engikuti kompetisi bukan perkara lebih mengerti maka saya akan membantunya. gampang bagi saya. Selain banyak pesaing, Cara belajar di sekolah kami memang berbeda.
M
soal-soal yang disajikan juga beragam. Hubungan kami dengan guru terasa lebih dekat. Tidak mudah untuk mengerjakannya. Ini benar- Kami diijinkan untuk mengemukakan pendapat. benar kompetisi yang ketat. Ruang kelas kami juga tampak berbeda. Banyakkarya kami ditempel di seluruh permukaan Saya cukup tertolong dalam persiapan. Metode dinding kelas. Ruang kelas kami seperti itu pembelajaran yang dijalankan di sekolah banyak membuat saya lebih nyaman mempersiapkan diri. membantu saya. Di sekolah kami belajar secara Saya pun lebih percaya diri untuk menghadapai berkelompok. Dalam kelompok kami dibiasakan kompetisi. Semoga saya berhasil! (*)
untuk bertukar pendapat. Perbedaan pendapat adalah hal yang biasa. Kami bisa menerima itu dengan baik.
Hal yang menyenangkan dalam belajar berkelompok adalah kami bisa berbagi
pengetahuan. Soal-soal matematika yang rumit, misalnya, bisa kami selesaikan bersama-sama. Jika saya kurang mengerti cara menyelesaikan salah satu soal, saya bisa bertanya kepada kawan saya yang lebih paham. Dia akan membantu saya bagaimana mengerjakannya. Cara dia menjelaskan juga lebih sederhana sehingga saya lebih cepat mengerti. Begitu pula sebaliknya, jika saya yang
Lebih Mudah Mengerjakan
Soal Matematika
Liana Zahara (13) itu nama saya. Sekarang saya belajar di SMP
Negeri 2 Binjai-SUMUT. Saat menulis cerita ini, saya tengah
menyiapkan diri menghadapi final kompetisi matematika PASIAD
se-Indonesia.
Pembelajaran Penyajian Data Statistika
dengan Model Proyek
embelajaran matematika dengan tujuan pembelajaran menyajikan data dengan tabel,
P
diagram batang dan diagram garis dirancang menggunakan tempat parkir dan plat nomor sepeda untuk melatih siswa mampu mengkomunikasikan motor sumber belajar.hasil pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif
bertujuan agar siswa dapat bekerja sama antar Guru memulai pelajaran dengan melakukan tanya anggota kelompok yang pada gilirannya siswa jawab tentang manfaat belajar statistika dan penyajian mampu mencapai kecakapan sosial. data. Sebagai connection, guru memperlihatkan
contoh diagram garis dan diagram batang pada koran Orientasi pembelajarannya adalah kerja proyek, yaitu atau surat kabar. Dari hasil pengamatan contoh menugaskan siswa untuk melakukan investigasi, diagram tersebut siswa secara berkelompok keluar perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, kelas menuju tempat parkir untuk mencatat angka pengelolaan, dan penyajian data yang harus satuan atau ribuan plat nomor sepeda motor. Data diselesaikan dalam waktu tertentu. Sebagai madrasah, hasil pengamatan dicatat di lembar kerja dan MTs Negeri Karangtengah juga berkeinginan untuk didiskusikan di dalam kelompok, untuk membuat meningkatkan kompetensi guru-guru khususnya tabel, diagram garis, dan diagram batang. Tidak lupa mata pelajaran matematika dengan mengadakan setiap kelompok membuat karya siswa dalam bentuk replikasi madiri. Siswa didorong diagram batang dan garis nomor satuan atau nomor ribuan plat nomor bapak/ibu guru dan karyawan MTs Negeri Karang Tengah Demak.
engikuti kompetisi bukan perkara lebih mengerti maka saya akan membantunya. gampang bagi saya. Selain banyak pesaing, Cara belajar di sekolah kami memang berbeda.
M
soal-soal yang disajikan juga beragam. Hubungan kami dengan guru terasa lebih dekat. Tidak mudah untuk mengerjakannya. Ini benar- Kami diijinkan untuk mengemukakan pendapat. benar kompetisi yang ketat. Ruang kelas kami juga tampak berbeda. Banyakkarya kami ditempel di seluruh permukaan Saya cukup tertolong dalam persiapan. Metode dinding kelas. Ruang kelas kami seperti itu pembelajaran yang dijalankan di sekolah banyak membuat saya lebih nyaman mempersiapkan diri. membantu saya. Di sekolah kami belajar secara Saya pun lebih percaya diri untuk menghadapai berkelompok. Dalam kelompok kami dibiasakan kompetisi. Semoga saya berhasil! (*)
untuk bertukar pendapat. Perbedaan pendapat adalah hal yang biasa. Kami bisa menerima itu dengan baik.
Hal yang menyenangkan dalam belajar berkelompok adalah kami bisa berbagi
pengetahuan. Soal-soal matematika yang rumit, misalnya, bisa kami selesaikan bersama-sama. Jika saya kurang mengerti cara menyelesaikan salah satu soal, saya bisa bertanya kepada kawan saya yang lebih paham. Dia akan membantu saya bagaimana mengerjakannya. Cara dia menjelaskan juga lebih sederhana sehingga saya lebih cepat mengerti. Begitu pula sebaliknya, jika saya yang
Lebih Mudah Mengerjakan
Soal Matematika
Liana Zahara (13) itu nama saya. Sekarang saya belajar di SMP
Negeri 2 Binjai-SUMUT. Saat menulis cerita ini, saya tengah
menyiapkan diri menghadapi final kompetisi matematika PASIAD
se-Indonesia.
Pembelajaran Penyajian Data Statistika
dengan Model Proyek
embelajaran matematika dengan tujuan pembelajaran menyajikan data dengan tabel,
P
diagram batang dan diagram garis dirancang menggunakan tempat parkir dan plat nomor sepeda untuk melatih siswa mampu mengkomunikasikan motor sumber belajar.hasil pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif
bertujuan agar siswa dapat bekerja sama antar Guru memulai pelajaran dengan melakukan tanya anggota kelompok yang pada gilirannya siswa jawab tentang manfaat belajar statistika dan penyajian mampu mencapai kecakapan sosial. data. Sebagai connection, guru memperlihatkan
contoh diagram garis dan diagram batang pada koran Orientasi pembelajarannya adalah kerja proyek, yaitu atau surat kabar. Dari hasil pengamatan contoh menugaskan siswa untuk melakukan investigasi, diagram tersebut siswa secara berkelompok keluar perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, kelas menuju tempat parkir untuk mencatat angka pengelolaan, dan penyajian data yang harus satuan atau ribuan plat nomor sepeda motor. Data diselesaikan dalam waktu tertentu. Sebagai madrasah, hasil pengamatan dicatat di lembar kerja dan MTs Negeri Karangtengah juga berkeinginan untuk didiskusikan di dalam kelompok, untuk membuat meningkatkan kompetensi guru-guru khususnya tabel, diagram garis, dan diagram batang. Tidak lupa mata pelajaran matematika dengan mengadakan setiap kelompok membuat karya siswa dalam bentuk replikasi madiri. Siswa didorong diagram batang dan garis nomor satuan atau nomor ribuan plat nomor bapak/ibu guru dan karyawan MTs Negeri Karang Tengah Demak.
Temuan Tak
Terduga dalam
Proses
Pembelajaran
Matematika di
SMPN 19
Purworejo
Juli Eko Sarwono,
Guru Matematika SMPN 19 Purworejo,
Jawa Tengah
1. Temuan pada Kompentensi Bangun Ruang Sisi berjalan dan menghasilkan hasil yang lebih baik, alat
Lengkung peraga yang dibutuhkan di arsip dan dikemas jadi satu dengan RPP.Catatan yang terjadi atau temuan- temuan
A.Kerucut (alas kerucut) pada saat pelaksanaan proses pembelajaran dicatat dan Pada saat saya melakukan pembelajaran matematika di ditulis tindak lanjutnya .Untuk melengkapi data SMP 19 Purworejo banyak sekali peristiwa saya kemampuan siswa tidak ada jelek nya menulis siswa temukan yang tidak diduga sebelumnya. Misalnya, pada yang perlu mendapat pendampingan.
pembelajaran materi bangun sisi lengkung kerucut. Pada
saat siswa membuat atau menggunting kertas bagian B. Bangun ruang sisi lengkung (tinggi dan sisi
alas sebuah kerucut, banyak siswa yang salah kerucut)
mengguntingnya. Akibatnya, kerucut yang terjadi tidak Pada pelaksanaan proses pembelajaran matematika bisa berdiri tegak. Langkah yang saya ambil adalah saya untuk mengembangkan kompentensi berkaitan dengan memberi waktu kepada siswa untuk mendiskusikannya bangun ruang sisi lengkung, saya menemukan hal yang secara berkelompok. Di samping itu saya menawarkan tidak diduga sebelumnya, yaitu siswa kebingungan kepada siswa yang bisa untuk tampil di depan menentukan tinggi bangun kerucut. Mungkin hal ini memberikan pemecahannya. Jika di kelas itu tidak disebabkan pada saat mengajar guru jarang menyiapkan seorang siswa pun ada yang bisa, saya memberikan alat peraga bangun kerucut secara kontektual. Siswa gambaran sederhana sebanyak 30 persen. hanya melihat gambar bangun kerucut di papan tulis. Untuk mengatasi kebingunan tersebut saya membawa Selanjutya siswa diminta mendiskusikannya. Bila sampai kerucut utuh sebagai gambaran pada siswa dan kerucut waktu yang disepakati selesai, maka pembelajaran kita belah, yaitu kerucut yang dibagi menjadi dua bagian tarik kesimpulan bersama dan bila ternyata siswa ada sehingga akan kelihatan ruang dalam kerucut tersebut. juga yang belum bisa ,maka siswa tersebut diberi Dengan bangun kerucut yang terbelah tadi siswa kesempatan bergabung dengan teman yang dianggap diminta untuk mengidentifikasi tinggi kerucut dan bisa memberikan penjelasan guru pun memantau bila panjang sisi kerucut. Selanjutnya siswa diminta untuk perlu membimbing dengan lemah lembut dan menghubungkan tinggi kerucut, sisi kerucut, dan jari-jari mendorong siswa untuk terus mencoba sampai lingkaran alas kerucut. Siswa secara berkelompok menemukan tujuan akhir dari materi yang akan menggambar segitiga siku-siku dari gabungan tinggi dicapai.Sekali lagi gurupun memberikan penekanan lagi kerucut, sisi kerucut, dan jari-jari alas kerucut. Temuan tentang tujuan akhir pembelajaran yang akan dicapai tadi membuat saya belajar dan harus memperbaiki
saat itu skenario pembelajaran pada RPP. Jika temuan tadi
dibiarkan, tidak dimanfaatkan untuk perbaikan, maka Selanjutnya saya segera merevisi RPP ,dan memperbaiki malapetaka berupa siswa tidak paham secara baik sekenario RPP bangun ruang sisi lengkung.Agar RPP tentang kerucut merupakan hal yang mesti terjadi. .
pengalaman. Pengaitan soal-soal dengan peragaan yang
C.Bangun Sisi Lengkung (Menentukan luas
sesuai telah membuat siswa menjadi mudah dalam
permukaan kerucut)
menyelesaikan soal-soal tersebut. Misal, menghitung Pada pembelajaran bangun ruang sisi lengkung:
perbadingan volum kerucut dan volum tabung menentukan dan menghitung luas permukaan kerucut,
dikaitkan dengan alat peraga kerucut yang berada siswa sering mengalami kesulitan menghitung
tepat di dalam tabung, menjadi mudah bagi siswa permukaan kerucut. Hal ini mungkin disebabkan
untuk mengerjakannya. Demikian juga menghitung pemahaman tentang luas kerucut disampaikan guru
perbandingan volum tabung dan volum bola menjadi secara tidak kontektual yaitu masih sebatas gambar
mudah ketika ada peragaan bola yang berada tepat di kerucut. Suatu ketika saya menyampaikannya dengan
dalam tabung. Singkat kata, setiap memberian soal menggunakan alat peraga dengan cara membuat dua
latihan pada siswa kita siapkan peraga yang berkaitan bangun kerucut ditempel jadi satu dengan dua alas
dengan soal tersebut. Namun, secara bertahap, kerucut. Bagian sisi kerucut yang kedua digunting
peragaan dari soal tersebut harus dibuat sendiri oleh vertikal, dan alas kerucut bagian bawah dilepas.
siswa sehingga tidak selalu tergantung pada guru, karena peragaan tersebut merupakan wujud Dari contoh kerucut tadi akan kelihatan kerucut utuh
pemahaman siswa terhadap soal tersebut. dibungkus kerucut yang ke dua, tapi akan terlihat
bungkus kerucut ke dua mengelupas. Dengan cara ini
ternyata bisa mejawab persoalan tadi sehingga siswa 2.Temuan Pada Kompetensi Balok dan Kubus
mampu menyelesaikan soal yang berkaitan dengan (Menentukan panjang diagonal sisi dan
menentukan luas kerucut. Dari pengalaman tadi, diagonal ruang)
Siswa mengalami kesulitan dalam membedakan kubus dalam satu pertemuan mengubah dan memperbaiki
dan balok dan banyak yang tidak dapat menghitung RPP lebih dari dua kali agar RPP bisa tepat sasaran
soal berkaitan dengan balok dan kubus. Mengapa yaitu RPP dapat menghantarkan siswa mampu
demikian? Usut punya usut ternyata urutan kegiatan menentukan luas permukaan kerucut.
pada RPP yang saya susun tidak mengajak siswa untuk bisa melihat bagian dalam dari kubus dan balok.
D.Tabung (menghitung luas permukaan
Setelah saya lengkapi kegiatan belajar siswa dengan
tabung)
kegiatan melihat bagian dalam kubus dan balok, siswa Pada pembelajaran menghitung luas permukaan
tampak lancar menyelesaikan soal-soal yang berkaitan tabung, penyajian gambar tabung , tidak cukup
dengan kubus dan balok, khususnya menentukan membuat siswa mampu mengidentifikasikan
panjang diagonal sisi dan diagonal ruang. permukaan tabung. Untuk mengatasi hal ini saya
membut alat peraga tabung ganda berupa kaleng roti yang dibungkus kertas dengan
ukuran sesuai kaleng tersebut, baik tutup maupun alas tabung. Ada bagian bungkus kaleng yang di lem dan ada pula yang digunting. Alat peraga seperti ini telah mempermudah siswa untuk menghitung luas permukaan tabung. Tapi untuk memperoleh hasil yang optimal siswa harus banyak
mengerjakan soal latihan baik secara berkelompok maupun individu dan sesekali
mengakses soal –soal dari internet.
Berlatih mengerjakan soal yang banyak dan dari berbagai sumber termasuk internet telah berdampak sangat baik bagi siswa karena mereka memperoleh banyak
Temuan Tak
Terduga dalam
Proses
Pembelajaran
Matematika di
SMPN 19
Purworejo
Juli Eko Sarwono,
Guru Matematika SMPN 19 Purworejo,
Jawa Tengah
1. Temuan pada Kompentensi Bangun Ruang Sisi berjalan dan menghasilkan hasil yang lebih baik, alat
Lengkung peraga yang dibutuhkan di arsip dan dikemas jadi satu dengan RPP.Catatan yang terjadi atau temuan- temuan
A.Kerucut (alas kerucut) pada saat pelaksanaan proses pembelajaran dicatat dan Pada saat saya melakukan pembelajaran matematika di ditulis tindak lanjutnya .Untuk melengkapi data SMP 19 Purworejo banyak sekali peristiwa saya kemampuan siswa tidak ada jelek nya menulis siswa temukan yang tidak diduga sebelumnya. Misalnya, pada yang perlu mendapat pendampingan.
pembelajaran materi bangun sisi lengkung kerucut. Pada
saat siswa membuat atau menggunting kertas bagian B. Bangun ruang sisi lengkung (tinggi dan sisi
alas sebuah kerucut, banyak siswa yang salah kerucut)
mengguntingnya. Akibatnya, kerucut yang terjadi tidak Pada pelaksanaan proses pembelajaran matematika bisa berdiri tegak. Langkah yang saya ambil adalah saya untuk mengembangkan kompentensi berkaitan dengan memberi waktu kepada siswa untuk mendiskusikannya bangun ruang sisi lengkung, saya menemukan hal yang secara berkelompok. Di samping itu saya menawarkan tidak diduga sebelumnya, yaitu siswa kebingungan kepada siswa yang bisa untuk tampil di depan menentukan tinggi bangun kerucut. Mungkin hal ini memberikan pemecahannya. Jika di kelas itu tidak disebabkan pada saat mengajar guru jarang menyiapkan seorang siswa pun ada yang bisa, saya memberikan alat peraga bangun kerucut secara kontektual. Siswa gambaran sederhana sebanyak 30 persen. hanya melihat gambar bangun kerucut di papan tulis. Untuk mengatasi kebingunan tersebut saya membawa Selanjutya siswa diminta mendiskusikannya. Bila sampai kerucut utuh sebagai gambaran pada siswa dan kerucut waktu yang disepakati selesai, maka pembelajaran kita belah, yaitu kerucut yang dibagi menjadi dua bagian tarik kesimpulan bersama dan bila ternyata siswa ada sehingga akan kelihatan ruang dalam kerucut tersebut. juga yang belum bisa ,maka siswa tersebut diberi Dengan bangun kerucut yang terbelah tadi siswa kesempatan bergabung dengan teman yang dianggap diminta untuk mengidentifikasi tinggi kerucut dan bisa memberikan penjelasan guru pun memantau bila panjang sisi kerucut. Selanjutnya siswa diminta untuk perlu membimbing dengan lemah lembut dan menghubungkan tinggi kerucut, sisi kerucut, dan jari-jari mendorong siswa untuk terus mencoba sampai lingkaran alas kerucut. Siswa secara berkelompok menemukan tujuan akhir dari materi yang akan menggambar segitiga siku-siku dari gabungan tinggi dicapai.Sekali lagi gurupun memberikan penekanan lagi kerucut, sisi kerucut, dan jari-jari alas kerucut. Temuan tentang tujuan akhir pembelajaran yang akan dicapai tadi membuat saya belajar dan harus memperbaiki
saat itu skenario pembelajaran pada RPP. Jika temuan tadi
dibiarkan, tidak dimanfaatkan untuk perbaikan, maka Selanjutnya saya segera merevisi RPP ,dan memperbaiki malapetaka berupa siswa tidak paham secara baik sekenario RPP bangun ruang sisi lengkung.Agar RPP tentang kerucut merupakan hal yang mesti terjadi. .
pengalaman. Pengaitan soal-soal dengan peragaan yang
C.Bangun Sisi Lengkung (Menentukan luas
sesuai telah membuat siswa menjadi mudah dalam
permukaan kerucut)
menyelesaikan soal-soal tersebut. Misal, menghitung Pada pembelajaran bangun ruang sisi lengkung:
perbadingan volum kerucut dan volum tabung menentukan dan menghitung luas permukaan kerucut,
dikaitkan dengan alat peraga kerucut yang berada siswa sering mengalami kesulitan menghitung
tepat di dalam tabung, menjadi mudah bagi siswa permukaan kerucut. Hal ini mungkin disebabkan
untuk mengerjakannya. Demikian juga menghitung pemahaman tentang luas kerucut disampaikan guru
perbandingan volum tabung dan volum bola menjadi secara tidak kontektual yaitu masih sebatas gambar
mudah ketika ada peragaan bola yang berada tepat di kerucut. Suatu ketika saya menyampaikannya dengan
dalam tabung. Singkat kata, setiap memberian soal menggunakan alat peraga dengan cara membuat dua
latihan pada siswa kita siapkan peraga yang berkaitan bangun kerucut ditempel jadi satu dengan dua alas
dengan soal tersebut. Namun, secara bertahap, kerucut. Bagian sisi kerucut yang kedua digunting
peragaan dari soal tersebut harus dibuat sendiri oleh vertikal, dan alas kerucut bagian bawah dilepas.
siswa sehingga tidak selalu tergantung pada guru, karena peragaan tersebut merupakan wujud Dari contoh kerucut tadi akan kelihatan kerucut utuh
pemahaman siswa terhadap soal tersebut. dibungkus kerucut yang ke dua, tapi akan terlihat
bungkus kerucut ke dua mengelupas. Dengan cara ini
ternyata bisa mejawab persoalan tadi sehingga siswa 2.Temuan Pada Kompetensi Balok dan Kubus
mampu menyelesaikan soal yang berkaitan dengan (Menentukan panjang diagonal sisi dan
menentukan luas kerucut. Dari pengalaman tadi, diagonal ruang)
Siswa mengalami kesulitan dalam membedakan kubus dalam satu pertemuan mengubah dan memperbaiki
dan balok dan banyak yang tidak dapat menghitung RPP lebih dari dua kali agar RPP bisa tepat sasaran
soal berkaitan dengan balok dan kubus. Mengapa yaitu RPP dapat menghantarkan siswa mampu
demikian? Usut punya usut ternyata urutan kegiatan menentukan luas permukaan kerucut.
pada RPP yang saya susun tidak mengajak siswa untuk bisa melihat bagian dalam dari kubus dan balok.
D.Tabung (menghitung luas permukaan
Setelah saya lengkapi kegiatan belajar siswa dengan
tabung)
kegiatan melihat bagian dalam kubus dan balok, siswa Pada pembelajaran menghitung luas permukaan
tampak lancar menyelesaikan soal-soal yang berkaitan tabung, penyajian gambar tabung , tidak cukup
dengan kubus dan balok, khususnya menentukan membuat siswa mampu mengidentifikasikan
panjang diagonal sisi dan diagonal ruang. permukaan tabung. Untuk mengatasi hal ini saya
membut alat peraga tabung ganda berupa kaleng roti yang dibungkus kertas dengan
ukuran sesuai kaleng tersebut, baik tutup maupun alas tabung. Ada bagian bungkus kaleng yang di lem dan ada pula yang digunting. Alat peraga seperti ini telah mempermudah siswa untuk menghitung luas permukaan tabung. Tapi untuk memperoleh hasil yang optimal siswa harus banyak
mengerjakan soal latihan baik secara berkelompok maupun individu dan sesekali
mengakses soal –soal dari internet.
Berlatih mengerjakan soal yang banyak dan dari berbagai sumber termasuk internet telah berdampak sangat baik bagi siswa karena mereka memperoleh banyak
BTL 2 dan 3 Menjawab Peran Guru
dalam Mengembangkan Potensi Siswa
jawaban tunggal yang paling tepat). alam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Tentang sistem pendidikan Nasional, Pasal 39,
D
ayat 2, Pendidik merupakan tenaga profesional Hal ini ketika kami melakukan pendampingan ke berbagai sekolah Mitra dan non Mitra (sekolah yang bertugas merencanakan dan melaksanakan prosesreplikasi) ternyata para Guru mencoba untuk pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
merumuskan pertanyaan tingkat tinggi yang dijabarkan pembimbingan dan pelatihan serta pengabdian kepada
pada lembar kerja dan mempraktikan dalam proses masyarakat . Sedangkan dalam pasal 32 ayat 1
pembelajaran hasilnya mampu memicu siswa untuk disebutkan bahwa pendidikan khusus merupakan
menyelidiki, menemukan, memecahkan masalah dan pendidikan bagi siswa yang memiliki tingkat kesulitan
mengkreasi. dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan
fisik, emosional, mental dan/atau memiliki potensi
Dalam pelatihan BTL 2 Unit 3 dan BTL 3 Unit 2b yang kecerdasan dan bakat yang istimewa.
mengupas tentang bagaimana Guru menggunakan lingkungan dan media yang merupakan potensi sumber Berdasarkan ketentuan tersebut dan pengalaman kami
belajar yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran, setelah mengikuti pelatihan dan pendampingan, BTL 2
dalam kontek ini pengalaman dilapangan dan 3 mampu menjawab dan memberikan pelatihan
G u r u b e r p e r a n y a n g s a n g a t b e s a r d a l a m megembangkan potensi belajar siswa, seperti yang ada dalam BTL 2 Unit 2A dan BTL 3 Unit 2A tentang bagaimana seorang Guru dapat merumuskan pertanyaan tingkat tinggi yang dikemas pada Lembar Kerja sehingga siswa diarahkan pada proses belajar kreatif dengan menggunakan proses berpikir divergen (proses berpikir ke macam-macam arah dan menghasilkan banyak alternatif penyelesaian) maupun proses berpikir konvergen (proses berfikir mencari
menunjukkan bahwa Guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator dari pada sebagai pengarah yang menentukan segala galanya bagi siswa. Sebagai fasilitator guru lebih banyak mendorong siswa (motivator) untuk mengembangkan inisiatif dalam menjajagi tugas- tugas baru. Guru harus bersifat lebih terbuka menerima gagasan-gagasan siswa dan lebih berusaha menghilangkan ketakutan dan kecemasan siswa yang menghambat pemikiran dan pemecahan masalah secara kreatif.
Suasana belajar yang kooperatif dan berlatih untuk memecahkan masalah seperti yang dilatihkan dalam BTL 2 unit 2A dan 2C dari hasil pengamatan kami dilapangan ternyata sangat digemari para siswa dan
secara runtut dan logis, aspek sosial menuntut siswa Guru dan ini sepertinya sudah menjadi suatu
untuk bekerja kooperatif sehingga membuahkan hasil kebiasaan pada sekolah-sekolah mitra dan replikasi
karya yang optimal hal seperti ini nampak sekali DBE3 karena menurut beberapa Guru yang kami
nuansanya pada sekolah mitra dan replikasi yang dampingi, hal ini sangat memungkinkan siswa
pernah kami kunjungi di Kabupaten Grobogan mengembangkan seluruh potensi kecerdasannya
nampak hasil karya dipajang baik itu di dalam maupun secara optimal. Suasana kegiatan belajar yang menarik,
dil luar kelas, dan hasil karya siswa yang dipajang interaktif, merangsang kedua belahan otak siswa
sebenarnya dapat dijadikan sebagai sumber belajar secara simbang, memperhatikan keunikan setiap siswa,
bersama semua warga sekolah bahkan ada sekolah serta melibatkan partisipasi aktif.siswa akan membuat
yang memiliki tempat tersendiri untuk mengkoleksi seluruh potensi siswa berkembang secara optimal.
hasil karya tersebut dan sebagai bukti bahwa guru Pemajangan hasil karya siswa dalam BTL 2 merupakan
memiliki peran yang sangat besar untuk pelatihan yang sangat tepat untuk mengapresiasi
mengembangkan kemampuan potensi siswa adalah kompetensi siswa dan pembelajaran kecakapan hidup
ketika ada show case ditingkat Kabupaten maupun antara lain mencakup aspek personal dimana seorang
provinsi bagaimana hasil karya siswa?....???... siswa dituntut untuk mampu mempresentasikan hasil
lua…ar….ar biasa, dan jangan lupa selanjutknya tugas pemikiran baik itu individu maupun mewakili
Guru adalah mengembangkan potensi siswa menjadi kelompoknya dihadapan teman-temannya. Aspek
kemampuan yang maksimal. akademik yang menuntut peran siswa untuk berfikir
BTL 2 dan 3 Menjawab Peran Guru
dalam Mengembangkan Potensi Siswa
jawaban tunggal yang paling tepat). alam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Tentang sistem pendidikan Nasional, Pasal 39,
D
ayat 2, Pendidik merupakan tenaga profesional Hal ini ketika kami melakukan pendampingan ke berbagai sekolah Mitra dan non Mitra (sekolah yang bertugas merencanakan dan melaksanakan prosesreplikasi) ternyata para Guru mencoba untuk pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
merumuskan pertanyaan tingkat tinggi yang dijabarkan pembimbingan dan pelatihan serta pengabdian kepada
pada lembar kerja dan mempraktikan dalam proses masyarakat . Sedangkan dalam pasal 32 ayat 1
pembelajaran hasilnya mampu memicu siswa untuk disebutkan bahwa pendidikan khusus merupakan
menyelidiki, menemukan, memecahkan masalah dan pendidikan bagi siswa yang memiliki tingkat kesulitan
mengkreasi. dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan
fisik, emosional, mental dan/atau memiliki potensi
Dalam pelatihan BTL 2 Unit 3 dan BTL 3 Unit 2b yang kecerdasan dan bakat yang istimewa.
mengupas tentang bagaimana Guru menggunakan lingkungan dan media yang merupakan potensi sumber Berdasarkan ketentuan tersebut dan pengalaman kami
belajar yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran, setelah mengikuti pelatihan dan pendampingan, BTL 2
dalam kontek ini pengalaman dilapangan dan 3 mampu menjawab dan memberikan pelatihan
G u r u b e r p e r a n y a n g s a n g a t b e s a r d a l a m megembangkan potensi belajar siswa, seperti yang ada dalam BTL 2 Unit 2A dan BTL 3 Unit 2A tentang bagaimana seorang Guru dapat merumuskan pertanyaan tingkat tinggi yang dikemas pada Lembar Kerja sehingga siswa diarahkan pada proses belajar kreatif dengan menggunakan proses berpikir divergen (proses berpikir ke macam-macam arah dan menghasilkan banyak alternatif penyelesaian) maupun proses berpikir konvergen (proses berfikir mencari
menunjukkan bahwa Guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator dari pada sebagai pengarah yang menentukan segala galanya bagi siswa. Sebagai fasilitator guru lebih banyak mendorong siswa (motivator) untuk mengembangkan inisiatif dalam menjajagi tugas- tugas baru. Guru harus bersifat lebih terbuka menerima gagasan-gagasan siswa dan lebih berusaha menghilangkan ketakutan dan kecemasan siswa yang menghambat pemikiran dan pemecahan masalah secara kreatif.
Suasana belajar yang kooperatif dan berlatih untuk memecahkan masalah seperti yang dilatihkan dalam BTL 2 unit 2A dan 2C dari hasil pengamatan kami dilapangan ternyata sangat digemari para siswa dan
secara runtut dan logis, aspek sosial menuntut siswa Guru dan ini sepertinya sudah menjadi suatu
untuk bekerja kooperatif sehingga membuahkan hasil kebiasaan pada sekolah-sekolah mitra dan replikasi
karya yang optimal hal seperti ini nampak sekali DBE3 karena menurut beberapa Guru yang kami
nuansanya pada sekolah mitra dan replikasi yang dampingi, hal ini sangat memungkinkan siswa
pernah kami kunjungi di Kabupaten Grobogan mengembangkan seluruh potensi kecerdasannya
nampak hasil karya dipajang baik itu di dalam maupun secara optimal. Suasana kegiatan belajar yang menarik,
dil luar kelas, dan hasil karya siswa yang dipajang interaktif, merangsang kedua belahan otak siswa
sebenarnya dapat dijadikan sebagai sumber belajar secara simbang, memperhatikan keunikan setiap siswa,
bersama semua warga sekolah bahkan ada sekolah serta melibatkan partisipasi aktif.siswa akan membuat
yang memiliki tempat tersendiri untuk mengkoleksi seluruh potensi siswa berkembang secara optimal.
hasil karya tersebut dan sebagai bukti bahwa guru Pemajangan hasil karya siswa dalam BTL 2 merupakan
memiliki peran yang sangat besar untuk pelatihan yang sangat tepat untuk mengapresiasi
mengembangkan kemampuan potensi siswa adalah kompetensi siswa dan pembelajaran kecakapan hidup
ketika ada show case ditingkat Kabupaten maupun antara lain mencakup aspek personal dimana seorang
provinsi bagaimana hasil karya siswa?....???... siswa dituntut untuk mampu mempresentasikan hasil
lua…ar….ar biasa, dan jangan lupa selanjutknya tugas pemikiran baik itu individu maupun mewakili
Guru adalah mengembangkan potensi siswa menjadi kelompoknya dihadapan teman-temannya. Aspek
kemampuan yang maksimal. akademik yang menuntut peran siswa untuk berfikir