• Tidak ada hasil yang ditemukan

volume 30, NO. 3, AGUSTUS 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "volume 30, NO. 3, AGUSTUS 2010"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

voLUME 30, NO. 3, AGUSTUS

2010

Restrukturisasi Menir Menjadi Beras Berkalsium Tinggi Dengan Metode Ekstrusi

Restructured

Fine Grain Rice to High Calcium Rice by Extrusion Method

Chatarina

Wariyah

Pengaruh Blanching Terhadap Aktivitas Antioksidan, Kadar Fenoln

Flavonoid, Dan Tanin

Terkondensasi

Kunir Putih (Crrc uma mangga

Yal.\

Blanching

Effects on Antioxidant

Activity, Phenol, Flavonoid and Condensed

Tannin Contents

of

White Saffron (Curcuma mangga Val.)

Dwiyati Pujimulyani,

Sri Raharjo,

Y. Marsono,IJmar

Santoso

PengaruhJumlah

LemakTerhadap SifatFisikDan KesukaanMeatAnalogProtein

Kecambah

Kacang Ttrnggak (Wgna unguicalata')

The Effect of Fat Content on Physical and Sensory

Properties of Meat Analogfrom Germinsted

Cowpeas

(Vigra unguiculata) Protein

Eri Yusniardi,

Bayu Kanetro,

Agus Slamet

Karakterisasi Enzim Polifenol Oksidase

Biji Kakao (Theohroma

cscuo Linn)

Characterization

of Polyphenol Oxidase

Enzyme

of Cocoa Beans (Theobroma

cacao Linn.)

G.P.

Ganda

Putra,

N.M. Wartini,A.A.M.

DewiAnggreni

Optimasi Proses

Ekstraksi Pektin Dami Buah Nangkr (Artocarpus

heterophyllas

Lamk)

Optimizing of Pectin Extraction Process

from Jaclcfruit Rags

(Artocarpus heterophyllus

Lamk)

I Nengah

Kencana

Putra

Aktivitas Hidrolisis Enzim Lipase Dari Kentos Kelapa Terhadap Minyak Kelapa

Hidrolysis

Activity of Lipase Enzymefrom

Coconut

Houstoriumfor Coconut

Oil

Mohammad

Su'i, Harijono,

Yunianta,

Aulani'am

1 3 5

t4l

r48

r52

1 5 8

t64

(2)

Pengembangan

Perangkat Lunak Life Cycle Assessment

(LCA) Untuk Ampas Tebu (Studi

Kasus di Pabrik Gula MadukismorYogyakarta)

The Development

of Life Cycle

Assessment

(LCA) Softwarefor Bagasse

(A Case

Study at Madukismo

Sugar Mill, Yo

gtakarta)

Rosmeika,

Lilik Sutiarso,

Bandul Suratmo

Indikator Titrasi Asam-Basa

Dari Ekstrak Bunga Sepatu (Hibiscas rosa sinensis

L)

Indicator of Acid-Base Titrationfrom the Extract of Hibiscus rosa sinensis

L Flower

Siti Nuryanti, Sabirin Matsjeh,

Chairil Anwar, Tri Joko Raharjo

Peningkatan Kadar Patchouli Alkohol'Minyak Nilam (Pogostemon

cablin Benth) Dengan

Menggunakan Membran Selulosa

Asetat

Increase of the Content of Patchouli Alcohol in Patchouli Oil (Pogostemon

cablin Benth) Using

Cellulose

Acetate

Membrane

Yuliani Aisyah, Pudji Hastuti, Hardjono Sastrohamidjojo,

Chusnul

Hidayat

Evaluasi Potensi Kecap Manis Sebagai

Pembawa

Fortifikan NaFeEDTA: Tinjauan Pengaruh

Asupan Kecap Kedelai Manis Hasil Fortifikasi Terhadap Peningkatan Bioavailabilitas Zat

Besi Fortifikan

Potency

of Sweet

Soy Sauce

as Vehicle

for NaFeEDTA

Fortificant: Effect of Fortified Sweet

Soy

Sauce

Intake on lron Bioavailability of Fortificant

Sri Naruki, Mary Astuti, Yustinus

Marsono,

Sri Raharjo

1 6 8

1 7 8

1 8 4

(3)

I

AGRITECH

JURNAL TEKNOLOGI PERTANIAN

PENERBIT

Fakultas

Teknologi

Pertanian

Universitas

Gadjah

Mada

KETUA REDAKSI

MuhammadNur

Cahvanto

DEWAN REDAKSI

Kuncoro Harto Widodo

MakhmudunAinuri

Nursigit Bintoro

Rudiati Evi Masithoh

Yudi Pranoto

PRODUKSI DAN DISTRIBUSI

Sekar

Tri Rahimah

ALAMAT REDAKSI

Kantor Redaksi

Agritech

Fakultas

Teknologi

Pertanian

Universitas

Gadjah

Mada

Jalan Flora, Bulaksumur,

Yogyakarta

55281

Telp.

08812631598;

Fax. (0274)

589797

E-mail:

[email protected]

PERCETAKAN

Kanisius,

Yogyakarta

Isi di luar tanggungiawab

percetakan

Harga

langganan

per tahun

(4 nomor)

Rp. 100.000,00

(Perorangan),

Rp 150.000,00

(Instansi).

Pembayaran

dilakukan

melalui transfer

ke Tabungan

Mandiri Cab. UGM No. Rekening

1370005025776

atas

nama

Muhammad

Nur Cahyanto.

Konfirmasi transfer dapat

dilakukan dengan

mengirimkan

bukti transfer ke

alamat

redaksi atau melalui email ke [email protected].

Pembelian

per nomor harap menghubungi

Bagian Produksi

dan Distribusi

(4)

AGRITECH, VoL 30, No. 3,Agustas 2010

PE

N I N G KATAN

KADAR

PATC

HOU

LI ALKOHOL

M

I NYAK

N

I LAM

(Pogostemon

cablin

Benth)

DENGAN

MENGGUNAKAN

MEMBRAN

SELU

LOSA

ASETAT

lncrease

of the Content

of Patchouli

Alcohol

in Patchouli

Oil (Pogosfe

mon

cablin

Benth)

Using

Cellulose

Acetate

Membrane

YulianiAisyahl,2,

Pudji

Hastutil,

Hardjono

Sastrohamidjojo3,

Chusnul

Hidayatr

'Jurusan Teknologi Pangan dan Hasil Perbanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Jl. Flora,

Bulaksumur, Yogyakarta 5528l,2Jurusan Teknologi Hasil Pertanian,Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala. Jl. Krueng Kalee No. 3 Darussalam, BandaAceh.3 Fakultas Matematika dan Ilmu PengetahuanAlam,

Universitas Gadjah Mada, Sekip Utara, Yogyakarta 55281 Email: [email protected]

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kadar patchouli alkohol dalam minyak nilam dengan menggunakan membran nanofilhasi selulosa asetat dan mengevaluasi kinerja membran yang digunakan. Membran yang digunakan adalahmembran nanofiltrasi selulosa asetat tipe Vivaspin l5R. Proses filtrasi minyak nilam dilakukan dengan menggunakan kecepatan sentrifugasi 2I2 ,850, dan l9l2 g serta waktu sentrifugasi 10, 20,30,40, 50, dan 60 menit. Kadar patchouli alkohol di analisis menggunakan kromatografi gas, sedangkan kinerja membran dinyata-kan sebagai permeabilitas (fluks) dan selektivitas. Hasil penelitian menunjukdinyata-kan bahwa filtrasi dengan menggunadinyata-kan membran nanofihasi selulosa asetat dapat meningkatkan kadar patchouli alkohol sebesar 2 kali (61,52 %o) daikadar patchouli alkohol awal (30,08%) pada kecepatan senhifgasi I9l2 g dan s,sL6o sentrifugasi 50 menit.. Kecepatan dan waktu sentrifugasi berpengaruh signifikan terhadap nilai fluks dan selektivitas membran Nilai fluks tertinggi diperoleh sebesar 166,81 L/rfi jam dan selektivitas membran sebesar 44,91 yr.

Kata kunci.' Minyaknilam, patchouli alkohol, membran selulosa asetat,fluks, selehivitas.

ABSTRACT

The aims of this research were to increase patchouli alcohol content of parchouli oil using cellulose acetatemembrane and evaluated performance of the membrane. The nanofiltration cellulose acetate membrane used in this study was the Vivaspin 15R. The filhation process of patchouli oil was carried out using cenhifugation speed212,850 and 1912 g, and centrifugation time 10,20,30,40,50 and 6 minutes. Analysis of patchouli oil was carried out using gas chro-matography, meanwhile the separation performance membrane can be described as a permeability (flux) and selecti-vity. The nanofiltration process of patchouli oil using cellulose acetate membrane showed that the patchouli alcohol content increase 2 times (58.11 %) of the initial content of patchouli alcohol (30.08 %) by using cenhifugation speed of 1912 g and centrifugation time of 50 minutes. There are significant effect of centrifugation speed and centrifugation time on patchouli alcohol content, flux and selectivity. The highest value of flux is 166,81 Llnf jamand selectivity is

44.9r

%.

Keywords.' Patchouli oil, patchouli alcohol, cellulose acetate membrane,flux, selectivity

"a>

(5)

{

AGRITECH, VoL 30, No. 3, Agustus 2010

PENDAHULUAII

Nilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan salah satu jenis tanaman penghasil minyak atsiri, yang dikenal sebagai minyak rnlam Qtatchouli oil). Nilam termasuk suku Labiatae, bangsa Lamiales dalam klas Angiospermae. Jenis nilam yang telah diketahui di Indonesia antara lain Pogoste-mon cablin Benth yang dikenal dengan nilam Aceh yang

ka-dar minyaknya2,5-5 Yo, Pogostemon heyneanus yang dikenal

dengan nilam Jawa dengan kadar minyaknya 0,5-1,5 %o, dan Pogostemon hortensis yang dikenal dengan nilam sabun de-ngan kadar minyaknya 0,5-1,5 % (Rukmana,2004).

Menurut Aisyah dkk. (2008), ada 15 komponen pe-nyusun minyak nilam yang teridentifikasi. Lima komponen yang mempunyai persentase terbesar adalah patchouli alko-hol (32,60 7o), 6-guaiena (23,01 yo), a-guaiena (15,91 yo), seychellena (6,95 %) dan o-patchoulena (5,47 %o). Lima komponen terbesar ini sama dengan hasil identifikasi yang dilakukan Corine dan Sellier (2004).

Kadar patchouli alkohol (PA) merupakan salah satu parameter yang menentukan mutu minyak nilam. Standar in-ternasional unhrk mutu terbaik minyak nilam adalah dengan kadar patchouli alkohol minimal 38 % (Essential Oil Associa-tion of USA, 1975), dan 3l % (SNI 06-2385-2006). Minyak nilam yang diproduksi di Indonesia kadar patchouli alkohol-nya masih rendah yaitu < 30Yo.Hal ini disebabkan antara lain karena penanganan pasca panen bahan sebelum disuling be-lum baik, proses penyulingan bebe-lum optimal (masih dilaku-kan dengan peralatan dan cara sederhana, waktu penyulingan yang singkat) dan pengaruh daerah asal bahan baku. Hal ini akan mengakibatkan rendahnya harga dan tidak memenuhi permintaan pasar). Oleh karena itu kadar patchouli alkohol masih perlu untuk ditingkatkan agar dapat memperluas jang-kauan pasarnya.

Beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk me-ningkatkan kadar patchouli alkohol di dalam minyak nilam dengan menggunakan metoda yang berbeda, diantaranya dengan menggunakan metoda distilasi fraksinasi (Bulan dkk., 2000; Harfizal, 2003; Yanyan dkk., 2004) dan rotavapor dengan pengatuan suhu fraksinasi (Suryatmi, 2008). Hasil peningkatan kadar patchouli alkoholnya sangat bervariasi, tergantung metoda yang digunakan. Pemisahan dengan menggunakan metoda distilasi fraksinasi te{adi berdasarkan perbedaan titik didih masing-masing komponen. Minyak ni-lam mempunyai komponen-komponen penyusun yang mem-punyai titik didih yang hampir sama, sehingga sangat sulit untuk dilakukan pemisahan.

Patchouli alkohol merupakan komponen utama dalam minyak nilam dan mempunyai kadar (persentase) terbesar dibandingkan komponen-komponen lainnya. Patchouli

alko-hol merupakan seskuiterpen beroksigen, mempunyai titik

di-dih 140'C pada tekanan 8 mmHg. mempunyai berat molekul

224 denganrumus molekul C'5H26O (Bulan,2000).

Berdasar-kan struktur molekulnya patchouli alkohol mempunyai gugus -OH, sedangkan komponen penyusun minyak nilam lainnya tidak memiliki gugus -OH, sehingga peningkatan kadar pa-tchouli alkohol dapat dilakukan dengan metoda pemisahan dengan mekanisme perbedaan hidrofobisitas.

Salah satu metoda pemisahan yang menggunakan prin-sip mekanisme perbedaan hidrofobisitas adalah pemisahan dengan menggunakan membran. Kemampuan membran un-tuk memisahkan komponen suatu campuran dipengaruhi oleh perbedaan sifat fisika dan kimia komponen dengan material penyuilrn membran. Peristiwa perpindahan suatu komponen melewati membran karena adanya gaya dorong, yang dapat berupa tekanan, suhu dan konsentrasi (Baker, 2004).

Ranjit dan Wagner (1995), melaporkan bahwa meka-nisme pemisahanyang terjadi pada proses pemisahan mem-bran dapat disebabkan karena perbedaan berat molekul. perbedaan kelarutan dalam air dan viskositas (Isono dan Nakajima, 1999), perbedaan hidropobisitas (Bracken dkk. 2005), perbedaan ukuran molekul, polaritas dan muatan (Van der Bruggen dkk., 1999).

Membran dapat dibedakan menjadi dua jenis, hidrofilik dan hidrofobik. Membran yang bersifat hidrofilik mempunyai sisi aktifyang bersifat polar, yang akan berinteraksi dengan molekuVsenyawa penetran yang juga bersifat polar. Interaksi antara penetan dengan membran dapat terjadi melalui ikatan kimia, yaitu ikatan hidrogen. Oleh karena itu peningkatan ka-dar patchouli alkohol diduga dapat dilakukan dengan meng-gunakan membran yang bersifat hidrofilik. Salah satu material membran yang bersifat hidrofilik adalah selulosa asetat. Sifat hidrofilik dari selulosa asetat mempengaruhi kemudahan in-teraksi dan difusi molekuVsenyawa penekan dalam membran jika masing-masing membran dan solut memiliki kesamaen atau perbedaan kepolaran ataupun muatan.

Kinerja membran nanofiltrasi ditentukan oleh permea-bilitas dan selektivitas membran. Permeapermea-bilitas merupakan ukuran yang menyatakan kelajuan suafu fase tertentu unfuk melewati membran. Parameter yang digunakan adalah nilai fluks, yang didefinisikan sebagai jumlah volume permeat yang melewati membran per safuan luas membran per saturn waktu (Mulder, 1996). Selektifitas adalah ukuran kemamp,'rn membrqgmelewatkan atau menahan bagian tertentu (Mulder.

1996). Parameter yang digunakan adalah koefisien rejeksi. yang didefinisikan sebagai fraksi konsentrasi zat terlarut yang tertahan oleh membran.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kadar patchouli alkohol dengan menggunakan membran nanofil-trasi selulosa asetat serta mengetahui kinerja masing-masing membran.

M

Br

I[ nil tt (fl al tri hl sl

m

4

br

m

g

m

n

il

v

il tl

tr

h

ll

i

I

o

d

tr

li

s

d ! d

ri

I d I

I

I

I

I

1 8 5

(6)

AGMTECH, VoL 30, No. 3,Agustus 2010

METODE PENELITIAII Bahan dan Alat Penelitian

Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah minyak nilam yang diperoleh dari hasil penyulingan petani nllan(Pogostemon cablin Benth) dari KabupatenAceh Sela-tan, Nanggroe Aceh Darussalam. Penyulingan tanaman nilam dilakukan dengan metoda penyulingan uap, dengan kapasitats' alat penyulin gan 20 kg tanaman nilam selama 6 jam. Minyak nilam yang diperoleh disimpan di dalam botol berwarna,

di-tutup dan diletakkan di dalam ruang dingin dengan suhu 4 oC

sampai dengan digunakan untuk penelitian.

Alat yang digunakan dalam penelitian antara lain : membran nanofiltrasi selulosa asetat tipe Vivaspin 15R, de-ngan panjang total 116 mm, lebar 30 mm, daerah aktif mem-bran 3,9 cm2, sentrifuse Beckman Model J-GB dengan tipe rotor swing bucket, kromatografi gas Hewlet Packard 5890 Series II, dan peralatan gelas baik untuk kebutuhan preparasi maupun analisis.

Prosedur Penelitian

Karakterisasi minyak nilam. Karakterisasi minyak nilam dilakukan untuk mengetahui komposisi minyak nilam yang digunakan. Karakterisasi dilakukan dengan menggu-nakan kromatografi gas. Kromatografi gas juga digumenggu-nakan untuk analisis komposisi permeat hasil filtrasi menggunakan membran. Kondisi kromatografi gas yang digunakan sebagai berikut: kolom yang digunakan adalah Rtx-sMS (panjang 30 meter, ID 0,25 mm), temperatur kolom oven 80 "C, temperatur injekto 300'C, mode injektor split, waktu sampling 1 menit, tekanan 35,6 kPa, aliran total 7l,l ml/menit, alfuan kolom 0,68 mllmin, kecepatan linier 30,3 cmldetik, rasio split 99,7 dan jumlah sampel0,1 pL.

Rancangan penelitian. Percobaan dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial dengan tiga kali ulangan. Faktor perlakuan yang dipelajari adalah aras gaya senhifugal dan aras waktu sentrifugasi. Parameter yang diamati adalah volume permeat, kadar patchouli alkohol dan non patchouli alkohol, fluks dan rejeksi non patchouli alkohol dans selektivitas membran. Untuk mengetahui pengaruh se-tiap perlakuan, dilakukan analisa data dengan menggunakan analisis sidik ragam. Bagi perlakuan yang berpengaruh nyata dan sangat nyata, dilakukan uji beda rataan menggunakan uji Duncan pada taraf 5 oh dan | % (Steel dan Tonie, 1980).

Proses filtrasi menggunakan membran. Membran se-lulosa asetat yang digunakan ditempatkan dalam modul ber-bentuk Falcon 50 mL, dengan daerah aktif membran 3,9 cr*. Minyak nilam dimasukkan ke dalam Falcon 50 mL sebanyak

10 mL dan dimasukkan ke dalam alat sentrifuse. Sentrifugasi

1 8 6

dilakukan waktu dan gaya senkifugalyang berbeda. Gaya sentrifugal yang digunakan adalah 212 g,850 g dan l9l2 g, sedangkan waktu sentrifugasi 10, 20,30,40, 50 dan 60 me-nit. Proses filtrasi ini mengikuti metoda Wijmans dan Baker (1995), dengan modifikasi pada tekanan yang digunakan. Pada penelitian ini tekanan yang digunakan dalam bentuk gaya sentrifugal.

Permeat dianalisis komposisinya dengan menggunakan kromatografi gas unhrk mengetahui kadar patchouli alkohol-nya. Perhitunganyang dilakukan terhadap data hasil pene-litian terdiri dari penentuan fluks dan selektivitas membran. Fluks massa dapat dihitung dengan persamtuln 1, sedangkan perhitungan selektifitas membran dapat dihitung dengan Per-sam&rn 2. Membran yang digunakan ditunjukkan pada Gam-bar 1.

V

J v : ( l )

A.t

keterangan:

Jv : fluks volume (L/nfjam) V : volume permeat (m3)

A : luas permukaan membran (rn?)

t : waktu (detik) Cr-ouo - Co"-"r, R ( % ) : keterangan : R ( % ) : Cmpm C l)@eat xl0Oo/o (2) Co-o*

persentase

rejeksi

konsentrasi

partikel dalam umpan (mg/L)

konsentrasi

partikel dalam permeat (mg/L)

(7)

{

AGRITECH, VoL 30, No. 3,Agustus 2010

HASIL DAl\ PEMBAHASAN Karakteristik Minyak Nilam

Hasil analisis minyak nilam menggunakan kromatografi gas menunjukkan bahwa kadar patchouli alkohol dalam min-yak nilam yang digunakan pada penelitian ini adalah 30,0g Yo, dengan waktu retensi 9,988 menit (Gambar 2). Dengan demikian berarti kadarpatchouli alkohol dalam minyak nilam yang digunakan dalam penelitian ini sudah memenuhi standar mutu SNI 06-2385-2006 untuk minyak nilam, namun belum memenuhi syarat untuk kadar patchouli alkohol menurut Es-sential Oil Association (EOA), oleh karena itu kadar patchouli alkohol masih perlu untuk ditingkatkan agar dapat memper-luas jangkauan pasarnya.

Menurut Yuliani dkk, (2008), terdapat 15 komponen kimia penyusun minyak nilam yang dapat teridentifikasi dengan menggunakan kromatografi gas spektrometri massa (GC-MS, dengan komponen-komponen yang mempunyai persentase terbesar adalah patchouli alkohol (32,60 yo), 8-guaiena (23,07 y,), c-guaiena (15,91 Yo), seychellena (6,95 Yo), dan o-patchoulena (5,47 %).

Ganbar 2. Krromatogmm minyak nilam menggunakan kromatografi gas

Kadar Patchouli Alkohol Setelah Filtrasi Membran Kadar patchouli alkohol setelah proses nanofilhasi membran selulosa asetat dengan perlakuan gaya sentrifugal dan waktu senhifugasi berbeda ditunjukkan pada Gambar 3, 4, dan 5. Penambahan gaya sentrifugal pada proses nanofil-trasi menyebabkan kadar patchouli alkohol makin tinggi dan kadar non patchouli alkohol makin kecil. penambahan gaya senhifugal hingga l9l2 g diperoleh kadar patchouli alkohol yang makin tinggi. Kenaikan kadar patchouli alkohol yang lebih tinggi terjadi pada gaya sentrifugal l9I2 g antara waktu 40 sampai 50 menit dan penurunan kadar non patchouli al-kohol lebih kecil. Proses nanofiltrasi dengan waktu proses lebih lama, kadar patchouli alkohol masih meningkat tetapi persentase kenaikan nya lebih sedikit dibandingkan sebe-Iumnya.

Gambar 3. Kadar patchouli alkohol dan non patchouli alkohol hasil proses nanofiltrasi menggunakan membran selulosa asetat dengan gaya sentrifugal 212 g danwaktu sentrifugasi berbeda

Gambar 4. Kadar patchouli alkohol dan non patchouli alkohol hasil proses nanofiltrasi menggunakan membran selulosa asetat dengan gaya sentrifugal 850 g dan waktu sentrifugasi berbeda

Gambar 5. Kadar patchouli alkohol dan non patchouli alkohol hasil proses nanofiltrasi menggrmakan membran selulosa asetat dengan gaya sentrifugal 1912 g dan waktu sentrifugasi berbeda

G - : n P 4 20 + p A +fror PA r 0 1 a 3 0 4 0 5 0

Wakhr rentritirgasi (merrit)

60

{.

a l o +PA +lstrP-{ t0 30 40 50 'Waktu serrtrifirgasi {rrrenit) 60 :? -+.PA {-nonPA os to to Jo +o 50 60

Waktu serfrifi rgasr (urenit_i

(8)

,

AGRITECH, VoL 30, No.3,Agustus 2010

Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa gaya sen-trifugal dan waktu sentrifugasi berpengaruh sangat nyata ter-hadap kadar patchouli alkohol. Ada interaksi pengaruh gaya sentrifugal dan waktu sentrifugasi terhadap kadar patchouli alkohol. Proses membran dengan gaya sentrifugall9l2 gdan waktu 60 menit menghasilkan kadar patchouli alkohol yang tertinggi yutu 61,52 Yo, tetapi tidak signifikan jika diban-dingkan dengan kadar patchouli alkohol pada gayg;sentrifu-gal l9l2 g dan waktu 50 menit yaitu 57,90 %. Peningkatan kadar patchouli alkohol yang terjadi sebesar 2kali dankadar patchouli alkohol awal (30,08%). Dengan demikian filtrasi pada gaya sentrifugal l9l2 g dengan waktu 50 menit dipi-lih sebagai perlakuan yang terbaik didipi-lihat dari efisiensi waktu yang diperlukan.

Peningkatan kadar patchouli alkohol dalam minyak nil-am dengan menggunakan membran selulosa asetatpadaprin-sipnya berdasarkan perbedaan ukuran pori membran dengan umpan (senyawa yang akan dipisahkan) dan adanya interaksi kimia antara umpan dengan membran. Membran selulosa asetat mempunyai sisi aktif gugus hidroksi (OH) dan karbonil (CO) yang bersifat polar akan berinteraksi dengan gugus -OH yang juga bersifat polar pada senyawa patchouli alko-hol dalam minyak nilam yang membentuk ikatan hydrogen. Didukung dari hasil identifikasi sifat komponen pen)rusun minyak nilam hasil perhitungan dengan MM2 (Aisyah, dkk., In Press), menunjukkan bahwa patchouli alkohol mempunyai nilai hidrofobisitas lebih rendah dan momen dwikutub yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan komponen lain. Hal ini dapat menyebabkan patchouli alkohol memungkinkan mem-bentuk ikatan hidrogen dengan selulosa asetat pada membran dibandingkan dengan komponen penyusun minyak nilam yang lain. Dengan adarrya tekanan yang diberikan melalui kecepatan sentrifugasi menyebabkan patchouli alkohol yang berinteraksi dengan membran, terdifusi dan lolos sebagai per-meat.

Menurut March (1992), ikatan hidrogen dapat terben-tuk dan terputus baik di dalam fase larutan maupun fase cair, energi yang dibuhrhkan untuk terjadinya ikatan hidro-gen antara OH....O adalah 3-6 kkaVmol atau 12-25 kJ/mol. Pemberian tekanan pada proses nanofiltrasi melalui gaya sen-hifugal akan memutuskan ikatan hidrogen yangterladi antara patchouli alkohol dan selulosa asetat sehingga patchouli alko-hol dapat lolos sebagai permeat dan kadar patchouli alkoalko-hol menjadi meningkat.

Hasil perhitungan menggunakan metode molechular mechanics (MM2) pada Program Hyperchem, melalui pe-modelan terjadinya ikatan hidrogen anlara patchouli alkohol dan selulosa asetat menunjukkan bahwa total energi yang dibutuhkan nntuk terjadinya dua ikatan hidrogen antara

pa-tchouli alkohol dan selulosa asetat sebesar 4,58 kkaVmol. Sementara itu hasil perhitungan besar gaya sentrifugal yang diberikan pada proses nanofilhasi adalah sebesar 9,2 kkaV mol,37,I7 kkaVmol, dan83,62 kkaVmol berturut-turut untuk gaya sentrifugal2l2 9,857 g,I9l2 g. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa besar gaya yang diberikan melalui gaya senhifugal yang diberikan dalam penelitian ini dapat memu-tuskan ikatan hidrogen yang terjadi antara patchouli alkohol dan selulosa asetat sehingga patchouli alkohol dapat lolos melalui membran dan kadar patchouli alkohol meningkat.

Berdasarkan alasan tersebut dapat dinyatakan bahwa mekanisme pemisahan yang terjadi dalam peningkatan kadar patchouli alkohol di dalam minyak nilam dapat disebabkan karena perbedaan hidrofobisitas. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh beberapapeneliti bahwa mekanisme pemi-sahan yang terjadi pada proses pemipemi-sahan dengan membran selulosa asetat dapat disebabkan antaralain oleh karena per-bedaan hidrofobisitas (Braeken dkk, 2005; Kiso dkk., 2fr)l: Van der Bruggen dkk., 1999).

Fluks Membran

Kine{a membran nanofiltrasi selulosa usstal dapat di-lihat dari nilai fluks dan selektivitasnya. Untuk menghitung fluks diperlukan data volume permeat hasil filtrasi minyak nilam menggunakan membran (Gambar 6). Volume permeat meningkat seiring dengan penambahan gaya senhifugal. Pe-nambahan gaya sentrifugal hingga l9I2 g menunjukkan per-olehan volume yang lebih besar dibandingkan penggun"n gaya senkifugal2l2 g dan 850 g.

Perhitungan nilai fluks dilakukan berdasarkan pada Per-samaan l Nilai fluks pada proses nanofiltrasi menggunakan membran selulosa asetat dengan waktu sentrifugasi yang ber-beda dalam peningkatan kadar patchouli alkohol dari minyak nilam dapat dilihat padaGambar 7.

^ t . t -c l

=

; " 0 + - l l t 0 + 8 : 0 0 + l 9 l l l0 l0 .r0 +0 50 60 Wakhr r (ilrenit)

Gambar 6. Volume permeat hasil proses nanofiltrasi menggunakan mernbran selulosa asetat dengan gaya sentrifugal dan waktu sentrifugasi berbeda

(9)

- l

AGRITECH, VoL 30, No. 3, Agastus 2010

.j- ta J E . + - - F l t ? g + 8 - r 0 g + 1 9 1 3 . , s r 0 ? 0 J 0 4 0 5 0 6 0

w*akhr serrtri.f lgasi ilr edt)

Gambar 7. Nilai fluks hasil proses nanofiltrasi menggunakan membran selu-losa asetat pada gaya sentrifugal dan waktu sentrifugasi berbeda

Pada pengamatan nilai fluks membran diperoleh bahwa nilai fluks memrrun dengan bertambabnya waktu sentrifugasi. Pada ketiga gaya sentrifugal yang digunakan penambahan waktu senhifugasi sampai 40 menit nilai fluks mengalami penunrnan, namun mulai waktu sentrifugasi 50 menit penu-runan nilai fluks mendekati stabil. Fenomena seperti ini menun-jukkan jumlah permeat yang lolos melalui membran semakin

sedikit seiring dengan bertambahnya waktu sentrifugasi. Hal ini dapat disebabkan karena resistensi membran yang semakin rendah. Menurunnya resistensi membran dapat disebabkan karena kemnngkinan tef adinya peristiwa penyxnbatan (foul-ing) yang menyebabkan terjadinya pemrnman fluks permeat. Penyumbatan te{adi karena te{adinya pengumpulan material di dekat atau dalam membran yang menurunkan permeabilitas membran dengan cara menufupi atau mengecilkan pori.

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa gaya sen-trifugal dan waktu senhifugasi berpengaruh sangat nyata terhadap nilai fluks. Perubahan nilai fluks pada proses nano-filtrasi menggunakan membran selulosa asetat dengan gaya sentrifugal yang berbeda dalam peningkatan kadar patchouli alkohol dari minyak nilam dapat dilihat pada Gambar 8.

Kenaikan nilai fluks terlihat dengan makin meningkat-nya gaya sentrifugal yang digunakan. Hal ini dapat disebab-kan karena gaya sentrifugal yang diberidisebab-kan makin besar se-hingga dapat memutuskan ikatan hidrogen antara patchouli alkohol dan selulosa asetat sehingga patchouli alkohol dapat lolos melalui membran sebagai permeat. Makin banyak pa-tchouli alkohol yang lolos melalui membran maka makin be-sar nilai fluks yang dihasilkan. Kenaikan nilai fluks yang lebih tinggi terjadi pada gaya sentrifugal l9l2 g, dengan nilai fluks mencapai 6,88 L/m'?jam. Hal ini sejalan denganpendapatWi-jmans dan Baker (1995), makin tinggi tekanan operasi yang digunakan menyebabkan makin tinggi fluks yang diperoleh. Pada saat tekanan ditingkatkan, ukuran rata-raIa pori-pori dari lapisan pemisah (separation layer) berktrang, sehingga makin memudahkan penetran melewati membran sehingga meningkatkan nilai fl uks.

Gambar 8. Nilai fluks hasil proses nanofiltrasi menggunakan membnn selu-losa asetat pada berbagai gaya sentrifugal

Selektivitas Membran

Perhitungan nilai fluks dilakukan berdasarkan pada per-samaan l. Nilai fluks pada proses nanofiltrasi menggunakan membran selulosa asetat dengan waktu sentrifugasi yang ber-beda dalam peningkatan kadar patchouli alkohol dari minyak nilam dapat dilihat pada Gambar 9.

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa gaya sentrifu-gal dan waktu senkifugasi berpengaruh sangat nyata ter-hadap nilai selektivitas membran. Ada interaksi pengaruh gaya sentrifugal dan waktu senhifugasi terhadap nilai

sele-tivitas. Penambahan gaya sentrifugal pada proses sentrifugasi

menyebabkan selektivitas makin tinggi. Penambahan gaya sentrifugal hingga l9l2 g dihasilkan selektivitas yang makin tinggi. Kenaikan selektivitas yang lebih tinggi te{adi pada gaya sentrifugal 7912 g antara waktu 40 sampai 50 menit dan hal ini sama dengan kenaikan kadar patchouli alkohol. proses senhifugasi dengan waktu proses lebih lama lagi yaitu 60 menit menyebabkan selektivitas masih meningkat tetapi pen-ingkatannya lebih sedikit dibandingkan sebelumnya, namun nilai ini memang belum optimum karena trennya yang ke-mungkinan masih menunjukkan adanya peningkatan dengan bertambahnya waktu sentrifu gasi.

* 1 1 2 g + 8 5 0 9 * 1 9 1 ? . g

l0 20 -jr0 40 50 60

Wahu xentrifu ga.si i ruerrit)

Gambar 9. Selektivitas hasil proscs nanofiltrasi menggunakan membran selu-losa asetat pada gaya sentrifugal dan wakhr sentrifugasi berbeda

{

Fl

r

1 9 1 2

(10)

AGRITECH, VoL 30, No. 3,Agustus 2010

Peningkatan selektivitas seiring dengan peningkatan kadar patchouli alkohol. Makin meningkat selektivitas maka makin meningkat persentase penolakan terhadap senyawa non patchouli alkohol (Gambar l0). Hal ini terjadi karena interaksi patchouli alkohol dengan membran melalui ikatan hidrogen. Patchouli alkohol mempunyai nilai hidrofobisitas yang hampir sama dengan nilai hidrofobisitas selulosa asetat, dan lebih rendah dibandingkan dengan komponen fuin pe-nyusun minyak nilam. Hal ini sejalan dengan pendapat Kiso dkk. (2001), yang menunjukkan bahwa nilai rejeksi/penolak-an suatu molekul akrejeksi/penolak-an meningkat dengrejeksi/penolak-an makin tingginya nilai hidrofobisitas (log P) molekul tersebut.

Gambar 10. Rejeksi komponen non patchouli alkohol hasil filtrasi menggu-nakan membran selulosa asetat pada gaya sentrifugal dan wakhr sentrifugasi berbeda

Kinerja membran yang baik adalah mempunyai selektivitas yang tinggi yaitu 100 Yo.Padapenelitian ini nilai selektivitas tertinggi yang dicapai hanya 44,91 %. Nilai ini masih cukup rendah jika dibandingkan dengan pemisahan etanol dan MTBE yang perbedaan polaritas sangat berbeda serta merupakan campuran hanya dua komponen (Bellona dkk., 2004), tetapi untuk pemisahan campuran multi kom-ponen dan masing-masing komkom-ponen mempunyai perbedaan polaritas yang hampir sama hasil selektivitas yang dicapai pada penelitian ini sudah menunjukkan peningkatan kadar patchouli alkohol yang memenuhi syarat ekspor perdagangan minyak nilam yaitu minimal 38 %.

KESIMPULAN

Penggunaan membran nanofiltrasi selulosa asetat meru-pakan satu metoda alternatifdan layak digunakan untuk pen-ingkatan kadar patchouli alkohol. Kadar patchouli alkohol

dapat meningkat sebesar 2 kali dari kadar awal (30,08 %

men-jadi 61,52 oh). Kecepatandan wakhr sentrifugasi berpengaruh signifikan terhadap nilai fluks dan selektivitas membran. Nilai fluks tertinggi diperoleh sebesar 66,88 L/nfjam dan selek-tivitas membran sebesar 44,70yo. Nilai selekselek-tivitas membran

1 9 0

masih belum cukup baik, karena nilai selektivitas yang baik

adalah 100o/o, namun jika tujuannya untuk memenuhi syarat

standar kadar patchouli alkohol untuk ekspor perdagangan intemasional minyak nilam maka hasil peningkatan kadar pa-tchouli alkohol yang diperoleh dapat dikatakan cukup baik. Mekanisme terjadinya peningkatan kadar patchouli alkohol diduga berdasarkan perbedaan hidrofobisitas senyawa pa-tchouli alkohol dan komponen non papa-tchouli alkohol di da-lam minyak nida-lam.

DAFTARPUSTAKA

Aisyah, Y., Hastuti, P., Hidayat, C. dan Sastrohamidjojo, H. (2008). Komposisi kimia dan sifat antibakteri minyak nrlam (Pogostemon cablin Benth.). Majalah Farmasi I n d o n e s i a 1 9 : 1 5 1 - 1 5 6 .

Baker, R.W (2004). Membrane kchnolog,t andApplications' John Wiley and Sons, Ltd. England.

Bellona, C., (2004). Factors affecting the rejection of organic solutes during NF/RO treatment - A literature review. Water Researchs 38: 27 95 -2809.

Braeken, L., Ramaekers, R., Zhang, Y., Maes, G., Van der

Bruggen, B. dan Vandecasteele, C. (2005). Influence

hydrophobicity on retention in nanofiltration of aque-ous solutions containing organic compounds. Journal of Membrane Science 27: l-9.

Bulan, R. (2000). Isolasi, Identifikasi dan Sintesis Turunan Patchouli Alkohol dari Minyak Nilam. Tesis Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Gadj ah Mada, Yogyakarta.

Corine, M.B. dan Sellier, N.M. (2004). Analysis of the es-sential oil of indonesian patchouli (Pogostemon cablin Benth.) using GC/MS (EVCD. Journal of Essential Oil

Reseqrch 16: Il-19.

Essential Oil Association of USA (1915). EOA Spesifications and Standard. EOAUSA. New York.

Harfizal (2003). Penerapan teknologi distilasi vakum untuk meningkatkan mutu minyak rilam. Prosiding Seminar

Telcnologi untuk Negeri hal: 52-57 .

Isono, Y. dan Nakajima, M. (1999). Application of Hydropho-bic Membrane for Alcohol Separation from AlkohoV Aqueous Biphase Mixture. Journal of Separation and Purification Technolog,t l7 : I 7 -82.

Kiso, Y., Sugiura, Y., Kitao, T. dan Nishimura, K. (2001). Ef-fects of hydrophobicity and molecular size on rejection of aromatic pesticides with nanofiltration membranes. Journal of Membrane Science 192: I-10.

L .30 T 2 A 1 0 '*-2129 -r- 850 g - * - 1 9 1 2 g 30 ,10 50

(11)

AGRITECH, VoL 30, No. 3,Agustus 2010

FI

J4

March, J. (1992). Advanced organic chemistry, Reactions, Mechanisms, and Structure. John Wiley dan Sons, New York.

Mulder, M. (1996). Basic Principle of Membrane kchnol-ogr. Kluwer Academic Publ, Netherlands.

Ranjit, S.J. danWagrrea J.P. (1995). Ulhafiltration of Guayule Resin. Journal of Mernbrane Science 103: 45-50. Rukmana, R (2004). Nilam, Prospek Agribisnis dan klmik

Budi Daya. Kanisius, Yogyakarta.

Standar Nasional Indonesia (2006). Standar Minyak Nilam. SNI: 06-2385 -2006. Iakarta

Steel, R.G.D. dan Torrie, J.H. (1980). Principles and Proce-dures of Statistics. McGraw Hill.

Suryatmi, R.D. (2008). Fraksinasi minyak nilam. Prosiding Konferens i Nas ional Minyak Atsiri haL 13 1 -13 6.

Van der Bruggen, B., Schaep. J., Wilms, D. dan Vandecasteele.

(1999). Influence of molecular size, polarity and charge on the retention of organic molecules by nanofiltration. Jpurnal of Membrane Science 156:29-41.

Wijmans, L.G. dan Baker, R.W. (1995). The solution-diffii-sion model: A review. Journal of Membrane Science 1 0 7 : l- 2 1 .

Yanyan, F.N., Zainuddin,A. dan Sumiarsa, D. (2004). Pening-katan kadar patchouli alkohol dalam minyak ntlarrnQta-tchouli oll) dan usaha derivatisasi kgmponen minornya. Jurnal Perkembangan Telcnologi TRO 16:72-78.

-1

l

i

I

trif

terl

filtr

sen

alk

nil Par wa pet run juk sed ini ren kar ing Per d i r me. nya kan hiq alkr lolc tchr sar tine meI jma dig Pad dari mal mer

1 9 1

Gambar

Gambar  l.  Peralatan membran
Gambar  5.  Kadar  patchouli  alkohol  dan non  patchouli  alkohol  hasil  proses nanofiltrasi  menggrmakan  membran  selulosa asetat dengan gaya sentrifugal  1912 g dan waktu  sentrifugasi  berbeda
Gambar 6.  Volume permeat hasil proses nanofiltrasi  menggunakan mernbran selulosa  asetat  dengan  gaya sentrifugal  dan  waktu  sentrifugasi berbeda
Gambar 7.  Nilai  fluks  hasil proses nanofiltrasi  menggunakan  membran selu- selu-losa asetat pada  gaya sentrifugal  dan waktu  sentrifugasi  berbeda
+2

Referensi

Dokumen terkait

 ASSALAMUALAIK UM DAN SALAM SEJAH UM DAN SALAM SEJAH TERA. ALHAMDULILLAH TELAH LILLAH TELAH TERCAPAI HAJAT SAYA UNTUK BERKONGSI APA ILMU YG SAYA ADA TTG TERCAPAI HAJAT SAYA

Puji Syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini yang berjudul

Berdasarkan hasil penelitian didapakan bahwa pengetahuan baik dengan motivasi baik sebanyak 8 responden (15,1%), hal ini disebabkan karena pengetahuan ibu hamil tentang se- nam

Infeksi dari pusat catheter seperti central line paling umumnya disebabkan oleh kolonisasi bakteri di kulit dan mukosa .Invasi bakteri atau mikroorganisme menyebabkan terjadinya

untuk meneliti efek EDTA 19% dan asam fosfat 37% sebagai bahan etsa terhadap jumlah infiltrasi sel inflamasi (netrofil, makrofag dan limfosit) pada pulpa gigi tikus sprague

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesiamendefinisikan efektif denganada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya) atau dapat membawa hasil, berhasil guna (usaha, tindakan)

Dalam pengembangan lapangan minyak, simulasi reservoir memegang peranan penting. Dengan memodelkan reservoir yang mewakilkan karakteristik reservoir dapat diketahui

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap permasalahan dalam meningkatkan kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah ini