• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

7

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1 Definisi Data

Menurut R. Kelly Rainer dan Casey G. Cegielski dalam Introduction to Information Systems Enabling and Transforming Business (2011, p 10), data adalah deskripsi dasar mengenai sesuatu, peristiwa, aktivitas, dan transaksi yang dicatat,diklasifikasikan, dan disimpan tetapi belum diolah sehingga tidak mempunyai maksud atau nilai tertentu. Data dapat berupa angka, teks, figur, suara atau gambar.

2.1.2 Definisi Informasi

Menurut R. Kelly Rainer dan Casey G. Cegielski dalam Introduction to Information Systems Enabling and Transforming Business (2011, p 10), informasi adalah data yang telah diolah sehingga mempunyai maksud dan nilai tertentu bagi para penggunanya.

2.1.3 Definisi Sistem Informasi

Menurut Kerie E. Pearlson dan Carol S. Saunders dalam Strategic Management of Inoformation Systems (2009, p 15-16), Sistem Informasi adalah kombinasi teknologi, manusia, dan proses didalam perusahaan untuk memproduksi dan mengelola informasi.

2.1.4 Definisi Teknologi Informasi

Menurut R. Kelly Rainer dan Casey G. Cegielsky dalam Introduction to Information Systems Enabling and Ttansforming Business (2011, p 30), teknologi informasi adalah alat berbasis komputer yang digunakan oleh manusia untuk bekerja dengan informasi dan mendukung pengolahan informasi yang dibutuhkan didalam organisasi.

(2)

2.1.5 Definisi Database

Menurut R. Kelly Rainer dan Casey G. Cegielsky dalam Introduction to Information Systems Enabling and Ttansforming Business (2011, p 152), Database adalah sekumpulan file logis yang saling berhubungan yang menyimpan data beserta hubungan diantara data tersebut.

2.1.6 Definisi Strategi

Menurut Kerie E. Pearlson dan Carol S. Saunders dalam Strategic Management of Information Systems (2009, p 25), strategi adalah suatu tindakan yang terkoordinasi untuk memenuhi tujuan dan sasaran. Esensi dari sebuah strategi adalah menentukan batas apa yang akan dicapai oleh bisnis.

2.1.7 Definisi Perencanaan Strategis

Menurut Ward dan Peppard (2002, p 69), perencanaan strategis adalah sebuah analisis yang sistematis dan menyeluruh untuk mengembangkan rencana kegiatan

2.1.8 Definisi Strategi Bisnis

Menurut Kerie E. Pearlson dan Carol S. Saunders dalam Strategic Management of Information Systems (2009, p 26), strategi bisnis yaitu sebuah visi yang diartikulasikan dengan baik yang menjelaskan bagaimana bisnis berjalan.

2.1.9 Definisi Strategi Sistem Informasi

Menurut Kerie E. Pearlson dan Carol S. Saunders dalam Strategic Management of Information Systems (2009, p 37), strategi sistem informasi yaitu rencana organisasi yang digunakan untuk menyediakan sistem informasi dan layanan.

Menurut Kerie E. Pearlson dan Carol S. Saunders dalam Strategic Management of Information Systems (2009, p 40), strategi sistem informasi harus melengkapi strategi bisnis. Ketika sistem informasi mendukung tujuan bisnis, sebuah bisnis harus berjalan dengan baik. Strategi sistem informasi

(3)

dapat dipengaruhi dan mempengaruhi perubahan strategi bisnis dan organisasi pada sebuah perusahaan.

2.1.10 Definisi Strategi Teknologi Informasi

Menurut Ward dan Peppard (2002, p 44), strategi teknologi informasi adalah strategi yang berfokus kepada penetapan visi mengenai teknologi yang dapat mendukung sistem dan informasi pada sebuah organisasi.

Secara esensial, hal ini berkaitan dengan suplai IT, maksudnya yaitu sebagai penyedia kemampuan dan sumberdaya IT (meliputi hardware, software, dan telekomunikasi) serta jasa atau layanan seperti operasi TI, sistem pengembang dan pendukung pengguna.

2.1.11 Definisi Jaringan Komputer

Menurut Suryadi (2005) dalam jurnalnya menyatakan bahwa Jaringan Komputer adalah sekumpulan peralatan komputer yang dihubungkan agar dapat saling berkomunikasi dengan tujuan membagi sumberdaya, seperti file atau data.

2.1.12 Definisi Pengadaan

Menurut Senator Nur Bahagia dan Samsul Ramli (2011) dalam jurnalnya menyatakan bahwa Pengadaan adalah kegiatan untuk mendapatkan barang atau jasa secara transparan, efektif, dan efisien sesuai dengan kebutuhan dan keinginan penggunanya.

2.1.13 Hubungan Antara Strategi Bisnis, Strategi Sistem Informasi, dan Strategi Teknologi Informasi

Menurut Earl (Ward dan Peppard, 2002, p 44), kesuksesan pembuatan aplikasi strategis (strategic application), tidak hanya berfokus kepada teknologinya saja. Earl mengatakan bahwa cara yang paling efektif untuk memperoleh keuntungan strategis dari SI/TI adalah berfokus kepada pemikiran kembali (rethinking) dengan menganalisis masalah bisnis saat ini dan perubahan lingkungan bisnis, serta menyadari bahwa SI/IT sebagai salah satu bentuk solusi yang ditawarkan. Hal ini dikarenakan Earl menemukan

(4)

bahwa sebagian besar strategi TI hanya berfokus kepada isu-isu dan permasalahan teknis saja tetapi sedikit yang mengidentifikasi kebutuhan organisasi akan aplikasi dan bisnis. Earl menyarankan bahwa strategi SI harus berfokus dalam mengidentifikasi sistem informasi yang dibutuhkan oleh organisasi sedangkan strategi TI berfokus untuk mengidentifikasi kebutuhan perusahaan akan teknologi dan infrastrukturnya.

Yang dapat disimpulkan adalah bahwa SI/TI harus diperlakukan sebagai bagian dari bisnis, seperti pemasaran, produksi atau pembelian. SI/TI harus diimplementasikan secara efektif dan efisien, hal ini dikarenakan untuk mendukung kelangsungan hidup sebuah bisnis dan juga memberikan pengaruh yang kompetitif untuk organisasi.

Gambar 2.1 Hubungan antara Strategi Bisnis, Strategi SI, dan Strategi TI (sumber : Ward dan Peppard, 2002, p 41)

Gambar 2.1 diatas menggambarkan bagaimana hubungan antara strategi bisnis, strategi SI , dan strategi TI dalam menyusun sebuah strategi sistem dan teknologi informasi yang terintegrasi dengan strategi bisnis. Langkah pertama dalam menyusun strategi SI/TI yaitu mengetahui

(5)

bagaimana lingkungan bisnis, serta mengidentifikasi kemana arah tujuan bisnis akan berjalan. Setelah itu, perusahaan dapat mengevaluasi informasi dan sistem apa saja yang dibutuhkan yang sesuai dengan strategi perusahaan dalam mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Setelah mengetahui informasi dan sistem apa saja, selanjutnya perusahaan menyeleksi dengan tepat teknologi apa saja yang dibutuhkan untuk menunjang sistem informasi yang akan dijalankan. Hal ini sangat penting agar perusahaan dapat menghasilkan informasi yang strategis demi tercapainya visi dan misi perusahaan.

2.1.14 Definisi Visi

Visi adalah suatu pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan-tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada masa yang akan datang (inspektorat.balikpapan.go.id/visi.html). Visi tidak dapat dituliskan secara lebih jelas menerangkan detail gambaran sistem yang ditujunya, hal ini dikarenakan perubahan ilmu serta situasi yang sulit diprediksi selama masa yang panjang.

2.1.15 Definisi Misi

Menurut Kerie E. Pearlson dan Carol S. Saunders dalam Strategic Management of Information Systems (2009, p 25), misi adalah sebuah pernyataan yang jelas dan menarik yang menyatukan suatu upaya organisasi dan mendeskripsikan semua hal yang berkaitan dengan perusahaan.

2.1.16 Definisi Supply Chain

Menurut R. Kelly Rainer dan Casey G. Cegielsky dalam Introduction to Information Systems Enabling and Ttansforming Business (2011, p 324), Supply Chain adalah aliran bahan baku, informasi, uang, dan jasa dari pemasok bahan baku, melalui pabrik dan gudang, kepada pelanngan akhir (end customers). Supply Chain juga termasuk organisasi dan proses yang menciptakan dan memberikan produk, informasi, dan jasa.

(6)

Menurut R. Kelly Rainer dan Casey G. Cegielsky dalam Introduction to Information Systems Enabling and Ttansforming Business (2011, p 324), Supply Chain terdiri dari 3 segmen, yaitu :

1. Upstream

Pada komponen ini, manajer rantai suplai menyeleksi pemasok untuk mengirim barang dan jasa yang dibutuhkan perusahaan untuk menghasilkan produk atau jasa perusahaan tersebut. Selain itu, manajer rantai suplai juga mengembangkan harga, pengiriman, dan proses pembayaran antara perusahaan dan pemasoknya. Komponen ini juga meliputi proses pengelolaan inventori, penerimaan, dan verifikasi pengiriman, pemindahan barang untuk fasilitas manufaktur dan otorisasi pembayaran kepada pemasok

2. Internal

Dalam komponen ini, manajer rantai suplai membuat jadwal untuk aktivitas yang diperlukan, pengujian, pengemasan, dan menyiapkan barang untuk pengiriman. Selain itu, manajer rantai suplai juga memonitor tingkat kualitas, produksi output, dan produktivitas para pekerja.

3. Downstream

Di dalam segmen ini, manajer rantai suplai mengkoordinasikan penerimaan pesanan dari pelanggan, mengembangkan jaringan atau gudang, memilih operator untuk memberikan produk kepada pelanggan, dan mengembangkan sistem faktur untuk menerima pembayaran dari pelanggan.

2.1.17 Definisi Supply Chain Management

Menurut R. Kelly Rainer dan Casey G. Cegielsky dalam Introduction to Information Systems Enabling and Ttansforming Business (2011, p 349), Supply Chain Management adalah suatu kegiatan dimana kepemimpinan didalam organisasi menyediakan pengawasan yang luas untuk kemitraan dan proses yang terdiri dari rantai suplai serta meningkatkan hubungan keduanya untuk memberikan keuntungan operasional.

(7)

Menurut R. Kelly Rainer dan Casey G. Cegielsky dalam Introduction to Information Systems Enabling and Ttansforming Business (2011, p 349), fungsi dari Supply Chain Management yaitu merencanakan, mengorganisasikan, dan mengoptimalkan beberapa aktivitas yang dijalankan selama rantai suplai.

2.1.18 Definisi E-Supply Chain Management

Menurut Indrajit dan Djonopranoto (2006, p.169), e-Supply Chain Management merupakan satu konsep manajemen dimana perusahaan berusaha memanfaatkan internet dan teknologinya untuk mengintegrasikan seluruh mitra kerja perusahaan, terutama yang berhubungan dengan sistem pemasukan bahan atau sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan dalam proses produksi (sisi supply).

2.1.19 Definisi Kesehatan

Pengertian kesehatan menurut WHO adalah “Health is state of complete physical, mental and social well-being and not marely the absence of diseases or infirmity”.(Chandra , 2010, p6)

2.1.20 Definisi Pemasaran

Pengertian pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. (Kotler dan Keller, 2009, p5).

Pemasaran merupakan proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan. (Kotler dan Armstrong, 2010 p29).

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah proses bisnis yang mengidentifikasi kebutuhan sosial dengan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan yang bertujuan untuk mendapat nilai dari pelanggan.

(8)

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Analisis 5 Kekuatan Porter

Menurut R. Kelly Rainer dan Casey G. Cegielsky dalam Introduction to Information Systems Enabling and Ttansforming Business (2011, p 45), setiap perusahaan menggunakan model Porter untuk mengembangkan strategi untuk meningkatkan daya saing mereka. Model Porter juga mendemonstrasikan bagaimana IT dapat membuat perusahaan lebih kompetitif.

Gambar 2.2 Lima Kekuatan Porter

(sumber : http://www.cgma.org/Resources/Tools/essential-tools/PublishingImages/porters-five-forces.jpg)

Menurut R. Kelly Rainer dan Casey G. Cegielsky dalam Introduction to Information Systems Enabling and Ttansforming Business (2011, p 45), Porter mengidentifikasi 5 kekuatan yang dapat membahayakan atau meningkatkan posisi perusahaan dalam suatu industri tertentu, yaitu :

1. Ancaman Pendatang Baru

Perusahaan yang ada dalam suatu industri sering mencoba untuk mengurangi ancaman pendatang baru ke pasar dengan membuat

(9)

sebuah hambatan atau yang disebut dengan entry barriers, yang dapat mencegah para pendatang baru untuk masuk ke pasar tersebut.

Menurut R. Kelly Rainer dan Casey G. Cegielsky dalam Introduction to Information Systems Enabling and Ttansforming Business (2011, p 65), entry barriers adalah sebuah produk atau fitur layanan yang diharapkan oleh para pelanggan dari organisai pada suatu industri tertentu.

Hambatan tersebut (entry barriers), membantu perusahaan dalam membuat sebuah kubu yang menawarkan produk atau jasa yang sulit untuk didapatkan atau unik dan berbeda dengan produk lainnya (Kerie E. Pearlson dan Carol S. Saunders, 2009, p 53)

2. Kekuatan tawar-menawar pembeli

Pembeli biasanya memiliki kekuatan yang besar untuk mempengaruhi lingkungan bisnis yang kompetitif. Kekuatan ini dapat berupa akses yang mudah bagi para pembeli ke beberapa outlet eceran (retail) untuk membeli produk atau kesempatan yang sama untuk membeli dalam jumlah yang besar di outlet yang jauh lebih besar atau superstore (Kerie E. Pearlson dan Carol S. Saunders, 2009, p 54)

Kekuatan pembeli akan tinggi ketika mereka memiliki banyak pilihan kepada siapa mereka akan membeli produk atau jasa dan rendah ketika mereka hanya memiliki sedikit pilihan dalam membeli produk atau jasa.

3. Kekuatan tawar-menawar pemasok

Kekuatan tawar menawar pemasok dapat mengurangi profitabilitas perusaahaan. Ancaman ini merupakan hal yang paling kuat ketika sebuah perusahaan hanya memiliki sedikit pemasok untuk dipilih, kualitas pemasok input sangat penting untuk produk jadi, atau volume pembelian yang tidak signifikan kepada pemasok (Kerie E. Pearlson dan Carol S. Saunders, 2009, p 54).

(10)

Kekuatan pemasok akan tinggi ketika pembeli hanya memiliki sedikit pilihan dalam membeli produk atau jasa, dan rendah ketika pembeli memiliki banyak pilihan.

4. Ancaman produk atau jasa pengganti

Potensi produk pengganti dipasar tergantung pada kemauan pembeli untuk membeli produk atau jasa pengganti, harga relatif terhadap kinerja produk atau jasa pengganti, dan tingkat swtiching cost (biaya peralihan)( Kerie E. Pearlson dan Carol S. Saunders, 2009, p 55).

Menurut R. Kelly Rainer dan Casey G. Cegielsky dalam Introduction to Information Systems Enabling and Ttansforming Business (2011, p 47), Ancaman ini akan bersifat tinggi ketika terdapat banyak produk atau jasa pengganti pada sebuah perusahaan, dan bersifat rendah ketika hanya terdapat sedikit produk atau jasa pengganti.

Ancaman ini tidak hanya disebabkan oleh penawaran produk atau jasa dari para pesaing, tetapi ancaman ini juga datang dari sebuah inovasi baru yang menyebabkan produk atau jasa yang lama ditinggalkan oleh para pembeli.

5. Ancaman dari pesaing sejenis

Ancaman ini bersifat tinggi ketika ada persaingan yang ketat diantara banyak perusahaan dalam sebuah industri, dan bersifat rendah ketika persaingan diantara perusahaan sedikit dan tidak intens atau ketat (Kelly R. Rainer dan Casey G. Cegielski, 2011, p 47)

2.2.2 Analisis SWOT

Menurut Scott A. Bernard (2012, p 285), analisis SWOT merupakan analisis yang mengidentifikasi faktor internal dan eksternal untuk menentukan daerah-daerah yang harus diperhatikan oleh perusahaan untuk meningkatkan daya saing dan mencapai

(11)

kesuksesan, serta mengidentifikasi daerah-daerah mana yang harus dihindari oleh perusahaan.

Gambar 2.3 Diagram Analisis SWOT (Sumber : Freddy Rangkuti, 2014, p 20)

Gambar 2.3 diatas merupakan contoh dari diagram SWOT yang menganalisis berbagai faktor untuk merumuskan strategi perusahaan. Berikut penjelasan mengenai diagram tersebut.

Kuadran 1 :

Merupakan situasi yang sangan menguntungkan bagi perusahaan. Hal ini dikarenakan perusahaan memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (growth oriented strategy).

Kuadran II :

Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar)

(12)

Kuadran III :

Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak, mereka menghadapi beberapam kendala atau kelemahan internal. Strategi yang harus diterapkan berfokus pada meminimalkan masalah masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

Kuadran IV :

Merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan. Hal ini dikarenakan perusahaan mengahdapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

SWOT sendiri merupakan kepanjangan dari Strength (S), Weakness (W), Opportunities (O), dan Threats (T). Analisis ini dapat menentukan faktor-faktor tersebut dan mengidentifikasi strategi seperti apa yang cocok digunakan oleh perusahaan untuk mendukung kelangsungan hidup dan daya saing sebuah perusahaan.

Strength – Weakness

Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan internal perusahaan yang berhubungan dengan fungsi manajemen, seperti perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, dan pengendalian.

Opportunity – Thread

Merupakan analisis eksternal, meliputi peluang dan ancaman seperti aspek sosial, teknologi, ekonomi, politik, hukum, lingkungan, dan pesaing.

Hasil yang diperoleh dari analisis SWOT berupa kesimpulan-kesimpulan yang menyangkut 4 faktor (Strenght, Weakness, Opportunity, dan Thread), yaitu :

(13)

Strategi Strength – Opportunity

Memanfaatkan kekuatan atas peluang yang telah diidentifikasi. Contoh, jika keunggulan sebuah perusahaan terletak pada teknologinya, maka hak tersebut dapat digunakan untuk mengisi segmen pasar yang membutuhkan tingkat teknologi dan kualitas yang lebih maju, yang keberadaan dan kebutuhannya telah diidentifikasi pada analisis kesempatan.

Strategi Weakness – Opportunity

Kesempatan yang dapat diidentifikasi tidak mungkin dimanfaatkan karena kelemahan perusahaan. Strategi ini digunakan berdasarkan pemanfaatn peluang yang ada dengan meminimalisir kelemahan yang dimiliki.

Strategi Strength – Thread

Setiap ancaman yang dianalisa, pasti akan ditemukan suatu kebutuhan untuk mengatasinya. Strategi ini diterapkan dengan mencoba mencari kekuatan yang dimiliki perusahaan yang dapat mengurangi atau menangkal ancaman.

Strategi Weakness – Thread

Strategi ini berdasarkan kegiatan yang bersifat bertahan atau defensive dan berusaha untuk memnimalisir kelemahan serta menghindari ancaman.

2.2.2.1 Analisis PEST (Politic, Economic, Social, Technology)

Menurut Ward & Peppard (2002, p70-72) analisis PEST adalah analisis terhadap faktor lingkungan eksternal bisnis meliputi aspek politik, ekonomi, sosial dan teknologi. PEST digunakan untuk menilai pasar pada suatu unit bisnis atau unit organisasi. Arah analisis PEST adalah kerangka untuk menilai sebuah kondisi, dan menilai bagaimana sebuah strategi atau posisi, arah perusahaan, rencana

(14)

pemasaran atau ide dapat diambil sebagai suatu peluang atau ancaman baru bagi perusahaan tersebut.

a. Faktor Politik

Faktor politik meliputi kebijakan pemerintah, masalah-masalah hokum, serta mencakup aturan-aturan formal dan informal dan lingkungan dimana perusahaan melakukan kegiatan.

Contoh :

- Kebijakan tentang pajak - Perizinan perdagangan - Peraturan SDM - Regulasi daerah - Peraturan perdagangan

b. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi meliputi faktor yang dapat mempengaruhi pada daya beli dari pelanggan dan member dampak pada iklim berbisnis suatu perusahaan.

Contoh:

- Pertumbuhan ekonomi - Tingkat suku bunga - Standar nilai tukar - Tingkat inflasi

- Harga-harga produk dan jasa

c. Faktor Sosial

Faktor sosial meliputi semua faktor yang dapat mempengaruhi kebtuhan dari pelanggan dan mempengaruhi ukuran dari besarnya pangsa pasar yang ada.

Contoh:

(15)

- Tingkat pendidikan masyarakat - Kondisi lingkungan sosial - Kondisi lingkungan kerja - Kesejahteraan sosial masyarakat

d. Faktor Teknologi

Faktor teknologi meliputi hal perubahan seperti inovasi yang membantu dalam menghadapi tantangan bisnis dan mendukung efisiensi proses binis.

Contoh:

- Pengembangan teknologi - Automatisasi

- Kecepatan transfer data - Integrasi sistem

PEST digunakan untuk menilai pasar dari suatu unit bisnis atau unit organisasi. Arah analisis PEST sebagai kerangka untuk menilai sebuah kondisi, dan mengambil nilai dari sebuah strategi sebagai peluang atau ancaman untuk perusahaan tersebut.

2.2.2.2 Matriks Faktor Strategi Internal (IFAS)

Menurut Rangkuti (2006, p24), faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan diidentifikasi melalui table IFAS (Internal Factors Analysis Summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut dalam kerangka Strength dan Weakness perusahaan.

Tahapnya adalah sebagai berikut:

a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam kolom 1.

b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan. (Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).

(16)

c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4(outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai dari sampai dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkan rata-rata industri atau dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negative kebalikannya.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4, hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai 1,0 (poor).

e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor penentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.

f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktorfaktor strategis internalnya. Skor total ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.

2.2.2.3 Matriks Faktor Strategi Eksternal (EFAS)

Menurut Rangkuti (2006, p22) sebelum membuat matriks faktor strategi eksternal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu faktor strategi eksternal, EFAS (External Factors Analysis Summary).

Berikut ini adalah cara-cara penentuan faktor strategi eksternal (EFAS):

a. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai 10 peluang dan ancaman). b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala dari 1,0

(paling penting) sampai 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan nampak terhadap faktor strategis.

(17)

c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil diberi rating +1). Pemeberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulaidari 4,0 (outstanding) sampai 1,0 (poor).

e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor tertentu dipilih dan bagaimana pembobotannya dihitung.

f. Jumlahkan skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industry yang sama.

2.3 Enterprise Architecture

2.3.1 Definisi Enterprise

Menurut Scott A. Bernard (2012, p 31), Enterprise adalah area kegiatan dan tujuan dalam suatu organisasi atau antara beberapa organisasi dimana terjadi pertukaran sumber informasi.

2.3.2 Definisi Enterprise Archirtecture

Menurut Scott A. Bernard (2012, p 31), Enterprise Architecture adalah sebuah analisis dan dokumentasi mengenai situasi perusahaan saat ini dan dimasa mendatang untuk mengintegtrasikan perspektif strategi, bisnis, dan teknologi.

(18)

EA = S + B + T

Enterprise Architecture = Strategy + Business + Strategy

Gambar 2.4 The EA3 Cube Documentation Framework (Sumber : Scott A. Bernard, 2012, p 41)

2.3.3 Definisi Artifact

Menurut Scott A. Bernard (2012, p 118), Artifact adalah jenis dokumentasi yang menjelaskan komponen, meliputi laporan, diagram, grafik, spreadsheet, file video, dan jenis informasi yang dicatat lainnya.

2.3.4 EA Sebagai Metode Analisis dan Desain

Menurut Scott A. Bernard (2012, p 40), konsep dari Analisis dan Desain EA muncul di awal tahun 1990an dan terus berkembang sampai meliputi pandangan mengenai tujuan strategis, layanan bisnis, aliran informasi, sistem dan aplikasi, jaringan, dan infrastruktur pendukung. Selain itu, juga terdapat ancaman yang menyerang setiap tingkatan arsitektur : standar, keamanan, dan keterampilan.

(19)

2.3.4.1 Metode Analisis dan Desain EA #1 : The Framework

Menurut Scott A. Bernard (2012, p 40), kerangka kerja EA mengidentifikasi ruang lingkup arsitektur untuk didokumentasikan dan membentuk hubungan antara area arsitektur. Ruang lingkup kerangka kerja EA menggambarkan desain geometris dan area yang diidentifikasi untuk didokumentasikan. Kerangka kerja EA juga membuat sekumpulan pandangan abstrak mengenai cara perusahaan mengumpulkan dan mengelola arsitektur informasi.

2.3.4.2 Metode Analisis dan Desain EA #2 : EA Component

Menurut Bernard (2012, p39), Komponen EA adalah pengubah tujuan, proses, standar dan sumber daya untuk meningkatkan perkembangan perusahaan yang didalamnya terdapat rincian spesifik pada bisnis yang dijalankan. Komponen EA terdiri dari: tujuan strategis dan inisiatif; produk dan pelayanan bisnis; arus informasi; sumber pengetahuan dan objekdidalam data; sistem informasi, aplikasi perangkat lunak, program sumberdaya perusahaan, dan situs web; suara, data, dan jaringan video; dan infrastruktur pendukung yang di dalamnya terdapat gedung, ruang server, sistem kabel, dan peralatan penting dalam infrastruktur pendukung. Level Hirarki pada kubus kerangka kerja EA.

2.3.4.2.1 Goal and Initiatives

Sebagai kekuatan pendorong di belakang arsitektur. Tingkat pertama dari kerangka arsitektur perusahaan untuk mengidentifikasi arah strategis, tujuan, dan inisiatif dari perusahaan dan dapat memberikan gambaran yang jelas dari kontribusi bahwa TI akan membuat dalam mencapai tujuan-tujuan ini.

(20)

EA Artifacts :

1. Strategic Plan

Merupakan kebijakan dan dokumen perencanaan tingkat tinggi yang digunakan oleh sebuah perusahaan untuk mendokumentasikan petunjuk atau pedoman, strategi bersaing, dan terpenting yaitu untuk mendokumentasikan tujuan, program dan proyek-proyek perusahaan. Strategic Plan dibuat untuk kebutuhan dimasa depan, biasanya untuk 3-5 tahun kedepan.

2. SWOT Analysis

Analisis yang mengambil pandangan holistik mengenai kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunity), dan ancaman (Threat) pada sebuah perusahaan dengan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal sehingga perusahaan mengetahui area mana yang menjadi fokus perhatian dan perlu untuk ditingkatkan.

Gambar 2.5 Contoh Tabel Analisis SWOT (Sumber : Scott A. Bernard, 2012, p 293)

(21)

3. CONOPS (Concept of Operation Scenario)\

Dokumen narasi yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan beroperasi saat ini atau akan beroperasi beberapa tahun kedepan sesuai dengan faktor internal dan eksternal yang telah diidentifikasi dalam analisis SWOT.

4. CONOPS Diagran

Merupakan grafis tingkat tinggi yang menggambarkan bagaimana fungsi sebuah perusahaan, baik secara keseluruhan ataupun di daerah tertentu.

2.3.4.2.2 Product and Services

Ini merupakan area arsitektur yang termasuk dalam area pengaruh primer. Tingkat kedua dari kerangka EA mengidentifikasi produk layanan bisnis dari perusahaan dan kontribusi teknologi untuk mendukung proses tersebut

EA Artifacts :

1. Business Plan

Memberikan deskripsi tingkat tinggi mengenai fungsi bisnis kunci dan strategi keuangan yang akan mencapai tujuan strategis dan inisiatif. Terdapat beberapa hal yang biasanya terdapat di dalam Business Plan, diantaranya :

a. Gambaran Bisnis b. Profil Tim Eksekutif

c. Hubungan Aktivitas Bisnis terhadap Tujuan Strategis d. Struktur Organisasional

e. Pandangan Pasar dan Strategi Kompetitif f. Siklus Bisnis

g. Rangkuman Kapitalisasi h. Strategi Keuangan

(22)

i. Rangkuman Status Keuangan saat ini j. Rekan dan Aliansi Bisnis

2. Swim Lane Process Diagram

Diagram yang menggambarkan para stakeholder (orang-orang yang berkepentingan di dalam perusahaan) yang terlibat dengan garis proses bisnis (Line of Business) dan waktu interaksinya. Diagram ini menggunakan format “swim lane” untuk mengatur stakeholder pada garis, kerangka waktu pada kolom dan kegiatan overlay dengan menggunakan simbol flowchart.

Gambar 2.6 Contoh Swim Lane Process Diagram

(Sumber : Scott A. Bernard, 2012, p 299)

3. Business Process / Service Model

Diagram proses bisnis menggambarkan secara rinci suatu aktivitas, termasuk bagaimana setiap langkah dalam aktivitas tersebut berhubungan dengan yang lainnya. Diagram ini mengikuti teknik pemodelan IDEF-0 untuk menunjukkan apa

(23)

saja input, output, kontrol, dan mekanisme setiap langkah dalam proses.

4. Business Process / Product Matrix

Merupakan matriks yang memetakan siklus hidup dari produk yang menghasilkan pendapatan untuk beberapa garis bisnis di dalam perusahaan. Matriks ini juga menggambarkan siapa yang memiliki proses bisnis dan produk, beserta tingkat rantai pasok.

Gambar 2.7 Contoh Business Process / Product Matrix (Sumber : http://pmtips.net/responsibility-assignment-matrix/)

5. Use Case Narrative and Diagram

Diagram UML yang mengidentifikasi kebutuhan bisnis, konteksnya, stakeholder (aktor atau pemangku kepentingan), dan aturan bisnis untuk berinteraksi dengan sistem, layanan, dan aplikasi yang diidentifikasi sebagai solusi teknologi yang membutuhkan pengembangan.

(24)

Gambar 2.8 Contoh Use Case Diagram (Sumber :

http://www.uml-diagrams.org/bank-atm-uml-use-case-diagram-example.html)

2.3.4.2.3 Data and Information

Data mengoptimalkan dan pertukaran informasi adalah sebagai tujuan sekunder dari struktur. Tingkat ketiga merupakan kerangka struktur perusahaan yang dimaksud untuk mendokumentasikan bagaimana sebuah informasi yang saat ini digunakan dalam perusahaan dan bagaimana arus informasi akan terlibat kedepannya.

EA Artifacts :

1. Object State Transition Diagram

Diagram UML yang menunjukkan bagaimana siklus hidup dari objek data tertentu. Diagram ini juga menunjukkan perubahan atribut, link, dan atau perilaku objek yang merupakan hasil dari aktivitas sistem internal atau eksternal yang memicu perubahan dalam state.

(25)

Gambar 2.9 Contoh Object State Transition Diagram (Sumber : Scott A. Bernard, 2012, p 306)

2. Logical Data Model

Logical Data Model dapat dikembangkan dengan menggunakan metode terstruktur tradisional dan simbologi (Entity Relationship Diagram), atau dapat menggunakan metode object-oriented dan simbologi dari UML, yang menghasilkan Kelas Diagram atau Objek Diagram.

Gambar 2.10 Contoh Logical Data Model

(Sumber : http://www.1keydata.com/datawarehousing/physical-data-model.html)

(26)

3. Activity / Entity (CRUD) Matrix

Matriks yang dikembangkan dengan memetakan entitas data mana yang dipengaruhi oleh aktivitas garis bisnis (Line of Business). Matriks ini sering disebut dengan “CRUD” karena mengidentifikasi tipe dasar transformasi yang dilakukan pada data (Create(membuat), Read(membaca), Update(memperba rui), Delete(menghapus))

Gambar 2.11 Contoh Activity / Entity Matrix (Sumber :

https://eapad.dk/ea3-cube/cases/danforth/repository/information/activityentity-matrix/)

4. Data Dictionary

Menyediakan daftar komperhensif dari entitas data yang dikumpulkan dan dikelola oleh perusahaan, termasuk standar untuk atribut, kunci, dan hubungan antar data. Data Dictionary juga termasuk “perpustakaan” objek data yang dapat digunakan kembali dengan menggunakan metode UML.

(27)

Gambar 2.12 Contoh Data Dictionary

(Sumber : http://classes.bus.oregonstate.edu/Summer-05/ba378/CRCProject/DBDesign_RRPV.htm)

2.3.4.2.4 Systems and Applications

Tingkat keempat dari kerangka arsitektur perusahaan dimaksudkan untuk mengatur dan mendokumentasikan kelompok saat ini dari sistem informasi, dan aplikasi bahwa perusahaan dapat menggunakan dan memanfaatkan kemampuan TI.

EA Artifacts :

1. System Communication Diagram

Diagram yang menyediakan deskripsi mengenai bagaimana data dikomunikasikan diantara sistem di dalam perusahaan, dan termasuk spesifikasi tentang links, paths, jaringan, dan media.

(28)

Gambar 2.13 Contoh System Communication Diagram (Sumber : Scott A. Bernard, 2012, p 313)

2. System Data Flow Diagram

Lebih dikenal dengan ”Data Flow Diagram” yang dimaksudkan untuk menunjukkan proses pertukaran data dalam sebuah sistem dan bagaimana pertukaran itu terjadi.

Gambar 2.14 Contoh System Daa Flow Diagram (Sumber : Scott A. Bernard, 2012, p 315)

(29)

2.3.4.2.5 Networks and Infrastrucure

Tingkat kelima kerangka arsitektur perusahaan dimaksudkan untuk mengatur dan mendokumentasikan pandangan saat ini dan masa depan dari voice, data dan video network dimana perusahaan menggunakan untuk hostsystems, aplikasi, website, dan database.

EA Artifacts :

1. Network Connectivity Diagram

Diagram yang menunjukkan hubungan fisik antara suara, data, dan jaringan video perusahaan, meliputi WANs (Wide Area Networks) eksternal dan LANs (Local Area Networks), yang juga disebut dengan ‘ekstranet’ dan ‘intranet’.

Gambar 2.15 Contoh Network Connectivity Diagram

(30)

2.3.4.3 Metode Analisis dan Desain EA #3 : Current Architecture

Menurut Bernard (2012, p40), Current Architecture mengandung komponen EA yang telah ada di dalam perusahaan dalam setiap level kerangka kerja pada EA, pandangan arsitektur yang ada pada saat ini berfungsi untuk menciptakan gambaran persediaan dasar mengenai sumberdaya serta aktivitas yang ada dan didokumentasikan dengan pandangan EA pada masa yang akan datang sehingga analis dapat melihat perbedaan performa antara rencana dimasa yang akan datang dan kemampuan yang dimiliki pada saat ini.

2.3.4.4 Metode Analisis dan Desain EA #4 : Future Architecture

Menurut Bernard (2012, p41), Arsitektur masa yang akan datang/Future architecture adalah dokumen komponen EA yang baru atau dimodifikasi yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk memperkecil jarak yang ada dengan performa arsitektur yang ada atau mendukung strategi insiatif, kebutuhan operasional, dan solusi teknologi yang baru. Arsitektur masa yang akan datang muncul dari level strategis dan taktikal yang terdiri dari tiga level: arah dan tujuan yang baru, perubahan prioritas bisnis, dan teknologi baru.

2.3.4.5 Metode Analisis dan Desain EA #5 : EA Management Plan

Menurut Bernard (2012, p42), EA Management Plan/Rencana Pengelolaan EA menjabarkan program dan pendekatan dokumentasi EA. Rencana Pengelolaan EA juga menyediakan deskripsi dari pandangan masa kini dan masa depan dari Arsitektur EA, dan urutan perencanaan untuk mengelola transisi menuju lingkungan bisnis/teknologi operasi dimasa depan.

2.3.4.6 Metode Analisis dan Desain EA #6 : Threads

Menurut Bernard (2012, p42), Dokumentasi EA juga terdiri dari jalinan aktivitas umum yang ada dalam setiap level dalam kerangka kerja EA, yaitu:

(31)

• Security, keamanan adalah paling efektif bila merupakan bagian tak terpisahkan dari program pengelolaan EA dan metodologi dokumentasi, IT security yang menyeluruh mencakup beberapa area yaitu informasi, personil, operasi dan fasilitas. Untuk menjadi IT Security yang baik IT Security harus melingkupi semua level dalam EA framework serta komponen EA di dalamnya.

EA Artifacts :

1. Security and Privacy Plan

Menyediakan deskripsi tingkat tinggi dan merinci dari program keamanan yang berlaku di dalam sebuah perusahaan. Hal ini meliputi elemen dan prosedur keamanan fisik, data, dan personil.

Standards, salah satu fungsi yang sangat penting dalam EA adalah menyediakan standarisasi teknologi dalam semua level pada kerangka kerja EA. Oleh karena itu Enterprise Architecture harus diterima dalam skala internasional, nasional dan standarisasi industri yang bertujuan untuk meningkatkan penggunaan solusi sementara dalam komponen EA.

EA Artifacts :

1. Technology Forecast

Perkiraan teknologi didukung dan berkaitan dengan artefak ST-1 (Technology Standards Profile). Dokumen perkiraan teknologi diharapkan dapat melakukan perubahan dalam standar yang tertera pada artefak ST-1 (Technology Standards Profile), dimana mampu untuk memperkirakan perubahan yang akan terjadi dimasa depan.

Skills, sangat penting untuk memastikan IT berhubungan dengan susunan kepegawaian/staffing, kemampuan dan pelatihan yang dibutuhkan yang diidentifikasi untuk jenis bisnis yang dijalankan dan aktivitas pelayanan dalam setiap level pada dalam kerangka kerja.

(32)

EA Artifacts :

1. Workforce Plan

Rencana tenaga kerja menyediakan gambaran tingkat tinggi mengenai bagaimana sumber daya manusia dikelola didalam sebuah perusahaan. Rencana kerja meliputi strategi untuk merekrut, retensi, dan pengembangan profesional pada tingkat eksekutif, manajemen, dan staff di dalam perusahaan.

2. Organization Chart

Bagan organisasi menggambarkan bagaimana posisi dan personil diatur di dalam sebuah perusahaan melalui diagram hirarki atau format matrik. Bagan ini membantu untuk menunjukkan jalur kewenangan, hubungan kerja, dan kepemilikan sumber daya, produk, dan proses.

2.3.5 EA Implementation Methodology

Menurut Bernard (2012, p85), Metodologi implementasi EA membahas pembentukan program EA baru dan dokumentasi. Metode implementasi EA ini juga berupa peremajaan program EA yang sudah ada, namun tidak produktif, atau mengubah metode pendekatan, dan personel inti. Metode implementasi ini terdiri dari empat fase, yaitu:

1) EA Program Establishment.

Fase pertama ini didesain untuk menandakan bahwa program EA telah dimulai, mengidentifikasi, dan menyampaikan rencana implementasi EA kepada pihak eksekutif dan stakeholders untuk mendapatkan buy in dan dukungan.

2) EA Framework and Tool Selection

Fase kedua ini terjadi pada saat susunan awal dokumentasi EA dikembangkan. Fase ini dimulai dengan pemilihan dari dokumentasi EA yang akan mengidentifikasikan ruang lingkup dari sebuah arsitektur, dan

(33)

membantu pemilihan teknik untuk pemodelan current view, mengembangkan rencana ke depan dan asociated modelling.

3) Documentation of the EA

Aktifitas di dalam fase ketiga ini adalah pengembangan dari EA terjadi dalam bentuk dokumentasi dari artefak. Fase ini termasuk menganalisa dan mendokumentasikan strategi, bisnis, informasi, layanan dan infrastruktur perusahaan yang sedang berjalan.

4) Use and Maintain the EA

Fase keempat ini adalah serangkaian aktifitas yang sedang berjalan, yang mempromosikan kegunaan dari informasi EA oleh semua pemegang kepentingan dan menetapkan siklus tahunan untuk perubahan. Pada tahap ini, nilai dari sebuah program EA direalisasikan sebagai perencanaan dan dasar untuk mengambil keputusan dalam perusahaan.

2.3.6 EA Repository

Menurut Bernard (2012, p.226), EA Repository adalah dimaksudkan untuk memberikan jenis akses mudah dengan menjadi “One-stop-shop” untuk semua dokumen yang mengisi berbagai tingkat dari kerangka EA. Salah satu aspek yang berharga dimiliki pendekatan EA repository ini adalah bahwa berbagai tingkat perusahaan dapat melihat perspektif lengkap bisnis dan teknologi, yang mereka nyatakan tidak mungkin dapat terlihat. Jika batas akses yang diinginkan, maka sel-sel tertentu atau kelompok sel dapat dilindungi password.

(34)

Gambar 2.16 Contoh EA Repository Design (Sumber: Bernard, 2012, p.228)

2.3.7 Hubungan EA dengan Strategi, Bisnis, dan Teknologi

Menurut Scott A. Bernard (2012, p 77), EA bekerja paling efektif ketika secara simultan mendukung perencanaan top-down executive dan pembuatan keputusan didalam perusahaan dan perencanaan manajemen bottom-up serta pengambilan keputusan dalam setiap LOB (Line of Business). Dalam hal ini, EA membantu memastikan strategi menggerakkan perencanaan bisnis dan teknologi.

2.3.7.1 Hubungan EA dengan Strategi

Menurut Scott A. Bernard (2012, p 77), Kerangka kerja dan metodolgi EA mengelola dokumentasi EA dengan cara yang memungkinkan strategi untuk mempengaruhi perencanaan bisnis, teknologi, dan pengambilan keputusan. Hal ini penting terutama didalam dokumentasi mengenai pandangan EA dimasa depan.

Strategic Goals

Merupakan tujuan utama dari perusahaan. Tujuan strategis biasanya memerlukan waktu beberapa tahun untuk menyelesaikannya. Perubahan didalam tujuan strategis dibuat

(35)

sebagai tanggapan untuk menuntun bisnis dan teknologi internal serta eksternal atau perubahan hukum dan peraturan.

Strategic Initiatives

Merupakan kegiatan bisnis dan teknologi, program, dan proyek yang memungkinkan pencapaian tujuan strategis sehingga dapat mempengaruhi arah fundamental perusahaan.

Strategic Measures

Merupakan ukuran hasil yang mengidentifikasi keberhasilan inisiatif strategis dalam memenuhi tujuan strategis.

2.3.7.2 Hubungan EA dengan Perencanaan Bisnis

Menurut Scott A. Bernard (2012, p 78), dalam desain kerangka kerja EA, strategi menciptakan kebutuhan bisnis dan solusi dukungan teknologi untuk memenuhi kebutuhan tujuan perusahaan.

Supporting Strategic Goals

Titik sentuh antara inisiatif strategis dan aktivitas bisnis perlu didokumentasikan secara jeals, hal ini dikarenakan tidak semua kegiatan bisnis bersifat strategis. Hal yang paling penting adalah membedakan dokumentasi EA yang langsung terhubung ke inisiatif strategis dengan yang menyediakan fungsi dukungan umum untuk perusahaan.

Documentation of Business Activities

Mendokumentasikan pembuatan dan pengiriman produk atau jasa bisnis merupakan hal yang penting dalam mendukung kegiatan BPR (Business Process Re-engineering) dan BPI (Business Process Improvement), dan mendokumentasikan aktivitas bisnis untuk menunjukkan input, output, outcome, dan elemen lain yang mempengaruhi setiap proses bisnis. Selain itu,

(36)

penting juga untuk mengidentifikasi bagaimana proses bisnis saling terhubung dengan yang lainnya.

Identifying Supporting Technologies

Menganalisis kebutuhan dan aktivitas bisnis yang dapat mengungkapkan dukungan kritis terhadap teknologi (misalnay seperti aktivitas pemasaran yang membutuhkan analisis kecenderungan data penjualan). EA membantu dalam mengidentifikasi dan mendokumentasikan teknologi pendukung tersebut.

2.3.7.3 Hubungan EA dengan Perencanaan Teknologi

Menurut Scott A. Bernard (2012, p 78), teknologi merupakan tipe sumberdaya yang memungkinkan informasi dan sumberdaya lainnya mangalir untuk mendukung pembuatan dan pengiriman produk atau jasa bisnis, yang nantinya akan mendukung dalam pancapaian tujuan strategis. Dalam implementasi EA, perusahaan harus memahami arah dan prioritas yang utama, rencana aktivitas bisnis diperlukan, dan kemudian mengidentifikasi sumberdaya yang mendukung, termasuk IT.

Gambar

Gambar 2.1 Hubungan antara Strategi Bisnis, Strategi SI, dan Strategi TI  (sumber : Ward dan Peppard, 2002, p 41)
Gambar 2.2 Lima Kekuatan Porter
Gambar 2.3 Diagram Analisis SWOT  (Sumber : Freddy Rangkuti, 2014, p 20)
Gambar 2.4 The EA3 Cube Documentation Framework  (Sumber : Scott A. Bernard, 2012, p 41)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya

Pada Gambar 20 terlihat bahwa hasil analisis regresi linier menunjukkan b a h ~ d korelasi antara kemampuan mereduksi dan kapasitas antioksidan dari sayuran

kibat dari gerakan-gerakan yang berasal dari dalam bumi (endogen) maka struktur-struktur yang ada pada *one panasbumi sangat berpengaruh terhadap keadaan reservoirnya.

Selanjutnya dalam rangka upaya untuk lebih meningkatkan kemampuan, prakarsa dan kreatifitas Daerah di bidang Pemerintahan dan pembangunan serta dalam kaitannya dengan

Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa self reliance dalam strategi pertahanan Australia adalah upaya Australia untuk menciptakan pertahanan yang mandiri dalam

terlampir dalam dokumen tersebut, surat pernyataan kesediaan untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang ditandatangani oleh Ketua Koperasi

Pembangkitan bilangan acak data permintaan pelanggan distributor produk 2 pada gudang penyangga sesuai dengan distribusi data uniform dengan parameter nilai minimum sebesar

11) informasi tentang sanksi administratif yang dikenakan kepada Emiten atau Perusahaan Publik, anggota Dewan Komisaris dan Direksi, oleh otoritas Pasar Modal dan otoritas