• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISSN No Vol.25, No.2, Oktober 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ISSN No Vol.25, No.2, Oktober 2011"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Jurnal Keteknikan Pertanian merupakan publikasi resmi Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia (PERTETA) yang didirikan 10 Agustus 1968 di Bogor, berkiprah dalam pengembangan ilmu keteknikan untuk pertanian tropika dan lingkungan hayati. Jurnal ini diterbitkan dua kali setahun. Penulis makalah tidak dibatasi pada anggota PERTETA tetapi terbuka bagi masyarakat umum. Lingkup makalah, antara lain: teknik sumberdaya lahan dan air, alat dan mesin budidaya, lingkungan dan bangunan, energi alternatif dan elektrifikasi, ergonomika dan elektronika, teknik pengolahan pangan dan hasil pertanian, manajemen dan sistem informasi. Makalah dikelompokkan dalam invited paper yang menyajikan isu aktual nasional dan internasional, review perkembangan penelitian, atau penerpan ilmu dan teknologi, technical paper hasil penelitian, penerapan, atau diseminasi, serta research methodology berkaitan pengembangan modul, metode, prosedur, program aplikasi, dan lain sebagainya. Pengiriman makalah harus mengikuti panduan penulisan yang tertera pada halaman akhir atau menghubungi redaksi via telpon, faksimili atau e-mail. Makalah dapat dikirimkan langsung atau via pos dengan menyertakan hard- dan soft-softcopy, atau e-mail. Penulis tidak dikenai biaya penerbitan, akan tetapi untuk memperoleh satu eksemplar dan 10 re-prints dikenai biaya sebesar Rp 50.000. Harga langganan Rp 70.000 per volume (2 nomor), harga satuan Rp 40.000 per nomor. Pemesanan dapat dilakukan melalui e-mail, pos atau langsung ke sekretariat. Formulir pemesanan terdapat pada halaman akhir.

Penanggungjawab:

Ketua Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia

Ketua Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB Dewan Redaksi:

Ketua : Wawan Hermawan Anggota : Asep Sapei

Kudang B. Seminar Daniel Saputra Bambang Purwantana Y. Aris Purwanto Redaksi Pelaksana:

Ketua : Rokhani Hasbullah Sekretaris : Satyanto K. Saptomo Bendahara : Emmy Darmawati Anggota : Usman Ahmad

I Wayan Astika M. Faiz Syuaib Ahmad Mulyawatullah Diana Nursolehat Penerbit:

Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia (PERTETA) bekerjasama dengan Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, IPB Bogor

Alamat:

Jurnal Keteknikan Pertanian, Departemen Teknik Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian,

Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680. Telp. 0251-8624691, Fax 0251-8623026, E-mail: jtep@ipb.ac.id atau jurnaltep@yahoo.com. Website: ipb.ac.id/~jtep. Rekening:

BRI, KCP-IPB, No.0595-01-003461-50-9 a/n: Jurnal Keteknikan Pertanian Percetakan:

PT. Binakerta Adiputra, Jakarta

(3)

Ucapan Terima Kasih

Redaksi Jurnal Keteknikan Pertanian mengucapkan terima kasih kepada para Mitra Bestari yang telah menelaah (mereview) naskah pada penerbitan Vol. 25 No. 2 Oktober 2011. Ucapan terima kasih disampaikan kepada: Prof. Dr. Ir. Hasbi, M.Si (Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya), Prof. Dr.Ir. Daniel Saputra, MS (Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya), Prof.Dr.Ir. Roni Kastaman, MT (Departemen Teknik Pertanian, Universitas Padjadjaran), Prof.Dr.Ir. Tineke Mandang, MS (Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB), Ir. Totok Prawitosari, MS (Universitas Hasanuddin), Dr. Arief RM Akbar,M.Si (Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat), Dr.Ir. Budi Rahardjo, MSAE (Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, UGM), Dr.Ir. Radite Praeko A.S, MS (Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB), Dr.Ir. Wawan Hermawan,MS (Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian IPB), Dr.Ir. Leopold O.Nelwan, M.Si (Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB), Dr.Ir. Y. Aris Purwanto,M.Sc (Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB), Dr.Ir. Rokhani Hasbullah, M.Si (Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian IPB), Dr.Ir. Yandra, M.Eng (Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian IPB).

(4)

Pendahuluan

Buah naga merupakan salah satu jenis tanaman buah yang memiliki daya tarik tersendiri dimana buah tersebut memiliki rasa yang khas yaitu kombinasi unik antara manis dan asam menyegarkan. Pada umumnya buah naga dikonsumsi dalam bentuk buah segar sebagai penghilang dahaga dikarenakan kandungan air yang cukup tinggi, yaitu sebesar 83%

dan dengan kadar gula mencapai 18 briks. Selain itu, buahnya mengandung zat-zat yang berkhasiat menurunkan kolesterol, menyeimbangkan kadar gula dalam darah, membantu menjaga kesehatan mulut, mencegah keputihan, mencegah kanker usus, menguatkan fungsi ginjal, meningkatkan daya kerja otak, meningkatkan ketajaman mata serta dapat meringankan keluhan sembelit (Hardjadinata, 2010).

Technical Paper

Kajian Penyimpanan Buah Naga (

Hylocereus costaricensis) dalam

Kemasan Atmosfer Termodifikasi

Study of Dragon Fruit (Hylocereus costaricensis) Storage under Modified Atmosphere

Packaging

Sutrisno1 dan Enggar Galih Mitayani Purwanto2

Abstract

Modified atmosphere packaging (MAP) is an alternative technologies for foodstuff packaging, distribution and storage which resulting in products with an increased shelf-life. The principle of MAP is modifying the gas inside the packaging by using plastic or film with specific permeability. This technology will be tried to package dragon fruit (Hylocereus costaricensis) to prolong its shelf-life. The procedures are respiration rate measurement, determining O2 and CO2 composition of modified atmosphere packaging, and determining

the type of packaging film. There are also observations made include the weight loss, hardness and color changes, total soluble solids, and organoleptic test. The result is respiration rate of dragon fruit at temperature 10OC, 15OC and ambient are 4.15 ml/kg.hour CO

2 and 3.95 ml/kg.hour O2, 9.94 ml/kg.hour

CO2 and 8.75 ml/kg.hour O2, 16.72 ml/kg.hour CO2 and 16.72 ml/kg.hour O2. The composition of the

atmosphere that recommended for storage of dragon fruit is 2-4% O2 and 6-8% CO2 on 10OC and prolong

the storage-life until 25 days with stretch film and styrofoam plate which dimension 12cm x 18cm.

Keywords: modified, atmosphere, packaging, dragon frui Abstrak

Kemasan Atmosfie Termodifikasi (Modified Atmosphere Packaging/MAP) adalah teknologi alternatif untuk pengemasan, distribusi, dan penyimpanan bahan pangan dalam rangka meningkatkan daya simpannya. Prinsip MAP adalah modifikasi komposisi gas di dalam kemasan dengan menggunaan plastik film dengan permibilitas tertentu. Teknologi ini dicoba untuk mengemas buah naga untuk memperpanjang umur simpannya. Prosedur penelitian diawali dengan pengukuran laju respirasi, penentuan komposisi gas O2 dan CO2 dari MAP, serta pemilihan jenis plastik pengemas yang sesuai. Pengukuran perubahan

parameter mutu produk selama penyimpanan dilakukan terhadap susut bobot, kekerasan, perubahan warna, total padatan terlarut dan uji organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju respirasi buah dragon pada suhu 10oC, 15oC dan suhu ruang, masing-masing adalah 4.15 ml/kg.jam untuk CO

2 dan 3.95

ml/kg.jam untuk O2, 9.94 ml/kg.jam untuk CO2 dan 8.75 ml/kg.jam untuk O2, serta 16.72 ml/kg.jam untuk

CO2 dan 16.72 ml/kg.jam untuk O2. Komposisi gas yang direkomendasikan untuk kemasan MAP buah

naga adalah 2-4 % O2 dan 6-8% CO2 pada 10oC yang akan dapat memperpanjang umur simpan sampai

25 hari, dengan menggunakan plastik stretch film dan cawan styrofoam berdimensi 12 cm x 18 cm. Kata kunci: MAP, umur simpan, buah naga, laju respirasi

Diterima: 06 Mei 2011; Disetujui: 09 September 2011

1 Staf pengajar Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian Bogor. Email: kensutrisno@ipb.ac.id 2 Alumni Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian Bogor

(5)

128

Vol. 25, No. 2, Oktober 2011

Buah naga mampu bertahan hingga 10 hari pada suhu ruang (Zee, 2004) dan untuk memperpanjang masa simpan buah ini, diperlukan kondisi tertentu namun tetap memperhatikan mutu buah saat dan setelah penyimpanan. Salah satu teknologi yang digunakan adalah dengan pengemasan atmosfer termodifikasi yang dikombinasikan dengan penyimpanan dingin. Dalam rangka upaya memperpanjang umur simpan dan mempertahankan mutu buah naga perlu adanya pengetahuan mengenai karakterisitik pasca panen buah naga karena hingga saat ini karakteristik pasca panennya belum banyak diketahui. Oleh karena itu pada penelitian ini juga akan dilakukan dilakukan mengenai studi kareakteristik pasca panen buah naga.

Laju Respirasi

Buah dan sayuran tetap melakukan respirasi setelah pemanenan, dan sebagai akibatnya pengemasan harus masuk dalam perhitungan aktivitas respirasi. Produk yang dikeluarkan dari respirasi aerobik adalah CO₂ dan uap air, sedangkan produk fermentasi yaitu etanol, acetaldehyde dan asam organik juga dihasilkan selama respirasi anaerobik (Sivertsvik, 2002).

Laju respirasi merupakan petunjuk yang baik untuk daya simpan buah sesudah panen. Laju respirasi yang tinggi biasanya disertai oleh umur simpan yang pendek. Hal itu juga merupakan petunjuk laju kemunduran mutu dan nilainya sebagai bahan makanan (Phan, 1986).

Penyimpanan dalam Suhu Rendah

Dalam penanganan pasca panen, pendinginan diperlukan khususnya untuk buah yang tidak tahan lama untuk disimpan. Kondisi ini tidak hanya mengurangi aktivitas metabolisme buah tetapi juga untuk mencegah kebusukan buah (Ryall, 1982).

Nerd (1999) melaporkan bahwa buah naga putih

(Hylicereus undatus) dipanen 28 sampai 30 hari

setelah bunga mekar. Setelah penyimpanan dua minggu, buah naga masih dalam keadaan yang cukup baik pada suhu 14OC. Suhu penyimpanan

buah naga yang direkomendasikan adalah 10OC

dan pada 6OC mulai mengalami chilling injury.

Pengemasan dengan Atmosfer Termodifikasi Pengemasan dengan atmosfer termodifikasi adalah pengemasan menggunakan plastik atau film dengan permeabilitas tertentu yang membatasi pertukaran gas sehingga mengubah kondisi atmosfer dalam kemasan (Beaudry, 2007).

Pengurangan konsentrasi O2 atau peningkatan

konsentrasi CO2 dalam sistem atmosfer termodifikasi

dapat menunda pemasakan buah, menekan laju respirasi dan produksi etilen, memperlambat proses pelunakan buah dan memperlambat perubahan komposisi kimia buah yang berhubungan dengan proses pemasakan buah (Kader, 1985).

Bahan dan Metode Alat dan Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas buah naga super red (Hylocereus

costaricensis) yang sudah matang, sehat, tidak

cacat atau luka. Buah tersebut diperoleh dari PT. Wahana Cory, Ciapus dan Indian Hill, Sentul. Bahan lainnya meliputi plastik film, styrofoam, alkohol, lilin (malam), selang plastik ¼ inchi, wadah plastik, serta gas O2, CO2, dan N2.

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah continuous gas analyzer untuk mengukur konsentrasi CO dan O2, rheometer, chromameter, refractometer, timbangan digital, lemari pendingin,

toples, dan pisau.

Metode Penelitian

Buah naga setelah disortasi, dibersihkan dan dicuci dengan thiabendazole, kemudian dimasukkan ke dalam toples dengan volume 3.3 liter. Tahap penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut: 1. Pengukuran Laju Respirasi

Untuk mengetahui konsentrasi gas CO2

dan O2maka dua selang pada tutup toples

dihubungkan dengan continuous gas analyzer. Pengukuran konsentrasi gas CO2 dan

O2dilakukan setiap 3 jam pada hari pertama, 6

jam pada hari kedua, 12 jam pada hari ketiga, dan 24 jam pada hari selanjutnya. Data yang diperoleh pada pengukuran ini berupa perubahan konsentrasi gas O2 dan CO2 yang diukur pada

suhu 5°C, 10°C dan 25°C. Laju respirasi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan yang dikembangkan oleh Mannaperumma dan Singh (1989):

(1)

2. Penentuan Komposisi O2 dan CO2 Kemasan

Atmosfer Termodifikasi

Tahap ini dilakukan untuk menentukan komposisi atmosfer sehingga mutu penyimpanan buah naga optimum. Pengaturan kombinasi komposisi atmosfer dilakukan dengan mengatur debit gas O2 dan CO2 menggunakan flowmeter.

Pengendalian konsentrasi gas pada setiap konsentrasi dilakukan setiap hari selama masa pengamatan. Pengamatan dan pengujian dari masing-masing perlakuan konsentrasi dilakukan tiap 2 hari sekali hingga buah sudah tidak dalam

(6)

kondisi baik. Pengamatan yang dilakukan meliputi susut bobot, uji kekerasan, total padatan terlarut, perubahan warna dan organoleptik. 3. Penentuan Jenis Film Kemasan

Jenis film kemasan ditentukan setelah percobaan kadar kombinasi O2 dan CO2 yang

optimum diketahui. Di samping menggunakan jenis plastik film terpilih, plastik jenis lain dengan permeabilitas berbeda digunakan sebagai pembanding. Rancangan berupa berat produk optimal yang akan dikemas dapat diperoleh berdasarkan persamaan (2) sebagai berikut (Mannappeuma dan Singh, 1989):

(2) dimana:

W : berat bahan yang dikemas (kg)

Py : permeabilitas terhadap O2 (ml.mil/m2.jam

pada tekanan 1 atm)

Pz : permeabilitas terhadap CO2 (ml. mil/

m2.jam pada tekanan 1 atm)

ya : konsentrasi O2 udara normal (desimal) y : konsentrasi O2 dalam kemasan (desimal) A : luas permukaan kemasan (m2)

za : konsentrasi CO2 udara normal (desimal) z : konsentrasi CO2 dalam kemasan

(desimal)

Ry : laju konsumsi O2 (ml/kg.jam) Rb : laju konsumsi CO2 (ml/kg.jam) b : tebal kemasan (mil)

Pengukuran terhadap konsentrasi O2 dan CO2

dilakukan setiap hari, sedangkan pengamatan susut bobot, kekerasan, total padatan terlarut, perubahan warna dan uji organoleptik dilakukan tiap dua hari sekali hingga buah dalam keadaan tidak optimal. Setiap perlakuan dilakukan dalam 2 kali ulangan.

Hasil dan Pembahasan Laju Respirasi Buah Naga

Pengukuran laju respirasi buah naga dengan suhu yang berbeda dilakukan untuk mengetahui suhu optimal penyimpanan buah naga. Laju respirasi yang rendah biasanya diikuti dengan umur simpan yang panjang. Pengukuran dilakukan dalam toples yang ditutup rapat dan disimpan pada suhu 10OC,

15OC dan suhu ruang.

Berat rata-rata buah naga yang digunakan dalam pengukuran laju respirasi ini adalah 0.346 kg dengan volume bebas dalam toples 2947.017 ml atau sebesar 89.3%. Dari pengukuran, diperoleh konsentrasi O2 dan CO2 dalam interval waktu yang

telah ditentukan di dalam toples. Perubahan laju produksi CO2 dan laju konsumsi O2 buah naga

disajikan dengan grafik dalam Gambar 1-3.

Pada suhu 10OC laju produksi CO

2 dan konsumsi

O2 secara berturut-turut adalah 4.15 ml/kg.jam dan

3.95 ml/kg.jam serta dapat bertahan hingga hari ke-24. Pada suhu 15OC laju produksi CO

2 dan

konsumsi O2 secara berturut-turut adalah 9.94 ml/

kg.jam dan 8.75 ml/kg.jam serta dapat bertahan hingga hari ke-17. Pada suhu ruang laju produksi CO2 dan konsumsi O2 secara berturut-turut adalah

16.72 ml/kg.jam dan 16.72 ml/kg.jam serta dapat bertahan hingga hari ke-6.

Semakin rendah suhu penyimpanan buah maka buah tersebut akan memiliki masa simpan

Gambar 1. Laju Produksi Co2 Dan Laju Konsumsi

O2 Buah Naga Pada Suhu 10oc

Gambar 2. Laju produksi CO2 dan laju konsumsi

O2 buah naga pada suhu 15OC

Gambar 3. Laju produksi CO2 dan laju konsumsi

(7)

130

Vol. 25, No. 2, Oktober 2011

yang lebih panjang. Tetapi hal ini dibatasi oleh adanya suhu aman penyimpanan agar buah tidak mengalami chilling injury. Suhu di bawah 0OC tidak

cocok untuk penyimpanan buah karena pada suhu tersebut air yang terkandung di dalam buah akan membeku. Ketika buah kemudian diletakkan pada suhu ruang, air yang membeku akan mencair tetapi pori buah tetap membesar akibat pembekuan air sehingga menyebabkan kerusakan pada buah.

Dari grafik dapat dilihat bahwa pola laju respirasi buah naga pada suhu 10OC, 15OC dan suhu ruang

memiliki pola yang hampir sama. Perbedaannya ada pada besarnya laju respirasi dan masa simpan buah naga pada suhu tersebut.

Semua grafik laju respirasi buah naga tidak menunjukkan adanya puncak klimakterik pada saat pengujian. Hal ini menunjukkan bahwa buah naga termasuk buah non klimakterik. Pada pasca panennya, buah dengan pola laju respirasi non

klimakterik setelah dipetik tidak dapat dilakukan pemeraman untuk mencapai masa kematangannya. Untuk itu diperlukan pemanenan pada tingkat kematangan optimum buah.

Penentuan Komposisi O2 dan CO2 Kemasan

Atmosfer Termodifikasi

Berdasarkan penelitian pada tahap sebelumnya, maka suhu penyimpanan optimum yang digunakan untuk menentukan komposisi atmosfer termodifikasi buah naga adalah suhu 10OC. Komposisi atmosfer

yang diujikan pada tahap ini adalah (1) 2-4% O2 dan

6-8% CO2, (2) 2-4% O2 dan 4-6% CO2, (3) 4-6% O2

dan 6-8% CO2, (4) 21% O2 dan 0.03% CO2 sebagai

kontrol. Parameter yang diamati adalah laju susut bobot, kekerasan, total padatan terlarut, perubahan warna (nilai L dan a), dan uji organoleptik.

Penentuan Jenis Film Kemasan

Dalam menentukan jenis film kemasan terpilih, mutu kritis yang digunakan adalah uji organoleptik karena perlakuan komposisi gas tidak berpengaruh nyata pada kondisi buah naga selama penyimpanan. Nilai uji organoleptik yang dipilih adalah yang di atas penerimaan konsumen (nilai 3.0), dan dari parameter ini diputuskan bahwa penyimpanan dengan komposisi 2-4% O2 dan 6-8% CO2 menjadi

komposisi terpilih dan akan digunakan untuk menetukan jenis film kemasan yang digunakan pada tahap berikutnya.

Dengan memplotkan nilai komposisi terpilih pada kurva film hasil penelitian Gunadnya (1993) seperti pada Gambar 4. Berdasarkan kurva tersebut maka

stretch film (sf) dan polypropilen (pp) dipilih menjadi

film kemasan yang akan diujikan. Dua kemasan ini biasa digunakan di supermarket atau pedagang buah untuk mengemas buah naga.

Gambar 4. Komposisi gas terpilih untuk buah naga pada kurva film kemasan (Gunadnya, 1993)

Tabel 1. Berat optimal buah naga untuk kemasan stretch film

(8)

Uji Validasi Kemasan

Kemasan atmosfer termodifikasi yang digunakan adalah MAP pasif dimana kesetimbangan komposisi O2 dan CO2 yang diinginkan tidak dikontrol pada

awal pengemasan. Kesetimbangan mengandalkan permeabilitas dari film yang digunakan. Untuk uji validasi kemasan sebelumnya dilakukan perancangan kemasan. Dalam perancangan kemasan diperlukan ukuran wadah kemasan yang digunakan dan berat optimum buah naga yang akan dikemas pada masing-masing kemasan.

Berat optimum buah naga yang dikemas dapat ditentukan dengan menggunakan Persamaan (3) Mannappeuma et al., (1989). Data yang digunakan dalam Persamaan (3) tersebut adalah tebal masing-masing kemasan, permeabilitas kemasan, luas kemasan yang digunakan seesuai yang dijual di pasaran, laju respirasi terukur pada perlakuan laju respirasi sehingga diperoleh berat buah naga yang akan dikemas dengan atmosfer termodifikasi.

Pemilihan berat buah dari hasil perhitungan dipilih yang dapat diperoleh di kebun buah naga. Kemasan stretch film dipilih berat buah naga sekitar 0.649 kg sehingga satu kemasan berisi dua buah naga grade B (±300 gram). Kemasan

polypropylene dipilih berat buah naga sekitar 0.161

kg sehingga satu kemasan berisi satu buah saja. Untuk menyesuaikan ukuran untuk buah naga dalam polypropylene maka digunakan buah naga dengan grade C (±200 gram). Hasil perhitungan berupa berat optimum buah untuk kemasan stretch

film dan polypropylene dapat dilihat pada Tabel 1

dan Tabel 2.

Penyimpanan Buah Naga dalam Kemasan Atmosfer Termodifikasi dengan Film Terpilih

Buah naga diletakkan di atas styrofoam dan dikemas menggunakan plastik stretch film dan

polypropylene. untuk menghindari kebocoran udara

antara styrofoam dan plastik pp maka diguanakan isolasi sebagai perekat. Pengemasan yang kurang rapat dapat menyebabkan gas CO2 dan O2

dalam kemasan terpengaruh oleh komposisi gas ruangan. Untuk kemasan stretch film digunakan mesin wrapping sebagai alat bantuk membungkus sehingga pengemasan lebih cepat dan rapat.

Pengamatan dilakukan hingga uji organoleptik mencapai batas penolakan konsumen. Parameter yang diamati pada perlakuan ini terdiri atas susut bobot, kekerasan, total padatan terlarut, perubahan warna dan uji organoleptik. Setiap hari juga dilakukan pengukuran terhadap konsentrasi CO2

dan O2 dalam kemasan untuk mengetahui apakah

komposisi atmosfer yang diinginkan (2-4% O2 dan

6-8% CO2) tercapai.

Perubahan Konsentrasi CO2 dan O2 dalam

Atmosfer Kemasan

Buah naga dikemas dengan dua jenis film kemudian disimpan pada suhu terpilih (10°C). Pada

kemasan polypropylene tampak titik-titik embun setelah disimpan beberapa saat dalam refrigerator. Hal ini disebabkan oleh transmisi uap air untuk kemasan polypropylene (3.8 g/m²/hari) lebih kecil daripada transmisi uap air kemasan stretch film (21 g/m²/hari) sehingga uap air sebagai hasil dari proses respirasi tidak berhasil menembus keluar kemasan. Keadaan yang lembab ini dapat mempercepat kerusakan pada buah karena mikroorganisme. Tidak demikian dengan yang terjadi pada kemasan

stretch film. Grafik perubahan konsentrasi CO2 dan

Gambar 5. Perubahan konsentrasi CO2 dan O2

pada kemasan stretch film selama penyimpanan

Gambar 6. Perubahan konsentrasi CO2 dan

O2 pada kemasan polypropylene selama

penyimpanan

Gambar 7. Penilaian panelis terhadap organoleptik keseluruhan buah naga pada dua jenis kemasan

(9)

132

Vol. 25, No. 2, Oktober 2011

O2 dalam dua kemasan yang diujikan dapat dilihat

pada Gambar 5 dan Gambar 6.

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa konsentrasi CO2 meningkat dan O2 berkurang selama

penyimpanan dikarenakan oleh respirasi yang masih terjadi pada buah. Untuk kemasan stretch

film, konsentrasi CO2 sedikit meningkat kemudian stabil di kisaran angka 1% dan tidak mencapai konsentrasi gas yang diinginkan. Tidak demikian dengan kemasan polypropylene yang peningkatan konsentrasi CO2-nya meningkat hingga akhir batas

penolakan konsumen dan mencapai konsentrasi gas yang diinginkan yaitu mencapai 2.08%. Pada kedua kemasan, konsentrasi O2 tidak mencapai

konsentrasi yang diinginkan.

Secara umum tidak optimalnya pengukuran perubahan konsentrasi ini dapat dikarenakan terjadi kebocoran pada kemasan meskipun hal itu sudah diantisipasi, kebocoran gas pada saat pengukuran konsentrasi gas dan kebocoran pada continues

gas analyzer mengingat alat sudah tidak berfungsi

maksimal.

Pada pengamatan susut bobot, kekerasan, total padatan terlarut, dan perubahan warna dengan menggunakan analisis sidik ragam tidak terlihat perlakuan kemasan/film berpengaruh nyata terhadap parameter yang diujikan. Dari pengamatan dan grafik dua hari sekali menunjukkan bahwa

stretch film dan polypropylene memiliki perubahan

yang hampir sama sehingga digunakan parameter kritis yaitu organoleptik.

Pengujian organoleptik menggunakan 4 parameter mutu buah naga yaitu warna kulit buah, warna daging buah, kekerasan dan rasa. Dalam penelitian ini diambil nilai penolakan konsumen sebesar 3.0. Hasil penilaian panelis terhadap buah naga secara keseluruhan adalah seperti yang terdapat pada Gambar 7.

Dari penilaian konsumen, penolakan stretch

film dan polypropylene sangat dipengaruhi faktor

warna kulit buah. Hal ini dikarenakan buah yang digunakan dalam penelitian adalah buah utuh yang mengandalkan penampilan eksternal untuk menarik minat konsumen. Kekerasan buah naga tidak terlalu mempengaruhi penilaian panelis karena kulit buah naga yang tebal sehingga cukup melindungi daging buah. Dalam segi rasa, buah naga super red memiliki tingkat kemanisan (% Brix) yang cukup tinggi.

Kesimpulan

1. Dengan melihat pola laju respirasinya, buah naga termasuk buah non klimakterik.

2. Laju respirasi buah naga pada suhu 10OC, 15OC

dan suhu ruang adalah 4.15 ml/kg.jam CO2 dan

3.95 ml/kg.jam O2, 9.94 ml/kg.jam CO2 dan 8.75

ml/kg.jam O2, 16.72 ml/kg.jam CO2 dan 16.72

ml/kg.jam O2.

3. Komposisi atmosfer yang disarankan untuk penyimpanan buah naga adalah 2-4% O2 dan

6-8% CO2 pada suhu penyimpanan 10OC.

4. Jenis film kemasan stretch film menghasilkan buah naga yang lebih baik.

5. Buah naga dengan berat 0.65 kg yang dikemas menggunakan stretch film pada wadah

styrofoam berukuran 12 cm x 18 cm masih dapat

diterima konsumen hingga hari ke-25 pada suhu penyimpanan 10OC.

Daftar Pustaka

Beaudry, Randolph. 2007. Modified Atmosphere Packaging as a Basic for Active Packaging. Dalam: Wilson, CL. (ed). Active Packaging for Fruits and Vegetables. New York : CRC Press. Gunadnya IBP. 1993. Pengkajian Penyimpanan

Salak Segar dalam Kemasan Film dengan

Modified Atmosphere [tesis]. Bogor: Program

Studi Teknologi Pasca Panen, Institut Pertanian Bogor.

Hardjadinata S. 2010. Budidaya Buah Naga

Super Red Secara Organik. Jakarta: Penebar

Swadaya.

Kader AA. 1985. Postharvest Biology and Technology an Overview. Dalam Postharvest Technology of Horticultural Crops. University of California, Division of Agricultural and Natural Resources. 3-7p.

Mannappeuma JD, Singh RP. 1989. Modelling of Gas Exchange in Polymeric Package of Fruit and Vegetables. Paper for ASAE Winter Meeting. Chicago, Illinois, USA, 12-13 Desember 1990. Nerd A, Gutman F, Mizrahi. 1999. Ripening and

postharvest behaviour of fruits of two Hylocereus species (Cactaceae). Postharv. Biol. Technol 17: 39-45.

Phan CT, Pantastico EB, Ogata K, Chachin K. 1986. Respirasi dan Puncak Respirasi. Dalam: Pantastico, EB. (ed). Fisiologi Pasca Panen, Penanganan dan Pemanfaatan Buah-buahan dan Sayur-sayuran Tropika dan Subtropika. Kamariyani, penerjemah. Yogyakarta : Gadjah Mada Press.

Ryall AL, Pentzer WT. 1982. Fruit Physiology After Harverst. Dalam Handling, Transportation and

Storage of Fruits and Vegetables. Connecticut:

AVI Publishing Co. Inc.

Sivertsvik M, Rosnes JT, Bergslien H. 2002. Modified Atmosphere Packaging. Dalam Minimal

Processing Technologies in the Food Industry.

England: Woodhead Publishing Limited.

Zee F, Yen CR, Nishina M. 2004. Pitaya (Dragon Fruit, Strawberry Pear). College of Tropical Agriculture and Human Resources. University of Hawai’I at Mānoa.

(10)

Jurnal Keteknikan Pertanian merupakan media publikasi untuk tulisan asli yang belum pernah diterbitkan di dalam jurnal ilmiah nasional maupun internasional, dan berkaitan dengan teknik pertanian(agricultural engineering) secara luas. 1. Pedoman Umum

Naskah termasuk Abstract diketik menggunakan program Microsoft Word huruf Times New Roman 12 point (font 12), ukuran kertas A4 (21x29.5cm). Pias 3 cm, spasi 1.5, maksimum 15 halaman termasuk tabel dan gambar s erta diberi nomor halaman pada sudut bawah sebelah kanan. Tabel dan gambar diletakkan pada akhir naskah atau pada lembar dan file terpisah. Pengiriman naskah bisa melalui pos berupa CD berisi file softcopy ataupun melalui e-mail. Bila dikirim melalui pos, ditujukan ke alamat:

Redaksi Jurnal Keteknikan Pertanian Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB. Kampus IPB Dramaga, Bogor 16690. E-mail: jtep@ipb.ac.id atau

jurnaltep@yahoo.com 2. Susunan Naskah

Naskah disusun dalam urutan Judul, Penulis dan alamat instansinya, Abstract, Pendahuluan, Bahan dan Metode, Hasil dan Pembahasan, Kesimpulan, Ucapan Terima Kasih, Daftar Pustaka, Tabel dan Gambar. Naskah undangan tidak harus mempunyai susunan seperti tersebut di atas.

3. Judul

Judul memberikan subyek penelitian dengan ringkas dan dicetak tebal (bold) dengan huruf kapital pada setiap awal kata, kecuali untuk kata depan dan kata sambung. Untuk naskah dalam Bahasa Indonesia harus disertai judul dalam Bahasa Inggris yang dicetak miring (italic). Judul dalam Bahasa Indonesia tidak lebih dari 14 kata dan dalam Bahasa Inggris tidak lebih dari 10 kata. Nama lengkap, nama lembaga afiliasi serta alamat para penulis, ditulis secara berurutan di bawah Judul. Tambahkan alamat email pada nama penulis untuk korespondensi.

Contoh Penulisan Judul:

Pemodelan Sistem Filtrasi

Terkendali pada Sistem

Resirkulasi Pembenihan Ikan

Modeling Controlled Filtration System in Fish

Hatchery Recirculation System Alfin Najwan, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian Bogor, Email: najwan@yahoo.com

Ikhlasul Amal, Departemen Budidaya Perairan, Institut Pertanian Bogor.

4. Abstract dan Kata Kunci

Abstract menggambarkan esensi isi keseluruhan

tulisan dan di dalamnya tidak terdapat kutipan pustaka. Abstract ditulis dalam bahasa Inggris dan dalam satu paragraf tidak lebih dari 200 kata. Kata kunci ditulis setelah Abstarct maksimum 5 kata, masing-masing dalam bahasa Inggris dan Indonesia. Kata kunci yang ditulis pertama merupakan kata kunci yang terpenting.

5. Naskah Utama

Penulisan sub judul utama (Pendahuluan, Bahan dan Metode, Hasil dan Pembahasan, Kesimpulan dan Ucapan Terima Kasih) menggunakan huruf kapital pada setiap awal kata, tanpa nomor, dicetak tebal dan posisi di tengah.

Pendahuluan menjelaskan alasan mengapa penelitian dilakukan, perumusan dan pemecahan masalah, status ilmiah (state of the art) penelitian-penelitian terdahulu serta tujuan dan hasil penelitian-penelitian yang diharapkan.

Bahan dan Metode menjelaskan bagaimana penelitian dilakukan atau cara-cara untuk mencapai tujuan penelitian.

Hasil dan Pembahasan mencantumkan data yang diperoleh, analisis data, temuan-temuan yang spesifik serta perbandingannya dengan penelitian-penelitian terdahulu secara berurutan sesuai dengan urutan dalam tujuan. Hindari penyajian tabel dan gambar dari data yang sama.

Sub-sub judul ditulis dengan huruf kapital pada setiap awal kata, tanpa nomor, dicetak tebal dan posisi di sebelah kiri.

Kata/kalimat dalam bahasa asing ditulis miring. Nama organisma harus diikuti dengan nama ilmiahnya secara lengkap pada pengungkapan

(11)

pertama. Singkatan pertama kali ditulis di dalam kurung setelah kata-kata yang disingkatnya. Penulisan angka mengggunakan US System seperti: 1,000,000 menyatakan satu juta dan 2.5 menyatakan dua lima per sepuluh. Sistem satuan yang digunakan adalah SI Unit: cgs (centimeter, gram, second/detik). Simbol/notasi ditulis menggunakan huruf miring dan disertai keterangannya pada pengungkapan pertama. Persamaan diberi nomor urut yang dituliskan di belakang persamaan dan di dalam tanda kurung.

6. Tabel dan Gambar

Tabel ditulis dalam halaman terpisah setelah halaman terakhir dari naskah. Di dalam naskah cantumkan nomor dan judul tabel pada paragraf dimana tabel tersebut akan ditempatkan.

Contoh pada naskah:

…...Sifat fisik bahan pada masing-masing kadar air ditunjukkan pada Tabel 1.

[Tabel 1. Berat jenis lada berdasarkan kadar air]

Contoh pada halaman tabel:

Tabel 1. Berat jenis lada berdasarkan kadar air

Gambar dibuat hitam putih (B/W) atau greyscale dalam lembaran terpisah pada halaman terakhir setelah halaman tabel. Apabila ukurannya besar, gambar dapat disimpan dalam file terpisah yang lain(*.jpg, *.gif,*.wmf atau *.emf). Di dalam naskah

cantumkan nomor dan nama gambar pada paragraf dimana gambar tersebut akan diletakkan.

Contoh pada naskah:

…..(paragraf sebelumnya)

[Gambar 1. Perubahan suhu dengan waktu proses pengendalian]

…..(paragraf sesudahnya)

7. Daftar Pustaka

Daftar pustaka mencantumkan pustaka-pustaka bermutu (primer, mutakhir dan relevan) yang dirujuk saja. Pustaka diketik berdasarkan urutan alfabet dari nama akhir (nama keluarga) penulis pertama dan tahun. Apabila terdapat beberapa pustaka yang ditulis yang sama, tambahkan huruf ‘a’,’b’ dan seterusnya di belakang tahun. Pustaka dari internet hanya boleh dilakukan bila berasal dari lembaga yang resmi.

Berikut beberapa contoh penulisan pustaka : Jurnal :

Suhardiyanto, H., M.M. Fuad dan Y. Widiningrum.2007. Analisis pindah panas pada pendinginan dalam tanah untuk sistem hidroponik. Jurnal Keteknikan Pertanian Vol.21 (4):355-362.

Prosiding :

Fukuda, T.,Y. Nakano, Kuroda, S. Takeuchi, B.I.Setiawan, A. Sapei and F. Nurrochmad.2001. Water manajemen and water quality of paddyarea in Cidanau watershed at West Java. Proceedings of the 1st Seminar: Toward Harmonization

between Development and Environmental Conservation in Biological Production, Tokyo, February 21-23, 2001. p 201-205.

Buku :

Morga, R.P.C.1996. Soil Erosion and Conservation. 2ndEd. Longman. Harlow

Bab dalam buku :

Howell, T.A., F.K. Alijiburi, H.M. Gitlin, I. Pai Wu, A.W.Warrick dan P.A.C. Raats. 1980. Design and operation of trickle (drip) irrigation, in Jensen, M.E.(Ed.). Design and Operation of Farm Irrigation System. ASAE. Michigan. p 663-717.

Skripsi/Tesisi/Disertasi :

Arifanto, T. 2002. Teknik perbaikan filter fisik dan filter kimia pada sistem resirkulasi pembenihan ikan patin. (Skripsi). Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian, IPB. Bogor.

(12)

FORMULIR PEMESANAN JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN

1

Kepada Yth.

Sekertariat Jurnal Keteknikan Pertanian, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680 Tel: 0251-8624691 ; Fax: 0251-8623026

Email: jtep@ipb.ac.id & jurnaltep@yahoo.com; Website: http://web.ipb.ac.id/~jtep/ Bersama ini, saya

Nama Alamat Telp. HP Email

1. Memesan Jurnal Keteknikan Pertanian: (Harga Rp 50.000,- per eksemplar, belum termasuk ongkos

kemas dan kirim)

Vol/No/Tahun Jumlah

2. Memesan re-prints Jurnal Keteknikan Pertanian: (Harga Per set (10 eksemplar) Rp 100.000,- belum

termasuk ongkos kemas dan kirim)

Judul

Penulis Vol/No/Tahun Jumlah

3. Berlangganan Jurnal Keteknikan Pertanian: (Harga Rp 90.000,- belum termasuk ongkos kemas dan

kirim)

Mulai Tahun Sampai Tahun Jumlah

Pembayaran kami lakukan melalui wesel pos ke alamat redaksi/transfer, ke Rekening No.0595-01003461-50-9, BRI KPC IPB, a/n Jurnal Keteknikan Pertanian2. Bersama ini disampaikan bukti pembayarannya3.

Pemesan,

[ ]

1 Formulir pemesanan ini dapat di-download di http://web.ipb.ac.id/`jtep/ 2 Coret yang salah satu

Gambar

Gambar 1. Laju Produksi Co 2  Dan Laju Konsumsi  O 2  Buah Naga Pada Suhu 10 o c
Gambar 4. Komposisi gas terpilih untuk buah naga  pada kurva film kemasan (Gunadnya, 1993)
Gambar 7. Penilaian panelis terhadap organoleptik  keseluruhan buah naga pada dua jenis kemasan
Tabel  ditulis  dalam  halaman  terpisah  setelah  halaman  terakhir  dari  naskah.  Di  dalam  naskah  cantumkan  nomor  dan  judul  tabel  pada  paragraf  dimana tabel tersebut akan ditempatkan.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) Word of mouth berpengaruh positif signifikan

Dari tabel pengujian navigasi sebanyak 4 tujuan yang masing-masing tujuan dilakukan percobaan sebanyak 10 kali yang tertera pada Lampiran A tampak koordinat yang

Berdasarkan pengalaman anda sebagai mahasiswa, Anda dimohon untuk mengungkapkan ekspektasi Anda terhadap universitas yang mampu memberikan layanan pendidikan yang

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan, antara lain: (a) memberikan pre-test kepada seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Anjongan untuk mengetahui

Akhirnya, mudah-mudahan program kerja ini bermanfaat dan kami selalu terbuka dengan saran dan kritik dari seluruh warga SMKN 6 TEBO sehingga dapat menjadi pengalaman yang lebih baik

Pasar modal telah dikenal sejak lama di Indonesia, bahkan sebelum Indonesia merdeka. Pengaturan hukum atau landasan hukum merupakan perangkat yang harus ada di pasar modal,

Model yang digunakan dalam sistem pendukung keputusan ini adalah Multiple Attribute Decision Making (MADM) dan Metode Simple Additive Weighting (SAW) dipilih

► Mahasiswa akan dapat memilih suatu proses atau material yg Mahasiswa akan dapat memilih suatu proses atau material yg paling cocok dg kebutuhan suatu disain3. paling cocok