• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Indonesia adalah Negara berkembang yang mempunyai lebih dari 200 juta penduduk. Untuk membiayai 200 juta lebih penduduk butuh usaha dan biaya yang sangat besar. Sumber penerimaan Negara untuk membiayai rakyat berasal dari pajak maupun bukan pajak. Dari penerimaan tersebut, pemerintah Indonesia senantiasa berusaha memajukan kesejahteraan rakyatnya. Tindakan pemerintah ini sesuai dengan pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 yang menghendaki agar rakyat Indonesia hidup adil dan makmur. Bunyi pasal tersebut adalah:

“Pasal 33

(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.

(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.

(3) Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.” Selain usaha dari pemerintah, masing-masing pribadi rakyat Indonesia juga berusaha agar bisa mencapai kehidupan makmur dan sejahtera. Banyak usaha yang dilakukan untuk bisa tetap bertahan hidup dan mencapai kesejahteraan, mulai dari usaha di bidang pertanian, perkebunan, perdagangan, perikanan, kehutanan, maupun pertambangan. Semua orang berlomba-lomba melakukan usaha atau pekerjaan yang mendatangkan keuntungan yang berlimpah. Salah satu usaha yang belakangan ini sangat menjanjikan dan berprospek cerah adalah usaha pertambangan batu bara.

Meski tergolong masih ‘baru’, industri batubara Indonesia memperlihatkan pertumbuhan yang terus meningkat. Produksinya mengalami peningkatan yang tajam. Kemampuan menembus pasar ekspor maupun memenuhi kebutuhan dalam negeri terus bertambah. Padahal, dibanding negara lain industri batubara Indonesia belakangan berkembangnya yakni dimulai sekitar akhir tahun 1980-an. Perkembangan ini antara lain dipicu oleh menurunnya ekspor batubara China dan meningkatnya harga minyak mentah. Selama tahun 2006, diungkapkan produksi batubara mencapai 170 juta ton. Sebesar 127 juta ton untuk memenuhi pasar

(2)

       

ekspor dan 45 juta ton untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri. Angka ini jauh lebih besar jika dibandingkan dengan kondisi tahun 1996. Pada tahun 1996 produksi batubara sekitar 12,1 juta ton, sebesar 9,7 juta ton untuk ekspor dan 3,3

juta ton untuk kebutuhan domestik. 1

Berdasarkan data dari World Coal Institute pada tahun 2006 volume pengapalan batubara dalam perdagangan internasional mencapai 508 juta ton. Dari jumlah tersebut kontribusi batubara asal Indonesia mencapai 21 %. Sedangkan jika untuk perdagangan kawasan Asia batubara Indonesia memiliki kontribusi sebesar 36%. Pada tahun 2010 diperkirakan produksi batubara akan mencapai lebih dari 240 juta ton sebesar 150 juta ton diantaranya untuk memenuhi pasar ekspor. Sedangkan untuk kebutuhan dalam negeri mulai tahun 2009 akan meningkat tajam menjadi sekitar 75 juta ton dengan adanya program

pembangunan PLTU 10 ribu MW.2

Data APBI (Asosiasi Batubara Indonesia) menyebutkan, hingga akhir 2007, total produksi batubara nasional sebanyak 207,5 juta ton atau meningkat 7,5 persen dibandingkan tahun 2006. Beberapa perusahaan tercatat sebagai pemasok utama batubara di Indonesia. Misalnya, Adaro Indonesia (memproduksi 36 juta ton), Berau Coal (12 juta ton), Kaltim Prima Coal (39 juta ton), Kideco Jaya Agung (20 juta ton), Arutmin Indonesia (15 juta ton) dan PTBA (8,5) juta ton). Hampir 70 persen dari produksi batubara Indonesia dilepas ke pasar dunia. Jepang, Korea Selatan dan Cina termasuk negara-negara tujuan ekspor batubara Indonesia. Data World Coal Institute menyebutkan, sejak tahun 2004, Indonesia telah menjadi eksportir batubara nomor dua terbesar di dunia setelah Australia. Tahun 2006, jumlah ekspor batubara nasional mencapai 129 juta ton. Di tahun 2008, APBI memperkirakan produksi batubara akan bertambah sekitar 20 juta ton menjadi 230 - 235 juta ton. Selain dipengaruhi oleh permintaan pasar global, beberapa produsen berniat untuk meningkatkan produksi mereka.

 

1

“Pertumbuhan Industri Batubara Semakin Pesat,”

<http://www.esdm.go.id/berita/batubara/44-batubara/809-pertumbuhan-industri-batubara-semakin-pesat.html>, 5 Juni 2007. 

2

(3)

Berdasarkan data World Coal Institute, sampai akhir 2006 konsumsi batubara dunia mencapai 5,33 miliar ton. Jumlah tersebut meningkat 42 % dibandingkan kebutuhan dunia di tahun 2000. Untuk mengimbangi konsumsi tersebut, produksi batubara juga terus bertambah. Di akhir 2006 jumlahnya telah mencapai 5,37 miliar ton. Sejalan dengan pembangunan proyek listrik tenaga uap (PLTU) yang kini sedang dikerjakan pemerintah, kebutuhan batubara di dalam negeri juga bakal melonjak.

Dalam perhitungan APBI, di tahun 2010 ketika semua proyek PLTU sudah beroperasi, konsumsi batubara domestik akan mencapai 90 juta ton. Konsumsi batu bara dunia yang terus meningkat ini dipicu oleh kenaikan harga minyak. Bagi sebagian besar negara, kenaikan harga minyak tadi tak ubahnya musibah. Sebab, biaya energi yang harus dikeluarkan menjadi berlipat ganda. Diperkirakan bahwa kebutuhan batubara dunia akan terus bertambah. Penyebabnya adalah karena beberapa negara seperti: Jepang, India, Taiwan, Korea Selatan, dan Hong Kong membutuhkan bahan baku energi yang cukup besar. Padahal negara-negara tersebut diketahui tidak memiliki sumber alam yang mumpuni.

Meningkatnya konsumsi batubara dunia, tak ayal telah mendorong harga komoditas tambang ini terus menggeliat. Jika ditahun 2004, harganya baru di kisaran US$ 35 sampai dengan US$40 per ton, kini di Newcastle Thermal Coal-- patokan harga batubara internasional-- bandrolnya sudah U$ 125-135 per ton. Dalam beberapa waktu ke depan, harga batubara dunia, diprediksi akan bertahan di level atas. Alasannya jumlah supply dan demand diyakini tidak akan mengalami perubahan yang drastis. Bahkan apabila harga minyak terus melambung, harga batubara dunia dipastikan bakal ikut terkerek. Sebab, kondisi itu akan mendorong permintaan pasar semakin melonjak. Di sisi lain, para produsen belum tentu mampu untuk memenuhi semua permintaan itu.

Beberapa hal yang bisa mempengaruhi harga batu bara dalam jangka pendek hingga menengah. Pertama, permintaan Cina masih akan tetap tinggi. Saat ini negeri tirai bambu itu merupakan salah satu produsen dan memiliki cadangan batubara terbesar di dunia. Masalahnya, cadangan tersebut sebagian

(4)

       

besar terkonsentrasi di daerah-daerah yang infrastrukturnya tidak terlalu baik. Akibatnya, biaya tranportasi menjadi lebih mahal. Kedua, sebagai eksportir batubara terbesar di dunia, situasi di Australia juga kurang menggembirakan. Walaupun didukung oleh infrastruktur yang mumpuni, namun kapasitasnya mulai terbatas. Hal ini tentunya akan mempengaruhi pasokan batubara dari negeri kanguru. Faktor ketiga berkaitan dengan kondisi di Afrika Selatan. Saat ini negara tersebut tidak memiliki pelabuhan yang cukup baik. Sehingga pasokan batubara mereka ke pasar dunia seringkali mengalami hambatan. Tingginya kebutuhan, yang diikuti oleh kenaikan harga batubara dunia, diyakini akan membuat

keuntungan emiten berbasis tambang batubara akan semakin meningkat.3

Sebagai tambahan, belakangan ini harga saham batubara terus menurun disebabkan karena harga minyak dunia terus menurun dan perlambatan ekonomi

global.4 Namun, riset UBS Securities akhir Oktober 2008 lalu menegaskan bahwa

peluang kenaikan harga batubara masih terbuka dalam jangka waktu 12 bulan hingga 18 bulan ke depan. Selain itu, banyak analis pasar modal yang optimis

bahwa harga saham perusahaan batubara akan kembali meningkat.5

Oleh karena fakta-fakta tersebut di atas, banyak perusahaan swasta yang juga ingin meraup untung dengan bergelut di dunia bisnis industri batubara. Sesuai dengan pasal 15 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1967 Tentang Pokok-Pokok Pertambangan, maka sebelum melakukan usaha pertambangan, sebuah perusahaan harus memperoleh kuasa pertambangan. Kuasa pertambangan merupakan izin bagi suatu perusahaan pertambangan untuk melaksanakan usaha

 

3

“Industri Pertambangan Batubara Semakin Menjanjikan,”

<http://www.djmbp.esdm.go.id/dbt/informasi.php?action=detail&id=16>, 5 Juni 2008. 

4

”Saham Batubara Murah & Potensial,”

<http://www.inilah.com/berita/ekonomi/2008/11/13/61602/saham-batubara-murah-dan-potensial/>, 13 November 2008. 

5

Ruisa Khoiriyah, “ Masih Ada Harapan Rebound untuk Batu Bara, ”

<http://www.kompas.com/read/xml/2008/11/05/14485142/masih.ada.harapan.rebound.untuk.batu. bara>, 5 November 2008

(5)

       

tambangnya.6 Pengaturan mengenai izin melakukan usaha tambang batubara

diperkuat dan diatur lebih rinci dalam Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1996 yang mengatur mengenai Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B).

Walaupun bersprospek cerah dan menjanjikan, biaya dalam pengoperasian industri batubara tidaklah sedikit. Sumber dana untuk membiayai pengoperasian industri tersebut bisa berasal dari pasar uang dan pasar modal. Guna memahami peranan yang diharapkan dari pasar uang dan pasar modal tersebut, perlu dipahami terlebih dahulu hakikat dari kedua pasar ini. Baik pasar uang maupun pasar modal adalah sebagai perantara, “intermediary”, “channel” dari proses pengerahan dana dari individu atau lembaga yang memiliki kelebihan dana (excess of fund/ supplier of fund), kepada orang atau perusahaan yang memerlukan dana (lack of fund/ demander of fund), serta menggunakannya untuk

kepentingan produktif.7 Pasar uang bertujuan menyediakan dana pinjaman bukan

ekuitas untuk memenuhi kebutuhan modal kerja jangka pendek, sedangkan pasar modal bertujuan menyediakan dana pinjaman jangka panjang guna menciptakan barang modal, berupa aktiva (termasuk pabrik dan peralatannya) yang digunakan

untuk memproduksi barang lain.8

Pasar modal mempunyai peran strategis sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha, termasuk usaha menengah dan kecil untuk pembangunan usahanya, sedangkan di sisi lain pasar modal juga merupakan

wahana investasi bagi masyarakat, termasuk pemodal kecil dan menengah.9 Pasar

modal adalah suatu komponen yang memobilisasi dana dan sebagai tempat

 

6

Salim HS, Hukum Pertambangan di Indonesia, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004) , hal 81. 

7

Jusuf Anwar, Pasar Modal Sebagai Sarana Pembiayaan dan Investasi, (Bandung: PT Alumni, 2005), hal 114. 

8

Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Aspek hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), hal.20. 

9

C.S.T. Kansil dan Christine S.T. Kansil, Pokok-Pokok Hukum Pasar Modal, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,2002), hal 39. 

(6)

       

investasi.10 Pasar uang maupun pasar modal hanya merupakan salah satu

alternative jalur yang mepertemukan pihak-pihak yang ingin mendapatkan sumber-sumber dana jangka panjang (dunia usaha) dengan para pihak yang bersedia menanamkan uangnya untuk tujuan tersebut (pemodal). Oleh karena fungsi strategis pasar modal yang berperan bagi berbagai kepentingan, fungsinya menjadi demikian penting dan bahkan dijadikan sebagai salah satu barometer

kemajuan perekonomian11.

Salah satu cara menghimpun dana melalui pasar modal adalah melalui emisi saham. Emisi saham dapat dilakukan melalui penawaran umum atau

biasanya disebut Initial Public Offering (IPO).12

Berdasarkan pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal (untuk selanjutnya disebut UUPM), penawaran umum adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam Undang-Undang ini dan peraturan pelaksananya. Penawaran umum dalam praktiknya dilaksanakan melalui pasar perdana yang berlangsung dalam waktu terbatas selama beberapa hari saja. Dalam hal ini, penawaran efek dilakukan langsung oleh emiten kepada calon pemodal dengan bantuan para penjamin emisi efek dan para agen penjualan (kalau ada). Dengan berakhirnya pasar perdana, untuk selanjutnya pemodal dapat meperjualbelikan kembali efeknya pada pasar sekunder (bursa).

Penawaran umum tidak lain seharusnya merupakan usaha melakukan pengerahan dan penghimpunan dana masyarakat. Dengan melakukan penawaran umum perusahaan berusaha mendapatkan tambahan modal. Penawaran umum mempunyai ciri-ciri yang hampir sama dengan kegiatan yang dilakukan oleh perbankan yang salah satu usahanya sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang-Undang-Undang

 

10

Sugianto, “Pasar Modal dan Transaksi di Pasar Modal,”(Makalah disampaikan pada Lokakarya Transaksi di Pasar Modal: Obligasi, Jakarta, 29-30 Juni 2004), hal 3. 

11 Jusuf Anwar, op.cit., hal.116.  12

Tatang Suganda, “Emisi Saham Melalui Bursa Efek,”

<http://one.indoskripsi.com/content/emisi-saham-melalui-bursa-efek>, 10 Januari 2008.  

(7)

       

Nomor 10 tahun 1998 adalah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Hal yang sama berlaku juga dengan perusahaan asuransi, yang juga melakukan pengumpulan dana dengan menjual polis kepada anggota masyarakat dengan menerima premi. Penghimpunan dana yang dilakukan bank maupun perusahaan asuransi tidak timbul banyak kewajiban seperti pengumpulan dan yang dilakukan melalui penawaran umum. Bank maupun perusahaan asuransi hanya membutuhkan izin 1 kali saja sebagai bank/perusahaan asuransi.

Alasan utama diadakan pembedaan perlakuan antara penghimpunan dana di bidang perbankan dan penawaran umum adalah karena bank dengan menawarkan produknya untuk menghimpun dana tersebut, dianggap tidak

menawarkan efek kepada masyarakat13. Dalam pasal 70 UUPM menyatakan

bahwa penawaran efek yang bersifat utang yang jatuh temponya tidak lebih dari 1 tahun, penerbitan sertifikat deposito, penerbitan polis asuransi, penawaran efek yang diterbitkan dan dijamin oleh pemerintah Indonesia atau penawaran efek lain yang ditetapkan oleh Bapepam tidak perlu menyampaikan pernyataan pendaftaran terlebih dahulu ke Bapepam. Alasan lainnya adalah karena efek pasar modal dianggap bersifat lebih spekulatif dibanding dengan instrumen-instrumen yang dikecualikan berdasarkan pasal 70 UUPM sehingga membutuhkan prosedur yang lebih ketat sebelum bisa ditawarkan kepada publik dengan maksud agar publik tidak dirugikan.

Harga efek di pasar dapat dipengaruhi oleh berbagai macam hal baik di dalam maupun luar perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi itulah yang harus diberitahukan kepada masyarakat, sehingga memungkinkan mereka

melakukan penilaian atas efek tsb.14 Hal inilah yang dikenal dengan prinsip/asas

transparansi di bidang pasar modal.

 

13

Hamud M. Balfas, Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta:PT Tatanusa,2006), hal. 38-39. 

(8)

       

Asas transparansi merupakan asas yang sangat penting dalam pasar modal. Berbeda dengan sektor perbankan di mana prinsip rahasia bank adalah hal yang mutlak untuk ditaati, sektor pasar modal menerapkan hal sebaliknya, disclosure atau keterbukaan adalah hal yang mutlak. Transparansi dalam pasar modal berarti keharusan emiten, perusahaan publik, dan pihak lain yang tunduk kepada UUPM untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh informasi material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek yang dimaksud atau harga dari efek

tersebut (UUPM pasal 1 angka 25).15

Untuk memenuhi asas keterbukaan dalam melakukan penawaran umum,

maka diperlukan pernyataan pendaftaran ke Bapepam oleh calon emiten. Hal ini sesuai dengan pasal 70 Ayat 1 UUPM yang menyatakan bahwa perusahaan wajib menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada Bapepam untuk menawarkan atau menjual efek kepada masyarakat dan pernyataan pendaftaran tersebut telah efektif. Berdasarkan pasal 74 UUPM, pernyataan pendaftaran akan dinyatakan efektif oleh Bapepam dalam waktu 45 hari sejak diterimanya pernyataan pendaftaran secara lengkap.

Berdasarkan peraturan Bapepam IX A.12, pernyataan pendaftaran harus memuat prospektus. Suatu prospektus umumnya berisikan informasi material tentang suatu reksadana, saham, obligasi dan investasi lainnya seperti misalnya penjelasan tentang bidang usaha perseroan, laporan keuangan, biografi dari dewan komisaris dan dewan direksi, informasi terinci mengenai kompensasi mereka, perkara-perkara yang sedang dihadapi perseroan, daftar aset perseroan, dan lain-lain informasi yang bersifat material. Suatu prospektus harus mencakup semua rincian dan informasi atau fakta material mengenai penawaran umum dari emiten atau perusahaan publik, yang dapat mempengaruhi keputusan investor. Bedasarkan peraturan Bapepam IX A.12, prospektus memuat keterangan antara lain sebagai berikut : tanggal efektif, masa penawaran, keterangan singkat mengenai saham yang akan ditawarkan, keterangan singkat mengenai pemegang saham emiten, alasan atau pertimbangan pemegang saham emiten atau perusahaan

 

(9)

       

publik menjual sahamnya, keterangan singkat mengenai kegiatan usaha emiten atau Perusahaan Publik dengan menyebutkan sumber informasi, laporan keuangan emiten atau Perusahaan Publik terakhir yang telah dipublikasikan (sekurang-kurangnya meliputi neraca, laporan rugi laba, arus kas dan laporan perubahan ekuitas) dan pengungkapan tentang besar dan tata cara pemberian ganti kerugian atas keterlambatan pengembalian uang pesanan. Dalam hal penawaran umum, maka prospektus akan didistribusikan oleh penjamin emisi atau pialang saham

kepada investor potensial. 16

Prospektus harus kredibel, artinya segala isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Jajaran direksi dan komisaris bertanggungjawab penuh untuk menjamin kebenaran materi informasi yang

disampaikan kepada pemegang saham dan masyarakat luas.17 Dalam pasal 78

UUPM dikatakan bahwa setiap prospektus dilarang memuat keterangan yang tidak benar tentang fakta material atau tidak memuat keterangan yang benar tentang fakta material yang diperlukan agar prospektus tidak memberikan gambaran yang menyesatkan. Dari sini jelas terlihat bahwa isi prospektus tidak boleh menyesatkan investor, karena prospektus adalah sebagai dasar bagi investor dalam apakah ia akan menaruh modalnya (dengan membeli saham) di perusahaan tersebut. Ketentuan-ketentuan dalam pasar modal selalu berusaha melindungi dan memberikan kepastian hukum bagi para investor. Investor perlu dilindungi karena investor lah yang menentukan kelangsungan hidup pasar modal. Dengan adanya perlindungan bagi investor, diharapkan agar pertumbuhan ekonomi nasional sedikit demi sedikit bisa menanjak.

Secara umum, perusahaan yang melakukan penawaran umum mencatat beberapa hal yang positif, misalnya catatan keuangan yang baik, perolehan keuntungan, pembesaran volume usaha karena membesarnya potensi laba, dan meningkatnya posisi perusahaan di masyarakat. Perusahaan yang melakukan penawaran umum jelas ingin mempertegas posisinya di mata masyarakat dan memperbesar volume usaha dengan menghimpun dana masyarakat.

Keuntungan- 

16 “Prospektus,“ <http://id.wikipedia.org/wiki/Prospektus>  17 Irsan Nasarudin dan Indra surya, op.cit.,hal. 231. 

(10)

       

keuntungan inilah yang membuat banyak perusahan-perusahaan ingin melebarkan sayapnya dengan menjual sahamnya kepada publik melalui mekanisme penawaran umum. P.T. Bayan Resources, Tbk. (untuk selanjutnya disebut Bayan) yang merupakan grup produsen batu bara terbesar kedelapan di Indonesia berdasarkan volume produksi tahun 2007 juga tak mau ketinggalan untuk melakukan penawaran umum. Pada tahun 2007 produksi batubaranya mencapai 4,7 juta ton. Kinerja perseroan tahun 2007 mencatat pendapatan Rp 3,451 triliun dan laba bersih Rp. 252,7 milyar.

Dalam penawaran umum yang dilaksanakannya itu, Bayan melepas 833.333.500 saham (atau setara 25% dari seluruh saham perseroan) ke publik di harga Rp 5.800 per saham. Target dananya Rp 4,83 triliun. Awalnya, pernyataan efektif diharapkan keluar pada 25 Juli 2008, sehingga masa penawaran dapat dilaksanakan pada 29 Juli sampai 1 Agustus 2008 dan pencatatan di Bursa pada 8

Agustus 2008. 18 Namun dalam kenyataannya, penawaran umum Bayan menjadi

tertunda karena adanya masalah hukum yang menimpa anak perusahaannya yaitu P.T. Perkasa Inakakerta (untuk selanjutnya disebut PIK). Pada tanggal 11 Juli 2008, PIK mendapat surat dari Plt. Bupati Kutai Timur (Isran Noor) yang isinya

menyatakan bahwa PIK harus menghentikan operasinya.19

Adapun penghentian operasi ini dilakukan karena PIK dianggap melakukan eksploitasi, penebangan pohon, dan membangun jalan di wilayah hutan produksi milik negara yang dioperasikan oleh P.T. Porodisa Trading & Industrial tanpa izin pinjam pakai Menteri Kehutanan. Berdasarkan audit Inspektorat Jenderal Departemen Kehutanan dan Dinas Kehutanan Kutai Timur,

 

18

Irna Gustia, “Bayan Resources Jual 25% Saham IPO,”

<http://www.detikfinance.com/read/2008/06/18/095843/958270/6/sosok/index.html >, 18 Juni 2008.  

19

Indro Bagus, “Kegiatan tambang dihentikan, IPO Bayan tertunda,”

<http://www.detikfinance.com/read/2008/07/28/111755/978887/6/kegiatan-tambang-dihentikan-ipo-bayan-tertunda>, 28 Juli 2008. 

(11)

       

PIK diindikasikan melanggar Undang-Undang No. 41/1999 tentang Kehutanan. 20

Namun, yang menimbulkan pertanyaan dan memerlukan pengkajian lebih dalam di sini yaitu tindakan Isran Noor ini, dalam kenyataannya, tidak mendapat

dukungan dari Menteri Kehutanan.21

Mendengar hal tersebut, Bapepam melakukan penundaan pemberian pernyataan efektif kepada Bayan karena pihak Bapepam harus menelaah lebih

lanjut lagi mengenai pengehentian operasi tersebut.22 Namun penundaan ini tidak

berlangsung lama karena pada tanggal 4 Agustus 2008, Bayan sudah resmi mendapat pernyataan efektif dari Bapepam untuk melakukan penawaran umum. Selanjutnya, tanggal 12 Agustus 2008, Bayan mencatatkan saham perdananya di lantai bursa.23

Oleh karena terdapat permasalahan yang sempat menunda pelaksanaan penawaran umum oleh Bayan, maka penulis terdorong untuk mengkaji lebih jauh dan lebih dalam lagi mengenai pernyataan efektif yang dikeluarkan Bapepam tanggal 4 Agustus 2008 lalu terhadap P.T. Bayan Resources, Tbk.

1.2. Perumusan Masalah

1. Bagaimana permasalahan hukum yang terjadi sehingga pelaksanaan penawaran umum P.T. Bayan Resources, Tbk. mengalami penundaan? 2. Bagaimana pertimbangan hukum Bapepam dalam mengeluarkan

pernyataan efektif bagi P.T. Bayan Resources, Tbk. di tengah masalah penghentian kegiatan usaha anak perusahaannya?

 

20

Setiawan Ananto,”Bapepam: Kasus Eksplorasi Tidak Ganggu IPO Bayan,”

<http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/08/05/21/134093/bapepam-kasus-eksplorasi-tidak-ganggu-ipo-bayan>, 5 Agustus 2008. 

21

Firman Hidayat, “Kisruh Penghentian KPC, Bupati Kutai Timur Tantang Kaban,” <http://finance.groups.yahoo.com/group/pekerjatambang/message/22375>, 31 Juli 2008 

22 Indro Bagus, op.cit., 

(12)

1.3. Tujuan Penelitian

1. Menjabarkan masalah pengehentian operasi anak perusahaan (PIK) yang menyebabkan tertundanya pelaksanaan penawaran umum P.T. Bayan Resources, Tbk.

2. Menganalisis ketepatan Bapepam dalam mengeluarkan keputusan pemberian pernyataan efektif untuk P.T. Bayan Resources, Tbk.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Mengetahui perihal ada atau tidak adanya masalah dalam penawaran umum yang telah dilaksanakan oleh P.T. Bayan Resources, Tbk.

2. Mengetahui kinerja Bapepam selaku Badan yang bertugas mengawasi kegiatan Pasar Modal Indonesia.

1.5. Batasan Penelitian

Batasan penelitian dalam penulisan ini adalah seputar dikeluarkannya pernyataan efektif oleh Bapepam terhadap P.T. Bayan Resources,Tbk. pada tanggal 4 Agustus 2008 di tengah masalah penghentian operasi anak perusahaannya yaitu P.T. Perkasa Inakakerta (PIK) oleh Plt. Bupati Kutai Timur.

1.6. Definisi Operasional

1. Bapepam adalah Badan Pengawas Pasar Modal yang melakukan

pembinaan, pengaturan, dan pengawasan atas kegiatan sehari-hari di Pasar Modal Indonesia. (Pasal 3 ayat (1) UUPM)

2. Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka. (Pasal 1 angka 4 UUPM)

3. Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari Efek. (Pasal 1 angka 5 UUPM)

(13)

       

4. Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum. (Pasal 1 angka 6 UUPM)

5. Informasi atau fakta material adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga efek pada bursa efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau

fakta tersebut. (Pasal 1 angka 7 UUPM)

6. Perusahaan Efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai penjamin emisi efek, perantara pedagang efek, dan atau manajer investasi. (Pasal 1 angka 21 UUPM)

7. Prospektus adalahsetiap informasi tertulis sehubungan dengan penawaran

umum dengan tujuan agar pihak lain membeli efek (Pasal 1 angka 26 UUPM).

8. Pasar Modal adalah kegiatan yang berhubungan dengan perdagangan

modal, seperti obligasi dan efek (Pasal 1 angka 13 UUPM).

9. Pasar primer atau juga dikenal dengan istilah primary market adalah pasar di mana emiten menawarkan efek secara langsung kepada calon pemodal

untuk pertama kalinya.24

10. Pasar sekunder atau juga dikenal dengan istilah secondary market adalah merupakan pasar di mana pemodal memperjualbelikan efek-efek yang

dimiliknya kepada pemodal lainnya.25

11. Pasar uang adalah sarana yang menyediakan pembiayaan jangka pendek

(kurang dari satu tahun). 26

12. Penawaran Umum adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh

Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam Undang-undang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya. (Pasal 1 angka 15 UUPM).

 

24 H. Jusuf Anwar, op.cit., hal. 120.  25 Ibid., 

(14)

       

13. Penjamin Emisi Efek adalah pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak terjual. (pasal 1 angka 17 UUPM)

14. Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) adalah perjanjian antara pemerintah dan perusahaan kontraktor swasta untuk melaksanakan pengusahaan pertambangan bahan galian batu bara. (Pasal 1 Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1996)

15. Perjanjian kerja sama adalah perjanjian antara perusahaan Negara tambang batu bara sebagai pemegang kuasa pertambangan dan pihak swasta sebagai kontraktor untuk pengusahaan tambang batu bara untuk jangka waktu 30 tahun berdasarkan ketentuan-ketentuan tersebut dalam

Keputusan Presiden Nomor 49 Tahun 1981.27

16. Pernyataan efektif adalah pernyataan dari Bapepam yang menyatakan bahwa emiten telah memenuhi semua persyaratan/prosedur untuk

melakukan penawaran umum.28 Pernyataan ini juga merupakan ”tiket”

bagi perusahaan untuk menjual sahamnya di pasar perdana.29

17. Pernyataan pendaftaran adalah dokumen yang wajib disampaikan kepada

Badan Pengawas Pasar Modal oleh Emiten dalam rangka Penawaran Umum atau Perusahaan Publik. (Pasal 1 angka 19 UUPM)

18. Perusahaan Publik adalah Perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurang-kurangnya oleh 300 (tiga ratus) pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) atau suatu jumlah pemegang saham dan modal disetor yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. (Pasal 1 angka 22 UUPM)

 

27

Salim HS, op.cit., hal.226. 

28

 Asril Sitompul, Pasar Modal: Penawaran Umum dan Permasalahannya, (Bandung: P.T. Citra Aditya Bakti, 2000), hal. 48. 

29

Hendy M. Fakhruddin, Go Public : Strategi Pendanaan dan Peningkatan Nilai

(15)

1.7. Model Operasional Penelitian

Skripsi adalah sebuah penelitian ilmiah. Salah satu syarat suatu penulisan dikatakan sebagai karya ilmiah yang baik adalah apabila karya ilmiah tersebut tersusun secara sistematis. Adapun susunan skripsi ini adalah sebagai berikut : BAB 1 berjudul ‘PENDAHULUAN’ yang terdiri dari Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, Batasan Penulisan, Definisi Operasional dan Model Operasional Penelitian. Lalu dilanjutkan BAB 2 dengan judul ’PENAWARAN UMUM DAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN’ yang pada dasarnya berisi uraian mengenai Bapepam Dalam Tugasnya Sebagai Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Penawaran Umum dan Aspek-aspeknya, Prospektus Sebagai Dasar Dikeluarkannya Pernyataan Efektif oleh Bapepam dan Pengaturan Mengenai Izin Usaha Pertambangan berdasarkan Peraturan Perundangan di Bidang Pertambangan dan Peraturan Perundangan di Bidang Kehutanan. BAB 3 yang membahas mengenai ’METODE PENELITIAN’. BAB 4 berjudul ’ANALISIS PEMBERIAN PERNYATAAN EFEKTIF OLEH BAPEPAM-LK KEPADA P.T. BAYAN RESOURCES, Tbk.’ yang berisi analisis kasus yang penulis angkat dikaitkan dengan tinjauan pustaka yang sebelumnya telah diuraikan dalam Bab 2. Bab 5 adalah bab ’PENUTUP’ yang terdiri dari kesimpulan dan saran dari penulis.

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat hubungan antara faktor safety leadership dengan safety performance, supervisor yang memperhatikan keselamatan di tempat kerja akan

HELMINTHES PARASITIC ( PARAMPHISTOMUM SP ) INFECTION ON THE SUMATRAN ELEPHANTS IN ELEPHANT TRAINING CENTER WAY KAMBAS NATIONAL PARK LAMPUNG ( Dedi Candra, Diah Esti, Elisabeth

Berdasarkan hasil analisis datanya menunjukan bahwa tingkat kemampuan pemecahan masalah dengan menggunakan soal berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking

1. Ganup Ruas marhak do mangalehon soara manang pandapot. Ganup Ruas marhak do mamillit dohot dipillit gabe Pengurus ni Punguan. Ganup Ruas naung paboahon tu Pengurus ni

Tuturan (4) terasa jauh lebih sopan, dan mengurangi resiko terjadinya konflik dibanding tuturan (3) yang terasa lebih kasar, ditandai oleh penggunaan leksikon-leksikon

Nikotin dalam tembakau juga membuat jantung bekerja lebih keras penyempitan pembuluh darah untuk sementara dan meningkatkan frekuensi denyut jantung serta tekanan darah (Sheps,

Jamur membelah dengan cepat, tetapi seperti semua ragi, ia memerlukan untuk pertumbuhannya, itulah sebabnya mengapa diet (pengaturan makanan) memegang peranan penting pada

quadrotor dalam anggota swarm. Desain sistem pada penelitian ini mencakup beberapa tahapan, yaitu inisialisasi posisi sebagai input dan posisi selanjutnya merupakam