TUGAS AKHIR
Oleh: FERI ANDIKA NPM. 1510024427040
YAYASAN MUHAMMAD YAMIN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI PADANG PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
KABUPATEN SAROLANGUN, PROVINSI JAMBI
Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Teknologi Industri Padang Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarja (S1)
Oleh: FERI ANDIKA NPM. 1510024427040
YAYASAN MUHAMMAD YAMIN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI PADANG PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
DI PT. TAMARONA MAS INTERNASIONAL DESA BUKIT PERANGINAN, KECAMATAN MANDIANGIN,
KABUPATEN SAROLANGUN, PROVINSI JAMBI
Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Teknologi Industri Padang Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarja (S1)
Disusun Oleh: FERI ANDIKA NPM. 1510024427040
Disetujui, Dosen Pembimbing
Refky Adi Nata, ST.,MT NIDN : 1028099002 Ahmad Fadhy,ST.,MT NIDN : 1025119001 Dr. Murad Ms, MT NIDN : 0007116308 H. Riko Ervil, MT NIDN : 1014057501
JAMBI PROVINCE
Name : Feri Andika
NPM : 1510024427040
Supervisor I : Refky Adi Nata. MT Supervisor II : Ahmad Fadhly. MT
ABSTRACT
PT.Tamarona Mas International is one of the national private companies engaged in mining.In mining plan the southern pit with reserve calculations using the united state geological survey-cilcular 981 (USGS) method with a radius of influence distance of 350 meters, an area of 9.69,851,372 m² was obtained with an overburden volume value of 20,570,547,600 m³ and coal tonnage 2,089,641,766 tons making pit design with a height of 10 meters, width of 5 meters, slope of 60 ° and overall height of the pit 40 meters with 4 levels. Mining age based on the digging and loading equipment and transportation with 9 hours / day work, the company's coal production amounted to 84.04 tons / hour, 756.36 tons / day, 22,690.8 tons / month and 272,289.6 tons / year then it was obtained the age of the southern pit mine is 6.8 years.
Nama : Feri Andika NPM : 1510024427040 Pembimbing I : Refky Adi Nata. MT Pembimbing II : Ahmad Fadhly. MT
ABSTRAK
PT. Tamarona Mas Internasional adalah salah satu perusahaan swasta nasional yang bergerak dalam bidang pertambangan. Dalam merencanakan penambangan di pit selatan dengan perhitungan cadangan menggunakan metode united state geological survey-cilcular 981(
USGS) dengan radius jarak pengaruh 350 meter didapatlah luas area 9.69.851,372 m² dengan
nilai volume overburden 20.570.547,600 m³ dan tonase batubara 2.089.641,766 ton Selanjutnya pembuatan design pit dengan tinggi jenjang 10 meter, lebar jenjang 5 meter, kemiringan jenjang 60° dan tinggi keseluruhan jenjang pit 40 meter dengan 4 jenjang . Umur tambang berdasarkan alat gali-muat dan alat angkut dengan kerja 9 jam/ hari maka produksi batubara perusahaan sebesar 84,04 ton/jam, 756,36 ton/ hari, 22.690,8 ton/bulan dan 272.289,6 ton/tahun maka didapatlah umur tambang pit selatan selama 6,8 tahun.
iii
berkat, rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhirsesuai waktu yang ditentukan. Shalawat beriring salam penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya ke zaman modern saat ini.
Tugas Akhir ini berjudul“Design Penambangan dan Rencan Produksi Pit
Selatan di PT. Tamarona Mas Internasional Desa Bukit Peranginan Kecematan Mandiangin Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi”. Penulis menyadari bahwa
penulisan Tugas Akhir ini belum sempurna karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Walaupun demikian, penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyelesaian tugasini tepat pada waktunya.
Penulisan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak H. Riko Ervil, M.T Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang.
2. Bapak Dr. Murad MS,M.T selaku Ketua Prodi Teknik Pertambangan Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang.
3. Ibu Riam Marlina A, S.T, M.T selaku Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen Pembimbing Praktek Kerja Industri.
4. Bapak Refky Adi Nata, S.T, M.T selaku dosen pembimbing 1 dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
5. Bapak Ahmad Fadhly S.T, M.T selaku dosen pembimbing 2 dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
6. Bapak Heru Yuwono S.T selaku kepala tambang PT. Tamarona Mas Internasional
7. Bapak Aktor Efandi S.T selaku pemimbing lapangan di PT. Tamarona Mas Internasional
iv (STTIND) Padang.
10. Terkhusus dan terspesial untuk kedua orang tua yang sangat dicintai dan seluruh keluarga terkasih yang selalu memberi semangat dan dukungan kepada penulis.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari seluruh pihak demi kesempurnaan Tugas Akhir ini.
Padang, Desember 2019
v
KATA PENGANTAR ……….. iii
DAFTAR ISI ……….…………... v
DAFTAR TABEL ………... viii
DAFTAR GAMBAR ……….……….…... ix
BAB I PENDAHULUAN ……….………..…... 1
1.1 Latar Belakang Masalah…………... 1
1.2 Identifikasi Masalah...…………... 2
1.3 Batasan Masalah ………... 2
1.4 Rumusan Masalah ………... 2
1.5 Tujuan Penelitian ………... 3
1.6 Manfaat Penulisan ……… 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………...………. 4
2.1 Profil Perusahaan... 4
2.2 Geologi dan Statigrafi Daerah Penelitian…..……… 4
2.3 Dasar-dasar Teori ... 5
2.3.1 Sistem Tambang Terbuka ……….... 5
2.3.2 Sumberdaya dan Cadangan Batubara………... 7
2.3.3 Pengertian Sumberdaya dan Cadangan Barubara....….... 7
2.3.4 Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Batubara…... 7
2.3.5 Ketebalan Batubara………..……… 9
2.3.6 Kondisi Geologi/kompleksitas………...………….... 9
2.3.7 Kelompok Geologi Sederhana...……….... 10
2.3.8 Kelompok Geologi Moderat...….………..……….…….. 10
2.3.9 Kelompok Geologi kompleks.………...….………... 11
vi
2.3.14 Metode Estimasi SumberdayadenganMetode USGS... 13
2.3.15 Desain Tambang Terbuka……….. 14
2.3.16 Geometri Jenjang... 15
2.3.17 Geometri Jalan Tambang...….………..… 15
2.3.18 Alat Mekanis…..………... 19
2.3.19 Faktor Keserasian Kerja Alat (match Factor)..……….. 19
2.3.20 Produktivitas Alat Gali dan Alat Angkut.…..……….... 20
2.3.21 Waktu Edar.………..………...………... 21
2.3.22 Faktor Efesiensi Kerja….………... 21
2.4 Kerangka Konseptual……….………...…………. 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN…….………... 23
3.1 Jenis Penelitian... 23
3.2 Metodologi Penelitian ..………... 23
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian... 24
3.3.1 Tempat Penelitian ……….... 24
3.3.2Waktu Penelitian ... 24
3.4 Data dan Sumber Data ……….. 24
3.4.1Data……...………. 24
3.4.2 Sumber Data ……… 27
3.5 Teknik Pengumpulan Data……….... 27
3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data ……….. 28
3.7 Kerangka Metodologi……….... 39
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN…….………... 41
vii
4.3 WaktuEdar………….……….... 42
4.3.1 Produktivitas Alat Gali-Muat dan Alat Angkut……... 45
4.3.1 Faktor Keserasian Kerja Alat (Match Factor)... 48
4.3.2 Umur Tambang Pit Selatan………... 50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…….………... 51
5.1 Kesimpulan……….... 51
5.2 Saran……….…….……… 51 DAFTAR PUSTAKA
viii
Tabel 2.2 Persyaratan kuantitatif ketebalan lapisan batubara dan lapisan pengotor………..
9 Tabel 2.3 Parameter Pengelompokan Kondisi Geologi………..….. 9 Tabel 2.4 Klasifikasi sumberdaya dan cadangan batubara………..……... 12 Tabel 2.5 Efesiensi Kerja Alat……….... 22 Tabel 4.1 Cycle Time Alat Angkut Kegiatan Overburdem Dump Truck Hino
500 FM 260 JD... 44 Tabel 4.2 Cycle Time Alat Muat Kegiatan Coal Getting DumpTruck HINO 500
FM 260 JD... 45 Tabel 4.3 Cycle Time Alat Angkut Kegiatan Overburden DumpTruck
Mitsubisi FN 527 ML... 46 Tabel 4.4 Cycle Time Alat Gali-Muat Kegiatan Coal Getting Excavator
Komtsu PC 300...
47 Tabel.4.5 Time Alat Gali-Muat Kegiatan Overburden Excavator Caterpillar
D330... 48 Tabel 4.6 Cycle Time Alat Gali-Muat Kegiatan Overburden Excavator
ix
Gambar 2.3 Sistem Penambangan Strip Mining….………... 7
Gambar 2.4 Teknik perhitungan………...…….……….... 14
Gambar 2.5 Bagian-bagian jenjang………... 15
Gambar 2.6 Penampang Melintang Rancangan Lebar Jalan Angkut……….. 16
Gambar 2.7 Lebar jalan angkut pada tikungan……… 17
Gambar 2.8 Gaya Sentrifugal pada Tikungan……….. 18
Gambar 2.9 Kemiringan Melintang (Cross Slope) pada jalan………. 18
Gambar 2.10 Kemiringan Jalan Angkut……….... 19
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual... 22
Gambar 3.1 Pengukuran Lebar jenjang………... 25
Gambar 3.2 Pengukuran Tinggi Jenjang……….. 25
Gambar 3.3 Pengukuran Lereng……….. 26
Gambar 3.4 Tampilan awal autoCAD LD 2005……… 29
Gambar 3.5 Tampilan New Project……….……... 29
Gambar 3.6 Tampilan Proses Penentuan Nilai Metrik……… 30
Gambar 3.7 Tampilan Pengisian data……….. 30
Gambar 3.8 Tampilan From Market………... 31
Gambar 3.9 Tampilan FromText……….. 31
Gambar 3.10 Proses Impor Point……… 32
Gambar 3.11 Titik-titik Bor………... 32
Gambar 3.12 Pembuatan Circle pada Titik……… 33
Gambar 3.13 Pemotongan Sisi Circle……… 33
Gambar 3.14 Gambar yang sudah di potong………. 34
Gambar 3. 15 Hasil Perhitungan Area Menggunakan autoCAD LD 2005…… 34
Gambar 3.16 Iup yang kita ingin hitung……….... 35
x
Gambar 3.21 Pembuatan Pit Design...………... 36
Gambar 3.22 Acuan pit yang sudah jadi ……….. 37
Gambar 3.23 From Pengisian Data Pembuatan Design………... 37
Gambar 3.24 Bentuk Awal Design……….... 37
Gambar 3.25 Design yang di Rencanakan………. 38
Gambar 3.26 Bentuk Design 3DM……….... 38
xi
Lampiran lll Cycle Time Alat Gali-Muat Kegiatan Overburden PT. Tamarona Mas Internasiona
Lampiran lV Cycle Time Alat Gali-Muat Kegiatan Coal Getting PT. Tamarona Mas Internasiona
Lampiran V Cycle Time Alat Gali-Muat Kegiatan Overburden
PT. Tamarona Mas Internasiona
Lampiran Vl Cycle Time Alat Muat Kegiatan Coal Getting
PT. Tamarona Mas Internasiona
Lampiran Vll Cycle Time Alat Angkut Kegiatan Overburdem
PT. Tamarona Mas Internasiona
Lampiran Vlll Cycle Time Alat Angkut Kegiatan Overburden
PT. Tamarona Mas Internasiona
Lampiran IX Parameter Design Pit Utara Hasil Pengukuran PT. Tamarona Mas Internasiona
Lampiran X Data Bor PT. Tamarona Mas Internasiona
Lampiran Xl Target Produksi PT. Tamarona Mas Internasional Lampiran Xll Dokumentasi Lapangan
Lampiran Xlll Peta Penyebaran Titik Bor Lampiran XIV Peta Design Pit Selatan
1 1.1 Latar Belakang Masalah
Batubara adalah salah satu sumber energi di dunia yang memiliki campuran yang sangat komplek dari zat kimia organik yang mengandung karbon, oksigen dan hidrologi yang bersifat padat dapat terbakar, berasal dari tumbuhan, serta berwarna cokelat sampai hitam, yang sejak pengendapannya terkena proses fisika dan kimia yang menjadikan kandungan karbonnya kaya.
Mengingat batubara banyak digunakan sebagai bahan bakar pada berbagai industri seperti industri semen, ketel uap, serta pada industri kecil, maupun untuk rumah tangga sebagai bahan bakar tak langsung yaitu dengan mengubah batubara menjadi bentuk lain melalui berbagai proses seperti gasifikasi, pencairan, karbonisasi, pembriketan, suspensi dan lain-lain.
Berdasarkan hal tersebut maka pemakaian batubara di Indonesia pun akan terus meningkat sehingga sangatlah penting untuk mengetahui jumlah cadangan (reserves) di Indonesia mengingat cadangan batubara tidak dapat diperbaharui. PT. Tamarona Mas Internasional dalam merencanakan lokasi penambangan di pit Selatan belum melakukan perencanaan design pit selatan untuk menentukan penambangan dan belum melakukan perhitungan cadangan terukur dengan menggunakan metode
Circular USGS serta perencanaan target produksi berdasarkan acuan alat gali-muat
dan alat angkut untuk menentukan umur tambang.
Pekerjaan penting dan besar tanggung jawabnya dalam mengevaluasi suatu proyek pertambangan batubara mengingat PT. Tamarona Mas Internasional dalam merancang design pit utara melakukan kesalah dalam membuat design penambangan mengakibatkan terjadinya longsong ketika musim hujan mengakibatkan dititik tersebut tidak bisa melakukan proses penambangan.
Berdasarkan masalah diatas maka penulis tertarik mengangkat judul ” Design Penambangan dan Rencana Produksi Pit Selatan di PT. Tamarona Mas Internasional Desa Bukit Peranginan Kecematan Mandiangin Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi”
1.2 Indentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengidentifikasi masalah adalah sebagai berikut:
1. Belum ada nya design pit Selatan di PT. Tamarona Mas Internasional 2. Belum ada perhitugan cadangan terukur yang mengunakan metode USGS 3. Belum adanya perencanaan target produksi berdasarkan acuan alat gali-muat
dan alat angkut 1.2 Batasan Masalah
Dari permasalahan diatas maka penulis membahas tentang menghitung tonase batubara dan volume overburden, pembuatan design penambangan pit serta mengetahui umur tambang berdasarkan acuan alat gali-muat dan alat angkut
1.3 Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah dan batasan masalah dapat dirumuskan permasalahan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Berapa tonasebatubara dan volume overburden di pit selatan di PT. Tamarona Mas Internasional dengan mengunakan metode USGS?
2. Bagaimana design penambangan di pit selatan PT. Tamarona Mas Internasional?
3. Berapa umur tambang di pit selatan PT. Tamarona Mas Internasional berdasarkan acuan alat gali-muat dan alat angkut yang digunakan?
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menentukan tonase batubara dan volume overburden di pit Selatan PT. Tamarona Mas Internasional dengan metode USGS.
2. Merencanakan design penambangan di pit Selatan PT. Tamarona Mas Internasional.
3. Menentukan umur tambang berdasarkan alat gali-muat dan alat angkut yang di gunakan di PT. Tamarona Mas Internasional.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dapat di bagi menjadi 3 bagian: 1. Bagi penulis
Sebagai penerapan ilmu pertambangan secara teori kedalam bentuk nyata di lapangan.
2. Bagi perusahaan
Dapat memberikan masukan untuk perusahaan dalam menentukan perhitungan cadangan pembuatan design pit serta rencana produksi berdesarkan alat muat dan alat angkut dalam mencapai target produksi dan mengetahui umur tambang.
3. Bagi STTIND Padang
Hasil studi kasus ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan untuk pembuatan jurnal dan dapat dijadikan referensi dan pedoman bagi mahasiswa yang akan melakukan studi kasus, khususnya yang berhubungan dengan
4 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Profil Perusahaan
PT.Tamarona Mas International merupakan tambang terbuka dengan bahan galiannya batubara dan menggunakan metode open pit untuk mengambil material yang ada pada area penambangan, yang beroperasi di Desa Bukit Peranginan, Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi dan berdiri pada tahun 2010.
PT.Tamarona Mas International merupakan tambang batubara yang penambangannya menggunakan metode open pit dengan nomor SK Bupati Sarolangun 619/ESDM/2014 2014 dengan total luas area 725,4 Ha dimana pit utara 545,98 Ha dan pit selatan 179,42 Ha.
2.2 Geologi dan Statigrafi Daerah Penelitian
Berdasarkan peta geologi diwilayah izin usaha pertambangan (IUP) PT. Tamarona Mas Internasional dapat dilihat (dilampiran I) secara regional batuan sedimen yang terdapat di daerah ini termasuk dalam cekungan sumatera selatan bagian barat yang disebut sebagai sub cekungan jambi seperti yang dijelaskan pada peta geologi lembar sarolangun yang disusun oleh S. Suwarna, dkk (1992) dari Pusat penelitian dan pengembangan geologi bandung dapat dilihat sebagai berikut:
1. Formai Aluvium : Kerikir, batupasir, lumpur dan lempung
2 Formasi Airbernakat : Perselingan batulempung dan batupasir, sisipan konglomerat gampingan, batulanau, napal dan batubara
3 Formasi Muaraenim : Batupasir, selingan batupasir, tufan dan batulempung sisipan batubara
4 Formasi Kasai : Tuf, tuf batuapung, sisipan batupasir tufan dan batulempung tufan
(Sumber : S. Suwarna dkk 1992)
Gambar 2.1 Statigrafi Geologi Regional 2.3 Dasar-dasar Teori
2.3.1 Sistem Penambangan Tambang Terbuka
Sistem penambangan tambang terbuka pada batubara dibagi menjadi dua adalah sebagai berikut:
1. Open Pit
Metode ini dilakukan dengan cara mengupas terlebih dahulu lapisan material penutup batubara, kemudian dilanjutkan dengan menambang batubaranya. Gambar visual dari tata cara kegiatan sistem penambangan tambang terbuka (open pit) dapat dilihat pada gambar 2.1
Gambar 2.2 Sistem Penambangan Open Pit
Penambangan tipe open pit biasanya dilakukan pada endapan batubara yang mempunyai lapisan tebal dengan arah batubara yang relatif vertical dan dilakukan dengan menggunakan beberapa bench (jenjang).
2. Strip Mining
Tipe penambangan terbuka yang diterapkan pada endapan batubara yang lapisannya datar dan dekat dengan permukaan tanah. Kegiatan penambangan dilakukan dengan cara menggali tanah penutup yang dibuang pada daerah yang tidak di tambang. Setelah endapan batubara dari hasil galian pertama diambil, kemudian disusul dengan pengupasan berikutnya yang sejajar dengan pengupasan pertama dan tanah penutupnya dibuang ketempat penggalian pertama. Dalam pemilihan metode ini yang perlu diperhatikan:
a. Bahan galian relatif mendatar. b. Bahan galian cukup kompak. c. Bahan galian tabular, berlapis.
d. Kemiringan relatif, lebih cocok untuk horizontal atau sedikit miring. Dapat di lihat pada gambar 2.2 sebagai berikut:
2.3.2 Sumberdaya dan Cadangan Batubara
Semberdaya dan cadangan adalah upaya pengelompokan sumber daya dan cadangan batubara berdasarkan keyakinan geologi dan kelayakan ekonomi.
2.3.3 Pengertian Sumberdaya dan Cadangan Batubara
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 13-6011-1999), sumberdaya
(Resource) adalah Bagian dari endapan batubara yang diharapkan dapat
dimanfaatkan. Sumber daya batubara ini dibagi dalam kelas kelas sumber daya berdasarkan tingkat keyakinan geologi yang ditentukan secara kualitatif oleh kondisi geologi/tingkat kompleksitas dan secara kuantitatif oleh jarak titik informasi. Sumber daya ini dapat meningkat menjadi cadangan apabila setelah dilakukan kajian kelayakan dinyatakan layak.
Cadangan (reserve) adalah Bagian dari sumber daya batu bara yang telah diketahui dimensi, sebaran kuantitas, dan kualitasnya, yang pada saat pengkajian kelayakan dinyatakan Iayak untuk ditambang.
2.3.4 Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Batubara
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 13-6011-1999) sumberdaya dan cadangan batubara dikelompokan menjadi:
1. Sumberdaya hipotetik (hypothetical resource) Sumber daya batubara adalah jumlah batubara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan,
(Sumber: Muhamad Hamdan 2016)
yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan survei tinjau.
2. Sumberdaya tereka (inferred resource) adalah jumlah batubara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan prospeksi.
3. Sumberdaya terunjuk (indicated resource) adalah jumlah batubara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syaratsyarat yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi pendahuluan.
4. Sumberdaya terukur (measured resource) adalah jumlah batu bara di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi rinci.
5. Cadangan terkira (probable reserve) adalah sumber daya batubara tertunjuk dan sebagian sumber daya batu bara terukur, tetapi berdasarkan kajian kelayakan semua faktor yang terkait telah terpenuhi sehingga hasil kajiannya dinyatakan layak.
6. Cadangan terbukti (proved reserve) adalah sumber daya batubara terukur yang berdasarkan kajian kelayakan semua faktor yang terkait telah terpenuhi sehingga hasil kajiannya dinyatakan layak.
Berikut tabel persyaratan jarak titik informasi untuk setiap kondisi geologi dan kelasnya dan sumberdayanya dapat dilihat di tabel 2.1
Tabel 2.1
Jarak titik informasi menurut kondisi geologi Kondisi Geologi Kriteria
Sumberdaya
Hipotetik Tereka Terunjuk Terukur
Sederha Jarak titik
informasi Tidak terbatas 100< x ≤1500 500< x ≤1000 x ≤ 500 Moderat Jarak titik
informasi Tidak terbatas 500< x ≤1000 250< x ≤500 x ≤ 250 Komplek Jarak titik
informasi Tidak terbatas 200< x ≤400 100< x ≤200 x ≤ 100 (Sumber SNI 13-6011-1999)
2.3.5 Ketebalan Lapisan Batubara
Ketebalan lapisan batubara (seam thickness) adalah jarak terpendek antara atap dan lantai batubara yang diukur pada singkapan batubara (surface outcrop), lubang bor (borehole), dan pengamatan pada tambang dalam aktif (working underground
mining).
Lapisan batubara seringkali, meskipun tidak selalu, terdiri atas sub lapisan yang mempunyai karakteristik masing-masing dan kadang-kadang dipisahkan oleh pengotor (rock/dirt partings) dengan ketebalan yang bervariasi.
Tabel 2.2
Persyaratan Kuantitatif Ketebalan Lapisan Batubara dan Lapisan Pengotor
KETEBALAN Peringkat batubara Batubaracoklat (Brown coal) Batubara keras (Hard coal) Lapisan batubara minimal (m)
Lapisan pengotor (m) >1,00 < 0,30 > 0,40 < 0,30 (Sumber SNI 13-6011-1999) 2.3.6 Kondisi Geologi/kompleksitas
Berdasarkan proses sedimentasi dan pengaruh tektonik, karakteristik geologi tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok utama : Kelompok geologi sederhana, kelompok geologi moderat, dan kelompok geologi kompleks.
Tabel 2.3
Parameter Pengelompokan Kondisi Geologi
Kondisi geologi
Sederhana moderat Komplek
Parameter I. ASPEK SEDIMENTASI 1. Variasi ketebalan 2. Kesinambungan Sedikit bervariasi (senakin kalsel, tanjung enim, sumsel) Ribuan meter Bervariasi (banjarsari, sumsel) Ratusan meter (cerenti, riau, sangatta, kaltim, Sangat bervariasi (batulicin, kalsel) Puluhan meter (bojongmanik,
3. Percabangan
(bangko selatan, sumsel, selui, senakin, kalsel) Hamper tidak ada (muara tiga besar, sumsel, pelangis, kaltim)
rantau, kalsel) Beberapa
(gunung batu besar, kalsel)
jabar, Bengkulu) Banyak
(sangatta, kaltim)
II. ASPEK TEKTONIK 1. Sesar
2. Lipatan 3. Intrusi
4. Kemiringan
Hampir tidak ada (bangko selatan) Hamper tidak terlipat (bangko selatan) Tidak berpengaruh (senakin barat, kalsel) Landai (cereni, riau) Jarang (senakin barat, fm tanjung, kalsel) Terlipat sedang (loa janan-loa kulu, kaltim)
Berpengaruh (suban, bukit kendi, air laya, sumsel) Sedang Rapat (ambakiang, fm warukin, kalsel, Bengkulu) Terlipat kuat (tutupan, kalsel) Sangat berpengaruh (bukit bunian utara, sumsel) Terjal (upau, tutupan, kalsel, Bengkulu) III. VARIASI KUALITAS sedikit bervariasi (Bangko Barat, Sumsel, Senakin, Selui, Kalsel) bervariasi
(Air Laya, Sumsel ;Meulaboh, Aceh)
sangat bervariasi (Air Kotok, Bengkulu)
(Sumber SNI 13-6011-1999)
2.3.7 Kelompok GeologiSederhana
Endapan batu baradalam kelompok ini umumnya tidak dipengaruhi oleh aktivitas tektonik, seperti sesar, lipatan, dan intrusi. Lapisan batu barapada umumnya landai, menerus secara lateral sampai ribuan meter, dan hampir tidak mempunyai percabangan. Ketebalan lapisan batu barasecara lateral dan kualitasnya tidak memperlihatkan variasi yang berarti. Contoh jenis kelompok ini antara lain, di lapangan Bangko Selatan dan Muara Tiga Besar (Sumatera Selatan), Senakin Barat (Kalimantan Selatan), dan Cerenti (Riau).
2.3.8 Kelompok Geologi Moderat
Batu bara dalam kelompok ini diendapkan dalam kondisi sedimentasi yang lebih bervariasi dan sampai tingkat tertentu telah mengalami perubahan pasca pengendapan dan tektonik. Sesar dan lipatan tidak banyak, begitu pula pergeseran dan perlipatan yang diakibatkannya relatif sedang. Kelompok ini dicirikan pula oleh kemiringan lapisan dan variasi ketebalan lateral yang sedang serta berkembangnya percabangan lapisan batu bara, namun sebarannya masih dapat diikuti sampai ratusan meter. Kualitas batu bara secara langsung berkaitan dengan tingkat perubahan yang terjadi baik pada saat proses sedimentasi berlangsung maupun pada pasca pengendapan. Pada beberapa tempat intrusi batuan beku mempengaruhi struktur lapisan dan kualitas batu baranya. Endapan batu barakelompok ini terdapat antara lain di daerah Senakin, Formasi Tanjung (Kalimantan Selatan), Loa Janan-Loa Kulu, Petanggis (Kalimantan Timur), Suban dan Air Laya (Sumatera Selatan), serta Gunung Batu Besar (Kalimantan Selatan). 2.3.9 Kelompok Geologi Kompleks
Batubara pada kelompok ini umumnya diendapkan dalam sistim sedimentasi yang komplek atau telah mengalami deformasi tektonik yang ekstensif yang mengakibatkan terbentuknya lapisan batu baradengan ketebalan yang beragam. Kualitas batu/baranya banyak dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada saat proses sedimentasi berlangsung atau padapasca pengendapan seperti pembelahan atau kerusakan lapisan (wash out). Pergeseran, perlipatan dan pembalikan (overtumed) yang ditimbulkan oleh aktivitas tektonik, umum dijumpai dan sifatnya rapat sehingga menjadikan lapisan batu bara sukar dikorelasikan. Perlipatan yang kuat juga mengakibatkan kemiringan lapisan yang terjal. Secara lateral, sebaran lapisan batu/baranya terbatas dan hanya dapat diikuti sampai puluhan meter. Endapan batu baradari kelompok ini, antara lain, diketemukan di Ambakiang, Formasi Warukin, Ninian, Belahing dan Upau (Kalimantan Selatan), (Sawahlunto Sumatera Barat). daerah Air Kotok (Bengkulu), Bojongmanik (Jawa
Barat), serta daerah batu barayang mengalami ubahan intrusi batuan beku di Bunian Utara (Sumatera Selatan).
2.2.10 Dasar Klasifikasi
Klasifikasi sumberdaya dan cadangan batubara didasarkan pada tingkat keyaki nan geologi dan kajian kelayakan. Pengelompokan tersebut mengandung dua aspek, yaitu aspek geologi dan aspek ekonomi.
2.2.11 Aspek Geologi
Berdasarkan tingkat keyakinan geologi, sumberdaya terukur harus mempunyai tingkat keyakinan yang lebih besar dibandingkan dengan sumberdaya tertunjuk, begitu pula sumberdaya tertunjuk harus mempunyai tingkat keyakinan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sumberdaya tereka. Sumberdaya terukur dan tertunjuk dapat ditingkatkan menjadi cadangan terkira dan terbukti apabila telah memenuhi kriteria layak. Tingkat keyakinan geologi tersebut secara kuantitatif dicerminkan oleh jarak titik informasi (singkapan, lubang bor).
2.2.12 Aspek Ekonomi
Ketebalan minimal lapisan batubara yang dapat ditambang dan ketebalan maksimal lapisan pengotor atau “dirt parting” yang tidak dapat dipisahkan pada saat ditambang, yang menyebabkan kualitas batu baranya menurun karena kandungan abunya meningkat, merupakan beberapa unsur yang terkait dengan aspek ekonomi dan perlu diperhatikan dalam menggolongkan sumberdaya batubara.
Tabel 2.4
Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan Batubara
Tahap
eksplorasi Survey tinjau
(reconnaissance) Prospeksi (prospecting) Eksplorasi pendahuluan (preliminary Exploration) Eksplorasi rinci (detail ekploration) Status hasil kajian
Belum layak Sumberdaya Hipotetik (Hypothical Resources) Sumberdaya Tereka (inferred Resources) Sumberdaya Tertunjuk (Indicated Resources) Sumberdaya terukur (Measured Resources)
Layak Cadangan terkira
(probable reserves)
(Sumber SNI 13-6011-1999)
2.2.13 Metode perhitungan Cadangan
Pemilihan metoda perhitungan cadangan didasari oleh faktor geologi endapan, metoda eksplorasi, data yang dimiliki, tujuan perhitungan, dan tingkat kepercayaan yang diinginkan
2.2.14 Metode Estimasi Sumberdaya dengan Metode USGS
Estimasi sumberdaya Batubara dengan metode Circular USGS mempunyai keuntungan yaitu, mudah diterapkan, mudah dikomunasikan dan mudah dipahami serta dapat disesuaikan dengan mudah, akan tetapi memerlukan interpretasi geologi yang baik. Metode perhitungan ini banyak digunakan dalam menafsirkan besarnya perhitungan sumberdaya batubara. Aturan dalam perhitungan dengan metode
Circular USGS disesuaikan dari jenis sumberdaya yang digunakan.
Kemiringan lapisan batubara juga memberikan pengaruh dalam perhitungan sumberdaya batubara. Bila lapisan batubara memiliki kemiringan yang berbeda-beda, maka perhitungan dilakukan secara:
1. Kemiringan 0°-10° Perhitungan tonase dilakukan langsung dengan menggunkan rumus tonase yaitu luas area batubara x tebal batubara x densitas batubara.
2. Kemiringan 10°-30° Perhitungan tonase dilakukan dengan membagi nilai luas area batubara dengan nilai cosinus kemiringan lapisan batubara.
3. Kemiringan >30° Perhitungan tonase dilakukan dengan mengkalikan nilai luas area batubara dengan nilai cosinus kemiringan lapisan batubara.
Perhitungan manual estimasi sumberdaya dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
T = (L/cos α) x t x D, ………..…(2.1) Keterangan:
T = Tonase Batubara (ton) t = Tebal batubara (m)
D = Berat batubara per volume (density) L = Luas area batubara (m2)
α = Dip lapisan batubara(°)
Dari hasil perhitungan dengan metode USGS bisa di dapatkan umur tambang yang optimal sebagai berikut
Umur tambang = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑐𝑎𝑑𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
𝑇𝑎𝑟𝑔𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖……..………..………...(2.2)
2.2.15 Desain Tambang Terbuka
Penambangan mineral dan batubara memakai sistem tambang tebuka menyebabkan perubahan rona atau bentuk topografi suatu daerah menjadi sebuah
front penambangan, secara umum tambang terbuka terdiri dari beberapa jenjang (bench) dan jalan angkut.
(Sumber: (Wood., et al., 1983)
Gambar 2.4 Teknik perhitungan sumberdaya batubara
2.2.16 Geometri Jenjang
Geometri jenjang terdiri dari tinggi jenjang, sudut lereng jenjang tunggal, dan lebar dari jenjang penangkap (catch bench). Rancangan geoteknik jenjang biasanya dinyatakan dalam bentuk parameter-prameter untuk tiga aspek ini. Tinggi jenjang: biasanya alat muat yang digunakan harus mampu pula mencapai pucuk atau bagian atas jenjang. Sudut lereng jenjang: penggalian oleh alat gali mekanis seperti loader atau shovel di permukaan jenjang pada umumnya akan menghasilkan sudut lereng antara 60-65 derajat. Lebar jenjang penangkap: ditentukan oleh pertimbangan keamanan. Komponen dasar pit adalah jenjang, bagian jenjang adalah (Hustrulid&Kuchta,1995)
2.2.17 Geometri Jalan Tambang
Pada umumnya pola akses material tambang dibagi menjadi dua, yaitu: pengangkutan overburden ke lokkasi penimbunnan (waste dump), dan pengankutan batubara ke lokasi pengolahan (rump). Ada beberapa geometri yang harus diperhatikan dan dipenuhi unntuk menunjang kelancaran dalam operasi pengangkutan antara lain:
(Sumber: waterman Sulistyana Bargawa. 2017)
Gambar 2.5 Bagian-bagian Jenjang jenjang
1. Lebar Jalan pada Jalan Lurus
Penentuan lebar jalan angkut minimum untuk jalan lurus didasarkan pada Rule
of Thumb yang dikemukakan Aasho Manual Rural High-Way Design adalah :
𝐿𝑚𝑖𝑛= 𝑛. Wt + ( 𝑛 + 1) (0,5 . Wt) ……….………(2.3) (Sumber ; waterman Sulistyana Bargawa. 2017)
Keterangan:
𝐿𝑚𝑖𝑛 = Lebar jalan angkut minimum (m) 𝑛 = Jumlah jalur
Wt = Lebar alat angkut total (m)
(Sumber ; waterman Sulistyana Bargawa. 2017)
2. Lebar Jalan pada Tikungan
Lebar jalan angkut pada tikungan selalu lebih besar dari pada lebar pada lebar pada jalan lurus. Lebar jalan angkut pada tikungan dapat dihitung menggunakan rumus :
W = 𝑛 (U + Fa + Fb + Z) + C………...(2.4) W = 𝑍 = 1 2⁄ (U + Fa + Fb + Z)………...(2.5) Keterangan:
W = Lebar jalan angkut pada tikungan (m) n = Jumlah jalur
U = Jarak jejak roda kendaraan (m) Fa = Lebar juntai depan (m)
Fb = Lebar juntai belakang (m)
C = Jarak antara dua alat angkut yang akan bersimpangan (m) Z = Jalan sisi alat angkut ke tepi jalan (m)
3. Superelevasi
Superelevasi merupakan kemiringan jalan pada tikungan yang terbentuk
oleh batas antara tepi jalan terluar dengan tepi jalan terdalam karena perbedaan ketinggian. Superelevasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
e + f = 𝑉2
127.𝑅………...(2.6)
Keterangan: e = superelevasi
v = kecepatan kendaraan (km/jam) R = radius /jari-jari tikungan (m) f = keofisien gesekan melintang
(Sumber ; waterman Sulistyana Bargawa. 2017)
(Sumber ; waterman Sulistyana Bargawa. 2017)
Gambar 2.8 Gaya Sentrifugal pada Tikungan 4. Kemiringan Melintang
Untuk menghindari agar pada saat hujan air tidak tergenang pada jalan, maka pembuatan kemiringan (cross slope) dilakukan dengan cara membuat bagian tengah jalan lebih tinggi dari tepi jalan .
Sumber ; waterman Sulistyana Bargawa. 2017)
Gambar 2.9 Kemiringan Melintang (Cross Slope) pada jalan 5. Kemiringa Jalan
Kemiringan atau grade jalan angkut merupakan salah satu faktor penting yang harus diamati secara detail dalam suatu kajian terhadap kondisi jalan tambang karena akan mempengaruhi kinerja alat angkut yang melaluinya. Kemiringan (grade) dapat dihitung dngan rumus :
Grade (𝛼)° = Arc Tg ∆h
∆x ……….(2.7)
∆ℎ = beda tinggi antar dua titik yang diukur (m) ∆𝑥 = beda datar antar dua titik yang diukur (m)
(Sumber ; waterman Sulistyana Bargawa. 2017)
Gambar 2.10 Kemiringan Jalan Angkut 2.2.18 Alat Mekanis
2.2.19 Faktor Keserasian Kerja Alat (Match Factor)
Untuk mendapatkan hubungan kerja yang serasi antara alat gali-muat dan alat angkut, maka produksi alat gali-muat harus sesuai dengan produksi angkut, berikut rumus untuk mencari match factor:
𝑀𝑓 = 𝑛 𝑥 𝐶𝑡𝑚 𝑥 𝑁𝑎
𝐶𝑡𝑎 𝑥 𝑁𝑚 ……… (2.8)
(𝑠𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟: Khaerul Nujum, dkk. 2015)
Keterangan:
𝑀𝑓 = Match Factor atau faktor keserasian
𝑁𝑎 = Jumlah alat angkat dalam kombinasi kerja .unit 𝑁𝑚 = jumlah alat gali-muat dalam kombinasi kerja .unit 𝑁 = Banyaknya pengisian tiap satu alat angkut
𝐶𝑡𝑎 = Waktu edar alat angkut .menit 𝐶𝑡𝑚 = Waktu edar alat gali-muat . menit
Kemungkinan yang akan terjadi terhadap alat muat dan alat angkut adalah MF < 1, artinya alat muat akan menunggu. MF = 1, artinya kedua alat sudah sepadan,
sehingga tidak ada waktu menunggu. MF > 1, artinya alat angkut akan menunggu, terjadi antrian Dump Truck.
2.2.20 Produktivitas Alat Gali-muat dan Alat Angkut
Pada perhitungan produksi alat terhadap 2 macam kemampuan alat yaitu kemapuan alat secara teoritis dan kemapuan alat secara nyata. Produksi teoritis alat merypakam hasil terbaik seccara perhiungan yang dapat dicapai suatu hubungan kerja alat selam waktu operasi tersedia dengan memperhitungkan faktor koreksi yang ada.
Produktivitas alat angkut dalam dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 𝑝𝑎= 60 𝐶𝑡𝑎 𝑥 𝑛 𝑥 𝐶𝑏 𝑥 𝐹𝑓 𝑥 𝐸𝑈 𝑥 𝐷𝑙𝑜𝑜𝑠𝑒 ………...……….. (2.9) (𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟: Khaerul Nujum, dkk. 2015) Keterangan:
𝑃𝑎 = Produksi alat angkut, ton/jam
𝐶𝑡𝑎 = Waktu edar alat angkut, menit 𝑛 = Jumlah pengisian alat gali-muat 𝐶𝑏 = Kapasitas bucket alat gali-muat . 𝑚3 𝐹𝑓 = Faktor isian mangkuk (𝑓𝑖𝑙𝑙 𝑓𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟)
𝐸𝑈 = Penggunaan efektif (𝐸𝑓𝑓𝑒𝑐𝑡𝑖𝑣𝑒 𝑈𝑡𝑖𝑙𝑖𝑧𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛). % 𝐷𝑖𝑜𝑜𝑠𝑒 = 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 𝑙𝑜𝑜𝑠𝑒, 𝑡𝑜𝑛/𝑚3
Sedangkan untuk mencari produksi alat gali-muat menggunakan rumus: 𝑃𝑚 = 60
𝐶𝑡𝑎 𝑥 𝐶𝑏 𝑥 𝐹𝑓 𝑥 𝐸𝑈 𝑋 𝐷𝑖𝑜𝑜𝑠𝑒 ……….……… (2.10)
(𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟: Khaerul Nujum, dkk. 2015)
Keterangan:
𝑃𝑚 = Produksi alat gali-muat , ton/jam
𝐶𝑡𝑚 = Waktu edar alat gali-muat. menit 𝐶𝑏 = Kapasitas bucket alat gali-muat . 𝑚3
𝐹𝑓 = Faktor isian mangkuk (𝑓𝑢𝑙𝑙 𝑓𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟)
𝐷𝑖𝑜𝑜𝑠𝑒 = 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 𝑙𝑜𝑜𝑠𝑒, 𝑡𝑜𝑛/𝑚3
2.2.21 Waktu Edar
Waktu edar adalah waktu yang diperlukan oleh alat mekanis untuk menyelesaikan sekali putaran kerja, dari mulai kerja sampai selesai dan bersiap-siap memulai kembali berikut adalah rumus waktu edar alat gali-muat:
𝐶𝑇𝑚= 𝐵𝑡 + 𝑆𝑡𝑓 + 𝐷𝑡 + 𝑆𝑡𝑒……….…………..………. (2.11)
(𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟: Khaerul Nujum, dkk. 2015)
Keterangan:
𝐶𝑡𝑚 = Waktu edar alat gali-muat, detik
Bt = Waktu menggali material, detik
Stf = Waktu putar dengan bucket terisi, detik
Dt = Waktu menumpahkan muatan, detik
Ste = Waktu putar dengan bucket kosong, detik
Rumus waktu edar alat angkut:
Cta = 𝑆𝑇𝑙 + 𝐿𝑇 + 𝑇𝑙𝑓 + 𝑆𝑇𝑑 + 𝐷𝑇 + 𝑇𝑇𝑒………..……….(2.12)
(𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟: Khaerul Nujum, dkk. 2015)
Keterangan :
𝐶𝑡𝑎 = Waktu edar alat gali-muat, detik
𝑆𝑇𝑙 = Waktu mengambil posisi untuk dimuati, menit
LT = Waktu diisi muatan, menit
TTf = Waktu tempuh mengangkut muatan, menit
STd = Waktu mengambil posisi untuk perumpahan, menit DT = Waktu pengosongan muatan , menit
TTe = Waktu kembali kosong, menit 2.2.22 Faktor Efesiensi Kerja
Efesein kerja mutlak diperhitungan umtuk melakukan taksiran produksi alat dengan memperhatikan keadaan medan dan keadaan medan nilai efesiansi kerja dapat di lihat pada tebel 2.5
Tabel 2.5 Efesiensi Kerja Alat Keadaan
Medan
Keadaan Alat
Memuaskan Bagus Biasa Buruk
Memuaskan 0.85 0.81 0.76 0.70
Bagus 0.78 0.75 0.71 0.65
Biasa 0.72 0.69 0.65 0.60
Buruk 0.63 0.61 0.57 0.52
(Sumber : Andi Tenrisukki Tenrianjeng) 2.3 Kerangka Konseptual
Berdasarkan landasan teori maka dapat di buat kerangka konseptual sebagai berikut: Hasil Input Proses 1. Volume batubara dan overburden 2. Design pit penambangan 3. Umur tambang 1. Pengolahan data bor dan
litologi untuk mengetahui cadangan dan umur tambang . a. 2. Perhitungan cadangan batubara dengan menggunkan auotoCAD LD 2005 dengan metode USGS Persamaan (2.1), (2.2).
b. 3. Pembuatan pit tambang
dari data bor dan geometri lereng yang diambil di lapangan menggunkan
surpac 5.6.1 .
c. 4. Mencari match factor dari alat angkut dan muat dengan persamaan (2.8) ,(2.9) ,(2.10), (2.11), (2.12) . d. LSDKDData Primer: a. pengukuran geometri lereng
b. pengambilan data cycle
time alat muat dan
angkut Data Sekunder: a. peta geologi b. statigrafi geologi
regional
c. data bor perusahaan d. data topografi e. target produksi a.
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang lakukan adalah penelitian terapan. Dalam penelitian terapan ini kondisi yang ada dimanipulasi ke dalam software tambang sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan dengan menciptakan sebuah kondisi pada yang ditelitinya. Penelitian terapan ini termasuk kedalam klasifikasi penelitian berdasarkan teknik pengumpulan data dalam kelompok kuantitatif. Penelitian ini berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan perusahaan.
3.2 Metodologi Penelitian
Adapun metodologi atau langkah-langkah pada penelitian ini yaitu:
1. Tahapan awal yaitu melakukan studi literatur/studi pustaka dengan membaca karyai lmiah, buku, atau pun penelitian-penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini.
2. Tahap persiapan yaitu mempersiapkan segala keperluan yang dibutuhkan sebelum melakukan penelitian seperti penentuan lokasi penelitian, persiapan proposal untuk ke kampus dan keperusahaan yang akan dituju, serta data-data yang akan diambil saat penelitian berupa data primer dan data sekunder.
3. Tahap pengambilan data primer dan data sekunder keperusahaan dimana penelitian dilakukan untuk proses selanjutnya
4. Tahap pengolahan data dan analisis data perhitungan tonase batubara dan volume overburden menggunakan metode USGS serta pembuatann design penambangan menggunakan software surpac 6.5.1 untuk membuat design
pit dan software autoCAD LD 2005 untuk mengetahui umur tambang
berdasarkan alat muatdan alat angkut 5. Tahap penyusunan laporan dan kesimpulan. 3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
3.3.1 Tempat Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah PT. Tamarona Mas Internasional, Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi.
3.3.2 Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada tanggal 8 sampai 15 september 2019. Penelitian dilakukan untuk pengambilan data primer dan data sekunder yang dibutuhkan dalam penyusunan laporan Tugas Akhir.
3.4 Data dan Sumber Data 3.4.1 Data
1. Data Primer
Data primer yang dilakukan di perusahaan dalam penelitian ini yaitu: a. Pengukuran geometri lereng
Pengukuran geometri lereng di PT. Tamarona Mas Internasional menggunakan alat meteran yang berukuran 10 meter untuk mengukur
lebar jenjang dan tinggi jenjang dapat dilihat pada gambar 3.1 dan 3.2.
Gambar 3.1 Pengukuran Lebar jenjang
Gambar 3.2 Pengukuran Tinggi Jenjang
Sedangkan untuk mengukur kemiringan jenjang menggunakan alat
Gambar 3.3 Pengukuran Lereng
Lokasi pengukuran di pit utara PT. Tamarona Mas Internasional hasil pengukuran geometri lereng dapat dilihat dilampiran ix.
b. Pengambilan data cycle time alat muat dan alat angkut untuk mengetahui produksi kedua alat muat dan alat angkut data yang di ambil sebanyak 20 data alat muat dan 10 data alat angkut, dimana PT. Tamarona Mas Internasional memiliki 2 unit alat muat untuk pengupasan overburden dan 1 unit untuk cool getting, setiap 1 unit alat muat dalam kegiatan
overburden ada 4 unit dump truck yang melakukan hauling sedangkan
untuk kegiatan cool getting ada 5 unit dump truck yang melakukan hauling data cycle time dapat dilihat pada lampiran iii-viii.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari buku-buku literatur atau studi kepustakaan dan data-data atau arsip perusahaan. seperti berikut:
a. Peta Geologi
Peta Geologi untuk mendapatkan gambaran keadaan kondisi geologi di area izin usaha pertambangan (IUP) di PT. Tamarona Mas Internasional dapat dilihat pada lampiran i
b. Statigrafi Geologi Regional
Statigrafi geologi regional daerah penelitian PT. Tamarona Mas Internasional dapat dilihat pada gambar 2.1
c. Data Bor Peruahaan
Data bor perusahaan digunkan untuk mengetauhi kedalaman batubara dan rata-rata ketebalannya sekaligus letak posisi batubara dapat dilihat dilampiran x.
d. Target Produksi
Data target produksi diperlukan untuk rencana kegiatan produksi yang ingin di capai oleh perusahaan berdasarkan permintaan perusahaan target produksi PT. Tamarona Mas Internasional dapat di lihat di lampiran xi.
3.4.2 Sumber Data
Sumber data berasal dari hasil pengamatan langsung dilapangan, studi kepustakaan/literatur dan arsip-arsip perusahaan,dan mencatat semua hal-hal yang berhubungan dengan objek penelitian.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah:
1. Pengambilan geometri lereng sebagai acuan untuk pembuatan design pit dengan menggunakan alat ukut meteran yang berukuran 10 m dan alat
inclinometer , data yang di ambil adalah tinggi jenjang, kemiringan lereng,
2. Pengambilan data cycle time alat muat dan alat angkut untuk mencari
match factor dengan menggunakan alat stopwatch data yang di ambil
untuk mencari cycle time alat gali data yang di ambil , waktu penggalian meterial, waktu putar dengan bucket terisi , waktu putar dengan bucket kosong, waktu menumpahkan muatan. Untuk alat angkut data yang di ambil waktu untuk mengambil posisi untuk dimuati, waktu diisi muatan, waktu tempuh untuk mengangkut muatan, waktu untuk mengambil posisi untuk penumpahan, waktu tumpah atau (dumping), waktu kembali kosong. 3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data
Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengolahaan data dari perusahaan untuk menghitung cadangan dan pembuatan design penambangan untuk rencana produksi perusahaan dalam perhitungan dan pembuatan design menggunakan aplikasi software surpac 6.5.1 dan autoCAD LD
2005, perhitungan cadangan mengukan metode USGS berdasarkan acuan SNI,
berikut langkah-langkah perhitungan cadangan menggunakan metode USGS dengan aplikasi autoCAD LD 2005 dan pembuatan design dengan aplikasi surpac
6.5.1.
1. Buka aplikasi autoCAD LD 2005, lalu klik New Drawing maka akan muncul gambar seperti ini.
Gambar 3.4 Tampilan awal autoCAD LD 2005
2. Isi nama project, lalu klik create project ubah prototype menjadi (meter), lalu isi nama lagi, deskripsi project lalu ok
3. Pilih metric, 1:1000 lalu next
Gambar 3.6 Tampilan Proses Penentuan Nilai Metrik
4. Ubah liners unit menjadi meter, angel units menjadi grads,angel display
style menjadi nort azimuths. Next, next, lalu finish
5. Klik point , point settings, lalu klik market ubah costum market style menjadi tanda plus (+) dan superimposed menjadi silinder, dan isi size 3,00
Gambar 3.8 Tampilan From Market 6. Klik text, ceklis color visibility number, isi size 3 lalu ok
7. Klik point, point import/export, import poin,lalu isi format PENZD (space
delimited), masukan data bor yang sudah dalam bentuk notepad lalu ok,ok
Gambar 3.10 Proses Impor Point
8. Untuk memunculkan point klik z spasi, e spasi maka point akan muncul seperti ini
9. Klik circle lalu klik di titik bor isi diameternya 350 m buat sama untuk semua titik bor
Gambar 3.12 Pembuatan Circle pada Titik
10. Setelah semuanya dibuat lalu potong garis sehinggal buntuk menyambung sari lingkaran tersebut dengan menggunakan trim
11. Maka akan jadi seperti gambar dibawa ini lalu cari luas area dari lingkar tersebut dengan cara ketik pe ,lalu ketik m, lalu blok enter setelah itu hitung area nya
Gambar 3.14 Gambar yang sudah di potong
12. Hitung area dengan ketik area lalu blok area yang ingin kita ketahui lalu enter maka nilai area ny akan mucul, didapat lah luasan aera 2.656.713,589 m²
13. Selanjutnya masukan koordinat iup untuk mengetahui luasan area yang kita ingin hitungan
Gambar 3.16 Iup yang kita ingin hitung
14. Lakukan seperti mencari luas area seperti langkah berikut nya maka akan muncul hasilnya
Gambar 3.17 Hasil luas area pit selatan
Pembuatan design dengan menggunakan surpac 6.5.1 sebagai berikut : 1. Buka aplikasi surpac 6.5.1
2. Klik data bor yang sudah dalam bentuk csv lalu klik file ,impor, data ke from many files string klik ok ,ok,ok
Gambar 3.19 Pengimputan Data Bor
3. Panggil data yang sudah dalam bentuk string tarik ke lembaran kerja
Gambar 3.20 Titik- titik bor 4. Garis titik bor paling luar dengan menggunakan polyline
5. Klik edit , trim ,clib by selected segment oke lalu simpan nama nya dengan
floor
Gambar 3.22 Acuan pit yang sudah jadi
6. Klik design ,expand segment ,multi bench design ,lalu klik garis pada floor
lalu isi tabel yang mucul dengan slope angel , 45°, bench height 10, targer z
100.
Gambar 3.23 From Pengisian Data Pembuatan Design
7. Pit tambang pun mulai terbentuk lakukan sesuai dengan yang diinginkan oleh perusahaan sesuai perhitungan sr
8. Setelah pit sudah di bentuk muncul kan kontur dan elevasinya
Gambar 3.25 Design yang di Rencanakan
9. Klik surface, create DTM from layer maka akan mucul seperti pit pun sudah terbentuk.
Gambar 3.26 Bentuk Design 3DM
dengan menggunakan penilitian ini juga mengolah data cycle time dari alat muat dan alat angkut untuk mengetahui nilai match factor dari alat tersebut sebagai kajian rencana produksi berikutnya. Analisa data sumberdaya dan cadangan menggunakan metode USGS yang beracuan dengan (SNI 13-6011-1999).
Design Penambangan dan Rencana Produksi Pit Selatan
di PT. Tamarona Mas Internasional 3.7 Kerangka Metodologi
Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:
Identifikasi Masalah
1. Belum ada nya design pit Selatan di PT. Tamarona Mas Internasional
2. Belum ada perhitugan cadangan terukur yang mengunakan metode USGS
3. Belum adanya perencanaan target produksi berdasarkan alat muat dan alat angkut
4. Belum adanya kajian alat muat dan alat angkut dalam mencapai target produksi
5.
Tujuan Penelitian
1. Menentukan volume batubara dan overburden di pit A PT. Tamarona Mas Internasional.
2. Merencanakan design penambangan di pit A PT. Tamarona Mas Internasional.
3. Menentukan umur tambang berdasarkan alat gali dan angkut yang digunakan.
Data Sekunder a. Peta geologi
b. Statigrafi geologi regional c. Data bor perusahan d. Data topografi e. Target produksi Data Primer
a. Data geometri lereng b. Data cycle time alat muat
dan alat angkut
Pengumpulan Data
Gambar 3.27 Diagram Alir Penelitian Pengolahan Data
1. Pengolahan data bor dan litologi untuk mengetahui cadangan batubara dan umur tambang
2. Perhitungan cadangan batubara dengan menggunakan
autoCAD LD 2005 dengan metode USGS Persamaan
(2.1), (2.2).
3. Pembuatan pit tambang dari data bor dan geometri lereng yang di ambil di lapangan menggunkan surpac 5.6.1 4. Mencari match factor dari alat angkut dan alat muat
dengan persamaan (2.8), (2.9), (2.10), (2.11), (2.12)
Hasil 1. Volume batubara dan overburden 2. Design pit penambangan
3. Umur tambang
Analisis Data
Analisa data sumberdaya dan cadangan menggunakan metode USGS yang beracuan dengan (SNI 13-6011-1999) sedangkan pembuatan design tambang dari data yang diambil di lapangan disesuaikan dengan AASTHO.
41 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan Pembahasan
4.1.1 Perhitungan Tonase Batubara dan Overburden
Perhitungan volume batubara dan overburden di dapat dari ketebalan rata-rata batubara dari setiap lubang bor dan ketebalan rata-rata overburden dari setiap lubang bor dapat dilihat dilampiran x dan luas area dilampiran xiii berikut cara mencari volume batubara dan overburden dengan persamaan rumus (2.1).
1. Perhitungan volume batubara Diket : Tebal rata-rata (t) = 1,71 m Density (D) = 1,26 Luas (L) = 969.851,372 m² Tonase (T) = 𝑇 = 969.851,372 m² × 1,71 𝑚 × 1,26 = 2.089.641,766 ton 2. Perhitungan volume overburden
Diket :
Tebal rata-rata (t) = 21,21 m
Luas (L) = 969.851,372 m² Volume (V) =
𝑉 = 969.851,372 m² × 21,21m = 20.570.547,600 m³
Dari volume batubara dan volume overburden didapatlah stripping ratio (sr) pit selatan PT. Tamarona Mas Internasional sebagai berikut:
sr = volume overburden / tonase batubara
4.1.2 Analisis Hasil Perhitungan Metode USGS
Dari hasil perhitungan volume batubara dan overburden dengan menggunakan metode perhitungan USGS di pit selatan PT. Tamarona Mas Internasional perhitungan hanya menghitung luas area didalam iup pit selatan dengan luas area 969.851,372 m² dengan bertangan 350 m didapatkan tonase batubara 2.089.641,766 ton dengan ketebalan rata-rata 1,71 m dan volume
overburen 20.570.547,600 m³ dengan ketebalan rata-rata 21,21 m didapatlah nilai
strippimg ratio 1:9,8
Metode USGS mempunyai keuntungan yaitu, mudah diterapkan, mudah dikomunikasihkan dan mudah dipahami serta dapat disesuaikan dengan mudah, akan tetapi memerlukan interpretasi geologi yang baik. Aturan dalam perhitungan dengan motode cilcular USGS disesuaikan dari jenis sumberdaya yang digunakan. (Agus
Ardianto.A dkk. 2018)
4.2 Design Penambangan Pit Selatan
Design Penambangan pit selatan PT. Tamarona Mas Internasional menggunkan
software surpac 5.6.1 dengan design tinggi jenjang 10 m, lebar jenjang 5 m dan kemiringan lereng 60° dapat dilihat pada lampiran xvi peta pit selatan dan tampak
design pit selatan
4.2.1 Analisis Pembuatan Design Penambangan
Analisis desing penambangan pit selatan PT. Tamarona Mas Internasional menggunakan acuan dari pit utara yang diambil dari data primer dengan tinggi jenjang 10 m, lebar jenjang 5 m, dan kemiringan lereng 60° dengan design pit terdiri dari keseluruhan 4 jenjang dan kedalaman pit 40 m sesuai dengan rekomendasi perusahaan pembuatan jalan tambang langsung dari software surpac 5.6.1.
4.3 Waktu edar
Waktu edar alat gali-muat dan alat angkut PT. Tamarona Mas Intenasional berikut perhitungan dengan rumus persamaan 2.11dan 2.12:
1. Waktu edar alat angkut Dump Truck Hino 500 FM 260 JD kegiatan hauling overburden dapat dilhat pada lampiran vii
Diket:
𝐶𝑡𝑎 = Waktu edar alat gali-muat, menit 𝑆𝑇𝑙 = 0,662 menit LT = 1,466 menit TTf = 1,392 menit STd = 0,352 menit DT = 0,327 menit TTe = 1,136 menit Cta = 0,662 + 1,466 + 1,392 + 0,352 + 0,327 + 1,136 Cta = 5,335 menit
2. Waktu edar alat angkut Dump Truck Hino 500 FM 260 JD kegiatan hauling caol getting dapat dilihat pada lampiran vi
Diket:
𝐶𝑡𝑎 = Waktu edar alat gali-muat, menit
𝑆𝑇𝑙 = 1,004 menit LT = 0,411 menit TTf = 15,886 menit STd = 1,365 menit DT = 1,073 menit TTe = 11,116 menit Cta = 1,004 + 0,411 + 15,886 + 1,365 + 1,073 + 11,116 Cta = 30,855 menit
3. Waktu edar alat angkut DumpTruck Mitsubisi FN 527 ML kegiatan hauling overburden dapat dilihat pada lampiran viii
Diket:
𝑆𝑇𝑙 = 0,662 menit LT = 1,466 menit TTf = 1,375 menit STd = 0,33 menit DT = 0,333 menit TTe = 0,976 menit Cta = 0,662 + 1,466 + 1,375 + 0,33 + 0,333 + 0,976 Cta = 5,142 menit
4. Waktu edar alat gali-muat excavator komtsu pc 300 kegiatan laoding caol getting dapat dilihat pada lampiran vi.
Diket:
𝐶𝑡𝑚 = Waktu edar alat gali-muat, detik
Bt = 5,3 detik Stf = 4,3 detik Dt = 3,7 detik Ste = 4,2 detik 𝐶𝑇𝑚 = 5,3 + 4,3 + 3,7 + 4,2 𝐶𝑇𝑚 = 17,5 detik
5. Waktu edar alat gali-muat excavator caterpillar 300D kegiatan laoding overburden dapat dilihat pada lampiran iii
Diket:
𝐶𝑡𝑚 = Waktu edar alat gali-muat, detik
Bt = 5,5 detik
Stf = 5,5detik Dt = 4,2 detik
Ste = 4,7 detik
𝐶𝑇𝑚 = 19,9 detik
6. Waktu edar alat gali-muat excavator kobelco sk 330 kegiatan laoding overburden dapat dilahat pada lampiran v
Diket:
𝐶𝑡𝑚 = Waktu edar alat gali-muat, detik
Bt = 5 detik Stf = 4,3 detik Dt = 3,8 detik Ste = 4,2 detik 𝐶𝑇𝑚 = 5 + 4,3 + 3,8 + 4,2 𝐶𝑇𝑚 = 17,3 detik
4.3.1 Produktivitas Alat Gali-Muat dan Alat Angkut
Produktivitas alat gali-muat dan alat angkut PT. Tamarona Mas Internasional setelah melakukan pengambilan data dilapangan maka produktivitas dapat di cari dengan rumus perasamaan 2.9 dan 2.10 berikut hasil dari perhitungannya:
1. Produktivitas alat angkut dump truck hino 500 FM 260 JD kegiatan
hauling caol getting dengan 4 unit dump truck dan satu excavator komatsu pc 300 .
Diket:
𝑃𝑎 = Produksi alat angkut, ton/jam 𝐶𝑡𝑎 = 30,855 menit 𝑛 = 10 𝐶𝑏 = 1.6 m³ 𝐹𝑓 = 1 𝐸𝑈 = 0,75 𝐷𝑖𝑜𝑜𝑠𝑒 = 1.26 𝑝𝑎= 60 30,885 × 8 × 1,6 m³ × 1 × 0,75 × 1.26
𝑝𝑎= 23,49 ton/jam Untuk satu unit dump truck 𝑝𝑎= 23,49
𝑡𝑜𝑛
𝑗𝑎𝑚 × 4 𝑈𝑛𝑖𝑡 𝑑𝑢𝑚𝑝 𝑡𝑟𝑢𝑐𝑘
𝑝𝑎= 93,96 ton/jam × jam kerja 9 jam /hari = 845,64 ton × 30 hari = 25.369 ton/ bulan × 12 bulan = 304.430,4 ton/ tahun
2. Produktivitas alat angkut dump truck hino 500 FM 260 JD kegiatan
hauling overburden dengan 4 unit dump dan satu excavator kobelco sk 330
Diket:
𝑃𝑎 = Produksi alat angkut, ton/jam
𝐶𝑡𝑎 = 5,335 menit 𝑛 = 4 𝐶𝑏 = 1.6 m³ 𝐹𝑓 = 1 𝐸𝑈 = 0,75 𝐷𝑖𝑜𝑜𝑠𝑒 = 1.39 𝑝𝑎= 60 5,335 × 4 × 1,6 m³ × 1 × 0,75 × 1.39
𝑝𝑎= 75,03 ton/jam Untuk satu unit dump truck 𝑝𝑎= 75,03
𝑡𝑜𝑛
𝑗𝑎𝑚 × 4 𝑈𝑛𝑖𝑡 𝑑𝑢𝑚𝑝 𝑡𝑟𝑢𝑐𝑘
𝑝𝑎= 300,12 bcm/jam
3. Produktivitas alat angkut dump truck mitsubisi FN 527 ML kegiatan
hauling overburden dengan 4 unit dump dan satu excavator caterpillar 330D
Diket:
𝑃𝑎 = Produksi alat angkut, ton/jam
𝐶𝑡𝑎 = 5,412 menit 𝑛 = 4
𝐶𝑏 = 1.6 m³ 𝐹𝑓 = 1 𝐸𝑈 = 0,75 𝐷𝑖𝑜𝑜𝑠𝑒 = 1.39 𝑝𝑎= 60 5,412 × 4 × 1,6 m³ × 1 × 0,75 × 1.39
𝑝𝑎= 73,9 ton/jam Untuk satu unit dump truck
𝑝𝑎= 73,9 𝑡𝑜𝑛
𝑗𝑎𝑚 × 4 𝑈𝑛𝑖𝑡 𝑑𝑢𝑚𝑝 𝑡𝑟𝑢𝑐𝑘
𝑝𝑎= 295,6 bcm/jam
4. Produktivitas alat gali-muat laoding caol getting excavator komatsu pc
300
Diket:
𝑃𝑚 = Produksi alat gali-muat , bcm/jam
𝐶𝑡𝑚 = 17,679 detik = 0.333 menit 𝐶𝑏 = 1,6 m3 𝐹𝑓 = 1 𝐸𝑈 = 0,75 𝐷𝑖𝑜𝑜𝑠𝑒 = 1.26 𝑝𝑚= 60 0.333 × 1,6 m 3× 1 × 0,75 × 1.26 𝑝𝑚 = 307,89 ton/jam
5. Produktivitas alat gali-muat laoding overburden excavator caterpillar
330D
Diket:
𝑃𝑚 = Produksi alat gali-muat , bcm/jam
𝐶𝑡𝑚 = 20,055 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 0,294 menit
𝐶𝑏 = 1,6 m3
𝐸𝑈 = 0,75 𝐷𝑖𝑜𝑜𝑠𝑒 = 2.3 𝑝𝑚= 60 0,294 × 1,6 m 3× 1 × 0,75 × 1.39 𝑝𝑚 = 340 bcm/jam
6. Produktivitas alat gali-muat laoding overburden excavator kobelco SK 330 Diket:
𝑃𝑚 = Produksi alat gali-muat , bcm/jam
𝐶𝑡𝑚 =17,405 detik = 0,290 menit 𝐶𝑏 = 1,6 m3 𝐹𝑓 = 1 𝐸𝑈 = 0,75 𝐷𝑖𝑜𝑜𝑠𝑒 = 1.39 𝑝𝑚= 60 0,290 × 1,6 m 3× 1 × 0,75 × 1.39 𝑃𝑚 = 345,10 bcm/jam
4.3.2 Faktor Keserasian Kerja Alat (Match Factor)
Dari hasil perhitungan produktivitas alat gali-muat dan alat angkut PT. Tamarona Mas Internasional maka di dapatlah macht factor alat yang di hitung dengan rumus persamaan 2.8
1. Macht factor kegiatan coal getting Hino DumpTruck HINO 500 FM 260 JD dan excavator komastu pc 300
Diket:
𝑀𝑓 = Match Factor atau faktor keserasian 𝑁𝑎 = 5
𝑁 = 10 𝐶𝑡𝑎 = 34,53 menit 𝐶𝑡𝑚 = 17,679 detik 𝑀𝑓 = 10 𝑥 34,53 𝑥 5 17,679 𝑥 1 𝑀𝑓 = 1.726,5 17,679
𝑀𝑓 = 97 > 1 alat gali-maut bekerja 100%
2. Macht factor kegitan Overburden DumpTruck HINO 500 FM 260 JD dan
Kobelco sk 330
Diket:
𝑀𝑓 = Match Factor atau faktor keserasian 𝑁𝑎 = 4 𝑁𝑚 = 1 𝑁 = 4 𝐶𝑡𝑎 = 5,335 menit 𝐶𝑡𝑚 = 17,405 detik 𝑀𝑓 = 4 𝑥 5,335 𝑥 4 17,405 𝑥 1 𝑀𝑓 = 85,36 17,405
𝑀𝑓 =4 > 1 alat gali-muat bekerja 100%
3. Macht factor kegitan Overburden Mitsubisi FN 527 ML dan excavator
caterpillar 330D
Diket:
𝑀𝑓 = Match Factor atau faktor keserasian 𝑁𝑎 = 4
𝑁𝑚 = 1 𝑁 = 10
𝐶𝑡𝑚 = 20,0555 detik 𝑀𝑓 = 4 𝑥 5,412𝑥 4
20,0555 𝑥 1
𝑀𝑓 = 86,592
20,055
𝑀𝑓 =4 > 1 alat gali-muat bekerja 100%
4.3.3 Umur Tambang Pit Selatan dan Analisa Hasil Perhitungan Umur Tambang
Dari hasil perhitungan volume dan produktivitas maka di dapatlah umur tambang pit selatan berdasarkan produksi alat gali-muat dan alat angkut PT. Tamarona Mas Internasonal untuk mencari umur dengan menggunakan rumus persamaan 2.2 berikut pehitungannya:
Berdasarkan produksi alat muat dan alat angkut Umur tambang = 2.089.641,766 ton/m³
304.430,4 ton/ tahun 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑚𝑢𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡
Umur tambang = 6,8 tahun
Dari hasil perhitungan umur tambang didapatlah umur tambang berdasarakan acuan produksi alat gali-muat dan alat angkut yang digunakan PT. Tamarona Mas Internasional selama 6,8 tahun dengan jumlah jam kerja sebanyak 9 jam/hari untuk kegiatan coal getting dan 18 jam/hari untuk kegiatan overburden, dalam kegiatan penambangan PT. Tamarona Mas Internasional memilki 3 fleet, satu fleet kegiatan