• Tidak ada hasil yang ditemukan

DINAMIKA EKONOMI, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.6.No.2. September 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DINAMIKA EKONOMI, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.6.No.2. September 2013"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

51

PENGARUH LIQUIDITY, LEVERAGE DAN PROFITABILITY,

TERHADAP ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA

PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PERIODE 2007-2011

Adi Pratama

Hilmi Abdullah

Hilmi.abdullah1@gmail.com STIE NASIONAL BANJARMASIN

Abstract,

This study was designed to strengthen the usability study of financial ratios, liquidity, leverage and profitability of the economic value added ( EVA ) at the pharmaceutical company listed on the Stock Exchange The period from 2007 to 2011 with the independent variable Current Ratio ( CR ) , Debt to Equity Ratio ( DER ) , Total assets Turnover (TATO), Inventory Turnover ( ITO ) and Basic Earning Power ( BEP ).

Assisted by multiple linear regression using SPSS version 17.

Based on the statistical analysis of the F test EVA simultaneously affected by CR , DER , TATO , ITO and BEP . This statement is supported by the value of F = 3.667 > F = 2.545 with a significance level of 0.011 . While Adjusted R2 of 0.282 , this means that both the independent variables explained 28.2% of EVA , and the remaining 71.8 % is explained by other variables . While the t-test , only three variables that affect the EVA namely CR , ITO and BEP means these three variables can be used to predict the economic value of the company. While the DER and TATO no significant effect on the EVA so that these two variables can not be used to predict the economic value of the company.

Keywords; CR , DER , TATO , ITO and BEP .

Abstrak,

Penelitian ini dirancang untuk memperkuat studi kegunaan rasio keuangan liquidity, leverage dan profitability terhadap economic value added (EVA) pada perusahaan farmasi Yang terdaftar di BEI periode 2007 - 2011 dengan variabel independen Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover

(TATO), Inventory Turnover (ITO) dan Basic Earning Power (BEP). Menggunakan regresi linier berganda dibantu SPSS versi 17.

Berdasarkan analisis statistik uji F secara simultan EVA dipengaruhi oleh CR, DER, TATO, ITO dan BEP. Pernyataan ini didukung dengan nilai Fhitung = 3,667 > Ftabel = 2,545 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,011. Sementara Adjusted R2 sebesar 0,282, ini artinya secara variabel-variabel independen menjelaskan EVA sebesar 28,2%, dan sisanya 71,8% dijelaskan oleh variabel lain. Sementara uji t, hanya tiga variabel yang berpengaruh terhadap EVA yaitu CR, ITO dan BEP artinya ketiga variabel ini dapat digunakan untuk memprediksi nilai tambah ekonomi perusahaan. Sedangkan DER dan TATO tidak berpengaruh signifikan terhadap EVA sehingga kedua variabel ini tidak dapat digunakan untuk memprediksi nilai tambah ekonomi perusahaan.

(2)

52 Kinerja dan prestasi manajemen yang diukur dengan rasio-rasio keuangan tidak dapat dipertanggungjawabkan karena rasio keuangan yang dihasilkan sangat bergantung pada metode atau perlakuan akuntansi yang digunakan. Kelemahan pengukuran kinerja berdasarkan rasio, membutuhkan suatu alat ukur kinerja lain yang dapat menunjukkan prestasi manajemen sebenarnya dengan tujuan untuk mendorong aktivitas atau strategi yang menambah nilai ekonomis (value added activities) dan menghapuskan aktivitas yang merusak nilai (non-value added activities). EVA dianggap sangat relevan dalam memenuhi kebutuhan tersebut, karena EVA dapat mengukur kinerja manajemen berdasarkan besar kecilnya nilai tambah yang diciptakan selama periode tertentu.

Peneliti terdahulu Tertowati (2009) melakukan penelitian yang berjudul

Pengaruh Liquidity, Leverage, Activity dan Profitability Terhadap EVA Pada Perusahaan Farmasi di Bursa Efek Indonesia periode 2004 – 2008. Dalam penelitiannya tersebut, menggunakan analisis regresi linier berganda yang hasilnya menunjukkan bahwa secara simultan CR, QR, DER, TATO, ITO, ROA, ROE dan ROI memberikan pengaruh yang signifikan terhadap EVA. Sedangkan secara parsial hanya variabel CR, QR, TATO, ROA dan ROI yang memberikan pengaruh signifikan terhadap EVA.

METODE

Penelitian sekarang menngunakan varabel indevenden CR, DER, TATO, ITO , yang diduga berpengaruh terhadap EVA dengan menggunakan statistic regresi linier berganda dibantu SPPS versi 17. Dengan Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Keterangan :

Y / EVA = Economic Value Added, α=Konstanta, X1=Current Ratio, X2 = Debt to Equity

ratio, X3=Total Assets Turnove, X4=Inventory Turnover, X5= Basic Earning Power , β1 s/d

β5 = Koefisien determinasi, e = error term (standar error).

(3)

53

Dengan demikian maka kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1, Kerangka Pikir Penelitian Sumber: Tertowati (2009)

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dengan pertimbangan sebagai berikut :

1. Perusahaan farmasi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.

2. Menerbitkan laporan keuangan selama 5 tahun berturut-turut secara lengkap selama kurun waktu 2007 – 2011.

3. Perusahaan farmasi yang menghasilkan laba selama periode 2007 – 2011. 4. Perusahaan yang memiliki data

lengkap selama periode pengamatan untuk faktor yang diteliti yaitu Economic Value Added.

Berdasarkan kriteria diatas, dari 9 (sembilan) perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, hanya ada 7 (tujuh) perusahaan farmasi yang memenuhi keempat kriteria tersebut.

ECONOMIC VALUE ADDED (EVA)

(Y)

Current Ratio (X1)

Debt to Equity Ratio (X2)

Total Assets Turnover (X3)

Inventory Turnover (X4)

(4)

54 Table 1. Objek penelitian

No Kode Nama Perusahaan Keterangan

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. DVLA INAF KLBF KAEF MERK PYFA SCPI SQBI TSPC PT. Darya-Varia Laboratoria, Tbk. PT. Indofarma (Persero), Tbk. PT. Kalbe Farma, Tbk. PT. Kimia Farma, Tbk. PT. Merck, Tbk. PT. Pyridam Farma, Tbk.

PT. Schering Plough Indonesia, Tbk. PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia, Tbk. PT. Tempo Scan Pacific, Tbk.

Memenuhi Kriteria Memenuhi Kriteria Memenuhi Kriteria Memenuhi Kriteria Memenuhi Kriteria Memenuhi Kriteria Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi Memenuhi Kriteria Sumber : www.idx.co.id (data diolah kembali)

Berdasarkan rumusan masalah, teori dan penelitian terdahulu, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

H1 : Variabel Current Ratio, Debt to

Equity Ratio, Total Assets Turnover, Inventory Turnover dan Basic Earning Power secara simultan berpengaruh terhadap Economic Value Added (EVA). H2 : Variabel Current Ratio secara

parsial berpengaruh terhadap Economic Value Added (EVA). H3 : Variabel Debt to Equity Ratio

secara parsial berpengaruh terhadap Economic Value Added (EVA).

H4 : Variabel Total Assets Turnover

secara parsial berpengaruh

terhadap Economic Value Added (EVA).

H5 : Variabel Inventory Turnover

secara parsial berpengaruh terhadap Economic Value Added (EVA).

H6 : Variabel Basic Earning Power

secara parsial berpengaruh terhadap Economic Value Added (EVA).

Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance dengan kriteria dikatakan bebas dari masalah multikolinearitas bila memunyai nilai VIF kurang dari 10 dan memunyai nilai Tolerance lebih dari 0,1.

(5)

55 Tabel . 2. Hasil Pengujian Multikolinearitas

Variabel Independen Tolerance Variance Inflation

Factor (VIF) Keterangan Current Ratio (X1) 0,204 4,896

Tidak terjadi gejala Multikolinearitas Debt to Equity Ratio (X2) 0,653 1,532

Total Assets Turnover (X3) 0,827 1,209

Inventory Turnover (X4) 0,925 1,081

Basic Earning Power (X5) 0,229 4,366

Sumber : Hasil olah data menggunakan software SPSS versi 17 b. Uji Autokorelasi

Pengujian terhadap gejala autokorelasi dilakukan dengan Uji Durbin-Watson (DW) dan hasinya tidak terjadi outokorelasi dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 3 : Hasil Pengujian Autokorelasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .622a .387 .282 87519.689 1.822 Sumber : Hasil olah data menggunakan software SPSS versi 17.

c. Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan gambar di atas, terlihat titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu (bergelembung, melebar, kemudian menyempit), serta menyebar acak di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas pada model regresi. d. Uji Normalitas,

Uji normalitas dilakukan dengan grafik, dan hasilnya pola grafik memberikan pola distribusi normal.

Selain itu pada probability plot juga terlihat bahwa titik-titik data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.

Pengujian Hipotesis

a. Pengujian Hipotesis Secara Simultan Pengujian pengaruh variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Assets Turnover, Inventory Turnover dan Basic Earning Power secara simultan terhadap Economic Value Added dilakukan dengan

(6)

56 menggunakan uji F. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen secara simultan memunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Tahapan yang dilakukan dalam pengujian ini antara lain: 1. Merumuskan hipotesis.

2. Menentukan nilai Signifikansi. 3.Pengambilan keputusan, dengan kriteria :

Jika signifikansi < 0,05, maka H0

ditolak dan Ha diterima.

Artinya secara statistik data yang digunakan dapat membuktikan vahwa variabel independen, yaitu Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Assets Turnover, Inventory Turnover dan Basic Earning Power secara simultan berpengaruh terhadap perubahan nilai variabel dependen, yaitu Economic Value Added (Y).

Jika signifikansi > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Artinya secara statistik data yang digunakan dapat membuktikan vahwa variabel independen, yaitu Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Assets Turnover, Inventory Turnover dan Basic Earning Power secara simultan tidak berpengaruh terhadap perubahan nilai variabel dependen, yaitu Economic Value Added (Y).

b. Pengujian Hipotesis Secara Parsial Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Assets Turnover, Inventory Turnover dan Basic Earning Power berpengaruh secara parsial terhadap Economic Value Added. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji t. Dengan keputusan Jika signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Artinya secara statistik data yang digunakan dapat membuktikan bahwa variabel independen, yaitu Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Assets Turnover, Inventory Turnover dan Basic Earning Power secara parsial (masing-masing variabel) berpengaruh terhadap perubahan nilai variabel dependen, yaitu Economic Value Added (Y).

Jika signifikansi > 0,05, maka H0

diterima dan Ha ditolak.

Artinya secara statistik data yang digunakan dapat membuktikan bahwa variabel independen, yaitu Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Assets Turnover, Inventory Turnover dan Basic Earning Power secara parsial (masing-masing variabel) tidak berpengaruh terhadap perubahan nilai variabel dependen, yaitu EVA (Y).

(7)

57 HASIL PENELITIAN

Analisis Statistik Deskriptif

Tabel . 4. Hasil Perhitungan Mean dan Standar Deviasi dari Variabel Penelitian

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation EVA 35 -22407 430980 54411.71 103263.939 CR 35 1.310 7.774 3.43829 1.721242 DER 35 .146 2.462 .52923 .535865 TATO 35 .882 1.940 1.40537 .293619 ITO 35 4.905 9.587 7.12763 1.228851 BEP 35 .044 .477 .16166 .119556 Valid N (listwise) 35

Sumber : Hasil olah data menggunakan software SPSS versi 17

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi untuk masing-masing variabel. N merupakan jumlah data valid yang digunakan untuk variabel EVA, CR, DER, TATO, ITO dan BEP.

Analisis statistik deskriptif dari variabel EVA menunjukkan bahwa selama periode penelitian, variabel ini memiliki nilai minimum sebesar Rp. (22.407) yang menunjukkan nilai terendah dari EVA yang dihasilkan pada perusahaan farmasi. Begitu pula dengan nilai maksimum EVA sebesar Rp. 430.980 yang menunjukkan nilai tertinggi dari EVA yang diperoleh perusahaan. Sedangkan nilai rata-rata (Mean) yang dihasilkan secara keseluruhan adalah sebesar Rp. 54.411.71,

yang menggambarkan bahwa dari 7 perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memperoleh laba selama 5 tahun berturut-turut memiliki nilai rata-rata EVA sebesar Rp. 54.411.71. Hal ini terjadi karena semua perusahaan farmasi yang diteliti setiap tahunnya selalu menghasilkan nilai EVA positif meskipun ada beberapa perusahaan yang menghasilkan nilai EVA negatif. Hal ini dibuktikan dengan sedikitnya terjadi nilai EVA negatif dari beberapa perusahaan farmasi yang diteliti tersebut yaitu PT. Darya Varia Laboratoria Tbk menghasilkan nilai EVA negatif pada tahun 2007 dan 2008, PT. Kimia Farma Tbk menghasilkan nilai EVA negatif pada tahun 2010, PT. Pyridam Farma Tbk

(8)

58 menghasilkan nilai EVA negatif pada tahun 2010 dan PT. Tempo Scan Pacific Tbk menghasilkan nilai EVA negatif pada tahun 2007 dan 2008.

Pada variabel penelitian CR diperoleh nilai minimum sebesar 1,310 yang berarti bahwa kemampuan aktiva lancar dalam memenuhi kewajiban yang segera jatuh tempo adalah sebesar 131%. Hasil ini menunjukkan bahwa dari keseluruhan perusahaan farmasi yang diteliti memiliki kemampuan terendah dalam hal pemenuhan kewajiban lancar adalah sebesar 131%. Kemudian nilai maksimum yang dihasilkan adalah sebesar 7,774 yang menunjukkan kemampuan tertinggi aktiva lancar dalam hal pemenuhan kewajiban lancar yang segera jatuh tempo adalah sebesar 777,4%. Sedangkan nilai rata-rata (Mean) C R yang dihasilkan adalah sebesar 3,438 yang berarti bahwa secara keseluruhan perusahaan farmasi yang diteliti memiliki kemampuan rata-rata dalam hal pemenuhan kewajiban jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar sebesar 343,8% sehingga jika terdapat perusahaan yang memiliki C R dibawah 3,438, maka perusahaan tersebut memiliki rata-rata CR dibawah dari rata-rata CR perusahaan farmasi secara umum. Hal inilah yang terjadi pada PT. Indofarma (Persero) Tbk, PT. Kimia Farma Tbk dan PT. Pyridam Farma Tbk yang memiliki

rata-rata C R secara berturut-turut sebesar 145,5%, 226,9% dan 214,9%. Menurunnya nilai CR mungkin bisa menjadi petunjuk melemahnya kondisi keuangan perusahaan. Namun CR yang terlalu tinggi pun juga dianggap kurang bagus karena C R yang tinggi menunjukkan banyaknya dana yang menganggur dan pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan perusahaan dalam usaha mendapatkan laba secara optimal.

Pada variabel DER menunjukkan bahwa selama periode penelitian, variabel ini memiliki nilai minimum sebesar 0,146 yang artinya beban perusahaan untuk membayar seluruh utang perusahaan dengan nilai ekuitas yang ada sebesar 0,146 atau 14,6%. Kemudian nilai maksimum yang dihasilkan variabel ini adalah sebesar 2,462 yang berarti bahwa beban perusahaan untuk membayar seluruh utang perusahaan dengan nilai ekuitas yang ada sebesar 246,2%. Dalam kondisi seperti ini nilai kewajiban perusahaan jauh lebih besar dibandingkan dengan jumlah ekuitas yang dimilikinya sehingga kondisi seperti ini dianggap tidak bagus. Menurut beberapa analis DE R yang dianggap bagus adalah kurang dari 50%. Sedangkan nilai rata-rata (Mean) yang dihasilkan variabel ini adalah sebesar 0,529 yang berarti bahwa dari 7 perusahaan farmasi yang diteliti selama periode penelitian, rata-rata beban

(9)

59 perusahaan untuk membayar seluruh kewajiban perusahaan dengan nilai ekuitas yang ada sebesar 52,9%. Jadi walaupun tingkat D ER perusahaan farmasi selalu mengalami fluktuasi selama 5 tahun terakhir, akan tetapi hanya ada 1 (satu) perusahaan yang memiliki rata-rata di atas Mean tersebut yaitu PT. Indofarma (Persero) Tbk. dengan nilai rata-rata DER yang dihasilkan sebesar 1,669 atau 166,9%.

Pada variabel TATO menunjukkan bahwa selama periode penelitian variabel ini menghasilkan nilai minimum sebesar 0,882 yang merupakan nilai terendah TATOdari perusahaan farmasi. Kemudian nilai maksimum yang dihasilkan oleh variabel ini adalah sebesar 1,940 yang menunjukkan nilai tertinggi dengan standar deviasi sebesar 0,293 yang menjelaskan ukuran penyebaran data dari variabel TATO dari 35 kasus yang terjadi. Secara umum nilai rata-rata TATO yang diteliti adalah sebesar 1,405 yang menunjukkan tingkat keefisienan perusahaan farmasi dalam menggunakan aktiva guna menghasilkan penjualan yang diharapkan. Dari 7 perusahaan farmasi yang diteliti, hanya ada 2 (dua) perusahaan farmasi yang memiliki nilai rata-rata TATO diatas nilai rata-rata perusahaan farmasi secara umum. Yaitu PT. Kimia Farma Tbk dan PT. Merck Tbk dengan masing-masing nilai rata-rata TATO yang

dihasilkan adalah sebesar 1,853 kali dan 1,697 kali. Sedangkan 5 (lima) perusahaan farmasi lainnya memiliki nilai rata-rata TATOdibawah dari nilai rata-rata perusahaan farmasi secara umum.

Pada variabel ITO menunjukkan bahwa selama periode penelitian variabel ini menghasilkan nilai minimum sebesar 4,905 yang menunjukkan nilai terendah. Selanjutnya variabel ini menghasilkan nilai maksimum sebesar 9,587 yang menunjukkan nilai tertinggi ITO yang dihasilkan oleh perusahaan farmasi dengan standar deviasi sebesar 1,228 yang berarti bahwa selama periode penelitian ukuran penyebaran data dari variabel ITO adalah sebesar 1,228 dari 35 kasus yang terjadi. Tingkat ITO yang dimiliki oleh perusahaan farmasi cenderung mengalami gejala fluktuatif. Meskipun dikatakan demikian, akan tetapi nilai rata-rata (Mean) ITO yang dihasilkan oleh perusahaan farmasi adalah sebesar 7,127 atau sebesar 712,7% yang memperlihatkan seberapa bagus manajemen perusahaan yang diterapkan dalam rangka mengelola modal yang ada pada persediaan. PT. Darya Varia Laboratoria Tbk merupakan perusahaan farmasi yang memiliki tingkat rata-rata ITO terbesar, yaitu sebesar 8,385. Hal ini dikarenakan pada tahun 2008 perusahaan tersebut berhasil meraih nilai ITO tertinggi dengan nilai sebesar 9,587 yang berarti bahwa perusahaan memiliki

(10)

60 tingkat kecepatan yang tinggi untuk mengkonversi persediaan menjadi kas atau piutang. Sedangkan perusahaan yang memiliki nilai rata-rata ITO dibawah dari nilai rata-rata ITOsecara umum adalah PT. Indofarma (Persero) Tbk, PT. Kalbe Farma Tbk dan PT. Pyridam Farma Tbk yaitu dengan nilai rata-rata ITO yang dihasilkan oleh masing-masing perusahaan secara berturut-turut adalah sebesar 6,795 kali, 5,725 kali dan 6,151 kali.

Pada variabel BEP menunjukkan, selama periode penelitian variabel ini memiliki nilai minimum sebesar 0,044 kali yang berarti bahwa kemampuan terendah total aktiva untuk menghasilkan laba adalah sebesar 4,4%. Kemudian nilai maksimum yang dihasilkan oleh variabel ini adalah sebesar 0,477 kali yang artinya kemampuan total aktiva tertinggi perusahaan farmasi untuk menghasilkan laba sebelum pajak adalah sebesar 47,7%. Sedangkan nilai rata-rata yang dihasilkan oleh variabel ini adalah sebesar 0,161 kali dengan standar deviasi sebesar 0,119 yang berarti selama periode penelitian ukuran penyebaran data dari variabel BEP adalah sebesar 0,119 dari 35 kasus yang terjadi. Perusahaan yang memiliki nilai rata-rata BEP diatas nilai rata-rata BEP secara umum adalah PT. Kalbe Farma Tbk dan PT. Merck Tbk. dengan masing-masing perolehan nilai rata-rata BEP adalah 0,231 dan 0,408. Berdasarkan perhitungan, BE P

perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 – 2011 cenderung mengalami gejala fluktuatif. Hal ini juga sekaligus menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam menggunakan dan mengelola total aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba juga turut mengalami fluktuasi.

PEMBAHASAN

1. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda melalui software SPSS versi 17. Pengujian ini dilakukan untuk menganalisis regresi linier berganda dalam menentukan kontribusi relatif tiap variabel independen untuk menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel dependen baik secara parsial maupun secara simultan. Hasil analisis data dapat dilihat pada lampiran dan secara garis besar dapat dirangkum seperti pada tabelberikut:

(11)

61 Tabel . 5. Hasil Pengujian Hipotesis

Variabel Unstandardized Coefficients t Sig. B Standard Error (Constant) 420305,708 123811,051 3,395 ,002 CR -46841,921 19294,554 -2,428 ,022 DER -27681,803 34665,850 -0,799 ,431 TATO -57130,207 56212,387 -1,016 ,318 ITO -34464,429 12699,208 -2,714 ,011 BEP 839744,672 262334,818 3,201 ,003

R = 0,622 R Square (R2) = 0,387 Adjusted R Square (R2) = 0,282

F = 3,667 Sig F = 0.011 Std. Error of the Estimate = 87519,689

Berdasarkan tabel di atas yang menunjukkan hasil analisis regresi linier berganda dengan tingkat signifikansi sebesar 5% (α = 0,05), maka secara

sistematis model fungsi dari hasil regresi berganda yang digunakan dapat dinyatakan sebagai berikut :

EVA = 420305,708 + (-46841,921) CR + (-27681,803) DER + (-57130,207) TATO + (-34464,429) ITO + 839744,672 BEP + e

Untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen dapat dilihat dari koefisien determinasi (R2) karena besarnya kontribusi pengaruh semua variabel independen terhadap nilai variabel dependen ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (R2). Angka R yang ditunjukkan dari tabel 7 di atas adalah sebesar 0,622 yang berarti bahwa korelasi antara variabel CR, DER, TATO, ITOdan BEP terhadap EVA menunjukkan adanya hubungan yang cukup erat karena nilainya di atas 0,5 (nilai mendekati 1).

Angka R Square (R2) pada tabel 7 menunjukkan angka 0,387 yang artinya persentase sumbangan pengaruh variabel

CR, DER, TATO, ITOdan BEP terhadap EVA sebesar 38,7% sedangkan sisanya sebesar 61,3% (100% - 38,7% = 61,3%) dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Namun untuk jumlah variabel yang lebih dari satu, maka lebih baik menggunakan Adjusted R2 yaitu sebesar 0,282. Hal ini berarti bahwa 28,2% dari variasi tingkat EVA perusahaan bisa dijelaskan oleh variabel CR, DER, TATO, ITOdan BEP. Sedangkan sisanya 71,8% (100% - 28,2% = 71,8%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak faktor-faktor lain diluar variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang dapat

(12)

62 mempengaruhi tingkat EVA pada perusahaan.

Standard Error of the Estimate adalah sebesar 87519,689. Nilai ini lebih kecil apabila dibandingkan dengan standar deviasi EVA yaitu sebesar 103263,939. Kecilnya nilai yang dihasilkan pada Standard Error of the Estimate akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen (EVA).

2. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh secara simultan

atas variabel independen terhadap variabel dependen. Dari uji ANOVA atau F test, diperoleh angka signifikansi sebesar 0,011. Dari hasil perbandingan nilai signifikansi dapat diketahui bahwa nilai signifikansi yang dihasilkan sebesar 0,011 lebih kecil dari α = 0,05 atau 0,011 < 0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel independen yaitu CR, DER, TATO, ITO dan BEP memiliki pengaruh yang signifikan terhadap EVA.

3. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) Tabel . 6. Hasil Pengujian Statistik t

Variabel Signifikansi

Current Ratio 0,022*

Debt to Equity Ratio 0,431

Total Assets Turnover 0,318

Inventory Turnover 0,011*

Basic Earning Power 0,003*

Sumber : Hasil olah data menggunakan software SPSS versi 17 Keterangan : * Signifikansi pada α = 5% (0,05)

Berdasarkan tabel hasil pengujian nilai signifikansi masing-masing variabel independen di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Pengaruh CR terhadap EVA

Berdasarkan tabel 8, diperoleh angka signifikansi untuk CR sebesar 0,022. Jika dibandingkan dengan tingkat signifikansi 0,05, maka diperoleh hasil bahwa nilai signifikansi yang dihasilkan adalah lebih kecil dari nilai α = 0,05 atau 0,022 < 0,05

yang berarti bahwa C R berpengaruh secara parsial terhadap EVA sehingga H0

ditolak dan Ha diterima. Hasil penelitian

ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tertowati (2009) yang menyatakan bahwa CR berpengaruh secara parsial terhadap EVA.

b. Pengaruh DER terhadap EVA

Nilai signifikansi yang dihasilkan variabel DR adalah sebesar 0,431. Jika dibandingkan dengan tingkat signifikansi

(13)

63 0,05, maka diperoleh hasil bahwa nilai signifikansi yang dihasilkan adalah lebih besar dari nilai α = 0,05 atau 0,431 > 0,05 yang berarti bahwa DER tidak berpengaruh secara parsial terhadap EVA sehingga H0 diterima dan Ha ditolak. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tertowati (2009) yang menyatakan bahwa DERatio secara parsial tidak berpengaruh terhadap EVA. c. Pengaruh TATO terhadap EVA

Nilai signifikansi yang dihasilkan variabel TATO adalah sebesar 0,318. Jika dibandingkan dengan tingkat signifikansi 0,05, maka diperoleh hasil bahwa nilai signifikansi yang dihasilkan adalah lebih besar dari nilai α = 0,05 atau 0,318 > 0,05 yang berarti bahwa TATO tidak berpengaruh secara parsial terhadap EVA sehingga H0 diterima dan Ha ditolak. Hasil

penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tertowati (2009) yang menyatakan bahwa secara parsial TATO berpengaruh terhadap EVA. d. Pengaruh ITO terhadap EVA

Nilai signifikansi yang dihasilkan variabel ITO adalah sebesar 0,011. Jika dibandingkan dengan tingkat signifikansi 0,05, maka diperoleh hasil bahwa nilai signifikansi yang dihasilkan adalah lebih kecil dari nilai α = 0,05 atau 0,011 < 0,05 yang berarti bahwa Inventory Turnover berpengaruh secara parsial terhadap EVA sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Hasil

penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tertowati (2009) yang menyatakan bahwa ITO secara parsial tidak berpengaruh terhadap EVA.

e. Pengaruh BEP terhadap EVA

Nilai signifikansi yang dihasilkan variabel BEPower adalah sebesar 0,003. Jika dibandingkan dengan tingkat signifikansi 0,05, maka diperoleh hasil bahwa nilai signifikansi yang dihasilkan adalah lebih kecil dari nilai α = 0,05 atau 0,003 < 0,05 yang berarti bahwa BEP berpengaruh secara parsial terhadap EVAsehingga H0 ditolak dan Ha diterima.

Berdasarkan uraian pembahasan di atas diperoleh kesimpulan bahwa analisis regresi linier berganda yang diproses melalui program SPSS versi 17 menghasilkan nilai R sebesar 0,622 yang menjelaskan korelasi antara variabel independen terhadap variabel dependen memiliki hubungan yang cukup erat karena nilai R menunjukkan angka lebih dari 0,5 dan mendekati 1. Nilai R Square (R2) menunjukkan angka 0,387 yang menjelaskan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 38,7%, sedangkan sisanya sebesar 61,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Kemudian Adjusted R2 menunjukkan angka 0,282 yang menjelaskan bahwa

(14)

64 28,2% dari variasi tingkat variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen sedangkan sisanya sebesar 71,8% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Standard Error of the Estimate menghasilkan angka 87519,689 yang berarti kesalahan yang dapat terjadi dalam memprediksi variabel dependen adalah sebesar 87.519,689.

Hasil dari pengujian hipotesis secara simultan atau uji F yang digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel independen yaitu C R, DER, TATO, ITO dan BEP terhadap variabel EVA menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,011. Nilai ini lebih kecil dari tingkat signifikansi yang digunakan yaitu α = 5% (0,05) atau 0,011 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel independen yaitu CR, DER, TATO, ITO dan BE P memiliki pengaruh yang signifikan terhadap EVA.

Hasil dari pengujian hipotesis secara parsial atau uji t yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen menjelaskan bahwa variabel independen yang memiliki pengaruh secara parsial terhadap variabel dependen adalah variabel CR, ITO dan BEP. Hal ini dibuktikan dengan angka signifikansi yang dihasilkan adalah lebih kecil jika dibandingkan dengan tingkat

signifikansi yang digunakan yaitu α = 5% (0,05). Adapun angka signifikansi masing-masing variabel independen tersebut secara berturut adalah sebesar 0,022, 0,011 dan 0,003. Sedangkan DE R dan TATO tidak memiliki pengaruh terhadap EVA karena nilai signifikansi yang dihasilkan adalah lebih besar jika dibandingkan dengan tingkat signifikansi yang digunakan yakni α = 5% (0,05). Adapun angka signifikansi masing-masing variabel independen tersebut secara berturut-turut adalah sebesar 0,431 dan 0,318.

Pada penelitian selanjutnya diharapkan agar variabel independen yang digunakan sebaiknya menambahkan faktor-faktor lain diluar rasio-rasio keuangan seperti tingkat suku bunga, beta saham, faktor resiko pasar dan sebagainya. Selain itu juga untuk menganalisis faktor yang berpengaruh terhadap EVA diharapkan dapat diterapkan pada semua jenis industri dengan menambah jumlah periode penelitian agar pengujian lebih kuat dan menghasilkan analisis yang lebih tepat serta akurat.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

1. Berdasarkan analisis statistik uji F menunjukkan bahwa secara simultan EVA dipengaruhi oleh variabel CR, DER, TATO, ITO dan BEP. Pernyataan ini didukung dengan hasil perbandingan

(15)

65 antara nilai Fhitung dengan Ftabel yang

menunjukkan Fhitung = 3,667 > Ftabel =

2,545 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,011. Sedangkan jika dilihat dari Adjusted R2 sebesar 0,282, hal ini menjelaskan bahwa secara bersama-sama variabel-variabel independen mampu menjelaskan EVA sebesar 28,2%, sedangkan sisanya 71,8% dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini yang berarti bahwa masih terdapat faktor-faktor lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini yang dapat berpengaruh terhadap EVA.

2. Berdasarkan analisis statistik uji t, diantara kelima variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang berpengaruh terhadap EVA yaitu CR, ITO dan BEP yang berarti ketiga variabel ini dapat digunakan untuk memprediksi nilai tambah ekonomi perusahaan. Sedangkan dua variabel lainnya yaitu DER dan TATO tidak berpengaruh signifikan terhadap EVA sehingga kedua variabel ini tidak dapat digunakan untuk memprediksi nilai tambah ekonomi perusahaan. Variabel CR berpengaruh signifikan terhadap EVA dengan nilai t negatif menunjukkan bahwa variabel CR memunyai hubungan yang berlawanan dengan EA. Variabel DER tidak

berpengaruh signifikan terhadap EVA dengan nilai t negatif menunjukkan bahwa variabel DERatio memunyai hubungan yang berlawanan dengan EVA. Variabel TATO tidak berpengaruh signifikan terhadap EVA dengan nilai t negatif menunjukkan bahwa variabel Total Assets Turnover memunyai hubungan yang berlawanan dengan EVA. Variabel ITO berpengaruh signifikan terhadap EVA dengan nilai t negatif menunjukkan bahwa variabel ITO memunyai hubungan yang berlawanan dengan EVA. Variabel BEP berpengaruh signifikan terhadap EVA dengan nilai t positif menunjukkan bahwa variabel BEP memunyai hubungan yang searah dengan EVA. Saran

1. CR, diharapkan perusahaan mampu untuk terus menerus meningkatkan likuiditas perusahaan sehingga dapat memaksimalkan menghasilkan laba optimal dan pada akhirnya mampu menciptakan nilai tambah ekonomi dan dapat memberikan kepercayaan kepada calon investor dan kreditor untuk menanamkan modalnya.

2. DER, dalam hal ini perusahaan diharapkan untuk lebih memperhatikan struktur modal agar pendapatan yang dihasilkan tidak semata-mata hanya untuk menutupi nilai kewajiban.

(16)

66 3. TATO, menaikan volume pendapatan

dengan menggunakan aset secara efektif dan efisien atau dengan kata lain bekerja dengan jumlah aset yang relatif lebih rendah agar dapat menghasilkan laba tanpa menggunakan lebih banyak biaya modal. Selain itu, perlu mempercepat ITO sehingga diharapkan laba menjadi lebih tinggi.

4. BEP, dengan laba yang tinngi akan memberikan pengaruh terhadap besarnya nilai tambah ekonomi perusahaan. Peningkatan laba ini dapat dilakukan melalui pengelolaan aset secara efektif dan efisien, aset-aset yang sudah usang dapat dijual dan diganti dengan aset yang lebih memiliki daya guna sehingga dapat meningkatkan penjualan dan menekan biaya operasi maupun biaya modal yang diperlukan perusahaan.

5. Diharapkan agar pada penelitian selanjutnya menggunakan variabel independen yang berbeda dan menambahkan faktor-faktor lain diluar rasio-rasio keuangan seperti tingkat suku bunga dan beta saham.

DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi Ketiga. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Harahap, Sofyan Syafri. 2010. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan.

Edisi 1. Cetakan Kesembilan. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta Prastowo D., Dwi dan Rifka Juliaty. 2005.

Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi. STIM YKPN. Yogyakarta.

Priyatno, Duwi. 2012. Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS. CV. Andi Offset. Yogyakarta.

S. Munawir. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Liberty. Yogyakarta.

Sawir, Agne. 2003. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Cetakan Ketiga. Gramedia. Jakarta

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kedelapan. CV. Alfabets. Bandung.

Tajriannor. 2008. Pengaruh Total Assets Turnover (TATO) dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Economic Value Added (EVA) (Studi Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di BEI Tahun 2002 – 2006). Skripsi. Universitas Lambung Mangkurat. Tertowati, Endah. 2009. Pengaruh

Liquidity, Leverage, Activity dan Profitability Terhadap Economic Value Added (EVA) Pada Perusahaan Farmasi di Bursa Efek Indonesia Periode 2004 – 2008. Skripsi. Universitas Lambung Mangkurat.

Gambar

Tabel 3 :  Hasil Pengujian Autokorelasi  Model Summary b Model  R  R Square  Adjusted R Square  Std
Tabel . 4.  Hasil Perhitungan Mean dan Standar Deviasi dari Variabel Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demiki- an menjadi jelas dan logis, jika dilihat dari sisi kuantitas (jumlah siswa), pengem- bangan koperasi sekolah, sebagai waha- na pembelajaran dan mengasah

Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas Danau Ruwet yang terbaik adalah bagian inlet dan tengah, tinkat pencemaran termasuk dalam tingkat

menyelenggarakan pengumpulan data, informasi, permasalahan, peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan teknis yang berkaitan dengan manajemen rekayasa lalu lintas,

PT UNSP  Tahun  Perputaran Total Aktiva  2005  0,50  2006  0,56  2007  0,29  Analisis : 

Anggota assosiasi yang tergolong anggota aktif berjumlah 20 orang, (Diskoperindag 2011). Anggota aktif tersebut diantaranya adalah: Sanjai Nina, Kerupuk Sanjai

Срећко Милановић, заједно са Решадом Хајровићем, постигао договор да се из Црне Горе прикривене пренесу преко царинске линије без царинског

 pembuluh darah #bu da berisi darah #bu, dengan ukuran sebesar kepala peniti Pada hari ke -- engan ukuran sebesar kepala peniti Pada hari ke -- dan -&amp; selesai mengadakan

£V Ytom bukanlah sesuatu yang tak terbagi, melainkan terdiri dari partikel subatom £V Ytom-atom dari unsur yang sama, dapat mempunyai massa yang berbeda disebut Isotop £V Ytom