3
DATA & ANALISA
2.1 Sumber Data
Untuk mengerjakan E-learning “All Around Korea!” ini penulis mengumpulkan infomasi dari berbagai sumber-sumber terpercaya.
2.1.1 Literatur Buku
1. Cayi dan Gelbo (2012). Lost In Korea. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2. Elvira Fidelia (2012). annyeong KOREA. Jakarta: Gagas Media.
3. Tim penulis, diterjemahkan oleh Bayu Kristianto M.A. (2009). Fakta-Fakta tentang Korea. Jakarta: Pelayanan Kebudayaan dan Informasi Korea.
4. Shafira Bayugiri R (2012). Korean Chingu. Jakarta: Tangga Pustaka. 2.1.2 Literatur Wawancara dan Survey
Penulis melakukan wawancara langsung ke Korean Culture Center yang berada di Indonesia. Narasumber wawancara adalah Dhania yang berjabatan sebagai divisi kesenian dan
kebudayaan. Dari hasil wawancara dapat diambil poin-poin sebagai berikut:
- K-Pop lebih mendominasi pengetahuan masyarakat Indonesia tentang Negara Korea. - Dibutuhkan media yang dapat memperkenalkan kebudayaan-kebudayaan lain dari
semua bidang-bidang di Korea. Contoh, makanan tradisional Korea, pakaian tradisional Korea, Rumah adat Korea, tempat pariwisata di Korea.
Penulis melakukan survey juga kepada 10 anak-anak dan remaja berusia 8-15 tahun tentang pengetahuan mereka seputar Korea. Dari hasil survey penulis mendapatkan poin-poin sebagai berikut:
- Sebesar 70% hanya mengetahui tentang K-pop (Boyband dan Girlband Korea) - Sebesar 80% tertarik untuk mempelajari lebih banyak tentang Korea.
2.1.2 Literatur Artikel
1. http://www.visitkorea.or.kr/
Gambar 2.1 Visit korea.or.kr/ (sumber: http://www.visitkorea.or.kr/)
2. http:// www.korea.net/
Gambar 2.2 Korea.net (sumber: http:// www.korea.net/)
3. http://www.korean.go.kr/
Gambar 2.3 Korean.go.kr/ (sumber: http://www.korean.go.kr/)
2.1.3 Referensi Video
TV seri animasi “Pocoyo” dan TV Seri Animasi “Pororo” sebagai acuan referensi visual 3D animasi.
2.2 E-learning
E-learning adalah suatu sistem pembelajaran dengan menggunakan peralatan tambahan untuk dapat menggunakannya, dalam hal ini yang digunakan adalah komputer serta software penunjang lainnya seperti 3Ds Max, Adobe photoshop, Adobe After Effect, dll.
E-Learning atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh universitas di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction) dan komputer bernama PLATO, dimana juga dikenalkan sistem pembelajaran blended learning dimana menggabungkan pertemuan kelas dan pertemuan melalui internet dengan menggunakan medai komputer atau laptop.
Tahun 1990 : Era CBT (Computer Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi E-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi
dalam bentuk tulisan maupun multimedia dalam format MOV, MPEG-1, atau AVI. Computer-Based Training, disini penggunaan alat lain disamping komputer seperti PDA, iPhone, iPad, dan barang eletronik lainnya yang mampu mengakses dan membaca materi E-learning.
Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat, sejak tahun 1994, CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara masal.
Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh secara cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak, dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dan disinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commitee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis web. Perkembangan LMS menuju aplikasi E-learning berbasis web berkembang secara total., baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia, video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar dan berukuran kecil.
Computer-supported collaborative learning, adalah inovasi terbaru dalam sistem pembelajaran E-learning dan lebih dikenal dengan E-learning 2.0 dimana menekankan bahwa informasi dapat diakses secara bebas dan dapat dibagi dengan pengguna lainnya. Istilah E-learning 2.0
digunakan untuk merujuk kepada cara pandang baru terhadap pembelajaran elektronik yang terinspirasi oleh munculnya teknologi Web 2.0. Sistem konvensional pembelajaran elektronik biasanya berbasis pada paket pelajaran yang disampaikan kepada siswa dengan menggunakan teknologi internet (biasanya melalui LMS). Peran siswa dalam pembelajaran terdiri dari pembacaan dan mempersiapkan tugas. Kemudian tugas dievaluasi oleh guru. Sebaliknya, E-learning 2.0 memiliki penekanan pada pembelajaran yang bersifat sosial dan penggunaan perangkat lunak sosial (social networking) seperti blog, wikipedia, podcast, dan second life. Fenomena ini juga telah disebut sebagai Long Tail Learning. Selain itu juga, E-learning 2.0 erat hubungannya dengan Web 2.0, Social networking (jejaring sosial) dan Personal Learning Environment (PLE).
2.3 Kebudayaan Korea
2.3.1.Sejarah Singkat
Sejarah awal korea berdiri di sekitar kerajaan kuno Choson yang muncul sekitar 2.300 tahun sebelum Masehi, bangsa Cina mendirikian koloni di daerah kerajaan tersebut. Namun, lima abad kemudian, bangsa Korea mengusir mereka keluar. Sejak itu, muncul sebuah kerajaan, yaitu kerajaan Silla. Kerajaan Silla (668-935) membawa puncak ilmu pengetahuan dan budaya yang besar. Akibat adanya kerusuhan yang terjadi di dalam negeri pada abad ke-10, dinasti Silla jatuh dan digantikan oleh dinasti Koryo. Selama periode kepemimpinan dinasti Koryo (935-1392) Korea mengalami banyak serbuan. Tentara Mongol yang dipimpin oleh Gengis Khan menyerbu dan akhirnya menguasai Korea sehingga Korea menjadi Negara bagian kekaisaran Mongol.
Setelah runtuhnya Mongol pada akhir abad ke-14, berbahai golongan bangsawan dan militer berusaha memegang kekuasaan di Korea. Akhirnya seorang jendral yang bernama Yi Sung-Gy menghilangkan pemerintahan yang korup dan
mendirikan dinasti Yi (1392 – 1910). Kongfucuisme diperkenalkan sebagai agama resmi. Reformasi politik dan social dimulai. Ibu kota negara dipindahkan dari Kaesong ke Seoul . Namun , Korea masih tetap terancam oleh Cina dan Jepang. Kedua negara tersebut ingin menguasai Korea untuk memperluas wilayah mereka. Setelah serangan yang gagal dari kepang pada tahun 1592 – 1598, Korea jatuh di bawah kekuasaan Manchu dari utara. Beberapa abad berikutnya, Korea menutup diri dari pergaulan dunia menjadi negara pertapa. Pada tahun 1800-an, Rusia, Jepang, dan Cina bersaing untuk menguasai Korea . Setelah perang Rusia – Jepang pada tahun 1904 - 1905, Jepang bergerak ke semenanjung Korea dan mendudukinya pada tahun 1910. Pada tahun 1919, penduduk Korea mengadakan demonstrasi secara damai karena menginginkan kemerdekaan. Akan tetapi, polisi Jepang membubarkannya, malah ada yang dibunuh dalam aksi tersebut.
Pada tahun 1945, di akhir perang dunia II, tentara Uni Soviet menduduki bagian utara Korea sedangkan tentara Amerika di bagian selatan. Setelah membuat suatu perjanjian, Korea dibagi sejajar dengan garis lintang 38˚. Pada bagian selatan
berdirilah Republik Korea , sedangkan di daerah utara didirikan Republik Demokratik Rakyat Komunis.
Pada tanggal 25 Juni 1950, tentara Korea Utara menyerang Korea Selatan dalam upaya menyatukan Korea dibawah kekuasaan komunis. Korea Utara yang memakai persenjataan yang disediakan oleh Uni Soviet menang atas Korea Selatan. Akan tetapi, atas bantuan PBB, Korea Selatan diselamatkan atas
kekalahan dan pertempuran pun diakhiri dengan gencatan senjata pada bulan Juli 1953. Sejak saat itu, berbagai perundingan yang dilakukan untuk menyatukan Korea selalu gagal.
2.3.2. Korea Utara
Korea Utara, secara resmi disebut Republik Demokratik Rakyat Korea adalah sebuah negara di Asia Timur, yang meliputi sebagian utara Semenanjung Korea. Ibu kota dan kota terbesarnya adalah Pyongyang. Zona Demiliterisasi Korea menjadi batas antara Korea Utara dan Korea Selatan. Sungai Amnok dan Sungai Tumen membentuk perbatasan antara Korea Utara dan Republik Rakyat Cina. Sebagian dari Sungai Tumen di timur laut merupakan perbatasan dengan Rusia. Penduduk setempat menyebut negara ini Pukchoson.
Semenanjung Korea diperintah oleh Kekaisaran Korea hingga dianeksasi oleh Jepang setelah Perang Rusia-Jepang tahun 1905. Setelah kekalahan Jepang pada Perang Dunia II, Korea dibagi menjadi wilayah pendudukan Soviet dan Amerika Serikat. Korea Utara menolak ikut serta dalam pemilihan umum yang diawasi PBB yang diselenggarakan di selatan pada 1948, yang mengarah kepada pembentukan dua pemerintahan Korea yang terpisah oleh zone demiliterisasi. Baik Korea Utara maupun Korea Selatan kedua-duanya mengklaim kedaulatan di atas seluruh semenanjung, yang berujung kepada Perang Korea tahun 1950. Sebuah gencatan senjata pada 1953 mengakhiri pertempuran; namun kedua negara secara resmi masih berada dalam status perang, karena perjanjian perdamaian tidak pernah ditandatangani. Kedua negara diterima menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 1991. Pada 26 Mei 2009, Korea Utara secara sepihak menarik diri dari gencatan senjata.
Korea Utara termasuk dalam negara satu-partai di bawah front penyatuan yang dipimpin oleh Partai Buruh Korea. Pemerintahan negara mengikuti ideologi Juche, yang digagas oleh Kim Il-sung, mantan pemimpin negara ini. Juche menjadi ideologi resmi negara ketika negara ini mengadopsi konstitusi baru pada 1972, kendati Kim Il-sung telah menggunakannya untuk membentuk kebijakan sejak sekurang-kurangnya awal tahun 1955. Sementara resminya sebagai republik sosialis, Korea Utara dipandang oleh sebagian besar negara sebagai negara kediktatoran totaliter stalinis. Setelah kematian Kim Jong-il pada tanggal 19 Desember 2011, diperkirakan pemimpin Korea Utara berikutnya adalah Kim Jong-un, anak termuda Kim Jong-il.
2.3.3. Korea Selatan
Korea Selatan adalah Negara di Asia Timur yang meliputi bagian selatan Semenanjung Korea. Negara ini dikenal dengan nama Hanguk oleh penduduk Korea Selatan dan disebut Namchoson oleh penduduk Korea Utara. Ibu kota Korea Selatan adalah Seoul. Korea Selatan memiliki tiga tingkat unit administrasi. Daerah tingkat pertama termasuk tujuh kota metropolitan dan sembilan provinsi. Sembilan provinsi yang dimiliki Korea Selatan yaitu Gyeonggi-do, Gangwon-do,
Chungcheongbuk-do, Chungcheongnam-do, Jeollabuk-do, Jeollanam-do,
Gyeongsangbuk-do, Gyeongsangnam-do, dan Jeju-do.
Di tingkat administrasi kedua, provinsi terbagi lagi menjadi kotamadya dan kabupaten. Kotamadya mempunyai populasi lebih dari 50.000 jiwa, sedangkan kabupaten terdiri dari satu kotea kecamatan dan lima sampai sepuluh myeon. Walaupun merupakan unit administrasi, provinsi mempunyai peran penting dalam identifikasi regional penduduk, dan banyak warga Korea mengidentifikasikan diri dari asal provinsi tempat mereka lahir serta dibesarkan.
Kota metropolitan terbagi menjadi kecamatan. Kota metropolitan adalah daerah urban yang mempunyai populasi lebih dari setu juta jiwa. Seoul adalah daerah pusat urbanisasi terbesar yang dihuni 10 juta penduduk. Busan adalah kota kedua terbesar, dengan populasi lebih dari 4 juta jiwa. Daegu, Incheon, Gwangju,
Daejon, dan Ulsan, berurutan dari wilayah terbesar sampai terkecil, masing-masing berpenduduk lebih dari 1 juta jiwa.
Dalam beberapa decade terakhir daerah urabn di Korea Selatan mengalami pertumbuhan sangat pesat. Populasi daerah urban melebihi 85 persen dari total populasi nasional. Urbanisasi pesat terjadi terutama di daerah koridor antara Seoul dan Busan, dari daerah khusus metropolitan Seoul dampai provinsi Gyeongsang. Secara kontras, daerah barat daya dan daerah timur laut mengalami pengurangan populasi yang cukup besar.
2.3 Data Referensi
2.3.1 Pakaian
Pakaian tradisional Korea disebut juga Hanbok. Hanbok sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Kecantikan budaya Korea tergambar dalam balutan pakaian tradisional ini. Sebelum pakaian barat masuk ke Korea 100 tahun lalu, Hanbok dipakai dalam keseharian. Sekarang Hanbok hanya digunakan pada momen-momen special, seperti pernikahan, perayaan hari besar/festival, dan imlek.
Disain pakaian Hanbok juga mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Hanbok yang dipakai saat ini sudah lebih modern dan simpel. Hanbok punya dua elemen utama. Laki-laki memakai Jeogori (jaket) dan Baji (celana), sedangkan perempuan memakai Jeogori dan Chima (rok). Khusus Hanbok wanita, dilengkapi dengan pita (Otgoreum) yang melintang hingga ke bagian rok. Rok yang digunakan adalah rok panjang, menyatu dengan alas yang berbentuk tank top seperti long dress.
Dulu, penggunaan Hanbok tidak sembarangan. Ada perbedaan kasta dalam hal bahan dan warna yang dipakai. Kaum bangsawan misalnya, memakai Hanbok dari kain yang ditenun atau bahan berkualitas tinggi seperti sutra. Warnanya bervariasi dan berwarna terang. Rakyat biasa tentu tidak bisa menggunakan bahan seperti itu karena tidak sanggup membeli.
Gambar 2.4.4.1 Hanbok pada umumnya (sumber: unknownasia.blogspot.com )
Gambar 2.4.1.2 Hanbok mewah terbuat dari sutra (sumber: costumeholic.blogspot.com )
Gambar 2.4.1.3 Hanbok untuk acara pernikahan (sumber: www.sonjjang-hanbok.com )
Gambar 2.4.1.4 Jeogori dan Baji untuk laki-laki (sumber: blog.naver.com )
Gambar 2.4.1.5 Jeogori dan Chima untuk perempuan (sumber: blog.naver.com )
Gambar 2.4.1.6 Hanbok dengan warna-warna cerah (sumber: blog.naver.com )
2.3.2 Bahasa
Bahasa Korea, seperti bahasa Hungaria, Turki, atau Mongolia, diklasifikasikan ke kelompok bahasa Ural Altaic. Konsonan dan vokal korea disebut Hangeul. Ini merupakan sistem menulis yang diciptakan oleh Raja Sejong dan beberapa sarjana. Sebelum penemuan Hangeul, Korea tidak memiliki sistem menulis sendiri dan menggunakan karakter Cina. Namun, karakter Cina cukup sulit untuk dipelajari oleh orang biasa sehingga pada zaman itu kemampuan baca dan tulis penduduk Korea menjadi terhambat. Sebaliknya terjadi ketika Hangeul yang terdiri dari 21 vokal dan 19 konsonan ditemukan.
Sistem yang diciptakan oleh para cendekiawan Raja Sejong sebagian besar didasarkan pada fonologi. Mereka mengembangkan dan menerapkan teori yang membagi setiap suku kata menjadi fonem awal, tengah, dan akhir, yang berlawanan dengan fonologi tradisional Cina yang membagi suku kata menjadi dua bagian saja. Sistem alphabet ini sederhana namun sistematis dan bersifat menyeluruh, serta dianggap sebagai salah satu dari sistem penulisan paling ilmiah di dunia.
Gambar 2.4.2.1 Bentuk bentuk dasar alphabet Hangeul (sumber: dubuda.blogspot.com )
Gambar 2.4.2.2 Urutan penulisan dan pembacaan dalam Hangeul (sumber: www.facebook.com)
Gambar 2.4.2.3 Beberapa kata dalam Hangeul (sumber: www.facebook.com )
Gambar 2.4.2.4 Penggunaan Hangeul dalam kehidupan sehari-hari (sumber: encoreeffinger.blogspot.com)
2.3.3 Arsitektural
Rumah khas Korea bernama Hanok. Hanok memiliki tipe yang sama dengan rumah panggung.Bentuk Hanok tidak berubah dari masa Tiga Kerajaan sampai akhir periode Dinasti Joseon (1392-1910)
Ondol, sistem pemanasan bawah lantai khas Korea, digunakan pertama kali di daerah utara. Asap dan panas yang dihasilkan oleh kompor-kompor dibawah tanah disalurkan melalui pipa asap yang dibangun dibawah lantai. Di daerah selatan yang lebih hangat, ondol digunakan bersama dengan lantai kayu. Bahan baku utama rumah-rumah tradisional Korea adalah tanah liat dan kayu. Giwa atau genteng atap beralur hitam, dibuat dari tanah, biasanya tanah liat berwarna merah.
Hanok dibangun tidak menggunakan paku namun kayu-kayunya disatukan menggunakan pasak-pasak kayu. Rumah-rumah kaum kelas atas terdiri dari sejumlah bangunan terpisah, satu untuk menampung wanita dan anak-anak, satu untuk laki-laki dalam keluarga dan tamu-tamu mereka, dan bangunan lain untuk pembantu, yang kesemuanya dikelilingi oleh tembok.
Bentuk rumah-rumah ini berbeda antara daerah utara yang lebih dingin dengan daerah selatan yang lebih hangat. Rumah-rumah sederhana dengan lantai berbentuk persegi panjang, dapur serta sebuah kamar di tiap sisinya berkembang menjadi
rumah berbentuk huruf L di daerah selatan. Hanok pada perkembangannya berubah menjadi mirip huruf U atau kotak yang mengelilingi sebuah halaman.
Dari akhir era 1960-an, pola rumah Korea mulai berubah cepat seiring dengan dibangunnya bangunan-bangunan apartemen bergaya barat. Apartemen-apartemen tingkat tinggi telah menjamur di seluruh Korea sejak era 1970-an, namun sistem ondol tetap popular dengan pipa air panas menggantikan pipa asap dibawah lantai.
Gambar 2.4.3.1 Hanok (sumber: sz.bendibao.com )
Gambar 2.4.3.2 Hanok tampak luar (sumber: circle888.blogspot.com )
Gambar 2.4.3.3 Kolam di tengah-tengah Hanok (sumber: blog.naver.com )
Gambar 2.4.3.4 Ruangan-ruangan di dalam Hanok (sumber: blog.naver.com )
2.3.4 Makanan
Di antara tiga unsur dasar kehidupan, rumah, pakaian, dan makanan, perubahan dalam hal kebiasaan makan memberikan pengaruh paling besar bagi rakyat Korea. Nasi tetap menjadi makanan pokok bagi sebagian besar rakyat Korea, namun diantara generasi muda, banyak dari mereka yang lebih memilih makanan ala barat.
Nasi biasanya disertai oleh berbagai macam makanan sampingan, terutama sayur-sayuran dedngan banyak bumbu, sop, sayur-sayuran berkuah, dan daging.
Makanan tradisional Korea tidak akan lengkap tanpa kimchi, yakni campuran bermacam sayuran beracar seperti kubis cina, lobak, bawang hijau, dan ketimun. Jenis-jenis kimchi tertentu sengaja dibuat sangat pedas dengan tambahan bubuk cabe merah khas Korea (Gochujang). Sedangakan jenis lain dimasak tanpa cabe marah atau dimasukan ke dalam cairan yang gurih. Meski demikian, bawang putih selalu digunakan untuk memasak kimchi untuk menambah rasanya.
Pada akhir tahun, keluarga-keluarga Korea pada jaman dahulu selalu mempersiapkan kimchi dalam jumlah memadaiuntuk sepanjang musim dingin yang panjang. Kimchi disimpan dalam guci besar dari tanah liat yang kemudian ditanam sebagian di tanah demi menjaga suhu dan rasanya.
Diantara makanan-makanan berdaging, Bulgogi (biasanya daging sapi) yang telah dibumbui dan Galbi (iga sapi atau babi) merupakan yang paling disukai baik oleh masyarakat Korea sendiri maupun orang asing.
Gambar 2.4.4.1 Kimchi (sumber: kookenz.blogspot.com )
Gambar 2.4.4.2 Berbagai macam jenis kimchi (sumber: kookenz.blogspot.com )
Gambar 2.4.4.3 Hidangan Korea (sumber: forum.360kpop.com )
Gambar 2.4.4.4 Hidangan Korea 2 (sumber: gastrojuices.wordpress.com )
Gambar 2.4.4.5 Bulgogi dan Galbi yang terkenal dari Korea (sumber: blog.naver.com )
Gambar 2.4.4.6 Bibimbap yang juga terkenal (sumber: walkingchef.blogspot.com )
2.4.5 Perayaan
Di masa lampau, perayaan adalah upacara keagamaan yang mewah. Bahkan sebelum masa Tiga Kerajaan, upacara syukur atas keberhasilan panen mulai dilaksanakan secara resmi di kerajaan-kerajaan konfederasi yang lebih kecil. Upacara ini meliputi yeonggo (upacara memanggil roh dengan menabuh genderang) dari Kerajaan Dongye. Umumnya, perayaan-perayaan ini diselenggarakan pada bulan kesepuluh, menurut kalender bulan, setelah semua panen selesai.
Disebabkan oleh laju kehidupan yang amat cepat, Korea pada masa kini telah banayak kehilangan hari-hari libur tradisionalnya. Namun beberapa hari libur masih tetap diperingati dengan penuh semngat. Slah satunya adalah Seollal, hari pertama dari tahun bulan yang baru, yang jatuh kira-kira pada akhir Januari atau awal Februari pada kalender matahari. Hari libur besar lainnya meliputi Daeboreum, bulan purnama pertama setelah Seollal. Pada hari libur ini, para petani dan nelayan berdoa meminta hasil panen yang melimpah, dan rumah tangga biasanya mengungkapkan keinginan untuk menjalani tahun yang penuh keberuntungan dengan cara mempersiapkan makanan istimewa berupa sayur-sayuran yang telah dibumbui.
Pada perayaan Dano, hari kelima pada bulan kelima tahun bulan, para petani mengambil satu hari libur untuk mengadakan perayaan bersama untuk menandai selesainya musim
semai, sedangkan para wanita mencuci rambut mereka dengan air khusus yang dibuat dengan merebus bunga iris dengan harapan mereka mampu terhindar dari kemalangan.
Gambar 2.4.5.1 Salah satu perayaan di Korea (sumber: blowil-unique.blogspot.com )
Gambar 2.4.5.2 Daeboreum (sumber: blog.naver.com )
Gambar 2.4.5.3 Daeboreum 2 (sumber: www.korea-fans.com )
Gambar 2.4.5.4 Chuseok (Korean Thanksgiving) (sumber: www.visitkorea.or.kr )
Gambar 2.4.5.5 Korean New Year (sumber: www.korea.net )
Gambar 2.4.5.6 Hidangan ketika mengadakan perayaan (sumber: www.korea.net )
2.5 Target Audiens
Target primer penulis dalam pembuatan E-Learning 2D ini adalah anak-anak dan remaja dengan rentang usia antara 8 tahun sampai dengan 15 tahun. Sedangkan target sekunder penulis dalam pembuatan karya ini adalah para orang dewasa yang terinspirasi dan dapat menggunakan karya ini sebagai bahan pengajaran bagi anak-anak berusia lebih muda lainnya sehingga pesan yang ingin diajarkan dapat lebih tersampaikan melalui dokumenter singkat dalam bentuk 2D ini.
2.7 Data Pembanding
Gambar 2.17 data pembanding visual (1) (sumber: www.v3wall.com )
Gambar 2.18 data pembanding visual (2) (sumber: www.pocoyo.com )
2.8 Analisa Kasus
2.7.1 Pertimbangan Pengambilan Cerita
Mewabahnya K-pop dan K-Drama di Indonesia sekarang ini ingin dimanfaatkan penulis untuk semakin mengembangkan pengetahuan masyarakat tentang kebudayaan negara lain seperti Korea. Penulis membuat bentuk visual dalam bentuk 2D dengan maksud agar para penonton semakin tertarik untuk melihat dokumenter singkat ini. Dan diharapkan juga melalui E-learning 2D seperti ini, penontonnya dapat melihat kebudayaan-kebudayaan Korea yang disampaikan dengan cara yang berbeda.
2.7.2 Faktor Pendukung
1. Karya ini dapat menambah wawasan tentang kebudayaan negara lain, dalam hal ini Korea.
2. Penyampaian dalam bentuk 2D animasi akan lebih menarik dibandingkan dengan harus membaca buku.
3. Membuka pikiran baru masyarakat tentang indah dan beragamnya kebudayaan luar negeri, dan menciptakan rasa saling menghargai.
4. Dapat digunakan sebagai karya komersil yang dapat di gunakan dalam pembelajaran Korean culture.
2.6.3 Faktor Penghambat
Kurangnya waktu dan skill dalam pembuatan karya ini yang dikhawatirkan membuat karya ini tidak dapat dihasilkan secara maksimal.