• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA-KATA TAK BERATURAN BAHASA INGGRIS PADA SISWA-SISWA RUMAH PINTAR BANTUL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA-KATA TAK BERATURAN BAHASA INGGRIS PADA SISWA-SISWA RUMAH PINTAR BANTUL"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN: 2089-3884

KATA-KATA TAK BERATURAN BAHASA INGGRIS

PADA SISWA-SISWA “RUMAH PINTAR BANTUL”

Fahman Amin

e-mail: fahman_amin@yahoo.com ABSTRACT

The aim of this research is to identify the forms of mistakes in using English that are often made by Indonesian students because of the nature of language that language is irregular and to know the correct. In this journal, the writer takes the data from the students of “Rumah Pintar Bantul”. The result shows that the forms of the mistakes can be classified into 5 word classes: articles, nouns, verbs, adjectives, and adverbs. On the word class articles, the students are confused in using articles “a”, “an”, and “the”. On the word class nouns, the students are confused how to make the plural forms. On the word class verbs, the students are confused how to make the past form. On the word class adjectives, the students are confused in using comparisons. On the word class adverbs, the students are confused how to make adverb of manner and the use of prepositions.

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk kesalahan dalam berbahasa Inggris yang sering dibuat oleh para pelajar Indonesia yang disebabkan karena sifat bahasa yang tidak teratur dan mengetahui bagaimana yang benar. Dalam jurnal ini, penulis mengambil data bahasa dari siswa-siswa yang belajar di bimbingan belajar “Rumah Pintar Bantul”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk kesalahan yang dibuat dapat diklasifikasikan ke dalam 5 kelas kata: artikel, kata benda, kata kerja, kata sifat, dan kata keterangan. Pada kelas kata artikel, para siswa bingung dalam penggunaan artikel “a”, “an”, dan “the”. Pada kelas kata kata benda, para siswa bingung dalam pembentukan bentuk jamak. Pada kelas kata kata kerja, para siswa bingung dalam pembentukan kata kerja bentuk lampau. Pada kelas kata kata sifat, para siswa bingung dalam penggunaan perbandingan. Pada kelas kata kata keterangan, para siswa bingung dalam pembentukan keterangan cara dan penggunaan kata depan.

(2)

A. PENDAHULUAN

Dewasa ini, pengetahuan menjadi sangat pentng mengingat berkembangnya pesatnya teknologi modern. Pengetahuan dasar yang wajib dimiliki setiap orang adalah pengetahuan tentang bahasa. Bahasa adalah kode yang disepakati oleh masyarakat sosial yang mewakili ide-ide melalui penggunaan simbol-simbol arbitrer dan kaidah-kaidah yang mengatur kombinasi simbolsimbol tersebut (http://lilinpendidikan.blogspot.com/2010/04/morfofonemis-bahasa-indonesia.html). Dengan bahasa, manusia dapat berkomunikasi satu sama lain. Melalui bahasa pula, kita bisa memperoleh informasi dari berbagai sumber.

Bangsa Indonesia memiliki beraneka ragam budaya dan bahasa. Kebiasaan menggunakan bahasa daerah membuat bahasa Inggris kurang diminati oleh siswa-siswi yang belajar di daerah-daerah, khususnya daerah terpencil. Bahasa Inggris seakan-akan hanya sekedar menjadi bagian dari pelajaran sekolah saja, belum menjadi suatu kebutuhan bagi mereka. Padahal kita tahu bahwa 60% lebih penduduk Indonesia tinggal di saerah pedesaan atau daerah terpencil tersebut. Untuk berkomunikasi dengan daerah lain cukup menggunakan bahasa Indonesia.

Di Indonesia sendiri bahasa Indonesia sudah lama diajarkan di sekolah-sekolah mulai dari taman kanak-kanak, sekoah dasar, sekolah menengah, hingga perguruan tinggi. Bahasa Inggris telah dimasukkan ke dalam kurikilum pendidikan menengah dan perguruan tinggi, namun sejauh ini belum Nampak hasil yang maksimal. Bahasa Inggris menjadi pengetahuan yang sangat perlu dipelajari oleh orang Indonesia, khususnya para pelajar. Pentingnya mempelajari bahasa Inggris dapat dilihat dengan jelas dalam kenyataan. Indonesia dikelilingi oleh negara-negara yang kebanyakan penduduknya menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pertama atau kedua. Negara-negara tersebut adalah Singapura, Malaysia, Filipina, Australia, Selandia Baru, dan Papua Nugini (http://todoeducare.posterous.com/alasan-di-balik-pentingnya-belajar-bahasa-ing). Apabila suatu saat nanti seorang Warga Negara Indonesia bepergian ke salah satu negara yang disebutkan di atas, bekal pengetahuan bahasa Inggris akan sangat dibutuhkan untuk mempermudah orang itu dalam berkomunikasi dengan warga negara setempat.

(3)

Selain itu, seperti yang kita semua ketahui, bahasa Inggris merupakan bahasa Internasional. Untuk melakukan komunikasi dengan warga Negara lain, bahasa Inggris merupakan pilihan utama. Sumber-sumber informasi melalui berbagai media juga kebanyakan diterbitkan dalam bahasa Inggris. Oleh karena itu, kemampuan berbahasa Inggris akan memudahkan orang Indonesia

untuk mengembangkan wawasan pengetahuannya dengan

memberikan akses pada pengetahuan yang ada di luar Indonesia. Di samping pentingnya mempelajari bahasa Inggris, di sisi lain, banyak kendala yang dialami oleh para pelajar untuk mempelajari bahasa Inggris. Hal yang paling pokok tentu saja masalah grammar atau tata bahasa. Ketika seseorang mempelajari tata bahasa, hal yang paling sulit adalah ketika bahasa itu tidak ada pola yang pasti. Dengan kata lain, terjadi ketidakteraturan bahasa. Dalam bahasa Inggris, banyak terdapat kasus yang menunjukkan bahwa pola dalam suatu tata bahasa tidak bisa selamanya diterapkan. Ada kalanya tata bahasa Inggris itu mempunyai pengecualin-pengecualian yang membuat bahasa Inggris menjadi sedikit terlihat rumit.

Penulis mengambil data dari siswa-siswa “Rumah Pintar Bantul” karena di sana, semua tentornya adalah mahasiswa jurusan sastra Inggris. Untuk itulah penulis menerbitkan jurnal ini dengan tujuan agar dapat membantu menyelesaikan masalah tersebut. Dari penjelasan yang disampaikan di atas, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penulis yaitu mengetahui apa itu proses morfonologi, mengetahui bentuk-bentuk proses morfofonemis, dan mengetahui kemampuan para siswa “Rumah Pintar Bantul” dalam memahami materi proses morfonologi.

Manfaat yang ingin diperoleh dari penulisan paper atau jurnal ini, untuk siswa atau mahasiswa bermanfaat untuk peningkatan pemahaman tentang materi proses morfonologi. Selain itu, materi ini juga bisa digunakan sebagai bekal untuk mengajar dikemudian hari. Untuk guru atau dosen, hasil dari jurnal ini bisa dijadikan refleksi mengenai kemampuan yang dimiliki siswa untuk memahami materi proses morfonologi.

(4)

B. LANDASAN TEORI

Dalam paper ini, penulis menggunakan teori linguistik tradisional istilah tradisional dalam lingustik selalu dipertentangkan dengan istilah structural. Tata bahasa tradisional menganalisis bahasa berdasarkan filsafat dan semantic, sedangkan tata bahasa structural berdasarkan struktur atau ciri-ciri formal yang ada dalam suatu bahasa tertentu. Linguistic tradisional mencakup beberapa zaman, yaitu zaman Yunani, zaman Romawi, zaman Pertengahan, zaman Renaisans, dan zaman menjelang lahirnya linguistic modern.

Paper ini menggunakan teori linguistic tradisional pada zaman Yunani. Masalah fisis yang menjadi pertentangan para linguis pada masa itu adalah pertentangan antara fisis dan nomos dan pertentangan antara analogi dan anomali. Kaum fisis dan nomos mempertentangkan apakah bahasa itu alami (fisis) atau bersifat konvensi (nomos). Bersifat alami maksudnya bahasa itu mempunyai hubungan asal-usul, sumber dalam prinsip-prinsip abadi dan tidak dapat diganti di luar manusia itu sendiri. Sementara bahasa bersifat konvensi artinya makna-makna itu diperoleh dari hasil-hasl tradisi atau kebiasaan-kebiasaan, yang mempunyai kemungkinan bisa berubah.

Lebih spesifik lagi, dalam paper ini penulis menggunakan teori linguistic tradisional pada zaman Yunani yang dikemukakan oleh kaum anomali. Dalam linguistik tradisional zaman Yunani ini, kaum anomali selalu dipertentangkan dengan kaum analogi. Pertentangan antara kaum analogi dan kaum anomali ini menyangkut masalah apakah bahasa itu sesuatu yang teratur atau tidak teratur (http://nurulsimois.wordpress.com/).

Kaum analogi, antara lain Plato dan Aristoteles, berpendapat bahwa bahasa itu bersifat teratur (Chaer, 2007: 333). Karena keteraturan itulah orang dapat menyusun tata bahasa. Jika tidak teratur tentu yang dapat disusun hanya idiom-idiom saja dari bahasa itu. Sebagai bukti dalam bahasa Inggris, bentuk plural atau jamak dari suata kata benda adalah dengan menambahkan suffix atau akhiran “-s” atau ”-es”. Misalnya bentuk jamak dari kata “book” adalah “book” + “s” menjadi “books”. Contoh lain adalah bentuk past atau lampau dari suatu kata kerja dalam bahasa Inggris adalah dengan menambahkan akhiran “-d” atau “-ed” di ahir kata. Misalnya bentuk lampau dari kata “love” adalah “love” + “d” menjadi “loved”.

(5)

Sebaliknya, kelompok anomali berpendapat bahwa bahasa itu tidak teratur (Chaer, 2003: 333). Ini dibuktikan dengan misalnya kata dalam bahasa Inggris “man” menjadi “men” ketika diubah ke bentuk plural atau jamak, bukan “mans”. Begitu juga bentuk past atau lampau dari “do” menjadi “did”, bukan “do” + “d” atau “ed” menjadi “doed”. Hal ini bertentangan dengan apa yang dikemukakan oleh kaum analogi. Selain bentuk jamak dari kata benda dan bentuk lampau dari kata kerja, dalam bahasa Inggris misalnya, juga masih banyak ketidak-teraturan bahasa.

C. PEMBAHASAN

Dalam jurnal ini, untuk memudahkan penulis dalam menganalisis dan pembaca dalam memahami, penulis membagi data bahasa yang akan diteliti ke dalam 5 kelas kata: articles (artikel), nouns (kata benda), verbs (kata kerja), adjectives (kata sifat), dan adverbs (kata keterangan).

Artikel adalah unsur yang dipakai untuk membatasi atau memodifikasi nomina (Kridalaksana, 2008: 19). Dalam bahasa Inggris ada tiga macam artikel, yaitu “the”, “a” dan “an”. Kata benda atau nomina adalah kelas kata yang biasanya dapat berfungsi sebagai subjek atau objek dari klausa. Kelas kata ini dapat berupa orang, benda, atau hal lain yang dibendakan dalam alam di luar bahasa (Kridalaksana, 2008: 163). Kata kerja merupakan unsur pokok penyusun kalimat. Kata kerja ada dua macam, yaitu kata kerja beraturan (regular verbs) dan kata kerja tidak beraturan atau irregular verbs (Winarno, 2004: 8). Kata sifat atau ajektiva adalah kata yang menerangkan kata benda. Kata keterangan adalah kata yang berfungsi untuk memperjelas maksud dari suatu kalimat. Jenis-jenis kata keterangn adalah keterangan tempat, keterangan waktu, keterangan tempat, keterangan keadaan, keterangan cara (Winarno, 2004: 9).

1. Articles (Artikel)

No. Kesalahan yang sering

dilakukan oleh Para Pelajar

Bentuk seharusnya

1. UIN is an university that is addressed on Laksda Adisucipto street.

UIN is a university that is addressed on Laksda Adisucipto street.

(6)

2. I have been here for a hour.

I have been here for an hour.

3. The birds are animals that

can fly.

Birds are animals that can fly.

Analisis:

Dalam bahasa Inggris artikel “an” digunakan sebelum kata benda yang diawali dengan vowel atau vocal (Sageant, 2007: 44). Tapi, vokal yang dimaksud di sini adalah fonemnya, bukan hurufnya. Jadi artikel “an” dalam frase “an university” merupakan contoh yang salah karena kata “university” diawali dengan fonem konsonan yaitu /y/. Untuk kata benda yang diawali dengan fonem konsonan, maka artikel yang tepat adalag “a”, sehingga menjadi “a university”.

Artikel “a” dalam bahasa Inggris digunakan sebelum kata benda yang berawalan dengan konsonan (Sageant, 2007: 44). Kata “hour” diawali dengan huruf konsonan, tapi dalam pronunciation itu diawali dengan fonem /a/ atau lebih tepatnya diftong /aʊ/, sehingga artikel yang tepat untuk kata “hour” adalah “an”, sehingga kalimatnya menjadi “I have been here for an hour.”

“The birds are animals that can fly” merupakan kalimat bahasa Inggris yang salah karena kesalahan dalam menggunakan artike. Artikel yang dipakai dalam kalimat tersebut adalah “the” yang digunakan dalam frase kata benda “the birds”. Artikel “the” dalam bahasa Inggris disebut definite article yang berfungsi digunakan sebelum kata benda tertentu yang sudah diketahui baik oleh pembicara maupun lawan bicara. Bisa juga digunakan untuk kata benda yang hanya ada satu di dunia ini (Sageant, 2007: 45). “The birds are animals that can fly” dalam bahasa Indonesia artinya “Burung adalah binatang yang dapat terbang.” Dari kalimat tersebut, dapat kita ketahui bahwa burung yang dimaksudkan adalah burung secara umum dan burung juga bukan merupakan benda yang hanya ada satu di dunia. Ketika kita membicarakan tentang sesuatu yang general atau umum, bukan benda khusus atau tertentu, maka kata benda itu tidak berhak menyandang artike. Jadi, kalimat tersebut seharusnya berbunyi “Birds are animals that can fly.”

(7)

2. Nouns (Kata Benda)

No. Kesalahan yang sering

dilakukan oleh Para Pelajar

Bentuk seharusnya

1. The childs are playing in the park!

The children are playing in the park!

2. This program is just for

womans.

This program is just for

women.

3. There is a people gave me a flower yesterday.

There is a person gave me a flower yesterday.

Analisis:

Umumnya, kata benda dalam bahasa Inggris yang ditambahkan “-s” atau “-es” di akhir kata berubah menjadi menjadi jamak (Sageant, 2007: 11). Sehingga, banyak orang beranggapan hal itu berlaku untuk setiap kata benda. Tapi ternyata tidak semua kata benda jamak itu dibentuk dengan cara demikian. Kata “childs” adalah salah satu korban kesalahan dalam pemahaman kata benda jamak, karena bentuk jamak yang benar dari kata “child” adalah “children”.

Seperti halnya kata “child” yang merupakan kata benda tidak beraturan, kata “woman” juga demikian. Masalahnya, tidak semua orang mengetahuinya, terutama para pelajar Indonesia tingkat dasar. Bentuk jamak dari kata “woman” adalah “women”, bukan “womans”.

Selain kata “child” dan “woman”, kata “people” juga sering membuat bingung. Kata “person” dan “people” sama-sama mempunyai arti “orang”. Bedanya, “person” adalah bentuk tunggal sedangkan “people” adalah bentuk jamak. Banyak orang yang tidak memperhatikan aturan tersebut sehingga mereka berfikiran bahwa kata “people” dapat digunakan untuk menyebutkan orang tunggal, misalnya pada kalimat “There is a people gave me a flower yesterday.” Kalimat tersebut tidak benar karena untuk menunjukkan satu orang, seharusnya menggunakan istilah “person”.

(8)

3. Verbs (Kata Kerja)

No. Kesalahan yang sering

dilakukan oleh Para Pelajar

Bentuk seharusnya

1. He cuted the cake into six pieces.

He cut the cake into six pieces.

2. We eated meatball this morning.

We ate meatball this morning.

3. Last night, I sleeped for two hours only.

Last night, I slept for two hours only.

Analisis:

Dari segi bentuknya kata kerja dalam bahasa Inggris dibagi ke dalam 2 kategori, yaitu kata kerja beraturan atau regular verbs dan kata kerja tidak beraturan atau irregular verbs. Ketidak-beraturan kata kerja itu terlihat pada bentuk ke-1 atau invinitive, bentuk ke-2 atau past, dan bentuk ke-3 atau past participle. Ketika seseorang tidak mengetahui apakah kata kerja itu beraturan atau tidak, biasanya orang tersebut menganggap bahwa kata kerja itu beraturan. Pada kalimat ber-tenses lampau, kata kerja yang digunakan adalah kata kerja bentuk ke-2 yang biasanya dibentuk dengan cara kata kerja bentuk ke-1 + akhiran –ed. Kata “cut” adalah kata kerja tidak beraturan. Bentuk ke-2 nya adalah “cut” atau sama dengan betuk ke-1 nya, bukan “cuted”.

Masih dalam kasus yang sama, kata “eat” juga merupakan kata kerja tidak beraturan yang bentuk ke-2 nya adalah “ate”, bukan “eated”. Jadi kalimat “We eated meatball this morning” seharusnya menjadi “We ate meatball this morning”.

Kalimat “Last night, I sleeped for two hours only” juga merupakan kalimat lampau yang secara tenses harus menggunakan past tense, menggunakan kata kerja bentuk ke-2. Kesalahan pada kata kerja tersebut adalah dengan menambahkan akhiran –ed pada kata “sleep”, padahal itu merupakan kata kerja tak beraturan. Bentuk ke-2 dari kata kerja “sleep” yang benar adalah “slept”, bukan “sleeped”.

(9)

4. Adjectives (Kata Sifat)

No. Kesalahan yang sering

dilakukan oleh Para Pelajar

Bentuk seharusnya

1. George is handsomer

than Jack.

George is more handsome than Jack.

2. My painting is the

goodest.

My painting is the best. 3. My assignment is more

complete than Budi’s.

My assignment is complete.

Analisis:

Ada tiga macam tingkat perbandingan kata sifat (adjective), yaitu tingkat sama (positive), tingkat lebih (comparative), dan tingkat paling (superlative). Untuk perbandingan tingkat lebih, rumusnya adalah dengan menambahkan akhiran –r atau –er setelah kata sifat yang terdiri dari satu atau dua suku kata sedangkan kata sifat yang mempunyai lebih dari dua suku kata adalah dengan menambahkan kata more- sebelum kata sifat (Peni, 2010: 40). Tapi pada kenyataannya, ada juga kata sifat yang terdiri dari dua suku kata tapi tidak bisa ditambahkan akhiran –r atau –er dibelakangnya melainkan harus ditambah kata more-. Kasus seperti inilah yang dinamakan irregular comparison atau perbandingan yang tidak beraturan. Kata “handsome” terdiri dari dua suku kata. Tetapi karena merupakan kata sifat yang bentuk perbandingannya tidak beraturan, maka perbandingan tingkat lebihnya bukan dengan menambahkan akhiran –r ataupun –er menjadi “handsomer” melainkan dengan menambah kata more- sebelum kata itu sehingga menjadi “more handsome”.

Ada juga kata sifat yang perbandingan tingkat lebih dan palingnya sangat berbeda dengan tingkat biasanya. Pada kata “good”, tingkat lebihnya menjadi “better” bukan “gooder” dan tingkat palingnya menjadi “best” bukan “goodest”.

Kata “complete” adalah salah satu kata sifat yang tidak bisa diperbandingkan (Winarno, 2004: 39-40). Jadi tidak ada bentuk lebih maupun paling. “My assignment is more complete than Budi’s” dalam bahasa Indonesia menjadi “Tugasku lebih komplit daripada tugasnya Budi”. Jika memang demikian, itu artinya tugasnya Budi

(10)

tidak komplit atau belum komplit. Jadi yang bisa disebut komplit adalah “tugasku atau my assignment”.

5. Adverbs (Kata Keterangan)

No. Kesalahan yang sering

dilakukan oleh Para Pelajar

Bentuk seharusnya

1. He can run fastly. He can run fast. 2. She was born at 1991. She was born in 1991. 3. I live in Magelang Street. I live on Magelang Street.

Analisis:

Cara mengubah kata sifat menjadi adverb of manner atau kata keterangan cara adalah dengan menambahkan akhiran –ly (Sageant, 2007: 95). Misalnya kata “quick” yang artinya “cepat” menjadi “quickly” yang berarti “dengan cepat”. Tapi, pola tersebut tidak selamanya dapat diterapkan karena ada juga kata sifat yang dapat berfungsi sebagai kata keterangan cara. Kata “fast” yang berarti “cepat” bisa juga menjadi keterangan yang berarti “dengan cepat”.

Kata keterangan atau adverb biasanya diawali oleh sebuah kata depan atau preposition. Kata keterangan waktu mempunyai 3 macam preposisi yaitu “in”, “at”, dan “on”. Pada kenyataannya, para siswa sering kesulitan membedakan tentang penggunaan preposisi tersebut. Untuk untuk menerangkan bulan atau tahun maka menggunakan kata depan “in”, untuk menerangkan hari atau tanggal maka menggunakan kata depan “on”, dan untuk menerangkan jam

maka menggunakan kata depan “at”

(http://www.google.com/gwt/x?client=ms_samsung&q=on,+at,+in,+& channel=mm&ei=6VWyT5JODZCehzQE&ved=0CBIQFjAF&hl=id&so urce=m&rd=1&u=http://www.esgold.com/grammar/in_on_at.html). Jadi, kalimat She was born at 1991 seharusnya menjadi She was

born in 1991 karena menerangkan tahun.

Kata keterangan tempat juga mempunyai 3 macam kata depan, yaitu in”, “at”, dan “on”. Untuk menerangkan tempat yang spesifik maka kata depannya adalah “at”, untuk menerangkan tempat yang umum atau luas maka kata depannya adalah “in”, untuk menerangkan jalan maka kata depannya menggunakan “on”

(11)

(http://www.google.com/gwt/x?client=ms-samsung&q=on,+at,+in,+&channel=mm&ei=6VWyT5JODZCehzQE& ved=0CBIQFjAF&hl=id&source=m&rd=1&u=http://www.esgold.com/g rammar/in_on_at.html). Jadi, kalimat nomor 3 di atas seharunya menggunakan kata depan “on” karena menerangkan nama jalan. D. KESIMPULAN

Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa-siswa “Rumah Pintar Bantul” sering membuat kesalahan dalam berbahasa Inggris yang mana kesalahan-kesalahan tersebut merupakan dampak ketidakteraturan bahasa. Secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Di “Rumah Pintar Bantul”, para siswa masih bingung dalam penggunaan artikel dalam bahasa Inggris.

2. Para siswa sering terpaku pada pola pembentukan kata benda jamak dengan menambah akhiran –s setelah kata benda. 3. Para siswa sering terpaku pada pola pembentukan kata kerja

bentuk lampau dengan menambah akhiran –ed di akhir kata kerja.

4. Para siswa bingung dalam pembentukan tingkat perbandingan dari suatu kata sifat dan juga menganggap bahwa semua kata sifat itu dapat diperbandingkan.

5. Para siswa sering terpaku pada pola pembentukan kata keterangan cara dengan menambah akhiran –ly dan bingung dalam penggunaan kata depan sebelum keterangan tempat dan waktu.

E. DAFTAR PUSTAKA

“Alasan Dibalik Pentingnya Belajar Bahasa Inggris”. Np. nd. Web. 01 Mei 2012.

Chaer, Abdul. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta, 2007. Print. Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta:

PT Gramedia. 2008. Print.

Larasati, Peni. Bahas Tuntas 1001 Soal Bahasa Inggris SMP Kelas

(12)

“Linguistik dan sejarahnya”. Np. 21 Jan 2012. Web. 01 Juni 2012. “Morfofonemis Bahasa Indonesia”. Suluh Pendidikan. 14 April 2010.

Web. 01 Juni 2012.

“Prepositions: In, On, and At”. Np. nd. Web. 01 Mei 2012.

Sageant, Howard. Basic English Grammar for English Language

Learners. Three Watson: Saddleback Educational Publishing,

2007. Print.

Winarno, Elan Dwi. Belajar Cepat Bahsa Inggris. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004. Print.

Referensi

Dokumen terkait

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Beralih Konsumen Dalam Menggunakan Kartu Se;uler (Studi Pada Pengguna Kartu Seluler Di Kota Malang) adalah hasil karya saya

Agus Cahyadi, S.Pi., M.Si., selaku dosen mata kuliah Sistem Informasi Geografi (SIG) BINUS University Jakarta yang telah banyak membantu kami dalam konsep SIG dan

Dalam usaha melakukan ketahanan bahasa agar tidak punah maka diperlukan suatu wadah fasilitas atau badan yang melakukan konservasi dan preservasi budaya bahasa

Karena kualitas lembaran pulp kulit durian rendah maka pulp tersebut dibuat untuk kertas dasar untuk kertas bungkus berlaminasi plastik yang persyaratan

Dengan kata lain, pengelolaan evaluasi dalam proses pembelajaran adalah suatu kegiatan perencanaan yang dilakukan untuk mengevaluasi atau menilai proses belajar siswa dengan

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan air kelapa dan limbah cair tahu sebagai POC terhadap pertumbuhan bawang merah secara

disebut risiko sosial adalah kejadian atau peristiwa yang dapat menimbulkan potensi terjadinya kerentanan sosial yang ditanggung oleh individu, keluarga, kelompok

Hasil penelitian ini meliputi peta kepadatan penduduk Kecamatan Bantul, peta kepadatan permukiman Kecamatan Bantul, peta jarak terhadap sungai di Kecamatan