• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

NOMOR 4 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

PEMBENTUKAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LEBAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LEBAK,

Menimbang : a. bahwa dengan memperhatikan beban kerja urusan wajib lingkungan hidup yang semakin kompleks dan dengan luasnya wilayah administrasi Kabupaten Lebak, diperlukan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara lebih berdaya guna dan berhasil guna;

b. bahwa dalam melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang merupakan urusan wajib Pemerintahan Daerah serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pembentukan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lebak;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara

(2)

Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan, antara Pemerintah dengan Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4733);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

8. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 8 Tahun 2007 tentang Penetapan Urusan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Lebak (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2007 Nomor 8);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LEBAK dan

BUPATI LEBAK

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LEBAK.

(3)

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal I

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Lebak.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Lebak. 3. Bupati adalah Bupati Lebak.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lebak.

5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Lebak.

6. Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk lain.

7. Badan Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut BLH adalah perangkat daerah yang melaksanakan tugas dan fungsi dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

8. Kepala Badan adalah Kepala Badan.

9. Analisis mengenai dampak lingkungan hidup, yang selanjutnya disebut Amdal, adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

10. Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup, yang selanjutnya disebut UKL-UPL, adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

11. Kajian lingkungan hidup strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.

12. Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan.

13. Bahan berbahaya dan beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.

14. Limbah bahan berbahaya dan beracun, yang selanjutnya disebut Limbah B3, adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3.

15. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disebut UPT adalah unsur pelaksana tugas teknis pada BLH.

16. Kelompok Jabatan Fungsional adalah sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mempunyai tugas melaksanakan sebagaian tugas pemerintah Daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

(4)

BAB II PEMBENTUKAN

Pasal 2

Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lebak.

BAB III

KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI Bagian Kesatu

Kedudukan Pasal 3

(1) BLH merupakan unsur pendukung tugas Bupati di bidang Lingkungan Hidup.

(2) BLH dipimpin oleh seorang kepala yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

Bagian Kedua Tugas Pokok

Pasal 4

BLH mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah berdasarkan asas otonomi, membantu Bupati dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum.

Bagian Ketiga Fungsi Pasal 5

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, BLH mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;

b. pengkajian dan penyusunan kebijakan teknis di bidang lingkungan, penataan, dan pengembangan sumber daya alam Daerah;

c. pelaksanaan pengendalian dan pengawasan pencemaran sera kerusakan lingkungan;

d. pelaksanaan upaya penegakan hukum lingkungan baik secara administrasi, perdata maupun pidana terhadap pelaku pencemaran dan

(5)

perusakan Lingkungan Hidup;

e. pelaksanaan pelayanan urusan Lingkungan Hidup dengan berpedoman pada standar pelayanan minimal bidang Lingkungan Hidup;

f. penyelenggaraan perijinan dibidang Lingkungan Hidup;

g. pengkoordinasian dan fasilitasi kegiatan instansi terkait dalam hal pengendalian dampak lingkungan, peningkatan kapasitas kelembagaan, konservasi sumber daya alam, penataan ruang, peningkatan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat, lembaga non pemerintah dan swasta dalam pengelolaan Lingkungan Hidup; dan

h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. BAB IV ORGANISASI Bagian Kesatu Struktur Organisasi Pasal 6 (1) Susunan organisasi BLH terdiri dari :

a. Kepala Badan;

b. sekretariat yang membawahi :

1. sub bagian program, evaluasi dan pelaporan; 2. sub bagian keuangan; dan

3. sub bagian umum.

c. bidang tata lingkungan yang membawahi :

1. sub bidang pengkajian dampak lingkungan; dan 2. sub bidang analisis kualitas lingkungan dan limbah.

d. bidang pengendalian pencemaran dan penaatan lingkungan yang membawahi :

1. sub bidang pengendalian pencemaran lingkungan; dan 2. sub bidang penaatan lingkungan.

e. bidang komunikasi dan konservasi lingkungan yang membawahi : 1. sub bidang komunikasi dan pemberdayaan masyarakat; dan 2. sub bidang konservasi lingkungan.

f. Kelompok Jabatan Fungsional. g. UPT.

(2) Bagan susunan organisasi BLH adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Kedua Kepala Badan

(6)

Pasal 7

(1) Kepala Badan mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan, menyelenggarakan, mengawasi dan mengendalikan urusan perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup berdasarkan kebijakan Bupati dan Peraturan perundang-undangan.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Badan mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup;

b. pengkoordinasian perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan penegakkan hukum dalam upaya perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup;

c. pelaksanaan dan evaluasi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan penegakkan hukum dalam upaya perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup;

d. penyelenggaraan perijinan di bidang Lingkungan Hidup; e. pengembangan sistem informasi Lingkungan Hidup; dan

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bagian Ketiga Sekretariat

Pasal 8

(1) Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Badan serta mempunyai tugas memimpin, merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengawasi penyelenggaraan tugas kesekretariatan BLH.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sekretariat mempunyai fungsi :

a. penyelenggaraan penyusunan perencanaan dan program;

b. penyelenggaraan pengelolaan administrasi perkantoran, administrasi keuangan, dan administrasi kepegawaian;

c. pelaksanaan koordinasi, pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan unit kerja; dan

d. pelaksanaan tugas lain yang diserahkan Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(3) Sekretariat membawahi :

a. sub bagian program, evaluasi dan pelaporan; b. sub bagian keuangan; dan

c. sub bagian umum.

(4) Sub bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (3), masing-masing dipimpin oleh seorang kepala sub bagian yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada sekretaris.

(7)

Pasal 9

(1) Sub bagian program, evaluasi dan pelaporan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas sekretaris dalam melaksanakan kegiatan penyusunan rencana program, evaluasi program kerja dan pelaksanaannya serta penyusunan laporan kinerja.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sub bagian program, evaluasi dan pelaporan mempunyai fungsi :

a. pengkoordinasian penyusunan rencana program dan kegiatan BLH; b. pengkoordinasian penyusunan laporan kinerja BLH;

c. pelaksanaan analisis, evaluasi serta pengendalian terhadap pelaksanaan program dan kegiatan BLH;

d. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan BLH; dan e. pelaksanaan tugas lain yang diserahkan oleh atasan sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Pasal 10

(1) Sub bagian keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas sekretaris dalam mengelola anggaran BLH, penggajian pegawai, penatausahaan keuangan dan verifikasi keuangan.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sub bagian keuangan mempunyai fungsi :

a. pelaksanaan urusan perbendaharaan dan penatausahaan keuangan; b. pengkoordinasian pelaksanaan administrasi keuangan, verifikasi,

pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan; dan

c. pelaksanaan tugas lain yang diserahkan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Pasal 11

(1) Sub bagian umum mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas sekretaris dalam melaksanakan kegiatan surat-menyurat, kearsipan, rumah tangga, perlengkapan serta administrasi kepegawaian di lingkungan BLH.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sub bagian umum mempunyai fungsi :

a. pengkoordinasian perencanaan dan pelaksanaan urusan administrasi umum dan perlengkapan;

b. pengkoordinasian perencanaan dan pelaksanaan urusan administrasi kepegawaian; dan

a. pelaksanaan tugas lain yang diserahkan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bagian Keempat Bidang Tata Lingkungan

Pasal 12

(1) Bidang tata lingkungan dipimpin oleh seorang kepala bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Badan serta

(8)

mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan teknis di bidang pengkajian dampak lingkungan dan penataan lingkungan.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimksud pada ayat (1), bidang tata lingkungan mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis pengkajian dampak lingkungan dan penataan lingkungan;

b. penyusunan program bidang pengkajian dampak lingkungan yang meliputi RPPLH, KLHS, tata ruang, baku mutu lingkungan hidup, kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, land application (LA), audit lingkungan, AMDAL, UKL-UPL, SPPL, instrumen ekonomi lingkungan hidup, analisis resiko lingkungan hidup dan dokumen lingkungan lainnya;

c. pelaksanaan pemantauan kualitas lingkungan, limbah usaha dan atau kegiatan serta limbah B3;

d. penyelenggaraan ijin lingkungan;

e. pelaksanaan konsultasi dan koordinasi dengan satuan kerja dan/atau instansi lainya terkait bidang tata lingkungan; dan

f. pelaksanaan tugas tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai tugas dan fungsinya

(3) Bidang tata lingkungan membawahi :

a. sub bidang pengkajian dampak lingkungan; dan b. sub bidang analisis kualitas lingkungan dan limbah.

(4) Sub bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (3), masing-masing dipimpin oleh seorang kepala sub bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada kepala bidang tata lingkungan.

Pasal 13

(1) Sub bidang pengkajian dampak lingkungan mempunyai tugas menyiapkan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pengkajian dampak lingkungan dan penataan lingkungan.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sub bidang pengkajian dampak lingkungan mempunyai fungsi :

a. pelaksanaan kebijakan teknis pengkajian dampak lingkungan dan penataan lingkungan;

b. penyusunan dan pelaksanaan program bidang pengkajian dampak lingkungan yang meliputi RPPLH, KLHS, tata ruang, baku mutu lingkungan hidup, kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, land

application (LA), audit lingkungan, AMDAL, UKL-UPL, SPPL, instrumen

ekonomi lingkungan hidup, analisis resiko lingkungan hidup dan dokumen lingkungan lainnya;

c. penyelenggaraan ijin lingkungan;

d. pelaksanaan konsultasi dan koordinasi dengan satuan kerja dan/atau instansi lainya terkait bidang pengkajian dampak lingkungan; dan e. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas

dan fungsinya.

Pasal 14

(1) Sub bidang analisis kualitas lingkungan dan limbah mempunyai tugas perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis dan koordinasi di bidang analisis kualitas lingkungan dan limbah.

(9)

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3), sub bidang analisis kualitas lingkungan dan limbah mempunyai fungsi :

a. pelaksanaan kebijakan teknis analisis kualitas lingkungan dan limbah;

b. pelaksanaan pemantauan kualitas lingkungan, limbah usaha dan/atau kegiatan serta limbah B3;

c. pelaksanaan koordinasi dan operasional dengan unit terkait dalam rangka analisis kualitas lingkungan dan limbah; dan

d. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan fungsinya.

Bagian Kelima

Bidang Pengendalian Pencemaran dan Penaatan Lingkungan Pasal 15

(1) Bidang pengendalian pencemaran dan penaatan lingkungan dipimpin oleh seorang kepala bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Badan, serta mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis dan koordinasi pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pengendalian pencemaran dan penaatan lingkungan.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimksud pada ayat (1), bidang pengendalian pencemaran dan penaatan lingkungan mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis bidang pengendalian pencemaran dan penaatan lingkungan;

b. penyusunan rencana program bidang pengendalian pencemaran dan penaatan lingkungan;

c. pelaksanaan pemantauan impementasi dokumen lingkungan bagi usaha dan/atau kegiatan;

d. pelaksanaan pembinaan bagi usaha dan/atau kegiatan yang tidak memiliki dokumen lingkungan;

e. pelaksanaan pengendalian dampak perubahan iklim;

f. penyelenggaraan perijinan IPAL dan penyimpanan sementara limbah B3;

g. pelaksanaan pengawasan terhadap ijin bidang lingkungan;

h. pelaksanaan pengawasan dan penyidikan usaha dan/atau kegiatan yang teridikasi melakukan pencemaran lingkungan;

i. pelaksanaan pengawasan kinerja perusahaan terhadap pengelolaan Lingkungan Hidup;

j. pelaksanaan penegakan hukum lingkungan dan penyelesaian sengketa lingkungan;

k. pelaksanaan konsultasi dan koordinasi dengan satuan kerja dan instansi terkait dalam rangka pengendalian pencemaran dan penaatan lingkungan; dan

l. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(3) Bidang pengendalian pencemaran lingkungan membawahi : a. sub bidang pengendalian pencemaran lingkungan; dan b. sub bidang penaatan lingkungan.

(4) Sub bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (3), masing-masing dipimpin oleh seorang kepala sub bidang yang berada di bawah dan

(10)

bertanggungjawab langsung kepada kepala bidang pengendalian pencemaran dan penaatan lingkungan.

Pasal 16

(1) Sub bidang pengendalian pencemaran lingkungan mempunyai tugas perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis dan koordinasi di bidang pengendalian pencemaran lingkungan.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sub bidang pengendalian pencemaran lingkungan mempunyai fungsi :

a. pelaksanaan kebijakan teknis bidang pengendalian pencemaran lingkungan;

b. penyusunan dan pelaksanaan rencana program bidang pengendalian pencemaran lingkungan;

c. pelaksanaan pemantauan impementasi dokumen lingkungan bagi usaha dan/atau kegiatan;

d. pelaksanaan pembinaan bagi usaha dan/atau kegiatan yang tidak memiliki dokumen lingkungan;

e. pelaksanaan pengendalian dampak perubahan iklim;

f. pelaksanaan konsultasi dan koordinasi dengan satuan kerja dan instansi terkait dalam rangka pengendalian pencemaran lingkungan; dan

g. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Pasal 17

(1) Sub bidang Penaatan lingkungan mempunyai tugas menyiapkan perumusan dan pelaksanaan kebijakaan teknis dan koordinasi di bidang penaatan lingkungan.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sub bidang penaatan lingkungan mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis bidang penaatan lingkungan; b. penyusunan rencana program bidang penaatan lingkungan;

c. penyelenggaraan perijinan IPAL dan penyimpanan sementara limbah B3;

d. pelaksanaan pengawasan terhadap ijin bidang lingkungan;

e. pelaksanaan pengawasan dan penyidikan usaha dan/atau kegiatan yang teridikasi melakukan pencemaran lingkungan;

f. pelaksanaan pengawasan kinerja perusahaan terhadap pengelolaan Lingkungan Hidup;

g. pelaksanaan penegakan hukum lingkungan dan penyelesaian sengketa lingkungan;

h. pelaksanaan konsultasi dan koordinasi dengan satuan kerja dan instansi terkait dalam rangka penaatan lingkungan; dan

i. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas pokok dan fungsinya.

Bagian Keenam

(11)

Pasal 18

(1) Bidang komunikasi dan konservasi lingkungan dipimpin oleh seorang kepala bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Badan serta mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan teknis dan koordinasi di bidang komunikasi dan konservasi lingkungan.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bidang komunikasi dan konservasi lingkungan mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis bidang komunikasi dan konservasi lingkungan;

b. penyusunan rencana program bidang komunikasi dan konservasi lingkungan;

c. penyusunan rencana program adipura, adiwiyata dan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD);

d. mengelola sistem informasi lingkungan hidup yang terkoordinasi dan dapat dipublikasikan kepada masyarakat;

e. mengidentifikasi, mengelola, dan memberikan informasi yang sinergis dengan pemangku kepentingan terkait pemberdayaan masyarakat perkotaan;

f. mengidentifikasi, mengelola, dan memberikan informasi yang sinergis dengan pemangku kepentingan terkait hukum adat dan kearifan lokal; g. melaksanakan sosialisasi peraturan perundang-undangan di bidang

lingkungan hidup;

h. pengembangan dan pelaksanaan kerja sama kemitraan;

i. penyusunan rencana program Menuju Indonesia Hijau (MIH), Keanekaragaman hayati (kehati), Kalpataru, Langit Biru, Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan bidang konservasi lainya;

j. pelaksanaan pengembangan ekoregion;

k. pelaksanaan konsultasi dan koordinasi dengan satuan kerja dan instansi terkait dalam rangka komunikasi dan konservasi lingkungan; dan

l. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

(3) Bidang komunikasi dan konservasi lingkungan membawahi : a. sub bidang komunikasi dan pemberdayaan masyarakat; dan b. sub bidang konservasi lingkungan.

(4) Sub bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (3), masing-masing dipimpin oleh seorang kepala sub bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada kepala bidang komunikasi dan konservasi lingkungan.

Pasal 19

(1) Sub bidang komunikasi dan pemberdayaan masyarakat mempunyai tugas mengelola Informasi, melaksanakan kebijakan teknis dan koordinasi di bidang komunikasi dan pemberdayaan masyarakat.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sub bidang komunikasi dan pemberdayaan masyarakat mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan teknis bidang komunikasi dan pemberdayaan

masyarakat;

b. penyusunan rencana program bidang komunikasi dan pemberdayaan masyarakat;

(12)

c. penyusunan rencana program adipura, adiwiyata dan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD);

d. mengelola sistem informasi Lingkungan Hidup yang terkoordinasi dan dapat dipublikasikan kepada masyarakat;

e. mengidentifikasi, mengelola, dan memberikan informasi yang sinergis dengan pemangku kepentingan terkait pemberdayaan masyarakat perkotaan;

f. mengidentifikasi, mengelola, dan memberikan informasi yang sinergis dengan pemangku kepentingan terkait hukum adat dan kearifan lokal; g. melaksanakan sosialisasi peraturan perundang-undangan di bidang

lingkungan hidup;

h. pelaksanaan konsultasi dan koordinasi dengan satuan kerja dan instansi terkait dalam rangka komunikasi dan pemberdayaan masyarakat; dan

i. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya

Pasal 20

(1) Sub bidang konservasi lingkungan mempunyai tugas melakukan perencanaan konservasi dan pelaksanaan kebijakan teknis dan koordinasi di bidang konservasi lingkungan.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sub bidang konservasi lingkungan mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis bidang konservasi lingkungan; b. penyusunan rencana program bidang konservasi lingkungan;

c. penyusunan rencana program Menuju Indonesia Hijau (MIH), Keanekaragaman hayati (kehati), Kalpataru, Langit Biru, Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan bidang konservasi lainya;

d. pelaksanaan pengembangan ekoregion;

e. pengembangan dan pelaksanaan kerja sama kemitraan;

f. pelaksanaan konsultasi dan koordinasi dengan satuan kerja dan instansi terkait dalam rangka konservasi lingkungan; dan

g. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya

Bagian Ketujuh

Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 21

(1) Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian kegiatan BLH secara profesional sesuai dengan kebutuhan.

(2) Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Kepala Badan melalui sekretaris BLH.

(3) Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.

(13)

ditentukan menurut kebutuhan dan beban kerja.

(5) Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedelapan UPT

Pasal 22

Dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi BLH, Bupati dapat membentuk UPT dengan Peraturan Bupati

Pasal 23

Ketentuan lebih lanjut mengenai uraian tugas pokok dan fungsi BLH diatur dengan Peraturan Bupati

BAB V TATA KERJA Bagian Kesatu Mekanisme Kerja

Pasal 24

Semua unsur dalam BLH dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi.

Pasal 25

Kepala Badan berkewajiban menjadi teladan dan memimpin bawahan masing-masing serta memberikan bimbingan sebagai petunjuk pelaksanaan tugas bagi bawahan.

Pasal 26

(1) Setiap pimpinan unit kerja di lingkungan BLH wajib menyampaikan laporan pelaksanaan tugas secara berkala dan tepat waktu kepada atasan. (2) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan unit kerja dari bawahan wajib

diolah dan dipergunakan sebagai salah satu bahan penyusunan laporan lebih lanjut dan petunjuk bagi bawahan.

(3) Setiap laporan yang disampaikan wajib ditembuskan kepada pejabat lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.

Pasal 27

(14)

setiap pimpinan unit kerja mengadakan rapat berkala.

(2) Kepala Badan dan semua pimpinan unit kerja wajib mengawasi bawahannya dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, apabila terjadi penyimpangan.

Pasal 28

Hubungan kerja antar pimpinan unit kerja di lingkungan BLH dengan Kelompok Jabatan Fungsional diatur oleh Kepala Badan.

Bagian Kedua Pelaporan

Pasal 29

(1) Kepala Badan memberikan laporan tentang pelaksanaan tugasnya kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

(2) Ketentuan mengenai jenis laporan dan tata cara penyampaiannya berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

(3) Pembuatan laporan adalah menjadi tanggungjawab kepala bidang menurut bidangnya masing-masing.

Bagian Ketiga Hal Mewakili

Pasal 30

(1) Apabila Kepala Badan berhalangan, maka diwakili oleh Sekretaris.

(2) Dalam hal sekretaris berhalangan, maka Kepala Badan menunjuk atau menugaskan salah satu kepala bidang berdasarkan senioritas kepangkatan dan sesuai dengan bidang tugasnya

BAB VI KEPEGAWAIAN

Bagian Kesatu Umum Pasal 31

(1) Kepala Badan bertanggungjawab dalam mempersiapkan saran dan pertimbangan kepada Bupati dibidang kepegawaian.

(15)

(2) Kepala Badan bertanggungjawab dalam hal perencanaan, pembinaan dan pengawasan di bidang Kepegawaian.

(3) Kepala Badan wajib membuat Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) pegawai bawahannya setahun sekali dan Daftar Urut Kepangkatan (DUK) sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(4) Kepala Badan mempersiapkan daftar pegawai yang akan mengikuti pendidikan di dalam dan di luar negeri untuk disampaikan kepada Bupati. (5) Ketentuan-ketentuan lainnya mengenai kepegawaian diatur berdasarkan

peraturan perundang-undangan.

Bagian Kedua Eselon Jabatan

Pasal 32

(1) Kepala Badan merupakan jabatan struktural eselon II b. (2) Sekretaris merupakan jabatan struktural eselon III a. (3) Kepala bidang merupakan jabatan struktural eselon III b.

(4) Kepala sub bagian dan kepala sub bidang merupakan jabatan struktural eselon IV a.

(5) Kepala UPT merupakan jabatan struktural eselon IV a.

Bagian Ketiga

Pengangkatan dan Pemberhentian Pasal 33

Kepala Badan, Sekretaris, Kepala bidang, Kepala Subbagian, Kepala subbidang , Kepala UPT dan pejabat fungsional diangkat dalam jabatannya atau diberhentikan dari jabatannya oleh Bupati.

BAB VII PEMBIAYAAN

Pasal 34

Pembiayaan BLH bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan/atau anggaran lain yang sah dan tidak mengikat.

(16)

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 35

Kepala Kantor dan Kepala Seksi di lingkungan Kantor Pengelolaan Lingkungan Hidup yang diangkat berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 11 Tahun 2007 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Lebak, tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan dilantiknya Kepala Badan, Sekretaris, Kepala bidang, Kepala Subbagian, Kepala subbidang yang baru berdasarkan pada Peraturan Daerah ini.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP Pasal 36

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, ketentuan Pasal 2 huruf f, Pasal 18, Pasal 19, Pasal 20, Pasal 76, Pasal 77, Pasal 78, Pasal 79, Pasal 80, Pasal 81, Pasal 82 dan Lampiran Bagan Susunan Organisasi Kantor Lingkungan Hidup dalam Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 11 Tahun 2007 tentang Pembentukan, Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Lebak (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2007 Nomor 11), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 37

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lebak.

Ditetapkan di Rangkasbitung pada tanggal April 2013

BUPATI LEBAK, Cap/ttd.

MULYADI JAYABAYA Diundangkan di Rangkasbitung

pada tanggal April 2013

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LEBAK,

DEDE JAELANI

(17)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2013

TENTANG

PEMBENTUKAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LEBAK

I. UMUM

Bahwa salah satu perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak yang merupakan unsur pendukung tugas Bupati adalah Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lebak.

Untuk melaksanakan hal tersebut di atas, perlu ditetapkan Pembentukan, Organisasi, dan Tata Kerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lebak dengan Peraturan Daerah.

Pengaturan Kelembagaan Perangkat Daerah ini dimaksudkan untuk Pengelolaan dan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup.

Dengan penetapan pembentukan organisasi dan Tata Kerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lebak diharapkan akan lebih meningkatkan daya guna dan hasil guna.

II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup Jelas Pasal 2 Cukup Jelas Pasal 3 Cukup Jelas Pasal 4 Cukup Jelas Pasal 5 Cukup Jelas Pasal 6 Cukup Jelas Pasal 7 Cukup Jelas Pasal 8 Cukup Jelas Pasal 9 Cukup Jelas Pasal 10 Cukup Jelas

(18)

Pasal 11 Cukup Jelas Pasal 12 Cukup Jelas Pasal 13 Cukup Jelas Pasal 14 Cukup Jelas Pasal 15 Cukup Jelas Pasal 16 Cukup Jelas Pasal 17 Cukup Jelas Pasal 18 Cukup Jelas Pasal 19 Cukup Jelas Pasal 20 Cukup Jelas Pasal 21 Cukup Jelas Pasal 22 Cukup Jelas Pasal 23 Cukup Jelas Pasal 24 Cukup Jelas Pasal 25 Cukup Jelas Pasal 26 Cukup Jelas Pasal 27 Cukup Jelas Pasal 28 Cukup Jelas Pasal 29 Cukup Jelas Pasal 30 Cukup Jelas Pasal 31 Cukup Jelas Pasal 32 Cukup Jelas Pasal 33 Cukup Jelas Pasal 34 Cukup Jelas Pasal 35 Cukup Jelas Pasal 36 Cukup Jelas Pasal 37 Cukup Jelas

(19)

LAMPIRAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2013

TENTANG

PEMBENTUKAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LEBAK

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LEBAK

BUPATI LEBAK, Cap/ttd.

MULYADI JAYABAYA SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LEBAK,

DEDE JAELANI SEKRETARIAT KASUBAG UMUM BIDANG TATA LINGKUNGAN

KLP

JAFUNG

KASUBAG KEUANGAN KASUBAG PROGRAM, EVALUASI & PELAPORAN BIDANG PENGENDALIAN PENCEMARAN & PENAATAN

LINGKUNGAN

BIDANG KOMUNIKASI & KONSERVASI

LINGKUNGAN SUBBIDANG PENGKAJIAN DAMPAK LINGKUNGAN SUBBIDANG ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN & LIMBAH

SUBBIDANG PENAATAN LINGKUNGAN SUBBIDANG PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN SUBBIDANG KONSERVASI LINGKUNGAN SUBBIDANG KOMUNIKASI & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

KEPALA BADAN

UPT

Referensi

Dokumen terkait

tercantum dalam Lampiran Keputusan ini dan/atau tercantum pada laman Pengumuman Hasil SBMPTN 2020 Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) dinyatakan Lulus seleksi

Material yang digunakan oleh balon bawah laut yang secara teknis disebut baterai (akumulator) itu, sama seperti yang digunakan untuk menaikkan kapal yang tenggelam dari dasar

Meskipun semua komponen peralatan listrik selalu diisolasi dengan isolasi padat, cair (minyak), udara, gas, dan sebagainya. Namun karena usia pemakaian, keausan,

Sektor non-korporasi, yaitu mikro, konsumen, dan UMKM yang mencatatkan peningkatan sebesar 13%-14% merupakan pendorong utama pertumbuhan distribusi kredit di mana ke tiga

Pada hasil analisa kimia, nasi varietas IR64 memiliki kandungan kadar air yang paling tinggi (67,81%) dan nasi varietas Mentik Wangi memiliki kandungan kadar air yang paling

PEJABAT PENGADAAN BARANG/PEKERJAAN KONSTRUKSI/JASA LAINNYA BAGIAN/ BIDANG CIPTA KARYA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN SUKAMARA.. TAHUN

Hal ini menunjukkan bahwa responden memiliki kesiapan komitmen utama untuk tugas dengan baik hendaknya menjunjung azas, visi dan misi pemakaian SAP berbasis akrual,

berdasarkan fakta-fakta hukum baik keterangan terdakwa dianggap sehat jasmani dan rohani tidak terdapat gangguan mental sehingga mampu mempertanggungjawabkan