• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KARAKTERISASI PADA PEMBUATAN MEMBRAN KERAMIK KOMPOSIT ABU VULKANIK UNTUK PENGOLAHAN AIR BERSIH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KARAKTERISASI PADA PEMBUATAN MEMBRAN KERAMIK KOMPOSIT ABU VULKANIK UNTUK PENGOLAHAN AIR BERSIH"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Ruang Seminar FMIPA UNY, 14 Oktober 2017

PENGARUH KARAKTERISASI PADA PEMBUATAN MEMBRAN KERAMIK KOMPOSIT ABU VULKANIK UNTUK PENGOLAHAN AIR BERSIH

Eny Apriyanti1,Wishnu Wijayanto2

1Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Pandanaran Semarang 2Department Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

E-mail: [email protected] (corresponding author) [email protected] (corresponding author) Abstrak

Abu vulkanik merupakan material dengan butiran halus berwarna coklat keabu-abuan yang mengandung senyawa kimia Silika Dioksida (SiO2) 48,23%, Aluminium Oksida (AL2O3) 18,40%,

Ferro Oksida (Fe2O3) 18,45%, Kalsium Oksida (CaO) 4,51 % dan sisanya senyawa lain. Ditinjau

dari hasil analisa AAN maka abu vulkanik Gunung Kelud dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan membran keramik karena banyak mengandung senyawa SiO2 dan Al2O3 sebagai

senyawa yang mempunyai kekuatan mekanis yang baik. Pembuatan Membran keramik sangat dipengaruhi proses karakterisasi yaitu karakterisasi support layer dan active layer terdiri dari (1) uji kekuatan mekanis membran, (2) uji X-Ray diffraction, (3) Uji Scanning electron microscopy. Karakterisasi membran dilakukan untuk untuk mengetahui kekuatan mekanik support layer jika mengalami gaya tekan tertentu, morfologi membran dan struktur membran. Penelitian ini menghasilkan uji karakterisasi yang berbeda yang dipengaruhi komposisi bahan dan homogenitasnya, semakin besar komposisi komposit membran maka semakin besar refluk serta morfologi pori membran berbanding lurus dengan gaya dorong, hal ini di sebabkan adanya pengaruh suhu tinggi 1100oC saat dilakukan sintering/kalsinasi sehingga akan mempermudah

proses pengolahan air dengan metode mikrofiltrasi menggunakan membran keramik. Membran support keramik merupakan salah satu jenis membran yang dapat digunakan untuk pengolahan atau pemurnian, kualitas membran ditentukan oleh lapisan supportnya yaitu lapisan vulcano ash dan lapisan deposisi PES (Poli Ethylen Sulfon), kedua aspek itulah yang menjadi perhatian dalam penelitian ini.

Kata kunci: air bersih, membran keramik, mikrofiltrasi, karakterisasi, pengolahan PENDAHULUAN

Karakterisasi membran adalah pro-ses yang dilakukan untuk memperoleh struktur pori dan mengetahui morfologi membran untuk menghasilkan membran keramik yang baik dan kuat, sehingga da-pat diaplikasikan untuk pengolahan air bersih. Perkembangan teknologi membran saat ini sangat pesat dan banyak diguna-kan dalam proses pemisahan. Kinerja membran untuk proses pemisahan biasa-nya dibiasa-nyatakan dengan fluks permeat (permeabilitas) dan faktor pemisahan (lektifitas). Kualitas pemisahan akan se-makin meningkat dengan meningkatnya selektifitas. Di sisi lain peningkatan

selektifitas umumnya berbanding terbalik dengan fluks, sehingga diperlukan suatu optimasi (Keane dkk., 2007). Pengolahan air bersih menggunakan teknologi mem-bran ini diharapkan dapat membantu ma-syarakat untuk memecahkan masalah da-lam hal air bersih. Air bersih merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan dan kesehatan ma-nusia, baik untuk memenuhi kebutuhan hi-dup sehari-hari maupun untuk kepenti-ngan yang lainnya. Namun kebutuhan air tidak diimbangi dengan kesadaran masya-rakat untuk melestarikannya sehingga ba-nyak sumber air bersih yang tercemar oleh keteledoran manusia sendiri, sehingga

(2)

keteledoran mereka menyebabkan air menjadi kotor dan tercemar. Dengan adanya krisis air bersih tersebut, maka perlu diupayakan suatu penemuan pe-ngolahan air yang tercemar hingga layak dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari. Karena dalam hal ini air ber-sih di Semarang barasal dari air sungai Kaligarang dan sungai Kudu yang banyak tercemar limbah Industri dan limbah ru-mah tangga, sehingga dengan adanya pen-cemaran tersebut menyebabkan penurunan kualitas air bersih di Semarang. Penelitian tentang pengolahan air bersih ini terus di-kembangkan sebagai salah satu upaya un-tuk menanggulangi pencemaran lingku-ngan terhadap air sehingga bisa memenuhi standar kualitas dan tidak membahayakan kesehatan manusia. Pengolahan air bersih yang ada di Indonesia saat ini pengolahan-nya di lakukan secara konvensional. Pe-ngolahan air bersih dengan cara konvensi-onal dilakukan dengan cara Koagulasi-Flokulasi, Sedimentasi dan Filtrasi. Pada umumnya pengolahan secara konvensio-nal membutuhkan luas lahan yang besar serta perawatan yang rumit tetapi kualitas air masih dibawah standart (Nila Sari M, 2010). Dalam penelitian ini dikembang-kan teknologi baru pengolahan air bersih yaitu dengan teknologi Membran. Tekno-logi membran ini merupakan teknoTekno-logi bersih yang ramah lingkungan. Diharapkan dengan pemanfaatan teknologi membran untuk pengolahan air bersih ini hasil yang diperoleh bisa memenuhi standart kualitas air bersih yang ditetapkan di Indonesia, sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan No.907/MENKES/SK/VII/2002. Teknolo-gi membran ini dapat menguranTeknolo-gi senya-wa organik dan anorganik yang berada da-lam air tanpa penggunaan bahan kimia dalam pengoperasiannya. (I.G. Wenten,

1999). Upaya yang dilakukan dalam pe-nelitian ini untuk pengolahan air ber-sih, adalah dengan menggunakan tek-nologi membran keramik yang dibuat dari hasil pemanfaatan abu vulkanik gunung kelud yang meletus pada tang-gal 13 Februari 2014. Abu vulkanik dari gunung kelud ini layak digunakan sebagai bahan baku pembuatan membran keramik karena banyak mengandung senyawa SiO2 dan Al2O3 sebagai senyawa yang mempu-nyai struktur pori yang sama (seragam), stabil pada suhu tinggi dan mempunyai kekuatan mekanis yang baik. Senyawa ini merupakan persenyawaan aluminosilicate yang membentuk kerangka struktur AlO4 dan SiO4 tetrahedral maka sangat cocok digunakan untuk pembuatan membran ke-ramik. Membran keramik merupakan membran yang mempunyai sifat yang ti-dak mudah mengembang dalam air dan mudah membentuk suspensi untuk mela-pisi membran sebagai support (Dong dkk., 2006). Pada umumnya Abu vulkanik hasil dari letusan Gunung berapi hanya ditim-bun dan merupakan limbah di pemukiman penduduk sehingga mengakibatkan pence-maran lingkungan bagi kesehatan manu-sia. Keberadaan abu vulkanik ini memer-lukan perhatian dan penanganan secara khusus, agar dapat dimanfaatkan lebih ja-uh sehingga mempunyai nilai tambah dan tidak mencemari lingkungan. Selama ini masyarakat pada umumnya belum menya-dari bahwa Abu Vulkanik yang berupa pa-datan halus dan dipandang sebagai bahan berbahaya, ternyata mempunyai nilai eko-nomis yang tinggi.

Dari penelitian sebelumnya (Shafi-qussunah dkk, 2011) penggunaan bahan berbasis tanah liat sebagai membran kera-mik untuk pengolahan air dapat menurun-kan kadar ion besi dalam air sampai 95% dan kadar ion arsen tergantung pada ratio

(3)

Ruang Seminar FMIPA UNY, 14 Oktober 2017

Fe/As. Kandungan Abu Vulkanik Gunung Kelud secara total mengandung senyawa sebagai berikut: SiO2(48,23%), Al2O3(18,40%), Ca2+(4,51%), dan Fe2O3 (18,45%) berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan membran keramik. Pemanfaatan Abu vul-kanik menjadi membran keramik akan memberikan beberapa manfaat, diantara-nya dapat mengatasi pencemaran lingku-ngan di pemukiman masyarakat akibat pe-nimbunan dan abu terbang yang dapat mengganggu kesehatan manusia, mening-katkan nilai ekonomis abu vulkanik dan menggalakkan pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA) di Indonesia. Tujuan utama penelitian ini adalah membuat membran keramik support layer Abu vulkanik untuk pengolahan air bersih dengan pengaruh karakterisasi membran di tinjau dari uji tekan, kalsinasi, uji SEM.

METODE PENELITIAN

Metode yang dilakukan dalam pene-litian ini dilakukan secara eksperimental di laboratorium dengan tiga kali ulangan. Data yang diperoleh dilakukan analisis se-cara diskriptif. Sese-cara umum penelitian ini mencakup 4 bagian yaitu (1) Pembuatan support layer, (2) Coating larutan PES se-bagai active layer ke support layer, (3) Karakterisasi support layer dan active layer dan (4) Aplikasi pengolahan air. Bahan

Abu vulkanik diperoleh dari hasil letusan Gunung Kelud yang meletus pada yang meletus pada tanggal 13 Februari 2014. Untuk pembuatan membran support layer dalam penelitian ini digunakan abu vulkanik sebagai bahan baku yang di pre-parasi dengan ukuran 200 mesh dan bahan campuranya digunakan zat aditif Alumina (Al2O3) Kaolin Clay, Carboximethyl

Cellulose (CMC), Sodium Citrate, MgSO4 7H2O, Polyethylen Glycol (PEG) dan Deionized Water, semua bahan kimia yang dipakai dalam penelitian ini diper-oleh dari pabrik dan dilakukan preparasi bahan baku terlebih dahulu.

Tabel 1. Komposisi Bahan

Alat

Peralatan yang digunakan dalam pe-nelitian adalah: Alat cetak membran, alat uji permeabilitas, Mikrofiltrasi, uji swel-ling dan uji SEM.

(4)

Prosedur Penelitian

Penelitian ini di lakukan dengan ta-hapan penelitian meliputi preparasi bahan dan karakterisasi membran. Secara umum penelitian yang diusulkan ini mencakup 4 tahapan proses yaitu (1) Pembuatan sup-port layer, (2) Coating larutan PES seba-gai active layer ke support layer, (3) Ka-rakterisasi support layer dan active layer dan (4) Aplikasi Pervaporasi. Penelitian Tahap pertama yaitu pembuatan support layer terdiri dari (1) karakterisasi abu vulkanik, (2) pencampuran bahan penyu-sun support layer dan zat aditif, (3) pug-ging, (4) ageing, (5) pencetakan (6) kalsi-nasi (7) Uji permeabilitas.

Pembuatan Support Layer

Proses pertama yang dilakukan ada-lah preparasi bahan. Saada-lah satu bahan yang dipreparasi adalah Abu vulkanik. Abu vulkanik di ayak dengan mengguna-kan shaker sampai ukurannya homogen 200 mesh. Percobaan dimulai dengan mencampurkan bahan utama support layer yaitu Abu vulkanik, kaolin, dan alumina serta membuat campuran zat aditif berupa carboxymethyl cellulose, polyethylene glycol, sodium citrate, dan MgSO4 Masing-masing sesuai dengan komposisi yang ditentukan. Setelah itu campuran ba-han utama dan campuran zat aditif dicam-pur selama 15 menit. Langkah selanjutnya adalah melakukan pugging pada campuran yang telah terbentuk selama 30 menit hingga membentuk pasta yang homogen dan elastis. Pasta kemudian dibiarkan pa-da suhu kamar pa-dan dijauhkan pa-dari sinar matahari langsung selama 30 menit (pro-ses ageing) kemudian pasta dicetak de-ngan tekanan tertentu menjadi bentuk lembaran-lembaran (flat). Hasil cetakan ini selanjutnya dikeringkan pada suhu 2500C selama satu jam untuk

menghilangkan kandungan organiknya. Setelah itu support dikalsinasi pada suhu 1100oC selama dua jam. Proses kalsinasi sangat diperlukan karena berfungsi untuk membuka pori membran maka dibutuhkan suhu tinggi. Untuk karakterisasi berikut-nya dilakukan uji permeabilitas dengan tu-juan untuk untuk mengetahui laju alir ada-lah dengan uji permeabilitas pada mem-bran keramik. Memmem-bran dikompaksikan dengan mengalirkan air melewati mem-bran sehingga diperoleh laju alir yang konstan. Uji SEM dilakukan untuk me-ngetahui struktur mikro suatu material be-rupa morfologi lapisan membran, kompo-sisi dan informasi kristalografi permukaan partikel.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisa Bahan Baku Tabel 2. Hasil Analisa AAN

Dari hasil analisa AAN diperoleh hasil bahwa abu vulkanik bisa di manfaat-kan sebagai bahan baku pembuatan mem-bran keramik, karena kandungan Al2O3 dan SiO3 cukup tinggi.

Hasil Uji Kalsinasi

(5)

Ruang Seminar FMIPA UNY, 14 Oktober 2017

Hasil uji kalsinasi di peroleh bahwa pada komposisi 30% pada tekanan 20 kg/cm3 diperoleh hasil membran yang ku-at dan pori membran membuka sehingga permeat bisa melewati pori membran. Uji Permeabilitas

Hasil uji permeabilitas menunjukkan pada konsentrasi kitosan 3% berpengaruh pada nilai kenaikan permeabilitas dan be-rat molekul kitosan sehingga dihasilkan struktur membran yang lebih baik dan dapat di manfaatkan untuk proses pe-misahan.

Tabel 4. Hasil Uji Permeabilitas

Uji Sweeling

Hasil uji swelling dapat dillihat pada grafik yang menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi kitosan dalam membran maka hasil persen swelling semakin kecil, hal ini disebabkan dengan semakin tinggi konsentrasi kitosan maka jarak antar molekul dalam kitosan akan semakin rapat dan pori-pori yang terbentuk pada membran akan semakin kecil sehingga air

sulit untuk berdifusi kedalam membran

yang menyebabkan kemampuan

mengembangnya kecil. Sebaliknya, semakin rendah konsentrasi kitosan dalam

membran maka kemampuan

mengembangnya besar, hal ini disebabkan dengan konsentrasi kitosan yang kecil maka semakin banyak pelarut yang digunakan atau semakin sedikit zat terlarutnya, maka pori-pori membran yang terbentuk semakin besar. Secara umum, membran dengan konsentrasi 1%; 2%; 3%; 4%; dan 5% mempunyai ketahanan terhadap air yang baik, hal ini ditandai dengan dihasilkan membran yang tidak mudah hancur atau rapuh

Tabel 5. Hasil Uji Sweeling

Uji SEM

Dari hasil uji SEM dengan perbesa-ran 5000X dan konsentrasi kitosan 2% di-peroleh bahwa semakin kecil ukuran parti-kel suatu partiparti-kel dari membran keramik maka semakin reaktif dan pori pori mem-bran semakin mudah untuk di lewati per-meat. Faktor ini menentukan laju alirnya karena membran keramik abu vulkanik support kitosan yang dihasilkan mempu-nyai laju permeasi yang baik sehingga memudahkan dalam proses penyaringan untuk pengolahan air bersih.

(6)

Gambar 2. SEM Membran Keramik 2% Kitosan Kalsinasi 1100oC Perbesaran 5000X

Gambar 3. SEM Membran keramik 3% Kitosan Suhu Kalsinasi 1100oC Perbesaran 5000X

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut,

1. Abu vulkanik dapat di gunakan sebagai bahan baku pembuatan membran keramik dan mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.

2. Pemanfaatan sumber daya alam memjadi produk yang mempunyai nilai

jual sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. 3. Dapat membantu masyarakat untuk

mengurangi krisis air bersih.

4. Proses karakterisasi dapat menghasilkan produk membran keramik abu vulkanik support kitosan yang mempunyai kinerja optimum sehingga dapat di aplikasikan sebagai pengembangan proses filtrasi dalam pengolahan air bersih.

(7)

Ruang Seminar FMIPA UNY, 14 Oktober 2017

DAFTAR PUSTAKA

Aptel, P., Challard, N., Cuny, J., and Neel, J. (1976). “Aplication of Pervaporation Process to Separate Azeotropic Mixtures”. Journal of Membrane Sciene.1: 271-278. Bhat, S.D. and Aminabhavi, T.M. (2007).

“Pervaporation Separation Using Sodium Alginate and Its Modified Membrane – A Review”.Separation and Purification Reviews.36: 203-229.

Dias, M.O.S., Ensinas, A.V., Nebra, S.A., Filho, R.M., Rossell, C.E.V.,

Maciel, M.R.W. (2009).

“Production of Bioethanol and Other Bio-Based Materials from Sugarcane Bagasse: Integration to Conventional Bioethanol Production Process”. Chemical Engineering Research and Design.87: 1206-1216.

Feng, X. and Huang, R.Y.M. (1996).“Pervaporation with Chitosan Membranes. I. Separation of Water from Ethylene Glycol by A Chitosan/Polysulfone Composite Membrane”. Journal of Membrane Science.116: 67-76.

Feng, X. and Huang, R.Y.M. (1997). “Liquid Separation by Membrane Pervaporation: A Review”. Industrial Engineering Chemical Resources.36: 1048-1066.

Kaban, J. (2009). Modifikasi Kimia dari Kitosan dan Aplikasi Produk yang Dihasilkan. Universitas Sumatera Utara: Pidato Pengukuhan Guru Besar.

Kaban,J., Bangun, H., Dawolo, A.K., Daniel. (2006). “Pembuatan Membran Kompleks Polielektrolit Alginat Kotosan”. Jurnal Sains Kimia. 10(1): 10-16.

Kozaric, N., Farkas, A., salim, H., and Mayer, O. (1987). Ethanol. In

Ullmann’s Encyclopedia of Industrial Chemistry. Vol. A.9.Tokyo: VCH. 615-630.

Mekawati, Fachriyah, E., dan Sumardjo, D. (2000). “Aplikasi Kitosan Hasil Transformasi Kitin Limbah Udang (Penaeus merguiensis) Untuk Adsorpsi Ion Logam Timbal. Jurnal Sains dan Matematika FMIPA Undip. 8(2): 51-54.

Moller, H., Grelier, S., Pardon, P., and Coma, V. (2004).“Antimicrobial and Phsycochemical Properties of Chitosan-HPMC-Based Films”. Journal of Agricultural and Food Chemistry.52: 6585-6591.

Mulder, M. (1996).Basic Principles of Membrane Technology.2nd ed. Kluwer Academic Publisher, London.

Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional Untuk Pengembangan Sumber Energi Alternatif Pengganti BBM.

Prihandana, R. dan Hendro, R. (2007). “Energi Hijau pilihan Bijak Menuju negeri Mandiri Energi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Shao, P. and Huang, R.Y.M. (2007). “Review Polymeric Membrane Pervaporation”. Journal of Membrane Science. 287: 162-179. Susanto, H. and Ulbricht, M. (2009a).

“Characteristic, Performance and Stability of Polyethersulfone Ultrafiltration Membranes Prepared by Phase Separation Method Using Different Macromolecular Additives”. Journal of Membrane Science. 327: 124-135.

Susanto, H. and Ulbricht, M. (2009). “Polymeric Membranes for Molecular Separation, in: Drioli, E. and Giorno, L. Membrane Operations. Innovative Separations

(8)

and Transformations.Weinheim: Wiley-VCH.

Uragami, T., (2005), “Dehydration Performance of Alcohol from

Biomass Fermentation by Various Chitosan Membranes”, Journal of Metals, Materials and Minerals. 15(1): 49-57.

Gambar

Gambar 1. Alat Penelitian
Tabel 3. Hasil Uji Kalsinasi
Tabel 4. Hasil Uji Permeabilitas
Gambar 2. SEM Membran Keramik 2% Kitosan Kalsinasi 1100 o C Perbesaran 5000X

Referensi

Dokumen terkait

“Pengaruh Penambahan Zat Aditif Abu Terbang Batubara (Fly Ash) Terhadap Efektivitas Membran Keramik Berbasis Tanah Liat, Zeolit, Pasir Silika Dan Serbuk Besi Pada

Pada penelitian ini digunakan membran keramik berbasis tanah liat, zeolit, pasir silika, serbuk besi, dan abu terbang batubara (fly ash) untuk mengolah limbah cair

Judul Tesis : Pembuatan dan Karakterisasi Elektroda Keramik Konduktif Berbasis Komposit CuO-ZnO Untuk Pengolahan Air Limbah Menggunakan Metode Elektrokoagulasi..

Pembuatan elektroda keramik konduktif berbasis komposit CuO-ZnO memiliki konduktivitas yang baik sehingga dapat digunakan sebagai elektroda pada proses

Posisi penempatan pada tungku pembakaran dapat berpengaruh pada kematangan membran, semakin bawah membran keramik tersebut ditempatkan, maka makin lama juga pemanasan

Keramik dibuat dengan bahan dasar kaolin, alumina, debu vulkanik gunung Sinabung dan karbon aktif.. Metode yang digunakan adalah dye pressing, perbandingan kaolin

3.4.7.2 Penentuan sifat mekanik membran kitosan dengan variasi konsentrasi selulosa diasetat

Mullite dan quarsa merupakan bagian terbesar pada abu layang sehingga memiliki intensitas yang dominan (Cao, et al 2020). Gambar 5.11 merupakan difraktogram membran