• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. : Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh Singkil;

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II. : Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh Singkil;"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

G

GAAMMBBAARRAANNUUMMUUMMKKOONNDDIISSIIDDAAEERRAAHH

2.1. Aspek Geografi dan Demografi

Aspek geografis menganalisis mengenai karakteristik lokasi dan wilayah untuk melihat kawasan pengembangan budidaya, potensi pengembangan wilayah, dan wilayah rawan bencana serta aspek demografi.

2.1.1 Karakteristik Lokasi dan Wilayah

2.1.1.1. Luas dan Batas Wilayah Administrasi

Secara geografis Kabupaten Aceh Selatan merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Aceh yang terletak di wilayah pantai Barat – Selatan dengan Ibukota Kabupaten adalah Tapaktuan. Luas wilayah daratan Kabupaten Aceh Selatan adalah 4.176,58 Km2 atau 417.658 Ha,

yang meliputi daratan utama di pesisir Barat – Selatan Provinsi Aceh. Berdasarkan Peta Rupa Bumi Indonesia skala 1:50.000, wilayah daratan Kabupaten Aceh Selatan secara geografis terletak pada 020 23’ 24” – 030 44’ 24” LU dan 960 57’ 36” – 970 56’ 24” BT. Dengan batas-batas wilayah

adalah :

Sebelah Utara : Kabupaten Aceh Tenggara;

Sebelah Timur : Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh Singkil; Sebelah Selatan : Samudera Hindia;

Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Barat Daya.

Kabupaten Aceh Selatan secara administrasi Pemerintahan terbagi atas 18 (Delapan Belas) wilayah Kecamatan, 43 Mukim dan 248 Gampong. Pembagian wilayah ini sesuai dengan penetapan dalam Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, yang membagi wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten/Kota di Aceh berturut-turut atas; Kecamatan, Mukim dan Gampong. Pembagian wilayah administrasi Kabupaten Aceh Selatan dapat dilihat pada tabel II-1 dan Gambar II-1.

Tabel II-1

Pembagian Wilayah Administrasi Kabupaten Aceh Selatan

No Kecamatan Ibu Kota Kecamatan Luas (Ha) Mukim Jumlah Gampong

1 Trumon Timur Krueng Luas 28.715,12 1 8

2 Trumon Tengah Ladang Rimba 12.350,22 2 10

3 Trumon Trumon 76.679,87 2 12

4 Bakongan Timur Pasie Seubadeh 7.384,38 1 7

5 Kota Bahagia Bukit Gading 24.463,29 2 10

6 Bakongan Bakongan 5.761,51 2 5

7 Kluet Selatan Suaq Bakong 10.798,63 3 17

8 Kluet Timur Paya Dapur 45.795,28 2 7

9 Kluet Tengah Koto Manggamat 79.089,22 1 13

10 Kluet Utara Kota Fajar 7.310,59 3 19

11 Pasieraja Kampung Baru 9.811,39 2 20

12 Tapaktuan Tapaktuan 10.070,36 2 15

13 Samadua Samadua 10.571,19 4 28

14 Sawang Sawang 19.657,08 4 15

15 Meukek Kota Buloh 46.506,19 4 22

16 Labuhanhaji Timur Tengah Peulumat 8.970,16 2 11

17 Labuhanhaji Labuhanhaji 6.068,27 3 16

18 Labuhanhaji Barat Blang Keujeren 7.656,10 3 13

Kabupaten Aceh Selatan Tapaktuan 417.658,85 43 248

(2)
(3)

II- 3

Sejak dikeluarkannya Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, Kabupaten Aceh Selatan telah mengalami dua kali pemekaran. Pertama, pemekaran Kabupaten Aceh Selatan menjadi Kabupaten Aceh Singkil yang meliputi Kecamatan Simpang Kiri, Simpang Kanan, Pulau Banyak dan Singkil. Kedua, Pemekaran Kabupaten Aceh Selatan menjadi Kabupaten Aceh Barat Daya yang meliputi Kecamatan Manggeng, Tangan- tangan, Blangpidie, Susoh, Kuala Batee, dan Babahrot.

Wilayah Kabupaten Aceh Selatan mencakup kawasan andalan pesisir pantai Barat– Selatan Provinsi Aceh. Sebagian besar kawasan pemukiman di perkotaan berbatasan langsung dengan laut pesisir pantai Barat – Selatan. Bentuk dan pola pemukiman yang linier dengan jalan utama (Kolektor Primer), menghubungkan Kabupaten Aceh Selatan mulai dari jalur jalan Meulaboh (Kabupaten Aceh Barat) – Jeuram (Kabupaten Nagan Raya) – Blangpidie (Kabupaten Aceh Barat Daya) – Tapaktuan – Bakongan (Kabupaten Aceh Selatan) hingga ke daerah- daerah yang ada di wilayah Kota Subulussalam dan Provinsi Sumatera Utara. Secara geografis kedudukan wilayah Kabupaten Aceh Selatan tersebut memiliki arti penting dan strategis, baik dari sisi ekonomi, politik, budaya, serta stabilitas ketertiban dan keamanan.

2.1.1.2. Topografi.

Kondisi topografi Kabupaten Aceh Selatan sangat bervariasi, meliputi dataran rendah, bergelombang, berbukit, hingga pegunungan dengan tingkat kemiringan sangat curam/terjal 25% sampai > 40%. Sebaran kemiringan lahan tersebut terdiri dari :

1. Dataran dengan kondisi kemiringan lahan 0–8% pada umumnya memiliki relief permukaan landai dengan luas 139.085,48 Ha (33,30%). Kawasan ini sangat ideal untuk dipergunakan sebagai lahan pengembangan pertanian. Namun, sebagian besar dataran di Kecamatan Trumon dan Trumon Timur yang memiliki kemiringan rendah telah ditetapkan sebagai Kawasan Lindung Suaka Margasatwa Rawa Singkil/Trumon. 2. Wilayah berombak dengan kondisi kemiringan 8–15% seluas 14.171,34 Ha (3,39%),

ini sangat ideal untuk lokasi pengembangan perkotaan dan kegiatan budidaya jangka pendek. Wilayah berombak dominan terdapat di Kecamatan Trumon Timur, Trumon Tengah, Kota Bahagia, Kluet Tengah, Kluet Timur, Kluet Utara, Samadua, Sawang, Meukek dan Labuhan Haji Barat.

3. Wilayah bergelombang dengan kondisi kemiringan 15–25% seluas 39.395,17 Ha (9,43%), cocok sebagai lokasi pengembangan budidaya perkebunan atau tanaman tahunan. Bentuk permukaan bergelombang ini tersebar di setiap Kecamatan, yang dominan terletak di Kecamatan Trumon Timur, Trumon tengah, Kota Bahagia, Kluet Tengah, Kluet Timur dan Meukek.

4. Wilayah perbukitan dan curam dengan kondisi kemiringan 25–40% tersebar di setiap Kecamatan dengan luas 157.698,83 Ha (37,76%). Wilayah perbukitan tersebar hampir di semua kecamatan yang dominan terletak di Kecamatan Kluet Tengah, Kluet Timur, Sawang dan Meukek.

(4)

5. Wilayah pegunungan dengan kondisi kemiringan >40%, bentuk permukaannya yang curam bervariasi terjal, umumnya dijumpai sebagai kerucut dan puncak vulkan, lahan mudah longsor dan jika kawasan ini tidak punya potensi dapat digunakan sebagai kawasan lindung. Wilayah pengunungan ini memiliki luas 67.319,50 Ha (16,12%) dengan penyebaran paling dominan terdapat di Kecamatan Kluet Tengah, Kluet Timur dan Meukek, penyebaran kemiringan lahan pada Kabupaten Aceh Selatan dapat di lihat pada Tabel II-2.

Tabel II-2

Penyebaran Kemiringan Lahan di Kabupaten Aceh Selatan

Kecamatan

Luas Total (ha)

Kemiringan Lereng (%)

Datar Berombak Bergelombang Berbukit/Curam Sangat

(15–25%) (25–40%) Curam (0–8%) (8–15%) ( > 40%) 1. Trumon Timur 28.715,12 16.990,82 5.070,8 5.502,52 1.152,65 2. Trumon Tengah 12.350,23 3.598,20 1.584,09 3.534,43 3.571,05 62,44 3. Trumon 76.679,88 76.466,19 58,78 141,26 12,80 4. Bakongan Timur 7.381,20 3.127,75 285,16 1.818,90 2.160,94 5.Kota Bahagia 24.463,29 5.212,31 1.729,51 5.896,08 9.726,17 1.899,21 6. Bakongan 6.762,14 5.749,94 9,31 1,25 7. Kluet Selatan 10.798,63 10.373,31 95,63 143,31 185,23 8. Kluet Timur 45.795,27 5.518,84 1.690,28 5.439,56 25.615,13 7.535,85 9. Kluet Tengah 79.089,22 1.034,38 932,69 3.351,47 45.550,84 28.220,02 10. Kluet Utara 7. 370.59 4.176,76 358,11 778,19 1.821,58 175,87 11. Pasieraja 9.811,38 3.012,79 271,87 932,50 5.219,46 374,60 12. Tapaktuan 10.070,36 70,77 154,41 1.919,05 6.271,23 1.654,67 13. Samadua 10.571,19 493,19 365,86 1.759,46 6.952,55 1.000,43 14. Sawang 19.657,09 256,87 314,54 2.738,9 13.054,12 3.293,50 15. Meukek 46.506,19 696,84 402,93 3.120,26 24.396,57 17.889,46 16. Labuhanhají Timur 8.970,15 309,89 336,27 1.022,55 5.715,50 1.589,02 17. Labuhanhají 6.052,58 464,15 146,69 442,65 3.417,22 1.591,77 18. Labuhanhají Barat 7.656,10 1.532,42 362,96 852,08 2.875,75 2.032,67 Aceh Selatan 417.650,61 139.085,48 14.171,34 39.395,17 157.698,83 67.319,50 Presentase 100.00 33,30 3,39 9,43 37,76 16,12

Sumber : Digitasi Peta Spot 5 tahun 2010

Berdasarkan klasifikasi tersebut, maka terdapat lahan datar sekitar ± 46,12% dari wilayah Kabupaten Aceh Selatan yang merupakan lahan dengan tingkat kemiringan 0– 25%, sisanya 53,88% lagi merupakan kawasan perbukitan dan pegunungan yang jika tidak punya potensi lebih cocok ditetapkan sebagai kawasan lindung.

(5)

II- 5 Gambar II-2

Peta Ketinggian dari Permukaan Laut Wilayah Kabupaten Aceh Selatan

(6)

Gambar II-3

Peta Kemiringan Lahan Wilayah Kabupaten Aceh Selatan

(7)

II- 7

2.1.1.3. Geologi

a) Struktur dan Karakteristik Jenis Tanah

Pengelompokkan jenis tanah di Kabupaten Aceh Selatan terdiri dari 7 jenis yaitu Andosol, Komplek Podsolik Coklat, Podsolik dan Podsol dan Litosol, Komplek Podsolik Merah Kuning, Latosol dan Litosol, Komplek Rensing dan Litosol, Organosol dan Gle Humus, Podsolik Merah Kuning dan Regosol.

Jenis tanah regosol merupakan jenis tanah yang paling sedikit berdasarkan luas sebarannya, yaitu berada di bagian utara Kecamatan Labuhan Haji, Labuhan Haji Barat dan Labuhan Haji Timur yang merupakan lereng Gunung Leuser. Sedangkan jenis tanah andosol menyebar di bagian utara Kecamatan Labuhan Haji, Labuhan Haji Timur, Labuhan Haji Barat, Meukek dan Kluet Tengah yang merupakan lereng Gunung Leuser.

Jenis tanah Komplek Rensing dan Litosol tersebar di bagian tengah Kecamatan Labuhan Haji, Labuhan Haji Barat, Labuhan Haji Timur dan Meukek. Sementara itu penyebaran jenis tanah Komplek podsolik coklat, Podsol dan Litosol terdapat di bagian utara Kecamatan Kluet Tengah. Jenis tanah Komplek Podsolik Merah Kuning, Latosol dan Litosol menyebar hampir di seluruh Kecamatan di Kabupaten Aceh Selatan, terutama pada bagian utara dan barat Kecamatan Kluet Tengah, sebagian besar wilayah Kluet Timur serta bagian utara Kecamatan Bakongan, Bakongan Timur, Trumon dan Trumon Timur. Sebagian besar wilayah penyebaran Komplek Podsolik Merah Kuning, Latosol dan Litosol merupakan morfologi lahan yang berbukit dan bergunung-gunung. Sedangkan jenis tanah Organosol dan Gle Humus menyebar di bagian selatan Kecamatan Kluet Utara, Kluet Selatan, Bakongan dan Bakongan Timur serta sebagian besar wilayah Kecamatan Trumon dan Trumon Timur yang berada dalam Kawasan Suaka Margasatwa Rawa Trumon. Jenis tanah Podsolik Merah Kuning (PMK) menyebar dari utara sampai ke selatan dari Kabupaten Aceh Selatan. Penyebaran jenis tanah PMK terdapat pada bagian selatan Kecamatan Labuhan Haji, Labuhan Haji Barat, Labuhan Haji Timur, Kluet Tengah dan Meukek. Jenis tanah PMK juga menyebar seluruh lahan pada Kecamatan Sawang, Samadua, Tapaktuan dan Pasieraja. Jenis tanah PMK juga terdapat pada bagian tengah Kecamatan Bakongan dan Bakongan Timur serta pada bagian utara Kecamatan Trumon dan Trumon Timur.

(8)

b)Potensi Kandungan

Secara geologis wilayah Kabupaten Aceh Selatan memiliki struktur yang rumit, berupa lipatan dan patahan (sesar) yang merupakan bagian dari sistem patahan Sumatera. Akibat dari struktur geologi seperti ini, maka Kabupaten Aceh Selatan kaya dengan potensi bahan tambang mineral logam, mineral bukan logam dan batuan. Lebih jelas mengenai potensi bahan tambang Kabupaten Aceh Selatan dapat dilihat pada Tabel II-3.

Tabel II-3

Potensi Bahan Tambang di Kabupaten Aceh Selatan

No Kecamatan

Bahan Tambang

Mineral Logam Mineral Non Logam Batuan

1. Labuhanhaji Barat Emas Primer - Sirtu Sungai

2. Labuhanhaji Emas Primer Sirtu Sungai

3. Labuhanhaji Timur Emas Primer Marmer, Sirtu

4. Meukek Emas Primer, Biji Besi Batu Gamping,Tanah Lempung

5. Sawang Emas Primer, Galena, Bijih Besi Batu Granit, Tanah Lempung, Sirtu Sungai

6. Samadua Emas Primer Batu Granit, Tanah Lempung Sirtu Sungai

7. Tapaktuan Emas Primer Batu Gamping, Tanah Urug Pasir Kuarsa,

Sirtu Sungai

8. Pasie Raja Emas Primer, Biji Besi Batu Gamping

9. Kluet Utara Emas Primer Sirtu Sungai, Tanah Lempung

10. Kluet Tengah Emas Primer, Biji Besi Batu Kapur, Kuarsit, Sirtu Granit

11. Kluet Timur - Batu Sabak,Sirtu Sungai

12. Kluet Selatan - Tanah Lempung, SirtuSungai

13. Bakongan Mangan Andesit, Basal, Sirtu Sungai

14. Bakongan Timur Biji Besi Batu Gamping, Sirtu Sungai

15. Trumon Biji Besi Mikrodiorit, Tanah Lempung

16. Trumon Timur Biji Besi Batu Gamping, Sirtu Sungai

Sumber : Dinas Pertambangan, Energi dan Sumberdaya Mineral Kab. Aceh Selatan 2012.

2.1.1.4. Hidrologi

A. Wilayah Sungai (WS)

Wilayah Sungai (WS) yang terdapat di Kabupaten Aceh Selatan merupakan wilayah sungai lintas kabupaten yang terdiri dari Wilayah Sungai Baro – Kluet dan Wilayah Sungai Alas - Singkil. Rencana pengembangan sistem jaringan sumber daya air di kabupaten ini meliputi aspek konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air secara terpadu (integrated) dengan memperhatikan arahan Pola dan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Krueng Aceh, meliputi :

(9)

II- 9 a. Wilayah Sungai Baro - Kluet, terdiri atas :

1. Daerah Aliran Sungai (DAS) Bakongan seluas 27.020,20 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Bakongan seluas 4.131,46 Ha;

2. Kecamatan Bakongan Timur seluas 929,34 Ha; 3. Kecamatan Kluet Timur seluas 939,39 Ha;

4. Kecamatan Kota Bahagia seluas 20.979,56 Ha; dan 5. Kecamatan Trumon Tengah seluas 40,45 Ha.

2. Daerah Aliran Sungai (DAS) Kluet seluas 163.825,39 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Kluet Selatan seluas 720,10 Ha;

2. Kecamatan Kluet Tengah seluas 74.330,25Ha; 3. Kecamatan Kluet Timur seluas 23.344,90 Ha; 4. Kecamatan Kluet Utara seluas 1.389,72 Ha; 5. Kecamatan Labuhanhaji seluas 1.259,77 Ha; 6. Kecamatan Labuhanhaji Barat seluas 923,22 Ha; 7. Kecamatan Labuhanhaji Timur seluas 4.364,22 Ha; 8. Kecamatan Meukek seluas 34.961,08 Ha;

9. Kecamatan Pasie Raja seluas 3.526,44 Ha; 10. Kecamatan Samadua seluas 4.473,26 Ha; 11. Kecamatan Sawang seluas 10.10,33 Ha; dan 12. Kecamatan Tapaktuan seluas 4.697,10 Ha.

3. Daerah Aliran Sungai (DAS) Lembang seluas 25.551,82 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Bakongan seluas 248,72 Ha;

2. Kecamatan Kluet Selatan seluas 6.446,84 Ha; 3. Kecamatan Kluet Timur seluas 18.835,96 Ha; dan 4. Kecamatan Kota Bahagia seluas 20,30 Ha.

4. Daerah Aliran Sungai (DAS) Meukek seluas 9.436,68 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Labuhanhaji Timur seluas 921,76 Ha;

2. Kecamatan Meukek seluas 8.514,91 Ha; dan 3. Kecamatan Sawang seluas 0,73 Ha.

5. Daerah Aliran Sungai (DAS) Trumon seluas 45.366,38 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Trumon seluas 12.937,71 Ha;

2. Kecamatan Trumon Tengah seluas 9.067,90 Ha; dan 3. Kecamatan Trumon Timur seluas 23.360,77 Ha.

(10)

6. Daerah Aliran Sungai (DAS) Baru seluas 7.769,34 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Labuhanhaji seluas 1.661,86 Ha;

2. Kecamatan Labuhanhaji Barat seluas 4.861,64 Ha; 3. Kecamatan Labuhanhaji Timur seluas 728,25 Ha; dan 4. Kecamatan Meukek seluas 517,59 Ha.

7. Daerah Aliran Sungai (DAS) Butea seluas 4.169,28 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Kluet Selatan seluas 14,48 Ha;

2. Kecamatan Kluet Tengah seluas 30,30 Ha; 3. Kecamatan Kluet Utara seluas 4.115,50 Ha; dan 4. Kecamatan Pasie Raja seluas 8,64 Ha.

8. Daerah Aliran Sungai (DAS) Dingin seluas 5.402,75 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Samadua seluas 4.154,06 Ha;

2. Kecamatan Sawang seluas 1.248,69 Ha.

9. Daerah Aliran Sungai (DAS) Labuhanhaji seluas 5.959,87 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Labuhanhaji seluas 3.146,64 Ha;

2. Kecamatan Labuhanhaji Barat seluas 1.874,23 Ha; dan 3. Kecamatan Labuhanhaji Timur seluas 942,00 Ha.

10. Daerah Aliran Sungai (DAS) Laut Bangko seluas 5.246,37 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Bakongan seluas 1.1295,24 Ha;

2. Kecamatan Kluet Selatan seluas 1.101,96 Ha; 3. Kecamatan Kluet Tengah seluas 183,03 Ha; dan 4. Kecamatan Kota Bahagia seluas 2.666,14 Ha.

11. Daerah Aliran Sungai (DAS) Panjupian seluas 6.357,51 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Kluet Tengah seluas 16,28 Ha;

2. Kecamatan Pasie Raja seluas 3.378,91 Ha; dan 3. Kecamatan Tapaktuan seluas 2.962,32 Ha.

12. Daerah Aliran Sungai (DAS) Peuleumat seluas 2.203,70 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Labuhanhaji Timur seluas 2.013,92 Ha;

2. Kecamatan Meukek seluas 187,79 Ha.

13. Daerah Aliran Sungai (DAS) Rasian seluas 9,685,15 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Kluet Tengah seluas 4.712,39 Ha;

2. Kecamatan Kluet Utara seluas 1.805,37 Ha; dan 3. Kecamatan Pasie Raja seluas 3.167,39 Ha.

(11)

II- 11

14. Daerah Aliran Sungai (DAS) Serulah seluas 3.751,12 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Samadua seluas 1.340,18 Ha;

2. Kecamatan Tapaktuan seluas 2.410,94 Ha.

15. Daerah Aliran Sungai (DAS) Seuleukat seluas 8.436,48 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Bakongan Timur seluas 4.007,68 Ha;

2. Kecamatan Kota Bahagia seluas 710,24 Ha; 3. Kecamatan Trumon seluas 789,05 Ha; dan 4. Kecamatan Trumon Tengah seluas 2.929,51 Ha.

16. Daerah Aliran Sungai (DAS) Sikulat seluas 11.229,58 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Meukek seluas 2.323,55Ha;

2. Kecamatan Samadua seluas 603,69 Ha; dan 3. Kecamatan Sawang seluas 8.302,34 Ha.

17. Daerah Aliran Sungai (DAS) Suak Panjang seluas 5.006,90 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Kluet Selatan seluas 2.514,90 Ha;

2. Kecamatan Kluet Timur seluas 2.492,00 Ha.

18. Daerah Aliran Sungai (DAS) Ujong Pulo Cut seluas 2.620,47 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Bakongan seluas 86,09 Ha;

2. Kecamatan Bakongan Timur seluas 2.447,36 Ha; dan 3. Kecamatan Kota Bahagia seluas 87,02 Ha.

19. Daerah Aliran Sungai (DAS) Lamedame seluas 11.759,49 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Trumon seluas 11.759,49 Ha.

b. Wilayah Sungai Alas - Singkil, terdiri atas :

1. Daerah Aliran Sungai (DAS) Singkil seluas 22.366,90 Ha, meliputi : a. Kecamatan Trumon seluas 16.700,17 Ha;

b. Kecamatan Trumon Tengah seluas 312,38 Ha; dan c. Kecamatan Trumon Timur seluas 5.354,35 Ha.

2. Daerah Aliran Sungai (DAS) Kuala Hitam seluas 9.479,77 Ha, meliputi : a. Kecamatan Trumon seluas 9.479,77 Ha.

3. Daerah Aliran Sungai (DAS) Hitam seluas 14.355,70 Ha, meliputi : a. Kecamatan Trumon seluas 14.355,70 Ha.

4. Daerah Aliran Sungai (DAS) Anun seluas 10.658,00 Ha, meliputi : a. Kecamatan Trumon seluas 10.658,00 Ha.

(12)

B. Cekungan Air Tanah (CAT)

Cekungan Air Tanah (CAT) yang terdapat di Kabupaten Aceh Selatan terdiri dari CAT Kotafajar, Cekungan Air Tanah (CAT) Meulaboh dan Cekungan Air Tanah (CAT) Subulussalam seluas 235.410,27 Ha. Rencana pengelolaan Cekungan Air Tanah (CAT) meliputi:

a. Cekungan Air Tanah (CAT) Kotafajar seluas 103.940,67 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Bakongan seluas 5.761,51 Ha;

2. Kecamatan Kluet Selatan seluas 10.798,63 Ha; 3. Kecamatan Kluet Timur seluas 45.795,27 Ha; 4. Kecamatan Kluet Utara seluas 7.310,59 Ha;

5. Kecamatan Kota Bahagia seluas 24.463,29 Ha; dan 6. Kecamatan Pasie Raja seluas 9.811,38 Ha;

b. Cekungan Air Tanah (CAT) Meulaboh seluas 13.724,37 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Labuhanhaji seluas 6.068,27 Ha;

2. Kecamatan Labuhanhaji Barat seluas 7.656,10 Ha.

c. Cekungan Air Tanah (CAT) Subulussalam seluas 117.745,23 Ha, meliputi : 1. Kecamatan Trumon seluas 76.679,88 Ha;

2. Kecamatan Trumon Tengah seluas 12.350,23 Ha; dan 3. Kecamatan Trumon Timur seluas 28.715,12 Ha.

C. Aset Sumber Daya Air

Aset sumber daya air merupakan air permukaan yang tidak mengalir, seperti danau, waduk, embung dan situ. Di Kabupaten Aceh Selatan aset sumber daya air yang ada adalah berupa Danau Laut Bangko terletak di Kecamatan Kota Bahagia seluas 131,50 Ha, dengan potensi lebih kurang 3.945.000 m3.

2.1.1.5. Klimatologi.

Curah hujan di Kabupaten Aceh Selatan berkisar antara 2500-3750 mm tahun. Bahkan curah hujan di wilayah lumbung beras, yaitu Kecamatan Kluet Utara, Kluet Timur, Kluet Tengah, Kluet Selatan dan Kecamatan Pasie Raja berkisar antara 3250-3750 mm tahun-1.

Sebaran curah hujan tersebut hampir merata terjadi diseluruh wilayah Kabupaten Aceh Selatan sebagaimana terlihat pada peta berikut ini :

(13)

II- 13 Gambar II-4

PETA SEBARAN CURAH HUJAN KABUPATEN ACEH SELATAN

Pir

Berdasarkan sebaran curah hujan tesebut, Kabupaten Aceh Selatan digolongkan kedalam iklim tipe A-1 dengan kondisi suhu rata-rata berkisar antara 28°C- 34ºC dan kecepatan angin antara 90 Knot–140 Knot.

Tabel II-4

Keadaan Iklim di Kabupaten Aceh Selatan

No Keadaan Iklim Rata-rata

1 Curah Hujan 2500 – 3750 mm/tahun

2 Suhu 28°C- 34ºC

3 Kecepatan Angin 90 Knot – 140 Knot

2.1.1.6Penggunaan Lahan.

Penggunaan lahan Kabupaten Aceh Selatan terbagi dalam 2 (Dua) kelompok yakni kawasan lindung dan kawasan budidaya dengan luas masing – masing adalah 305.997,85 untuk kawasan lindung dan 111.661,00 untuk kawasan budidaya. Memperhatikan proporsi penggunaan lahan di Kabupaten Aceh Selatan terlihat bahwa kawasan lindung masih mendominasi yakni 73,26% dari luas wilayah. Sementara kawasan budidaya hanya seluas 26,74%. Lebih jelas mengenai penggunaan lahan di Kabupaten Aceh Selatan dapat lihat Tabel II.5

(14)

Tabel II. 5

Penggunaan Lahan di Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2010 Kawasan Bakongan Bakongan Nama Kecamatan

Timur Kluet Selatan Kluet Tengah Kluet Timur Kluet Utara Kota Bahagia Labuhan Haji Labuhan Haji Barat Labuhan Haji Timur

A. Kawasan Lindung

Hutan Lindung 2.058,39 45.689,40 23.291,40 3.672,24 2.800,04 2.441,85 3.088,06

Hutan Produksi

Hutan Produksi Terbatas 0,13 4.766,88 3.117,30

Suaka Margasatwa Rawa Trumon

Taman Nasional Gunung Leuser 1.791,58 6.495,31 27.552,36 12.191,54 12.134,97 1.306,05 1.968,10 2.651,71

Danau Laut Bangko 131,50

B. Kawasan Budidaya

Pemukiman 74,03 103,24 297,09 88,40 164,11 473,16 118,42 156,71 235,86 91,63

Permukiman Kawasan Adat Terpencil) KAT 1,68

Bandara Perkebunan

Perkebunan Rakyat 40,22 2.452,88 3.541,34 82,09 2.180,64 319,09 68,30 2.233,61

Pertanian Lahan Kering 3.404,99 895,77 2.607,17 1.744,56 3.772,80 2.129,38 4.294,64 1.515,83 2.358,74 578,75

Peternakan 111,45 124,04 82,12 460,02 92,34 0,00 50,89

Sawah 60,85 285,78 1.274,89 471,48 1.444,34 2.067,39 525,96 221,34 651,55 275,51

Transmigrasi 389,84 1.476,87 56,83

Jumlah 5.761,51 7.384,38 10.798,63 79.089,22 45.795,28 7.310,59 24.463,29 6.068,27 7.656,10 8.970,16

Kawasan Meukek Pasieraja Samadua Sawang Tapaktuan Nama Kecamatan Trumon Trumon Tengah Trumon Timur Jumlah Persentase (%)

A. Kawasan Lindung

Hutan Lindung 30.710,95 3.143,86 6.792,97 14.379,58 6.416,09 4.336,48 10.360,23 159.181,54 38,11

Hutan Produksi 1.179,63 5.022,36 6.201,99 1,48

Hutan Produksi Terbatas 7.884,31 1,89

Suaka Margasatwa Rawa Trumon 54.230,57 753,80 54.984,37 13,16

Taman Nasional Gunung Leuser 11.522,52 77.614,14 18,58

Danau Laut Bangko 131,50 0,03

B. Kawasan Budidaya 0,00

Pemukiman 201,15 302,66 159,65 159,98 248,34 144,95 147,05 129,01 3.295,44 0,79

Permukiman Kawasan Adat Terpencil) KAT 16,72 18,40 0,00

Bandara 6,64 6,64 0,00

Perkebunan 2.245,14 2.669,97 4.915,11 1,18

Perkebunan Rakyat 2.726,55 2.034,26 1.951,29 4.117,41 3.157,45 336,97 1.837,86 1.870,82 28.950,78 6,93 Pertanian Lahan Kering 939,92 2.970,96 1.372,29 624,49 248,48 9.077,85 2.498,23 4.314,23 45.349,08 10,86

Peternakan 517,66 802,84 279,35 20,77 2.541,48 0,61

Sawah 405,10 835,35 294,99 375,62 471,63 621,43 1.141,62 11.424,83 2,74

Transmigrasi 9.353,20 1.450,19 2.432,31 15.159,24 3,63

Jumlah 46.506,19 9.811,39 10.571,19 19.657,08 10.070,36 76.679,87 12.350,22 28.715,12 417.658,85 100,00

(15)

2.1.1.7. Kondisi Geografi Lainnya

Kondisi fisiografi wilayah Kabupaten Aceh Selatan di daratan Pulau Sumatera (mainland) dapat dikelompokkan atas empat kelompok utama, yaitu : dataran rendah, pegunungan bagian utara, perbukitan bagian tengah dan perbukitan bagian selatan. Dataran rendah di bagian selatan terhampar dari pesisir pantai Kecamatan Pasie Raja, Kluet Utara, Kluet Selatan, bagian selatan Kecamatan Bakongan, Bakongan Timur, Trumon dan Trumon Timur. Dataran rendah sebagian besar berada di Kecamatan Trumon dan Trumon Timur yang merupakan Rawa Trumon, dimana sebagian Rawa Trumon masuk ke dalam Suaka Margasatwa Rawa Trumon.

2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah.

Berdasarkan karakteristik lokasi dan wilayah pembangunan Kabupaten Aceh Selatan dibagi ke dalam 4 Cluster atau zona pembangunan yang fokusnya pada pembangunan daerah tertinggal, perbatasan dan terluar dari Kabupaten Aceh Selatan. Pembagian Cluster pembangunan tersebut didasarkan pada aspek geografi, demografi, potensi wilayah dan permasalahan yang dihadapi disetiap wilayah pengembangan. Masing-masing Cluster tersebut adalah:

1. Wilayah Pengembangan I adalah Kecamatan Labuhanhaji Barat, Labuhanhaji, Labuhanhaji Timur serta Meukek dengan titik sentral PKLp Labuhanhaji. Wilayah ini selain diprioritaskan pada pengembangan perikanan tangkap, pusat perdagangan antar pulau juga memiliki potensi lahan untuk pengembangan tanaman pangan (yang difokuskan pada padi dan kacang tanah) serta holtikultura. Percepatan pembangunan pada wilayah ini penting karena merupakan daerah perbatasan sekaligus pintu gerbang baik menuju Kabupaten Simeulue maupun ke Kabupaten Aceh Barat Daya sehingga daerah ini merupakan segitiga pertumbuhan ekonomi Labuhanhaji-Sinabang-Blangpidie (LASIDI Triangle Economic Growth). Momentum ini harus bisa dimanfaatkan dengan membangun dan mengembangkan berbagai fasilitas publik di daerah tersebut;

2. Wilayah Pengembangan II adalah Kecamatan Samadua, Tapaktuan dan Sawang dengan pusat pelayanan pada PKL Tapaktuan. Wilayah ini juga memiliki potensi dibidang perikanan tangkap dan tanaman yang menjadi unggulan Aceh Selatan, yaitu pala serta pariwisata yang titik pengembangannya dimulai dari Gampong Pasar Tapaktuan, Lhok Bengkuang, dan Batu Itam berupa pembangunan toko-toko permanen, pengembangan jalan dua jalur mulai dari Lhok Ketapang sampai ke Gunung Kerambil, Gampong-Gampong pariwisata dan Gampong penghasil pala serta daerah pinggiran, pengembangan dan penataan reklamasi pantai dengan fasilitas publik yang menyenangkan, bersih, berperadaban, taat aturan, sadar hukum dan toleran. Dalam hal ini Tapaktuan sebagai pusat pertumbuhan utama dengan Samadua dan Sawang sebagai zona penyangga;

(16)

3. Wilayah Pengembangan III adalah Kecamatan Pasie Raja, Kluet Tengah, Kecamatan Kluet Utara, Kecamatan Kluet Timur dan Kluet Selatan dengan pusat pelayanan pada PKLp Kota Fajar. Wilayah ini merupakan lumbung beras Kabupaten Aceh Selatan. Oleh karenanya fokus pembangunan ekonomi pada wilayah ini adalah pada sektor pertanian tanaman pangan (padi dan jagung) dan perternakan yang didukung dengan pengembangan industri pengolahan termasuk memproduktifkan kembali sawah yang terlantar. Wilayah ini juga memiliki potensi dibidang pertambangan dan perikanan budidaya air tawar. Program percepatan pembangunan pada wilayah ini diprioritaskan karena merupakan Kecamatan yang relatif tertinggal, dalam hal ini Kecamatan Kluet Tengah dan Kluet Timur;

4. Wilayah Pengembangan IV adalah Kecamatan Bakongan, Bakongan Timur, Kota Bahagia, Trumon, Trumon Tengah dan Kecamatan Trumon Timur dengan pusat pelayanan PKLp Bakongan. Sesuai dengan potensi yang dimilikinya, wilayah ini merupakan zona pembangunan ekonomi yang difokuskan pengembangannya pada sektor perikanan dan kelautan dengan dukungan sektor Pertanian Subsektor perkebunan dan kehutanan serta pengembangan tanaman pangan, khususnya jagung. Pembangunan pada wilayah ini penting, karena merupakan daerah yang relatif tertinggal dan daerah perbatasan, khususnya Trumon Timur dengan Kota Subulussalam, Trumon dengan Kabupaten Aceh Singkil, dan juga daerah terluar dari Kabupaten Aceh Selatan.

(17)

Tabel II-6

Penempatan Wilayah Pengembangan

No WP

(Wilayah Pengembangan) Kegiatan Pusat Jenis pengembangan

1. WP I. PKLp

Labuhanhaji - - Pusat pengembangan perikanan tangkap. Pusat pengembangan tanaman pangan (padi dan kacang tanah)

- Pusat pengembangan industri pengolahan

hasil pertanian dan perikanan tangkap

- Pusat perdagangan.

2. WP II. PKL Tapaktuan - Pusat pemerintahan dan pendidikan

- Pusat promosi dan pemasaran

- Pusat pengembangan IPTEK

- Pusat pengembangan perikanan tangkap.

- Pusat pengembangan tanaman pala

- Pusat pengembangan industri pengolahan

pala

- Pusat perdagangan

- Pusat pengembangan pariwisata dan

budaya

3. WP III. PKLp Kota

Fajar - Pusat pengembangan perikanan darat (mina politan).

- Pusat pengembangan tanaman pangan

(padi dan jagung)

- Pusat pengembangan industri pengolahan

hasil pertanian.

- Pusat pengembangan industri

pertambangnan

- Pusat perdagangan.

4. WP IV. PKLp

Bakongan - Pusat pengembangan perikanan tangkap dan hasil laut lainnya

- Pusat pengembangan taman perkebunan

(kelapa sawit dan cacao).

- Pusat pengembangan hutan tanaman

industri (jabon, mahoni)

- Pusat pengembangan industri pengolahan

hasil perikanan tangkap serta perkebunan dan kehutanan.

(18)

2.1.3. Wilayah Rawan Bencana

Curah hujan yang tinggi dengan kemiringan gunung yang terjal menjadikan wilayah Kabupaten Aceh Selatan rentan terhadap bencana banjir dan tanah longsor. Selain rawan bencana banjir dan longsor wilayah Kabupaten Aceh Selatan terutama kawasan lindung geologi rawan bencana geologi, yang terdiri dari kawasan rawan bencana gempa, kawasan rawan gerakan tanah tinggi, kawasan rawan tsunami dan kawasan rawan bencana abrasi.

Secara rinci kawasan rawan bencana di Kabupaten Aceh Selatan dapat di lihat dalam tabel berikut ini.

Tabel II-7

Kawasan Rawan Bencana Kabupaten Aceh Selatan

No Potensi Bencana Kawasan yang Rawan Bencana

1. Banjir 1. Kecamatan Labuhanhaji Barat meliputi Gampong Iku Lhung, Suaq Lokan, dan Kuta

Trieng.

2. Kecamatan Labuhanhaji

3. Kecamatan Meukek Gampong Blang Kuala

4. Kecamatan Sawang Gampong Ujung Karang, Sawang I

5. Kecamatan Samadua

6. Kecamatan Tapaktuan meliputi Gampong Hilir, gampong Padang, Lhok Ketapang

7. Kecamatan Pasie Raja

8. Kecamatan Kluet Utara Gampong Paya, Simpang Empat, Krueng Kluet, Limau Purut, Pasie

Kuala Bau

9. Kecamatan Kluet Selatan Gampong pasie merapat Gampong Ujung Pasie dan Gampong

Jua

10. Kecamatan Bakongan meliputi Gampong Ujung Padang, Gampong Baro, dan Gampong

Drien.

11. Kecamatan Kota Bahagia Kota Bahagia meliputi Gampong Rambong, Ujung Gunung Cut,

dan Ujung Gunung Rayuk.

12. Kecamatan Trumon Tengah

13. Kecamatan Trumon Timur

14. Kecamatan Trumon

2. Gelombang Pasang 1. Kecamatan Labuhanhaji meliputi Gampong Tengah Baru, Pawoh, Apha, Pasar Lama,

Manggis Harapan, dan Padang Bakau;

2. Kecamatan Labuhanhaji Timur meliputi Gampong Keumumu Hilir, dan Paya Peulumat;

3. Kecamatan Meukek meliputi Gampong Arung Tunggai, Kuta Baro, Tanjung Harapan, dan

Labuhan Tarok;

4. Kecamatan Sawang meliputi Gampong Meuligo, Sawang Ba’u, Ujung Padang, Sawang I,

Sawang II, Ujung Karang, dan Lhok Pawoh;

5. Kecamatan Samadua meliputi Gampong Batee Tunggai, Kuta Blang, Gunung Cut, Alur

Pinang, Jilatang, Baru, Tampang, Luar, Arafah, dan Ujung Tanah;

6. Kecamatan Tapaktuan meliputi Gampong Gunung Kerambil, Air Berudang, Lhok

Keutapang, Hilir, Padang, Tepi Air, Pasar, Lhok Bengkuang, Batu Itam, Panjupian, Lhok Rukam, dan Air Pinang;

7. Kecamatan Bakongan meliputi Gampong Ujung Mangki;

8. Kecamatan Bakongan Timur meliputi Gampong Ujong Pulo Cut, Ujong Pulo Rayeuk, dan

Seubadeh;

9. Kecamatan Trumon meliputi Gampong Keude Trumon.

3. Gempa Kawasan rawan gempa bumi tektonik tinggi menyebar di seluruh kecamatan dalam wilayah

Kabupaten Aceh Selatan.

4. Gerakan Tanah Tinggi Kawasan rawan gerakan tanah tinggi menyebar di seluruh kecamatan dalam wilayah

Kabupaten Aceh Selatan.

5. Tsunami 1. Kecamatan Labuhanhaji meliputi di gampong Tengah Baru, Kota Palak, Dalam, Pawoh,

Apha, Pasar Lama, Manggis Harapan, Bakau Hulu, dan Padang Bakau;

2. Kecamatan Labuhanhaji Timur meliputi di gampong Keumumu Hilir, Keumumu Hulu, dan

Paya Peulumat;

3. Kecamatan Meukek meliputi di gampong Blang Kuala, Kuta Buloh II, Arun Tunggai, Kuta

Baro, Tanjung Harapan, dan Labuhan Tarok;

(19)

No Potensi Bencana Kawasan yang Rawan Bencana

Meuligo, Sawang II, Ujung Karang, dan Lhok Pawoh;

5. Kecamatan Samadua meliputi di gampong Batee Tungai, Kuta Blang, Gunung Cut, Alur

Pinang, Baru, Jilatang, Tampang, Ujung Kampung, Luar, Payonan Gadang, Arafah, dan Ujung Tanah;

6. Kecamatan Tapaktuan meliputi di gampong Gurnung Kerambil, Air Berudang, Lhok

Keutapang, Hilir, Padang, dan Tepi Air;

7. Kecamatan Pasie Raja meliputi di gampong Ujung Batee, Mata Ie, Ladang Tuha, dan Pasie

Rasian;

8. Kecamatan Kluet Utara meliputi di gampong Pasie Kuala Asahan, dan Pasie Kuala Ba’u;

9. Kecamatan Kluet Selatan meliputi di gampong Suaq Bakong, Ujung Padang, dan Paise

Lembang;

10.Kecamatan Bakongan meliputi di gampong Ujung Mangki, Gampong Baro;

11.Kecamatan Bakongan Timur meliputi di gampong Ujong Pulo Cut, Ujong Pulo Rayeuk,

Ladang Rimba, Seubade, Sawah Tingkeum, Seulekat; dan

12.Kecamatan Trumon meliputi di gampong Kuta Baro, Ie Meudama, Tepin Tinggi, Kuta

Padang.

6. Abrasi 1. Kecamatan Labuhanhaji meliputi Gampong Tengah Baru, Pawoh, Apha, Pasar Lama,

Manggis Harapan, dan Padang Bakau;

2. Kecamatan Meukek meliputi Gampong Arung Tunggai, Kuta Baro, Tanjung Harapan, dan

Labuhan Tarok;

3. Kecamatan Sawang meliputi Gampong Meuligo, Sawang Ba’u, Ujung Padang, Sawang I,

Sawang II, Ujung Karang, dan Lhok Pawoh;

4. Kecamatan Samadua meliputi Gampong Batee Tunggai, Kuta Blang, Gunung Cut, Alur

Pinang, Jilatang, Baru, Tampang, Luar, Arafah, dan Ujung Tanah;

5. Kecamatan Tapaktuan meliputi Gampong Gunung Kerambil, Air Berudang, Lhok

Keutapang, Tepi Air, Pasar, Lhok Bengkuang, Batu Itam, Panjupian, Lhok Rukam dan Air Pinang;

6. Kecamatan Trumon meliputi Gampong Keude Trumon.

Dari tabel tersebut di atas hampir seluruh kecamatan dalam Kabupaten Aceh Selatan termasuk kawasan rawan bencana banjir kecuali Kecamatan Labuhanhaji Timur, Kluet Tengah, Kluet Timur, dan Bakongan Timur. Sedangkan kawasan rawan bencana gelombang pasang terdapat di 9 Kecamatan yang berbatasan dengan laut dan untuk kawasan rawan bencana tsunami terdapat di 12 Kecamatan kecuali kecamatan Labuhanhaji Barat, Kluet Tengah, Kluet Timur, Kota Bahagia, Trumon Timur dan Trumon Tengah.

2.1.4 Demografi

Perkembangan penduduk Kabupaten Aceh Selatan dalam kurun waktu lima tahun terakhir memperlihatkan angka yang fluktuatif. Perkembangan jumlah penduduk tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor kelahiran, kematian dan migrasi penduduk. Lebih jelasnya perkembangan penduduk Kabupaten Aceh Selatan disajikan pada tabel dibawah ini.

Tabel II-8

Perkembangan Penduduk Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2008 – 2012

No Tahun Jumlah Penduduk (jiwa)

1. 2008 210.215

2. 2009 211.564

3. 2010 204.667

4. 2011 207.025

5. 2012 208.160 *

Sumber : BPS Kabupaten Aceh Selatan. *Angka sementara.

(20)

Selanjutnya jumlah penduduk Kabupaten Aceh Selatan menurut kelompok umur dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel II-9

Jumlah penduduk Kabupaten Aceh Selatan menurut kelompok umur Tahun 2008-2012 Kelompok Umur 2008 2009 2010 2011 2012 0 – 4 20.279 20.852 20.175 19.478 20.236 5 – 9 24.244 24.319 23.530 21.734 23.708 10 – 14 24.438 24.525 23.729 23.022 23.906 15 – 19 21.193 21.268 20.574 19.725 20.732 20 – 24 16.612 16.665 16.119 16.452 16.239 25 – 29 16.626 16.679 16.420 17.463 16.542 30 – 34 16.478 16.533 15.992 16.622 16.112 35 – 39 15.897 15.948 15.428 16.273 15.536 40 – 44 13.104 13.136 12.709 14.117 12.804 45 – 49 11.115 11.111 10.750 11.714 10.828 50 – 54 8.754 8.713 8.430 9.201 8.478 55 – 59 5.672 5.660 5.475 6.432 5.526 60 – 64 5.772 5.775 5.586 4.804 5.628 65 – 69 4.215 4.244 4.105 3.912 4.136 70 – 74 2.863 2.883 2.789 3.091 2.913 75 + 2.933 2.953 2.711 2.841 2.880 Jumlah 210.215 211.564 204.667 207.025 208.160

Sumber : BPS Kabupaten Aceh Selatan.

Sebaran penduduk terlihat relatif merata di setiap kecamatan. Hingga tahun 2012, Kecamatan Kluet Utara memiliki tingkat kepadatan tertinggi yakni 306 jiwa/Km2 diikuti kecamatan Tapaktuan dengan tingkat kepadatan 228 jiwa/Km2. Sementara tingkat kepadatan penduduk yang paling rendah adalah kecamatan Trumon dengan tingkat kepadatan 6 jiwa/Km2 dan diikuti oleh kecamatan Kluet Tengah dengan tingkat kepadatan 8 jiwa/Km2. Lebih jelasnya disajikan pada tabel berikut :

(21)

Tabel II-10

Kepadatan Penduduk Kabupaten Aceh Selatan Menurut Kecamatan Tahun 2012

No Kecamatan

Jumlah Penduduk Jumlah Rumah

Tangga Luas wilayah Km2

Kepadatan 1 Trumon 4.283 892 766,79 6 2 Trumon Tengah 5.453 1.361 123,50 44 3 Trumon Timur 6.996 1.772 287,15 24 4 Bakongan 4.933 1.281 57,61 86 5 Kota Bahagia 6.256 1.486 244,63 26 6 Bakongan Timur 5.244 1.213 73,84 71 7 Kluet Selatan 12.662 3.171 107,98 117 8 Kluet Timur 9.478 2.382 457,95 21 9 Kluet Utara 22.376 5.412 73,10 306 10 Pasie Raja 15.773 3.334 98.11 160 11 Kluet Tengah 6.165 1.608 790,89 8 12 Tapaktuan 22,956 5.115 100,70 228 13 Samadua 14.888 3.497 105,71 141 14 Sawang 14.099 3.039 196,57 72 15 Meukek 18.622 4.235 465,06 40 16 Labuhanhaji 12.596 2.621 60,68 208 17 Labuhanhaji Timur 9.604 1.992 89,70 107 18 Labuhanhaji Barat 15.796 3.268 76,56 206 J u m l a h 208.160 47.629 4.176,58 50

Sumber : BPS Kab. Aceh Selatan (diolah)

Dengan asumsi laju pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 0,79 persen per tahun, maka diperkirakan jumlah penduduk Kabupaten Aceh Selatan pada tahun 2018 akan mencapai 218.245 jiwa, sebagaimana terlihat pada grafik di bawah ini

(22)

Grafik II-1

Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2013-2018 (Jiwa)

Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan perlu mengendalikan laju pertumbuhan penduduk tersebut secara komprehensif, mengingat indikator pertumbuhan penduduk memiliki arti yang sangat penting dari sisi ekonomi. Apabila pertumbuhan penduduk sama dengan pertumbuhan ekonomi, maka pertumbuhan ekonomi tersebut tidak akan membawa perubahan terhadap pertambahan pendapatan perkapita, dengan demikian dapat diartikan bahwa pertumbuhan ekonomi tersebut sama dengan zero (Zero Growth).

2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 2.2.1.1 Pertumbuhan PDRB

Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Aceh Selatan baik Atas Dasar Harga Berlaku maupun Atas Dasar Harga Konstan selama periode 2008-2012 menunjukkan trend yang relatif meningkat. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku pada tahun 2008 adalah sebesar Rp. 1.983.011,71 juta, pada tahun 2012 telah mencapai sebesar Rp. 3.039.107,57 juta. Sebagaimana tercantum dalam tabel di bawah ini.

Series 1 0 1 2 3 4 5

Category 1 Category 2 Category 3

Category 4 4.3 2.5 3.5 4.5 Series 1

(23)

Tabel II-11

Nilai dan Kotribusi Sektor dalam PDRB 2008 – 2012

No Sektor Usaha/ Lapangan Usaha Tahun (Rp. Juta) ) 2008 2009 2010 2011 * 2012 ** Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % A PDRB ADHB 1.983.011,71 100 2.217.275,90 100 2.415.381,44 100 2.709.900,06 100 3.039.107,57 100 1 Pertanian 836.421,58 42,18 902.026,13 40,68 960.625,72 39,77 1.085.957,63 40,07 1.238.293,36 40,75 2 Pertambangan 21.685,86 1,09 26.333,62 1,19 31.362,12 1,30 38.672,39 1,43 40.596,38 1,34 3 Industri Pengolahan 83.087,96 4,19 89.936,62 4,05 98.036,62 4,06 105.207,88 3,88 115.297,18 3,79

4 Listrik, Gas dan air Bersih 4.612,69 0,23 4.939,09 0,22 5.089,99 0,21 5.312,43 0,20 5.911,26 0,20

5 Bangunan 304.634,92 15,36 353.876,84 15,96 399.986,48 16,56 460.560,92 17,00 513.458,91 16,90

6 Perdagangan, Hotel & Restoran 263.889,53 13,31 311.962,34 14,07 348.079 14,41 388.700,25 14,34 406.048,01 13,36

7 Angkutan dan Komunikasi 72.719,49 3,67 86.881,08 3,92 94.592,37 3,92 105.544,62 3,89 126.566,89 4,16

8 Keuangan & Jasa Perusahaan 48.817,58 2,46 70.855,73 3,20 78.894,47 3,27 87.967,01 3,25 114.607,86 3,77

9 Jasa 347.142,06 17,51 370.464,45 16,71 398.804,48 16,51 431.976,93 15,94 478.327,72 15,74

B PDRB ADHK 1.202.675,33 100 1.248.506,34 100 1.300.826,13 100 1.358.940,38 100 1.422.267,00 100

1 Pertanian 422.584,83 36,80 444.567,69 34,61 449.923,47 34,59 462.506,20 34,03 473.421,20 33,29

2 Pertambangan 11.907,32 0,99 11.984,96 0,96 12.092,65 0,93 12.563,83 0,92 12.933,32 0,91

3 Industri Pengolahan 59.112,02 4,92 62.379,48 5,00 64.118,68 4,93 64.865,78 4,77 69.388,26 4,88

4 Listrik, Gas dan air Bersih 2.876,70 0,24 2.923,81 0,23 2.951,69 0,23 2.996,19 0,22 3.040,87 0,21

5 Bangunan 160.207,24 13,32 169.399,45 13,57 179.225,57 13,78 187.637,14 13,81 197.197,13 13,87

6 Perdagangan, Hotel & Restoran 221.170,50 18,39 235.143,08 18,83 251.025,19 19,30 266.190,29 19,59 281.196,89 19,77

7 Angkutan dan Komunikasi 53.091,49 4,41 60.104,19 4,81 65.123,41 5,01 69.802,33 5,14 76.465,93 5,38

8 Keuangan & Jasa Perusahaan 23.526,61 1,96 25.881,41 2,07 28.853,89 2,22 30.898,08 2,27 35.001,90 2,45

9 Jasa 228.198,62 18,97 236.122,27 18,91 247.511,58 19,03 261.480,54 19,24 273.621,50 19,24

Sumber : BPS Kab. Aceh Selatan, 2012 (diolah) *Angka sementara.

(24)

Selanjutnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) juga terlihat bergerak naik, khususnya lima tahun terakhir (2008-2012). Hingga akhir tahun 2012, nilai tambah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Kabupaten Aceh Selatan mencapai Rp.1.419.008,87 juta, jauh lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Secara berturut-turut, pada tahun 2008 nilai tambah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) masih sebesar Rp.1.202.675,33 juta, meningkat menjadi Rp.1.248.506,34 juta (tahun 2009), Rp.1.300.826,13 juta (tahun 2010) dan Rp.1.358.940,38 juta (tahun 2011), dan pada pada tahun 2012 sebesar Rp. 1.419.008,87 juta. Secara lebih rinci, perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Aceh Selatan selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada grafik berikut.

Grafik II-2

Perkembangan PDRB (ADHB dan ADHK) Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2008-2012 1.983.011,71 2.217.275,90 2.415.381,44 2.709.900,06 3.039.107,57 1.202.675,33 1.248.506,34 1.300.826,13 1.358.940,38 1.422.267,00 -500.000,00 1.000.000,00 1.500.000,00 2.000.000,00 2.500.000,00 3.000.000,00 3.500.000,00 2008 2009 2010 2011 2012 PDRB ADHB PDRB ADHK

Sumber : BPS Kab. Aceh Selatan, 2012

Sepanjang tahun 2008-2012 laju pertumbuhan ekonomi Aceh Selatan terus meningkat dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 4,13 persen, setelah mengalami distorsi pada periode 2003-2008 serta mengalami titik terendah pertumbuhannya pada tahun 2007 yang hanya tumbuh sebesar 2,73 persen.

Grafik II-3

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2008-2012 3,63 3,81 4,19 4,47 4,66 0 1 2 3 4 5 2008 2009 2010 2011 2012

(25)

Pada tahun 2008, perekonomian Aceh Selatan tumbuh sebesar 3,63 persen. Angka ini meningkat menjadi 3,81 persen di tahun 2009 serta meningkat lagi menjadi 4,19 persen tahun 2010 dan 4,47 persen tahun 2011. Memasuki tahun 2012, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Aceh Selatan diproyeksikan tumbuh sebesar 4,66 persen. Pertumbuhan ekonomi Aceh Selatan sepanjang periode 2008-2012, didukung dengan tumbuhnya sektor-sektor utama perekonomian daerah. Sektor pertanian sebagai leading sector perekonomian daerah tumbuh sebesar 2,35 persen pada tahun 2012 setelah mengalami keterpurukan pada priode 2003-2008. Sektor pertambangan dan penggalian juga tumbuh sebesar 2,95 persen dan industri pengolahan sebesar 2,95 persen. Disamping itu, lapangan usaha bangunan juga mengalami pertumbuhan sebesar 5,09 persen serta pengangkutan dan komunikasi yang tumbuh sebesar 9,56 persen. Rata-rata pertumbuhan perekonomian daerah selama 5 tahun terakhir adalah sebesar 4,15 persen. Meski mengalami pertumbuhan setiap tahunnya, namun pertumbuhan ekonomi Aceh Selatan masih rendah dibanding pertumbuhan perekonomian Provinsi Aceh maupun Nasional.

Tabel II- 12

Laju Pertumbuhan Sektor Ekonomi Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2008-2012 (Persen)

No Sektor Ekonomi 2008 2009 2010 2011 2012 *

1.

2. Pertanian. Pertambangan dan Penggalian. -0,34 7,43 0,45 0,65 1,20 0,90 2,80 3,90 2,35 2,95

3. 4. 5.

Industri Pengolahan. Listrik dan Air Minum. Bangunan/Konstruksi. 6,23 2,11 4,69 5,53 1,64 5,74 2,79 0,95 5,80 1,17 1,51 4,69 2,95 1,47 5,09 6. 7. 8. 9.

Perdagangan, Hotel dan Restoran. Pengangkutan dan Komunikasi. Keuangan, Persewaan dan Jasa. Perusahaan Jasa-jasa. 5,78 17,12 8,02 4,85 6,32 13,21 10,01 3,47 6,75 8,35 11,49 4,82 6,04 7,18 7,08 5,64 5,64 9,56 13,28 4,64 PDRB 3,63 3,81 4,19 4,47 4,66

Sumber : BPS Kab. Aceh Selatan, 2012 *) Angka sementara.

Berdasarkan trend pertumbuhan ekonomi daerah tersebut pada tahun-tahun sebelumnya, maka diperkirakan (diproyeksikan) pada tahun 2013-2018 perekonomian Kabupaten Aceh Selatan akan tumbuh sebesar 4,85 persen pada tahun 2013, sebesar 5.23 persen pada tahun 2015 dan diproyeksikan mencapai 5.80 persen pada tahun 2018.

(26)

Grafik II-4

Perkiraan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2013-2018 4,85 5,04 5,23 5,42 5,61 5,8 4 4,5 5 5,5 6 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Sumber : BPS Kab. Aceh Selatan

Selanjutnya dilihat dari struktur perekonomian daerah, maka secara faktual, struktur ekonomi Kabupaten Aceh Selatan memang masih bertumpu pada sektor pertanian dalam menggerakkan roda ekonomi daerah. Namun sampai saat ini pembangunan sektor pertanian belum berbasis pada agrobisnis dan agroindustri. Pemerintah Daerah sangat menyadari hal tersebut, untuk itu perlu dilakukan revitalisasi pembangunan pada sektor pertanian melalui perencanaan yang terintegrasi dengan melibatkan Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) terkait dalam pelaksanannya, seperti optimalisasi lahan, pengembangan jaringan irigasi, penambahan jalan usaha tani dan jalan produksi, pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan dan holtikultura yang berbasis agribisnis, pengembangan sentra peternakan dan pembibitan ternak, pengembangan kawasan minapolitan, pengembangan kawasan perkebunan, pengembangan kawasan hutan tanam industri serta pengembangan kawasan industri (KI) pengolahan terpadu yang berbasis pertanian (agro industry).Selain sektor primer, pertumbuhan ekonomi daerah juga didorong oleh sektor sekunder yang terdiri dari sektor bangunan/kontruksi dan industri pengolahan serta sektor tersier.

Tabel II-13

Kotribusi Sektor Utama Ekonomi terhadap PDRB (ADHB) Kabupaten Aceh Selatan tahun 2008- 2012

No. U r a i an 2008 2009 2010 2011 2012*

1. Primer Pertanian

Pertambangan dan Penggalian

43,27 42,18 1,09 41,87 40,68 1,19 41,07 39,77 1,30 41,50 40,07 1,43 42,09 40,75 1,34 2. Sekunder Industri Pengolahan Listrik dan Air Minum Bangunan 19,78 4,19 0,23 15,36 20,23 4,05 0,22 15,96 20,83 4,06 0,21 16,56 21,08 3,88 0,20 17,00 20,89 3,79 0,20 16,90 3. Tersier

Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa 36,95 13,31 3,67 2,46 17,51 37,90 14,07 3,92 3,20 16,71 38,11 14,41 3,92 3,27 16,51 37,42 14,34 3,89 3,25 15,94 37,03 13,36 4,16 3,77 15,74

Sumber : BPS Kabupaten Aceh Selatan

(27)

Walaupun sektor primer secara absolut masih mendominasi struktur perekonomian Kabupaten Aceh Selatan, namun secara relatif peranannya dalam memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah mulai mengalami penurunan. Pada tahun 2008 sektor primer memberi kontribusi sebesar 43,27 persen, namun pada tahun 2012 kontribusi sektor primer terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurun menjadi sebesar 42,09 persen. Disisi lain sektor non primer utamanya sektor tersier dan sekunder peranannya semakin menguat dalam struktur perekoniman daerah. Pada tahun 2008 kontribusi sektor sekunder terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 19,78 persen meningkat menjadi 20,89 persen pada tahun 2012. Demikian juga kontribusi sektor tersier terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menunjukkan peningkatan dari 36,95 persen pada tahun 2008 menjadi 37,03 persen pada tahun 2012.

Kondisi ini menujukkan pula mulai terjadinya transformasi dalam perekonomian Kabupaten Aceh Selatan. Hal ini penting dicermati sebagai landasan untuk menentukan arah pembangunan Kabupaten Aceh Selatan. Berdasarkan fenomena ini, maka pembangunan daerah kedepan haruslah mensinergiskan ketiga sektor pembangunan tersebut. Pembangunan sektor pertanian harus didukung dengan penguatan industri pengolahannya, sektor perdagangan serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Terkait dengan hal ini, ekonomi kreatif juga didorong terus pengembangannya, terutama dalam rangka pembukaan lapangan kerja serta mengembangkan perekonomian daerah sesuai dengan potensi yang dimiliki Kabupaten Aceh Selatan.

Grafik II-5

Peranan Sektor Ekonomi dalam Pembentukan PDRB Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2012

40,75 1,34 3,79 0,20 16,90 13,36 4,16 3,77 15,74 Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan Listrik dan Air minum Bangunan

Perdagangan,Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan,Persewaan dan Jasa Perusahaan

(28)

2.2.1.2 Laju Inflasi

Laju inflasi merupakan ukuran yang dapat menggambarkan kenaikan/penurunan harga dari sekelompok barang dan jasa yang berpengaruh terhadap kemampuan daya beli masyarakat. Laju Inflasi Kabupaten Aceh Selatan selama periode tahun 2008-2012 menunjukkan trend yang terus menurun.

Tabel II-14

Inflasi Kabupaten Aceh Selatan 2008-2012

Tahun Inflasi (%) 2008 8,63 2009 8,22 2010 6,54 2011 3,41 2012 2,75

Sumber : BPS Kabupaten Aceh Selatan

Berdasarkan perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS), angka inflasi tahun 2008 tercatat sebesar 8,6 persen, menurun pada tahun 2009 sebesar 8,2 persen dan tahun 2010 sebesar 6,54 persen, menurun lagi pada tahun 2011 sebesar 3,41 persen.

Perkembangan laju inflasi Kabupaten Aceh Selatan pada tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel II-15

Laju Inflasi/Deflasi Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2012

Bulan Inflasi (%) Januari 1,10 Februari -0,25 Maret -0,68 April 0,73 Mei -0,02 Juni 0,59 Juli 1,57 Agustus 0,46 September -0,63 Oktober -0,30 November 0,21 Desember 0,50 Sumber : (BPS, 2012)

Secara umum tingkat inflasi di Kabupaten Aceh Selatan selama tahun 2012 tetap terkendali dengan akumulasi inflasi sejak bulan Januari sampai dengan Desember tahun 2012 sebesar 2,75 persen. Angka inflasi ini masih berada di bawah tingkat inflasi Aceh maupun Nasional yang berkisar sebesar 5 – 6% per tahun dan masih berada pada range single digit.

(29)

Grafik II-6

Tingkat Inflasi Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2008-2012

8,63 8,22 6,54 3,41 2,75 0 2 4 6 8 10 2008 2009 2010 2011 2012 2.2.1.3 PDRB Perkapita

Pendapatan per kapita dapat dipakai sebagai salah satu tolok ukur (indikator) untuk menilai kesejahteraan masyarakat. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita Kabupaten Aceh Selatan berdasarkan harga berlaku (ADHB) maupun harga konstan menunjukkan adanya peningkatan selama tahun 2008-2012. Untuk tahun 2008, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita kabupaten Aceh selatan berjumlah Rp. 9.433.225,05 naik menjadi Rp. 12.094.677,89 pada tahun 2010. Pada tahun berikutnya pendapatan per kapita tersebut terus mengalami kenaikan, hingga mencapai Rp. 14.599.863,42 pada tahun 2012. Walaupun meningkat rata-rata 3,61 persen per tahun (2008-2012), namun pendapatan perkapita tersebut masih lebih rendah dari rata-rata pendapatan perkapita Provinsi Aceh.

Tabel II-16

PDRB Perkapita Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2008-2012

No Tahun ADHB PDRB/Kapita ADHK PDRB/Kapita

(Rp.Juta) (Rp) (Rp.Juta) (Rp) 1 2008 1.983.011,71 9.433.255,05 1.202.675,33 5.721.167,99 2 2009 2.217.275,90 10.480.402,62 1.248.506,34 5.901.317,52 3 2010 2.475.381,44 12.094.677,89 1.300.826,13 6.355.817,65 4 2011 2.709.900,06 13.089.723,75 1.358.940,38 6.564.136,60 5 2012* 3.039.107,57 14.599.863,42 1.422.267,00 6.832.566,29 Rata-rata Pertumbuhan (%) 3,61

Sumber: BPS Kabupaten Aceh selatan *Angka Sementara.

(30)

Grafik II-7

PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2008-2012

-5.000.000,00 10.000.000,00 15.000.000,00 20.000.000,00 2008 2009 2010 2011 2012 PDRB ADHB PDRB ADHK

Sumber : BPS Kab. Aceh Selatan, 2012

Kondisi yang sama terjadi pada Pendapatan Regional Per kapita, dimana pendapatan regional per kapita juga mengalami kenaikan selama lima tahun terakhir.

2.2.1.4 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

IPM merupakan salah satu ukuran yang dapat digunakan untuk melihat upaya dan kinerja pembangunan dengan dimensi yang lebih luas. Karena untuk melihat Tingkat kesejahtreraan masyarakat sebagai capain dari kegiatan pembangunaan yang telah dilakukan, disamping menggunakan indikator pendapatan perkapita dan pertumbuhan ekonomi daerah, indikator penting lainnya yang dijadikan ukuran adalah dengan melihat pada Indek Pembangunan Manusia (IPM). Sebagaimana kita ketahui bahwa pembangunan daerah merupakan proses integral dari berbagai program dan kegiatan pembangunan yang dilakukan, dimana pembangunan daerah tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia penduduknya, meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita, membuka lapangan kerja dan mengurangi pengangguran serta basis akhirnya adalah meningkat kesejahteraan masyarakat.

Indek Pembangunan Manusia (IPM) mencerminkan kemajuan dibidang pendidikan, Kesehatan dan Kemampuan ekonomi masyarakat. Semakin tinggi angka indek ini maka hal tersebut bermakna pula semakin membaiknya tingkat kesejahteraan masyarakat.

Tabel. II-17

Indek Pembangunan Manusia Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2008-2012

a

Tahun IPM A.Selatan Rangk.IPM Aceh

2008 66,90 13

2009 67,7 13

2010 68,41 14

2011 68,87 16

(31)

Berdasarkan data IPM Kabupaten Aceh Selatan dari Tabel. II-17 diatas diketahui bahwa angka IPM Kabupaten Aceh Selatan relatif mengalami peningkatan dari tahun ketahun walaupun peningkatannya tidak terlalu signifikan. Pada tahun 2008 nilai IPM Kabupaten Aceh Selatan adalah sebesar 66,9 serta berada diperingkat 13 di Provinsi Aceh. Angka IPM ini meningkat menjadi sebesar 67,7 pada tahun 2009, namun juga masih kurang menggembirakan karena dibawah capaian rata-rata nilai IPM Provinsi Aceh yang sebesar 69,5. Pada tahun 2010 dan tahun 2011 angka IPM Kabupaten Aceh Selatan juga mengalami peningkatan masing-masing sebesar 68,41 dan 68,87. Saat ini peringkat teratas IPM di Aceh diduduki oleh Banda Aceh dengan nilai IPM mencapai 75.44 (tahun 2006) dan 76.31 (tahun 2007). Kualitas pembangunan manusia Kabupaten Aceh Selatan hanya lebih baik dari kabupaten Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Aceh Singkil, Nagan Raya, Gayo Lues dan Simeulue.

Grafik. II-8

Indeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh, Tahun 2011

Sumber : BPS, 2012

2.2.1.5. Persentase Penduduk di Atas Garis Kemiskinan

Selama kurun waktu 2008-2012 Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan telah berupaya untuk mengurangi jumlah penduduk miskin. Tingkat Kemiskinan selama periode tersebut menunjukan adanya penurunan. Tahun 2008 jumlah penduduk miskin tercatat sebanyak 38.820 jiwa, Tahun 2009 jumlah penduduk miskin tersebut mengalami penurunan menjadi 35.410 jiwa dan pada tahun 2012 menurun menjadi 33.904 jiwa atau sebesar 16,30%.

Berikut gambaran perkembangan penduduk miskin Kabupaten Aceh Selatan selama 5 Tahun (2008-2012) : 67.97 67.97 68.87 70.96 69.40 72.11 69.28 72.71 70.76 72.45 71.39 68.37 67.08 69.17 67.64 68.23 68.88 69.96 76.31 74.48 72.22 74.65 68.28 69.41 62.00 64.00 66.00 68.00 70.00 72.00 74.00 76.00 78.00 Sim eu lu e Ac eh S in gk il Ac eh Se lat an Ac eh T eng ga ra Ac eh T im ur Ac eh T eng ah Ac eh B ar at Ac eh B es ar Pid ie Bire ue n Ac eh U tar a Ac eh B ar at D ay a G ay o L ue s Ac eh T ami an g N ag an R ay a Ac eh Jay a Be ne r M eria h Pid ie Ja ya Ko ta B an da Ac eh Ko ta Sab an g Ko ta L an gs a Ko ta … Subus sa la m Pro vin si A ce h

(32)

Tabel II-18

Penduduk Miskin Kabupaten Aceh Selatan

No Tahun Garis kemiskinan Jumlah

Penduduk Miskin % Penduduk Miskin

1 2008 203.761 38.820 24,72

2 2009 236.741 35.410 19,40

3 2010 276.000 35.351 17,50

4 2011 270.000 34.876 16,93

5 2012 265.500 33.904 16,30

Sumber : BPS Kab. Aceh Selatan

2.2.1.6. Angka Kriminalitas yang Tertangani.

Keamanan, ketertiban, dan penanggulangan kriminalitas merupakan salah satu prioritas untuk mewujudkan stabilitas, penyelenggaraan pemerintahan terutama di daerah. Terciptanya rasa aman kepada masyarakat, menjaga ketertiban dalam pergaulan masyarakat serta menanggulangi kriminalitas sehingga kuantitas dan kualitas kriminalitas dapat diminimalisir, adalah beberapa upaya penting yang harus dilakukan. Angka kriminalitas yang tertangani adalah penanganan kriminal oleh aparat penegak hukum (polisi/kejaksaan).

Tabel II-19

Angka Kriminalitas Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2012

No Kasus Kejadian Tertangani

1. Pembunuhan 0 0

2. Penganiayaan Berat 12 12

2. Penculikan 0 0

3. Pencurian dengan Kekerasan 0 0

4. Pencurian dengan Pemberatan 12 10

5. Pencurian Ranmor 12 10

6. Pencurian Kawat Telepon 0 0

7. Pemerkosaan 0 0

8. Pembakaran 0 0

9. Senpi/Handak 0 0

10. Pemerasan 0 0

11. Penyelundupan 0 0

12. Kejahatan Terhadap Kepala Negara 0 0

Jumlah 36 32

(33)

2.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial

Pembangunan pada fokus kesejahteraan sosial meliputi indikator angka melek huruf, angka rata-rata lama sekolah, angka partisipasi kasar, angka pendidikan yang ditamatkan, angka partisipasi murni, angka kelangsungan hidup bayi, angka usia harapan hidup, dan rasio penduduk yang bekerja. Kinerja pembangunan kesejahteraan sosial Kabupaten Aceh Selatan pada masing-masing indikator sebagai berikut:

2.2.2.1 Pendidikan

Pembangunan pendidikan pada dasarnya ditujukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sasarannya adalah terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas melalui peningkatan mutu pendidikan, perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan bagi semua masyarakat, tercapainya efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan serta tercukupinya sarana dan prasarana pendidikan. Beberapa keberhasilan pembangunan bidang pendidikan dapat dilihat dari Angka Melek Huruf (AMH), Angka Rata-rata Lama Sekolah, Angka Partisipasi Murni (APM), Angka Partisipasi Kasar (APK), dan Angka Putus Sekolah.

2.2.2.1.1 Angka Melek Huruf (AMH)

Angka Melek Huruf (dewasa) adalah proporsi penduduk berusia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis dalam huruf latin atau lainnya. Perkembangan Angka Melek Huruf (AMH) di Kabupaten Aceh Selatan selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel II-20 berikut :

Tabel II-20

Perkembangan Angka Melek Huruf Tahun 2008-2012 Kabupaten Aceh Selatan

NO Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

1 Jumlah penduduk usia diatas 15 tahun yang

bisa membaca dan menulis 121.409 121.213 134.923 136.496 141.944 2

Jumlah penduduk usia 15 tahun keatas 125.138 127.203 137.874 139.448 146.288 3

Angka melek huruf 97,02 97,65 97,86 97,88 97,03

Sumber :Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Selatan.

Berdasarkan data Angka Melek Huruf (AMH), perkembangannya di Kabupaten Aceh Selatan telah mencapai 97 persen lebih dan hanya 0,3 persen dari penduduk Kabupaten Aceh Selatan yang tidak Melek Huruf. Selanjutnya perkembangan Angka Melek Huruf (AMH) per kecamatan dalam Kabupaten Aceh Selatan dapat dilihat pada tabel berikut :

(34)

Tabel II-21

Angka Melek Huruf Tahun 2012 Menurut Kecamatan Kabupaten 2012

NO Kecamatan

Jumlah Penduduk Usia Diatas 15 Tahun yang Bisa

Membaca dan Menulis

Jumlah Penduduk Usia

15 Tahun Keatas Angka Melek Huruf

1. Labuhanhaji Barat 11.992 12.192 98,36 2. Labuhanhaji 8.901 9.072 98,12 3. Labuhanhaji Timur 6.443 6.531 98,65 4. Meukek 13.286 13.604 97.66 5. Sawang 10.137 10.320 98,23 6. Samadua 9.952 10.190 97,66 7. Tapaktuan 15.486 15.751 98,32 8. Pasie Raja 10.268 10.795 95,12 9. Kluet Utara 15.046 15.768 95,42 10. Kluet Tengah 3.870 4.039 95.82 11. Kluet Timur 6.174 6.477 95,32 12. Kluet Selatan 8.544 8.819 96,88 13. Bakongan 3.348 3.537 94,66 14. Bakongan Timur 3.423 3.462 98,87 15. Kota Bahagia 4.028 4.186 96,23 16. Trumon 3.191 3.348 95,31 17. Trumun Tengah 3.416 3.535 96,63 18. Trumon Timur 4.439 4.662 95,22 Jumlah 141.944 146.288 97,03

Sumber :Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Selatan.

Berdasarkan tabel di atas jumlah penduduk yang melek huruf di Kabupaten Aceh Selatan adalah 97,03 persen artinya masih terdapat 2,97 persen penduduk yang masih belum melek huruf.

2.2.2.1.2 Angka Rata-Rata Lama Sekolah.

Lamanya sekolah atau years of schooling adalah sebuah angka yang menunjukkan lamanya bersekolah seseorang dari masuk sekolah dasar sampai dengan Tingkat Pendidikan Terakhir (TPT). Angka rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk usia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani. Angka rata-rata lama sekolah dapat dilihat pada tabel berikut ini :

(35)

Tabel II-22

Angka Rata-Rata Lama Sekolah

No Uraian 2008 2009 Tahun 2010 2011 2012*

Rata Lama Sekolah 12,02 12,11 12,13 12,16 12,18

2.2.2.1.3. Angka Partisipasi Kasar (APK)

Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah perbandingan jumlah siswa pada tingkat pendidikan SD/SLTP/SLTA dibagi dengan jumlah penduduk berusia 7 hingga 18 tahun atau rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. Perkembangan Angka Partisipasi Kasar di Kabupaten Aceh Selatan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel II-23

Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) Tahun 2008-2012 KabupatenAceh Selatan

No Angka Partisipasi Kasar 2008 2009 Tahun 2010 2011 2012*

1 SD/MI 108,85 % 109,76 % 109,82 % 109, 87 % 109,96 %

2 SLTP/MTs 94,38 % 92,85 % 93,26 % 93,34 % 94,55 %

3 SMA/SMK/MA 71,26 % 72,11 % 73,24 % 74,00 % 74,22 %

2.2.2.1.4. Angka Pendidikan yang Ditamatkan (APT)

Angka Pendidikan yang Ditamatkan (APT) adalah menyelesaikan pelajaran pada kelas atau tingkat terakhir suatu jenjang sekolah di sekolah negeri maupun swasta dengan mendapatkan surat tanda tamat belajar/ijazah. Di Kabupaten Aceh Selatan Angka Pendidikan yang Ditamatkan (APT), sebesar 34,68 persen dari penduduk yang pernah sekolah adalah tamat SMA, 25,32 persen tamat SD dan hanya 9,52 persen yang berijazah perguruan tinggi. Sebagaimana terlihat dalam tabel berikut.

Tabel II-24

Perkembangan Angka Pendidikan yang Ditamatkan (APT) Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2008-2012

NO APT 2008 2009 2010 2011 2012

1. SD 21,44 24,18 26,32 25,32 37,81

2. SMP 17,05 20,79 18,96 17,32 18,12

3. SMA 32,01 35,01 33,49 34,68 21,52

4. Perguruan Tinggi 9,99 9,06 13,08 9,52 5,55

(36)

Berdasarkan tabel di atas untuk semua jenjang pendidikan masih jauh dari harapan (100%). Di samping itu, masih terdapat 1,98 persen pengawas sekolah yang belum berkualifikasi akademik Strata -1 (S-1) atau Diploma -IV (D-IV) dan 27,84 persen kepala sekolah SD/ MI serta 4 persen kepala sekolah SMP/ MTsN yang belum berkualifikasi akademik Strata -1 (S-1) atau Diploma -IV (D-IV). Di samping masih terdapat guru SD/ MI yang belum memiliki sertifikat pendidik (65,75%). Belum optimalnya angka capaian Angka Partisipasi Kasar (APK)/ Angka Partisipasi Murni (APM) dan Angka Pendidikan yang ditamatkan (APT) disebabkan oleh mahalnya biaya pendidikan, walaupun dukungan anggaran untuk pendidikan relatif cukup besar pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten (APBK). Oleh karena itu, diperlukan upaya pengalokasian anggaran pendidikan yang tepat agar pendidikan menjadi murah namun tetap berkualitas.

2.2.2.1.5. Angka Partisipasi Murni

Angka partisipasi murni adalah perbandingan penduduk usia antara 7 hingga 18 tahun yang terdaftar sekolah pada tingkat pendidikan SD/SLTP/SLTA dibagi dengan jumlah penduduk berusia 7 hingga 18 tahun. Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Aceh Selatan selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel II-25

Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2008-2012

NO Jenjang Pendidikan 2008 2009 2010 2011 2012

1 SD/MI

1.1. Jumlah siswa kelompok usia 7-12 tahun yang bersekolah di jenjang pendidikan SD/MI 26.677 27.164 26.677 25.698 26.008 1.2. Jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun 27.445 27.898 31.423 26.257 26.718

1.3. APM SD/MI 97,20 97,37 97,88 97,87 97,34

2 SMP/MTs

2.1. Jumlah siswa kelompok usia 13-15 tahun yang bersekolah di jenjang pendidikan SMP/MTs 9.484 9.803 9.884 9.799 10.466 2.2. Jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun 13.320 13.540 13.014 12.862 13.762 2.3. APM SMP/MTs 71,20 72,40 73,02 76,19 76,05

3 SMA/MA/SMK

3.1. jumlah siswa kelompok usia 16-18 tahun yang bersekolah di jenjang pendidikan SMA/MA/SMK 7.685 7.938 9.971 8.170 13.073 3.2. jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun 12.160 12.361 13.614 11.570 17.336 3.3. APM SMA/MA/SMK 63,20 64,22 73,24 75,07 75,41

Sumber. Dinas Pendidikan Kab.Aceh Selatan.

Berdasarkan tabel tersebut di atas perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) SD/ MI dari tahun 2008 – 2010 mengalami peningkatan namun di tahun 2010 – 2012 terjadi penurunan sedangkan Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/ MTs terjadi peningkatan setiap tahun kecuali tahun 2012 terjadi penurunan sebesar 0,14 dan untuk Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/ MA/ SMK terjadi peningkatan setiap tahun dengan capaian 75,41 di tahun 2012. Angka Partisipasi Murni (APM) per kecamatan dalam Kabupaten Aceh Selatan dapat dilihat pada tabel berikut:

Gambar

Tabel II-4
Tabel II-6
Grafik II-4
Grafik II-7
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal itu dapat dilihat berdasarkan hasil analisis individual tentang perubahan-perubahan perilaku selama mengikuti konseling kelompok dengan menggunakan strategi

Dalam penelitian sebelumnya penerimaan Pajak Air Tanah tidak mencapai target realisasi namun dampak terhadap lingkungan yang besar akibat pengambilan air tanah yang berlebihan

Dari semua defenisi diatas dapat dinyatakan bahwa sistem temu balik informasi adalah suatu proses temu balik atau penemuan kembali informasi yang tersimpan dengan menggunakan

1. Citizen Journalism Net Tv: CJ Net dengan moto “Everybody Can Be Journalist”, merupakan media jurnalisme warga untuk mencari, menonton dan berbagi informasi

e.Dokumen LMKB/LMKBK/LMHHOK Organisasi telah memiliki Laporan Mutasi Kayu Bulat and Laporan Mutasi Hasil Hutan Olahan Kayu sebagai balance proses produksi dan sesuai

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai kerapatan papan partikel yang dihasilkan berkisar antara 0,80 gr/cm3 sampai dengan 0,91 gr/cm3, nilai kerapatan tertinggi pada

Pada hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak budaya organisasi dan lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT.. Bank SUMUT

Dan penelitian oleh Damayanti, Susetyo dan Hernawati (2016) Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share Untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Mata