• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Pemilihan Presiden

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Pemilihan Presiden"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

MAKALAH

“PEMILIHAN PRESIDEN SERTA PLUS MINUSNYA

“PEMILIHAN PRESIDEN SERTA PLUS MINUSNYA

DALAM MENATA INDONESIA YANG

DALAM MENATA INDONESIA YANG

BERMARTABAT”

BERMARTABAT”

DISUSUN OLEH:

DISUSUN OLEH:

NAMA

NAMA

:

: PUTERI

PUTERI WULANDARI

WULANDARI

NIM

NIM

:

: 10011181823043

10011181823043

KELAS

KELAS

:

: IKM

IKM D

D

Mata

Mata Kuliah

Kuliah

:

: Pendidikan

Pendidikan Kewarganegaraan

Kewarganegaraan

Dosen

(2)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2018

2018

(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul“Pemilihan Presiden Serta Plus Minusnya dalam Menata Indonesia yang Bermartabat” untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Makalah ini saya buat dengan sederhana dan ringkas agar dapat dipahami oleh semua pembaca. Semoga makalah ini dapat memberikan ilmu yang  bermanfaat untuk saya dan semua pembaca.

Dan pada kesempatan ini, saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak. Tidak lupa juga saya haturkan terimakasih kepada kedua orangtua saya yang atas doanya dan dukungannyalah sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan yang perlu dibenahi. Maka dari itu, untuk segala kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat saya harapkan.

Indralaya, 29 November 2018

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i DAFTAR ISI...ii BAB I PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II PEMBAHASAN...4

2.1 Pengertian dan Kedudukan Presiden...4

2.2 Penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Sebelum & Sesudah Amandemen UUD 1945...5

2.3 Pemilihan dan Syarat Calon Presiden Dan Wakil Presiden...7

2.4 Asas, Pelaksanaan, Lembaga Penyelenggara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden...8

2.5 Sumpah dan Janji Presiden...8

2.6 Keputusan Presiden...9

2.7 Plus Minus Masa Kepresidenan di Indonesia Selama Tiga Orde (Orde Lama, Orde Baru, dan Era Reformasi) dalam Menata Indonesia yang Bermartabat...10

BAB III PENUTUP...16

3.1 Kesimpulan...16

3.2 Saran...16

(5)
(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

 Negara Indonesia menganut paham kedaulatan rakyat atau demokrasi. Rakyat adalah pemilik kekuasaan tertinggi dalam negara. Kekuasaan yang sesungguhnya adalah berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Kekuasaan bahkan diidealkan & diselenggarakan bersama-sama dengan rakyat. Pemisahan kekuasaan ( separation of power ) ke dalam tiga lembaga yaitu legislatif, eksekutif, dan yudikatif sebenarnya adalah pelaksana kekuasaan yang mengabdi kepada rakyat sebagai pemilik kedaulatan negara yang sesungguhnya. Orang-orang yang duduk disana adalah sebagai pelayan dan pengabdi yang  bekerja demi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

Undang-Undang Dasar mengatur pelaksanaan kedaulatan rakyat yang disalurkan dan diselenggarakan menurut prosedur konstitusional yang ditetapkan dalam hukum dan konstitusi. Karena itu, menurut Jimly Asshiddiqie prinsip kedaulatan rakyat (democratie) dan kedaulatan hukum (nomocratie) hendaklah diselenggarakan secara beriringan sebagai dua sisi dari mata uang yang sama. Untuk itu, Undang-undang Dasar negara kita menganut pengertian bahwa Negara Republik Indonesia itu adalah Negara Hukum yang demokrasi (democratische rechtstaat ) dan sekaligus adalah Negara Demokrasi yang berdasarkan atau hukum (constitutional democracy) yang tidak terpisahkan satu sama lain.

Penyaluran kedaulatan rakyat secara langsung dilakukan melalui  pemilihan umum untuk memilih anggota lembaga perwakilan dan memilih Presiden dan Wakil Presiden. Pengertian tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden dapat kita lihat dalam Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 1 Undang-undang Nomor 42 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden sebagai berikut:

“ Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, selanjutnya disebut pemilu

Presiden dan Wakil Presiden, adalah pemilihan umum untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden dalam Negara Kesatuan R epublik I ndonesia berdasarkan

(7)

Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik I ndonesia Tahun 1945.” 

Pemilu merupakan sarana tak terpisahkan dari kehidupan politik negara

demokrasi modern. Bagi bangsa yang tengah berjuang melembagakan “kekuasaan rakyat”, kata Indonesianis, Lance Castles, pemilu masih dihayati sebagai ritus massal. Suatu perayaan kebersamaan, yang bisa gagal atau mengecewakan.  Namun juga menjadi langkah maju dalam melembagakan kedaulatan rakyat

secara efektif dan lestari.

Pemilu memang merupakan keputusan yang sangat penting bagi masa depan negara. Bila suatu pemilu berjalan baik maka sebuah negara dapat melanjutkan menuju demokrasi dan perdamaian. Sebaliknya, bila pemilunya  berjalan buruk bahkan gagal, sebuah negara bisa dibilang tengah meruntuhkan demokrasi dan kembali menuju titik nadirnya. Itulah sebabnya pemilu kerap disebut sebagai roh demokrasi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, penyusun mengidentifikasi masalah yang ada dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut:

 Apa pengertian dan kedudukan presiden?

 Bagaimana penyelenggaraan pemilu Presiden dan Wakil Presiden sebelum & sesudah amandemen UUD 1945?

 Bagaimana pemilihan dan syarat calon Presiden dan Wakil Presiden?

 Apa asas, pelaksanaan, lembaga penyelenggaraan pemilu Presiden dan Wakil Presiden?

 Apa isi sumpah dan janji Presiden?

 Apa bentuk keputusan Presiden?

(8)

1.3 Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, makalah ini bertujuan untuk:

 Untuk mengetahui pengertian dan kedudukan presiden

 Untuk mengetahui penyelenggaraan pemilu Presiden dan Wakil Presiden sebelum & sesudah amandemen UUD 1945

 Untuk mengetahui pemilihan dan syarat calon Presiden dan Wakil Presiden

 Untuk mengetahui asas, pelaksanaan, lembaga penyelenggaraan pemilu Presiden dan Wakil Presiden

 Untuk mengetahui sumpah dan janji Presiden

 Untuk mengetahui keputusan Presiden

 Untuk mengetahui plus minus masa kepresidenan di Indonesia selama tiga  periode

(9)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Kedudukan Presiden

Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Sebagai kepala negara, Presiden adalah simbol resmi negara Indonesia di dunia. Sebagai kepala pemerintahan, Presiden dibantu oleh wakil presiden dan menteri-menteri dalam kabinet, memegang kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan tugas-tugas  pemerintah sehari-hari. Presiden dan Wakil Presiden menjabat selama 5 tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama untuk satu kali masa jabatan. Presiden di Indonesia digaji sekitar 60 juta per bulan. Presiden

(10)

adalah pemimpin sekaligus kepala Negara yang berhak membentuk suatu dewan  pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada  presiden.

Dalam kedudukan selaku Kepala Negara Republik Indonesia, Presiden Indonesia mempunyai wewenang, kewajiban, dan hak yang ditetapkan dalam UUD 1945 diantaranya:

1) Presiden memegang kekuasaan tertinggi atas AL, AD, dan AU.

2) Presiden dengan persetujuan DPR menyatakan perang, membuat perdamaian,

dan perjanjian dengan Negara lain.

3) Menyatakan keadaan bahaya.

4) Mengangkat konsul dan duta. Dalam mengangkat duta atas pertimbangan

DPR, menerima penempatan duta Negara lain atas pertimbangan DPR.

5) Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD.

6) Berhak Mengajukan RUU kepada DPR dan menetapkan peraturan

 pemerintah.

7) Pengajuan tiga orang calon hakim konstitusi dan penetapan Sembilan orang

anggota hakim konstitusi.

8) Pengangkatan dan pemberhentian anggota KY dan disetujui DPR.

9) Peresmian anggota BPK yang dipilih oleh DPR dengan memperhatikan

 pertimbangan DPD.

10) RUU APBN untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan

 pertimbangan DPD.

11) Berhak menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti undang-undang

dalam kegentingan yang memaksa.

12) Pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR serta

mengesahkan RUU.

13) Pengangkatan dan pemberhentian menteri-menteri.

14) Membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasehat

dan pertimbangan kepada presiden.

15) Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur

dengan UU.

(11)

18) Memegang teguh UUD dan menjalankan segala UU dan peraturannya

dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada bangsa dan Negara.

Dalam kedudukan selaku Kepala Pemerintahan Republik Indonesia, Presiden memegang kekuasaan Pemerintahan menurut Penjelasan UUD 1945 menegaskan,  bahwa meskipun Kepala Negara Indonesia tidak bertanggung jawab kepada DPR, ia bukanlah iktator, artinya kekuasaan tidak terbatas, oleh karena dalam melaksanakan tugas eksekutif Presiden tak luput dari pengamatan MPR, MPR  berwenang memberhentikan Presiden dan/atau wakil presiden dalam masa  jabatannya menurut UUD. Dalam kedudukan selaku Kepala Pemerintahan Republik Indonesia, Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan Pemerintahan menurut UUD 1945 memimpin Kabinet (presidensil) sekaligus sebagai simbol negara.

2.2 Penyelenggaraan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Sebelum & Sesudah Amandemen UUD 1945

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengatur secara umum tentang penyelenggaraan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Dalam Pasal 6 Ayat 2 (sebelum diamandemen) dinyatakan bahwa Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (selanjutnya disebut dengan MPR) dengan suara yang terbanyak. Anggota MPR terdiri dari anggota-anggota Dewan Perwakilan Rakyat (selanjutnya disebut DPR) ditambah dengan utusan-utusan daerah dan golongan-golongan. Anggota DPR adalah wakil-wakil rakyat dari partai politik yang dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara tidak langsung yakni oleh lembaga negara yang diisi oleh sebagian kecil elit politik dan pemerintahan terjadi sejak pemilihan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Muhammad Hatta, mereka dipilih oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang diakui oleh Pasal III Aturan Peralihan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, karena saat itu MPR belum dibentuk. Pemilihan secara tidak langsung ini terus  berlanjut hingga terakhir saat Abdurrahman Wahid terpilih menjadi Presiden RI

(12)

Amandemen Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebanyak 4 (empat) kali banyak membawa perubahan dalam berbagai bidang kehidupan. Salah satu perubahan penting yang dibawa oleh UUD 1945 adaIah  pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung. Pasal 6 A Ayat (1) menyatakan: “ Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat.”

Pasal diatas secara tegas menyatakan bahwa sistem pemilihan Presiden dan Wakil Presiden bukan lagi secara tidak langsung yakni oleh MPR, tetapi secara tegas bahwa rakyatlah yang memilih pemimpin mereka sendiri. Dasar hukum yang diberikan sangatlah jelas. Hal ini merupakan sebuah terobosan politik ( political breakthrough) yang hebat dalam sistem politik Indonesia.

Ada dua faktor penting yang menghambat terlaksananya pemilihan  presiden secara langsung. Pertama adalah kepentingan kelompok tertentu dari elit  politik. Elit politik ini lebih cenderung kepada pemilihan tidak langsung (yakni

oleh MPR) karena lebih mudah dikendalikan sehingga rekayasa untuk mendudukkan tokoh tertentu dapat dilakukan. Hal ini berarti presiden ditentukan oleh sekelompok kecil orang yang duduk pada pucuk pimpinan  politik/pemerintahan sehingga menghasilkan sistem politik yang elitis. Kedua

adalah keraguan tentang kemampuan rakyat lndonesia untuk bisa memilih dengan  baik dan benar karena adanya keraguan tentang kemampuan, kesadaran, dan wawasan politik rakyat Indonesia. Tentu saja tidak dapat disangkal bahwa ada sejumlah besar rakyat Indonesia yang belum bisa menjatuhkan pilihan secara mandiri karena kesadaran politik yang rendah. Namun juga tidak dapat disangkal  bahwa hampir semua rakyat yang tinggal di daerah perkotaan dan sebagian besar rakyat yang tinggal di pedesaan diperkirakan mampu menggunakan hak pilih mereka dengan baik. Oleh karena itu diperkirakan sebagian besar rakyat Indonesia  bisa menjalankan peran mereka dengan baik dalam pemilihan presiden secara langsung. Rakyat Indonesia patut bersyukur bahwa MPR kemudian menyetujui  pemilihan presiden secara langsung setelah mengalami berbagai tantangan. Dengan disetujuinya RUU Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pada tanggal 7 Juli 2003, bangsa Indonesia semakin dekat kepada terselenggaranya pemilihan  presiden dan wakil presiden secara langsung untuk pertama kali dalam sejarah

(13)

2.3 Pemilihan dan Syarat Calon Presiden Dan Wakil Presiden

Pemilihan Calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus warga negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri, tidak pernah mengkhianati negara, serta mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu  pasangan secara langsung oleh rakyat. Jika dalam Pilpres didapat suara >50%  jumlah suara dalam pemilu dengan sedikitnya 20% di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari separuh jumlah provinsi Indonesia, maka dinyatakan sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Jika tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih, maka pasangan yang memperoleh suara terbanyak  pertama dan kedua dalam Pilpres mengikuti Pilpres Putaran Kedua. Pasangan yang memperoleh suara terbanyak dalam Pilpres Putaran Kedua dinyatakan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih.

Syarat Menjadi Presiden dan Wakil Presiden diantaranya:

a) Warga Negara Indonesia.

 b) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

c) Tidak pernah mengkhianati negara, serta tidak pernah melakukan tindak

 pidana korupsi dan tindak pidana berat lainnya.

d) Terdaftar sebagai Pemilih.

e) Setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945, dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945.

f) Berusia sekurang-kurangnya 35 (tiga puluh lima) tahun.

g) Bukan bekas anggota organisasi terlarang Partai Komunis Indonesia,

termasuk organisasi massanya, atau bukan orang yang terlibat langsung dalam G.30.S/PKI.

h) Memiliki visi, misi, dan program dalam melaksanakan pemerintahan negara Republik Indonesia

(14)

2.4 Asas, Pelaksanaan, Lembaga Penyelenggara Pemilu Presiden dan Wakil Presiden

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden sesuai dengan peraturan  perundang-undangan yakni Undang-undang Nomor 42 Tahun 2008 Tentang

Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden dilaksanakan secara efektif dan efisien, berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil (luber &  jurdil).

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali yang dilaksanakan secara serentak pada hari libur atau hari yang diliburkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu kesatuan daerah pemilihan. Hari, tanggal, dan waktu pelaksanaannya ditentukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) setelah pemilu anggota DPR, DPD, dan DPRD. Sedangkan pengawasan dilaksanakan oleh Bawaslu.

2.5 Sumpah dan Janji Presiden

1) Sumpah Presiden (Wakil Presiden) :

"Demi Allah saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden Republik  Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan  seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada  Nusa dan Bangsa."

2) Janji Presiden (Wakil Presiden) :

"Saya berjanji dengan sungguh-sungguh akan memenuhi kewajiban Presiden  Republik Indonesia (Wekuasaan untuk akil Presiden Republik Indonesia) dengan  sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya  serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa." 

(15)

 Negara. Untuk menjalankan undang-undang, presiden mempunyai kekuasaan untuk menetapkan peraturan pemerintah. Presiden adalah penyelenggara pemerintah yang tertinggi. Dalam menjalankan pemerintah Negara, kekuasaan dan tanggung jawab ada ditangan presiden. Dalam hal pemilihan, presiden dan wakil presiden dipilih dalam satu  pasangan secara langsung oleh rakyat. Pasangan calon presiden dan wakil presiden diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum sebelum pelaksanaan pemilihan umum. Pasangan calon presiden dan wakil presiden yang mendapatkan suara lebih dari lima puluh persen dari jumlah suara dalam  pemilihan umum dengan sedikitnya dua puluh persen suara disetiap provinsi di Indonesia, dilantik menjadi presiden dan wakil presiden. Jika dalam pemilu tidak ada  pasangan calon presiden dan wakil presiden terpilih, dua pasangan calon yang memperoleh suara tebanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum dipilih oleh rakyat secara langsung dan pasangan yang memperoleh suara rakyat terbanyak dilantik sebagai presiden dan wakil presiden.

2.6 Keputusan Presiden

Keputusan-keputusan presiden berbentuk, antara lain: 1) Undang-Undang

Bentuk peraturan perundang-undangan yang di bentuk oleh DPR dengan  persetujuan bersama presiden. Berisi peraturan lebih lanjut tentang ketentuan UUD 1945 atau mengatur hal lain yang dipandang perlu di atur dengan undang-undang. RUU yang telah disiapan oleh presiden di ajukan dengan surat presiden kepada pimpinan DPR. Ketentuan dalam UUD 1945 yang harus diatur dengan UU adalah Hak Asasi Manusia, Hak dan Kewajiban Warga Negara, Pelaksanaan dan penegakan kedaulatan Negara serta  pembagian kekuasaan Negara, wilayah Negara dan pembagian daerah,

kewarganegaraan dan kependudukan, dan keuangan Negara 2) Peraturan Pemerintah

Peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh presiden untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya. Contoh : UU NO. 20

(16)

tahun 2003 tentang sisdiknas yang kemudian dikeluarkan PP NO. 19 tahun 2005 tentang standar pendidikan.

3) Peraturan Presiden

Peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh presiden. Materi muatan perpres berisi materi yang diperintahkan oleh undang-undang atau materi untuk melaksanakan peraturan pemerintah. Contoh : Keppres No. 52 tahun 2004 tentang komisi nasional lanjut usia, yang merupakan perintah UU  No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia.

2.7 Plus Minus Masa Kepresidenan di Indonesia Selama Tiga Orde (Orde Lama, Orde Baru, dan Era Reformasi) dalam Menata Indonesia yang Bermartabat

A) Orde Lama

Masa orde lama merupakan masa revolusioner, dibawah komando Bung Karno telah mengikrarkan suatu wilayah dari Sabang sampai Merauke dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Konstelasi politik dalam negeri yang begitu cepat berubah tidak menggoyahkan Bung Karno sebagai Pemimpin Besar Revolusi. Pada peraturan politik luar negeri, Bung Karno telah berhasil menjadi kampium dunia yang disegani oleh kawan maupun lawan. Gerakan Non Blok dan Konferensi Asia –  Afrika adalah salah satu bukti keperkasaannya dalam peraturan politik Internasional. Kebijakan ekonomi pada masa itu juga membuka diri untuk masuknya modal asing yang cenderung menaikkan perekonomian. Selain itu pada masa itu, Indonesia  berhasil merebut kembali Irian Barat dari Belanda melalui jalur diplomasi dan militer, mampu membangun integritas nasional dan menjadi salah satu Negara yang mempunyai prinsip yang kuat.

Diantara banyaknya nilai plus yang dimiliki pada masa Bung Karno saat itu, Orde Lama juga memiliki nilai minus yang memperburuk keadaan Indonesia di masa itu. Salah satunya adalah keadaan ekonomi keuangan pada masa orde lama, diantaranya adalah :

(17)

waktu pemerintah RI menyatakan tiga mata uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu mata uang De Javasche Bank, mata uang pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang. Kemudian pada tanggal 6 Maret 1946, Panglima AFNEI (Allied Forces for Netherlands East Indies / pasukan sekutu) mengumumkan berlakunya uang NICA di daerah-daerah yang dikuasai sekutu. Pada bulan Oktober 1946,  pemerintah RI juga mengeluarkan uang kertas baru, yaitu ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai pengganti uang Jepang. Berdasarkan teori moneter, banyaknya jumlah uang yang beredar mempengaruhi kenaikan tingkat harga.

 Adanya blokade ekonomi oleh Belanda sejak bulan November 1945 untuk menutup pintu perdagangan luar negeri RI.

 Kas Negara kosong.

 Eksploitasi besar-besaran di masa penjajahan

 Situasi politik yang tidak stabil terlihat dari banyaknya pergantian kabinet yang mencapai 7 pergantian kabinet.

 Sistem demokrasi terpimpin

 Pertentangan ideologi antara nasionalis, agama dan komunis (NASAKOM)

 Pembubaran DPR oleh presiden (Soekarno).

B) Orde Baru

Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan sebagai presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara berturut -turut pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998. Salah satu kebijakan pertama yang dilakukannya adalah mendaftarkan Indonesia menjadi anggota PBB lagi. Orde Baru memiliki perbaikan dan perkembangan ekonomi sebagai tujuan utamanya dan menempuh kebijakannya melalui struktur administratif yang didominasi militer. Presiden Suharto memiliki kemampuan ekonomi politik yang kuat untuk membangun ekonomi Indonesia, salah satunya dengan

menonjolkan “kebesaran bangsa” dalam bentuk kekuatan militer dan  pembangunan proyek mercusuar. Pada masa Orde Baru, pemerintah berhasil dengan baik menekan tingkat inflasi yang sangat tinggi pada tahun 1966

(18)

menjadi hanya sekitar 5% - 10% pada awal decade 1970-an. Juga dengan SDM yang semakin baik, pemerintah orde baru memiliki kemampuan menyusun program dan strategi pembangunan dengan kebijakan-kebijakan yang terkait serta mampu mengatur ekonomi makro secara baik. Selain itu  penerapan sistem politik dan ekonomi terbuka yang berorientasi ke Barat. Hal ini sangat membantu, khususnya dalam mendapatkan pinjaman luar negeri,  penanaman modal asing, dan transfer teknologi dan ilmu pengetahuan. Tidak hanya yang disebutkan diatas, masih banyak nilai plus yang dimiliki oleh masa Orde Baru, antara lain :

 Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya USD $ 70 dan pada 1996 mencapai lebih dari USD $ 1,565

 Suksesnya Transmigrasi

 Program KB yang berjalan dengan lancar

 Sukses REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun)

 Gerakan Wajib Belajar dan Nasional Orang-Tua Asuh

Masa Orde Baru juga tidak luput dari nilai minusnya. Yang masih melekat hingga sekarang adalah maraknya praktek KKN (Korupsi, Kolusi dan  Nepotisme). Pelaku yang melakukan KKN dibiarkan tanpa adanya  pencegahan maupun penanggulangan. Ini berdampak hingga saat ini. Namun,  pada masa Orde Baru lebih besar. Pada masa ini, DPR dan MPR tidak  berfungsi dengan efektif. Anggotanya bahkan seringkali dipilih dari kalangan

militer, khususnya mereka yang dekat dengan Cendana. Hal ini mengakibatkan aspirasi rakyat sering kurang didengar oleh pusat. Pengeksploitasian Sumber Daya Alam yang besar-besaran memang menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang besar namun tidak merata di Indonesia. Warga keturunan Tionghoa juga dilarang berekspresi. Sejak tahun 1967, warga keturunan dianggap warga Negara asing di Indonesia dan kedudukannya berada di bawah warga pribumi, yang secara langsung menghapus hak-hak asasi mereka. Tidak hanya itu, kebijakan-kebijakan ekonomi selama masa Orde Baru memang telah menghasilkan suatu proses transformasi ekonomi yang pesat dan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tetapi dengan biaya ekonomi yang tinggi, fundamental ekonomi yang rapuh

(19)

orang. Hal ini dapat dilihat pada buruknya kondisi sektor perbankan nasional dan semakin besarnya ketergantungan Indonesia terhadap modal asing, termasuk pinjaman dan impor. Ini semua akhirnya membuat Indonesia dilanda krisis ekonomi besar yang diawali oleh krisis nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada pertengahan tahun 1997. Berikut nilai minus pada masa orde baru lainnya, yaitu :

 Terjadinya pelanggaran HAM

 Penggunaan kekerasan untuk menciptakan keamanan, antara lain tragedi

“Penembakan Misterius” yang menelan banyak korban dan hingga saat

ini beberapa masih belum ditemukan.

 Tidak adanya rencana suksesi (penurunan kekuasaaan ke pemerintah /  presiden selanjutnya)

 Pelaku ekonomi yang dominan adalah lebih dari 70% asset kekayaan  Negara dipegang oleh swasta.

C) Era Reformasi

Pada masa Era Reformasi, Presiden Habibie memiliki peran yang sangat  besar yang diawali dengan merencanakan pemilihan umum yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Pemilihan umum yang akan diselenggarakan di bawah pemerintahan Presiden Habibie merupakan  pemilihan umum yang telah bersifat demokratis. Selain itu, pada masa  pemerintahannya, orang bebas mengemukakan pendapatnya di muka umum. Habibie memberikan ruang bagi siapa saja yang ingin menyampaikan  pendapat, baik dalam bentuk rapat-rapat umum maupun unjuk rasa atau demonstrasi. Setelah reformasi dilaksanakan, peran ABRI di Perwakilan Rakyat DPR mulai dikurangi secara bertahap yaitu 75 orang menjadi 38 orang. Langkah ini yang ditempuh adalah ABRI semula terdiri dari empat angkatan yaitu Angkatan Darat, Laut, dan Udara serta Kepolisian RI, namun mulai tanggal 5 Mei 1999 Polri memisahkan diri dari ABRI dan kemudian  berganti nama menjadi Kepolisian Negara. Istilah ABRI pun berubah menjadi TNI yang terdiri dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara. Pada masa pemerintahan Presiden Habibie dilakukan reformasi di  bidang hukum. Reformasi hukum itu disesuaikan dengan aspirasi yang

(20)

 berkembang di masyarakat. Presiden mencabut lima paket undang-undang tentang politik. Sebagai gantinya, DPR berhasil menetapkan tiga undang-undang politik baru. Ketiga undang-undang itu disahkan pada tanggal 1 Februari 1999 dan ditandatangani oleh Presiden Habibie. Ketiga undang-undang itu antara lain undang-undang partai politik, pemilihan umum, susunan serta kedudukan MPR, DPR, dan DPRD. Namun, selain diatas nilai plus yang dimiliki pada masa reformasi antara lain :

 Berhasil menata kehidupan ketatanegaraan dengan amandemen UUD 1945

 Menjamin terjadinya stabilitas politik, kecuali bertentangan dengan  pasal 7 A UUD 1945

 Di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terdapat usaha nyata penegakan supremasi hukum.

Terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1998 merupakan salah satu nilai minus yang ada pada Era Reformasi. Krisis ekonomi yang pada awalnya dimulai dari krisis moneter yang terjadi di Thailand dimana nilai mata uang

 Baht jatuh terhdapa dollar. Kondisi ini mulai membuat investor mulai tidak  percaya pada Thailand karena tidak bisa menjaga kestabilan kurs. Ketidakpercayaan ini merembet ke Negara-negara di Asia termasuk Indonesia. Faktor penyebab krisis ekonomi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi hal-hal seperti; hutang swasta luar negeri terlalu besar dan sebagian  besar berjangka pendek, lemahnya sistem perbankan, kurangnya transparansi yaitu lemahnya penegakan dan kepastian hukum, serta kondisi politik yang tidak stabil. Sedangkan faktor eksternal meliputi hal-hal seperti; globalisasi ekonomi kapitalis, fluktuasi pasar nilai mata uang serta tindakan para spekulan. Selain krisis ekonomi, Era Reformasi juga memiliki nilai minus sebagai berikut :

 Lepasnya Timor-timor dan kepulauan sipadan serta ligitan dari  pangkuan ibu pertiwi

 Terjadinya penyimpangan dengan keluarnya maklumat presiden di masa pemerintahan Gus Dur

(21)

 Lemahnya stabilitas keamanan sehingga timbul konflik vertikal/horizontal, GAM, OPM, RMS, Kasus Ambon, Sampit, Sambas dan maraknya terorisme

 Penegakan supremasi hukum sejak pemerintahan Habibie, Gus Dur, dan Megawati belum terlihat adanya usaha nyata penegakan hukum.

(22)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Sebagai kepala negara, Presiden adalah simbol resmi negara Indonesia di dunia. Sebagai kepala pemerintahan, Presiden dibantu oleh wakil presiden dan menteri-menteri dalam kabinet, memegang kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan tugas-tugas  pemerintah sehari-hari. Pemilihan calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus warga negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri, tidak pernah mengkhianati negara, serta mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat. Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden dilaksanakan secara efektif dan efisien, berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil (luber & jurdil). Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali yang dilaksanakan secara serentak pada hari libur atau hari yang diliburkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai satu kesatuan daerah  pemilihan. Hari, tanggal, dan waktu pelaksanaannya ditentukan oleh Komisi

Pemilihan Umum (KPU). Sedangkan pengawasan dilaksanakan oleh Bawaslu.

(23)

Dengan adanya presiden di dalam suatau negara, diharapkan pemerintahan negara tersebut bisa lebih teratur dan bisa mencapai tujuan negara tersebut.

 Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menganut sistem pemerintahan  presidensil, tetapi pada kenyataannya juga menganut sistem pemerintahan monarki, sehingga menimbulkan penafsiran yang majemuk dan ketidak-pastian sistem pemerintahan. Semoga kedepannya Indonesia menjadi lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

 Asshiddiqie, Jimly. Struktur Ketatanegaraan Indonesia Setelah Perubahan  Keempat UUD 1945. Makalah yang disajikan dalam Seminar dan Lokakarya

Pembangunan Hukum Nasional VIII yang diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional di Denpasar, Bali, pada tanggal l4-18 Juli 2003.

 Persandingan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945: UUD 1945 Naskah Asli dengan UUD 1945 Hasil Amandemen (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), Cet. Pertama.

 Rauf, Maswadi.  Perkembangan UU Politik Pasca Amandemen UUD 1945. Makalah yang disajikan dalam Seminar dan Lokakarya Pembangunan Hukum  Nasional VIII yang diselenggarakan oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional di

Denpasar, Bali, pada tanggal l4-18 Juli 2003.

 Saldi Isra,  Jurnal Konstitusi Pusat Studi Konstitusi Universitas Andalas (PUSAKO): Pemilihan Presiden Langsung dan Problematik Koalisi Dalam Sistem Presidensial . (Jakarta: Mahkamah Konstitusi RI, 2008), Volume II No. 1 Edisi Juni 2009.

(24)

 Undang-undang Nomor 42 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden. Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4924.

 https://www.academia.edu/9819710/Makalah_Hak_Dan_Wewenang_Presiden  http://www.skripsi-tesis.com/search/makalah-tugas-presiden-sebagai-kepala-nega ra-dan-pemerintahan  http://dayatfsh.blogspot.com/2010/07/makalah.html  http://tugas-tugas-sekolah.blogspot.com/2012/05/pkn-tentang-presiden.html  http://ziez121216.blogspot.com/2017/05/makalah-presiden-dan-wakil-presiden.ht ml  http://wwwilmuduniaku.blogspot.com/2016/11/makalah-presiden-dan-wakil-presi den.html  https://www.academia.edu/17688410/Perbandingan_Keunggulan_dan_Kelemaha n_Orde_Lama_Orde_Baru_dan_Era_Reformasi

Referensi

Dokumen terkait

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat , (Jakarta: Rajawali Press, 2003), Cet ke-7, hal 74.. Dalam penelitian sinkronisasi vertikal

Indonesia dan beberapa negara lainnya berkoordinasi dan membentuk sebuah kelompok yang tidak memihak salah satu dari kedua blok tersebut, kelompok tersebut dikenal dengan

Dalam melakukan aksinya pelaku menyamar di akun sosial media, Adapun iming-iming yang diberikan kepada korban tersebut adalah dengan memuji kecantikan dan

Indikator keberhasilan tindakan dalam penelitian ini didasarkan pada data kemampuan siswa mengungkapkan pen- dapat melalui tanggapan yang diberikan tentang informasi

Proses pengumpulan koleksi benda-benda pusaka diperoleh dengan berbagai cara, yaitu (1) dari penyerahan dengan imbalan jasa, dimana pihak museum

Sementara untuk model sebaran CDOM, citra yang digunakan berasal dari pengambilan pada periode waktu April-Mei 2008.. Tabel III.1 Data

Dalam bahasa Inggris ada ungkapan-ungkapan yang digunakan untuk memperkenalkan diri sendiri dan seseorang atau orang lain, memberikan salam kepada orang yang

“Memang sebagian langkah Kartini sudah terlihat nyata, terutama dalam pendidikan, hari ini sudah banyak perempuan- perempuan yang menempuh pendidikan tinggi dan