fungsi kanalikular yang diakibatkan obstruksi yang kurang dari ) mm dari pungtum lakrimalis atau karena kegagalan pompa lakrimal.

(18)

"am#ar 0. Teknik Le!ter Jone! Tu#e

Sumber  *anski/s 0linical p"talmology

BAB III KESI'PULAN

(19)
(20)

1. (aul , B"itc"er ;(. 2##>. Faug"an $sbury/s General

p"ta"almology.1>t" ed. Hnited *ingdom -cGraw +ill.

2.  -yron , Duker ;. 2##). p"t"almology.6rd ed. 5ritis"-osby 3. ;un<ueira 70, 0arneiro ;. 2##>. +istologi Dasar. 1# ed. @G0.

4. *anski ;;. 2##&. 0linical p"t"almology a systematic approac".At"

ed.-cGraww +ill.

5. Ilyas Sidarta, ulianti Sri a"ayu. 2#12. Ilmu penyakit mata. @d 9.

;akarta5adan (enerbit Cakultas *edokteran HI.

6. 7ang G. 2##%. pt"almology $ (ocket e8tbook $tlas. Second @dition.

"ieme Stuttgart :ew ork. >.

Referensi

Dokumen terkait

“Dingin” (“ tiis ”) adalah istilah yang diberikan Pak Suh untuk menjelaskan kondisi tanah yang berair dan lembab di sekitar mata air. Air mata air tidak baik untuk mengairi

Pada mata presbiopia yang dapat terjadi karena kelemahan otot akomodasi atau lensa mata tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya, menyebabkan kurang bisa mengubah bentuk lensa

Mata merah yang disebabkan oleh virus dan alergi yang dapat menyebabkan produksi air mata lebih banyak dari biasanya gejalanya mata gatal dan panas..

Penyakit dapat menyebabkan kematian massal pada produksi massal benih iakn air tawar, selain itu musim pancaroba dimana musim hujan dapat menyebabkan perbedaan suhu yang

Fungsi dari konjungtiva adalah memproduksi air mata, menyediakan kebutuhan oksigen ke kornea ketika mata sedang terbuka dan melindungi mata, dengan mekanisme

Keadaan ini merupakan komplikasi dari penyakit diabetes melitus yang menyebabkan kerusakan pada mata dimana secara perlahan terjadi kerusakan pembuluh

Skleritis adalah peradangan primer pada sklera, yang biasanya ;sekitar *&#34;  persen kasus&lt; berhubungan dengan penyakit sistemik. Penyakit tersering yang menyebabkan

Diare osmotik terjadi akibat asupan dari bahan makanan yang tidak dapat diarbsobsi dengan baik, tetapi bahan tersebut larut dalam air sehingga akan menyebabkan retensi