• Tidak ada hasil yang ditemukan

Telaah Fundamental Neutrino Dirac dan Majorana dalam Gravitasi Einstein. Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Telaah Fundamental Neutrino Dirac dan Majorana dalam Gravitasi Einstein. Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Telaah Fundamental Neutrino Dirac dan Majorana dalam Gravitasi Einstein Rabiudin1, Muhammad Yusuf2, Mursalin3

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persamaan Dirac dan Majorana yang menerangkan keberadaan neutrino dan pengaruh gravitasi Einstein terhadap Neutrino. Beberapa parameter dimasukan untuk menunjang kemantapan teoritisnya mulai dari persamaan Langgrangian hingga sampai pada kasus relativitas, alternatif utama dalam penyelesaiannya dengan melibatkan keadaan momentum angular neutrino dan diagram Feyman hingga menghasilkan asumsi teoritis dalam kasus neutrino dalam penelitian ini mengkaji tentang kaitan antara neutrino Dirac-Majorana dengan gravitasi Einstein yang melibatkan faktor bentuk elektromagnetik dan fase gravitasi, hingga mengambil fokus penelitian ini dalam analisis teoritis perubahan panjang osilasi neutrino hingga didapatkan energi gangguan gravitasi dalam neutrino Dirac-Majorana.

Kata kunci: Neutrino Dirac, Neutrino Majorana, Gravitasi Einstein.

Latar Belakang

Sesuai dengan Asumsi dari model standar bahwa partikel neutrino tidak bermassa, Partikel tersebut dianggap unik karena fermion tergolong bermassa kecuali neutrino yang memiliki anti neutrino sebagai pasangannya. Sifat utama neutrino selain tidak bermassa, juga tidak bermuatan, maka antipartikelnya (anti-neutrino) juga tidak bermuatan. Dengan kata lain partikel tersebut merupakan partikel Majorana, yang terjadi jika neutrino tidak bermassa dan tidak bermuatan atau netral.

Dari berbagai pengkajian fisika partikel terkini hingga sampai pada munculnya persamaan Dirac dan Majorana sampai pada belum diketahuinya massa neutrino secara pasti, namun demikian para fisikawan seakan menggambarkan bahwa neutrino tidak bermassa. Sementara itu gaya gravitasi masi menjadi misteri dalam kehidupan manusia, sehingga semua apa yang ada di bumi seakan tunduk dalam pengaruhnya. Di lain pihak peran dari neutrino dalam kosmologi dan fisika partikel tidak dapat diabaikan lagi, hal ini sesuai dengan

1.Rabiudin. Mahasiswa Jurusan Fisika, F MIPA Universitas Negeri Gorontalo

2.Muhammad Yusuf S.Si, M.Si. Dosen Jurusan Fisika, F MIPA Universitas Negeri Gorontalo 3.Dr. H. Mursalin, M.Si. Dosen Jurusan Fisika, F MIPA Universitas Negeri Gorontalo

(3)

gambaran pakar fisika Paul Dirac dan Etore Majorana, yang keduanya menjelaskan keberadaan neutrino dengan detail dalam makalah-makalah ilmiah. Suatu hal cukup menarik adalah ketika ingin mengaitkan antara neutrino dalam kajian Dirac dan Majorana dengan pengaruh dari gravitasi Einstein yang dikenal dengan pendekatan kurvaturnya, dimana topik ini jugalah yang menjadi perhatian para pengagum fisika teori terkini. Maka dari itu peneliti dengan fikiran terbuka ingin menelaah secara fundamental Neutrino Dirac-Majorana dalam gravitasi Einstein.

Telaah Pustaka

Ada banyak pengamatan yang menunjukkan bahwa neutrino merupakan partikel superluminal seperti dalam (Tsao Chang: 2013), meskipun Oscillation Project with Emulsion-t Racking Apparatus (OPERA) mengklaim adanya kesalahan dalam mengukur kecepatan neutrino. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak bukti yang meyakinkan bahwa neutrino berasal dari matahari dan atmosfer (Rasulkhozha dan Sharafiddinov:2010).

Kuadrat dari massa neutrino diukur dengan percobaan peluruhan beta pada tritium dengan memasangkan bentuk spektrum beta di dekat titik akhir dan dalam berbagai percobaan ia ditemukan negatif

1. Persamaan Dirac-Majorana

Dalam (Abdukhakimov: 2011) disebutkan bahwa persamaan Dirac dan Majorana merupakan dua persamaan yang berbeda, meski demikian keduanya dapat digolongkan dalam kasus khusus utamanya persamaan yang bersifat umum. Dimulai dengan persamaan Dirac yang ditulis dengan aturan komponen spinor kiri

 

 dan kanan

 



1 0 3 1 2 1 2 1 2 0 3 2 , i im i                                     (1) 1 0 3 1 2 1 2 1 2 0 3 2 . i im i                                    (2)

(4)

Sekilar dapat ditinjau bahwa persamaan Majorana mempunyai kesamaan dengan persamaan Dirac, akan tetapi hanya terjadi penambahan keadaan invarian lorents (yang disebut dengan keadaan Majorana atau keadaan netral)

2 1 1 2       (3) 1 2 2 1       (4)

Jika dimasukkan persamaan (3) dan (4) ke dalam persamaan (1) dan (2), maka didapatkan 1 1 0 3 1 2 1 2 1 2 0 3 i im i                                      (5) 1 2 0 3 1 2 2 1 1 2 0 3 i im i                                  (6)

karenanya keadaan Majorana membuat dua buah persamaan Dirac yang sebanding dan hanya menyisahkan satu persamaan bebas (Czakon, et all. 1999).

Dengan persamaan yang lebih umum dalam persamaaan Dirac maka matriks massa M 1 1 1 2 2 2 1 2 , M M M M M          (7)

dan matriks kompleks konjugatnya M

1 1 1 2 2 2 1 2 . M M M M M                       (8)

Hasil dari modifikasi persamaannya menjadi

1 1 1 0 3 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 0 3 2 1 2 i M M i M M                                         (9) 1 1 1 0 3 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 0 3 2 1 2 . M M i i M M                                                    (10)

(5)

Jika spinor kiri  menjadi vektor eigen pada matriks M dan spinor kanan 

merupakan vektor eigen pada matriks M , maka kedua paduan ini akan memiliki nilai eigen yang sama

M

 im

(11)

M  im (12)

Dalam (Palash, 2010), penyusunan struktur dari persamaan Dirac dengan jenis dari persamaan (Dirac, Majorana atau Weyl) tergantung pada pilihan khusus pada matriks M , untuk itu dimasukan M sebagai

0 , 0 m M m        (13) 0 , 0 m M m         (14)

dimana vektor eigen dipadukan dalam nilai eigen

im

hingga menjadi

 

1 D x i       (15)

 

1 D x i        (16)

Persamaan ini hanya berlaku dalam kasus Fermion Dirac dan sebagai alternatif dipilihlah M sebagai 0 , 0 im M im        (17) 0 , 0 im M im          (18)

dan vektor eigen dipadukan dalam nilai eigen

im

hingga menjadi

 

 

0 1 . 1 0 M x M x              (19)

Hal ini digunakan untuk memeriksa bahwa spinor M dan  memenuhi M keadaan Majorana seperti halnya dalam (Singh, et.all: 2008).

(6)

Bentuk yang lebih umum untuk matrik massa M dalam generalisasi persamaannya mengikuti 3 1 2 1 2 3 , k k F F iF M F F iF F              (20)

dengan k 1, 2, 3 dan nilai eigennya adalah

     

1 2 2 2 3 2

.

F F F

    (21)

Matriks M memenuhi aljabar Lie dalam Group SL

2C hal ini secara jelas

diiterangkan dalam (Esposito dan Tancredi: 1998).

2. Gravitasi Einstein

Ditinjau dari bentuk tensor Riemann-Christoffel dalam medan lemah melalui pendekatan tensor metrik dengan memasukan nilai lambang Christoffel

1 1 . 2 2 g g g h h h g x x x x x x                                            (21)

Jika nilai perkalian h diabaikan, nilai tensor Ricci untuk    bernilai

0 0 00 0 00 0 0 0 0 0 0 00 0 0 0 0 1 1 2 2 1 . 2 R h h h h h h x x x x x x h h h h                                                                                 (22) Jika distribusi materi bersifat statis maka h bukan fungsi t atau

0h 0,

 

(23) sehingga persamaan (22) menjadi

11 22 33

2 00 00 1 1 2 2 3 3 0 0 00 00 1 1 , 2 2 R    h           h    h   h (24) dengan 2 2 2 2 2 2 2 x y z           (25)

(7)

sehingga didapatkan

2

00 4 ,

R       G (26)

Dengan tensor energi-momentum fluida sempurna dirumuskan sebagai

.

T   p V V  gp (27)

Karena distribusi materi bersifat statik, materi tersebut tidak memiliki tekanan internal sehingga persamaan (27) tereduksi ke bentuk

. T  V V

(28)

Selain itu vektor 4 kecepatan adalah

1,

, V   0

(29)

sehingga seluruh komponen T lenyap kecuali T00. Skalar T dapat dihitung dengan perkalian dalam, antara tensor metrik kontravarian dengan tensor energi-momentum kovarian (Zee, 2013). untuk debu memenuhi

00 00 , 1 2 T g T  g T        (30)

Dengan menggunakan persamaan (30), maka nilai R adalah 00

00 00 00 1 1 1 1 2 . 2 2 1 2 2 Rg T T                       (31)

Ketika dihubungkan dengan persamaan (30), maka diperoleh ,

G

 

(32)

sehingga persamaan gravitasi Einstein menjadi 1

8 ,

2

Rg R   GT

(33) persamaan gravitasi Einstein dengan tetapan kosmologi dirumuskan sebagai

1

8 .

2

Rg Rg   GT

(34) Persamaan ini merupakan persamaan medan Einstein yang menerangkan unsur kurvatur ruang dalam kajian kosmologi (Capozziello dan Faraoni: 2010).

(8)

Penelitian ini adalah penelitian teoritis yang menggunakan kajian pustaka, dimana peneliti mengkolaborasikan buku-buku yang relevan dan sumber dari internet. Studi pustaka dilakukan untuk memahami konsep dasar dari persamaan Dirac dan persamaan Majorana, kemudian dikaitkan dengan keberadaan neutrino dalam fisika partikel, serta relasinya terhadap pengaruh gravitasi Einsein, parameter kajian utamanya adalah dengan meninjau paket gelombang neutrino dan gravitasi, relasi antara keduanya, momentum angular neutrino dan kesimetrian puncak serta efek energi gangguan gravitasi terhadap osilasi neutrino.

Hasil dan Pembahasan Energi Gangguan Gravitasi

Ketika telah didapatkan kaitan antara neutrino Dirac-Majorana dalam gravitasi Einstein yang melibatkan faktor bentuk gravitasi dan elektrmagnetik, maka untuk lebih menadalami masalah ini bisa ditinjau keadaaan energi gangguan gravitasi terhadap osilasi neutrino dengan mengacu pada elemen matriks Dirac dan Majorana yang meliputi

 

 

2 Dirac 2 2 0 0 1 2 2 sin 0 1 2 G M M R r H r k C C m C m D Dm D m r r                  (54)

Untuk neutrino Dirac dan

 

 

 

 

Majorana 2 0 0 1 2 1 2 1 2 2 ˆ 2 ˆ 2 ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ 0 1 2 2 0 1 2 sin sin G y x y y y x x x M r H r k C C m C m r M M R C C m C m D D m D m r r                                              (55)

Untuk neutrino Majorana, rumusan ini dibutuhkan untuk mengetahui energi gangguan gravitasi terhadap osilasi neutrino, untuk dapat mengemukakan hal ini maka perlu untuk meninjau metode Brillouin-Wigner (BW) tentang teori gangguan bebas waktu yang sering digunakan dalam materi terkondensasi. Dari ini maka nilai eigen energi gangguan yaitu

(9)

     

 

1 2 1 2 2 int 0 int 0

int 1 1 int 2 2 int

, , n 0 0 ... n m m n m m m m m H n E E n H n E E n H m m H m m H n E E E E          

(56)

Dengan Hint merupakan interaksi Hamiltonian, n adalah keadaan eigen tanpa

gangguan dan E0 n merupakan gabungan energi nilai eigen dalam mengkaji pembenaran terhadap panjang osilasi neutrino kaitannya dengan gravitasi. Langkah awal dengan medefinisikan nilai eigen energi tanpa gangguan E0  dari bagian orde nol Hamiltonian H0, yang dimulai dengan persamaan

 

 

2 2 ˆ ˆ 0 3 3 3 2 2 2 4 1 3 1 1 2 5 5 z z M M M M R M R z H p m i r L r rrrr r r                       (57)

hingga sampai pada persamaan

 

 

 

0 0 0 0 Hr E  r  (58) dengan  

2 2 2 ˆ 0 0 0 3 2 ˆ 2 0 3 2 4 5 2 2 1 4 1 2 5 2 z z M M R E k m k L r r M M R k m L r r                              (59)

dimana Lˆz merupakan momentum angular orbital rotasi sepanjang sumbu sumber gravitasi. Dari persamaan di atas maka nampak jelas bahwa bagian bebas gangguan dari persamaan Dirac Hamiltonian tidak dapat dihasilkan dari koreksi gravitasi terhadap panjang osilasi neutrino.

Mengikuti persamaan (56) dan pengenalan mengenai keadaan nilai eigen massa tanpa gangguan, dengan

Dirac Majorana L R c L L                (60)

dan ditunjukan bahwa energi gangguan orde ke dua

        2 0 G G m m m H E E H E E                  (61)

(10)

Maka persamaan ini dapat diselesaikan dengan tepat untuk Em  menjadi      

   

    0 0 2 0 0 0 0 1 2 4 G G G G m E E E H E E H E H E H                                        (62)

yang direduksi ke E0  dalam batas 0

G

H

Untuk kasus neutrino Dirac, elemen matriksnnya dihitung dengan menggunakan persamaan (62) hingga menghasilkan

2 0 0 1 2 2 2 0 2 sin 0 1 2 G G M H k C C m C m r M R H k D D m D m r                         (63)

Dengan Mengsubtitusikan persamaan (63) ke dalam persamaan (62) hingga didapatkan energi gangguan gravitasi adalah

 

 



2

ˆ 2 Dirac Dirac Dirac

0 0 0 1 2 3 4 2 1 1 5 2 z m M R M E L k m k F F F m r r                 (64)

Dalam (Fukugita dan Yanagida, 2003) serta dalam (Giunti dan Kim, 2007) persamaan akhir panjang osilasi neutrino menjadi

   

2 1

osc 2 m m

L   E E hingga didapatkan perubahan energi

   

2 1 Dirac Dirac 2 2 0 1 2 1 1 2 1 1 2 m m E E   k F mm F   mm            (64)

Dengan batasan M r 1 dan 2 2

1

M R r  untuk semua analisis numerik, hal ini

digunakan dalam menentukan kontribusi perbedaan energi yang bergantung massa yang ditunjukan oleh

 

 

 

 

 

 

2

ˆ 2 Dirac Dirac Dirac 2

0 0 0 1 2

3 2

Dirac Dirac Dirac 2

0 2 0 1 2 4 2 1 1 5 2 + z m M R M M E L k m k G G m G m r r r M R k K K m K m r                                     (65) dan

(11)

   

 

 

 

2 1 2 2 2 Dirac Dirac 0 2 1 1 2 1 2 1 2 Dirac Dirac 2 2 2 2 1 2 2 1 2 m m M M R E E k m m G K m m r r M M R G K m m r r                                  (66)

Sementara itu bila menghitung Hamiltoniam fase gravitasi untuk neutrino Majorana didapatkan

2 ˆ ˆ ˆ 0 0 1 2 2 ˆ 2 ˆ ˆ ˆ 0 1 2 2 sin sin G y y y x x x x M H k C C m C m r M R D D m D m r                             (67)

2 ˆ ˆ ˆ 0 0 1 2 2 2 ˆ ˆ ˆ 0 1 2 2

sin sin cos sin cos G y y y x x x M H k C C m C m r M R D D m D m r                                      (68) 2 2 2 ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ ˆ 0 1 2 2 0 1 2 cos sin G y y y x x x M M R H i C C m C m D D m D m r r                          (69)

Seperti yang disajikan dalam neutrino Dirac, neutrino Majorana juga memiliki energi gangguan gravitasi, dengan

  2 ˆ

2

Maj

 

Maj

Maj

3

0 0 0 1 2 3 4 2 1 1 5 2 z m M R M E L k m k F F m F m r r                    (70) Ketika dikaitkan dengan perubahan panjang osilasi neutrino maka didapatkan

   

2 1 Maj Maj 2 2 0 1 2 1 1 2 1 1 2 m m E E   k F mm F   mm            (71) Dengan energi gangguan totalnya adalah

 

 

 

 

 

2

ˆ 2 Maj Maj Maj 2

0 0 0 1 2

3 2

Maj Maj Maj 2

0 2 0 1 2 4 2 1 1 5 2 + z m M R M M E L k m k G G m G m r r r M R k K K m K m r                                   (72)

(12)

Hingga didapatkan energi gangguan terhadap perubahan panjang osilasi neutrino Majorana adalah    

 

 

 

2 1 2 2 2 Maj Maj 0 2 1 1 2 1 2 1 2 Maj Maj 2 2 2 2 1 2 2 1 2 m m M M R E E k m m G K m m r r M M R G K m m r r                                  (73)

Dari uraian di atas maka dengan jelas dalam penelitian ini didapatkan efek gravitasi Einstein terhadap osilasi neutrino di alam semesta, yaitu berupa keadaan osilasi neutrino ketika berada di bawa pengaruh energi gangguan gravitasi Einstein, seperti yang terlihat pada persamaan (72) dan (73).

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat dikatakan terdapat perbedaan teoritis dalam kajian neutrino Dirac dan neutrino Majorana ketika dikaitkan dengan gravitas Einstein, hal ini bisa dilihat ketika ditinjau dari perubahan osilasi dan energi gangguan gravitasi, Dengan energi gangguan gravitasi untuk neutrino Dirac

 

 

 

 

 

 

2

ˆ 2 Dirac Dirac Dirac 2

0 0 0 1 2

3 2

Dirac Dirac Dirac 2

0 2 0 1 2 4 2 1 1 5 2 + z m M R M M E L k m k G G m G m r r r M R k K K m K m r                                    

sementara itu energi gangguan gravitasi terhadap neutrino Majorana

 

 

 

 

 

2

ˆ 2 Maj Maj Maj 2

0 0 0 1 2

3 2

Maj Maj Maj 2

0 2 0 1 2 4 2 1 1 5 2 + z m M R M M E L k m k G G m G m r r r M R k K K m K m r                                  

Dari dua persamaan energi gangguan gravitasi terhadap osilasi neutrino di atas dengan jelas terlihat adanya perbedaan kesamaan pola akan tetapi fase gravitasi yang bekerja dalam masing-masing osilasi disusun oleh struktur yang berbeda.

(13)

Referensi

Claude Itzykson dan Jean B. Zuber. 1980. Quantum Field Theory.Mc Graw- Hill

Czakon M, et al. 1999. Are Neutrinos Dirac or Majorana Particles?arXiv:hep-ph/9910357v3 Dinesh Singh, et al. 2008. Can Gravity Distinguish between Dirac and Majorana Neutrinos. arXiv:gr-qc/0605153v3.

Dinesh Singh, et al. 2013. The Distinction Between Dirac and Majorana Neutrino Wave Packets

Due to Gravity and Its Impact on Neutrino Oscillations. arXiv:gr-qc/0606134v1

Masataka Fukugita dan Tsutomu Yanagida. 2003. Physics of Neutrinos and Application to Astrophysics. Springer-Verlag

Menon A dan Arun M. Thalapilill. 2008. Interaction of Dirac and Majorana Neutrinos with Weak Gravitational Field. arXiv: 0804.3833v2.

Michele Maggiore. 2005. A Modern Introduction to Quantum Field Theory. Oxford University Press

Murod Abdukhakimov. 2011. How Dirac and Majorana Equations are Related. Palash B. Pal. 2010. Dirac, Majorana and Weyl fermions. arXiv:1006.1718v2.

Rasulkhozha dan Sharafiddinov. 2010. On the Compound Structures of the Neutrino Mass and Charge. arXiv:Physics/0305008v2.

Sabin Stoica. 2013. Neutrino Properties Probed by Lepton Number Violating Processes. Scientific Research.

Salvotare Capozziello dan Valerio Faraoni. 2010. Beyong Einstein Gravity, a Survey of

Gravitational Theories for Cosmology and Astrophysics. Universitas Di Napoli

Federico.

Salvatore Capozziello, et al. 2013. Weak Forces and Neutrino Oscillations under the standards of

Hybrid Gravity with Torsion. arXiv:1309.3856v3.

Salvatore Esposito dan Nicola Tancredi. 1998. Flavour Transitions of Dirac- Majorana Neutrinos. arXiv:hep-ph/9803471v1

Samoil Bilenky. 2010. Introduction to the Physics of Massive and Mixed Neutrinos. Springer Heidelberg . New York.

Suzuki dan Totsuka. 1998. Neutrino Physics and Astrophysics. Proceedings of the XVIII International Conference on Neutrino Physics and Astrophysics, Japan . Zee. 2013. Einstein Gravity in Nutshell. Princeton University Press

Zhi Zhong Xing dan Shun Zhou. 2010. Neutrinos in Particle Physics, Astronomy and Cosmology. Zhejiang University Press.

Referensi

Dokumen terkait

osuudet (%) kunnan kokonaispäästöistä (A) ja koko maakunnan teollisuuden ja työkoneiden polttoainei- den päästöistä (%) vuonna 2010 (B)..

Namun, pada realitanya Bidang Konsultasi dan Bantuan Hukum Fakultas Hukum Universitas Lampung dalam menjalankan pelaksanaan pemberian bantuan hukum mengalami

Bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi rubella pada trimester awal kehamilan akan beresiko mengalami kelainan dibawah

Disebutkan bahwa pembukaan program studi Ilmu Politik diusulkan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan telah mendapatkan kesepakatan kedua belah pihak (FIS dan FIA). Melihat

SNTTM XVII dengan tema “Peran Ilmu Teknik Mesin yang Berorientasi Global Dalam Mendukung Pembangunan Nasional Berkelanjutan” merupakan kegiatan tahunan Badan Kerja Sama Teknik

Hasil dari penelitian ini bertentangan dari temuan penelitian Gupta dan Roos (2001), yang menyatakan bahwa saat dua perusahaan melakukan merjer dan akuisisi maka akan terjadi

Segala puji dan syukur tak henti-hentinya peneliti panjatkan kehadiran Allah Subhanallahu Wa Ta’ala atas rahmat, karunia, anugrah, hidayat, kemudahan, kelancaran

Informasi varietas rekomendasi, tersedia pada level kecamatan sampai dengan kabupaten Format SMS : Info varietas [padi/ jagung/ kedelai] [nama administrasi tingkat kecamatan/