INFORMASI
Untuk Kejayaan Pelayaran Nasional
INSA
DITERBITKAN : DEWAN PENGURUS PUSAT INSAPENANGGUNGJAWAB : DEWAN PENGURUS HARIAN INSA EDISI : 29/II/2018, FEBRUARI 2018
MERAH PUTIH
PASTI BISA
Saat ini, mayoritas kegiatan angkutan laut ekspor dan impor Indonesia menggunakan kapal asing yang dikuasai oleh perusahaan pelayaran asing dengan struktur pajak yang berlaku, baik terhadap pengguna jasa ataupun perusahaan pelayaran asing, mereka tidak dibebani pajak-pajak :
1) Pajak Pertambahan Nilai (PPN) : 0% 2) Pajak Penghasilan (PPh) : 0%
Mereka tidak dibebani pajak karena transaksi logistik dilakukan di luar negeri.
Bersambung ke Hal 2
JAKARTA—Melanjutkan ulasan tentang pelaksanaan Peraturan Menteri Perdagangan No.82 tahun 2017 tentang
Ketentuan Penggunaan Angkutan Laut dan Asuransi Nasional untuk Ekspor dan Impor Barang Tertentu pada Buletin INSA Edisi 27 (Desember) dan Edisi 28 (Januari), Info INSA kembali menurunkan laporan khusus bidang perpajakan dengan tujuan untuk mensukseskan pelaksanaan peraturan tersebut.
INSA melihat, Pemerintah perlu memperbaiki struktur pajak yang berlaku pada kegiatan angkutan laut ekspor dan impor. Sebab struktur pajak saat ini kurang mendukung kesuksesan implementasi Permendag tersebut. Padahal Permendag itu akan diberlakukan mulai 1 Mei 2018.
n
Sukseskan Permendag No.82 tahun 2017
INSA Usul Perbaiki Struktur
Pajak Angkutan Laut LN
(1). Struktur Pajak Angkutan Laut Ekspor-Impor Saat ini.
Eksportir/Importir
PPN = 0
Pelayaran Asing
PPH = 0
Jika tidak ada perubahan struktur pajak pada sektor angkutan laut setelah Permendag No. 82 tahun 2017 berlaku, maka :
1). PPN bagi eksportir/importir : 10% 2). PPh Pelayaran nasional : 1,2% Jika perusahaan pelayaran nasional tidak memiliki kapal dan harus melakukan sewa ke pihak ketiga, maka struktur pajak yang berlaku sebagai berikut:
a. Jika menyewa kapal milik pelayaran nasional 1) PPN : 0%
* Sesuai PP No. 69/ 2015 2). PPh : 1,2%
b. Jika menyewa kapal milik pelayaran asing: 1). Pelayaran Nasional PPN : 10% 2). Pelayaran Asing PPh Pasal 26
dengan rentang 0%, 1,32%, 1,5% dan 2,64% jika memiliki Badan Usaha Tetap (BUT) dan rentang 0%, 1,5%, 2%, 10% dan 20% jika tidak memiliki BUT di Indonesia.
(2). Struktur Pajak Angkutan Laut Ekspor dan Impor
Jika Tidak Ada Perubahan Setelah Permendag
No.82 tahun 2017 Berlaku.
Catatan: Best-practice oleh pelaku usaha di manca negara adalah menerapkan sistem “one ship one company” dimana satu
perusahaan memiliki satu kapal. Oleh sebab itu, kewajiban pendirian BUT di Indonesia bagi pemilik kapal asing untuk dapat menikmati manfaat keringanan pajak PPh Pasal 26 dari yang semula sebesar 20% guna menjadi 2,64% (atau lebih rendah) dapat menjadi satu proses yang rumit dan berkepanjangan.
Eksportir/Importir
/Buyer
Kapal Dikuasai Perusahaan Pelayaran Nasional Pemilik Kapal Perusahaan Pelayaran Nasional Pemilik Kapal Perusahaan Pelayaran Asing a.1). PPN 0% PP 69/2017 a.2). PPh Pasal 15 Final 1,2%1) Eksportir/importir PPN 10% 2) Pel. Nasional PPH Pasal 15 Final
1,2%
b.1). Pel. Nasional PPN 10% b.2). Pel. Asing PPh Pasal 26 Rentang 0 – 20%
Eksportir/Importir/B
uyer
Kapal Dikuasai Perusahaan Pelayaran Nasional Pemilik Kapal Perusahaan Pelayaran Nasional Pemilik Kapal Perusahaan Pelayaran Asing 1). Eksportir/importir PPN 0% (Skema PP No.74/2015)2). Pel. Nasional PPh Pasal 15 Final 1,2%
Modified PPH Pasal 26 tanpa BUT 0%-2,64%
(3). Struktur Pajak Angkutan Laut Ekspor dan Impor Usulan INSA guna Mensukseskan
Implementasi Permendag No.82 tahun 2017.
a. Merevisi PP No.74/2015 atau
menggunakan skema yang terkandung di dalam PP No. 74/2015 dengan
menerbitkan PP baru atau amandemen yang intinya mengatur pembebasan PPN atas jasa angkutan laut tertentu sesuai dengan Permendag No. 82/2017 sehingga beban pajak menjadi:
1). PPN bagi eksportor/importir = 0% 2). PPh pasal 15 bagi pelayaran = 1,2%
b. Agar Menteri Keuangan atau kewenangan terkait dapat menerbitkan peraturan dimana PPh pasal 26 di rentang 0% - 2,64% dikenakan tanpa adanya kewajiban untuk memiliki BUT di Indonesia bagi pemilik kapal asing yang melakukan jasa angkutan laut tertentu sebagaimana diatur di dalam PM Perdagangan No. 82/2017.
PPN 0%
* Skema PP No.74/2015
Catatan: Melalui Peraturan Pemerintah (PP) No. 74/2015. Pemerintah membebaskan pengenaan PPN yakni jasa yang diberikan
oleh Badan Usaha Pelabuhan (BUP) kepada perusahaan angkutan laut yang melakukan kegiatan angkutan laut luar negeri berupa:
• Jasa pelayanan kapal (jasa labuh, jasa pandu, jasa tunda dan jasa tambat); dan
• Jasa pelayanan barang (jasa bongkar muat peti kemas).
Untuk mensukseskan Permendag No.82 tahun 2017, INSA mengusulkan agar struktur pajak terhadap jasa angkutan laut ekspor dan impor diubah dengan mengadopsi PP tersebut. (*)
a.1). PPN 0% PP 69/2017 b.1). PPh Pasal 15 Final 1,2%
JAKARTA—Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) meminta Pemerintah mengambil langkah-langkah strategis guna memperbaiki citra Indonesia di mata internasional menyusul masih
masuknya Pelabuhan Tanjung Priok ke dalam daftar zona rawan perang (war
risk).
Dalam daftar yang dikeluarkan Joint War Committee (JWC), London, pada 10 Desember 2015, Pelabuhan Tanjung Priok hingga saat ini masih masuk ke dalam zona risiko perang
(war risk) sehingga sangat tidak
menguntungkan bagi negara dalam rangka mensukseskan program Poros Maritim Dunia.
JWC merupakan organisasi dengan wakil yang terdiri dari Lloyds of London Market dan juga International
Underwriting Association (IUA). Padahal banyak lembaga yang menjadikan laporan JWC sebagai referensi, termasuk lembaga S & P yang selalu merilis peringkat ―investment grade ― negara.
Ketua Umum INSA Johnson W. Sutjipto mengatakan kondisi itu telah
mencoreng reputasi Indonesia di mata dunia internasional, baik dalam aspek pertahanan dan keamanan, investasi dan perdagangan.
Apalagi, katanya, di kawasan Asia Pacific, hanya Pelabuhan Tanjung Priok yang masih tercatat masuk ke dalam zona rawan perang.
INFORMASI
3
―Indonesia sangat rugi dan pengguna jasa pelabuhan seperti pelayaran, eksportir, importir pelaku logistik juga dirugikan. Masalah ini harus segera diatasi,‖ katanya. Pelabuhan Tanjung Priok
memiliki posisi sangat penting dalam sistem transportasi dan logistik nasional maupun internasional. Sebagai pelabuhan terbesar di Indonesia, Tanjung Priok adalah gerbang utama bagi perdagangan internasional dari dan ke Indonesia. Pada Maret 2016, INSA telah
melayangkan surat kepada JWC yang bermarkas di London. Surat No.DPP-SRT-III/16/0132 tersebut esensinya adalah meminta penjelasan mengenai masih dimasukkannya Pelabuhan Tanjung Priok ke dalam zona rawan perang.
Selain itu, pada 18 Maret 2016, INSA melalui suratnya No.DPP-SRT-III/16/0135 melayangkan surat kepada Menko Polhukam yang intinya meminta agar Pemerintah c.q Menko Polhukam untuk melakukan pelbagai upaya agar Indonesia bisa keluar dari daftar War Risk.
Atas surat DPP INSA ke JWC, pada 21 April 2016, JWC memberikan penjelasan kepada INSA. Di dalam penjelasannya, JWC mengatakan terdapat dua alasan yang menyebabkan pelabuhan dan gerbang utama Indonesia yaitu masih
banyaknya klaim asuransi atas kejahatan yang terjadi di pelabuhan Tanjung Priok karena adanya pencurian biasa (petty
theft) dan pencurian dengan kekerasan (petty theft robbery with violence).
Johnson menambahkan salah satu langkah yang harus dilakukan untuk mengeluarkan Indonesia dari daftar zona war risk adalah melalui peningkatan kegiatan combating petty theft dan arm
robbery/ HOT SPOT yang dijalankan oleh
Polisi Airud beberapa tahun lalu. Menurut dia, instansi keamanan lainnya seperti Polres Tanjung Priok, KPLP dan BAKAMLA dapat melakukan program yang sama agar Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta menjadi lebih aman dan nyaman sehingga dapat segera keluar dari kategori zona rawan perang. Program tersebut, kata Johnson, sempat memperoleh apresiasi dan sambutan hangat pada acara ASF atau Asian Shipowners' Forum (Sekarang Asian Shipowners’ Association/ASA) yang ke- 23 di Otsu, Jepang pada tahun 2014. Selain itu, kegiatan tersebut juga
mendapat pujian dari sejumlah organisasi internasional seperti ReCaap. "Kegiatan
combating petty theft dan arm robbery/ HOT SPOT itu seyogyanya semakin
ditingkatkan,― tegasnya.(*)
n
Untuk Keluar dari Black List JWC
Tingkatkan Combating Petty Theft
dan Arm Robbery di Tanjung Priok
Harus ada aksi nyata untuk meningkatkan
keamanan perairan di kawasan Tanjung Priok
JAKARTA—Indonesian National
Shipowners' Association (INSA) menghargai Kementerian Perhubungan yang
menerbitkan Keputusan Menteri
Perhubungan No.249 tahun 2018 tentang Penunjukan PT BKI untuk Melaksanakan Survey dan Sertifikasi Statutoria pada Kapal Berbendera Indonesia yang Beroperasi di luar negeri.
Melalui keputusan menteri tersebut, Kementerian Perhubungan memindahkan pelaksanaan pemeriksaan dan sertifikasi statutoria kapal berbendera Merah Putih yang beroperasi di luar negeri dari sebelumnya dilakukan oleh Kementerian Perhubungan (flag state), kepada klasifikasi, dalam hal ini BKI.
Hal ini sebagai langkah awal yang baik untuk mengupayakan Indonesia untuk keluar dari daftar Black List Tokyo MoU. Sebagai informasi,sejak Indonesia ikut menandatangani Tokyo MoU pada tahun 1996, Indonesia belum pernah keluar dari daftar Black List yang dikeluarkan oleh Tokyo MoU tersebut, bahkan pada Laporan Tahunan Tahun 2015, Indonesia berada di urutan 2 (dua) dari 27 negara yang ada dalam daftar black list tersebut.
sebagaimana yang telah diberikan kepada BKI sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan No.61 tahun 2014. Adapun daftar Badan Klasifikasi Asing yang dimaksud di dalam Peraturan Menteri Perhubungan No. 61 tahun 2014 adalah sebagai berikut:
a. American Bureau of Shipping (ABS); b. Bureau Veritasy(BV);
c. China Classification Society (CCS); d. Croatian Register of Shipping (CRS); e. Det Norske Veritas (DNV);
f. Germanischer Lloyd (GL); g. Indian Register of Shipping (IRS); h. Korean Register of Shipping (KR); i. Lloyd's Register (LR);
j. Nippon Kaiji Kgokai (NK/Class NK); k. Polish Register of Shipping (PRS); l. Registro Italiano Navale (RINA); m. Russian Maritime Register of
Shipping (RS).
―Dengan memberikan kebijakan yang sama kepada Badan Klasifikasi Asing sebagaimana yang telah diberikan kepada BKI tersebut, semoga Indonesia dapat segera keluar dari daftar Black List
Tokyo MoU sebagaimana harapan kita
bersama,‖ kata Tedy. (*) Tedy Yusaldi, Wakil Ketua Umum INSA
mengatakan penunjukan klasifikasi untuk melaksanakan pemeriksaan dan sertifikasi statutoria diharapkan dapat mencegah terjadinya penahanan (detention) terhadap kapal-kapal berbendera Merah Putih jika menemukan non-compliance saat terjadi pemeriksaan PSC (Port State Control). ―Hal ini karena sudah merupakan kelaziman di dunia internasional maritim bahwa pemeriksaan dan sertifikasi statutoria, dilakukan oleh klasifikasi karena memiliki kompetensi, kecukupan sumber daya (resources), jaringan (networking) dan dipercaya oleh komunitas serta stakeholders maritim,‖ kata Teddy.
Tedy menambahkan mengingat kapal-kapal berbendera Merah Putih yang beroperasi di luar negeri memiliki tujuan negara-negara yang sangat luas (worldwide) dan bervariasi, maka diperlukan jaringan (networking) dengan standar internasional yang diakui dan dipercaya oleh komunitas maritim internasional.
Oleh karena itu, katanya, INSA mengharapkan agar Kementerian
Perhubungan dapat memberikan kebijakan yang sama kepada Badan Klasifikasi Asing
Pemeriksaan Statutoria Kapal
Diserahkan kepada Klasifikasi
INFORMASI
4
INFORMASI
5
Pemerintah perlunya merevisi PP No.15
tahun 2016 yang dalam implementasinya, terasa sangat memberatkan pelaku usaha angkutan laut nasional.
Menurut kajian INSA, di dalam PP No.15 tahun 2016 tersebut, terdapat 435 pos tarif baru (51%) dan 482 pos tarif (57%) yang naik antara 100% hingga 1.000%
dibandingkan dengan pos tarif yang diatur berdasarkan PP No.6 tahun 2009.
Terkait dengan revisi PP No.15 tahun 2016 tersebut, Johnson mengingatkan kepada Pemerintah agar merujuk kepada pasal 3 ayat 1, UU No.20 tahun 1997 tentang PNBP.
Pasal tersebut menyatakan bahwa tarif atas jenis PNBP ditetapkan dengan
memperhatikan dampak pengenaan terhadap masyarakat dan kegiatan
usahanya, biaya penyelenggaraan kegiatan Pemerintah sehubungan dengan jenis PNBP yang bersangkutan, dan aspek keadilan dalam pengenaan beban kepada masyarakat.
Menurut Johnson, prinsip dasar dari penetapan tarif dan jenis PNBP serta penerapannya di Indonesia adalah berdasarkan azas manfaat.
Dengan demikian, katanya, kebijakan yang diterapkan di sektor PNBP adalah dalam rangka memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat, khususnya pelaku usaha yang menjadi objek dari pelaksanaan kebijakan tersebut. ―Kalau manfaatnya tidak ada, maka pos tarif PNBP tersebut harus dihilangkan,‖ katanya. (*)
JAKARTA– Kementerian Perhubungan
mulai menggelar public hearing tentang Rencana Revisi Peraturan Pemerintah (PP) No.15 tahun 2016 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), khususnya di sektor perhubungan laut.
Public hearing pertama kali dilaksanakan
oleh Direktur Navigasi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian
Perhubungan dan dilanjutkan oleh Direktorat Kepelabuhanan. Ke depan akan menyusul direktorat lainnya di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.
Ketua Umum Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) Johnson W. Sutjipto mengatakan menyambut baik pelaksanaan public hearing guna mendengarkan masukan-masukan dari masyarakat, khususnya dunia usaha sektor angkutan laut terkait dengan rencana revisi PP tersebut ―Kami ingin tarif PNBP yang baru nanti tidak memberatkan dunia usaha, khususnya sektor angkutan laut,‖ katanya.
Pada public hearing pertama, INSA mendengarkan rencana penetapan pos tarif PNBP yang baru di bidang navigasi. Menurut Johnson, penetapan pos tarif PNBP di bidang navigasi sejauh ini tidak memberatkan usaha pelayaran. ―Tidak masalah dan kita memahaminya karena tarif yang sekarang sama dengan tarif yang diatur berdasarkan PP No.6 tahun 2009,‖ katanya.
Perbandingan Pos Tarif Baru
Berdasarkan PP No.15 tahun 2016 Vs PP No.6 tahun 2009.
Di sektor kenavigasian, Direktorat Kenavigasian Kementerian
Perhubungan mengusulkan pos tarif baru pada revisi PP No.15 tahun 2016 yakni Jasa Pemanfaatan dan Peralatan Bengkel Kenavigasian, Jasa Survey dan Pemetaan dalam Rangka Survey Hidro Oseanografi, Produk Hasil Survey dan Pemetaan dan Jasa Penggunaan Peralatan Survey dan Pemetaan.
Potongan Tarif
Johnson menjelaskan INSA sudah sejak lama menyampaikan kepada
INSA Tegaskan Dukung Rencana
Merevisi PP No.15 Tahun 2016
Suasana Public Hearing Direktorat Navigasi, Kementerian Perhubungan.
INSA meminta agar tarif PNBP hasil revisi tidak memberatkan
dunia usaha, khususnya sektor angkutan laut.
G A L E R Y
KUNJUNGAN>> Ketua Umum INSA Johnson W. Sutjipto bersama Wakil Ketua Umum Sugiman Layanto menerima kunjungan JSMEA yang dipimpin Mr. Hiroshi Ishida dan Mr. Murata ke Kantor DPP INSA, Rabu (14/2).
TIM KECIL >> Ketua Umum INSA Johnson W. Sutjipto menghadiri Rapat Pembahasan tentang Rencana
Implementasi Peraturan Menteri Perdagangan No.82 tahun 2017 yang salah satu agendanya adalah merumuskan Tim Kecil.
ULANG TAHUN>> Perayaan sederhana Hari Ulang Tahun Sekretaris Umum INSA Lolok Sujatmiko yang dihadiri Ketua Umum INSA Johnson W. Sutjipto bersama Dewan Pengurus Harian lainnya dan anggota Pengawas INSA Widihardja Tanudjaja.
RAPAT>> Ketua Umum INSA Johnson W. Sutjipto dan Ketua Bidang Pengembangan Maritim Hadi Wiyono menghadiri Rapat Direktorat Kepelabuhanan & Pengerukan tentang Rencana Revisi Peraturan Pemerintah No.15 tahun 2016 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak.
PENELITIAN>> Wakil Ketua Bidang Kontainer Internasional FX Irawan Oentarijo menerima wawancara mahasiswa Fakultas Hukum Universitas 11 Maret untuk penelitian Kajian
Bill of Loading dalam Proses Pengangkutan di Laut guna Mewujudkan Efisiensi Transaksi Ekspor dan Impor.
G A L E R Y
KUNJUNGAN>> Ketua Umum INSA Johnson W. Sutjipto menerima kunjungan Chief Executive Officer CMS Trade International dari
Bangladesh Capt.Md. Salimuzzaman di Kantor DPP INSA.
WAWANCARA>> Sekretaris Umum INSA Lolok Sujatmiko menerima kunjungan Lembaga Lokataru, Sebuah Kantor Hukum dan Hak Azasi Manusia (HAM) di Kantor DPP INSA dalam rangka wawancara untuk menyelesaikan penelitian tentang Usaha Perdagangan di Pulau kecil di Indonesia terutama di Pulau Romang, Maluku.
GONG XI FA CAI
Happy Chinese
New Year
INFORMASI
MENGUCAPKAN
Selamat Ulang Tahun
Kepada Pengurus DPP INSA
yang Merayakan pada Bulan Februari
INSA
Indonesian National Shipowners’ Association
•
Lolok Sujatmiko
•
Hamka
•
Aditya Aldhafera
•
Nur Imam Dermawan
•
Antonius Suhendi Nurimba
•
Adam Ernas
Sekretaris Umum
Anggota Bidang CPO
Anggota Bidang Cair & Gas
Anggota Bidang Cair & Gas
Anggota Dewan Pengawas
Anggota Bidang CPO
01 Februari
14 Februari
17 Februari
20 Februari
23 Februari
28 Februari
JAKARTA –Indonesian National Shipowners’ Association
(INSA) menyerahkan dana kemanusiaan sebesar Rp100 juta kepada Panti Asuran Rumah Roslin, yakni rumah tempat pembinaan anak-anak yatim piatu di Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Dana tersebut dikumpulkan INSA melalui aksi kemanusiaan yaitu Pengumpulan Dana Kemanusiaan melalui program Auction & Charity Dinner dan INSA CAFO (Creating
Awareness For Others) yang dilaksanakan pada 29
November 2017.
Panti Asuhan Rumah Roslin resmi dibuka pada tahun 2002 oleh Budi Soehardi, seorang (mantan) pilot dan istrinya Peggy Soehardi. Terletak di desa Oelnasi, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Panti itu kini menjadi rumah dan tempat tinggal bagi 138 anak asuh.
Budi Soehardi beberapa waktu lalu sempat berkunjung ke Kantor DPP INSA di Wisma BSG, Lantai 3A M04-05, Jl. Abdul Muis, Jakarta dan diterima oleh Ketua Umum INSA Johnson W. Sutjipto dan Bendahara Umum INSA Siana A. Surya. Pada kunjungan itu, Budi menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada INSA yang telah memberikan sumbangan kepada panti yang didirikannya tersebut. ―Sumbangan ini sangat bermanfaat buat panti,‖ katanya.
INSA Serahkan Dana Kemanusiaan
kepada Panti Asuhan Rumah Roslin
INSA melalui program INSA CAFO telah menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada Pondok Pesantren Modern Al Firdaus di Sukabumi, Jawa Barat dan Sekolah Tinggi Theologi Bethesda, Bekasi. (*)
SALAM>> Ketua Umum INSA Johnson W. Sutjipto dan Pendiri Panti Asuhan Rumah Roslin Budi Soehardi
bersalaman usai menggelar pertemuan di Kantor DPP INSA.
INFORMASI
SATU LAGI, INSA kehilangan tokoh panutan yang juga
tokoh pergerakan eksponen 66. Firdaus Wajdi, Ketua Umum INSA periode 1994—1998 dan 1998 – 2002 tutup usia pada 10 Februari 2018 di Jakarta.
Kabar meninggalnya Firdaus Wajdi pagi-pagi sudah merebak di kalangan pelaku usaha pelayaran di Indonesia dan pengurus INSA. Ketua Umum INSA Johnson W. Sutjipto menyampaikan duka yang mendalam. ―Semoga beliau tenang di alam sana,‖ katanya.
Sepak terjang Wajdi sebagai Ketua Umum INSA tidak perlu diragukan lagi. Beliau seorang yang konsisten memperjuangkan hak-hak anggota dalam rangka memajukan dan mengembalikan kejayaan industri pelayaran .
Salah satu yang cukup fenomenal adalah terbitnya UU No.21 tahun 1992 tentang Pelayaran yang kemudian disempurnakan lagi melalui UU No.17 tahun 2008 tentang Pelayaran.
Selain sebagai Ketua Umum INSA, Wajdi juga dikenal sebagai aktivitis di kalangan alumni dan kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Wajdi tercatat memiliki sejarah emas di era pergerakan, khususnya zaman 66 tersebut.
Saat masih aktif di HMI, Wajdi termasuk orator ulung. Bersama Fachmi Idris, Abdul Gafur, Ecky Syahruddin, dan
Pengurus dan Anggota DPP INSA
Menyampaikan Duka Yang Mendalam
Atas Meninggalnya Orang Tua Kami
Bapak H. Firdaus Wajdi
Ketua Umum INSA Periode 1994—1998 dan 1998—2002
Semoga Husnul Khatimah dan yang Ditinggalkan Diberi
Kekuatan Lahir dan Batin
Selamat Jalan ―Orang Tua‖ Kami
lainnya, selalu menjadi penggerak aksi Tritura (Tri Tuntutan Rakyat). Di zaman Orde Baru, Wajdi seperti menikmati hasil perjuangan. Meski demikian, dia tetap menarik historisnya ke masa kekuasaan Soeharto. Salah satunya tetap mengusung Laskar Ampera Arif Rahman Hakim 66 di setiap moment-moment politik.
Berdirinya Kelompok Cipayung di masa Orba juga tidak terlepas dari peran Wajdi. Bersama Akbar Tanjung, Ecky Syachruddin, Abdul Gafur, Sofyan Wanandi, Cosmas Batubara, Zamroni, dan Mar’ie Muhammad membidani lahirnya Kelompok Cipayung. Dari Kelompok Cipayung muncul konsep organisasi kepemudaan KNPI sebagai mekanisme sentral ormas pemuda. Di sini Akbar Tanjung sebagai pelopor berdirinya KNPI.
Kiprah politik Firdaus Wajdi tidak berhenti. Pada Pilpres 2014, Lasykar Ampera Arif Rahman Hakim mendeklarasikan dukungannya kepada pasangan Jokowi-JK. Di sana ada nama-nama seperti Fachmi Idris, Sofyan Wanandi dan Firdaus sendiri.
Nama besarnya juga mewariskan anak yang hebat. Anaknya, M Lutfi, pernah masuk kabinet menjadi Kepala BKPM dan Menteri
Perdagangan. Pada masa Menteri Perdagangan dipegang M Lutfi itulah, Beyond Cabotage mulai diperhatikan.
Johnson menjelaskan INSA sangat bersyukur memiliki ―orang tua‖ hebat dan tokoh besar seperti Wajdi yang memberikan banyak nilai-nilai kebangsaan dan pergerakan bagi pengusaha muda di sektor pelayaran. (*)
INFORMASI
Pemilik SIUPAL...???
www.dppinsa.com
Keanggotaan
E-Registrasi
SEGERA DAFTARKAN
PERUSAHAAN ANDA UNTUK
BERGABUNG BERSAMA INSA
MELALUI E-REGISTRASI
JAKARTA—Indonesian National Shipowners' Association(INSA) menyambut baik pelaksanaan tender terbuka tujuh rute utama Tol Laut yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan.
Hal itu ditegaskan INSA seusai Rapat Penjelasan tentang Sistem Informasi Kinerja Penyedia (SIKAP) dalam rangka persiapan pelelangan penyedia kegiatan penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik tahun angkutan barang laut untuk tahun anggaran 2018.
Rapat dipimpin oleh Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut Dwi Budi Sutrisno. Dari INSA, hadir Ketua Bidang Pengembangan Maritim Hadi Wiyono dan Anggota Bidang Perintis Thomas Whongso.
Open bidding dari tender rute utama Tol Laut tersebut dibuka
pada 1 Maret 2018 dan ditutup pada 6 Maret 2018. Rute yang ditawarkan kepada swasta adalah sebagai berikut:
1. T-5 : Tahuna - Kahakitang - Buhias - Tagulandang - Biaro - Lirung - Melangoane - Kakorotan - Miangas - Marore – Tahuna
2. T-7: Tanjung Perak - Tidore - Morotai - Tanjung Perak 3. T-8: Tanjung Perak - Wanci - Namlea - Tanjung Perak 4. T-9: Biak - Oransbari - Waren - Sarmi – Biak
5. T-10: Tanjung Perak - Nabire - Serui - Wasior - Tanjung Perak
6. T-11: Tanjung Perak - Fakfak - Kaimana - Tanjung Perak 7. T-12: Tanjung Perak - Timika - Agats - Merauke - Tanjung
Perak.
Tender Tol Laut Dibuka ke Swasta
Di tujuh trayek tersebut, Pemerintah akan melakukan sistem penitipan kontainer kepada operator pelayaran yang melayaninya. Oleh karena itu, peserta tender diminta menyampaikan penawaran tarif pengiriman kontainer. Salah satu syarat bagi perusahaan pelayaran nasional untuk bisa mengikuti tender tersebut adalah sekurang-kurangnya mempunyai pengalaman yang ditunjukkan dengan memiliki rute ke wilayah Ambon dan Papua.
Selain rute utama, Kementerian Perhubungan juga segera membuka tender kepada swasta untuk rute penghubung Tol Laut yang menghubungkan pelabuhan penghubung ke pelabuhan-pelabuhan pada rute utama Tol Laut. (*) menghadiri