• Tidak ada hasil yang ditemukan

Astuti Muh.Amin 1), A.D. Corebima 2) Jalan Semarang 5, Malang; HP: ;

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Astuti Muh.Amin 1), A.D. Corebima 2) Jalan Semarang 5, Malang; HP: ;"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Malang, 26 Maret 2016

333

ANALISIS PERSEPSI DOSEN TERHADAP STRATEGI PEMBELAJARAN

READING QUESTIONG AND ANSWERING (RQA) DAN ARGUMENT DRIVEN INQUIRY (ADI) PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI DI KOTA

MAKASSAR

Perception Analysis Of Lecturers To Learning Strategies of Reading Questioning And Answering (RQA), And Argument-Driven Inquiry(ADI) In Biology Education

Departement In Makassar

Astuti Muh.Amin 1), A.D. Corebima 2) 1

Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang 2

Jurusan Biologi – FMIPA - Universitas Negeri Malang

Jalan Semarang 5, Malang; HP: 085242376177; Email: astutiamin@gmail.com Abstrak

Membangun mahasiswa agar memiliki kecakapan hidup abad 21 merupakan suatu tantangan tersendiri bagi dosen. Seorang tenaga pengajar dituntut untuk memiliki inovasi dan wawasan yang luas termasuk strategi pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) persepsi dosen terhadap strategi pembelajaran Reading Questiong and Answering pada program studi Pendidikan Biologi di Kota Makassar; (2) persepsi dosen terhadap strategi pembelajaran Argument Driven Inquiry pada program studi Pendidikan Biologi di Kota Makassar. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan metode survey menggunakan angket, wawancara dan analisis dokumen. Subjek penelitian adalah 46 dosen yang tersebar di STKIP PI Makassar, UPRI Makassar, UIN Alauddin Makassar. Rekapitulasi hasil penelitian menunjukkan bahwa: 76.09% belum mengenal strategi RQA, 84.78% belum menerapkan strategi pembelajaran RQA, 84.78% belum mengetahui langkah-langkah strategi pembelajaran RQA, 13.04% mengalami kendala dalam menerapkan strategi pembelajaran RQA, 78.26% belum mengenal strategi pembelajaran ADI, 82.61% belum menerapkan strategi pembelajaran ADI, 82.61% belum mengetahui langkah-langkah strategi pembelajaran ADI, 13.04% mengalami kendala dalam menerapkan strategi pembelajaran ADI. Oleh karenanya, dibutuhkan upaya pengenalan sekaligus penerapan strategi pembelajaran RQA dan ADI pada dosen biologi di kota Makassar dalam peningkatan inovasi dan kualitas proses pembelajaran.

Kata kunci: Analisis Persepsi, Strategi Pembelajaran, RQA, ADI, Pendidikan Biologi Abstract

Building students to have the skills of the 21st century is a challenge for lecturers. Lecturer is required to have broad knowledge as well as innovation including learning strategies. This study aimes to describe (1) the perception of lecturers to learning strategies of Reading, Questioning and Answering (RQA) in Biology Education courses in Makassar; (2) the perception of lecturers to learning strategies of Argument-Driven Inquiry (ADI) in Biology Education courses in Makassar. The research method used is quantitative descriptive survey using questionnaires, interviews and document analysis. Research subjects were 46 lecturers in STKIP PI Makassar, UPRI Makassar, UIN Alauddin Makassar. Recapitulation of the results showed that among those lecturers: 76.09% do not know yet the RQA learning strategy, 84.78% do not implement yet the RQA learning strategy, 84.78% do not know yet the steps of the RQA learning strategy, 13.04% experience problems in implementing the RQA learning strategy, 78.26% are not familiar with the ADI learning strategy, 82.61% do not yet implement the ADI learning strategy, 82.61% do not know yet the steps of the ADI learning strategy, 13.04% experience problems in implementing the ADI learning strategy. Therefore, it takes effort in order to

(2)

Malang, 26 Maret 2016

334

introduce the learning strategies of RQA and ADI to biology lecturers in the city of Makassar to increase the quality of the learning process.

Key words: Perception Analysis, Learning Strategy, RQA, ADI, Biology Education PENDAHULUAN

Paradigma pendidikan nasional adalah suatu cara memandang dan memahami pendidikan nasional, dan dari sudut pandang ini kita mengamati dan memahami masalah dan permasalahan yang dihadapi dalam pendidikan nasional, dan mencari cara mengatasi permasalahan tersebut (BSNP, 2010). Secara universal memasuki abad 21, terjadi pergeseran paradigma global dalam pola berfikir yaitu dari pola berfikir yang bersifat komplementalistik dan fragmentalistik kepada pola berfikir yang bersifat holistik. Dan pada gilirannya berpengaruh terhadap paradigma berfikir dalam dunia pendidikan termasuk di dalamnya peran serta dosen (Noor, 2012).

Menurut Nasional Research Council, (2012) menyatakan menghadapi tantangan abad 21 individu perlu memiliki kompetensi dalam 5 keterampilan utama, yakni: (1) mampu menyesuaikan (adaptability); (2) keterampilan komunikasi kompleks (complex communication skills); (3) keterampilan pemecahan masalah (problem-solving skills); (4) keterampilan mengatur diri sendiri (self-management and self-development); dan (5) sistem berfikir (systems thinking). Membangun mahasiswa agar memiliki keterampilan tersebut merupakan suatu tantangan tersendiri bagi dosen. Paradigma pembelajaran lama sudah tidak bisa lagi dipertahankan. Inovasi pembelajaran lebih mengarah pada pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered) yang prosesnya dirancang dan dikondisikan untuk peserta didik agar belajar. Hubungan antara pendidik dengan peserta didik menjadi hubungan yang saling belajar dan saling membangun. Prinsip-prinsip pembelajaran dari berpusat pada guru menuju student center dan constructivisme learning, dari satu arah menuju interaktif, dari isolasi menuju lingkungan jejaring, dari pasif menuju aktif menyelidiki, dari abstrak menuju konteks dunia nyata, dari hubungan satu arah bergeser menuju kolaboratif, dari pemikiran faktual menuju kritis, dan dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan (BSNP, 2010).

Berdasarkan hasil observasi di perguruan/sekolah tinggi di Makassar diperoleh gambaran bahwa sekitar 75% metode pembelajaran yang digunakan dalam perkuliahan umumnya masih bersifat ceramah dan pemberian tugas. Hal ini menyebabkan kurangnya partisipasi aktif peserta didik dalam proses pembelajaran. Sikap mahasiswa yang pasif akan berdampak pada level berfikir yang hanya mampu pada tahap remembering, hafalan. Akibatnya nilai pemahaman konsep yang diperoleh juga rendah (Sumarsono, 2009). Keterlibatan mahasiswa secara aktif di dalam proses pembelajaran berpengaruh positif pada kemajuan belajar, pendewasaan, dan pengarahan diri. Di dalam pembelajaran aktif tersebut mahasiswa mengaktifkan otaknya untuk berpikir mengemukakan pendapat, pengalaman, mempertajam penganalisaan dan menjawab berbagai persoalan atau pertanyaan pertanyaan secara logis dan argumentatif. Mahasiswa dirangsang untuk memaksimalkan fungsi-fungsi panca-indra dan bekerjanya saraf-saraf otak secara seimbang (Abidin, 2005).

Startegi pembelajaran yang dapat digunakan oleh dosen dalam memaksimalkan kemampuan berfikir mahasiswa diantaranya adalah strategi pembelajaran Reading

(3)

Malang, 26 Maret 2016

335

Questioning Answering (RQA). Strategi ini memiliki sintaks pembelajaran yang berkesinambungan dan saling menunjang. Fase-fase dalam RQA yang dimulai dengan reading (membaca) sudah merupakan keterampilan dasar dalam belajar, questioning (menyusun pertanyaan) adalah keterampilan yang diperoleh sebagai hasil dari membaca dan membuat resume. Ketika memahami materi maka peserta didik mampu menjawab (answering) sejumlah pertanyaan yang terkait. Ketiga komponen ini jika dipadu maka akan menjadi suatu kemampuan dan kecakapan berfikir. RQA pertama kali dirancang dan diimplementasikan pada perkuliahan genetika di Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang.

Keunggulan strategi Reading Questioning Answering (RQA) adalah dapat meningkatkan budaya membaca mahasiswa yang masih minim. Menurut Corebima (2009) bahwa implementasi strategi pembelajaran Reading Questioning Answering (RQA) terbukti mampu memaksa mahasiswa membaca materi pembelajaran yang ditugaskan, sehingga perkuliahan yang dirancang dapat terlaksana dengan baik, serta pemahaman terhadap materi kuliah berhasil ditingkatkan hampir 100%. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan strategi RQA dapat meningkatkan motivasi, keterampilan berpikir kritis, keterampilan metakognitif, dan penguasaan konsep (Bahri, 2010; Hasanuddin, 2013; Bahtiar; 2014; Kusuma, 2014; Marthaliakirana, 2014; Prianti, 2014; Rahmawati, 2014; Hetharia, 2015; Setiawati, 2015; Widayati, 2015; Zunaidah, 2015).

Argumentasi ilmiah dapat mendukung pengembangan keterampilan abad 21 khususnya untuk membangun masyarakat berpengetahuan (Clark et al., 2009). Argumentasi dapat memberikan pondasi yang kuat dalam memahami konsep secara utuh dan benar. Menurut Maria & Erduran (2008) ada 5 dimensi yang dapat digali melalui pengembangan argumentasi dalam pembelajaran sains, yaitu 1) proses kognitif dan metakognitif sesuai karakteristik kinerja para ahli sebagai model bagi mahasiswa, 2) pengembangan kompetensi komunikatif dan berpikir kritis; 3) pencapaian literasi sains, melatih mahasiswa berbicara, dan menulis dengan bahasa sains, 4) pembiasaan praktik budaya ilmiah dan pengembangan kriteria epistemic dalam klarifikasi pengetahuan; dan 5) pengembangan penalaran, khususnya dalam pemilihan teori atau penentuan sikap sesuai kriteria rasional. Pembelajaran yang melibatkan argumentasi akan membuat mahasiswa perlu mengeksternalisasikan pemikirannya. Ekternalisasi tersebut adalah langkah dari intra-psikologi dan argumen retorika menuju ke-interpsikologi dan argumen dialogis (Vygotsky, 1978). Argumentasi melibatkan elaborasi, penalaran, dan refleksi yang menunjukkan pembelajaran konseptual lebih dalam (Hendri dan Defianti, 2015). Venville & Dawson (2010) menyatakan bahwa konten ilmu pengetahuan inividu sebelumnya akan berdampak pada kualitas dan kompleksitas argumentasi ilmiah yang dihasilkan.

Revolusi sains yang dikemukakan Kuhn (1996) menjadi bukti bagaimana proses sosial memegang peranan yang penting dalam membangun pengetahuan. Kerja ilmiah berupa mengkomunikasikan hasil ini sering terlupakan oleh para pemerhati dan praktisi pendidikan sains untuk dikembangkan dalam pembelajaran sains di kelas. Peserta didik perlu melibatkan keterampilan membuat pertanyaan, menghasilkan data, menginterpretasikan fakta dari penyelidikan langsung atau dari teks, dan membuat penjelasan berdasarkan bukti (Hendri dan Defianti, 2015). Wacana argumentasi dalam

(4)

Malang, 26 Maret 2016

336

konteks pembelajaran sains selanjutnya menjadi isu sentral pada berbagai penelitian saat ini (Sampson & Clark, 2008; Chen, 2011; Hasnuidah, 2012).

Argument-Driven Inquiry (ADI) dikembangkan oleh Sampson & Gleim (2009) sebagai unit pembelajaran terpadu guna mendorong mahasiswa terlibat dalam pekerjaan interdisipliner, sehingga meningkatkan pemahaman konsep penting dan praktis dalam biologi. Strategi Argument-Driven Inquiry (ADI) merupakan pembelajaran berbasis laboratorium untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa melalui partisipasinya dalam argumentasi ilmiah membaca dan menulis. Strategi pembelajaran Argument-Driven Inquiry (ADI) memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membangun penjelasan mereka sendiri dan berbagi ide dalam kelompok-kelompok kecil selama diskusi kelas. Ini dapat menciptakan suasana kelas yang menyediakan budaya ―proses‖ dalam pengajaran sains. ADI berbeda dari metode lainnya karena ADI menyediakan kesempatan kepada peserta didik untuk merancang penelitian mereka dan menemukan hasil sendiri. Terlibat dalam proses argumentasi dimana mereka dapat berbagi dan mendukung ide-ide (Demircioglu dan Ucur, 2015).

Sampson & Gleim (2009) menyatakan bahwa keunggulan dari strategi Argument-Driven Inquiry (ADI) antara lain sebagai berikut: 1) membingkai tujuan kegiatan kelas sebagai upaya untuk mengembangkan, memahami, atau mengevaluasi penjelasan ilmiah untuk fenomena alam atau solusi untuk masalah; 2) melibatkan mahasiswa dalam penyelidikan; 3) mendorong individu untuk belajar bagaimana untuk menghasilkan argumen yang mengartikulasikan dan membenarkan penjelasan untuk pertanyaan penelitian sebagai bagian dari proses penyelidikan; 4) memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar bagaimana untuk mengusulkan, dukungan, mengevaluasi, merevisi ide melalui diskusi dan menulis dengan cara yang lebih produktif; 5) menciptakan komunitas kelas yang menghargai bukti dan berpikir kritis; 6) mendorong mahasiswa untuk mengambil kendali dari pembelajaran mereka sendiri. Strategi ADI membantu mahasiswa mengembangkan pemikiran dan berpikir kritis dengan menekankan peran penting argumentasi dalam membangkitkan dan menvalidasi pengetahan ilmiah (Sampson et al., 2011).

Strategi ADI cenderung memiliki potensi lebih tinggi dalam meningkatkan prestasi mahasiswa kemampuan akademik tinggi dan rendah dalam hal argumentasi dan keterampilan berpikir kritis. Hal ini diyakini bahwa strategi ADI memiliki tahapan pembelajaran yang tepat yang dibutuhkan oleh mahasiswa kemampuan akademik tinggi dan rendah sehingga meningkatkan prestasi mereka (Hasnuidah, 2015). Strategi ADI efektif meningkatkan prestasi akademik, ilmiah keterampilan proses dan tingkat argumentasi. Metode ini tidak hanya di laboratorium, tetapi juga efektif dalam pembelajaran di kelas (Demircioglu dan Ucur, 2015). Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan strategi ADI dapat meningkatkan motivasi, keterampilan berpikir kritis, keterampilan metakognitif, keterampilan metakognisi dan penguasaan konsep (Roshayanti, 2012; Hasnuidah; 2015).

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) persepsi dosen terhadap strategi pembelajaran Reading Questiong and Answering pada program studi Pendidikan Biologi di Kota Makassar; (2) persepsi dosen terhadap strategi pembelajaran Argument Driven Inquiry pada program studi Pendidikan Biologi di Kota Makassar.

(5)

Malang, 26 Maret 2016

337 METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan metode survey menggunakan angket, wawancara dan analisis dokumen. Subjek penelitian adalah 46 dosen biologi. Pengambilan sampel penelitian dilakukan pada tiga perguruan tinggi di kota Makassar antara lain STKIP Pembangunan Indonesia Makassar, Universitas Pejuang Republik Indonesia Makassar, UIN Alauddin Makassar. Sampel penelitian diambil dari populasi dengan teknik purposive sampling.

HASIL PENELITIAN

1. Deskripsi Persepsi Dosen terhadap Strategi Pembelajaran Reading Questiong and

Answering (RQA)

Hasil survei terkait dengan persepsi dosen terhadap strategi pembelajaran Reading Questioning and Answering (RQA) program studi pendidikan biologi STKIP Pembangunan Indonesia Makassar dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Persepsi Dosen terhadap Strategi Reading Questiong and Answering (RQA) Program Studi Pendidikan Biologi STKIP Pembangunan Indonesia Makassar

No Pernyataan Frekuensi Persentase

Ya Tidak Ya Tidak

1 Mengenal strategi pembelajaran RQA 6 17 26.09 73.91

2 Menerapkan strategi pembelajaran RQA 3 20 13.04 86.96 3 Mengetahui langkah-langkah strategi

pembelajaran RQA 3 20 13.04 86.96

4 Mengalami kendala dalam penerapan strategi

pembelajaran RQA 18 5 78.26 21.74

Hasil survei terkait dengan persepsi dosen terhadap strategi pembelajaran Reading Questioning and Answering (RQA) program studi pendidikan biologi Universitas Pejuang Republik Indonesia Makassar dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Persepsi Dosen terhadap Strategi Reading Questiong and Answering (RQA) Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Pejuang Republik Indonesia Makassar

No Pernyataan Frekuensi Persentase

Ya Tidak Ya Tidak

1 Mengenal strategi pembelajaran RQA 3 8 27.27 72.73

2 Menerapkan strategi pembelajaran RQA 2 9 18.18 81.82 3 Mengetahui langkah-langkah strategi

pembelajaran RQA 2 9 18.18 81.82

4 Mengalami kendala dalam penerapan strategi

(6)

Malang, 26 Maret 2016

338

Hasil survei terkait dengan persepsi dosen terhadap strategi pembelajaran Reading Questioning and Answering (RQA) program studi pendidikan biologi UIN Alauddin Makassar dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Persepsi Dosen terhadap Strategi Reading Questiong and Answering (RQA) Program Studi Pendidikan Biologi UIN Alauddin Makassar

No Pernyataan Frekuensi Persentase

Ya Tidak Ya Tidak

1 Mengenal strategi pembelajaran RQA 2 10 16.67 83.33

2 Menerapkan strategi pembelajaran RQA 2 10 16.67 83.33 3 Mengetahui langkah-langkah strategi

pembelajaran RQA 2 10 16.67 83.33

4 Mengalami kendala dalam penerapan strategi pembelajaran RQA

11 1 91.67 8.33

Rekapitulasi hasil survei terkait dengan persepsi dosen terhadap strategi pembelajaran Reading Questioning and Answering (RQA) program studi pendidikan biologi di kota Makassar dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Rekapitulasi Persepsi Dosen terhadap Strategi Reading Questiong and Answering (RQA) Program Studi Pendidikan Biologi di Kota Makassar

No Pernyataan Frekuensi Persentase

Ya Tidak Ya Tidak

1 Mengenal strategi pembelajaran RQA 11 35 23.91 76.09

2 Menerapkan strategi pembelajaran RQA 7 39 15.22 84.78 3 Mengetahui langkah-langkah strategi

pembelajaran RQA 7 39 15.22 84.78

4 Mengalami kendala dalam penerapan strategi

pembelajaran RQA 40 6 86.96 13.04

2. Deskripsi Persepsi Dosen terhadap Strategi Pembelajaran Argument Driven

Inqury (ADI)

Hasil survei terkait dengan persepsi dosen terhadap strategi pembelajaran Argument Driven Inqury (ADI) program studi pendidikan biologi STKIP Pembangunan Indonesia Makassar dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Persepsi Dosen terhadap Strategi Argument Driven Inqury (ADI) Program Studi Pendidikan Biologi STKIP Pembangunan Indonesia Makassar

No Pernyataan Frekuensi Persentase

Ya Tidak Ya Tidak

1 Mengenal strategi pembelajaran ADI 3 20 13.04 86.96

2 Menerapkan strategi pembelajaran ADI 2 21 8.70 91.30

(7)

Malang, 26 Maret 2016

339 pembelajaran ADI

4 Mengalami kendala dalam penerapan strategi

pembelajaran ADI 18 5 78.26 21.74

Hasil survei terkait dengan persepsi dosen terhadap strategi pembelajaran Argument Driven Inqury (ADI) program studi pendidikan biologi Universitas Pejuang Republik Indonesia Makassar dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Persepsi Dosen terhadap Strategi Argument Driven Inqury (ADI) Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Pejuang Republik Indonesia Makassar

No Pernyataan Frekuensi Persentase

Ya Tidak Ya Tidak

1 Mengenal strategi pembelajaran ADI 4 7 36.36 63.64

2 Menerapkan strategi pembelajaran ADI 3 8 27.27 72.73 3 Mengetahui langkah-langkah strategi

pembelajaran ADI 3 8 27.27 72.73

4 Mengalami kendala dalam penerapan strategi

pembelajaran ADI 11 0 100.00 0.00

Hasil survei terkait dengan persepsi dosen terhadap strategi pembelajaran Argument Driven Inqury (ADI) program studi pendidikan biologi UIN Alauddin Makassar dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Persepsi Dosen terhadap Strategi Argument Driven Inqury (ADI) Program Studi Pendidikan Biologi UIN Alauddin Makassar

No Pernyataan Frekuensi Persentase

Ya Tidak Ya Tidak

1 Mengenal strategi pembelajaran ADI 3 9 25.00 75.00

2 Menerapkan strategi pembelajaran ADI 3 9 25.00 75.00 3 Mengetahui langkah-langkah strategi

pembelajaran ADI 3 9 25.00 75.00

4 Mengalami kendala dalam penerapan strategi

pembelajaran ADI 11 1 91.67 8.33

Rekapitulasi hasil survei terkait dengan persepsi dosen terhadap strategi pembelajaran Argument Driven Inqury (ADI) program studi pendidikan biologi di kota Makassar dapat dilihat pada Tabel 8.

(8)

Malang, 26 Maret 2016

340

Tabel 8. Rekapitulasi Persepsi Dosen terhadap Strategi Argument Driven Inqury (ADI) Program Studi Pendidikan Biologi di Kota Makassar

No Pernyataan Frekuensi Persentase

Ya Tidak Ya Tidak

1 Mengenal strategi pembelajaran ADI 10 36 21.74 78.26

2 Menerapkan strategi pembelajaran ADI 8 38 17.39 82.61 3 Mengetahui langkah-langkah strategi

pembelajaran ADI 8 38 17.39 82.61

4 Mengalami kendala dalam penerapan strategi

pembelajaran ADI 40 6 86.96 13.04

PEMBAHASAN

Persepsi Dosen terhadap Strategi Pembelajaran Reading Questiong and Answering (RQA)

Hasil survey yang dilakukan pada program studi pendidikan biologi di STKIP Pembangunan Makassar, Universitas Pejuang Republik Indonesia, UIN Alauddin Makassar menunjukkan bahwa sekitar 84.78% responden belum menerapkan strategi pembelajaran Reading Questioning and Answering (RQA). Hal dimaknai bahwa sebagian besar dosen belum mengetahui dan memahami prinsip-prinsip pembelajaran RQA. Berdasarkan hasil wawancara dari 45 dosen biologi diperoleh informasi bahwa kendala yang dirasakan dalam pengimplementasian strategi tersebut adalah belum adanya referensi/rujukan tentang strategi pembelajaran RQA, dosen mengalami kesulitan karena belum memahami sintaks/tahap-tahap pelaksanaan strategi pembelajaran tersebut. Menurut Ketua Program Studi Pendidikan Biologi STKIP Pembangunan Indonesia Makassar, bahwa pada umumnya dalam perkuliahan di kelas dosen mayoritas menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan mengunakan metode ceramah, diskusi dan penugasan. Hal ini juga sejalan dengan pemamparan dari Ketua Jurusan MIPA Universitas Pejuang Republik Indonesia bahwa sekitar 70% perkuliahan masih didominasi oleh metode ceramah. Sedangkan pemaparan dari Ketua Jurusan Biologi UIN Alauddin Makassar menegaskan bahwa sebagian besar dosen-dosen biologi di program studi biologi belum menerapkan strategi pembelajaran Reading Questioning and Answering (RQA) karena belum pernah mendengar serta memahami strategi pembelajaran tersebut. Berdasarkan hasil monitoring evaluasi dosen, beliau menjelaskan bahwa pada umumnya dosen di program studi biologi UIN Alauddin Makassar menggunakan model pembelajaran berbasis masalah, model kooperatif tipe STAD, model Kooperatif tipe TPS, model direct instruction.

Proses pembelajaran pada perguruan tinggi menunjukkan gambaran pelaksanaan yang sesuai dengan standar mutu pelayanan Indonesia, meskipun pada umumnya masih disampaikan searah (teacher centered learning) dengan alasan kekhawatiran waktu dan materi perkuliahan akibat mengaktifkan mahasiswa (Silberman, 1996; Ichsan, 2011). Proses pembelajaran juga menunjukkan bahwa dosen masih kurang pemahamannya atau kurang peduli dengan capaian pembelajaran, strategi, dan metode pembelajaran (Sailah, dkk, 2014). Proses pembelajaran yang berpusat pada pendidik mengakibatkan kurang

(9)

Malang, 26 Maret 2016

341

berkembangnya keterampilan berpikir mahasiswa. Peserta didik merasa terpaksa dalam mengikuti pembelajaran sehingga kemandirian, penguasaan konsep, sikap, moral tidak berkembang terbukti pada hasil ujian semester yang rendah (Danial, 2010; Sardiman 2014).

Keterampilan Abad 21 dan ekspektasi dunia kerja terhadap lulusan perguruan tinggi dan peran dosen dalam menyiapkan mahasiswa berketerampilan Abad 21 merupakan poin penting dalam peningkatan kualitas di perguruan tinggi. Fokus pembangunan pendidikan nasional pada era perekonomian berbasis pengetahuan (knowledge based economy) diarahkan untuk meningkatkan mutu dan daya saing SDM Indonesia. Tugas utama pendidikan adalah mendidik peserta didik agar dapat mempersiapkan diri untuk sukses hidup di abad 21 (abad digital) yang penuh tantangan (Suwono, 2013). Oleh sebab itu untuk mempersiapkan peserta didik abad 21 diperlukan pendidik yang memahami konteks abad 21 agar pembelajaran menyiapkan peserta didik menghadapi tantangan abad pengetahuan tersebut.

Startegi pembelajaran yang dapat digunakan oleh dosen dalam memaksimalkan kemampuan berfikir mahasiswa diantaranya adalah strategi pembelajaran Reading Questioning Answering (RQA). Strategi ini memiliki sintaks pembelajaran yang berkesinambungan dan saling menunjang, terdiri dari tahap reading (membaca), questioning (bertanya), answering (menjawab. Menurut Corebima (2009) bahwa implementasi strategi pembelajaran Reading Questioning Answering (RQA) terbukti mampu memaksa mahasiswa membaca materi pembelajaran yang ditugaskan, sehingga perkuliahan yang dirancang dapat terlaksana dengan baik, serta pemahaman terhadap materi kuliah berhasil ditingkatkan hampir 100%. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan strategi RQA dapat meningkatkan motivasi, keterampilan berpikir kritis, keterampilan metakognitif, dan penguasaan konsep (Bahri, 2010; Hasanuddin, 2013; Bahtiar; 2014; Kusuma, 2014; Marthaliakirana, 2014; Prianti, 2014; Rahmawati, 2014; Hetharia, 2015; Setiawati, 2015; Widayati, 2015; Zunaidah, 2015). Kontribusi motivasi belajar dan keterampilan metakognitif secara bersamaan sangat tinggi dalam PBL-RQA, PBL, RQA, dan strategi pembelajaran konvensional pada hasil belajar kognitif mahasiswa. Selain itu, diidentifikasi bahwa kontribusi keterampilan metakognitif pada hasil belajar kognitif mahasiswa lebih tinggi dari kontribusi motivasi belajar (Bahri dan Corebima, 2015).

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan diketahui bahwa 86.96% dosen mengalami kendala dalam menerapkan strategi pembelajaran Reading Questioning and Answering (RQA). Kendala bagi dosen diantaranya: (1) bahan persepsi mahasiswa cenderung kurang; (2) keberanian dan motivasi bertanya dan menjawab masih lemah; (3) kemampuan berbahasa cenderung kurang sistematis. Sedangkan kendala bagi mahasiswa diantaranya: (1) referensi mahasiswa masih kurang mendapatkan perhatian yang serius, kesulitan dalam menemukan referensi/literature yang mendukung perkuliahan. Kendala yang menyangkut sarana dan prasarana yakni tata letak kursi dan meja yang tidak mendukung dalam kefektifan diskusi kelas dan moving class sesuai dengan desain tujuan pembelajaran yang telah dirancang dalam RPS.

Strategi Reading Questioning Answering (RQA) mewajibkan mahasiswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, baik secara individu, atau dalam

(10)

Malang, 26 Maret 2016

342

kelompok, misalnya, melakukan diskusi. Tugas individu adalah tugas otentik yang memberikan kesempatan untuk membantu mahasiswa mempersiapkan diri mengikuti pembelajaran untuk membangun pengetahuan mereka. Mahasiswa diberi tugas membaca materi sebelum menghadiri kuliah dan membuat pertanyaan dan jawabannya. Peserta didik dilatih untuk mampu keluar dari zona kenyamanan mereka, tidak hanya pasif menerima penjelasan dari dosen tetapi juga harus terlatih terlibat dalam proses pembelajaran (Bahri dan Corebima, 2015). Penelitian Ames dan Archer (1988) melaporkan bahwa peserta didik menggunakan strategi pembelajaran dengan tantangan tugas secara lebih efektif, memiliki sikap yang lebih positif terhadap kelas dan memiliki keyakinan kuat untuk keberhasilan dalam belajar. Sikap positif dan keyakinan kuat dalam kesuksesan adalah aspek motivasi belajar. Ini tantangan bagi dosen untuk membiasakan pelaksanaan strategi inovatif untuk memberdayakan peserta didik untuk studi independen dan untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran.

Persepsi Dosen terhadap Strategi Pembelajaran Argument Driven Inqury (ADI) Hasil survey yang dilakukan pada program studi pendidikan biologi di STKIP Pembangunan Makassar, Universitas Pejuang Republik Indonesia, UIN Alauddin Makassar menunjukkan bahwa sekitar 82.61% responden belum menerapkan strategi pembelajaran Argument Driven Inquiry (ADI). Hal dimaknai bahwa sebagian besar dosen belum pernah mendengar strategi pembelajaran Argument Driven Inquiry (ADI) serta belum mengetahui dan memahami prinsip-prinsip pembelajaran ADI dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara dari 45 dosen biologi diperoleh informasi bahwa kendala yang dirasakan dalam pengimplementasian strategi tersebut adalah belum adanya referensi/rujukan tentang strategi pembelajaran ADI, dosen mengalami kesulitan karena belum memahami sintaks/tahap-tahap pelaksanaan strategi pembelajaran tersebut.

Strategi Argument-Driven Inquiry (ADI) merupakan pembelajaran berbasis laboratorium untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa melalui partisipasinya dalam argumentasi ilmiah membaca dan menulis. Strategi pembelajaran Argument-Driven Inquiry (ADI) memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk membangun penjelasan mereka sendiri dan berbagi ide dalam kelompok-kelompok kecil selama diskusi kelas. Ini dapat menciptakan suasana kelas yang menyediakan budaya ―proses‖ dalam pengajaran sains. ADI berbeda dari metode lainnya karena ADI menyediakan kesempatan kepada peserta didik untuk merancang penelitian mereka dan menemukan hasil sendiri. Terlibat dalam proses argumentasi dimana mereka dapat berbagi dan mendukung ide-ide (Demircioglu dan Ucur, 2015).

Greenstein (2012) menyatakan bahwa tuntutan hidup di abad 21 mencakup empat kompetensi utama yakni.dalam berpikir, bekerja, menggunakan informasi dan literasi teknologi sebagai alat dalam bekerja, serta menjadi warga negara yang baik, adanya keterampilan hidup, dan tanggung jawab pribadi sebagai bagian penting untuk hidup di dunia. Relevansi antara penghasil (dunia pendidikan) dengan pengguna (dunia kerja) dapat mengakibatkan pengangguran (Dirjen dikti, 2010). Melatihkan 21th century skills merupakan poin penting yang perlu diperhatikan di pendidikan tinggi, khususnya untuk mahasiswa calon guru. Dalam keterampilan tersebut, kemampuan untuk mengenali,

(11)

Malang, 26 Maret 2016

343

menggali potensi diri menjadi pribadi yang tangguh dan mampu mengembangkan diri merupakan bagian penting yang harus terus dilatih dan dikembangkan.

Menurut Rosana, (2012) menjelaskan keterampilan yang perlu dikembangkan dalam untuk menghadapi tantangan abad 21, adalah: (1) keterampilan terkait informasi dan komunikasi; (2) keterampilan berpikir dan memecahkan masalah; dan (3) keterampilan interpersonal dan keterampilan mengatur diri sendiri. Sedangkan Greenstein, (2012) menambahkan cara dosen untuk mengajar dan menilai keterampilan abad ke-21 melalui integrasi kerangka inti kecakapan hidup abad 21, yaitu: (1) keterampilan berpikir: (berpikir kritis, pemecahan masalah, kreativitas, dan metakognisi); (2) tindakan: (komunikasi, kolaborasi, dan penguasaan teknologi digital); dan (3) keterampilan hidup (kewarganegaraan, pemahaman global, kepemimpinan, kesiapan mengikuti perkuliahan perguruan tinggi dan untuk berkarir).

Simon dkk. (2006) menyatakan bahwa pendidikan sains harus menekankan penalaran kritis dan argumentasi. Menurut Marttunen dkk. (1994) argumentasi dapat menjadi alat yang penting untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis. Pembelajaran yang melibatkan argumentasi akan membuat mahasiswa perlu mengeksternalisasikan pemikirannya. Ekternalisasi tersebut adalah langkah dari intra-psikologi dan argument retorika menuju ke inter-psikologi dan argumen dialogis (Vygotskt, 1978). Konten ilmu pengetahuan individu sebelumnya akan berdampak pada kualitas dan kompleksitas argumentasi ilmiah yang dihasilkan (Venville & Dawson, 2010). Cross (2008) menunjukkan bagaimana argumentasi membantu peserta didik mengulas pengetahuan mereka sebelumnya, sehingga membantu mereka menghindari kesalahpahaman dan mencapai perubahan konseptual. Nussbaum dan Sinatra (2003) dan Bell dan Linn (2000) juga telah menemukan dampak positif argumentasi pada perubahan konseptual peserta didik.

Mila dkk. (2013) mengajukan dua simpulan penting dalam penemuannya. Pertama, bahwa peserta didik bisa terlibat dalam argumentasi hanya pada konten dan level abstraksi yang mereka ketahui; kedua, yaitu ketika mereka memiliki pengetahuan memadai/prasyarat, pengetahuan mereka menjadi lebih terintegrasi dan bisa diperbaiki sebagai hasil dari wacana argumentasi. Hal yang ditekankan dalam penelitian ini adalah pemahaman ilmiah mencakup argumentasi pada pembelajaran. Wacana argumentasi sebagai suatu konteks dimana pemahaman ilmiah yang bertujuan pada koordinasi pernyataan dan bukti dimana pernyataan diperdebatkan dari suatu kerangka pikir dari berbagai alternatif. Sehingga, individu mengelaborasi pengetahuan mereka karena mereka mencari data, pilihan, argumen dan sanggahan untuk mendukung simpulan.

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan diketahui bahwa 86.96% dosen mengalami kendala dalam menerapkan strategi pembelajaran Argument Driven Inquiry (ADI). Kendala bagi dosen diantaranya: (1) mahasiswa kurang paham dan kurang termotivasi; (2) terbiasa dengan pembelajaran cermah; (3) mahasiswa masih belum terlatih dalam produksi argumentative kelas; (4) mahasiswa kurang terlatih dalam diskusi interaktif; (5) argumentasi yang diberikan masih berdasar pada satu sumber; (6) sesi interaktif hanya didominasi oleh beberapa mahasiswa berkemampuan akademik atas. Sedangkan kendala bagi mahasiswa diantaranya: (1) faktor penguasaan konten ilmu yang relative kurang; (2) faktor perbendaharaan kata dan istilah ilmiah yang kurang; (3) faktor

(12)

Malang, 26 Maret 2016

344

bahasa yang kurang terlatih; (4) kurang kesiapan atau pemahaman awal sebelum mengikuti perkuliahan; (5) minat baca yang kurang; (5) kurang berani dan percaya diri terlibat sesi interaktif; (6) kesulitan dalam menyusun laporan hasil penyelidikan.

Hasil penelitian Hasnunidah & Susilo (2014) menunjukkan wacana argumentatif mahasiswa dalam perkuliahan biologi dasar di Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung masih lebih rendah jika dibandingkan dengan wacana argumentatif dosen. Dengan kata lain, dosen masih mendominasi perkuliahan, hal ini berakibat pada kurang berkembangnya interaksi sosial di antara mahasiswa. Rendahnya wacana argumentatif mahasiswa berdampak terhadap rendahnya kualitas argumentasi. Mahasiswa masih sulit dalam menampilkan fakta-fakta tertentu yang diandalkan untuk mendukung argumennya, memberikan bukti yang mendukung dan relevan, dan membuat penjelasan sebab akibat yang berhubungan dengan fenomena yang diberikan (Hasnuidah, dkk. 2015).

Clark et al. (2009) menegaskan bahwa mahasiswa yang terlibat dalam argumentasi ilmiah dapat mendukung pengembangan keterampilan abad 21 khususnya untuk membangun masyarakat berpengetahuan (knowledge-based society). Melatihkan mahasiswa untuk terlibat aktif dalam argumentasi ilmiah merupakan tantangan bagi dosen dalam mempersiapkan peserta didik yang memiliki kecakapan hidup abad 21.

PENUTUP Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 76.09% belum mengenal strategi RQA, 84.78% belum menerapkan strategi pembelajaran RQA, 84.78% belum mengetahui langkah-langkah strategi pembelajaran RQA, 13.04% mengalami kendala dalam menerapkan strategi pembelajaran RQA, 78.26% belum mengenal strategi pembelajaran ADI, 82.61% belum menerapkan strategi pembelajaran ADI, 82.61% belum mengetahui langkah-langkah strategi pembelajaran ADI, 13.04% mengalami kendala dalam menerapkan strategi pembelajaran ADI.

Saran

Perlunya peningkatan inovasi dan wawasan yang luas bagi dosen, salahsatunya melalui penerapan startegi pembelajaran Reading Questioning and Answering (RQA) dan Argument Driven Inquiry (ADI).

DAFTAR PUSTAKA

Ames, C., & Archer, J. (1988). Achievement goals in the classroom: students‘ learning strategies and motivation processes. Journal of Educational Psychology, 80 (3), 260-267.

Bahri, A. 2010. Pengaruh Strategi Pembelajaran Reading Questioning and Answering (RQA) pada Perkuliahan Fisiologi Hewan terhadap Kesadaran Metakognitif, Keterampilan Metakognitif dan Hasil Belajar Kognitif Mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Makassar. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPs UM. Bahri, A dan Corebima, A.D. 2015. The Contribution of Learning Motivation and

Metacognitive Skill on Cognitive Learning Outcome of Students Within Different Learning Strategies. Journal of Baltic Science Education. Vol. 4 No. 4; 487-500.

(13)

Malang, 26 Maret 2016

345

Bahtiar. 2014. Pengaruh Pembelajaran Think Pair Share (TPS) dan Reading Questioning Answering (RQA) terhadap Sikap Sosial, Keterampilan Metakognisi dan Penguasaan Konsep Biologi untuk Pendidikan Multietnis pada Siswa SMA di Ternate. Disertasi. Malang: Universitas negeri Malang.

BNSP. 2010. Paradigma Pendidikan Nasional Abad 21. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Bell, P., & Linn, M. C. (2000). Scientific arguments as learning artifacts: Designing for learning from the web with KIE. International Journal of Science Education, 22(8), 797 – 817.

Chen, Y.C. (2011). Examining The Integration Of Talk And Writing For Student Knowledge Construction Through Argumentationi., Disertasi pada Science Education in the Graduate College of The University of Iowa.

Clark, D., Sampson, V., Stegmann, K., Mattunene, M., kollar, I/. jannsen, J., Weinberger, A., Menekse, M., Erkens, G. and Laurinen, L. 2009. Scaffolding Scientific Argumentation Between Multiple Students in Online Learning Environments to Support the Development of 21st Century Skills. Makalah ini disajikan dalam Symposium of the Nationl Academies Board on Science Education Workshop on Exploring the Intersection of Science Education and 21 st Century Skills, the National Institues of Health Office of Science Education, Washington, D.C.

Corebima, A.D. 2009. Pengalaman Berupaya Menjadi Guru Profesional. Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Bidang Genetika. Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.

Cross, D., Taasoobshirazi, G., Hendricks, S., & Hickey, D. 2008. Argumentation a Strategy for Improving Achievement and Revealing Scientific Identities. International Journal of Science Education, 30 (6): 837-861.

Danial, M. 2010. Penaruh Strategi PBL terhadap Keterampilan Metakognitif dan Respon Mahasiswa. Jurnal Chemica, Vol.11 Nomor 2: 1-10.

Dirjen Dikti. 2010. Pedoman Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia Edisi 1. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Demisrcioglu, T dan Ucur, S. 2015. Investigating the Effect of Argument-Driven Inquiry in Laboratory Instruction. Educational Sciences, 15 (1): 267-283.

Greenstein, L. 2012. Assessing 21stCentury Skill. United Stated of Amarica: Corwin Ltd. Hasanuddin, K.N. 2013. Pengaruh Pembelajaran Reading, Questioning and Answering

Dipadu Think Pair Share Berbasis Lesson Study Terhadap Keterrampilan Metakognisi dan Hasil Belajar Kognitif Mahasiswa Pada Mata Kuliah Anatomi Tumbuhan. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Hasnunidah, N. & Susilo, H. (2014, Juni). Profil Perspektif Sosiokultural Mahasiswa dalam Berargumentasi pada Mata Kuliah Biologi Dasar. Seminar Nasional XI Pendidikan Biologi FKIP UNS, Surakarta.

Hasnuidah, Neny. 2015. Argumen-Driven Inqury with Scaffolding as the Development Strategies of Argumentation and Critical Thinking Skills of Student In Lampung Indonesia. American Journal of Educational Research, 3 (9): 1185-1192.

(14)

Malang, 26 Maret 2016

346

Hasnuidah, N., Herawati, S., Mimien, H. Hedi, S. 2015. Improved the Discource Pattern in Student Argumentation through to use of Scaffolding on Strategy Argument Driven Inquiry. Makalah ini disajikan pada Seminar nasional Nasional XXI Pendidikan Biologi FKIP UNS 2015. Halaman 645-651.

Hetharia, M. 2015. Pengaruh Strategi Reading, Questioning, Answering Dipadu Think Pair Share terhadap Keterampilan Metakognitif, Hasil Belajar Kognitif, dan Retensi Siswa SMA Negeri di Kota Ambon. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPs Universitas Negeri Malang.

Ichsan, B., Suryadi, E., dan Prabandari, Y.S. 2011. Pengaruh Strategi PBL terhadap Keterampilan Metakognitif dan Respon Mahasiswa. Jurnal Penelitian Humaniora. Vol.12, No.2, 171-181.

Kuhn, T. S. 1996. The Structure of Scientific Revolutions, University of Chicago Press. Kusuma, A. S. H. M. 2014. Pengaruh Strategi Pembelajaran RQA, TPS, RQA dipadu TPS

dan Perbedaan Gender terhadap Kesadaran Metakognitif, Keterampilan Metakognitif, Pembentukan Karakter dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMP Negeri Kota Malang. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPs Universitas Negeri Malang.

Maria, P.J & Erduran, S. 2008. Argumentation in Science Education: an Overview. USA: Springer.

Marthaliakirana, A.D. 2014. Pengaruh Strategi Pembelajaran Reading, Questioning and Answering (RQA) dan Reciprocal Teaching (RT) terhadap Kemampuan Metakognitif, Pemahaman Konsep dan Retensi Siswa dalam Pembelajaran Biologi Kelas XI Semester II SMA di Jember. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPs Universitas Negeri Malang.

Marttunnen, M. 1994. Assesing Argumentation Skills Among Finnish University Students. Learning and Instruction, 4(94): 175-191.

Mila, M.G., Gilabert, S., Erduran, S., Felton, Mark. 2013. The Effect of Argumentative Task Goal on the Quality of Argumentative Discourse. Science Education: 97(4): 497-523.

National Research Council (NRC). 2012. Assessing 21st Century Skills: Summary of a Workshop. J.A. Koenig, Rapporteur. Committee on the Assessment of21st Century Skills.Board on Testing and Assessment, Division of Behavioral and Social Sciences and Education. Washington, DC: The National Academies Press.

Nussbaum, E. M., Sinatra, G., & Poliquin, A. (2008). Role of epistemic beliefs and scientific argumentation in science learning. International Journal of Science Education, 30(14), 1977 – 1999.

Prianti, I. 2014. Pengaruh Strategi RQA Dipadu dengan TPS terhadap Kemampuan Berpikir Kritis, Keterampilan Metakognitif, Hasil belajar Kognitif dan Retensi Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Jember Mata Kuliah genetika Tahun Ajademik 2012-2013. Tesis tidak diterbitkan. Malang: PPs Universitas Negeri Malang.

Rosana, Dadan. 2012. Menggagas Pendidikan IPA yang Baik Terkait Esensial 21st Century Skills. Makalah ini Disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan IPA ke IV, di Surabaya, tanggal 15 Desember 2012.

(15)

Malang, 26 Maret 2016

347

Sailah, I., Kunaefi, T. D., Utama, I. M. S., Mursid, Endrotomo, Dewajani, S., Arifin, S., Sugiharto, L., Dajjanto, L., Jumhur, Peni, S., Herlina, L., Daryanto, H. K., Hosea, E., Tutopho, R. R. Evawany, Udin, N. M. 2014. Buku Kurikulum Perguruan Tinggi . Jakarta: Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Sardiman, A. M. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sampson, V. & Clark, D.B. 2008. Assesment of the Ways Students Generate Arguments in Science Education, Current Perspectives and Recommendations for Future Directions. Science Education, 92 (3): 447-472.

Sampson, V & Gleim, L. 2009. Argument-Driven Inquiry to Promote the Understanding of Important Concepts & Practices in Biology, The American Biology Teacher, 71 (8): 465-472.

Sampson, V., Grooms, J., Walker, J. P. 2011. Argument Driven Inquiry as a Way to Help Students Learn How to Participate in Scientific Argumentation and Craft Written Arguments, an Exploratory Study. Science Education. 95: 217-257.

Setiawati, I. 2015. Pengaruh Strategi Reading, Questioning, and Answering terhadap Minat baca, Keterampilan Metakognitif, Hasil Belajar Biologi, dan Retensi Siswa SMA Kota Malang. Tesis tidak diterbirtkan. Malang: PPs Universitas Negeri Malang.

Silberman, M. L. 1996. Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif diterjemahkan Sarjuli, 2007. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Simon, S., Erduran, S. & Osborne, J. 2006. Learning to Teach Argumentaton: Research and Development in the Science Classroom. International Journal of Science Education. 28 (2&3): 235-260.

Suwono, Hadi. 2013. Aktivitas Belajar Mahasiswa Calon Guru Melalui Penerapan Blended Learning Menggunakan Website Berbasis Moodle. Makalah ini disajikan pada Seminar Nasional Biologi -IPA 2013 tanggal 19 Januari 2013 di FMIPA Universitas Negeri Surabaya.

Venville, G. D., & Dawson, V. M. 2010. The impact of a classroom intervention on grade 10 students‘ argumentation skills, informal Teaching, 47, 952 – 977.

Vygotsky, L. 1978. Mind in Society, The Developmenttal of Higer Psycological Process. Cambridge: Harvard University Press.

Zunaidah, Nina. 2015. Pengaruh Strategi Pembelajaran Reading, Questioning and Answering Dipadu Student Team Achievement Division (STAD) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kemampuan Metakognitif di MTs Negeri Rejoso Kabupaten Pasuruan.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini dilakukan penentuan hubungan antara konsentrasi kalkon dengan arus puncak terhadap larutan standar Co(II) 10 μg/L dan Ni(II) 50 μg/L dengan potensial

memakai alat tensimeter, Penderita tidak boleh menghentikan obat tanpa didiskusikan lebih dahulu, Sedapat mungkin tindakan terapi dimasukkan dalam cara hidup

Jadi sebagai sebuah bangunan, Raha Bulelenga adalah penamsilan martabat satu, dua, dan tiga yang hanya dapat ditembus dengan cara mencapai tingkatan hati terdalam

Berdasarkan indeks keragaman (H’) yang dihubungkan dengan kualitas perairan, kualitas air pada danau sekitar Muara Sungai Jembatan Dua, muara Sungai Koyabo

a) Putusan Arbitrase Internasional dijatuhkan oleh arbiter atau majelis arbitrase di suatu negara yang dengan negara Indonesia terikat pada perjanjian, baik

Tugas Akhir ini membahas secara rinci mengenai bagaimana Bank BRI Unit NGRINGO dalam memberikan kredit Kupedes dengan prosedur yang ditentukan untuk meminimalisir potensi

Kegiatan penyulaman bibit yang ada di persemaian bermaksud agar jumlah bibit yang diperlukan untuk penanaman jumlah bibit cukup selain itu agar bibit untuk penanaman

PENETAPAN 10 BESAR HASIL SELEKSI/UJIAN TULIS CALON ANGGOTA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN (PPK).. PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA TIMUR