BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kelapa Sawit
2.1.1 Klasifikasi Tanaman Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit memiliki klasifikasi:
Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermae
Ordo : Monocotyledonae Famili : Arecaceae
Sub family : Cocoideae
Genus : Elaeis
Spesies : Elaeis guineensis. Jacq,
a. Akar ( Radix )
Kelapa sawit termasuk sebagai tumbuhan monokotil yang mempunyai akar serabut. Akar pertama yang muncul dari biji yang berkecambah disebut radicula (bakal akar) dan plumula (bakal batang) (Wahyuni, 2007).
Berdasarkan diameternya pengelompokan akar kelapa sawit disajikan pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 Pengelompokan Perakaran Kelapa Sawit
Nama Akar Diameter (mm)
Primer 5-10
Sekunder 2-4
Tertier 1-2
Kuarter 0,1 — 0,3
Sumber: Lubis, 2008
b. Batang ( Caulis )
Batang kelapa sawit tumbuh tegak lurus (phototropi) di bungkus oleh pelepah daun (frondbase). Sampai umur 3 tahun batang belum terlihat karena masih terbungkus pelepah daun yang belum dipangkas atau ditunas. Karena sifatnya yang phototropi dan heliotrope (menuju cahaya matahari) maka pada keadaan terlindung tumbuhnya akan lebih tinggi, tetapi diameter batang akan lebih kecil (Lubis, 2008). Perkembangan tinggi batang kelapa sawit yang normal disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2.2 Perkembangan Tinggi Batang Tanaman Kelapa Sawit Umur Tanaman (tahun) Tinggi Tanaman (m) Umur Tanaman (tahun) Tinggi Tanaman (m) 3 1,6 14 9,8 4 2,2 15 10,0 5 2,6 16 10,5 6 3,8 17 11,5 7 4,5 18 11,3 8 5,4 19 11,5 9 5,7 20 11,9 10 6,7 21 12,2 11 7,5 22 12,4 12 8,4 23 13,0 13 8,9 24 13,3 Sumber: LPP, 2010 c. Daun (Folium)
Daun kelapa sawit berupa daun tunggal dengan susunan tulang-tulang daun menyirip. Pada tanaman muda kelapa sawit mengeluarkan 30 daun (pelepah) per tahun dan tanaman tua antara 18-24 pelepah. Jumlah daun yang dipertahankan di tajuk pada tanaman dewasa adalah 40-46 buah, selebihnya dibuang pada saat panen atau penunasan (wahyuni, 2007).
Tahap perkembangan daun kelapa sawit dapat dilihat pada Tabel 3 Tabel 2.3 Tahap Perkembangan Daun
Sumber: Wahyuni, 2007
d. Buah ( Fructus )
Buah kelapa sawit tersusun dalam satutandan. Diperlukan waktu 5,5 — 6,0 bulan dari saat penyerbukan sampai matang panen. Dalam satu rangka terdapat kurang lebih 1800 buah yang terdiri dari buah luar, buah tengah dan buah dalam yang ukurannya kecil karena posisi terjepit mengakibatkan tidak berkembang dengan baik (Wahyuni, 2007).
Berat tandan dan ukuran buah bervariasi tergantung umur tanaman, kesubur2an tanah dan pemeliharaan. Perkembangan jumlah dan berat tandan disajikan pada Tabel 4.
Tabel 2.4 Perkembangan Jumlah dan Berat Tandan
Umur (tahun) Jumlah tandan/pohon/thn Berat kg/tandan
3-8 15-25 3,5-13
8-16 10-15 14-24
16 4-8 25-30
Sumber: LPP, 2010
e. Bunga ( Flos )
Menurut Lubis (2008), tanaman kelapa sawit di lapangan mulai berbunga pada
Tahap Perkembangan
Lanceolate Daun awal yangkeluar pada masa pembibitan berupa helaian daun yang utuh.
Bifurcate Bentuk daun dan helaian daun sudah pecah tetapi bagian ujung belum terbuka.
Pinnate Bentuk daun dengan helaian daun yang sudah membuka
dalam tandan bunga yang berbeda, terkadang dijumpai bunga hermaprodit yaitu dalam satu rangkaian terdapat bunga jantan dan bunga betina (Wahyuni, 2007) 2.1 Defenisi Gulma
Gulma merupakan tumbuhan yang menggangu atau merugikan kepentingan manusia sehingga manusia berusaha untuk mengendalikannya (sembodo, 2010). Jenis gulma meliputi gulma rumput (grasses), gulma golongan tekian tsedges) dan gulma golongan berdaun lebar (broad leaves). Beberapa jenis gulma yang hidup di perkebunan kelapa sawit adalah imperata cylindrica (alang-alang), cynodon dactylon (grinting), ishaemun timurence (rumput tembaga), mimosa pudica (putri malu), borreria alata (kentangan), ageratum conyzoides (babandotan), dan cyperus rotundus (teki berumbi). (Tjokrowardojo dan Djauhariya, 2005)
Berdasarkan fungsinya, vegetasi di alam dapat dibedakan menjadi tanaman (crop), gulma (weed), tumbuhan ruderal dan tumbuhan liar. Tanaman merupakan tumbuhan yang dibudidayakan karena hasilnya diinginkan oleh manusia. Sementara itu gulma merupakan yang tumbuh pada waktu, tempat dan kondisi yang tidak diinginkan oleh manusia. Tumbuhan ruderal merupakan tumbuhan yang tidak dibudidayakan dan tumbuh di habitat alami yang terganggu (ruderal) tetapi digunakan untuk tujuan produksi. Tumbuhan liar biasanya berupa tumbuhan yang tumbuh di habitat alami.
Tumbuhan yang lazim menjadi gulma mempunyai beberapa ciri khas yaitu pertumbuhannya cepat, mempunyai daya bersaing yang kuat dalam perebutan factor-faktor kebutuhan hidup, mempunyai toleransi yang besar terhadap suasana lingkungan yang ekstrim, mempunyai daya berkembang-biak yang besar baik secara generative atau vegetative ataupun kedua-duanya, alat perkembang- biakannya mudah tersebar melalui angin,air, maupun binatang, dan bijinya mempunyai sifat dormansiyang memungkinkannya untuk bertahan hidup dalam kondisi yang tidak menguntungkan.
2.2 Kerugian yang Ditimbulkan Akibat Gulma
Produksi tanaman pertanian, baik yang diusahakan dalam bentuk pertanian. Kerugian akibat gulma untuk tanaman sangat bervariasi tergantung pada jenis tanaman, iklim, jenis gulma dan kondisi lapangan. Apabila pengendalian gulma tidak dilakukan secara benar kemungkinan besar usaha perkebunan mengalami
kerugian. Persaingan antara gulma dengan kelapa sawit dapat menimbulkan kerugian produksi.
Berikut berbagai kerugian yang dapat diakibatkan oleh gulma.
1. Menurunkan kemampuan produksi kelapa sawit akibat persaingan antara gulma dengan tanaman dalam pengambilan air, unsur hara dan cahaya. 2. Mengotori kualitas produksi, seperti pengotoran benih oleh biji-biji gulma. 3. Berisiko terhadap senyawa kimiawi beracun yang dikeluarkan beberapa
jenis gulma (Allelopathy).
4. Pemborosan air akibat penguapan yang lebih cepat dan gulma dapat menghambat aliran.
2.2.1 Mengurangi Ketersediaan Unsur Hara
Gulma juga mengurangi ketersediaan unsur hara bagi tanaman kelapa sawit apabila seresah (mulch) yang terbentuk mempunyai ratio (nisbah) carbon/nitrogen (C/N) yang tinggi. (Nasution, 1986).
2.2.2
Menimbulkan Efek Alelopati
Mekanisme penekanan pertumbuhan tanaman akibat adanya zat ekskresi tertentu dari tumbuhanlain disebut alelopati. Misalnya sambung rambat (Mikania sp) mengeluarkan zat ekskresi yang mengandung phenol dan flavon yang dapat mengakibatkan tertekannya pertumbuhan tanaman kelapa sawit. Selain dari Mikania sp gulma lain yang diduga menimbulkan efek alelopati terhadap tanaman kelapa sawit adalah lalang (Imperata cylindrical) dan teki (Cyperus rotundus). (Nasution, 1986).
2.3 Sifat-Sifat Gulma Secara Umum
Gulma merupakan tumbuhan yang mempunyai sifat dan ciri khas tertentu,yang umumnya berbeda dengan tanaman budidaya. Sifat-sifat dari gulma tersebut antara lain :
3. Gulma yang hidupnya menahun dapat pula menyebar luas dengan perkembangbiakan vegetatif disamping generatif. Gulma dapat tumbuh menjadi individu gulma yang baru seperti akar, batang, umbi dan lain sebagainya. Inilah yang memungkinkan gulma unggul dalam persaingan dengan tanaman budidaya.
4. Gulma juga dapat menghasilkan biji dalam jumlah yang sangat banyak, inilah yang memungkinkan gulma cepat berkembang biak.
2.4 Klasifikasi Gulma
Cara klasifikasi pada gulma ada dua sistem yaitu buatan (artificial) dan alami (natural). Pengelompokan tumbuhan pada klasifikasi sistem buatan hanya berdasarkan pada salah satu sifat yang paling umum. Kelemahan sistem klasifikasi buatan adalah gulma yang mempunyai hubungan erat dikelompokkan dalam kelompok yang terpisah. Sementara itu klasifikasi sistem alami didasarkan pada kombinasi dari beberapa sifat morfologis (Lubis, 2008).
Berdasarkan siklus hidupnya, gulma dapat di kelompokkan menjadi : 1. Gulma Semusim atau Setahun (Annual Weeds)
Tumbuhan ini menyelesaikan daur hidupnya dari biji, tumbuh sampai mati selama semusim atausetahun. Karenabanyaknyabiji yangdibentuk, maka persiten.
2. Gulma Tahunan (Parennial weeds)
Tumbuhan ini menyelesaikan daur hidupnya selama lebih dari dua tahun. Kebanyakan tumbuhan ini membentuk biji banyak untuk penyebaran dan dapat pula menyebar secara vegetative. Karena beda penyebarannya,maka tumbuhan ini parennial sederhana dan parennial merayap. Gulma parennial sederhana, hanya menyebar dengan biji meskipun dapat menyebar secara vegetative bila tumbuhan ini terpotong, akar lunak dan tumbuh meluas. Gulma perennial merayap menyebar dengan akar yang merayap, stolon(bagian merayap diatas tanah) dan rhizome (bagian merayap dalam tanah) (Lubis, 2008)
Berdasarkan sifat morfologinya gulma dibedakan menjadi empat sebagai berikut 1. Gulma Berdaun Sempit (Grasses)
Gulma berdaun sempit mencakup jenis gulma yang termasuk dalam famili gramineae. Selain merupakan komponen terbesar dari seluruh populasi gulma,
famili ini mempunyai daya adaptasi yang cukup tinggi, distribusi yang luas dan mampu tumbuh baik pada lahan kering maupun tergenang.
2. Gulma Teki-tekian (Sedges)
Golongan teki meliputi semua jenis gulma yang termasuk ke dalam famili Cyperaceae. Golongan teki terdiri dari 4000 spesies, lebih menyukai air kecuali Cyperus rotundus L. Contohnya rumput teki, walingi, rumput sendayan.
3 Gulma Berdaun Lebar (Broad leaves)
Golongan gulma berdaun lebar meliputi semua jenis gulma selain famili Gramineae dan Cyperaceae. Golongan gulma berdaun lebar biasanya terdiri dari family paku-pakuan atau Pterydophyta dan dicotyledoneae. Contohnya bayam duri, kremek, jengger ayam, kayu apu, wedusan, sembung dan meniran.
4 Gulma Pakis-pakisan (Ferns)
Gulma pakis-pakisan (Ferns) umumnya berkembang biak dengan spora dan berbatang tegak atau menjalar. Contoh gulma pakis-pakisan, antara lain pakis kresek (stenochlena palustris) dan pakis kawat (Dicranopteris lineari).
Berdasarkan habitatnya gulma di kelompokkan menjadi 1. Gulma air (Aquatic weeds)
Gulma ini tumbuh di air baik mengapung, tenggelam ataupun setengah tenggelam. Gulma air dapat berupa gulma berdaun sempit, berdaun lebar ataupun teki-tekian. Contoh gulma air adalah Cyperus iria.
2. Gulma darat (Terrestis weeds)
Jenis gulma daratan yang tumbuh di perkebunan sangat tergantung pada jenis tanaman, jenis tanah, iklim dan pola tanam. Contoh gulma daratan adalah lalang (Imperata cylindrical) dan mikania (Micania micrantha).
2.4 Pengendalian Gulma
2.4.1 Pengendalian Gulma Secara Manual
1
sekitar tanaman kelapa sawit harus bebas gulma atau dikenal dengan zona W0 sehingga mudah dalam menentukan buah masak, pengutipan brondolan, dan mengurangi kompetisi unsur hara dan air karena akar halus tanaman masih berada di sekitar pokok.(Sukma,1991)
2.5.2 Pengendalian Gulma Secara Kimia
Pengendaian Gulma Secara Kimia.Pengendalian gulma kimia dapat dibedakan menjadi dua yaitu pengendalian di piringan dan gawangan. Tidak semua gulma di gawangan harus diberantas, misalnya pakis Nephrolepis bisserata, Cassia cobanensis, Euphorbia sp., Turnera subulata yang dapatberfungsi sebagai inang musuh alami hama-hama kelapa sawit (beneficial plant). Pengendalian gulma di piringan mempunyai tujuan untuk mengurangi kompetisi hara dan air, meningkatkan efisiensi pemupukan, mempermudah kontrol pelaksanaan panen, dan pengutipan brondolan. Tujuan pengendalian gulma di gawangan mengurangi kompetisi hara, air dan sinar matahari serta mempermudah kontrol pekerjaan dari satu gawangan ke gawangan lain, menekan populasi hama (Rukmana, 1999)