• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAYA MENGAJAR GURU SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KECAMATAN SELOMERTO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAYA MENGAJAR GURU SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KECAMATAN SELOMERTO TAHUN PELAJARAN 2012/2013"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

GAYA MENGAJAR GURU SEKOLAH DASAR DALAM

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KECAMATAN SELOMERTO

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh:

Ika Lusiana, Budiyono, Mita Hapsari Jannah Program Studi Pendidikan Matematika

e-mail: Lusi_ika@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gaya mengajar guru sekolah dasar (SD) dalam pembelajaran matematika di Kecamatan Selomerto. Teknik peng-umpulan data dilakukan dengan observasi dan teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dan snowball sampling. Subjek dalam penelitian ini adalah 15 guru SD di Kecamatan Selomerto. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dan analisis data dilakukan dengan langkah penyajian data, reduksi data, dan penarikan kesimpulan/ verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa guru di Kecamatan Selomerto belum dapat menggunakan alat bantu (media) pembela-jaran yang sesuai dengan tujuan, siswa, situasi, dan lingkungan, belum dapat mengelola waktu pembelajaran secara efisien dan belum dapat memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi pembelajaran. Guru belum dapat memantapkan penguasaan materi pembelajaran dengan cara merangkum, meringkas, mereviu (meninjau ulang). Guru belum dapat menanamkan konsep matematika melalui metode bervariasi yang sesuai dengan karakteristik materi. Kata Kunci : Guru, gaya mengajar, pembelajaran matematika

PENDAHULUAN

Permasalahan yang ada dalam pendidikan formal di Indonesia bertambah dari tahun ke tahun. Salah satu permasalahan utama yang di hadapi adalah rendahnya mutu pendidikan formal pada setiap jenjang pendidikan. Berdasarkan data dari Human Development Report, menyatakan Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Indek)

(2)

Ekuivalen : Gaya Mengajar Guru Sekolah Dasar Dalam Pembelajaran Matematika Di Kecamatan Selomerto Tahun Pelajaran 2012/2013

66

(dalam Toharudin, Pikiran Rakyat 24 Oktober 2005) terdapat 60% guru sekolah dasar (SD), 40% guru sekolah menengah pertama (SMP), 43% guru sekolah menengah atas (SMA), dan 34% guru sekolah menengah kejuruan (SMK) dianggap belum layak mengajar dijenjang pendidikan masing-masing dan 17.2% setara dengan 69.477 guru mengajar bukan bidang setudinya. Terlihat bahwa kualitas guru SD di Indonesia masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, diperlukan adanya refleksi dari semua pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan terutama guru.

Guru merupakan salah satu unsur dibidang pendidikan yang harus berperan secara aktif dan harus mampu menjadi sosok panutan yang berkarakter dan berkompeten sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam praktik pengajaran di kelas, banyak guru yang kesulitan membangun komunikasi interaktif dengan siswa. Motivasi guru dan beratnya beban kerja sering disorot sebagai penyebabnya, namun gaya mengajar atau kebiasaan guru (teaching style) juga amat menentukan.

Berdasarkan hasil observasi terhadap guru SD dalam pembelajaran ma-tematika di Kecamatan Selomerto, sebagian besar diduga belum dapat menggunakan alat bantu (media) pembelajaran yang sesuai, belum dapat mengelola waktu pembelajaran secara efisien, belum dapat menguasai simbol-simbol matematika, dan belum dapat menguasai pembelajaran ma-tematika. Dari uraian tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui bagai-mana gaya mengajar guru SD dalam pembelajaran matematika di Kecamatan Selomerto, dengan tujuan peneliti ini adalah untuk mengetahui gaya mengajar guru SD dalam pembelajaran matematika di Kecamatan Selomerto tahun pelajaran 2012/ 2013.

(3)

Dalam proses belajar mengajar yang merupakan inti dari proses pendi-dikan formal di sekolah didalamnya terjadi interaksi antara berbagai kom-ponen pengajaran. Komkom-ponen-komkom-ponen tersebut adalah guru, isi atau ma-teri pengajaran dan siswa. Muhibbin Syah (2008: 256) mengatakan bahwa guru adalah tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar, dalam arti me-ngembangkan ranah, rasa, dan karsa siswa siswa sebagai implementasi kon-sep ideal mendidik. Guru juga merupakan suatu profesi, yang artinya suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru dan tidak dapat di-lakukan oleh sembarang orang di luar bidang pendidikan. Guru juga merupakan orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik, mengajar dan membimbing siswa.

Dalam hal mengajar guru pada hakikatnya bermaksud mengantarkan siswa mencapai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Arifin (1987) dalam Muhibbin Syah (2008: 181) mendefinisikan mengajar adalah suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada murid agar dapat menerima, menggapai, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran.

Dalam praktek, perilaku mengajar yang dipertunjukkan guru sangat beraneka ragam, meskipun maksudnya sama. Aneka ragam perilaku guru mengajar ini bila ditelusuri akan diperoleh gambaran tentang interaksi antara guru, isi atau bahan pelajaran dan siswa. Interaksi ini oleh Diane Lapp dan kawan-kawan diistilahkan gaya mengajar atau teaching style (Lapp, dkk. 1975: 1). Gaya atau kebiasaan mengajar seorang guru berbeda antara yang satu dengan yang lain pada saat proses belajar mengajar wa-laupun mempunyai tujuan sama, yaitu menyampaikan ilmu pengetahuan, akan membentuk sikap siswa, dan menjadikan siswa terampil dalam

(4)

Ekuivalen : Gaya Mengajar Guru Sekolah Dasar Dalam Pembelajaran Matematika Di Kecamatan Selomerto Tahun Pelajaran 2012/2013

68

sendiri dan sulit untuk diubah karena sudah menjadi pembawaan sejak kecil atau sejak lahir. Dengan demikian, gaya mengajar guru adalah pola umum atau perilaku dan tindakan yang guru tunjukan pada saat pembelajaran.

Penelitian yang dapat digunakan sebagai tinjauan pustaka adalah hasil penelitian Georgina Maria Tinungki (2012), tentang Seni Mengajar Seorang Guru Matematika Idaman Siswa menunjukkan bahwa, seorang guru mate-matika idaman siswa memulai suatu pelajaran harus dengan cara yang baik, agar anak didik dapat berkonsentrasi pada awal pertemuan, supaya materi yang diperoleh dapat bermanfaat dengan sepenuhnya. Juga dalam menya-jikan materi pelajaran harus dapat diserap dengan baik oleh anak didik dimana berkaitan dengan keberadaan seorang pengajar yang meliputi se-gar, pintar dan benar. Guru memulai suatu pelajaran Matematika harus dengan cara yang baik, agar anak didik dapat berkonsentrasi pada awal pertemuan, agar supaya materi yang diperoleh dapat bermanfaat dengan sepenuhnya. Guru menyajikan materi pelajaran Matematika harus dapat diserap dengan baik oleh anak didik dimana berkaitan dengan keberadaan seorang pengajar yang meliputi segar, pintar dan benar. Mengakhiri suatu pelajaran diusahakan dengan sesuatu yang istimewa, agar siswa selalu me-rindukan pertemuan berikutnya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data dila-kukan dengan observasi dan rekaman menggunakan tape recorder. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dan snowball

(5)

Selomerto. Analisis data dilakukan dengan langkah reduksi data, pem-bahasan, dan penarikan kesimpulan/ verifikasi. Sedangkan teknik verifikasi data dilakukan dengan cara expert opinion.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dari hasil analisis data terhadap subjek penelitian yang dilakukan dengan langkah reduksi data, pembahasan, dan penarikan kesimpulan/ verifikasi. Hasil reduksi data menunjukan kegiatan yang berlangsung di-dalam kelas yaitu guru mengingatkan pelajaran yang lalu. Siswa secara ber-gantian menuliskan di papan tulis macam-macam bangun ruang seperti kerucut, persegi, balok, bola, tabung, dan kubus dilanjutkan beberapa siswa menggambar berbagai macam bentuk bangun ruang. Guru membahas mengenai balok terlebih dahulu yaitu dengan menunjukan sisi balok, rusuk pada balok dan titik sudut. Siswa menghitung sisi pada balok yaitu ada 6 buah sisi, 12 rusuk, dan 8 titik sudut. Kemudian dilanjutkan dengan gambar kubus yang diberi nama ABCDEFGH. Siswa menghitung sisi yang berjumlah 6, rusuk yang berjumlah 12, dan titik sudut yang berjumlah 8.Siswa menulis kesimpulan dibuku masing-masing dan menutup pelajaran.

Berdasarkan reduksi data yang dilakukan dari hasil observasi terhadap subjek penelitian, terlihat guru mengecek kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran jadi, guru dapat dikatakan sudah melaksanakan tugas rutin kelas yaitu tugas yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan pembelajaran. Guru dapat menarik perhatian siswa dan menggambarkan garis besar meteri terlihat saat guru mengingatkan pelajaran yang lalu dan menjelaskan materi yang akan disampaikan yaitu pengenai bangun ruang.

(6)

Ekuivalen : Gaya Mengajar Guru Sekolah Dasar Dalam Pembelajaran Matematika Di Kecamatan Selomerto Tahun Pelajaran 2012/2013

70

hakikat materi pembelajaran yaitu mengenai bangun ruang dimana guru menyampaikan materi sesuai dengan tujuanya yaitu siswa dapat menyebutan berbagai macam bangun ruang dan membedakan antara rusuk, sisi, dan titik sudut. Guru dapat melaksanakan pembelajaran dalam urutan yang logis yaitu guru dapat memilih dan mengatur secara logis ke-giatan belajar sehingga keke-giatan satu dengan yang lainya merupakan tatanan yang rutin seperti dan kegiatan disajikan dari mudah ke yang sukar. Guru dapat menggunakan ekpresi lisan, tulisan, isyarat, dan gerakan badan dengan baik seperti, pembicaraan lancar, pembicaraan dapat dimengerti materi yang tersaji mudah dimengerti dan isyarat dan gerakan badan tepat. Guru dapat menyelesaikan masalah matematika dengan menggunakan simbol matematika yang mengacu pada perlambangan yang digunakan dalam proses penanaman konsep dan penyelesaian soal, guru dapat menguasai simbol-simbol matematika. Guru memberikan contoh penerapan konsep matematika dalam pembelajaran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Dapat disimpulkan bahwa hasil Observasi terhadap subjek penelitian mengenai gaya mengajar dalam pembelajaran matematika diantaranya guru sudah dapat melaksanakan tugas rutin kelas. Guru dapat menarik perhatian siswa dandapat memulai pembelajaran. Guru dapat melak-sanakan pembelajaran sesuai dengan tujuan dan atau hakikat materi pembelajaran. Guru dapat melaksanakan pembelajaran dalam urutan yang logis dan guru dapat menggunakan ekpresi lisan, tulisan, isyarat, dan gerakan badan dengan baik. Guru dapat menyelesaikan masalah matema-tika dengan menggunakan simbol matemamatema-tika yang mengacu pada perlam-bangan matematika dan dapat memberikan contoh penerapan konsep

(7)

matematika dalam pembelajaran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Dari analisis data hasil penelitian mengenai gaya mengajar guru SD menunjukan bahwa guru di Kecamatan Selomerto tahun pelajaran 2012/2013 belum dapat menggunakan alat bantu (media) pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, siswa, situasi, dan lingkungan, belum dapat mengelola waktu pembelajaran secara efisien yaitu pemanfaatan secara optimal waktu pembelajaran yang telah dialokasikan, guru belum dapat memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi pembelajaran, guru belum dapat memantapkan penguasaan materi pembelajaran dengan cara merangkum, meringkas, mereviu (meninjau ulang), dan sebagainya dimana guru membimbing siswa membuat rangkuman atau ringkasan meninjau ulang, dan guru dapat menanamkan konsep matematika melalui metode bervariasi yang sesuai dengan karakteristik materi.

Saran

Seorang guru kususnya guru matematika hendaknya mempunyai ke-mampuan yang baik dalam penggunaan alat bantu (media), mengelola waktu secara efisien, dan memberi petunjuk serta penjelasan. Guru juga harus dapat pemantapan penguasaan materi, dan menanamkan konsep matematika melalui metode bervariasi dalam pembelajaran sehingga siswa dapat dengan mudah menerima materi pelajaran dengan baik, dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.

(8)

Ekuivalen : Gaya Mengajar Guru Sekolah Dasar Dalam Pembelajaran Matematika Di Kecamatan Selomerto Tahun Pelajaran 2012/2013

72

DAFTAR PUSTAKA

Diane Lapp. 1975. Teaching and Learning: Philosophical Applications. London: Collier Macmillan Publishers.

Tinungki, Georgina M. 2012. Makalah: Seni Mengajar Seorang Guru matika “Idaman Siswa”. Disajikan dalam Seminar Nasional

Mate-matika dan Pendidikan MateMate-matika UNY 2012.UNY. Yogyakarta.

Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Uus Toharudin. 2005. Kompetensi Guru dalam Strategi Ajar.Pikiran Rakyat Bandung edisi 24 Oktober 2005.Diuduh dari

http://eprints.uny.ac.id-/7965/2/bab%201-10504 247012.pdfpada tanggal 12 Desember

Referensi

Dokumen terkait

dari total pekerja maintenance di PT.Charoen Pokphand

C Burung Dara Sebagai Hiburan

RUN DOWN BERITA APA KABAR JOGJA RBTVA. Tanggal : 10

In addition, the implementation of this project had several strengths, such as the students’ frequency of reading increased, students were accustomed to write their ideas,

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis. © Osad Imron Rosadi 2014 Universitas

Studi ini adalah untuk mengetahui langkah – langkah dalam pengambilan keputusan serta menentukan strategi yang relevan dalam pemasaran spring bed di

Saat transceiver menerima sinyal status yang berupa nada DTMF, kaki STD akan menjadi ‘1’, sehingga mikrokontroler menjalankan program menampilkan status alat yang ada pada

Quick Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya terhadap para deposan (pemilik simpanan giro, tabungan,