• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lalu Hamdan Sriyanah Guru SD di Lombok Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lalu Hamdan Sriyanah Guru SD di Lombok Barat"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

80

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENANGGAPI INFORMASI

DARI KOLOM/RUBRIK KHUSUS

BAGI SISWA SD KELAS V SDN 02 KEKERI,

KECAMATAN GUNUNGSARI, LOMBOK BARAT

MELALUI STRATEGI CIRC

Lalu Hamdan

Sriyanah

Guru SD di Lombok Barat

Abstrak: Menanggapi informasi dari kolom/rubrik khusus merupakan materi yang

kurang dikuasai siswa kelas V SDN 2 Kekeri, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat. Siswa tidak mampu menyampaikan tanggapannya tentang informasi yang dibaca di kolom/rubrik khusus karena tidak memahami isi dari informasi tersebut. Permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan model pembelajaran CIRC. Dengan pembelajaran yang dilaksankan berdasarkan model CIRC siswa menjadi lebih mudah memahaminya dan hasil belajar pun dapat ditingkatkan, sehingga diperoleh hasil maksimal.

Kata Kunci: strategi CIRC, menanggapi informasi, sekolah dasar. Peningkatan mutu pendidikan merupakan

fokus perhatian dalam rangka memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM). Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, baik oleh pemerintah, lembaga pendidikan swasta, maupun masyarakat, di antaranya melalui pemenuhan kebutuhan dan pela-tihan serta peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pengajaran, per-baikan sarana dan prasarana pendidikan maupun inovasi-inovasi di bidang pen-didikan dan pembelajaran.

Pendidikan merupakan sebuah pro-ses yang tidak hanya berlangsung di seko-lah, tetapi juga di luar sekolah. Pendidikan yang berlangsung di sekolah disebut pen-didikan formal, sedangkan yang berlang-sung di luar sekolah disebut pendidikan non formal. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal mempunyai tanggung jawab yang besar, yaitu men-cerdaskan anak bangsa. Oleh karena itu, pendidikan sangat penting artinya bagi kehidupan.

Belajar merupakan proses yang terdapat dalam pendidikan. Belajar adalah suatu aktivitas mental maupun fisik yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemaham-an, keterampilpemaham-an, dan nilai sikap.

Dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia terdapat empat keteram-pilan berbahasa, yaitu menyimak, berbi-cara, membaca, dan menulis. Kemampuan membaca dan menulis akan diperoleh sis-wa melalui proses pendidikan. Berbeda dengan kemampuan berbicara dan men-dengarkan yang dapat diperoleh seseorang seiring pertumbuhan dan perkem-bangannya.

Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal. Tidak hanya sekedar melafalkan tuli-san, melainkan juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan meta-kognitif. Sebagai proses visual, membaca merupakan proses menerjemahkan dan menginterpretasikan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses berpikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, inter-prestasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif. Pengenalan kata, antara lain, dapat berupa aktivitas membaca kata-kata dengan menggunakan kamus (Crawley dan Mountain, 1995).

Membaca adalah proses berpikir. Hal tersebut dikemukakan oleh Burn, Roe, dan Ross (1984). Maksudnya, ketika

(2)

Hamdan, Sriyanah, Peningkatan Kemampuan Menanggapi Informasi, 81

seseorang sedang membaca, maka sese-orang tersebut akan mengenali kata yang memerlukan interpresi dari simbol-simbal grafis. Untuk memahami sebuah bacaan sepenuhnya, seseorang harus dapat meng-gunakan informasi untuk membuat kesim-pulan dan membaca dengan kritis dan kreatif agar dapat mengerti bahasa kiasan, tujuan yang ditetapkan penulis, meng-evaluasi ide-ide yang dituliskan oleh penu-lis dan menggunakan ide-ide tersebut pada situasi yang tepat. Keseluruhan proses ini merupakan proses berpikir.

Chambers dan Lowry (dalam Burn, Roe, dan Ross, 1984) menggaris-bawahi hal yang sama. Menurut mereka, membaca lebih dari sekedar mengenali kata-kata tetapi juga membawa ingatan yang tepat, merasakan dan mendefinisikan beberapa keinginan, mengidentifikasi se-buah solusi untuk memunuhi keinginan, memilih cara alternatif, percobaan dengan memilih, menolak atau menguasai jalan atau cara yang dipilih, dan memikirkan beberapa cara dari hasil yang evaluasi. hal tersebut secara keseluruhan termasuk respon dari berpikir.

Untuk mengetahui kemampuan membaca seseorang tidak hanya dilihat dari kemampuan dalam memaknai lam-bang bunyi berupa abjad, melainkan juga hakikat yang sebenarnya dari kemampuan membaca itu sendiri, yaitu kemampuan dalam memaknai dan mengerti teks yang sedang atau yang sudah dibaca. Artinya, kemampuan membaca seseorang dapat diukur dari kemampuannya dalam mere-produksi kembali teks yang telah dibaca baik secara tertulis maupun pengungkapan dan pemaknaan bacaan secara lisan.

Dalam pembelajaran menanggapi informasi dari kolom/rubrik khusus (maja-lah anak, koran, dan sebagainya) pada siswa kelas V semester I, diketahui bahwa kemampuan membaca dalam wujud me-maknai maksud bacaan mutlak diperlukan. Pada pembelajaran ini siswa juga dituntut mampu memberikan tanggapan terhadap materi bacaan yang telah dibaca dari kolom/rubrik media cetak.

Berdasarkan pengamatan terhadap hasil pembelajaran pada materi menang-gapi informasi dari kolom/rubrik media

cetak yang telah dilaksanakan di SDN 2 Kekeri Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, di-ketahui bahwa siswa mengalami kesulitan ketika diberi tugas untuk menanggapi in-formasi yang diperoleh dari media. Hal ini terlihat dari cara siswa menanggapi infor-masi dari kolom/rubrik khusus yang telah dibaca. Siswa lebih banyak menjiplak kata-kata yang terdapat dalam rubrik tersebut tanpa ada pengembangan. Tanggapan yang diberikan juga belum sesuai dengan apa yang diharapkan.

Berkenaan dengan paparan di atas, perlu diberikan solusi sehingga permasa-lahan tersebut teratasi. Dengan memper-timbangkan keadaan tersebut, ditentukan bahwa salah satu upaya yang dapat dila-kukan untuk menyelesaikan permasalahan rendahnya kompetensi siswa dalam me-nanggapi informasi dari yang dibaca adalah dengan menerapkan strategi

Cooperatif Integrated Reading and Com-position atau dikenal juga dengan sebutan

strategi CIRC. Pemilihan strategi CIRC didasarkan pada kenyataan bahwa lebih mudah mengungkapkan pendapat kalau yang disampaikan tersebut merupakan sesuatu hal yang pernah dibaca sebe-lumnya.

Strategi pembelajaran kooperatif merupakan suatu bentuk strategi pembe-lajaran yang didasarkan pada pendekatan konstruktif. Strategi pembelajaran ini me-nempatkan siswa dalam kelompok-kelom-pok kecil dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Dalam hal ini, pembentukan kelompok kecil akan berpengaruh positif terhadap keberhasilan kelompok. Peng-gunaan teknik pembentukan kelompok ke-cil dalam kegiatan pembelajaran dimak-sudkan untuk mengondisikan siswa agar mampu bekerja sama dengan teman lain dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif juga dapat meng-kondisikan siswa kelompok bawah mau-pun kelompok atas untuk bekerja sama menyelesaikan tugas pembelajaran dengan baik. Hal ini berpotensi menumbuhkan sifat saling menghargai satu sama lain.

Model pembelajaran Cooperatif

Integratif Reading and Composition

(3)

dan Slavin merupakan salah satu model dari strategi kooperatif. Langkah pertama dalam pembelajaran yang didasarkan pada model CIRC ini adalah meminta siswa membentuk kelompok dengan anggota empat orang secara heterogen. Heterogen yang dimaksud meliputi jenis kelamin, latar belakang sosial-budaya, maupun kemampuan akademik siswa. Selanjutnya guru membagikan bacaan yang sesuai dengan topik pembelajaran. Secara berke-lompok siswa membaca bacaan tersebut, untuk kemudian bekerjasama menemukan ide pokok dan memberikan tanggapan terhadap isi wacana tersebut, kemudian ditulis pada kertas yang disediakan.

Sampai di sini, tahap-tahap pem-belajaran dalam model CIRC telah terca-pai, yaitu membaca bacaan dan membuat tulisan berdasarkan hasil pembacaannya. Strategi CIRC menggabungkan aspek membaca dan menulis dalam satu kegiatan pembelajaran. Artinya, siswa diminta membaca terlebih dulu suatu bacaan, ke-mudian dilanjutkan dengan memberikan tanggapan secara tertulis terhadap isi ba-caan tersebut. Dengan pemahaman yang cukup terhadap isi bacaan, siswa akan da-pat mengemukakan tanggapannya atau hal-hal lain terhadap isi bacaan tersebut.

Khusus pada pembelajaran me-nanggapi informasi dari kolom/rubrik khu-sus bagi siswa kelas V sekolah dasar yang menjadi objek penelitian ini, setelah siswa menulis tanggapannya, siswa diminta mempresentasikan di kelas. Langkah ini merupakan pengembangan dari model CIRC dengan pertimbangan siswa yang menjadi objek penelitian merupakan siswa sekolah dasar kelas V. Anak usia sekolah dasar ini memiliki karakteristik pembe-lajaran audio-visual. Artinya, pembepembe-lajaran akan lebih efektif apabila dilakukan tidak hanya secara audio saja atau visual saja, melainkan dengan menggabungkan kedua-nya. Kalau pembelajaran berakhir sampai langkah menulis tanggapan saja, maka ke-mampuan menanggapi itu hanya dimiliki oleh siswa dalam satu kelompok itu. Itu pun dengan kualitas yang berbeda-beda, karena kemampuan akademik masing-masing kelompok juga berbeda-beda. Dalam hal ini siswa hanya memperoleh

pemahaman visual. Karenanya, perlu di-lengkapi dengan pemahaman audio-visual, yaitu dengan mempresentasikannya di hadapan teman-teman sekelas sementara teman-teman tersebut membandingkannya dengan hasil tanggapan mereka sendiri. Hal ini sekaligus dapat memperluas wawa-san siswa berkenaan dengan kualitas isi tanggapan terhadap kolom/rubrik khusus bagi siswa.

METODE

Artikel ini ditulis berdasarkan hasil penelitian yang dirancang sebagai pene-litian tindakan kelas (clasroom action

research). Karenanya, penelitian tersebut

memiliki karakteristik berikut. Pertama, terdapat permasalahan praktis yang di-temui guru mata pelajaran Bahasa Indo-nesia, yaitu rendahnya kemampuan siswa kelas V sekolah dasar dalam menanggapi informasi dari kolom/rubrik khusus. Ke-dua, dilakukan secara kolaboratif antara guru dan peneliti. Ketiga, dilakukan peren-canaan pembelajaran secara terstruktur, pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan pembelajaran, serta refleksi pasca pelak-sanaan pembelajaran. Berdasarkan hasil refleksi tersebut dilakukan tindakan per-baikan guna meningkatkan kualitas pembe-lajaran di kelas secara profesional (Suroso, 2007:20).

Rancangan penelitian tindakan ke-las ini didasarkan pada model rancangan yang dikembangkan oleh Kemmis & Mc Taggart (1992). Model ini terdiri atas em-pat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Pada tahap awal dilakukan studi pendahuluan dengan mengamati proses pembelajaran asli guna mengidentifikasi permasalahan di kelas. Berdasarkan hasil pengamatan ter-sebut dilakukan perencanaan tindakan sik-lus I yang diwujudkan dalam Rencana Pe-laksanaan Pembelajaran (RPP) beserta pe-rangkat pembelajaran yang menyertainya. Selanjutnya, perencanaan tindakan siklus I tersebut diaplikasikan dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I dengan melibatkan keberadaan guru sebagai tena-ga pelaksananya. Bersamaan dentena-gan pe-laksanaan tindakan pembelajaran tersebut dilakukan pengamatan secara langsung

(4)

Hamdan, Sriyanah, Peningkatan Kemampuan Menanggapi Informasi, 83

terhadap proses pembelajaran sambil men-catat hal-hal yang sekiranya perlu menda-pat perlakuan baru. Pengamatan dilakukan oleh teman sejawat guru berdasarkan rambu-rambu pengamatan yang telah disiapkan sebelumnya. Selanjutnya, hasil pengamatan tersebut direfleksi. Berdasar-kan hasil refleksi aBerdasar-kan dapat ditentuBerdasar-kan apakah pembelajaran berlanjut pada siklus II ataukah berakhir setelah pelaksanaan siklus I. Apabila indikator keberhasilan siklus telah terpenuhi, maka pembelajaran cukup dilakukan dalam satu siklus. Na-mun, apabila indikator keberhasilan siklus belum tercapai, maka perlu dilakukan per-baikan RPP berdasarkan hasil refleksi siklus I, untuk selanjutnya diaplikasikan dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II dengan melibatkan guru sebagai tenaga pelaksananya.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 2 Kekeri, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat. Data dalam penelitian ini berupa tuturan siswa, perilaku siswa, dan hasil kerja siswa. Yang dimaksud dengan hasil kerja siswa adalah kompetensi siswa dalam mengungkapkan ide melalui menanggapi informasi yang diperoleh dari kolom/rubrik khusus, meliputi penentuan topik, pema-haman isi, dan hasil tanggapan. Data diperoleh selama pembelajaran berlang-sung. Teknik pengumpulan data yang di-gunakan adalah teknik proses dan produk. Teknik proses dilakukan untuk mengamati

proses pembelajaran secara utuh, sedang-kan teknik produk dilakusedang-kan dengan menganalisis hasil pembelajaran siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Instrumen utama adalah peneliti sendiri, sedangkan instrumen penunjang berupa pedoman observasi dan dokumen berupa foto atau gambar kegiatan siswa selama proses pembelajaran.

Indikator keberhasilan tindakan dalam penelitian ini didasarkan pada data kemampuan siswa mengungkapkan pen-dapat melalui tanggapan yang diberikan tentang informasi yang terdapat pada kolom/rubrik khusus. Tanggapan dan jawaban ditunjukkan oleh unsur-unsur ke-tepatan isi, keefektifan kalimat, kekomu-nikatifan kalimat, dan keruntutan kalimat yang digunakan. Tindakan dikatakan ber-hasil apabila 85% siswa dapat mengung-kapkan ide dengan skor 70 pada unsur yang dinilai.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil observasi awal (sebelum di-adakan penelitian tindakan kelas) menun-jukkan bahwa keaktifan siswa dan pema-haman siswa terhadap kompetensi dasar

menganggapi informasi pada kolom/rubrik khusus dinilai masih kurang. Hasil

pra-tindakan dalam menanggapi informasi dari kolom/rubrik khusus dikemukakan pada tabel berikut.

(5)

84

Tabel 1. Hasil pratindakan dalam Menanggapi informasi dari kolom/rubrik khusus

No

Aspek Penilaian

Jumlah Skor Nilai Ket. Kesesuaian

Topik

Ketepatan Isi Kesesuaian Tanggapan dgn Isi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 55 60 60 55 55 60 55 60 45 60 60 50 75 50 75 60 70 60 50 55 65 60 55 65 60 60 55 70 60 60 60 55 65 60 75 65 55 60 60 60 60 60 55 60 60 70 60 60 60 60 65 60 70 60 160 175 185 175 170 185 170 180 160 200 180 170 195 165 205 180 215 185 53 58 61 58 56 61 56 60 53 66 60 56 65 55 68 60 71 61 TT TT T TT TT T TT T TT T T TT T TT T T T T 965 1.095 1.095 3.155 53 60 60 173 57

Dari data di atas dapat dilihat adanya ketidakberhasilan pembelajaran ini. Hal ini dapat terlihat dari nilai rata-rata hasil belajar pada kompetensi dasar tersebut yang hanya mencapai 58% sehingga nilai rata-rata hasil belajar siswa masih rendah. Begitu juga pada strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru, berdasarkan pengamatan diketahui bahwa strategi pembelajaran tersebut masih cen-derung konvensional. Oleh sebab itu, perlu diadakan pembelajaran perbaikan dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan siswa pada kompetensi dasar tersebut.

Tindakan Siklus I

Kegiatan pada siklus I ini di-laksanakan setelah kegiatan pratindakan dianalisis dan direfleksi. Pelaksanaan tin-dakan siklus I dilaksanakan dalam dua kali

pertemuan yang berlangsung 2 x 35 menit. Langkah-langkah yang ditempuh dipapar-kan sebagai berikut. Terlebih dulu siswa membentuk kelompok. Tiap kelompok beranggotakan empat siswa secara hete-rogen. Kemudian guru membagikan ba-caan berupa kolom/rubrik khusus sesuai dengan topik pembelajaran. Selanjutnya siswa diminta membaca secara mandiri un-tuk kemudian menemukan ide pokok ko-lom/rubrik khusus tersebut. Setelah siswa memahami isinya, secara berkelompok di-minta menuliskan tanggapan terhadap isi kolom/rubrik khusus tersebut pada selem-bar kertas yang disediakan. Selanjutnya, siswa diminta mempresentasikan tulisan-nya. Dan terakhir, guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dan melakukan refleksi.

(6)

Hamdan, Sriyanah, Peningkatan Kemampuan Menanggapi Informasi, 85

Tabel 2. Proses Pembelajaran Pada Siklus I

No Nama Siswa

Aspek yang diamati

Jumlah

Skor Nilai Keterangan Keaktifan siswa Kerja sama Ketepatan waktu 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. Alpin Sahri Haris Munandar Hasan Basri M. Hamdan M. Halwan Muslimin Fitria Anjani Novita Anjani Saparudin Sri Rizki Astuti Tika Aprilian Tris Amilda Ulya Tamimi Wahidiah Walida Magfirah Winda Widiyawati Yayan Aditya Damhuri Yayan Sofyan 55 60 60 55 55 60 55 60 45 60 60 50 75 50 75 60 70 60 50 55 65 60 55 65 60 60 55 70 60 60 60 55 65 60 75 65 55 60 60 60 60 60 55 60 60 70 60 60 60 60 65 60 70 60 160 175 185 175 170 185 170 180 160 200 180 170 195 165 205 180 215 185 53 58 61 58 56 61 56 60 53 66 60 56 65 55 68 60 71 61 jumlah 965 1.095 1.095 3.155 173 Rata-rata 53 60 60 57

Adapun hasil tindakan siklus I dalam menanggapi informasi dari kolom/rubrik khusus dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. Hasil Tindakan Siklus I

No Nama Siswa

Aspek yang diamati

Jumlah

Skor Nilai Keterangan Kesesuaiann Topik Ketepatan Isi Kesesuaian Tanggapan dgn Isi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. Alpin Sahri Haris Munandar Hasan Basri M. Hamdan M. Halwan Muslimin Fitria Anjani Novita Anjani Saparudin Sri Rizki Astuti Tika Aprilian Tris Amilda Ulya Tamimi Wahidiah Walida Magfirah Winda Widiyawati Yayan Aditya Damhuri Yayan Sofyan 55 60 60 65 65 60 65 60 65 60 60 65 75 60 75 60 70 60 60 65 65 60 65 65 60 70 65 70 60 60 60 75 75 70 75 65 55 60 60 55 60 60 55 60 60 70 60 55 60 60 55 60 70 60 TT T T TT T T TT T T T T TT T T TT T T T Jumlah Rata-rata

Data hasil siklus I, dari tiga aspek yang dinilai masih teridentifikasi satu

aspek yang belum tuntas. Kriteria kentun-tasan tiap aspek harus memenuhi syarat

(7)

80% siswa di kelas tersebut tuntas mes-kipun secara keseluruhan aspek telah men-capai di atas 80%. Hal ini menunjukkan bahwa siklus I belum mencapai harapan sehingga harus ditindaklanjuti dengan pembelajaran siklus II.

Tindakan Siklus II

Kegiatan pada siklus II ini di-laksanakan setelah kegiatan tindakan siklus I dianalisis dan direfleksikan. Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yang berlangsung 2 x 35 menit. Langkah-langkah dalam siklus II dipaparkan pada bagian berikut. Terlebih dulu siswa membentuk kelompok ber-anggotakan empat siswa secara heterogen. Kemudian guru membagikan bacaan beru-pa kolom/rubrik khusus sesuai dengan

topik pembelajaran. Perbedaan siklus I dengan siklus II terletak pada perlakuan setelah pembentukan kelompok tersebut. Pada siklus II ini siswa dalam kelompok diminta saling membacakan kolom/rubrik khusus tersebut dengan bersuara lantang, kemudian secara berkelompok mereka berdiskusi untuk menemukan ide pokok kolom/rubrik khusus tersebut. Langkah berikutnya identik dengan siklus I, yaitu setelah memahami isinya, masih secara berkelompok siswa diminta berdiskusi dan menuliskan tanggapan terhadap isi kolom/ rubrik khusus tersebut pada selembar kertas yang disediakan. Setelah tanggapan tersebut dituliskan, siswa diminta mem-presentasikan tulisannya. Terakhir, guru membimbing siswa untuk menarik kesim-pulan dan melakukan refleksi.

Dari hasil pengamatan selama proses pembelajaran pada sisklus II teridentifikasi data sebagai berikut.

Tabel 4. Proses Pembelajaran Pada Siklus II

No Nama Siswa

Aspek yang diamati

Jumlah

Skor Nilai Keterangan Keaktifan siswa Kerja sama Ketepatan waktu 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. Alpin Sahri Haris Munandar Hasan Basri M. Hamdan M. Halwan Muslimin Novita Anjani Novita Anjani Saparudin Sri Rizki Astuti Tika Aprilian Tris Amilda Ulya Tamimi Wahidiah Walida Magfirah Winda Widiyawati Yayan Aditya Damhuri Yayan Sofyan 65 60 60 60 60 60 55 60 60 70 60 65 75 60 75 60 70 60 60 65 65 60 60 65 60 65 60 70 60 60 65 65 65 60 75 65 65 70 75 65 70 70 55 65 60 70 60 60 60 60 65 60 70 60 185 195 200 185 195 195 170 190 180 210 180 185 200 185 205 180 215 185 61 65 66 61 65 65 56 66 60 70 60 61 66 61 68 60 71 61 jumlah 965 1.095 1.095 3.155 173 Rata-rata 53 60 60 57

Hasil tindakan siklus II dalam menanggapi informasi dari kolom/rubrik khusus dapat dilihat pada tabel berikut.

(8)

Hamdan, Sriyanah, Peningkatan Kemampuan Menanggapi Informasi, 87

Tabel 5. Hasil Tindakan Siklus II

No Nama Siswa

Aspek yang diamati

Jumlah

Skor Nilai Keterangan Kesesuaian Topik Ketepatan Isi Kesesuaian Tanggapan dgn Isi 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. Alpin Sahri Haris Munandar Hasan Basri M. Hamdan M. Halwan Muslimin Fitria Anjani Novita Anjani Saparudin Sri Rizki Astuti Tika Aprilian Tris Amilda Ulya Tamimi Wahidiah Walida Magfirah Winda Widiyawati Yayan Aditya Damhuri Yayan Sofyan 60 60 60 65 65 60 65 60 65 60 60 65 75 60 75 60 70 60 60 65 65 60 65 65 60 70 65 70 60 60 60 75 75 70 75 65 65 60 60 65 60 60 60 60 60 70 60 65 60 60 65 60 70 60 T T T T T T T T T T T T T T T T T T jumlah Rata-rata

Data hasil siklus II, dari tiga aspek yang dinilai teridentifikasi bahwa semua aspek tuntas. Kriteria kentutasan tiap aspek telah mencapai syarat minimal, yaitu 80% siswa di kelas tersebut mencapai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa siklus II sudah mencapai hasil yang diharapkan sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus III.

Pada penelitian yang dilakukan, upaya mengetahui peningkatan kemam-puan siswa dalam menanggapi informasi dari kolom/rubrik khusus diukur melalui kualitas produk tanggapan siswa tentang informasi yang diperoleh dari kolom/rubrik khusus. Penilaian kualitas produk tang-gapan siswa terhadap informasi yang dipe-roleh dari kolom/rubrik khusus melalui model pembelajaran CIRC ini diperoleh dari aspek kesesuaian topik, ketepatan isi, serta kesesuaian tanggapan dengan isi. Se-dangkan upaya mengetahui peningkatan kualitas proses pembelajaran diperoleh dari aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan terhadap kualitas proses pembelajaran ini difokuskan pada keaktifan siswa, kerja sama, serta kete-patan waktu penyelesaian tugas.

Pada tindakan siklus I, kemam-puan siswa dalam menanggapi informasi

dari kolom/rubrik khusus belum mencapai hasil yang diharapkan. Hal ini dikarenakan guru meminta siswa membaca kolom/ rubrik khusus yang dibagikan secara man-diri. Aktivitas menemukan ide pokok ko-lom/rubrik khusus yang dibaca tersebut juga dilakukan secara mandiri. Kerja ke-lompok baru mulai dilakukan saat siswa hendak menuliskan tanggapan terhadap isi kolom/rubrik khusus tersebut pada selem-bar kertas yang telah disediakan.

Tindakan pada siklus II dilak-sanakan berdasarkan hasil refleksi siklus I. Dari hasil refleksi tersebut disadari bahwa menugaskan kepada siswa untuk membaca kolom/rubrik khusus secara mandiri, ke-mudian meminta mereka menemukan ide pokoknya secara mandiri pula, ternyata merupakan langkah yang kurang tepat. Hasil yang diperoleh tidak memenuhi KKM yang telah ditentukan. Hal ini dikarenakan kualitas bacaan kolom/rubrik khusus relatif lebih sulit daripada bacaan biasa, seperti cerpen anak atau artikel sederhana lainnya. Bacaan kolom/rubrik khusus diambil dari koran tanpa ada modifikasi isi maupun bahasa dengan harapan siswa kelas V perlu mulai mengenal penggunaan bahasa secara nyata.

(9)

Namun ternyata siswa kesulitan jika harus memahami isi kolom/rubrik khusus itu secara mandiri. Karenanya, pada siklus II dilakukan modifikasi strategi, yaitu me-minta siswa saling membacakan kolom/ rubrik khusus tersebut dengan bersuara lantang dalam kelompok, kemudian ber-upaya menemukan ide pokok dalam ba-caan tersebut melalui kegiatan diskusi ke-lompok. Untuk selanjutnya kegiatan pem-belajaran pada siklus II ini tetap dilakukan secara berkelompok. Penulisan tanggapan dan presentasi dilakukan dengan cara ber-diskusi. Hasilnya menunjukkan peningkat-an ypeningkat-ang positif. Secara menyeluruh, pada siklus II ini siswa mencapai KKM yang ditentukan.

SIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bacaan kolom/rubrik khusus relatif sulit bagi siswa kelas V sekolah dasar. Karenanya, pembelajaran menanggapi informasi dalam kolom/rubrik khusus melalui strategi CIRC perlu dila-kukan secara berkelompok. Kerja kelom-pok tidak dilakukan pada saat penulisan tanggapan dan presentasi saja, melainkan

dilakukan sejak awal yaitu saat proses membaca dan memahami isi kolom/rubrik khusus. Dengan demikian, kemampuan siswa dalam menanggapi informasi dalam kolom/rubrik khusus dapat ditingkatkan.

Strategi CIRC dengan pendekatan kooperatif tidak hanya tepat digunakan untuk membelajarkan menanggapi infor-masi dalam kolom/rubrik khusus. Strategi CIRC menggabungkan aspek membaca dan menulis dalam satu kegiatan pem-belajaran. Artinya, siswa diminta membaca terlebih dulu suatu bacaan, kemudian di-lanjutkan dengan melakukan sesuatu se-cara tertulis terhadap isi bacaan tersebut. Sesuatu yang dimaksud dapat berupa pem-berian tanggapan seperti yang dijelaskan dalam artikel ini, dapat pula aktivitas yang lain seperti menulis sinopsis, menulis re-sensi, menulis puisi, dan sebagainya. Se-makin sulit material bacaan yang diberikan kepada siswa, maka langkah-langkah pem-belajaran secara berkelompok perlu dilaku-kan seawal mungkin. Dengan demikian, sejak awal pembelajaran siswa dapat berdiskusi satu sama lain untuk memahami bacaan sulit tersebut.

DAFTAR PUSTAKA Jenis-Jenis Membaca dan

Karakteristiknya, 2009, (Online),

(http://guruito7.blogspot. com), diakses tanggal 6 Oktober 2010. Rahim, Farida. 2008. Pembelajaran

Membaca di Sekolah Dasar,

Jakarta : Bumi Aksara.

Subana M, Sunarti. 2009. Strategi Belajar

Mengajar Bahasa Indonesia.

Bandung : CV. Pustaka Setia. Taufik, Agus. 2007. Pendidikan Anak di

Referensi

Dokumen terkait

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pola bakteri pada urin pasien yang menggunkan kateter dengan sampel yang lebih banyak dan merata untuk setiap kelompok usia dan

Untuk mengetahui apakah Sistem Penghargaan ( Reward ) berpengaruh terhadap hubungan antara Total Quality Management (TQM) dengan kinerja manajerial..

Sebuah karya sastra tidak terlepas dari permasahalan sosial-budaya dan kehidupan masyarakat. Karena itulah pengetahuan tentang ilmu jiwa sangat membantu pengarang

Pemerintah Daerah sangat menyadari hal tersebut, untuk itu perlu dilakukan revitalisasi pembangunan pada sektor pertanian melalui perencanaan yang terintegrasi dengan melibatkan

Studi Erwidodo dan Hadi (1999) ten- tang dampak liberalisasi perdagangan terha- dap produksi, konsumsi, perdagangan dan pemasaran beberapa komoditas terpilih (beras,

Informasi yang diperoleh dari hasil uji korosi adalah besarnya rapat arus korosi ( ikor ) dari tiap target, dari hasil tersebut dapat digunakan untuk menghitung

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah ini apakah ada Hubungan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Kepala Keluarga Dengan Perilaku Membuang Sampah Rumah

Rata-rata diameter telur yang belum terbuahi pada perlakuan B ( G. verrucosa ) lebih tinggi dari diameter rata-rata telur yang belum terbuahi yang dihasilkan oleh