• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Suatu penelitian, khususnya dalam ilmu-ilmu pengetahuan empirik, pada umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan atau menguji kebenaran suatu pengetahuan. Menemukan berarti berusaha mendapatkan sesuatu yang lebih baik. Mengembangkan berarti memperluas dan menggali lebih dalam apa yang sudah ada, sedang menguji merupakan suatu upaya untuk lebih memantapkan kebenaran yang sudah ada. Sejalan dengan konsep tersebut penelitian ilmiah merupakan bagian dari ilmu pengetahuan terapan dan selanjutnya pengembangan pada praktik dalam realitas kehidupan nyata (McMillan and Schumacher, 2001 : 17).

Penelitian di MTs NU 07 Patebon ini merupakan jenis Penelitian Deskripstif Kualitatif yaitu jenis penelitian yang menghasilkan data deskriptif, yakni data yang dikumpulkan berupa data kata-kata atau gambar (deskripsi) dan bukan angka (matematis atau statistik) (Moleong, 2009 : 11). Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian terkait masalah-masalah yang aktual pada saat penelitian berlangsung (Sudjana dan Ibrahim, 2007 : 64). Selanjutnya Moh Nazir, menerangkan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, mencakup sejumlah besar deskripsi murni tentang program dan pengalaman orang dalam program seperti hubungan kegiatan, sikap serta proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena (Nazir, 1999 : 63-64).

(2)

Penelitian kualitatif merupakan model penelitian yang menghasilkan data verbal (bukan dalam bentuk angka) berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang dapat diamati dan umumnya penelitian kualitatif lebih berorientasi pada proses daripada produk dari penelitiannya (Muhadjir, 2011 : 50). Jadi penelitian ini nantinya akan dideskripsikan dengan kata-kata berdasarkan hasil temuan di lapangan. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Karena itu, pengumpulan data dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat dilakukannya penelitian (Sugiyono, 2008 : 3). Hasil dari pendeskripsian itu akan dijadikan sebagai hipotesis.

Berdasarkan kenyataan tersebut, peneliti akan mencoba melakukan pengkajian mendalam berkenaan dengan fokus penelitian yakni penerapan (yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) pembelajaran berbasis masyarakat rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dampak pembelajaran berbasis masyarakat rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam bagi stakeholder, faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan pembelajaran berbasis masyarakat rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di MTs NU 07 Patebon Kabupaten Kendal dalam latar yang alami.

B. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan studi kasus (Case Study) yang berusaha mengungkap secara empiris tentang penerapan pembelajaran berbasis masyarakat rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di MTs NU 07 Patebon Kabupaten Kendal yang memiliki kultur masyarakat religius berbasis Nahdliyin. Rancangan studi kasus pada penelitian ilmiah dilakukan sebagai

(3)

upaya pertanggungjawaban ilmiah berkenaan dengan kaitan logis antara fokus penelitian, pengumpulan data yang relevan, dan analisis data hasil penelitian.

C. Lokasi Penelitian

Pelaksanaan penelitian deskriptif kualitatif ini berlokasi di MTs NU 07 Patebon Kabupaten Kendal. MTs NU 07 Patebon Kabupaten Kendal terletak di Jalan KH. Abu Bakar No. 08 Desa Kebonharjo RT. 5 RW. I Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal. Bangunan pisik sekolah ini berlantai dua dengan cat hijau daun segar menghiasi bangunan berbentuk U. MTs ini berdiri di atas tanah wakaf seluas 1775 m2 dengan ketinggian + 100 meter di atas permukaan laut Utara Jawa. Jarak tempuh MTs ini dengan ibukota Kabupaten + 5 km. MTs NU 07 Patebon memiliki status terakreditasi B sejak tahun 2012, dengan sarana prasarana yang cukup memadai seperti lapangan, Masjid dan Pondok Pesantren sebagai penunjang kegiatan pembelajaran.

D. Peneliti Sebagai Instrumen Penelitian

Kehadiran peneliti dalam penelitian kualitatif di lapangan mutlak adanya sebab semaksimal mungkin peneliti dapat memperoleh data yang tepat sesuai dengan fakta yang sebenarnya. Moleong (2009 : 17) menyatakan bahwa kehadiran peneliti dan keterlibatan peneliti harus diutamakan dalam penelitian kualitatif karena peneliti merupakan instrument utama yang harus hadir di lapangan untuk mengumpulkan data dalam situasi yang sesungguhnya. Peneliti harus menyadari bahwa dirinya merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisis data, penafsir data, dan sekaligus menjadi pelapor dari hasil penelitian.

(4)

Peneliti sebagai instrumen penelitian memandang masalah aktual di lapangan yakni penerapan pembelajaran berbasis masyarakat di MTs NU 07 Patebon Kabupaten Kendal sebagai satu kesatuan yang utuh atas kasus-kasus yang terjadi. Data yang terkumpul pada saat tertentu akan segera dianalisis agar dapat membantu peneliti dalam memahami dan menjelaskan kasus-kasus yang terjadi untuk dibuat ikhtisarnya sehingga dapat segera dipahami secara baik.

E. Prosedur Pengumpulan Data 1. Data dan Sumber Data

Sumber data penelitian ini ada dua macam, yaitu data sumber data utama (primer) dan sumber data pendukung (skunder). Sumber data primer menurut Mohamad Ali (2004 : 42) merupakan sumber informasi yang langsung mempunyai wewenang dan bertanggung jawab terhadap pengumpulan data. Sumber data utama adalah informan yaitu orang-orang yang terlibat langsung dalam fokus penelitian ini. Para informan yang dimaksud adalah kepala madrasah, guru, orang tua, peserta didik, dan tokoh agama/masyarakat yang terlibat pembelajaran berbasis masyarakat.

Adapun datanya berwujud transkip wawancara dengan informan dan catatan lapangan sebagai hasil wawancara tentang penerapan (yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) pembelajaran berbasis masyarakat rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dampak pembelajaran berbasis masyarakat rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam bagi stakeholder, faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan pembelajaran berbasis masyarakat rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di MTs NU 07 Patebon Kabupaten Kendal.

(5)

Sumber data pendukung (skunder) adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya (Azwar, 2009 : 91). Data skunder penelitian ini adalah dokumen-dokumen yang berupa catatan, dan bahan lain yang relevan dengan penelitian ini. Selain itu, terdapat data pendukung lainnya yang berwujud non manusia yaitu hubungan antara personal yang ada.

Sebagai rincian untuk pengambilan data dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 1

Rincian Fokus Penelitian

No Fokus Sub Fokus Komponen W O D

1 Penerapan Pembelajaran Berbasis Masyarakat. a. Penyusunan Perencanaan. b. Pelaksanaan Pembelajaran. c. Evaluasi Pembelajaran. 1) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. 2) Penyusunan RPP dilakukan dengan melibatkan tokoh agama atau masyarakat. 1) Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana atau jadwal. 2) Pelaksanaan pembelajaran benar-benar melibatkan masyarakat. 1) Dilaksanakan sesuai dengan perencanaan. 2) Pelaksanaan melibatkan. masyarakat. X X X X X X X X X X X X X X X X X

(6)

2 Dampak Pembelajaran Berbasis Masyarakat. a. Dampak Positif. b. Dampak Negatif.

1) Dampak positif bagi madrasah.

2) Dampak positif bagi peserta didik. 3) Dampak positif bagi

masyarakat.

1) Dampak negatif bagi madrasah.

2) Dampak negatif bagi peserta didik.

3) Dampak negatif bagi masyarakat. X X X X X X 3 Faktor Penghambat dan Pendukung Pembelajaran Berbasis Masyarakat. a. Faktor Penghambat Pembelajaran Berbasis Masyarakat. b. Faktor Pendukung Pembelajaran Berbasis Masyarakat. 1) Identifikasi faktor penghambat. 2) Upaya mengatasi faktor penghambat. 1) Identifikasi faktor pendukung 2) Upaya mempertahankan dan memperluas faktor pendukung. X X X X

Adapun daftar sumber data pada penelitian ini sebagai berikut : Tabel 2

Daftar Nama dan Kode Responden yang diambil Sumber Data

No Nama Informan Kode Jabatan

1 Simyanah, S.Pd.I KS Kepala MTs NU Patebon 2 Mukhamad Isrok, S.Ag WKBK Wakil Kepala Bidang

Kurikulum

3 Drs. H. Muh Lazim WKBH Wakil Kepala Bidang Humas 4 H. Muchlis, S.Ag WKBSP Wakil Kepala Bidang Sarpras 5 Istianah, S.Ag WKBKS Wakil Kepala Bidang Kesiswaan

(7)

6 K.H. Fatchurrohman TMQH Tokoh Masyarakat 7 KH. Ahmad Ayub.HM TMFQ Pengasuh Ponpes 8 H. Achmad Chumaidi TMQH Tokoh Masyarakat 9 Dra. Hj. Fatchiyah, M.S.I GFQ Guru Fiqh

10 Dra. Hj. Samiah GQH Guru al-Quran Hadits 11 Imam Yulianto, S.Kom KTU Kepala Tata Usaha 12 Muchamad Nashokib PS Penjaga Sekolah/Parkir 13 Ahmad Yuntukha Latif SL9 Siswa Kelas IX

14 Wafiq Jihara Nailan

Nascha SP8 Siswa Kelas VIII

15 Akhmad Khusnudin Nur SL7 Siswa Kelas VII 16 Achmad Muchlas OTS Orang Tua Siswa

17 H. Ahsin OTS Orang Tua Siswa

18 Retna Widyastuti OTS Orang Tua Siswa 19 .H. Mat Rokhim TMFQ Tokoh Masyarakat

20 Umi Maizun TMFQ Tokoh Masyarakat

21 Drs. H. Subari Syam TMK Tokoh Masyarakat/Komite 22 Dr. H. Raharjo, M.Ed.St. TMP Tokoh Masyarakat/Pengurus

2. Metode Pengumpulan Data

Berkenaan dengan masalah yang akan dibahas pada penelitian deskriptif kualitatif ini, peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data, yaitu :

a. Metode Observasi Langsung

Metode observasi diartikan sebagai cara pengumpulan data dengan terjun langsung ke lapangan terhadap objek yang diteliti dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan dengan sistematik atas fenomena-fenomena yang tampak pada objek penelitian (Arikunto, 2010 : 272). Metode observasi pada penelitian ini dilakukan untuk merekam data

(8)

tentang proses pembelajaran berbasis masyarakat rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah.

Peneliti menggunakan observasi langsung dalam penelitian ini. Hal ini sesuai dengan pendapat Susan Stainback, dalam Sugiyono (2008 : 228) yaitu peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati, mengamati secara langsung suatu kegiatan, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Observasi langsung dimaksudkan untuk memperoleh data yang lengkap dan rinci melalui pengamatan yang seksama tetapi tidak melibatkan diri dalam kegiatan subjek yang sedang diteliti.

Berkaitan dengan observasi langsung, terdapat beberapa kegiatan yang diobservasi, antara lain : 1) Penerapan (yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) pembelajaran berbasis masyarakat rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam; 2) Dampak pembelajaran berbasis masyarakat rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam bagi stakeholder ; dan 3) Faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan pembelajaran berbasis masyarakat rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di MTs NU 07 Patebon Kabupaten Kendal.

b. Metode Wawancara

Metode wawancara dilakukan untuk menggali data dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau tanya jawab untuk mendapatkan respon secara langsung dengan subjek sebagai sumber data (Hadjar, 1996 : 189). Adapun pertanyaan yang diajukan tentang Penerapan (yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) pembelajaran berbasis masyarakat rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dampak pembelajaran

(9)

berbasis masyarakat rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam bagi

stakeholder, faktor pendukung dan penghambat dalam Penerapan pembelajaran

berbasis masyarakat rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di MTs NU 07 Patebon Kabupaten Kendal. Penggalian data dalam bentuk wawancara ini dilakukan kepada kepala sekolah, wakil kepala kurikulum, wakil kepala kesiswaan, pendidik, peserta didik, orang tua, dan tokoh masyarakat.

Untuk menepis data yang sifatnya subjektif, terutama dari sumber data primer (kepala sekolah), peneliti melakukan penggalian data kepada wakil kepala kesiswaan, pendidik, peserta didik, orang tua, dan tokoh masyarakat. Penggalian data kepada sumber lain ini dilakukan dengan cara menyampaikan permasalahan dalam konteks yang sama.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan kegiatan pengumpulan data dokumenter yang dimanifestasikan dalam bentuk deskripsi suatu keadaan/kejadian, percobaan, ilmu pengetahuan, tindakan, dan nilai (McMillan and Schumacher, 2001 : 451). Berdasarkan pengertian tersebut metode dokumentasi pada penelitian ini dilakukan untuk mensinkronkan data yang diperoleh di kelas dan di luar kelas. Data dokumentasi ini tentang silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), nilai raport, tata tertib sekolah, buku program sekolah, dokumen kurikulum, program tahunan, program semester pembelajaran, rencana harian, rencana evaluasi, daftar nilai, analisi hasil evaluasi, bahan ajar, kumpulan diklat, makalah, jurnal, dan buku referensi tentang pendidikan/pembelajaran berbasis masyarakat, dan data lainnya sehingga data yang diperlukan cukup. Data-data dokumentasi yang berhasil

(10)

ditemukan oleh peneliti merupakan sebuah bukti yang akurat. Ini semua bisa dijadikan bukti dan rujukan telah diterapkannya pelaksanaan kebijakan di suatu lembaga tersebut.

Metode dokumen ini digunakan untuk melengkapi data wawancara dan observasi. Dengan metode dokumentasi ini peneliti berharap bahan-bahan dokumentasi yang diperoleh nantinya mampu menunjukkan secara pasti tentang kejadian ataupun segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh lembaga secara yuridis.

F. Pengecekan Keabsahan Data

Pengabsahan data atau kepercayaan data dalam penelitian kualitatif merupakan faktor yang sangat penting, karena terkait erat dengan tanggung jawab ilmiah terhadap hasil temuan dalam penelitian.

Keabsahan data menurut Moleong (2009 : 320-321) adalah bahwa setiap keadaan harus memenuhi : 1) Mendemonstrasikan nilai yang benar; 2) Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan; dan 3) Memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi dari prosedurnya dan penetralan dari temuan dan keputusan-keputusannya.

Untuk menyakinkan data yang diperoleh pada penelitian ini, teknik-teknik yang akan dilakukan untuk uji keabsahan data peneliti adalah melalui keikutsertaan di lapangan (prolonged engagement), ketekunan pengamatan di lapangan (persistent observation), triangulasi (triangulation), pengecekan dengan teman sejawat (peer debriefing), dan referensi yang memadai (referential adequacy).

(11)

Keikutsertaan di lapangan mutlak dilakukan oleh peneliti dalam rangka memperoleh data yang bisa dipercaya, dan data tersebut bener-benar dapat dijadikan bahan analisis sebagai laporan akhir penelitian. Di samping itu untuk mendeteksi dan memperhitungkan adanya data yang tidak sesuai atau bias. Adapun bentuk atau proses keikutsertaan peneliti sebagai berikut : 1) melakukan pengamatan secara langsung terhadap pelaksanaan proses pembelajaran di kelas atau di luar kelas; 2) mendokumentasikan pelaksanaan proses pembelajaran yang sedang berjalan; dan 3) melakukan klarifikasi dalam bentuk wawancara dengan guru dan tokok masyarakat atau agama.

Ketekunan pengamatan dilakukan untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam kondisi yang sangat relevan dengan masalah yang akan diangkat dalam penelitian, kemudian segera memusatkan perhatian pada masalah-masalah penelitian secara rinci. Penerapan ketekunan ini sebagai berikut : Pada awal pengamatan semua peristiwa dicatat dan selanjutnya dianalisis untuk segera menemukan fokus penelitian. Apabila fokus penelitian sudah ditemukan tahap berikutnya yaitu merinci masalah yang akan diteliti untuk diamati lebih mendalam pada tahap penelitian berikutnya. Proses ini dilakukan secara berulang-ulang sehingga pada akhirnya data yang dihasilkan dari penelitian sesuai dengan apa yang ada dan diketahui oleh subjek penelitian.

Keabsahan data dengan triangulasi dalam penelitian ini merujuk pada pendapat Moleong dan Patton, yaitu :

1. Sumber, tiangulasi dengan sumber berarti membandingkan informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda.

(12)

2. Metode, triangulasi dengan sumber yaitu pengecekan penemuan hasil penelitian dengan pengecekan sumber data.

3. Penyidik, triangulasi penyidik memanfaatkan peneliti atau pengamat lain untuk pengecekan data yang sudah diperoleh.

4. Teori, triangulasi teori ialah memeriksakan data yang sudah diperoleh dengan beberapa teori yang relevan (Moleong, 2009 : 330-331) (Patton, 2009 : 279-280).

Pengecekan keabsahan data melalui triangulasi sesuai pedoman di atas pada penelitian ini dicapai dengan jalan : 1) membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara; 2) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu; 3) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi; 4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, dan orang pemerintahan; dan 5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Hasil dari perbandingan yang diharapkan adalah berupa kesamaan atau alasan-alasan terjadinya perbedaan.

Secara teknis kegiatan triangulasi pada penelitian ini dilakukan dengan dua cara, pertama mengadakan pengecekan secara silang dengan informan lain yang meliputi guru atau staf madrasah, peserta didik, komite madrasah, pengawas madrasah, dan pihak lain yang mengetahui atau berkaitan dengan penerapan pembelajaran berbasis masyarakat rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Cara kedua pengecekan data metode yang berbeda

(13)

terhadap informasi yang diperoleh misalnya dari ahsil wawancara dilakukan dengan metode observasi atau sebaliknya.

Proses triangulasi tersebut dilakukan terus-menerus sepanjang proses pengumpulan data dan analisis data, sampai suatu saat peneliti yakin bahwa sudah tidak ada lagi perbedaan-perbedaan dan tidak ada lagi yang perlu dikonfirmasikan kepada informan.

Pengecekan teman sejawat pada penelitian ini dilakukan dengan cara mengekpos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analiti dengan rekan sejawat (Moleong, 2009 : 196). Teknik ini mengandung beberapa tujuan yaitu : 1) Untuk membuat agar para peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran; 2) diskusi dengan rekan sejawat memberikan suatu masukan yang muncul dari pikiran peneliti. Dalam penelitian ini pengecekan dengan teman sejawat dilakuakn dengan cara menyampaikan hasil kepada yang bersangkutan untuk mendapatkan masukan dan saran yang baik kemudian dijadikan sebagai bahan penyempurnaan analisis pada tahap berikutnya. Apabila terjadi pertentangan dengan rekan sejawat mengenai hasil temuan di lapangan, maka temuan-temuan tersebut akan dikonfirmasikan kembali dengan data yang diperoleh di lapangan.

Konsep kecukupan referensi dalam analisis penelitian ini sebagai alat dan menyesuaikan dengan kritik tertulis untuk keperluan analisis data. Untuk penelitian ini menggunakan alat tape recorder, video, dan foto untuk merekam peristiwa-peristiwa tertentu yang menjadi objek penelitian. Dengan demikian bahan-bahan yang tercatat atau terekam dapat digunakan sebagai Patoka untuk menguji sewaktu diadakan analisis dan penafsiran data. Cara lain untuk

(14)

mengecek kepercayaan data adalah adanya informasi yang tidak direncanakan, sewaktu mengadakan pengujian, informasi demikian dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pengecekan data dan proses analisis.

G. Metode Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis berdasar pada konsep tentang pembelajaran berbasis masyarakat (Community Based Learning) dengan data-data yang didapatkan oleh peneliti dari hasil observasi, dokumentasi, dan wawancara sebagai pemahaman peneliti tentang pembelajaran berbasis masyarakat (Community

Based Learning) rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di MTs NU

07 Patebon Kabupaten Kendal.

Data-data yang telah terkumpul dari observasi, interview, dan dokumentasi tentang penerapan (yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) pembelajaran berbasis masyarakat (Community Based Learning) rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dampak pembelajaran berbasis masyarakat rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam bagi

stakeholder, faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan pembelajaran

berbasis masyarakat rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di MTs NU 07 Patebon Kabupaten Kendal, kemudian peneliti menganalisis data tersebut sesuai prosedur penelitian ilmiah.

Pada analisis data penelitian dengan tema implementasi pembelajaran berbasis masyarakat (Community Based Learning) rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di MTs NU 07 Patebon Kabupaten Kendal ini, peneliti akan merangkai data perolehan, mengorganisir data, menyusun data,

(15)

merakit dalam kesatuan yang logis dan sisitematis sehingga jelas kaitannya. Adapun analisis data yang digunakan pada penelitian ini ialah analisa dalam kualitatif. Karena data-datanya merupakan data kualitatif yaitu berwujud informasi dan merupakan sumber data deskriptif yang luas dan berlandaskan tokoh serta memuat penjelasan tentang proses-proses yang terjadi dalam lingkungan setempat.

Penelitian kualitatif deskriptif ini, analisa data dilakukan berlanjut, berulang dan terus-menerus. Menurut Miles and Huberman, (2002 : 27) yang dimaksud dengan analisis data yaitu terdiri dari tiga kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu : reduksi data, penyaringan data, penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh pada analisis data penelitian deskriptif sebagai berikut :

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabtrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan dan berlangsung terus menerus selama penelitian dilaksanakan. Menurut Sugiyono, (2008 : 147) mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, sehingga memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

Pada penelitian ini, reduksi data dilakukan dengan memilih data sesuai fokus dari kumpulan data yang ada, prosesnya dengan cara mmeberi

(16)

kode-kode tertentu pada lembar catatan lapangan. Kode-kode ini menggambarkan fokus yang diteliti, teknik pengumpulan data yang dipakai, dan sumber datanya. Semua fokus diberi kode, yaitu : 1) Implementasi pembelajaran berbasis masyarakat (Community Based Learning) rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di MTs NU 07 Patebon Kabupaten Kendal; 2) Dampak pembelajaran berbasis masyarakat rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam bagi stakeholder di MTs NU 07 Patebon Kabupaten Kendal; dan 3) Faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi pembelajaran berbasis masyarakat rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di MTs NU 07 Patebon Kabupaten Kendal. Kode-kode juga diberikan sub fokus dengan cara menambahkan Kode-kode sub fokus yang telah ada.

b. Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Dalam hal ini Sugiyono sebagaimana dikutip Patton, menyatakan yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif (Patton, 2009 : 255-256).

Penyajian data merupakan penyampaian informasi berdasarkan data yang dimiliki yang disusun secara baik dan runtut sehingga mudah dilihat, dibaca, dan dipahami tentang suatu kejadian dan tindakan atau peristiwa dalam bentuk teks naratif. Pada penelitian ini penyajian data dilakukan dengan cara menyusun teks naratif dari sekumpulan data yang kode fokusnya sama.

(17)

Miles dan Huberman (2002 : 28) juga menyatakan bahwa penyajian data dalam penelitian kualitatif dimaksudkan untuk menemukan pola-pola yang bermakna serta memberikan kemungkinan adanya tindakan. Data-data yang diperoleh dalam kegiatan penelitian kemudian disusun secara sistematis agar dapat ditemukan maknanya. Data-data yang diperoleh dari penelitian dapat berupa kata-kata, kalimat, atau paragraph, oleh karena itu disajikan secara naratif dalam bentuk teks. Agar data penelitian tersebut dapat dengan mudah dicari atau ditelusuri kebenarannya, maka di bawah satuan data yang dikutip diberi label tertentu.

c. Penarikan Simpulan

Menurut Sugiyono, kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru dari hasil penelitian yang telah dilakukan yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan tersebut dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori (Sugiyono, 2008 : 253).

Hasil data yang telah terkumpul selama penelitian berlangsung, selanjutnya data tersebut dianalisis untuk menarik simpulan, sehingga dapat ditemukan gambaran mengenai suatu alur dari proses berlangsungnya penelitian. Dalam proses analisis data untuk mencapai kesimpulan data selalu dilakukan reduksi sehingga simpulan benar-benar memenuhi aspek validitas penelitian.

Alur kegiatan pengumpulan data, penyajian data, reduksi data, sampai pada verikasi data atau penyimpulan data dapat dijelaskan dalam gambar alur di bawah ini :

(18)

Gambar 2

Alur Proses Analisis Data Model Miles dan Huberman

Model analisa interaktif tersebut di atas mewujudkan prosesnya dapat dilihat yaitu pada pengumpulan data, penelitian selalu membuat reduksi data dan sajian data. Artinya data yang terdiri dari bagian deskripsi dan refleksinya ialah data yang dikumpulkan dan dari sinilah penelitian menyusun pengertian singkatnya dengan pemahaman segala peristiwanya yang disebut dengan reduksi data, kemudian diikuti penyusunan bagian data, sajian data yang diperlukan sebagai dokumen sajian. Reduksi data dan sajian data ini harus pada waktu penelitian sudah mendapat unit data dari sejumlah unit data yang diperlukan pada penelitian, maka peneliti mulai melakukan usaha menarik simpulan atau verifikasi berdasarkan semua hal yang terdapat dalam reduksi data sajian saja.

Analis data penelitian ini dilakukan secara langsung maupun tidak langsung kemudian dihubung-hubungkan dengan teori atau literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti dan akhirnya menarik kesimpulan untuk menentukan hasilnya. Teknik analisis kualitatif tersebut akan menghasilkan data deskriptif analisis yang dinyatakan oleh responden,

data-Pengumpulan Data

Reduksi Data

Penyajian Data

Verifikasi/Penarikan Simpulan

(19)

data tersebut berupa gejala-gejala faktor-faktor yang tidak dapat dikuantifikasikan.

Analisis ini peneliti gunakan untuk menguji lebih dalam tentang penerapan (yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) pembelajaran berbasis masyarakat (Community Based Learning) rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dampak pembelajaran berbasis masyarakat rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam bagi stakeholder, faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan pembelajaran berbasis masyarakat rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di MTs NU 07 Patebon Kabupaten Kendal, yang peneliti peroleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi sehingga mampu melukiskan secara sistematis gambaran keadaan lapangan yang diteliti tentang penerapan pembelajaran berbasis masyarakat rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di MTs NU 07 Patebon Kabupaten Kendal.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pada siklus II dilaksanakan model supervisi pembelajaran kolaboratif oleh kepala sekolah dalam kualifikasi baik, dan (2) terjadi peningkatan rata-rata

Namun apabila anggota Polri tersebut melakukan perbuatan tindak pidana yang dianggap telah membuat buruk nama institusi kepolisian dan dilihat tidak dapat lagi

glycines yang hidup pada tanaman aplikasi PGPR memiliki waktu yang lebih panjang sehingga perkembangan menjadi imago dewasa menjadi lebih lambat pula dibandingkan dengan tanaman

うちかづきみのかさにあて月のよは扇子うちかざしてl うちかづきみのかさにあて月の夜はあふ、ぎうち﹀かざ して実

Karbon aktif berasaskan purun tikus dibuat dengan metode dua langkah secara simultan yaitu karbonisasi pada suhu 600°C dalam lingkungan nitrogen dan aktivasi fisika

Oleh itu, pembangunan web portal berasaskan MOODLE ini bakal menjadi salah satu jalan penyelesaian kepada masalah yang dihadapi oleh guru dan pelajar dalam

Peningkatan permintaan kayu sengon diduga disebabkan oleh semakin berkurangnya pasokan kayu dari luar jawa, menurunnya produksi kayu dari kawasan hutan negara (Perum Perhutani)

Jika Anda ingin mengganti jawaban, Anda dapat menggantinya dengan jawaban lain dengan cara memberikan tanda garis horizontal (-) pada jawaban yang salah dan