135 PENGARUH DOSIS PUPUK NITROGEN DAN PUPUK KANDANG KAMBING
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAGUNG HIBRIDA (Zea Mays L) VARIETAS PIONEER 21
INFLUENCE OF DOSE FERTILIZE NITROGEN AND MANURE SHEEP FOLD TO GROWTH AND RESULT MAIZE HIBRIDA (Zea Mays L) VARIETAS
PIONEER 21
Kusmanto1, AF Aziez2, Tyas Soemarah KD3
ABSTRACT
This research aim to know nitrogen fertilizer dose influence and goat manure to growth and result of corn crop ( Zea Mays L) variety Pioneer. Writing of this skripsi based on research from date of 23 Februari 2008 until date of 7 June 2008 in countryside Kedokan Sayang, subdistrict Tarub, district Tegal with place height ± 25 m dpl. Grey alluvial soil type of stripper. Research method applied is factorial method with Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL), consisted of two medium treatment factors of treatment firstly composes kinds of second nitrogen fertilizer dose and treatment is goat manure. As for its(the factor is as follows : First factor of nitrogen fertilizer dose, consisted of 4 level : N0 : Fertilizer dose Urea ( Nitrogen) = 0 kg/ha, N1 : Urea fertilizer dose ( Nitrogen) : 200 kg/ha, N2 : Urea fertilizer dose ( Nitrogen) : 300 kg/ha. N3 : Urea fertilizer dose ( Nitrogen) : 400 kg/ha. Second factor of goat manure dose consisted of 3 level K1: goat manure : 10 ton/ha, K2 : goat manure : 15 ton/ha, K3 : goat manure : 20 ton/ha thereby is got 12 combinations to treat. Result of this research nitrogen fertilizer influential very differing in reality to plant height, wet weight overall of crop, drought weight overall of crop, number of seeds per cob, weight pipilan drought per crop, weight pipilan drought per check and heavy 100 seeds. Only line amounts per cob having an effect on differs in reality. Weight pipilan per highest check reached at combination of fertilizer dose N2 : 300 kg/ha with goat manure dose 15 ton/ha that is ( 9329,2 ton/ha). result of this research as according to Hipotesis that is with best result of N2K2.
Key words: nitrogen fertilizer, goat manure.
1
Mahasiswa Program Studi Agroteknologi, Fak. Pertanian, Univ. Tunas Pembangunan Surakarta
2
Staff Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Tunas Pembangunan Surakarta
3
136 PENDAHULUAN
Jagung merupakan bahan pangan penting sumber karbohidrat kedua setelah beras. Jagung juga digunakan sebagai bahan makanan (pakan) ternak dan bahan baku industri. Penggunaan sebagai bahan pakan yang sebagian besar untuk ayam ras menunjukan tendensi makin meningkat setiap tahun dengan laju kenaikan lebih dari 20% sebaliknya setiap tahun bahan pangan menurun (Adi Sarwanto dan Yustina Erna Widyastuti, 2001). Target produksi jagung pada tahun 2008 13,41 juta ton, tahun 2009 13,97 juta ton dan tahun 2010 14,57 juta ton. Namun demikian pemerintah Indonesia melalui Deptan optimis dapat terealisasi 15,9 juta ton tahun 2008 dan akan mengalami kenaikan sebesar 3,8 % menjadi 16,5 juta ton pada tahun 2009 (Anonim, 2008). Potensi lahan untuk penanaman jagung masih tersedia dan peningkatan produktivitas lahan yang ada diharapkan dapat menggantikan import (Purnomo dan Rudi Hartono, 2005).
Untuk meningkatkan hasil tanaman palawija perlu adanya sarana penunjang baik berupa pupuk, alat pengolah tanah, tersedianya bibit unggul,
obat-obatan, pengendalian hama dan penyakit (Pinus Lingga, 1999). Ditambahkan oleh Sumardi Suriatna (1992), pemupukan bertujuan untuk memelihara dan memperbaiki kesuburan tanah dengan memberikan unsur atau zat hara kedalam tanah yang langsung atau tidak langsung dapat menyumbangkan bahan makanan pada tanaman.
Dalam hal pemupukan, para petani tidak memperhitungkan dosis dalam menggunakan pupuk Nitrogen, tetapi mereka berpendapat semakin banyak pupuk yang diberikan semakin tinggi hasil yang didapat, padahal belum tentu penggunaan dosis pupuk Nitrogen tinggi menghasilkan hasil yang tinggi pula, baik itu pertumbuhan maupun hasil dari tanaman jagung itu sendiri, sebab respon tiap tanaman terhadap suatu penambahan pupuk berbeda-beda. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pengaruh dosis pupuk Nitrogen terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung dan menentukan dosis pupuk kandang kambing terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung karena, pupuk organik jarang digunakan oleh petani dalam budidaya tanaman jagung.
137 Pemupukan adalah penambahan
sejumlah unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Salah satu unsur hara yang sangat penting untuk dikembangkan ialah unsur hara N. Unsur hara nitrogen berperanan dalam pembentukan daun yang merupakan organ tanaman tempat berlangsungnya fotosintesa. Makin efektif proses fotosintesis makin banyak fotosintat yang dihasilkan sehingga berat pula biji jagung yang dipanen.
Selain pupuk anargonik, tanaman jagung perlu diberi pupuk organik. Ada tiga aspek penting dalam pengaruhnya terhadap tanah yaitu perbaikan sifat fisik, khemis dan biologis tanah yang kesemuanya akan membantu perkembangan perakaran tanaman jagung. Perakaran yang berkembang dengan baik akan menyebabkan penyerapan unsur hara menjadi lebih efektif sehingga hasil yang dipanen lebih tinggi.
Penelitian ini bertujuan : (1) Untuk menentukan dosis optimum pupuk N terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung, (2) Untuk menentukan dosis pupuk kandang kambing terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung, (3) Untuk mengetahui pengaruh kombinasi perlakuan pupuk N dan pupuk
kandang kambing terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung. Diduga dengan pemberian dosis pupuk urea (Nitrogen) 300 Kg/Ha dengan pupuk kandang kambing 20 Ton / Ha, akan memberikan pertumbuhan dan hasil terbaik pada tanaman jagung varietas Pioneer 21.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode faktorial dengan pola dasar rancangan acak kelompok lengkap (RAKL), terdiri atas dua faktor perlakuan, sedang perlakuan pertama terdiri macam dosis pupuk Nitrogen (Urea), dan perlakuan kedua adalah pupuk kandang kambing
Ada 12 kombinasi perlakuan, setiap kombinasi diulang tiga kali. Adapun faktornya adalah sebagai berikut : (1) Faktor Dosis pupuk Nitrogen (Urea : 46%) terdiri dari 4 taraf yaitu N0: Dosis pupuk Nitrogen : 0 kg/ha (urea : 0 kg/ha), N1: Dosis pupuk Nitrogen : 92 kg/ha (urea : 200 kg/ha), N2 : Dosis pupuk Nitrogen : 138 kg/ha (urea : 300 kg/ha) dan N3 : Dosis pupuk Nitrogen : 184 kg/ha (urea : 400 kg/ha) (2) Faktor dosis pupuk kandang kambing K1: 10 ton/ha; K2: 15 ton/ha; K3: 20 ton/ha.
138 Pengamatan meliputi :Tinggi
tanaman pertanaman sampel (cm), Berat segar brangkasan pertanaman sampel (g), Berat kering brangkasan pertanaman sampel), Berat tongkol pertanaman sampel (g), Berat tongkol per petak (g), Berat pipil kering pertanaman sampel (g), Berat pipilan kering per petak (g), dan
Berat 100 biji kering pertanaman sampel (g)
Data penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA) terhadap peubah-peubah yang mempunyai pengaruh, maka analisisnya dilanjutkan dengan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) 5%.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rangkuman hasil penelitian pada pertumbuhan tanaman dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini :
Tabel 1 Rangkuman Hasil Penelitian Pertumbuhan Tanaman
Parameter Sumber Keragaman Nilai
N K N X K Tertinggi Terendah 1. Tinggi tanaman (Cm) ** ** NS 215,733
(N3K2)
108,800 (N0K1) 2. Berat basah brangkasan (g) ** ** ** 363,467
(N2K2)
117,033 (N0K1) 3. Berat kering brangkasan
(g)
** ** NS 107,600
(N2K2)
35,617 (N0K1) Keterangan : NS = Tidak berbeda nyata
* = Berbeda nyata ** = Sangat berbeda nyata Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa perlakuan dosis pupuk Nitrogen berbeda sangat berbeda nyata pada tinggi tanaman, berat basah brangkasan dan berat kering brangkasan. Perlakuan dosis pupuk kandang kambing juga menunjukkan sangat berbeda nyata pada semua parameter pertumbuhan tanaman
jagung. Sedang interaksi antara dosis pupuk Nitrogen dan dosis pupuk kandang kambing, memberikan pengaruh tidak berbeda nyata pada tinggi tanaman dan berat kering brangkasan, sedang pada parameter berat basah brangkasan menunjukkan sangat berbeda nyata. Untuk mengetahui pengaruh dari taraf perlakuan
139 dosis pupuk Nitrogen (N), dosis pupuk
kandang kambing (K) dan interaksinya terhadap pertumbuhan tanaman jagung
dilakukan dengan uji jarak berganda duncan yang hasilnya disajikan pada tabel 2.
Tabel 2 Uji jarak berganda Duncan 5% pengaruh dosis pupuk Nitrogen, dosis pupuk kandang kambing dan interaksi kedua perlakuan terhadap parameter pertumbuhan.
Perlakuan Treatment)
Parameter pertumbuhan / hasil Tinggi tanaman (cm) Berat basah brangkasan (g) Berat kering brangkasan (g) Dosis pupuk Nitrogen
N0 N1 N2 N3 119,067 c 195,611 b 210,044 a 213,011 a 124,767 c 210,989 b 360,022 a 356,544 a 38,967 d 59,933 c 105,244 a 102,567 b Dosis pupuk kandang kambing
K1 K2 K3 176,883 b 186,875 a 189,542 a 255,725 c 261,525 b 271,992 a 74,137 c 76,542 b 79,358 a Interaksi antara dosis pupuk Nitrogen dengan dosis pupuk kandang kambing
N0K1 N0K2 N0K3 N1K1 N1K2 N1K3 N2K1 N2K2 N2K3 N3K1 N3K2 N3K3 108,800 119,867 128,533 184,300 198,867 203,667 205,633 213,033 211,467 208,800 215,733 214,500 117,033 f 123,800 ef 133,467 e 189,467 d 204,667 c 238,833 b 358,933 a 363,467 a 357,667 a 357,467 a 354,167 a 358,000 a 35,167 37,633 44,100 53,677 59,233 66,900 105,033 107,600 103,100 102,667 101,700 103,333
Keterangan: Dalam satu kolom dalam tiap perlakuan, angka yang diikuti dengan satu huruf sama tidak menunjukan sangat perbedaan nyata pada taraf 5% uji jarak berganda Duncan.
Tinggi tanaman menunjukkan sangat berbeda nyata akibat perlakuan dosis pupuk Nitrogen. Dosis pupuk Nitrogen mempunyai pengaruh pada pertumbuhan tanaman, karena pemberian
pupuk Nitrogen, dengan jumlah yang berbeda pada setiap tanaman maka pertumbuhan dan tinggi tanaman akan berbeda, karena unsur hara Nitrogen berperan dalam pembentukan daun yang
140 merupakan organ tanaman tempat
berlangsungnya fotosintesa, maka efektif proses fotosintesis makin tampak pula fotosintat yang dihasilkan sehingga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi tanaman. Dalam penelitian ini menunjukkan sangat berbeda nyata.
Perlakuan dosis pupuk Nitrogen terlihat pengaruhnya pada berat basah brangkasan dan berat kering brangkasan. Hal tersebut disebabkan berat brangkasan merupakan hasil penumpukan fotosintesa pada organ tanaman baik itu untuk perkembangan sel, jaringan dan kebutuhan lainnya semasa hidupnya sehingga perbedaan fotosintesa yang tersimpan tersebut dipastikan berbeda-beda bagi tiap-tiap perlakuan. Dosis pupuk Nitrogen yang mengakibatkan berat basah brangkasan dan berat kering brangkasan menunjukan sangat berbeda nyata.
Pada tabel 2 terlihat uraian uji lanjut berganda Duncan dari perbedaan tiap-tiap taraf perlakuan. Hasil tertinggi pada berat basah brangkasan diperlakuan N2 : 360, 022 g dan terendah pada perlakuan NO : 124,707 g. Menurut Warisno (2000) dosis anjuran pupuk urea adalah 300 Kg/ha. untuk mendapatkan
efisiensi pemupukan yang optimal, pupuk harus diberikan dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan tanaman, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit. Jika pemberian pupuk terlalu banyak maka larutan tanah akan terlalu pekat sehingga dapat mengakibatkan keracunan pada tanaman, sebaliknya jika terlalu sedikit pengaruh pemupukan pada tanaman mungkin tidak akan tampak, sehingga berat basah brangkasan tertinggi pada N2 dan terendah pada No.
Pada tabel 2 juga terlihat uraian hasil uji lanjut berganda Duncan dari perbedaan tiap-tiap perlakuan ternyata hasil tertinggi pada berat kering brangkasan pada perlakuan N2 : 105,244 g dan terendah pada perlakuan NO : 38,967 g Hal ini disebabkan dosis pupuk Nitrogen yang diberikan berbeda-beda dan yang terendah NO tanpa pupuk Nitrogen. Dosis pupuk yang diberikan pada N3 lebih banyak daripada N2, namun pemberian pupuk pada N3 kurang efektif, pertumbuhan vegetatif terangsang laju fotosintesis tinggi penggunaan CH2O juga
tinggi, yang berakibat menghambat kematangan tanaman. Jaringan menjadi sukuler, dan tanaman jagung yang dipupuk dengan perlakuan N3 lebih
141 banyak terserang belalang, hal ini sangat
mempengaruhi hasil maka berat kering brangkasan tertinggi pada N2 dan terendah tanpa pemupukan NO.
Pada tabel 2 menunjukkan bahwa perlakuan dosis pupuk kandang kambing / terhadap pertumbuhan tanaman jagung sangat berbeda nyata dengan semua parameter pertumbuhan. Pupuk kandang kambing walaupun unsur haranya rendah, Saefudin Sarief (1989) menjelaskan bahwa susunan unsur hara pupuk kandang kambing adalah N : 0,95 % P : 1,35 % K : 1,00 % pupuk kandang mengandung unsur hara lengkap yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan dan tidak mudah tercuci apabila pemberian dengan dosis yang tepat dan penempatan pupuk yang benar, yaitu dengan dicampur merata. Dengan perlakuan dosis pupuk kandang akan membantu perkembangan perakaran tanaman jagung, perakaran yang berkembang denga baik menyebabkan penyerapan unsur hara menjadi lebih efektif sehingga hasil yang dipanen lebih tinggi dengan pemberian pupuk kandang yang tepat sesuai dosis.
Hasil interaksi antara dosis pupuk Nitrogen dan dosis pupuk kandang kambing menunjukkan sangat berbeda nyata pada berat basah brangkasan sedang pada parameter tinggi tanaman dan berat kering brangkasan menunjukkan tidak berbeda nyata. Karena pada pengamatan tinggi tanaman dimulai pengamatan pada tanaman berumur 2 minggu dan pengamatan berikutnya dilakukan setiap seminggu sekali. Penanaman pada penelitian ini saat musim hujan sehingga air hujan menjadi kendala bagi pupuk Nitrogen dan pupuk kandang kambing untuk memperlihatkan signifikan pada tinggi tanaman. Interaksi dosis pupuk Nitrogen dan dosis pupuk kandang kambing berpengaruh pada saat musim hujan akibat tercucinya unsur Nitrogen dan pupuk kandang kambing oleh air hujan sehingga menunjukan tidak berbeda nyata pada tinggi tanaman dan berat kering brangkasan.
Adapun pengaruh dari perlakuan dosis pupuk Nitrogen dan dosis pupuk kandang kambing terhadap parameter hasil dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini
142
Parameter Sumber Keragaman Nilai
N K N X K Tertinggi Terendah 1. Jumlah baris pertongkol
(g)
* NS NS 16,000
(N2K1)
12,867 (N0K1) 2. Jumlah biji pertongkol (g) ** ** * 668,33
(N2K2)
220,00 (N0K1) 3. Berat pipilan kering per
tanaman (g)
** ** ** 174,900
(N2K2)
52,267 (N0K1) 4. Berat pipilan kering per
petak (g) ** ** ** 5247,7 (N2K2) 1567,5 (N0K1) 5. Berat 100 biji (g) ** NS NS 30,967 (N2K2) 20,400 (N0K2) Keterangan : ns : Tidak berbeda nyata
* : Berbeda nyata * * : Sangat berbeda nyata Pada Tabel 3 menunjukkan
bahwa perlakuan dosis pupk Nitrogen berbeda nyata pada parameter jumlah baris pertongkol dan menunjukan sangat berbeda nyata pada parameter jumlah biji pertongkol, berat pipilan kering pertanaman serta berat pipilan kering per petak dan berat 100 biji. Dosis pupuk kandang kambing menunjukkan tidak berbeda nyata pada parameter jumlah baris per tongkol dan berat 100 biji tetapi sangat berbeda nyata pada parameter jumlah biji pertongkol, berat pipilan kering per tanaman dan berat pipilan kering per petak. Interaksi antara dosis pupuk Nitrogen dan dosis pupuk kandang
kambing menunjukan tidak berbeda nyata pada parameter jumlah baris pertongkol dan pada jumlah biji pertongkol menunjukan berbeda nyata, pada parameter berat pipilan kering pertanaman sampel dan berat kering perpetak menunjukan sangat berbeda nyata dan pada berat 100 biji menunjukan tidak berbeda nyata. Untuk mengetahui pengaruh dari dosis pupuk Nitrogen (N) dan dosis pupuk kandang kambing (K) dan interaksi dari kedua perlakuan tersebut (N x K) dilakukan dengan uji jarak berganda Duncan yang hasilnya disajikan pada tabel 4.
Tabel 4. Uji jarak berganda Duncan komponen hasil tanaman jagung pada perlakuan dosis pupuk Nitrogen, dosis pupuk kandang kambing dan kombinasi kedua perlakuan.
143
Perlakuan (Treatment)
Parameter Pertumbuhan Hasil Jumlah baris per tongkol Jumlah biji per tongkol Berat pipilan kering per tanaman (g) Berat pipilan kering per petak (g) Berat 100 biji (g) Dosis pupuk Nitrogen
N0 N1 N2 N3 14,133b 15,333a 15,667a 15,556a 287,56c 520,67b 586,33a 580,22a 74,544c 144,989b 168,044a 171,556a 2235,17c 4348,67b 5040,17a 5147,00a 21,500c 26,833b 30,411a 30,356a Dosis pupuk Kandang Kambing
K1 K2 K3 14,883 15,217 15,417 456,50b 529,92a 494,67a 126,867b 146,308a 146,175a 3810,62b 4384,30a 4383,32a 26,933 27,142 27,750 Interaksi antara dosis pupuk Nitrogen dan Dosis pupuk kandang kambing
N0K1 N0K2 N0K3 N1K1 N1K2 N1K3 N2K1 N2K2 N2K3 N3K1 N3K2 N3K3 12,867 14,200 15,333 14,667 15,333 16,000 16,000 16,000 15,000 16,000 15,333 15,333 220,00c 294,00d 348,67d 476,67c 564,67b 520,676c 537,33bc 668,33a 553,33bc 592,00ab 592,67ab 556,00bc 52,267g 76,667f 95,200e 126,867d 162,333ab 145,767c 156,933bc 174,900a 172,300a 171,400a 171,333a 171,933a 1567,5g 2298,5f 2839,5e 3803,0d 4867,0ab 4376,0c 4705,0bc 5247,7a 5167,8a 5167,0a 5124,0a 5150,0a 23,633 20,400 20,467 23,533 26,933 30,033 30,167 30,967 30,100 30,400 30,267 30,400
Keterangan : Dalam satu kolom dalam tiap perlakuan, angka yang di ikuti dengan satu huruf sama tidak menunjukan sangat berbeda nyata pada taraf 5 % uji jarak berganda Duncan.
Pada tabel 4 menunjukan bahwa perlakuan dosis pupuk Nitrogen berbeda nyata pada parameter jumlah dosis pertongkol dan sangat berbeda nyata pada jumlah biji pertongkol, berat pipilan kering pertanaman, berat pipilan kering per petak dan berat 100 biji.
Peningkatan hasil tanaman dipengaruhi oleh besar kecilnya pemberian pupuk Nitrogen, pemberian
pupuk cukup pada tanaman jagung akan memberikan pertumbuhan tanaman yang baik dan hasil produksi yang tinggi. Menurut Guerfal Kemble (1988) persediaan Nitrogen paling penting dalam membatasi hasil dalam sistem organik pada panen akhir, pada panen akhir tingkat pemakaian Nitrogen meningkatkan jumlah akar, tunas dan buah (Anonim).
144 Pada tabel 4 menunjukan bahwa
perlakuan dosis pupuk Nitrogen berpengaruh berbeda nyata pada jumlah baris pertongkol. Jumlah baris pertongkol tertinggi pada paraf perlakuan N2 : 15,667 dan terendah pada taraf perlakuan N0 : 14,133.
Unsur N sangat mobil dalam jaringan tanaman di alih tempatkan dari daun yang tua ke daun yang muda. Maka dari perlakuan yang tidak di pupuk Nitrogen pertumbuhan tanamannya terhambat yang berakibat jumlah baris pertongkol rendah. Sedang pemberian pupuk Nitrogen dalam jumlah yang tepat sehingga diperoleh hasil pemupukan yang optimal menghasilkan jumlah baris pertongkol tertinggi .
Perlakuan dosis pupuk Nitrogen berpengaruh sangat berbeda nyata pada jumlah biji pertongkol. Jumlah biji pertongkol tertinggi pada taraf perlakuan N2 : 586,33 dan terendah pada perlakuan NO : 287,56 menurut Lingga dan Marsono (2002) Nitrogen (N) merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman, yaitu sebagai penyusun dari semua protein dan asam nukleat, demikian juga sebagai penyusun protoplasma secara keseluruhan Nitrogen dibutuhkan tanaman
dalam jumlah besar karena merupakan unsur pembentuk molekul organik yang penting dalam tanaman, misalnya asam amino, protein, enzim, asam nukleat dan klorofil. Tanaman yang kekurangan Nitrogen menunjukan pertumbuhan yang kerdil, klorosis, daun berwarna kuning kekurangan klorofil dan pada gejala yang lebih parah daun mengering dan gugur.
Pada parameter jumlah biji pertongkol hasil yang tertinggi pada N2 yang jumlah pupuk Nitrogennya sesuai dengan kebutuhan pada tanaman jagung hibrida Pionier 21 dan hasil terendah pada NO yang tanpa perlakuan pupuk Nitrogen. Perlakuan dosis pupuk Nitrogen berpengaruh sangat berbeda nyata pada parameter berat pipilan kering pertanaman berat pipilan kering pertanaman tertinggi pada taraf perlakuan N3 : 171,556 g dan terendah pada NO : 74,544 g semakin tinggi dosis semakin tinggi pula tingkat ketersediaan hara bagi tanaman sehingga memungkinkan tanaman menyerap hara lebih optimal dibandingkan dosis yang rendah apabila pada cuaca hujan sehingga untuk meningkatkan efektivitas hara khususnya Nitrogen dengan menggunakan pupuk an organik adalah meningkatkan dosis apabila unsur Nitrogen tercuci tetapi
145 dengan dosis yang tinggi dimungkinkan
ada hara yang tertinggal dan bisa diserap tanaman. Menurut Soepardi (1985) bahwa meningkatnya serapan unsur hara, metabolisme tanaman berlangsung lebih baik sehingga pembentukan protein dan kabohidrat tidak terhambat, akibatnya pembentukan biji berlangsung dengan baik. Oleh karena itu biji yang terbentuk mempunyai bobot dan ukuran yang lebih besar. Dengan demikian akan meningkatkan berat pipilan kering per tanaman.
Perlakuan dosis pupuk Nitrogen berpengaruh sangat berbeda nyata pada parameter berat pipilan kering perpetak. Berat pipilan kering per petak tertinggi pada taraf perlakuan N3 : 5147,00 g dan terendah pada NO : 2235,17 g menurut Lingga dan Marsono (1989) unsur N (Nitrogen) berfungsi merangsang pertumbuhan secara keseluruhan khususnya batang, cabang dan daun selain itu Nitrogen berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang sangat berguna dalam proses fotosintosis, fungsi lain adalah membentuk protein, lemak dan berbagai gizi persenyawaan organik lainnya.
Menurut Nurhayati Hakim (1986) proses Fotosintesis sangat dipengaruhi oleh banyaknya sinar matahari dan unsur hara yang dimanfaatkan oleh tanaman. Intensitas sinar matahari dan adanya unsur hara yang cukup maka proses fotosintesis akan berjalan dengan sempurna sehingga akan meningkatkan hasil fotosintesis berupa asimilat, selanjutnya ditranslokasikan kebagian tanaman untuk pertumbuhan dan selebihnya disimpan pada cadangan makanan yaitu buah atau biji dengan demikian maka buah yang dihasilkan akan lebih besar hal ini juga dipengaruhi perlakuan perbedaan dosis pupuk Nitrogen sehingga berat pipilan kering per petak tertinggi pada taraf perlakuan N3 : 5147,00 g karena jarak tanam yang optimal dan perlakuan dosis pupuk Nitrogen yang tepat dan terendah pada taraf perlakuan NO : 2235,17 g hasil terendah dipengaruhi oleh perlakuan tanpa pupuk Nitrogen.
Perlakuan dosis pupuk Nitrogen pada parameter berat 100 biji menunjukan pengaruh sangat berbeda nyata, yang mana hasil tertinggi pada taraf perlakuan N2 : 30,411 g dan terendah pada NO : 21,500 g menurut Guerfal Kemble 1988.
146 persediaan Nitrogen paling penting dalam
membatasi hasil dalam sistem organik. Pada panen akhir, tingkat pemakaian N meningkatkan jumlah akar, tunas dan buah. Pengolahan tanah yang sempurna dan drainase yang baik juga jarak tanam yang cukup baik yaitu 75 cm x 25 cm sangat berpengaruh sangat berbeda nyata pada parameter berat 100 biji karena dengan pengolahan tanah yang baik dan saluran drainase yang sempurna kandungan air dalam tanah tuntas dan fotosintesis yang sempurna dan pada saat tanaman berumur 1 bulan cuaca baik tidak terjadi hujan maka fotosintesis sangat sempurna menyebabkan berat 100 biji tertinggi pada perlakuan N2 : 30,411 g dan terendah tanpa perlakuan pupuk Nitrogen.
Perlakuan pupuk kandang kambing berpengaruh tidak berbeda nyata pada parameter jumlah baris pertongkol dan berat 100 biji tetapi berpengaruh sangat berbeda nyata pada jumlah biji pertongkol, berat pipilan kering pertanaman dan berat pipilan kering per petak.
Dengan perlakuan perbedaan dosis pupuk kandang kambing terlihat pada tabel 3 bahwa jumlah baris
pertongkol dan berat 100 biji terlihat tidak berbeda nyata sedangkan parameter hasil seperti jumlah biji pertongkol, berat pipilan kering pertanaman dan berat pipilan kering per petak meunjukan sangat berbeda nyata, hal tersebut disebabkan pada pengamatan jumlah baris pertongkol dan berat 100 biji, menunjukan tidak berbeda nyata dikarenakan pemberian pupuk kandang diberikan satu kali bersamaan dengan pengolahan tanahdan pada saat awal tanam curah hujan cukup tinggi hal ini dapat mempengaruhi efektivitas pupuk kandang karena bisa saja banyak tercuci oleh air hujan sehingga parameter jumlah baris pertongkol dan berat 100 biji menunjukan tidak berbeda nyata. Berbeda dengan parameter jumlah biji pertongkol, berat pipilan kering per tanaman dan berat pipilan kering per petak Sumardi Suriatna (1998), menyatakan pemupukan bertujuan untuk memelihara dan memperbaiki kesuburan tanah dengan memberikan unsur atau zat hara ke dalam tanah. Ditambahkan oleh Yusdar Hilman dan Suwardi (1989). Pupuk kandang punya pengaruh lebih menguntungkan dibandingkan dengan pupuk buatan karena dapat memperbaiki sifat fisik,
147 biologis dan kimia tanah sebagai
penyangga kation, pengektraksi mineral oleh asam humus, meningkatkan kation dapat tukar, merangsang pertumbuhan mikroorganisme tanah serta dapat menyediakan unsur-unsur N, P, K dan S : dilihat dari parameter jumlah biji pertongkol, berat pipilan kering pertanaman dan berat pipilan kering perpetak, dipengaruhi meningkatnya serapan unsur hara, metabolisme tanaman, berlangsung lebih baik sehingga pembentukan protein dan karbohidrat tidak terhambat akibatnya pembentukan biji berlangsung dengan baik, oleh karena itu biji yang terbentuk mempunyai bobot dan ukuran besar sehingga jumlah biji pertongkol berat pipilan kering pertanaman, dan berat pipilan kering perpetak mnunjukan sangat berbeda nyata. Pada tabel 3 menunjukan bvahwa interaksi antara pengaruh dosis pupuk N (Nitrogen) dan pupuk kandang kambing terhadap pertumbuhan dan hasil jagung hibrida tidak berbeda nyata pada parameter jumlah baris pertongkol dan berat 100 biji dikarenakan pemberian pupuk kandang diberikan satu kali pada saat pengolahan tanah dan dengan jumlah pupuk kandang yang berbeda-beda pada
setiap perlakuan dan pemberian pupuk N (Nitrogen) diberikan 3x dalam budidaya jagung hibrida Pionir 21 dan dalam jumlah yang berbeda-beda pada setriap perlakuan yang menyebabkan tidak berbeda tidaknya karena pada saat tanam curah hujan masih cukup tinggi mungkin saja pupuk kandang dan pupuk Nitrogennya yang diberikan banyak yang tercuci oleh air hujan sehingga interaksi antara pengaruh dosis pupuk N (Nitrogen) dan pupuk kandang kambing terhadap pertumbuhan dan hasil jagung hibrida berbeda tidak nyata.
Parameter jumlah biji pertongkol pada interaksi antara pengaruh dosis pupuk Nitrogen dan pupuk kandang kambing menunjukan berbeda nyata, hal tersebut dikarenakan jarak tanam yang cukup baik (renggang) menjadikan sinar matahari dapat masuk menyinari daun yang paling bawah. Sehingga proses fotosintesis berjalan dengan sempurna dan meningkatkan hasil biji jagung lebih besar. Sehingga jumlah biji pertongkol berbeda nyata.
Interaksi antara pengaruh dosis pupuk Nitrogen dan pupuk kandang kambing terhadap pertumbuhan dan hasil jagung hibrida sangat berbeda nyata pada
148 parameter berat pipilan kering pertanaman
dan berat pipilan kering perpetak hal tersebut disebabkan karena perlakuan pemberian pupuk Nitrogen dan pupuk yang berbeda-beda semakin tinggi pupuk yang diberikan pada setiap perlakuan semakin tinggi pula unsur hara yang diserap oleh tanaman yang berakibat pertumbuhan tanaman lebih baik dan hasil yang tinggi begitu juga sebaliknya pemberian pupuk Nitrogen dan pupuk kandang kambing lebih sedikit maka pertumbuhan tanaman terhambat dan hasilnya pun rendah. Sehingga interaksi dosis pupuk Nitrogen dan dosis pupuk kandang kambing sangat berbeda nyata.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Dosis Pupuk N berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman, berat basah brangkasan, berat kering brangkasan, jumlah biji pertongkol, berat pipilan kering pertanaman, berat pipilan kering per petak dan berat 100 biji. Berat pipilan kering per petak tertinggi dicapai pada dosis pupuk N (Nitrogen) 400 kg/Ha yaitu (5147,00
g) terendah tanpa pupuk N yaitu (2234,17 g) dan diikuti dosis pupuk N 300 kg/Ha.
2. Dosis pupuk kandang kambing berpengaruh, sangat nyata terhadap tinggi, tanaman, berat basah brangkasan, berat kering brangkasan, jumlah biji pertongkol, berat pipilan kering pertanaman, berat pipilan kering perpetak sedangkan jumlah baris pertongkol dan berat 100 biji, memberikan pengaruh tidak berbeda nyata. Berat pipilan kering perpetak tertinggi dicapai pada dosis pupuk kandang kambing 15ton/ha yaitu 4384,30 g dan terendah pada dosis pupuk kandang kambing 10 ton/ha yaitu 3810,62 g.
3. Terdapat interaksi sangat nyata antara dosis pupuk N dengan dosis pupuk kandang kambing tehardap berat basah brangkasan, berat kering brangkasan, berat pipilan kering pertanaman dan berat pipilan kering perpetak, pada parameter jumlah biji pertongkol berbeda nyata sedangkan terhadap tinggi tanaman, jumlah baris pertongkol dan berat 100 biji memberikan pengaruh tidak berbeda nyata.
149 4. Berat biji kering per petak tertinggi
dicapai pada kombinasi dosis pupuk N 300 Kg/ha, dengan dosis pupuk kandang kambing 15 ton/ha yaitu 5.247,7 Kg (9.329,2 ton/ha) dan terendah kombinasi tanpa pupuk N dengan dosis pupuk kandang kambing 10 ton/ha yaitu 1.567,5 Kg (2.789 ton/ha).
DAFTAR PUSTAKA
Adi Sarwanto, T dan Y. E, Widyastuti, 2001, Meningkatkan Produksi Jagung di Lahan Kering, Sawah dan Pasang Surut, Penerbit Swadaya Jakarta Anonim, 2008. Produksi Jagung
Indonesia Dipatok 15,9 Juta Ton. Suara Merdeka Tanggal 3 Juni 2008, Departemen Pertanian Republik Indonesia. Buckman H.O., and Brady MC., 1996,
The Nature and Propertier of Soil, Edisi 7, Memillan Co. London
Djoehana Setyamidjaja, 1986, Pupuk dan Pemupukan, Simplex Jakarta Gembong Tjitrosoepomo, 1988,
Taksonomi Tumbuhan, Spermatophyta, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 479 hal.
Goeswono Supardi, 1985. Masalah Kesuburan Tanah dan Pupuk, Departemen Ilmu Tanah, IPB, Bogor.
Guertal Kemble, 1998. Metode Penggunaan Pupuk Nitrogen, Departemen of Agronomi and Soil Auburn University Journal Article
Henry K. Indranada, 1986. Pengelolaan Kesuburan Tanah, Bina Aksara, Jakarta.
Lingga P. 1998. Petunjuk Penggunaan Pupuk, Penebar Swadaya, Jakarta, 150 hal.
Muhadjir, 1998, Karakteristik Tanaman Jagung, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
Pusat Penelitian
Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor.
Mul Mulyani Sutejo dan A.G. Kartosapoetra, 1990, Fisiologi Tanaman, Terjemahan Malconm B. Wilkins, Physialogy of Plant Growth and Developmen, Bina Aksara, Jakarta.
Mul Mulyani Sutejo, 1995, Pupuk dan Cara Pemupukan, Rineka Cipta, Jakarta.
Nurhayati Hakim, Amin Diha M, Bailey HH. 60 Ban Lubis A.M., Sutopo Ghani Nugroho, Yusuf Nyakpa M. 1986 Dasar-dasar Ilmu Tanah, Penerbit Universitas Lampung, 488 hal.
150 Purwono dan Rudi Hartono, 2005,
Bertanam Jagung Unggul, Penebar Swadaya, Jakarta Rahmat Rukmana, 1997, Usaha Tani
Jagung, Kanisius, Yogyakarta. Rinsema W.T., 1993, Pupuk dan Cara
Pemupukan Bhratara, Karya Aksara, Jakarta
Saubari M. Mimbar, 1990, Pola Pertumbuhan dan Hasil Panen Jagung Hibrida C1 Karena Pengaruh Pupuk N dan Kerapatan Populasi, Agrivita Vol.13 No.3 Agustus-Desember 1990, Universitas Brawijaya, Malang hal. 70-82 Suprapto HS, 1998, Bertanam Jagung,
Penebar Swadaya, Jakarta Sri Setyati Harjadi, 1993, Pengantar
Agronomi, Gramedia, Jakarta Saefudin Sarief, 1989, Kesuburan dan
Pemupukan Tanah Pertanian, Pustaka Buana, Bandung Sumardi Suriatna, 1998, Pupuk dan
Pemupukan, Dediyatama Sarana Perkasa, Jakarta.