BAB III
SYSTEM BANKING ONLINE DAN
JARINGAN KOMUNIKASI DATA BANK MEGA
3.1. System-System Operasional pada Banking Online
Dalam menjalankan operasi sehari-hari Bank Mega menggunakan beberapa system yang saling berhubungan. Beberapa system terhubung secara hirarkis / prosedural dan sebagian yang lain terhubung secara jaringan / transaksional. System-system tersebut adalah : Core Banking System, Front-End System, ATM System, Intranet System, EMX System, CardPro System, dan beberapa system pendukung lainnya. Masing-masing system tersebut akan diuraikan secara singkat dibawah ini.
3.1.1. Core Banking System (System Utama Bank)
Core Banking System atau System Utama Bank menggunakan Silverlake yang beroperasi pada mesin IBM AS/400, dimana CPU ditempatkan di pusat data atau Data Center berlokasi di Kantor Pusat Bank Mega, Jakarta Selatan.
System Utama Bank ini menjadi muara dari semua transaksi system-system lain atau biasa disebut sebagai system-system konsolidasi. Semua master data nasabah baik kreditur maupun debitur tersimpan di mesin ini. Beberapa master file pada system utama antara lain data rekening nasabah, data informasi nasabah, data akuntansi bank, data informasi cabang, data akses pengguna, tabel-tabel perhitungan bunga, data transaksi nasabah, data historical / log system, dsb.
System Utama Bank mempunyai siklus hidup harian, dimulai dari Proses Awal Hari atau Start of Day diikuti Pembukaan Cabang atau Open Branch ketika kantor mulai buka / beroperasi, kemudian periode Transaksi
27
Online sepanjang hari, lalu Tutup Cabang atau Close Branch, dan akhirnya dilakukan Proses rutin Akhir Hari atau End of Day (harian). Untuk periode bulanan pada akhir bulan juga dilakukan Proses Akhir Bulan atau End of Month, sedangkan untuk periode tahunan pada akhir tahun dilakukan Proses Akhir Tahun atau End of Year.
Gambar 3.1. Mesin IBM AS/400 di Data Center
Pengguna System Utama bekerja menggunakan terminal-terminal emulasi yang tersebar di semua cabang, divisi dan unit-unit kerja. Semua terminal yang ada terhubung secara online ke CPU utama di Data Center kantor pusat secara IP redundant, yaitu IP address masing-masing terminal tergantung dari siapa lebih dulu terkoneksi ke CPU mesin AS/400 pusat.
Gambar 3.2. Koneksi Terminal Pengguna AS/400 dengan CPU Data Center
Semua pengguna atau User harus didaftarkan pada System Utama Bank sesuai dengan kewenangan dan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Manajemen akses system ini diperankan oleh System Administrator. Pengguna dibagi menjadi dua golongan, pertama adalah Pengguna Internal Bank yaitu para staf bank yang bekerja menggunakan terminal dan kedua, Pengguna System Transaksional yaitu pengguna yang melayani nasabah secara system / otomatis, misalnya ATM (automated teller machine / mesin anjungan tunai mandiri) dan sebagainya.
Agar mesin AS/400 dapat bekerja secara maksimal dan alokasi resources terbagi sesuai dengan kebutuhan maka system diatur oleh System Support atau System Programmer, sedangkan pengaturan kemanan atau sekuriti secara general seperti berapa kali pengguna boleh salah password atau berapa lama terminal boleh berstatus idle dalam kondisi logged in, dan sebagainya diatur oleh Security Administrator.
29
Gambar 3.3. Contoh Tampilan Terminal AS/400
Unit kerja yang mengoperasikan System Utama Bank adalah Bagian IT Operation atau biasa disebut Data Center Unit. Unit kerja ini bertanggung jawab atas berlangsungnya transaksi online selama bank beroperasi dan melakukan proses rutin harian, bulanan, maupun tahunan. Termasuk distribusi laporan yang dibutuhkan oleh cabang, divisi, unit-unit kerja terkait, maupun manajemen. Unit kerja Data Center bekerja 24 jam secara bergiliran atau shift.
System Utama Bank tidak boleh terganggu dan tidak ada hari libur, dalam keadaan apapun system utama harus dalam keadaan operasional, baik setelah proses harian selesai atau proses sedang dilakukan. Oleh karena itu
diperlukan System Bayangan atau Backup System yang berfungsi sebagai System Cadangan yang setiap saat dapat berfungsi menggantikan System Utama Bank apabila terjadi gangguan yang fatal. Kemampuan system cadangan menggantikan system utama bank secara transparan adalah suatu keharusan pada system banking online, karena harus hidup 24 jam tanpa berhenti.
Backup System harus dapat bekerja dengan baik, maka harus terhubung secara terus menerus (continue) dan seketika (real time / tanpa tunda). Artinya semua pengkinian data yang terjadi pada system utama harus juga mengkinikan data pada system backup. Manajemen pengkinian data antara system utama dengan system backup ini dilakukan dengan menggunakan Mirrorring System. Adapun mirrorring system yang digunakan oleh Bank Mega adalah Mimix System.
Spesifikasi teknis mesin IBM AS/400 yang digunakan oleh Bank Mega saat ini terlihat pada Tabel T3.1 dibawah ini :
Tabel T3.1 Spesifikasi Teknis IBM AS/400 Bank Mega tahun 2011
IBM AS/400 Production
Model i525
Processor 2 Core
Memory 32 GB
DasD 2.2 TB
O/S Version V5R4M5
Aplikasi-aplikasi pada system utama diantaranya adalah berbagai produk Tabungan, berbagai produk Kredit, berbagai produk Deposito, ATM Switching System, e-Channel System, dan Customer Information System. System-system lainnya seperti Credit Card System, Treasury System, dan
31
beberapa System pendukung lain terhubung ke System Utama Bank secara konsolidasi pada GL (General Ledger) atau Neraca Utama Bank, karena system-system terakhir ini memiliki mesin yang terpisah dari System Utama Bank.
Unit-unit kerja pengguna System Utama Bank terdiri dari staf operasional pada divisi-divisi, staf pengawasan dan kontrol, staf pelayanan di pusat maupun di cabang-cabang, staf IT Operasional, staf manajemen, staf personalia, staf bagian umum, staf pengelola system. Berikut adalah tabel T3.2 yang menggambarkan kategori pengguna atau User Group pada System Utama pada saat dilakukan penelitian.
Tabel T3.2 Tabel Kategori Pengguna System Utama Bank
No. Group : Unit :
1 Operation Pusat Kliring / Transfer
RTGS
Loan
Treasury
Electronic Banking
2 Operation Cabang Teller
Customer Service
Back Office
Credit Administration
Account Officer
3 IT Operation Data Center
Librarian
ATM Monitoring
4 Audit & Control Internal Audit
Operation Internal Control
User Administration
5 Financial / Accounting Financial Information
Accounting
Tax Accounting
6 Others Human Resources Administration
General Affairs
7 Support &
Maintenance System Administration
3.1.2. Front-End System (Sistem Teller)
Front-End System atau Sistem Teller, adalah sistem yang dioperasikan oleh bank di tingkat cabang utama, cabang, dan cabang pembantu. Sistem ini memiliki platform yang berbeda dengan sistem utama. Sistem Teller dioperasikan untuk melayani nasabah untuk transaksi di Unit Teller, Customer Service, dan Back Office / Staf Pemroses transaksi di kantor cabang.
Nama produk dari System Teller yang digunakan oleh Bank Mega adalah F@st, terdiri dari sebuah server pada setiap cabang dan sejumlah clients terhubung secara Local Area Network (LAN). Jumlah client-nya yang terhubung tergantung dari besarnya masing-masing cabang. System Teller terhubung ke System Utama Bank, namun hubungan terjadi hanya pada saat dilakukan validasi data atau saat terjadi transaksi. Adapun topology dari System Teller dapat dilihat pada Gambar 3.4 dibawah ini.
33
System Teller berperan sangat penting karena system inilah yang melayani nasabah untuk transaksi manual. Sebagian dari jenis-jenis transaksi yang dilayani dengan System Teller diantaranya tertera pada tabel T3.3 dibawah ini.
Tabel T3.3. Jenis-jenis Transaksi pada System Teller (F@st) di cabang
No. Jenis Transaksi
1 Start of Day Branch 2 Close Branch
3 Pembukaan Rekening Tabungan 4 Penutupan Rekening Tabungan 5 Pembuatan Kartu ATM
6 Penghapusan Kartu ATM
7 Pembukaan / Penempatan Deposito 8 Penutupan / Pencairan Deposito 9 Pembukaan Rekening Giro 10 Penutupan Rekening Giro 11 Penyetoran Tunai Tabungan 12 Pengambilan Tunai Tabungan
13 Pencairan /Pengambilan Tunai Cek / BG 14 Pembayaran Tagihan Kredit
15 Pengambilan Tunai Kartu Kredit 16 Jual beli Valuta Asing
17 Installment Kredit 18 Pencetakan Passbook 19 Settelement
20 Reconcile
Spesifikasi dari Server dan Clients pada System Teller merupakan standar untuk seluruh cabang dengan versi yang sama. Pengendalian untuk operasional dilakukan oleh masing-masing cabang, namun monitoring dilakukan oleh Kantor Pusat pada unit kerja IT Infrastruktur. Operasional
rutin System Teller di cabang terdiri dari Buka Cabang (Open Branch), Transaksi, Tutup Cabang (Close Branch), Settlement atau Rekonsiliasi transaksi dan pemeriksaan jurnal.
Kategori pengguna System Teller (F@st) dapat dilihat dari klasifikasi Menu yang disediakan oleh system. Adapun kategori atau Group Name pengguna dimaksud dapat dilihat pada tabel T3.4 dibawah.
Tabel T3.4. Kategori Pengguna System Teller (F@st)
No. Group Name : Description :
1 AK Administrasi Kredit
2 BO Back Office
3 CS Customer Service
4 CSHD Head Customer Service
5 CSST Customer Service Junior
6 DAKA Administrator DAKA
7 DC Data Center
8 DOPR Administrator DOPR
9 DPKR Administrator DPKR
10 DPPR Administrator DPPR
11 DTIF Administrator DTIF
12 HK Head Teller Khusus
13 HT Head Teller
14 KO Koordinator Operasi
15 MOJF MOJF Group
16 PARA DTIF Parameter DTIF 17 PARA DOPR Parameter DOPR
18 PC Pemimpin Cabang
19 SK Supervisor Admin Kredit
20 SKAI Administrator SKAI
21 SO Supervisor Operasi
22 TJ Teller Junior
23 TL Teller
35
Sedangkan Tabel T3.5. dibawah ini menunjukkan Spesifikasi Teknis Server dari System Teller (F@st).
Tabel T3.5. Spesifikasi Teknis Server System Teller (F@st) dan Clients
Server F@st Production
Model HP - DL380G7 Processor Intel-x86 2.6GHz
Memory 2GB DasD 146GB x 2 O/S Version WinServer 2003
3.1.3. Automated Teller System (System ATM)
Automated Teller Machine atau ATM adalah mesin otomatis pengganti teller yang dapat digunakan oleh nasabah untuk melakukan transaksi sendiri. Identifikasi nasabah menggunakan media Kartu Magnetik atau Kartu Chips yang menyimpan data nasabah. Sedangkan validasi identitas nasabah dilakukan dengan pengecekan Personal Identification Number atau PIN yang merupakan pengaman.
Dengan membandingkan PIN dengan data pengamananan kartu nasabah yang tersimpan pada System Utama Bank (dengan algoritma pengacakan tertentu berstandar internasional) dapat mengidentifikasi apakah yang bertransaksi benar-benar pemilik kartu ATM bersangkutan.
Mesin ATM sebenarnya adalah komputer yang dilengkapi dengan box-box penyimpan uang, mesin presenter yang dapat mengeluarkan uang, sensor penghitung lembaran uang, printer receipt dan jurnal transaksi. Salah satu mesin ATM Bank Mega dapat dilihat pada Gambar 3.5. dibawah ini.
Gambar 3.5 Mesin ATM (Automated Teller Machine)
Untuk dapat beroperasi melayani nasabah, mesin ATM dikendalikan oleh Aplikasi System Switching ATM yang berjalan di mesin IBM AS/400 yang beroperasi 24 jam. Dari sisi AS/400 mesin ATM dianggap sebagai satu mesin controller dengan satu terminal dan seperangkat mesin penghitung uang yang dapat megeluarkan uang sesuai permintaan nasabah, dilengkapi dengan beberapa printer.
Jenis-jenis transaksi yang dapat dilakukan nasabah pada mesin ATM adalah : Informasi Saldo, Penarikan Uang, Transfer antar rekening, Pemabayaran, Pembelian, Penggantian PIN, dan Penyetoran Uang (untuk ATM yang dilengkapi dengan deposit box). Adapun topology jaringan ATM di cabang dapat dilihat pada Gambar 3.6 dibawah.
37
Gambar 3.6 Topology Jaringan ATM Bank Mega
Pada saat ini Jaringan ATM Bank Mega juga terhubung pada Jaringan ATM Bersama, Jaringan ATM BCA, dan ATM Bank Mega Syariah. Bila dilihat dari sisi nasabah dan kepemilikan mesin ATM maka transaksi ATM terdiri dari 3 (tiga) jenis. Pertama adalah nasabah Bank Mega yang bertransaksi di ATM milik Bank Mega sendiri disebut transaksi ’On-Us’. Kedua nasabah bank X bertransaksi di ATM milik Bank Mega disebut transaksi ’Outgoing’. Ketiga adalah nasabah Bank Mega bertransaksi di ATM bank X disebut transaksi ’Incoming’. Transaksi terakhir (incoming) tidak termasuk dalam penelitian ini.
Koneksi antara sistem jaringan Bank Mega dengan jaringan ATM Bank lain dapat dilihat pada Gambar 3.7 dibawah.
Gambar 3.7 Koneksi ATM Mega dengan ATM Bersama dan BCA
3.1.4. Web Intranet System (System-system Internal Berbasis Web)
Untuk keperluan operasional bank dan mempermudah komunikasi antar divisi / unit kerja, Bank Mega membuat Web Intranet. System ini merupakan portal internal bank yang menjadi penghubung antar seluruh divisi / unit kerja. Didalamnya terdapat link yang menghubungkan Website masing-masing divisi / unit kerja.
Selain Website masing-masing divisi Bank Mega, terdapat beberapa aplikasi yang dioperasikan pada Web Intranet System Bank Mega. Beberapa aplikasi tersebut antara lain :
- Tax Centralization System
- KYC (Know Your Customer) System - Dokumen Tracking System
39
- System Mega Hotline Service - System e-Procurement
- Mega UKM System - Loan Origination System - e-Recruitment System
- Mega Safe Deposit Box System - MERCA System
- Mega Prepaid Card System - Mega Credit Risk Rating System - CardPro (Credit Card) System - Appraisal Management System
- Self Assessment Online System (CGKD) - Loss Event Recording System
- Beberapa aplikasi internal unit kerja
Pada Gambar 3.8. dibawah ini dapat dilihat tampilan dari Web Intranet Bank Mega yang menjadi sarana operasional antar divisi / unit kerja. Setiap Divisi di Bank Mega memiliki Website lokal yang dapat diakses oleh semua staf bank, baik di pusat maupun cabang. Beberapa aplikasi yang dioperasikan oleh divisi tertentu beralamat pada Website yang bersangkutan.
3.1.5. EMX System (System Tresury)
System EMX adalah system yang dioperasikan bank untuk operasional treasury. System ini dibuat untuk melayani transaksi jual-beli mata uang asing dan surat-surat berharga di setiap cabang. Arsitektur dari System treasury ini terdiri dari server EMX di kantor pusat yang terhubung kepada clients di cabang-cabang yang sudah memiliki unit kerja treasury.
Adapun topology jaringan pada System EMX ini dapat dilihat pada Gambar 3.9 dibawah ini.
Gambar 3.9 Topology Jaringan System EMX (Treasury)
3.1.6. CardPro System (System Kartu Kredit)
CardPro System adalah system yang digunakan untuk operasional Kartu Kredit. Secara keseluruhan system ini melayani hampir seluruh
41
operasional kartu kredit. Namun pada penelitian ini hanya akan dibahas data dari salah satu fungsi pada system CardPro yang melayani aplikasi permintaan kartu kredit baru dari setiap cabang.
Tampilan dari aplikasi system CardPro di cabang dapat dilihat pada Gambar 3.10 dibawah ini.
Gambar 3.10 Tampilan System CardPro di Cabang
3.1.7. System-System Lainnya
Selain system-system yang telah diuraikan secara singkat diatas masih terdapt system-system lain yang merupakan bagian dari operasional bank. System-system tersebut terhubung ke institusi lain atau pihak ketiga, diantaranya adalah : Bank Indonesia (BI), Direktorat Jendral Pajak, Visa International, MasterCard International, Bapepam, PT ArtaJasa (ATM Bersama), PT Rintis (ATM BCA), Reuters, SWIFT, Bloomberg, Yahoo, Moneygram, PT Bank Mega Syariah, dll.
Penelitian ini tidak membahas koneksi dengan institusi / pihak ketiga tersebut, karena transaksinya hanya terbatas antara institusi tersebut dengan kantor pusat bank. Atau antara cabang dan institusi tersebut terkoneksi secara langsung.
3.2. Topologi Jaringan Komunikasi Data
Jumlah cabang Bank Mega saat ini telah mencapai lebih dari 300, dan diproyeksikan akan mencapai lebih dari 1000 cabang pada tahun 2014. Hal ini memerlukan pengelolaan atau manajemen jaringan telekomunikasi yang baik.
3.2.1. Topologi Jaringan Antara Pusat dan Cabang
Semua cabang terhubung ke Kantor Pusat (HO) melalui 3 data communication service provider yaitu MPLS-XL, VPN IP Telkom, dan VSAT Lintasarta. Penggunaan masing-masing provider disesuaikan dengan karakteristik dan geografis lokasi cabang seperti terlihat pada Gambar 3.11. dibawah.
43
Pada area HO terpasang Smart Router WAN yang disebut sebagai Core Switch yang berfungsi juga sebagai translator ’message format’ dari transaksi cabang yang masuk dan keluar dari masing-masing system. Pada sisi HO Core Switch terhubung dengan beberapa VLAN (Virtual Local Area Network) yaitu VLAN Server, VLAN Data Center, dan VLAN Staf.
Penelitian ini hanya khusus dilakukan pada jaringan antara HO dengan cabang yang menggunakan service provider MPLS-XL dengan beberapa Data Rate berbeda.