• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skenario Bertugas di Puskesmas.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Skenario Bertugas di Puskesmas.docx"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

SKENARIO

Bertugas Di Puskesmas

Dokter a baru saja menyelesaikan pendidikannya si salah satu pendidikan kedokteran di Jakarta berdasarkan surat keputusan mentri kesehatan dokter A ditempatkan di salah satu puskesmas di kelurahan Kalimantan timur. Hari ini adalah hari pertamanya bertugas di puskesmas dan dia teringat pada saat dia memilih fakultas kedokteran untuk memenuhi cita-citanya menjadi dokter. Disamping mlaksanakan tugas memeriksa dan mengobatinpasien yang datang berobat , dokter A memberikan konsultasi dan penyuluhan kesehatan bagi masyarakat di ruang lingkup puskesmas tempatnya bertugas. Sebagai dokter muslim yang profesional dan dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan yang prima, dokter A selalu berupaya untuk teteap mengikuti perkembangan ilmu kedokteran melalui fasilitas dan sarana yang tersedia

Kata Sulit

1. Puskesmas: Pusat Kesehatan Masyarakat, polikliknik di tingkat kecamatan tempat rakyat menerima pelayanan kesehatan dan penyuluhan

2. Konsultasi: Diskusi untuk mendapatkan suatu kesimpulan 3. Fakultas: Tempat mempelajari suatu bidang ilmu

4. Profesional: Ahli pada bisang tertentu 5. Prima: Pertama, utama, sangat baik

6. Dokter Muslim: Sebuah profesi dalam bidang kesehatan yang membantu mahluk hidupdalam meningkatkan kualitas kesehatannyadengan mengikuti syariat Islam

7. Pasien: Orang yang menderita penyakit

8. Fasilitas: Sarana untuk melancarkan pelaksanaan kegiatan

9. Sarana: Segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai tujuan 10. Penyuluhan: Proses atau cara memberi penjelasan, petunjuk, dsb

11. Memeriksa: Melihat atau menyelidiki dengan teliti untuk mengetahui suatu keadaan

Pertanyaan

1. Apakah hubungan kesehatan yang prima dengan perkembangan ilmu kedokteran? 2. Apa latar belakang dan tujuan dilakukan penyuluhan?

3. Bagaimana syarat dan cara menjadi dokter muslim profesional? 4. Bagaimana bentuk penyuluhan yang dilakukan oleh dokter? 5. Bagaimana cara dokter untuk beradaptasi di lingkungan kerjanya? 6. Mengapa dokter harus mengikuti perkembangan ilmu?

7. Bagaimana cara dokter mengikuti perkembangan ilmu kedokteran di tempat yang memiliki fasiltas dan sarana yang terbatas?

8. Siapakah yang berhak memberikan penyuluhan dan konsultasi? Dokter berpengalaman atau dokter baru?

9. Apa perbedaan dokter muslim dan dokter pada umumnya? 10. Apa tugas dan tanggung jawab sebagai seorang dokter? 11. Apa saja yang mencakup ruang lingkup Puskesmas?

(2)

12. Bagaimana cara mengaplikasikan perkembangan ilmu kedokteran sesuai dengan syariat Islam?

Jawaban

1. Dengan mengikuti ilmu kedokteran dapat menangani masalah pasien dengan efektif dan efisien

2. Latar belakang: Kurangnya kesadaran masyarakat akan masalah kesehatan dan minimnya pengetahuan tentang kesehatan

Tujuan: Mungurangi angka penderita (morbiditas) masyarakat, memberikan pengetahuan kepada masyarakat akan pentingnya kesehatan, menciptakan lingkungan yang sehat 3. Mencapai 7 kompetensi dokter dan memahami syariat Islam

4. Presentasi, demokrasi, konseling, media cetak, iklan

5. Mengenali sosial budaya setempat, pendekatan masyarakat, mengenali masalah lingkungan yang sering terjadi, menganalisa laporan masalah kesehatan daerah setempat 6. Agar penanganan lebih efektifdan efisien sehingga mengurangi terjadinya komplikasi

karena penyakit itu terus berkembang

7. Berkomunikasi dengan dokter di daerah lain yang memiliki fasilitas yang memadai, selalu membaca buku edisi terbaru

8. Semua dokter berhak memberikan penyuluhan yang sesuai dengan kompetensinya dan berdasarkan sumber yang valid

9. Proses penanganan pasien selalu sesuai dengan syariat Islam

10. - Memberikan pelayanan kesehatan yang prima sesuai dengan 7 kompetensi dokter - Sebagai konsultan kesehatan

- Untuk mengabdikan diri kepada masyarakat dalam bidang kesehatan - Mengidentifikasi suatu penyakit serta menanggulanginya

11. Imunisasi, vaksin, khitan, KB, pemeriksaan kehamilan rutin, pelayanan kesehatan primer, gizi

12. Mencapai 7 kompetensi dokter dan memahami syariat Islam Hipotesis

Dokter muslim profesional adalah dokter yang memiliki 7 kompetensi dokterdan sesuai dengan syariat Islam dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab dan dokterharus mengikuti perkembangan ilmu kedokteran agar dapat melakukan pelayanan kesehatan masyarakat yang efektif dan efisien

(3)

SASARAN BELAJAR

Li.1. Mempelajari dan Memahami Hal-hal yang Diperlukan Untuk Menjadi Dokter Lo.1.1. Etika sebagai Dokter

Lo.1.2. Bioetik Sebagai Dokter

Lo.1.3. Profesionalisme Sebagai Dokter Lo.1.4. Kewajiban Dokter

Lo.1.5. Tujuh Kompetensi Dokter

Li.2. Mempelajari dan Memahami Hal-hal Dasar yang Diperlukan Untuk Menjadi Dokter Muslim

Lo.2.1. Pengertian Dokter Muslim Lo.2.2. Perilaku Islami

Lo.2.3. Kompetensi Dokter Muslim

Lo.2.4. Berpengetahuan dan Berketrampilan Dasar Lo.2.5. Ciri-ciri Dokter Muslim

Lo.2.6. Berbagai Masalah Kedokteran Kontemporer (Al-Mustajiddat) Li.3. Mempelajari dan Memahami Kewajiban Menuntut Ilmu dalam Islam

(4)

Li.1. Mempelajari dan Memahami Hal-hal Dasar yang Diperlukan Untuk Menjadi Dokter

Lo.1.1. Etika Sebagai Dokter

Etik (Ethics) berasal dari kata Yunani ethos, yang berarti akhlak, adat kebiasaan, watak, perasaan, sikap, yang baik, yang layak. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Purwadarminta, 1953), etika adalah ilmu pengetahuan tentang azas akhlak. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa. Indonesia dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1988), etika adalah:

1. Ilmu tentang apa yang baik, apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral 2. Kumpulan atau seperangkat asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak

3. Nilai yang benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat

Menurut Kamus Kedokteran (Kamali dan Pamuncak,1987), etika adalah pengetahuan tentang perilaku yang benar dalam satu profesi.

Dalam buku etika kedokteran & hukum kesehatan, yang dimaksud dengan etika adalah ilmu yang mempelajari azas akhlak, sedangkan etik adalah seperangkat asas atau nilai yang berkaitan dengan akhlak seperti dalam Kode Etik.

Etik profesi kedokteran merupakan seperangkat perilaku para dokter dan dokter gigi dalam hubungannya dengan pasien, keluarga, masyarakat, teman sejawat dan mitra kerja. Rumusan perilaku para anggota profesi disusun oleh organisasi profesi bersama-sama pemerintah menjadi suatu kode etik profesi yang bersangkutan. Tiap-tiap jenis tenaga kesehatan telah memiliki Kode Etiknya, namun Kode Etik tenaga kesehatan tersebut mengacu pada Kode Etika kedokteran Indonesia (KODEKI).

Tujuan pendidikan etika dalam pendidikan dokter adalah untuk menjadikan calon dokter lebih manusiawi dengan memiliki kematangan intelektual dan emosional. Dalam pekerjaan profesi sangat dihandalkan etik profesi dalam memberikan pelayanan kepada publik. Etik profesi merupakan seperangkat perilaku anggota profesi dalam hubungannya dengan orang lain. Pengamalan etika membuat kelompok menjadi baik dalam arti moral.

Ciri-ciri etik profesi adalah sebagai berikut. 1. Berlaku untuk lingkungan profesi

2. Disusun oleh organisasi profesi bersangkutan 3. Mengandung kewajiban dan larangan

4. Menggugah sikap manusiawi.

Beauchamp and Childress (1994) menguraikan bahwa untuk mencapai suatu keputusan etik diperlukan 3 kaidah dasar moral (moral principle) dan beberapa peraturan di bawahnya. Ke 3 kaidah dasar moral tersebut adalah:

(5)

1. Prinsip otonomi, yaitu prinsip moral yang menghormati hak-hak pasien, terutama hak otonomi pasien (the rights to self determination). Prinsip moral inilah yang kemudian melahirkan doktrin informed consent.

2. Prinsip beneficence, yaitu prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang ditujukan untuk kebaikan pasien. Dalam beneficence tidak hanya dikenal perbuatan untuk kebaikan saja, melainkan juga perbuatan yang sisi baiknya (manfaat) lebih besar daripada sisi buruknya (mudharat).

3. Prinsip non-maleficence, yang prinsip moral yang melarang tindakan yang memperburuk keadaan pasien. Prinsip ini dikenal sebagai “primum non nocere” atau “ above all do no harm”

Lo.1.2. Bioetik Sebagai Dokter

Bioetik berasal dari kata bios yang berarti kehidupan dan ethos yang berarti norma-norma atau nilai-nilai moral. Bioetika atau bioetika medis merupakan studi interdispliner tentang masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran, baik skala mikro mauapun makro, masa kini dan masa mendatang (Bertens, 2001). Bioetika mencakup isu-isu sosial, agama, ekonomi dan hukum bahkan politik. Bioetika selain membicarakan bidang medis, seperti abortus, euthanasia, transplantasi organ, teknologi reproduksi buatan, dan rekayan genetic, membahas pula masalah kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam lingkup kesehatan masyarakat, hak pasien, moralitan penyembuhan tradisional, lingkungan kerja, demografi, dan sebagainya. Bioetika memberi perhatian yang besar pula terhadap penelitian kesehatan pada manusia dan hewan percobaan.

Bioetik mencakup etika kedokteran dan lingkungan hidup (Macer, 2006). Yang menyangkut etik lingkungan hidup misalnya pembangunan berkelanjutan (sustainable development), pemanasan global (global warming) dan krisis energy (energy crisis). Bidang genetika membahas masalah-masalah bioetik, rekayasa genetic, The Human Genome Project, Eugenics dan lain-lainnya, sedangkan bidang kedokteran membahas segi bioetik semua masalah yang berkaitan dengan kemajuan dalam bidang biologi dan ilmu kedokteran tersebut di atas.

Masalah bioetika mulai diteliti pertama kali oleh Institute for the Studdy of Society, Ethics and the Life Sciences, Hasting Center, New York (Amerika Serikat) pada tahun 1969. Kini terdapat banyak lembaga di dunia yang menekuni penelitian dan diskusi mengenai berbagai isu etika biomedik. Bioetika mengkaji isu-isu etis yang berhubungan dengan masyarakat luas dan makhluk hidup keseluruhannya, jadi tidak membahas masalah medis saja, tetapi juga isu-isu sosial, ekonomi, budaya, hukum, bahkan politik.

Di Indonesia, bioetika baru berkembang lebih satu dekade terakhir yang dipelopori oleh Pusat Pengembangan Etika Universitas Atma Jaya Jakarta. Perkembangan ini sangat menonjol setelah Universitas Gajah Mada Yogyakarta yang melaksanakan pertemuan Bioethics 2000; An International Exchange dan Pertemuan Nasioal I

(6)

Bioetika dan Humaniora pada bulan Agustus 2000. Pada waktu itu, Universitas Gajah Mada juga mendirikan Center for Bioethics and Medical Humanities. Kegiatan yang berkaitan dengan etik biomedis dan humaniora kesehatan di Indonesia makin berkembang dengan terselenggaranya Pertemuan Nasional II Bioetika dan Humaniora pada tahun 2002 di Bandung, pertemuan ke-III di Jakarta (2004), ke-IV di Surabaya (2006), ke-V di Medan (2009), dan ke-VI di Semarang (2012). Dengan telah terbentuknya Jaringan Bioetik dan Humaniora Kesehatan Indonesia (JBHKI) pada tahun 2002, diharapkan studi bioetik akan lebih berkembangan dan tersebar luas di seluruh Indonesia pada masa mendatang.

Humaniora atau humanities merupakan pemikirana yang berkaitan dengan martabat dan kodrat manusia, seperti yang terdapat dalam sejarah, filsafat, etika, agama, bahasa, dan sastra

Lo.1.3. Profesionalisme Sebagai Dokter

Profesional berasal dari kata “profesi”. Menurut KBBI (2008) profesionalisme adalah “tindak tanduk yang merupakan ciri dari suatu profesi” . Dalam bahasa Indonesia profesionalisme dapat diartikan sebagai seperangkat nilai-nilai, perilaku, dan hubungan dengan dasar kepercayaan publik kepada dokter. Profesionalisme sebagai kontrak sosial. Kontrak sosial itu seperti hubungan kelompok profesi dengan masyarakatnya.

Gambar 2.2 Kontrak Sosial (Cruess SR dan Cruess RL, 2009).

Profesi kedokteran (medical profession) terdiri atas dokter (individual physicians), organisasi profesi, dan institusi (medicine’s institutions). Masyarakat (society) terdiri atas pasien dan publik umum (general public), serta pemerintahan yang dibentuk oleh politisi (politicians) dan pegawai sipil (civil servants). Pengaruh eksternal yang dapat mempengaruhi kontrak ini sistempelayanan kesehatan, kerangka peraturan, serta media. Profesionalisme disajikan sebagai dasar hubungan kedokteran dengan masyarakat sebagai satu kesatuan.

Nilai-nilai profesionalisme dapat berubah seiring dengan perubahan perubahan nilai sosial di masyarakat yang diperkuat oleh media sebagai pembentuk opini publik. Pendapat publik sering ditunjukkan dengan pola voting. Hubungan penduduk dengan pemerintahan menjadi hal yang sangat penting dalam penentuan struktur pelayanan

(7)

kesehatan. Kebijakan publik yang dihasilkan pemerintah memberikan pengaruh besar terhadap sistem pelayanan kesehatan dan selanjutnya mempengaruhi kontrak sosial (Cruess SR dan Cruess RL, 2006).

Prinsip- prinsip Profesionalisme

Profesionalisme memiliki beberapa prinsip dalam pelaksanaannya. Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh Stern, terdapat lima prinsip utama, yaitu (Arnold dan Stern, 2006; Kanter, et al, 2013):

a. Excellence (Keunggulan)

Dokter senantiasa terus belajar untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan. b. Accountability (akuntabilitas)

Dokter hendaknya dapat mempertanggungjawabkan tindakan yang telah dibuat, serta menerima konsekuensinya.

c. Altruism (altruisme)

Dokter hendaknya mendahulukan kepentingan pasien di atas kepentingan pribadi. Komunikasi yang baik dengan pasien dan menghormati kebutuhan pasien dari merupakan bagian dari aspek ini.

d. Humanism (humanisme)

Humanisme merupakan rasa perikemanusiaan yang meliputi rasa hormat (respect), rasa kasih (compassion), empati, serta kehormatan dan integritas (honor and integrity). e. Collegiality (teman sejawat)

Di antara teman sejawat dokter hendaknya terjalin rasa kebersamaan, kekeluargaan, dan keakraban sehingga dalam menjalankan profesinya dapat saling membantu, mendukung, dan belajar dengan penuh pengertian

Profesionalisme Kedokteran di Indonesia

Profesionalisme menjadi bagian dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia pada tahun 2012. Pasal mengenai profesionalisme terdapat pada pasal delapan Kode Etik Kedokteran Indonesia (2012) dengan bunyi “ Seorang dokter wajib dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan secara berkompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia”. Di dalam Standar Kompetensi Dokter Indonesia 2012, profesionalisme dokter terdapat pada area kompetensi satu yaitu “Profesionalitas yang luhur”. Hal tersebut sesuai dengan amanat yang tersirat di dalam peraturan perudang-undangan, antara lain:

a) Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. b) Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

c) Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit d) Undang-undang nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan

(8)

Sosial Nasional (SJSN),

Lo.1.4. Kewajiban Sebagai Dokter Kewajiban dokter

Menurut kode etik kedokteran Indonesia(kodeki) kewajiban sebagai dokter adalah sebagai berikut :

KEWAJIBAN UMUM Pasal 1

Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dokter. Pasal 2

Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi.

Pasal 3

Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.

Pasal 4

Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri. Pasal 5

Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien, setelah memperoleh persetujuan pasien.

Pasal 6

Setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.

Pasal 7

Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya.

Pasal 7a

Seorang dokter harus, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.

Pasal 7b

Seorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya yang dia ketahui memiliki kekurangan

(9)

dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan, dalam menangani pasien

Pasal 7c

Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak sejawatnya, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasien

Pasal 7d

Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup makhluk insani.

Pasal 8

Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus memperhatikan kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif), baik fisik maupun psiko-sosial, serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya.

Pasal 9

Setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati.

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN Pasal 10

Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ini ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan pasien, ia wajib merujuk pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.

Pasal 11

Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam beribadat dan atau dalam masalah lainnya.

Pasal 12

Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.

Pasal 13

Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.

(10)

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWAT Pasal 14

Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.

Pasal 15

Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis.

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP DIRI SENDIRI Pasal 16

Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik.

Pasal 17

Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran/kesehatan.

Dalam Undang-undang No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran pasal 51 dinyatakan bahwa kewajiban dokter dan dokter gigi adalah :

a. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien;

b. Merujuk pasien ke dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan;

c. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia;

d. Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya; dan

e. Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau kedokteran gigi.

Lo.1.5. Tujuh Kompetisi Sebagai Dokter Seven-Star Doctor

1. Care Provider = Penyedia Pelayanan Kesehatan dan Perawatan

Makna = Selain memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada pasien, pelayanan tersebut harus dilandasi dengan rasa peduli

2. Decision Maker = Pengambil Keputusan

Makna = Mengambil keputusan secara cepat dan tepat terutama pada keadaan gawat darurat.

3. Communicator = Komunikator Yang Baik

Makna = Memiliki kemampuan komunikasi yang baik karena untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang baik pada pasien seorang dokter harus aktif berkomunikasi.

(11)

5. Makna = Hampir semua proses pelayanan kesehatan yang dilakukan membutuhkan kerjasama tim. Maka, dokter dituntut untuk dapat bekerjasama dalam tim dan memiliki jiwa kepemimpinan yang baik.

6. Manager = Pengelola

Makna = Mampu mengatur dan mengkondisikan keadaan sehingga tercipta suatu sistem yang efektif dan efisien.

7. Researcher = Peneliti

Makna = Seiring berkembangnya IPTEK, dokter harus turut berkembang dan belajar sepanjang hayat agar terus dapat memberikan pelayanan kesehatan secara profesional.

8. IMTAQ = Iman dan Taqwa

Makna = Sebagai seorang dokter kita harus tetap ingat bahwa yang memberikan kesembuhan dan kesehatan adalah Allah Swt. semata, dan dokter hanyalah sebuahperantara dari Allah Swt.

Li.2. Mempelajari dan Memahami hal-hal dasar yang diperlukan untuk menjadi dokter muslim

Lo.2.1. Pengertian Dokter Muslim

Dokter yang beragama Islam, menguasai ilmu kedokteran dan dalam melaksanakan tugas profesi serta kehidupannya sejalan dengan atau berdasarkan syariat Islam. Hukum menuntut ilmu kedokteran dalam islam adalah fardi khifayah. Fardu khifayah adalah status hukum dari sebuah aktivitas dalam Islam yang wajib dilakukan, namun bila sudah dilakukan oleh muslim yang lain maka kewajiban ini gugur

Lo.2.2. Perilaku Islami

1 Menerapkan 5 S (Senyum, salam, sapa, sopan, dan santun.

2 Menjadikan semua aktivitasnya sebagai ibadah, memulai sesuatu dengan basmalah dan mengakhirinya dengan hamdalah.

3 Waktu memeriksa/merawat lawan jenis, selalu minta seorang perawat atau anggota keluarga mendampinginya.

4 Mempertanggungjawabkan tindakan yang dilakukannya.

5 Berprinsip kalau pasiennya sembuh, bukan dia yang menyembuhkan tetapi Allah swt.

6 Permintaan informed concent.

7 Mengingatkan pasiennya untuk berobat dengan yang halal. 8 Mengingatkan pasiennya untuk makan dan minum yang halal.

(12)

Lo.2.3. Kompetensi Dokter Muslim

1 Menjalani kehidupannya sebagai seorang muslim, beriman, beramal saleh, dan bertakwa kepada Allah swt tanpa terikat oleh ruang dan waktu.

2 Menjalankan profesi dalam bidang pelayanan kesehatan dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan syariat Islam.

3 Menguasai dan menjalankan ibadah (ammah dan mahdhah), sesuai dengan syariat Islam.

Lo.2.4. Berpengetahuan dan Berketrampilan Dasar

1 Mampu Baca tulis al-Quran dan hafal surat-surat pendek 2 Mampu menjadi imam shalat (semua jenis shalat) 3 Mampu memimpin ritual keagamaan:

4 Merawat, memandikan, mengkafani Jenazah 5 Mampu menjadi dai/khatib

6 Mampu menerapkan nilai ke-Islaman dalam praktik kedokteran Lo.2.5. Ciri-ciri Dokter Muslim

1 Beriman dan Bertaqwa

2 Penyayang, Penghibur, Murah Senyum 3 Sabar, Rendah Hati, Toleran

4 Tenang sekalipun dalam keadaan kritis 5 Peduli terhadap Pasien

6 Memandang semua pasien sama 7 Pemberi Nasehat

8 Menjaga kesehatan sendiri 9 Suci hatinya & dapat dipercaya 10 Berilmu pengetahuan.

Lo.2.6. Berbagai Masalah Kedokteran Kontemporer (Al-Mustajiddat) 1 Pengobatan dengan bahan yang diharamkan.

2 Pengobatan oleh lain jenis, beda agama.

3 Operasi kecantikan/bedah plastic

(memperbesar,memperkecil organ tubuh tertentu) 4 Operasi ganti kelamin

5 Operasi selaput dara. 6 Donor dan Transfusi darah,

7 Komersialisasi jaringan dan organ tubuh. 8 Aborsi dengan berbagai alasannya

(13)

DOKTER

MUSLIM

Sebagai profesional dlm bidang kesehatan  Profesional  Menjaga penampilan  Sabar

 Mengikuti perkembangan Iptek Ked.

 Amanah

 Meminta bantuan Allah

 Memuliakan insani

 Mendengarkan pasiennya.

 Rendah hati

 Menghormati spesialisasi

 Tidak bersumpah palsu.

 Memelihara rahasia medis

 Tidak menolak mengobati pasien kecuali yg dilarang dalam Islam

 Tdk merahasiakan ilmunya

 Menjelaskan penyakit pasien dg bijaksana

 Berperilaku simpatik kepada pasien

 Memanggil pasien dg menyebut namanya. Sebaga i Hamba Allah  Berakidah yg benar  Melaksanak an ibadah mahdhah (wajib dan Sunnah  Bersyariah dan Hubungannya dengan Batasan Hukum Islam:  Memahami batasan hukum Islam yg terkait dg kesehatan  Mengetahui batasan rukhshah dan azimah hukum Islam terkait dengan kesehatan

 Mengatahui batasan darurat.  Mengetahui hukum Islam

yang terkait

Dokter Muslim = Dai dan Pemimpin

umat

(14)

Li.3. Mempelajari dan Memahami Kewajiban Menuntut Ilmu menurut Islam Lo.3.1. Kewajiban Menuntut Ilmu dalam Islam

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba – hambanya hanyalah ulama (orang berilmu)” (Q.S. faatir:28)

Nabi Muhammad S.A.W. bersabda:

"Barangsiapa menginginkan soal-soal yang berhubungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmunya; dan barangsiapa yang ingin (selamat dan berbahagia) di akhirat, wajiblah ia mengetahui ilmunya pula; dan barangsiapa yang menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duannya pula." (HR. Bukhari dan Muslim)

“Allah meninggikan beberapa derajat (tingkatan) orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang- orang yang berilmu (diberi ilmu pengetahuan) dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. Al-Mujadalah:11)

Menuntut ilmu adalah fardu bagi setiap muslim bagi laki-laki maupun perempuan (HR. Ibnu Abdul Al-Bari).

Tidak ada ilmu yang lebih penting setelah persoalan halal dan haram (ilmu al-Fiqh) untuk di pelajari kaum muslimin kecuali kedokteran (Imam Syafi’i).

Qur’an Surah Adz-Dzariyat : 21

ممككسسفكنمأس ي فف وس

ج

نموركصفبصتك لسفأس

۝

(15)

DAFTAR PUSTAKA

 Prof. dr. M. Jusuf Hanafiah, Sp.OG(K) dan Prof. dr. Amri Amir, Sp.F(K), DFM, SH, Sp.Akup.2016.Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan.Jakarta:EGC

Aliwarman, Fauzul. Juni 2009. LIGA HUKUM. Volume 1. Nomor 2.

 Zuhroni. 2010. Dasar dan Sumber Syariat Islam. Jakarta:Bagian Agama Islam Universitas Yarsi

Gambar

Gambar 2.2 Kontrak Sosial (Cruess SR dan Cruess RL, 2009).

Referensi

Dokumen terkait

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Muhammadiyah Jember Hak Bebas Royalty Noneksklusif (Non Exclusive Royalty-Free

IPG Kampus Tun Hussien Onn Batu Pahat, Johor Darul Takzim SUMITRA KAN FONG KUEN FONG KUEN i.. Jadual

Hasil pengujian akurasi jumlah data latih terhadap nilai K dan ukuran citra terbaik untuk sapi bali jantan dapat dilihat pada Tabel 10. Gambar 5 Grafik Perbandingan

 Expanding Maternal and Neonatal Survival  (EMAS) adalah program Kementrian Kesehatan Republik Indonesia yang didanai oleh United States  Agency for International

Pendidikan, Pelayanan, dan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap peningkatan penerimaan Pajak Pertambahan Nilai di Kantor

 Nefropati urat kronik atau Gouty nefropati adalah suatu keadaan penumpukan asam urat atau kristal urat pada parenkim dan lumen tubulus yang secara independen dapat

Ketika sitokinin diaplikasikan, pertumbuhan tunas lateral pada perlakuan tanpa kapur sebanding dengan atau lebih baik dari pada yang diamati pada perlakuan dengan kapur

mengenakan batik.Pegusul memperkenalkan jilbab batik yang modern dapat digunakan untuk semua kalangan dan harga berahabat dengan judul “Jilbab Batik, Muslimah