• Tidak ada hasil yang ditemukan

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

No.38/08/12/Th.VII, 6 Agustus 2012

“PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN II-2012”

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

 Pertumbuhan ekonomi Aceh dengan migas pada triwulan II-2012 secara

triwulanan (q-to-q) mencapai 1,73 persen dan tanpa migas sebesar 2,05 persen. Begitu juga dengan pertumbuhan tahunan (y-on-y) yaitu dengan migas sebesar 5,18 persen dan tanpa migas sebesar 5,98 persen.

 Pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan II-2012 disumbang oleh

pertumbuhan positif pada tujuh sektor dimana tiga sektor dengan pertumbuhan tertinggi ialah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 6,08 persen, diikuti sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 2,50 persen dan sektor bangunan sebesar 2,23 persen.

 Nilai PDRB Aceh ADHB dengan migas meningkat menjadi Rp 23,58 triliun pada

triwulan II-2012 dan tanpa migas meningkat menjadi Rp 19,85 triliun. Berdasarkan ADHK 2000, PDRB triwulan II-2012 dengan migas tercatat sebesar Rp 9,09 triliun dan tanpa migas menjadi Rp 8,11 triliun.

 Struktur perekonomian Aceh pada triwulan II-2012 masih menunjukkan

besarnya kontribusi migas (subsektor pertambangan migas dan industri pengolahan migas) yang mencapai 15,83 persen.

 Struktur PDRB Aceh baik dengan migas maupun tanpa migas menunjukkan

bahwa dua sektor yang merupakan leading sector bagi perekonomian Aceh hingga pada triwulan II-2012 masih berada pada sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran.

(2)

I. Pertumbuhan Ekonomi Aceh

Kondisi perekonomian Aceh pada triwulan II tahun 2012 (q-to-q) ini menunjukkan perkembangan yang membaik. Pertumbuhan ekonomi Aceh yang digambarkan oleh perkembangan PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) 2000 dengan migas menguat menjadi 1,73 persen. Demikian juga, pertumbuhan ekonomi Aceh tanpa migas pada triwulan ini mencapai 2,05 persen. Sejalan dengan pertumbuhan antar triwulan, kinerja perekonomian Aceh antar tahun (y-on-y) pada triwulan II-2012 terhadap triwulan II-2011 juga meningkat yaitu dengan migas sebesar 5,18 persen dan tanpa migas sebesar 5,98 persen (lihat Grafik 1).

Grafik 1.

Laju Pertumbuhan PDRB Tw II-2012 terhadap Tw I-2012 (q-to-q) dan Tw II-2012 terhadap Tw II-2011 (y-on-y) (persen)

Pertumbuhan ekonomi triwulan II tahun 2012 ini ditopang oleh pertumbuhan ekonomi dari tujuh sektor dengan pertumbuhan tertinggi pada sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yaitu sebesar 6,08 persen (lihat Grafik 2). Pertumbuhan yang signifikan pada sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan terutama ditopang oleh gairah subsektor perbankan yang meningkat hingga tumbuh 9,03 persen. Hal ini seiring dengan semakin meningkat dan lebih mudahnya proses dalam penyaluran kredit perbankan seiring masih tingginya tingkat konsumsi dan kebutuhan modal usaha.

1,73

5,18

2,05

5,98

q-to-q y-on-y

(3)

Sektor yang menopang pertumbuhan di triwulan ini berikutnya ialah sektor perdagangan, hotel, dan restoran yang tumbuh sebesar 2,50 persen. Pertumbuhan sektor ini terutama didukung oleh pertumbuhan subsektor perdagangan besar dan eceran seiring berakhirnya masa sekolah tahun ajaran 2011/2012, serta maraknya pameran buku dan komputer pada triwulan ini. Sektor pertanian yang tumbuh sebesar 1,65 persen seiring masih terdapatnya panen terutama untuk tanaman bahan makanan dan perkebunan.

Sektor dengan pertumbuhan tertinggi selanjutnya adalah sektor bangunan yang mencapai 2,23 persen pada triwulan II tahun 2012 seiring meningkatnya realisasi belanja pemerintah khususnya untuk keperluan pembangunan kantor, jalan, dan bangunan fisik lainnya. Pertumbuhan pada sektor ini mendorong pertumbuhan subsektor penggalian hingga 2,20 persen seiring dengan meningkatnya permintaan material galian.

Grafik 2.

Laju Pertumbuhan Triwulanan (q-to-q) Menurut Sektor (persen), Triwulan II-2012

Keterangan:

1. Pertanian

2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih

5. Bangunan

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Sewa Bangunan dan Jasa

Perusahaan 9. Jasa-jasa

Selain realisasi belanja modal, pembayaran gaji ke-13 PNS di sebagian instansi pemerintah pada triwulan ini, memicu pertumbuhan sektor jasa-jasa hingga 1,94 persen khususnya subsektor jasa pemerintahan. Pertumbuhan beberapa sektor tersebut

1,65 -0,07 -0,15 1,28 2,23 2,50 2,03 6,08 1,94 1,73 2,05 1 2 3 4 5 6 7 8 9 q-to-q sektor q-to-q migas q-to-q tanpa migas

(4)

menggerakan sektor pengangkutan dan komunikasi sehingga tumbuh sebesar 2,03 persen. Sektor terakhir yang tumbuh positif ialah sektor listrik, gas, dan air bersih yaitu sebesar 1,28 persen, sekaligus satu-satunya sektor yang tumbuh di bawah rata-rata pertumbuhan PDRB triwulan II-2012 baik dengan migas maupun tanpa migas.

Di sisi lain, sektor-sektor yang tumbuh negatif pada triwulan II-2012 yaitu sektor pertambangan dan penggalian sebesar minus 0,07 persen dan sektor industri pengolahan sebesar minus 0,15 persen. Pertumbuhan negatif pada kedua sektor ini disebabkan oleh menurunnya produksi migas sebagai penyumbang terbesar nilai tambah bruto pada sektor pertambangan dan penggalian, sehingga mengurangi volume input dalam proses produksi pada industri migas.

Grafik 3.

Laju Pertumbuhan Tahunan (y-on-y) Menurut Sektor (persen), Triwulan II-2012

Keterangan:

1. Pertanian

2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih

5. Bangunan

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Sewa Bangunan dan Jasa

Perusahaan 9. Jasa-jasa

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Aceh secara tahunan menunjukkan pertumbuhan positif pada semua sektor, kecuali pada sektor pertambangan dan penggalian khususnya pertambangan migas yang mengalami kontraksi sebesar minus 0,16 persen. Pertumbuhan negatif ini mengindikasikan tren penurunan nilai tambah bruto subsektor

5,85 -0,16 1,05 5,14 2,90 7,18 9,13 15,99 4,63 5,18 5,98 1 2 3 4 5 6 7 8 9 y-on-y sektor y-on-y migas y-on-y tanpa migas

(5)

20,91 22,85 23,58

17,53 19,17 19,85

Tw II-2011 Tw I-2012 Tw II-2012

PDRB Migas PDRB Tanpa Migas

ADHB

8,657,66 8,947,95 9,098,11

Tw II-2011 Tw I-2012 Tw II-2012

PDRB Migas PDRB Tanpa Migas

ADHK 2000

pertambangan migas ADHK 2000 dari Rp 536,55 milyar pada triwulan II-2011 kemudian terus menurun pada triwulan sepanjang tahun 2011 hingga hanya mencapai Rp 529,60 milyar pada triwulan II-2012.

II. Nilai PDRB Aceh

Nilai PDRB Aceh atas dasar harga berlaku (ADHB) dengan migas meningkat menjadi Rp 23,58 triliun pada triwulan II-2012 dari Rp 22,85 triliun pada triwulan I-2012. Capaian nilai ini juga meningkat jika dibandingkan dengan nilai PDRB pada triwulan II-2011, yakni Rp 20,91 triliun. Begitu juga pada nilai PDRB ADHB tanpa migas menunjukkan peningkatan yaitu menjadi Rp 19,85 triliun pada triwulan I2012 dari Rp 19,17 triliun pada triwulan I-2012 dan Rp 17,53 triliun pada triwulan II-2011.

Grafik 4.

Nilai PDRB ADHB dan ADHK 2000 Tw II-2011, Tw I-2012 dan Tw II-2012 (triliun rupiah)

Tinjauan ADHK 2000, PDRB triwulan II-2012 dengan migas tercatat sebesar Rp 9,09 triliun, meningkat daripada triwulan I-2012 dan triwulan II-2011 yang

masing-masing bernilai sebesar Rp 8,94 triliun dan Rp 8,64 triliun. Begitu juga, PDRB ADHK 2000

tanpa migas meningkat menjadi Rp 8,11 triliun pada triwulan II-2012 dari sebesar Rp 7,66 triliun pada triwulan II-2011 dan sebesar Rp 7,95 triliun pada triwulan I-2012.

(6)

III. Struktur PDRB Aceh

a. Struktur

Struktur perekonomian Aceh pada triwulan I-2012 masih menunjukkan besarnya kontribusi migas (subsektor pertambangan migas dan industri pengolahan gas bumi). Kontribusi kedua subsektor terhadap PDRB Aceh pada triwulan I-2012 secara agregat mencapai 15,83 persen.

Struktur PDRB Aceh dengan migas menunjukkan bahwa dua sektor yang merupakan leading sector bagi perekonomian Aceh selama triwulan I-2012 ialah sektor pertanian sebesar 28,34 persen dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 16,69 persen. Kemudian lima sektor lainnya memberikan peranan yang berkisar antara 8,5–11,5 persen. Sedangkan dua sektor dengan peranan terkecil ialah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor listrik dan air bersih dimana masing-masing berperan sebesar 2,96 persen dan 0,48 persen (< 5 persen).

Demikian juga struktur PDRB tanpa migas, menunjukkan bahwa dua leading sector yaitu sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran mempunyai kontribusi paling besar yaitu masing-masing sebesar 33,67 persen 19,82 persen. Ketiga sektor berikutnya ialah sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 13,47 persen, diikuti sektor jasa-jasa sebesar 12,54 persen, serta sektor bangunan sebesar 11,46 persen. Sedangkan empat sektor lainnya masih memberikan peranan masing-masing di bawah lima persen.

(7)

Grafik 5. Struktur PDRB ADHB Dengan Migas Menurut Sektor, Tw II-2012 (persen)

Grafik 6. Struktur PDRB ADHB Tanpa Migas Menurut Sektor, Tw II-2012 (persen) Pertanian; 28,34

Pertambangan dan Penggalian; 11,45

Industri Pengolahan; 8,55 Listrik, Gas dan Air

Bersih; 0,48 Bangunan; 9,65 Perdagangan, Hotel dan Restoran; 16,69 Pengangkutan dan Komunikasi; 11,34 Keuangan, Sewa Bangunan, dan Jasa Prhs. ; 2,96 Jasa-jasa; 10,56 Pertanian; 33,67 Pertambangan dan Penggalian; 1,39 Industri Pengolahan; 3,56

Listrik, Gas dan Air Bersih; 0,57 Bangunan; 11,46 Perdagangan, Hotel dan Restoran; 19,82 Pengangkutan dan Komunikasi; 13,47 Keuangan, Sewa Bangunan, dan Jasa

Prhs. ; 3,52

Jasa-jasa; 12,54

Industri Migas : 5,55 Industri Non Migas : 2,99

Minyak & gas bumi : 10,27 Penggalian : 1,17

(8)

LAMPIRAN

Tabel A. Nilai PDRB Menurut Sektor Tw II-2011, Tw I-2012 dan Tw II-2012 (triliun rupiah)

Sektor Ekonomi

ADHB ADHK 2000

Tw II-2011 Tw I-2012 Tw II-2012 Tw II-2011 Tw I-2012 Tw II-2012

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Pertanian 5,88 6,49 6,68 2,35 2,44 2,48 2. Pertambangan dan Penggalian 2,40 2,66 2,70 0,65 0,65 0,65 3. Industri Pengolahan 1,86 1,98 2,02 0,88 0,89 0,89

4. Listrik, Gas, dan Air

Bersih 0,10 0,11 0,11 0,03 0,03 0,03

5. Bangunan 2,10 2,20 2,28 0,61 0,62 0,63

6. Perdagangan,

Hotel dan Restoran 3,34 3,78 3,94 1,76 1,84 1,88

7. Pengangkutan dan

Komunikasi 2,29 2,59 2,67 0,65 0,69 0,71

8. Keuangan, Sewa Bangunan, dan Jasa Perusahaan.

0,55 0,64 0,70 0,16 0,18 0,19

9. Jasa-jasa 2,39 2,41 2,49 1,55 1,59 1,62

PDRB 20,91 22,85 23,58 8,65 8,94 9,09

PDRB TANPA MIGAS 17,53 19,17 19,85 7,66 7,95 8,11

Tabel B. Kontribusi PDRB Menurut Sektor, Tw I-2012 dan Tw II-2012 (persen)

Sektor Ekonomi ADHB Migas ADHB Tanpa Migas

Tw I-2012 Tw II-2012 Tw I-2012 Tw II-2012

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pertanian 28,39 28,34 33,83 33,67

2. Pertambangan dan Penggalian 11,62 11,45 1,40 1,39

3. Industri Pengolahan 8,67 8,55 3,59 3,56

4. Listrik , Gas, dan Air Bersih 0,48 0,48 0,57 0,57

5. Bangunan 9,62 9,65 11,47 11,46

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 16,54 16,69 19,72 19,82

7. Pengangkutan dan Komunikasi 11,33 11,34 13,50 13,47

8. Keuangan, Sewa Bangunan, dan Jasa

Perusahaan. 2,82 2,96 3,36 3,52

9. Jasa-jasa 10,54 10,56 12,56 12,54

Gambar

Grafik 5. Struktur PDRB ADHB Dengan Migas Menurut Sektor, Tw II-2012 (persen)
Tabel A. Nilai PDRB Menurut Sektor Tw II-2011, Tw I-2012 dan Tw II-2012 (triliun rupiah)

Referensi

Dokumen terkait

upaya membebaskan Irian Barat melalui jalan dplomasi telah dimulai oleh pemerintah RIsejak tahun 1950 pada masa kabinet Natsir, kemudian tahun 1951 di adakan

Area yang harus dinilai antara lain ada tidaknya benturan kepentingan (conflict of interest) dan intervensi pemegang saham, dewan komisaris, dan/atau pihak lain. Dalam topik

Oleh karena itu, pada tugas akhir ini, akan dikonstruksi kode swa-dual Hermitian yang baru atas GF (9) dengan panjang 12, sehingga diperoleh 9 kode swa-dual near MDS Hermitian yang

nya sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kinerja seorang aparatur (Notoatmodjo, 2003:38). Tuntutan yang terasa kuat untuk melakukan pengembangan sumber daya manusia

Dari penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh propolis terhadap perbaikan klinis selesma pada anak, sehingga dapat dijadikan bukti ilmiah untuk membantu

Secara teknis operasional, internet sangat tidak praktis karena membutuhkan komputer dan ruang khusus untuk komputer serta jaringan telekominikasi yang handal;

d) Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1951 tentang bursa yang kemudian diubah statusnya menjadi Undang-Undang biasa, yaitu Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1952 dimana

a) Spesifikasi isu-isu strategis yang diperoleh dari penelitian tahun I untuk menentukan materi yang akan diangkat, didefinisikan dan diidentifikasikan secara