Doakan,
Jangan Duakan
Rofiq Hudawiy
Doakan,
Jangan Duakan
Rofiq Hudawiy
Penerbit PT Elex Media Komputindo
Rofiq Hudawiy
© 2016, PT Elex Media Komputindo, Jakarta Hak cipta dilindungi undang-undang
Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Elex Media Komputindo Kompas - Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta 2016
716101834 978-602-02-95534
Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.
Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta Isi di luar tanggung jawab percetakan
Testimoni ...vii
Kata Pengantar ...ix
Thanks to ...xi
Jatuh Cinta! Anugerah atau Musibah? ... 1
Jodoh atau Bodoh ... 9
Bismillah, Aku Mencintaimu ... 17
Doakan, Jangan Duakan ... 25
Jarak untuk Menjaga, Bukan Menjauh ... 33
Sepenuh, Bukan Separuh ... 41
Menikahlah! Jangan Berkilah ... 47
Perbaiki Dirimu Sama dengan Perbaiki Jodohmu ... 57
Manja, Bagus atau Harus? ... 63
Sajak Cinta yang Bijak ... 67
Mantan? Maafkan atau Lupakan? ... 75
Sempurna ... 83
Baper ... 89
Daftar
Isi
vi
Pada Siapa Aku Jatuh Cinta? ... 95
Friend Zone (Zona Teman) ... 101
Tentang Penulis ... 107
Jatuh Cinta!
Anugerah
atau Musibah?
“Jatuh cinta adalah ketika kita memandangnya
dengan indah, merasa tenteram dan nyaman
ketika berada di dekatnya dengan penuh kasih
dan sayang selalu mengingatkan kita
pada sang penciptanya.”
—Rofiq Hudawiy
“A
ku mencintaimu”, “Aku sayang kamu”, “Aku butuh kamu”, “Aku ingin kamu”, “Aku rindu kamu”, entah ada beberapa macam variabel kalimat yang sering dipakai sebagian besar orang di muka bumi ini untuk mengekspresikan rasa cintanya pada wanita. Hampir sebagian besar wanita di muka bumi ini meleleh ketika seorang pria menatapnya seperti tatapan Robert Pattinson ketika menatap Kristen Stewart di film Twilight, lalu mengucap kata-kata di atas tepat beberapa centimeter saja di hadapan wajah si wanita.2
Lantas, sebenarnya jatuh cinta itu sendiri itu bagai-mana sih? Banyak orang menafsirkan jatuh cinta sampai sampai ilmuwan pun menganalisis jatuh cinta dari sudut pandang ilmu kimia. Pada sebuah situs edukasi di internet beberapa ilmuwan kimia mendefinisikan bahwa sebab jatuh cinta adalah munculnya senyawa feromon yang dihasilkan oleh kelenjar endoktrin pada tubuh. Dalam tubuh serangga, senyawa feromon ini digunakan untuk menarik lawan jenis. Ilmuwan pun menemukan bahwa manusia juga menghasilkan senyawa feromon dalam tubuhnya sehingga membuat manusia saling tertarik kepada lawan jenisnya.
Kalau menurut saya pribadi, jatuh cinta adalah ketika tiba tiba mulut kita susah ngomong, tangan dan kaki kita gemeteran ketika berada tepat di depan titik cinta, yaitu manusia yang kita cintai. Lalu, senyum-senyum sendiri ketika melihatnya dari jauh, melihat pesan balasan darinya di ponsel dan marah, sedih, cemburu sekalipun hanya gara gara dia lama membalas chat kita. Juga ketika pikiran kita tiba-tiba hilang fokus karena seharian saja tidak ada kabar. Itu yang saya rasakan ketika jatuh cinta. Tapi, saya nggak bakalan lagi ngebahas apa itu definisi cinta karena saya yakin kalian semua juga punya pendapat sendiri sendiri tentang hal itu karena ada yang lebih menggelisahkan hati dan otak saya tentang jatuh cinta.
3
Beberapa minggu ini saya menggelisahkan dua hal tentang jatuh cinta yang berhasil membuat intensitas tidur saya kurang di malam hari dan lebih di pagi hari. Dua hal yang muncul sebagai pertanyaan di otak saya adalah anugerah atau musibah? Iya jatuh cinta itu anugerah atau musibah? Kenapa muncul pertanyaan seperti itu? Karena dalam tempo dua minggu ini ada lebih dari lima orang yang datang kepada saya dengan dua ekspresi yang berbeda.
Pertama, ada sebagian orang yang datang dengan ekspresi kebahagiaan seperti seorang yang menang undian karena sedang merasakan jatuh cinta dan berbalas. Kedua, ada sebagian lagi orang yang datang dengan ekspresi kesedihan yang sangat seperti barusan beli pulsa sejuta lalu habis tiba tiba gara gara lupa maketin data internet unlimited karena merasakan jatuh cinta tapi tak berbalas cintanya.
Dua hal itulah yang membuat labirin-labirin otak saya semakin kencang menghabiskan asupan darah dari jantung yang makin keras memompanya. Sebenarnya, jatuh cinta itu anugerah atau musibah? Anugerah yang membuat setiap siapa saja yang disapa olehnya merasa bahagia ataukah musibah yang membuat sedih siapa saja yang disapa olehnya.
Kegelisahan itulah yang membuat saya semakin terpacu untuk mencari jawaban dari kegelisahan saya. Duduk
Jatuh Cinta! Anugerah atau Musibah?
4
berjam-jam di depan buku adalah hal yang biasanya lang-ka dilakulang-kan oleh seorang Rofiq Hudawiy. Bahlang-kan sa king langkanya, hal ini akan dijadikan ikon dari Museum Louvre yang merupakan salah satu museum terbesar di dunia. Setelah kegelisahan ini muncul, saya menjadi orang yang paling betah berlama-lama berjibaku dengan buku tentang jatuh cinta dan menghabiskan bercangkir-cangkir kopi yang membuat kantung mata saya menghitam gara-gara jarang tidur. History internet saya yang biasanya dipenuhi oleh YouTube tiba-tiba penuh dengan ensiklopedia yang membuat kuota internet prabayar saya meningkat drastis dan membuat ibu berteriak-teriak seperti Ahmad Albar ketika konser akbarnya bersama God Bless.
Berbagai analisis dan sudut pandang saya dapatkan tentang jatuh cinta. Namun, yang paling menarik untuk saya bahas adalah sudut pandang kapita selekta hukum Islam yang di dalamnya ada pembahasan fikih cinta. Kenapa menarik? Karena menganalisis jatuh cinta dengan sudut pandang fikih cinta menggunakan Al-Qur’an sebagai solusi terlengkap dan utama setiap permasalahan yang ada dan pasti kita menemukan jawaban di dalamnya.
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya,
dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.
5
“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar benar terdapat tanda tanda bagi kaum yang berpikir.”
(QS. Ar-Rum: 21)
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita, anak-anak, harta
yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang binatang ternak dan ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia
dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.”
(QS. Ali Imran: 14)
Jatuh cinta? Dari Al-Qur’an saya bisa memahami bahwa jatuh cinta adalah ketika kita memandangnya dengan indah, merasa tenteram, dan nyaman ketika berada di dekatnya dengan penuh kasih dan sayang selalu mengingatkan kita pada yang menciptakannya. “Memandangnya dengan indah”. Saya termasuk orang yang memercayai teori bahwa jatuh cinta bisa terjadi pa-da panpa-dangan pertama tanpa tahu dia siapa? Bagaimana dan mengapa? Setinggi apa pun kriteria, akan hilang ketika jatuh cinta pada pandangan pertama. Ketika Allah menghadirkan keindahan yang sangat saat kita pertama kali memandangnya kita bisa apa selain tak beranjak pada kordinat yang sama menikmati setiap detik yang berlalu tetap pada posisi semula berharap waktu bisa dihentikan untuk sesaat bahkan selamanya.
Jatuh Cinta! Anugerah atau Musibah?
Rofiq Hudawiy Lahir di Nganjuk, 10 Juli 1994. Sarjana Hukum Islam yang baru diwisuda ini sedang menghimpun doa agar dapat me-lanjut kan studinya. Menyukai du-nia tulis-menulis sejak SMA. Karya-nya berupa puisi dan cerpen mulai dimuat di media massa sejak tahun 2012. Buku pertamanya adalah Cerita ABG
Bocah Banyak Tingkah (2012). Salah satu cerpennya masuk
di buku Ibuku Berbeda, Dia Punya Lebih dari Sekadar Cinta (2013). Lalu buku ketiganya yaitu Gus, Satu Kata Banyak
Tawa (2015).
Rofiq hobi ngobrol tentang cinta, beribadah dengan tawa, bersedekah dengan senyum, dan bertakwa dengan manja. Penulis bisa dapat dihubungi melalui Twitter @ rofiqhudawy dan Instagram @rofiqhudawy.