• Tidak ada hasil yang ditemukan

Standar Puskesmas Dinkes Prov Jatim (Contoh SOP Semua Pegawai PKM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Standar Puskesmas Dinkes Prov Jatim (Contoh SOP Semua Pegawai PKM)"

Copied!
260
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari pembangunan nasional mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan pasal 5 menyebutkan bahwa setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau.

Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama di satu wilayah kecamatan atau bagian wilayah kecamatan yang difungsikan sebagai Gate Keeper dalam pelayanan kesehatan, harus dapat memberikan jaminan terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat dan perorangan yang paripurna, adil, merata, berkualitas dan memuaskan masyarakat

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010– 2014 yang tercantum pada Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 adalah meningkatkan umur harapan hidup dari 70,7 tahun menjadi 72 tahun, menurunkan Angka Kematian Ibu dari 228 per 100.000 persalinan menjadi 118 per 100.000 persalinan, menurunkan Angka Kematian Bayi dari 34 per 1000 kelahiran hidup menjadi 24 per 1000 kelahiran hidup dan menurunkan prevalensi gizi kurang dari 18,4% menjadi 15% pada anak balita.

Paradigma baru di bidang kesehatan merespon berbagai perubahan dan tantangan, maka ditetapkan visi Kementerian Kesehatan yaitu masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat dan berkeadilan dengan salah satu misinya mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat diwilayah kerjanya. Strategi yang diambil antara lain dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, bermutu, merata, terjangkau dan berkesinambungan

Mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 – 2014, pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan strategi meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan terutama bagi masyarakat miskin. Data bulan September tahun 2013, jumlah Puskesmas di Jawa Timur adalah 960 Unit, Puskesmas Rawat Jalan 414 Unit, Puskesmas Rawat Inap sebanyak 546 Unit, Puskesmas Rawat Inap PONED 253 Unit, Puskesmas Pembantu 2274 Unit, Pustu Gadar 174 Unit serta Ponkesdes sejumlah 3220 Unit. Jumlah penduduk di Jawa Timur sejumlah 38.318.791 jiwa yang berada pada 38 Kabupaten/Kota dengan jumlah Kecamatan sebanyak 661 dan 8497 Desa/Kelurahan.

Pelayanan Puskesmas harus memenuhi keselamatan masyarakat (public safety) dalam rangka melindungi kepentingan pasien, masyarakat dan petugas untuk itu pelayanan Puskesmas harus dilakukan sesuai standar, sehingga diperlukan suatu standar Puskesmas. Dengan adanya standar Puskesmas maka dapat diketahui kondisi jumlah dan kualitas manajemen, sumber daya dan upaya pelayanan yang dilakukan Puskesmas, sehingga Dinas kesehatan Kabupaten/Kota mengetahui kemampuan pemenuhan standar Puskesmas di wilayah kerjanya dan tahu apa yang harus dibina dari setiap Puskesmas sesuai kondisi dan masalah yang ada.

Pemenuhan input dan proses pada manajemen dan sumber daya, serta setiap upaya di Puskesmas berdampak pada output Puskesmas (Bandura, 1996), oleh karena itu perlu disusun Standar Puskesmas di Jawa Timur yang harus diimplementasikan oleh Pemangku Kebijakan (decision maker) yang ada di seluruh

▸ Baca selengkapnya: download sop jejaring dan jaringan puskesmas

(2)

wilayah Provinsi Jawa Timur. 1.2 Dasar Hukum

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular.

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 sebagai Perubahan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. 6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik

Kedokteran.

7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.

9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. 10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 tahun 1991 tentang

Pedoman Penanggulangan Wabah.

12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.

13. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan.

14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.

15. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal.

16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Kelembagaan Perangkat Daerah.

18. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.

19. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai.

20. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional. 21. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

585/MENKES/PER/IX/1989 tentang Persetujuan Tindakan Medik.

22. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 919/MENKES/PER/X/1993 tentang Kriteria Obat yang Dapat Diserahkan Tanpa Resep.

23. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 876/MENKES/VIII/2001 tentang Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan.

(3)

24. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 512/MENKES/PER/IV/2007 tentang Izin Praktek dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran.

25. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1109 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Komplementer Alternatif di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

26. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medik.

27. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 7/PER/25/M.PAN/2/2010 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Unit Pelayanan Publik.

28. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1796/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan.

29. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.

30. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464/MENKES/PER/X/I/2010 tentang Ijin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan. 31. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 028 Tahun 2011

tentang Klinik.

32. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1018/MENKES/PER/V/2011 tentang Strategi Adaptasi Sektor Kesehatan Terhadap Dampak Perubahan Iklim.

33. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2052/MENKES/PER/X/2011 tentang Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran.

34. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2269/Menkes/Per/XI/2011 tentang Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

35. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 001 Tahun 2012 pasal 3 tentang Sistim Rujukan Pelayanan Kesehatan Perorangan.

36. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.

37. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK 02.02/MENKES/148/I/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat.

38. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1076 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional.

39. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 81/MENKES/SK/I/2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit.

40. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas.

41. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia Nomor KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah.

42. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1437 Tahun 2005 tentang Rencana Strategi Nasional Penanggulangan Ganggan Penglihatan dan Kebutaan Untuk Mencapai Vision 2020.

(4)

1

-43. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 428 Tahun 2006 tentang Pedoman Manajemen Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran. 44. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

564/MENKES/SK/VIII/2006 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Desa Siaga.

45. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 879/Menkes/SK/XI/2006 tentang Rencana Strategi Nasional Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian untuk mencapai tujuan Sound Hearing 2030.

46. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1428/MENKES/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Puskesmas.

47. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 369/MENKES/SK/III/2007 tentang Standar Profesi Bidan.

48. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 585/MENKES/SK/V/2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas.

49. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 374/MENKES/SK/2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional.

50. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 406/MENKES/SK/VI/2009 tentang Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Komunitas.

51. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1529/MENKES/SK//2010 tentang Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.

52. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 028/MENKES/SK/I/2011 tentang Klinik Rawat Inap Pelayanan Medik Dasar. 53. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

2500/Menkes/SK/XII/2011 tentang Daftar Obat Esensial Nasional 2011.

54. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia Nomor KEP/25/M.PAN/2/2012 tentang Pelayanan Publik.

55. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 38 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2009–2014.

56. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 61 tahun 1999 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit di Provinsi Jawa Timur.

57. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 14 tahun 2001 tentang Pengambilan Contoh Uji Air, Limbah Cair, Udara di Provinsi Jawa Timur.

1.3 Pengertian

1. Standar pelayanan kesehatan adalah ukuran baku dan tolok ukur yang dipergunakan dalam penyelenggaraan dan penilaian kualitas pelayanan kesehatan.

2. Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (UPTD) yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

3. Puskesmas rawat jalan adalah Puskesmas yang melaksanakan 6 (enam) upaya wajib dan pengembangan serta tidak mempunyai fasilitas rawat inap.

4. Puskesmas rawat inap adalah Puskesmas yang mempunyai fasilitas rawat inap dengan tempat tidur minimal 6 (enam) dan maksimal 25 (dua puluh lima) buah,

(5)

untuk dapat memberikan layanan kesehatan rawat inap selama 24 (dua puluh empat) jam kepada masyarakat dalam waktu tidak lebih dari 5 (lima) hari. 5. Puskesmas rawat inap dengan PONED adalah Puskesmas Rawat Inap yang

mempunyai kemampuan serta fasilitas dalam Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar. Puskesmas siap memberikan pelayanan 24 jam terhadap ibu hamil, bersalin dan nifas serta bayi baru lahir dengan komplikasi baik yang datang sendiri atau atas rujukan kader masyarakat, bidan di desa, Puskesmas Pembantu dan Puskesmas.

6. Puskesmas rawat inap PLUS (Pemberi Layanan Unggulan Spesialis) adalah Puskesmas rawat inap yang mempunyai unggulan minimal 1 (satu) orang dokter spesialis, dengan kunjungan periodik maupun pelayanan tetap ke Puskesmas.

7. Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang tidak mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia dan/atau membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.

8. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia.

9. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.

10. Pelayanan medik dasar adalah pelayanan medik yang dilakukan oleh maksimal dokter dan dokter gigi di sarana pelayanan kesehatan dasar.

11. Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan kesehatan dasar yang diberikan oleh dokter dan dokter gigi di Puskesmas, Puskesmas perawatan, tempat praktik perorangan, klinik pratama, klinik umum dibalai/lembaga pelayanan kesehatan dan rumah sakit pratama.

12. Pelayanan kesehatan tingkat kedua adalah pelayanan kesehatan spesialistik yang dilakukan oleh dokter spesialis atau dokter gigi spesialis yang menggunakan pengetahuan dan teknologi kesehatan spesialistik di rumah sakit kelas B,C,D serta RS khusus.

13. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga adalah pelayanan kesehatan subspesialistik yang dilakukan oleh dokter sub spesialis atau dokter gigi subspesialis yang menggunakan pengetahuan dan teknologi subspesialistik di rumah sakit kelas A dan RS kelas B yang mempunyai subspesialistik.

14. Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu (Surat Keputusan Mendiknas Nomor 45/U/2002).

15. Sistem rujukan adalah suatu sistim penyelenggaraan pelayanan kesehatan dimana terjadi pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah kesehatan yang timbul baik secara vertikal maupun horizontal secara struktural dan fungsional terhadap kasus penyakit atau masalah penyakit atau permasalahan kesehatan.

(6)

1.4 Tujuan 1. Tujuan umum

Tersedianya standar penyelenggaraan Puskesmas sehingga tercapai pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

2. Tujuan khusus

a. Tersedianya standar Puskesmas rawat jalan b. Tersedianya standar Puskesmas rawat inap

c. Tersedianya standar Puskesmas rawat inap PONED 1.5 Manfaat

Dengan tersedianya standar Puskesmas maka dapat diperoleh manfaat sebagai berikut,

1. Bagi masyarakat

a. Sebagai acuan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar di Puskesmas

b. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelayanan, monitoring dan evaluasi pelayanan kesehatan di Puskesmas.

2. Bagi Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota

a. Sebagai acuan dalam mengukur standar pelayanan kesehatan di Puskesmas b. Sebagai acuan dalam penentuan kebijakan di Puskesmas

c. Sebagai acuan dalam perencanaan program dan anggaran d. Sebagai acuan untuk pembinaan ke Puskesmas

3. Bagi Pemerintah Daerah

Sebagai acuan dalam perencanaan pengembangan, monitoring dan evaluasi pelayanan Kesehatan.

1.6 Ruang Lingkup

Ruang lingkup standar Puskesmas meliputi:

1. Manajemen dan administrasi, meliputi manajemen operasional dan manajemen mutu.

a. Manajemen Operasional, meliputi ijin operasional, visi, misi, motto dan janji layanan, tujuan dan fungsi, struktur organisasi dan uraian tugas, alur pelayanan, jam kerja, jenis pelayanan, biaya dan tarif, persyaratan pelayanan, rekam medik, SOP, informed consent, pendelegasian pengobatan dasar, hak serta kewajiban pasien dan penyedia layanan, denah ruangan, papan nama ruangan, peta wilayah, pencatatan dan pelaporan , jenis dan alur serta mekanismenya, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan, indikator kinerja serta lokakarya mini, visualisasi data cakupan kegiatan pokok tahun lalu.

b. Manajemen Mutu, meliputi Pembentukan Tim Jaminan Mutu, Indeks Kepuasan Masyarakat, prosedur pengelolaan pengaduan pengguna layanan, Pemantauan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.

2. Sumber Daya, meliputi bangunan dan ruang, sumber daya manusia, peralatan, obat-obatan dan pelayanan kefarmasian serta pembiayaan.

3. Upaya Pelayanan Kesehatan, meliputi upaya kesehatan wajib dan pengembangan. 4. Monitoring dan Evaluasi, meliputi jenis, jadwal dan pelaksanaannya.

(7)

BAB 2

STANDAR PUSKESMAS RAWAT JALAN

Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu. Wilayah kerja Puskesmas meliputi wilayah kerja administratif, yaitu satu wilayah kecamatan, atau beberapa desa/kelurahan di satu wilayah kecamatan.

Faktor luas wilayah, kondisi dan jumlah penduduk, merupakan dasar pertimbangan untuk membangun dan menentukan wilayah kerja Puskesmas. Menurut standar Kementerian Kesehatan RI, rasio kecukupan jumlah Puskesmas adalah 1: 30.000 penduduk. Agar peran dan fungsi Puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan yang berada diujung paling depan dapat lebih maksimal melayani masyarakat, maka setiap Puskesmas yang ada maupun yang akan didirikan harus memenuhi standar.

Standar yang dimiliki oleh Puskesmas mempunyai 8 (delapan) karakteristik, meliputi:

1. Standar Manajemen dan Administrasi: a. Standar Manajemen Operasional b. Standar Manajemen Mutu 2. Standar Sumber Daya

3. Standar Upaya Promosi Kesehatan 4. Standar Upaya Kesehatan Lingkungan

5. Standar Upaya Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana 6. Standar Upaya Peningkatan Gizi Masyarakat

7. Standar Upaya Pencegahan dan Pengendalian Infeksi 8. Standar Upaya Pengobatan:

a. Standar Upaya Pengobatan

b. Standar Upaya Penanganan Gawat Darurat c. Standar Upaya Pengobatan Gigi dan Mulut d. Standar Upaya Laboratorium

Masing-masing program mempunyai input, proses dan output tersendiri. Unsur dalam Standar Puskesmas meliputi standar input dan standar proses pelaksanaan program, sedangkan standar output program di Puskesmas dimasukkan dalam Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP).

Standar input adalah tolok ukur yang digunakan untuk menilai sumber daya, sarana dan prasarana pendukung yang digunakan dlam pelaksanaan Puskesmas yang meliputi standar alat, standar bangunan dan ruang, standar ketenagaan, standar manajemen dan standar upaya pelayanan kesehatan.

Standar proses adalah tolok ukur yang digunakan untuk penilaian pelayanan yang meliputi kegiatan dalam gedung, luar gedung, rencana kegiatan, pencatatan, pelaporan, visualisasi data dan evaluasi program secara berkala.

(8)

2.1. STANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI

Manajemen Puskesmas adalah proses rangkaian kegiatan yang dilaksanakan secara sistematik di Puskesmas untuk menghasilkan keluaran yang efektif dan efisien untuk semua pekerjaan kegiatan.

Manajemen Puskesmas merupakan suatu rangkaian kegiatan yang bekerja secara sinergik yang meliputi perencanaan, penggerakan, pelaksanaan serta pengendalian, pengawasan dan penilaian.

Administrasi Puskesmas adalah tata cara tulis menulis yang dilakukan secara teratur, tertib, terarah dan seragam serta mempunyai peranan dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok guna mencapai tujuan organisasi.

Manajeman dan administrasi di Puskesmas terbagi menjadi: 1. Manajemen Operasional

2. Manajemen Mutu

2.1.1 MANAJEMEN OPERASIONAL

Manajemen Operasional adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha Puskesmas dan penggunaan sumber dayanya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi merupakan proses transformasi dari input, proses sampai menjadi output.

Manajemen Operasional Puskesmas, meliputi: 2.1.1.1 Input

2.1.1.1.1. Ijin Operasional

2.1.1.1.2. Visi, Misi, Motto, Janji Layanan, Tujuan dan Fungsi 2.1.1.1.3. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas

2.1.1.1.4. Jam Kerja 2.1.1.1.5. Jenis Pelayanan 2.1.1.1.6. Persyaratan Pelayanan 2.1.1.1.7. Biaya (Tarif)

2.1.1.1.8. Alur Pelayanan 2.1.1.1.9. Peta wilayah kerja

2.1.1.1.10. Denah Bangunan dan Papan Nama Ruangan 2.1.1.1.11. Kawasan Bebas Rokok

2.1.1.1.12. Hak dan Kewajiban Pasien

2.1.1.1.13. Hak dan Kewajiban Penyedia Layanan 2.1.1.1.14. Standar Operasional Prosedur

2.1.1.1.15. Rekam Medik 2.1.1.1.16. Informed Consent

2.1.1.1.17. Pendelegasian Pengobatan Dasar 2.1.1.1.18. Indikator Kinerja Program 2.1.1.1.19. Data Dasar

2.1.1.2 Proses

2.1.1.2.1. Rujukan

2.1.1.2.2. Pencatatan, Pelaporan dan Visualisasi Data 2.1.1.2.3. Perencanaan

(9)

2.1.1.1 Input

2.1.1.1.1. Ijin Operasional

Ijin Operasional adalah ijin yang harus dimiliki oleh sarana yang memberikan pelayanan kesehatan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 30 menyebutkan bahwa semua fasilitas pelayanan kesehatan harus mempunyai ijin yang dikeluarkan oleh Pemerintah. Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan harus mempunyai ijin operasional

Pembakaran limbah B3 dengan insinerator harus mendapatkan izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dengan persyaratan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 18/1999 tentang pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun.

Puskesmas rawat inap yang mempunyai Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) wajib mempunyai ijin operasional IPAL ke kantor/badan lingkungan hidup setempat sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 780/MENKES/PER/VIII/2008 TENTANG Penyelenggaraan Pelayanan Radiologi, maka Puskesmas rawap inap yang mempunyai pelayanan radiodiagnostik harus memproleh ijin dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota dan memiliki ijin penggunaan alat dari BAPETEN.

2.1.1.1.2. Visi, Misi, Motto, Janji Layanan, Tujuan dan Fungsi A. Visi

Visi pembangunan kesehatan di Puskesmas adalah “Terwujudnya Kecamatan Sehat”, yakni sebuah Kecamatan dimana masyarakatnya hidup dalam lingkungan yang sehat dan perilaku hidup bersih dan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, secara adil dan merata agar tercapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Rumusan visi untuk masing-masing Puskesmas harus mengacu pada visi tersebut dan digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah kecamatan setempat.

B. Misi

Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas adalah: 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya

Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat. 2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi perorangan, keluarga dan

masyarakat di wilayah kerjanya Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya dibidang kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat.

3. Memelihara dan meningkatkan mutu pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar dan memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat..

(10)

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya, selalu berupaya mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai. Upaya pemeliharaan dan peningkatan yang dilakukan oleh Puskesmas mencakup pula aspek lingkungan dari yang bersangkutan. C. Motto Layanan

Motto adalah suatu acuan penuntun perilaku para pelaksana yang diharapkan dapat memotivasi pegawai Puskesmas untuk memberikan pelayanan terbaik. Motto pelayanan disosialisasikan oleh kepala Puskesmas kepada seluruh karyawan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. D. Janji Layanan

Janji layanan adalah pedoman dan acuan dalam bertindak dan berperilaku dalam memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu. Janji layanan disosialisasikan kepada seluruh karyawan.

E. Tujuan

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat.

F. Fungsi

Fungsi Puskesmas adalah sebagai berikut:

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Disamping itu Puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya.

2. Pusat pemberdayaan masyarakat.

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat, memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.

3. Pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer.

Pelayanan kesehatan masyarakat primer adalah pelayanan yang bersifat public goods dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi kesehatan,pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan,

(11)

perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

4. Pusat pelayanan kesehatan perorangan primer

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan perorangan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab Puskesmas adalah pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Ketentuan:

1. Ada kejelasan visi, misi, motto dan janji layanan serta tujuan dan fungsi yang menjadi acuan penyelenggara layanan di Puskesmas.

2. Visi, misi, motto dan janji layanan serta tujuan dan fungsi, dipampang di dinding Puskesmas sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat. 3. Ada mekanisme untuk mengkomunikasikan ke pemegang program,

pelaksana dan Masyarakat.

4. Semua karyawan Puskesmas memahami visi, misi, motto dan janji layanan serta tujuan dan fungsi Puskesmas

5. Ada peninjauan/evaluasi tentang visi, misi, motto dan janji layanan serta tujuan dan fungsi Puskesmas dalam penyelenggaraan program dan layanan. 6. Ada evaluasi kesesuaian kinerja dengan visi, misi, motto dan janji layanan

serta tujuan dan fungsi Puskesmas.

2.1.1.1.3. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas A. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah bagan yang memperlihatkan tata hubungan kerja antar bagian dan garis kewenangan, tanggung jawab dan komunikasi dalam menyelenggarakan pelayanan dan antar unit pelayanan di Puskesmas serta manajemennya.

Struktur organisasi Puskesmas ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, kemudian Kepala Puskesmas menetapkan penanggung jawab program di Puskesmas. Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi Puskesmas sebagai berikut:

1. Kepala Puskesmas

2. Unit Tata Usaha yang bertanggungjawab membantu Kepala Puskesmas dalam pengelolaan:

a. Perencanaan dan Penilaian Kinerja b. Pengolahan data dan informasi c. Pencatatan dan Pelaporan (SP2TP) d. Keuangan

e. Kepegawaian dan aset barang serta kebutuhan umum 3. Koordinator Tim Mutu Puskesmas

4. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas:

a. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), terdiri dari UKM pemberdayaan serta UKM surveilans dan pengendalian penyakit . 1) UKM pemberdayaan terdiri dari penanggung jawab:

a) Perkesmas (Keperawatan Kesehatan Masyarakat) b) KIA dan KB

(12)

c) UKS dan ARU d) Perbaikan gizi

e) Kesehatan lingkungan f) Kesehatan jiwa

g) Upaya Kesehatan Kerja (UKK)

h) Sistem Kewaspadaan Dini dan Penanggulangan KLB i) Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat j) Kesehatan Indera

k) Battra

l) Kesehatan Keluarga m) Poskestren

n) Pengawasan Makanan dan Minuman o) Kesehatan Olahraga

p) Penggunaan Obat secara Rasional (POR) 2) UKM surveilans dan pengendalian penyakit

a) Imunisasi

b) P2 Demam Berdarah Dengue ( DBD) c) P2 Diare

d) P2 Tuberculosis

e) P2 Morbus Hansen/Kusta

f) P2 Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) g) Surveilans Penyakit

h) Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif (Napza) i) Kesehatan Jemaah Haji dan Matra

j) Penyakit Tidak Menular (PTM)

b. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) di Puskesmas yaitu UKP rawat jalan yang terdiri dari penanggung jawab:

1) Poli Umum 2) Poli KIA/KB 3) Poli Gigi 4) Klinik Gizi 5) Ambulan

6) Unit Gawat Darurat 7) Radiologi

8) Laboratorium

9) Kamar Obat/Apotik dan Gudang Obat 10) Puskesmas Keliling

5. Jaringan pelayanan Puskesmas meliputi:

a. Unit Puskesmas Pembantu, yang mengkoordinir beberapa bidan dan perawat Ponkesdes yang mejadi wilayah binaannya

b. Ponkesdes (Pondok Kesehatan Desa) c. Polindes (Pondok Bersalin Desa)

(13)

STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Puskesmas Rawat Jalan

Keterangan:

Garis pertanggung jawaban

Polindes sebagai UKBM tetapi bertanggung jawab langsung kepada Kepala Puskesmas

Dalam realisasi pelaksanaan penyusunan struktur organisasi dan penempatan petugas dapat dilakukan secara fleksibel, bergantung kepada jumlah dan jenis tenaga, kegiatan dan fasilitas di masing-masing Puskesmas. Selain itu, juga dapat dimodifikasi sesuai kemudahan koordinasi dan integrasi personal maupun program serta akses layanan.

Kepala Puskesmas

 Perkesmas  KIA-KB  UKS, UKGS dan

ARU  Perbaikan Gizi  Kesehatan Jiwa  Kesehatan Kerja  Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat  Kesling  Kesehatan Indera  Battra  Kesehatan Usila  Kesehatan Olah Raga  Poskestren  Pengawasan makmin  POR Koordinator Puskesmas Pembantu  Poli Umum  Poli KIA-KB  Poli Gigi  Klinik Gizi  UGD  Laboratorium  Kamar obat dan

Gudang Obat  Ambulan

 Pusling

Kepala Tata Usaha

Koordinator Upaya Kesehatan Masyarakat

(Surveilans dan Pengendalian Penyakit)

Koordinator Upaya Kesehatan Perorangan Penanggung Jawab Kepegawaian dan Umum Koordinator Ponkesdes Bendahara SP2TP Polindes Koordinator Upaya Kesehatan Masyarakat (Pemberdayaan) Penanggung Jawab  Imunisasi  P2 DBD  P2 Diare  P2 TB  P2 Kusta  P2 ISPA  Surveilans KLB  Bencana  Napza

 Kes Jemaah Haji  PTM

Penanggung Jawab

Polindes

Koordinator Tim Manajemen Mutu

(14)

Ketentuan:

1. Struktur organisasi yang dipampang di dinding tergantung dari kegiatan dan beban tugas masing-masing Puskesmas.

2. Penyusunan struktur organisasi Puskesmas di satu Kabupaten/Kota dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

3. Terdapat struktur organisasi Puskesmas yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

4. Ada kajian terhadap struktur organisasi yang dilakukan secara periodik untuk menyempurnakan struktur yang ada agar sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan Puskesmas.

5. Hasil kajian ditindaklanjuti dengan perubahan/penyempurnaan struktur organisasi.

B. Uraian Tugas

Uraian tugas adalah pernyataan tertulis untuk setiap tingkat jabatan dalam unit kerja yang mencerminkan fungsi, tanggung jawab dan kualitas yang dibutuhkan. Uraian tugas merupakan dasar utama untuk dapat memahami dengan tepat tugas dan tanggung jawab serta akuntabilitas setiap petugas di Puskesmas dalam melaksanakan peran dan fungsinya.

Uraian tugas seluruh pegawai Puskesmas dibuat, ditetapkan dan dipantau pelaksanaan tugasnya oleh Kepala Puskesmas. Uraian tugas dikaji ulang secara regular dan jika perlu dapat dilakukan perubahan.

Setiap petugas di Puskesmas harus mempunyai uraian tugas yang memuat tugas pokok dan tugas integrasi serta tanggung jawab, wewenang dan hubungan kerja antar sesama petugas. Uraian tugas disosialisasikan kepada lintas program terkait serta didistribusikan kepada pengemban tugas, merupakan pedoman dan pegangan bagi setiap pegawai untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari. Ada Surat Keputusan, uraian tugas dan tanggung jawab petugas pengelola keuangan serta petugas inventaris.

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sesuai uraian tugas akan menjamin pelaksanaan program sesuai dengan pedoman dan mencapai hasil kinerja yang diharapkan serta memberi jaminan hukum bagi penanggung jawab serta pelaksana program. Berikut antara lain uraian tugas pegawai di Puskesmas. Contoh format terdapat pada lampiran 2.

Kepala Puskesmas, mempunyai tugas:

1. Mengkoordinir penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas berdasarkan data program Dinas Kesehatan.

2. Merumuskan kebijakan operasional dalam bidang pelayanan kesehatan masyarakat.

3. Memberikan tugas pada staf dan unit-unit, Puskesmas Pembantu, dan Ponkesdes. 4. Memimpin urusan Tata Usaha, unit-unit pelayanan, Puskesmas pembantu,

Ponkesdes dan staf dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan rencana kerja yang telah ditetapkan.

5. Menilai prestasi kerja staf sebagai bahan pertimbangan dalam peningkatan karier.

(15)

6. Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan Puskesmas berdasarkan realisasi program kerja dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku sebagai bahan dalam menyusun program kerja berikutnya.

7. Mempunyai tugas pokok dan fungsi memimpin, mengawasi dan mengkoordinir.

8. Kegiatan Puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan struktural dan jabatan fungsional.

9. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis Puskesmas.

10.Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi program/kegiatan Puskesmas.

11.Memimpin pelaksanaan kegiatan di Puskesmas penyelenggaraan pertemuan berkala (Mini Lokakarya bulanan dan tribulanan).

12.Bertanggung jawab atas penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) melalui analisis dan perumusan masalah berdasarkan prioritas.

13.Bertanggung jawab atas Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) secara terinci dan lengkap.

14.Mendelegasikan wewenang apabila meninggalkan tugas. 15.Membina petugas Puskesmas.

16.Bertanggung jawab mengenai pendidikan berkelanjutan, orientasi dan program pelatihan staf untuk menjaga kemampuan dan meningkatkan pelayanan sesuai kebutuhan.

17.Membangun kerjasama dengan berbagai pihak terkait di kecamatan, Lintas Sektor, penyedia pelayanan kesehatan tingkat pertama swasta, perorangan serta masyarakat dalam pengembangan UKBM.

18.Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelaksanaan program-program di Puskesmas.

19.Memberikan umpan balik hasil kegiatan kepada semua staf Puskesmas. 20.Melakukan pemeriksaan keuangan secara berkala.

21.Membuat laporan pelaksanaan kegiatan sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada Kepala Dinas Kesehatan.

22.Mengolah dan menganalisa data, untuk selanjutnya diinformasikan atau dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, serta pihak yang berkepentingan lainnya.

23.Membuat Surat Keputusan tentang pengelola keuangan, penanggung jawab barang inventaris, tim manajemen mutu Puskesmas, dll

24.Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Kepala Urusan Tata Usaha, mempunyai tugas:

1. Menyusun rencana kegiatan urusan Tata Usaha berdasarkan data program Puskesmas.

2. Membagi tugas kepada staf agar pelaksanaan tugas dapat dilaksanakan. 3. Mengkoordinasikan para staf dalam menyusun program kerja

Puskesmas agar terjalin kerjasama yang baik.

4. Memberi petunjuk kepada staf dengan petunjuk kerja yang diberikan agar tercapai keserasian dan kebenaran kerja.

5. Mengkoordinasikan berbagai kegiatan administratif dan manajemen di Puskesmas. Untuk mendukung Kepala Puskesmas menjalan tugas dan fungsinya mengelola Puskesmas.

(16)

6. Mengarsipkan surat masuk dan surat keluar.

7. Bertanggung jawab atas administrasi, membantu pengelolana keuangan, dan pengelolaan sumberdaya lainnya.

a. Menyiapkan SK bendahara barang, SK penanggung jawab pengelola barang, SK penanggung jawab kendaraan.

b. Membuat perencanaan kebutuhan dan Pemeliharaan Barang Unit. c. Membuat data stok barang.

d. Menjaga kelengkapan alat-alat yang diperlukan. e. Membuat data asset di masing-masing ruangan.

f. Melaksanakan up dating daftar inventaris sebagai bahan laporan. g. Melakukan evaluasi perawatan alat kesehatan.

h. Melaporkan fungsi dan kondisi alat kesehatan. i. Melaporkan seluruh inventarisasi alat kesehatan.

8. Melakukan evaluasi hasil kegiatan urusan Tata Usaha secara keseluruhan. 9. Menyediakan dan menyimpan data umum Puskesmas serta data

kesehatan yang diperlukan untuk kepentingan semua pihak yang membutuhkan:

a. Data pencapaian cakupan kegiatan pokok tahun lalu dan visualisasi datanya.

b. Data 10 penyakit terbanyak.

c. Data RKBU (Rencana Kebutuhan Barang Unit) dan RPTBU (Rencana Pengadaan Triwulan Barang Unit).

d. Data lain.

10.Membuat laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggung jawaban kepada Kepala Puskesmas.

11.Melaksanakan pengelolaan urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, surat menyurat, hubungan masyarakat dan urusan umum, perencanaan serta pencatatan dan pelaporan.

12.Mempunyai tugas pokok di bidang kepegawaian: a. Membuat struktur organisasi UPTD.

b. Membuat daftar/catatan kepegawaian petugas.

c. Membuat uraian tugas dan tanggung jawab setiap petugas.

d. Membuat rencana kerja bulanan bagi setiap petugas sesuai dengan tugas, wewenang dan tanggung jawab.

e. Membuat penilaian DP3 tepat waktu berdasarkan konsultasi dengan Kepala Puskesmas.

f. Melakukan file kepegawaian.

13.Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas. Bendahara, mempunyai tugas:

1. Bendahara Penerimaan, mempunyai tugas:

a. Membuat laporan harian penerimaan (DPD II 62).

b. Membuat catatan harian uang masuk dalam buku kas umum. c. Memeriksa dan melaporkan kas sebagai bahan informasi dan

pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas. 2. Bendahara Pengeluaran, mempunyai tugas:

a. Menyusun rencana kegiatan bendahara berdasarkan data program Puskesmas.

(17)

c. Membuat catatan bulanan uang masuk dan uang keluar dalam buku kas umum.

d. Melakukan evaluasi hasil kegiatan keuangan.

e. Memeriksa dan melaporkan kas sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas. Petugas Loket, mempunyai tugas:

1. Menyusun rencana kegiatan pelayanan di loket berdasarkan data program Puskesmas.

2. Melaksanakan kegiatan pelayanan di loket dan koordinasi dengan lintas program terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan.

3. Melakukan evaluasi hasil kegiatan pelayanan di loket secara keseluruhan. 4. Membuat pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data kegiatan

pelayanan sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.

5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas. Petugas medis dan paramedis UGD, mempunyai tugas:

1. Menyusun rencana kerja pelayanan gawat darurat. 2. Melaksanakan kegiatan pelayanan gawat darurat.

3. Melaksanakan pelayanan medis dan keperawatan sesuai standar prosedur operasional, SPM, Standar Pelayanan Publik (SPP) tata kerja dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh kepala Puskesmas.

4. Melakukan pencatatan pada rekam medik dengan baik, lengkap serta dapat dipertanggungjawabkan, termasuk memberi kode diagnosa menurut ICD X.

5. Membuat pelaporan dan visualisasi data pelayanan gawat darurat. 6. Melaksanakan evaluasi kegiatan pelayanan UGD.

7. Meningkatkan mutu pelayanan UGD Puskesmas.

8. Melaporkan pelaksanaan gadar secara berkala kepada penanggung jawab. 9. Melakukan rujukan kasus yang tidak dapat ditangani di Puskesmas. 10.Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas. Petugas Promosi Kesehatan, mempunyai tugas:

1. Menyusun rencana kegiatan promosi kesehatan berdasarkan data program Puskesmas

2. Melakukan penyuluhan kesehatan, pengembangan UKBM, pengembangan Desa Siaga Aktif dan pemberdayaan masyarakat dalam PHBS sesuai SOP serta mengkoordinasikan dengan lintas program terkait.

3. Membuat pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data promosi kesehatan sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.

4. Melakukan evaluasi hasil kegiatan promosi kesehatan secara keseluruhan. 5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.

(18)

Petugas Kesehatan Lingkungan, mempunyai tugas: 1. Di dalam gedung

a. Menyusun rencana kegiatan Kesehatan Lingkungan berdasarkan data program Puskesmas.

b. Melakukan kegiatan pembinaan kesehatan lingkungan yang meliputi pengawasan dan pembinaan SAB, pengawasan dan pembinaan JAGA, pegawasan dan pembinaan TTU (Tempat Tempat Umum)/TPM (TempatPengolahan Makanan) Pestisida, pelayanan klinik sanitasi, penyuluhan kesehatan lingkungan dan koordinasi lintas program terkait sesuai dengan prosedur/SOP. c. Membuat pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data kegiatan

kesehatan lingkungan sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.

d. Melakukan evaluasi hasil kegiatan kesehatan lingkungan secara keseluruhan.

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas. f. Menerima kartu rujukan status dari petugas poliklinik.

g. Mempelajari kartu status/rujukan tentang diagnosis oleh petugas poliklinik.

h. Menyalin dan mencatat nama penderita atau keluarganya, karakteristik penderita yang meliputi umur, jenis kelamin, pekerjaan dan alamat, serta diagnosis penyakitnya kedalam buku register.

i. Melakukan wawancara atau konseling dengan penderita/keluarga penderita, tentang kejadian penyakit, keadaan lingkungan, dan perilaku yang diduga berkaitan dengan kejadian penyakit.

j. Membantu menyimpulkan permasalahan lingkungan atau perilaku yang berkaitan dengan kejadian penyakit yang diderita.

k. Memberikan saran tindak lanjut sesuai permasalahan.

l. Bila diperlukan, membuat kesepakatan dengan penderita atau keluarganya tentang jadwal kunjungan lapangan.

2. Luar Gedung

Sesuai dengan jadwal yang telah disepakati antara penderita atau keluarganya dengan petugas, petugas kesehatan lingkungan melakukan kunjungan lapangan/rumah dan diharuskan melakukan langkah - langkah sebagai berikut:

a. Mempelajari hasil wawancara atau konseling di dalam gedung (Puskesmas).

b. Menyiapkan dan membawa berbagai peralatan dan kelengkapan lapangan yang diperlukan seperti formulir kunjungan lapangan, media penyuluhan, dan alat sesuai dengan jenis penyakitnya.

c. Memberitahu atau menginformasikan kedatangan kepada perangkat desa/kelurahan (kepala desa/lurah, sekretaris, kepala dusun atau ketua RW/RT) dan petugas kesehatan/ bidan di desa. d. Melakukan pemeriksaan/pengamatan lingkungan, pengamatan

perilaku, serta konseling sesuai dengan penyakit/masalah yang ada. e. Membantu menyimpulkan hasil kunjungan lapangan.

f. Memberikan saran tindak lanjut kepada sasaran (keluarga penderita dan keluarga sekitar).

(19)

keluarga atau kampung, informasikan hasilnya kepada petugas kesehatan di desa/ kelurahan, perangkat desa/kelurahan (kepala desa/lurah, sekretaris, kepala dusun atau ketua RT/RW) , kader kesehatan lingkungan serta lintas sektor terkait di tingkat Kecamatan untuk dapat ditindaklanjuti secara bersama.

Petugas KIA-KB, mempunyai tugas:

1. Menyusun rencana kerja pelayanan KIA-KB berdasarkan data program. 2. Melaksanakan ANC (Ante Natal Care), INC ( Intra Natal Care), PNC

(Post Natal Care), perawatan neonatus, pelayanan KB, penyuluhan KIA-KB dan koordinasi lintas program sesuai dengan prosedur/SOP.

3. Melaksanakan asuhan kebidanan.

4. Melaksanakan pelayanan kebidanan sesuai standar prosedur operasional, SPM, Standar Pelayanan Publik (SPP) tata kerja dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh kepala Puskesmas.

5. Melakukan pencatatan pada rekam medik dengan baik, lengkap serta dapat dipertanggungjawabkan termasuk memberi kode diagnosa menurut ICD X.

6. Melakukan pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data kegiatan KIA-KB sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.

7. Melaksanakan evaluasi kegiatan kebidanan dan melaporkan pelaksanaan kegiatan kebidanan secara berkala kepada penanggung jawab.

8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas Petugas Imunisasi, mempunyai tugas:

1. Menyusun rencana kegiatan Imunisasi berdasarkan data program Puskesmas

2. Melakukan pemberian imunisasi, sweeping imunisasi, penyuluhan imunisasi, penanganan KIPI dan koordinasi lintas program terkait sesuai prosedur dan ketentuan..

3. Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan imunisasi serta visualisasi data sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.

4. Melakukan evaluasi hasil kinerja kegiatan imunisasi.

5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas. Petugas Surveilans, mempunyai tugas:

1. Menyusun rencana kegiatan surveilans berdasarkan data program Puskesmas

2. Melakukan, pengamatan penyakit yang berkesinambungan, meliputi pengumpulan data, pengolahan, analisis dan visualisasi data serta melakukan penyelidikan epidemiologi, penanggulangan KLB dan koordinasi lintas program terkait sesuai prosedur dan ketentuan.

3. Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan serta visualisasi data sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas. 4. Melakukan evaluasi hasil kinerja kegiatan surveilans.

(20)

Petugas Gizi, mempunyai tugas:

1. Menyusun rencana kegiatan peningkatan gizi masyarakat berdasarkan data program Puskesmas.

2. Melaksanakan pembinaan posyandu, PSG (Pemantauan Status Gizi), pemantauan konsumsi gizi (PKG), pemantauan penggunaan garam beryodium, ASI eksklusif, pemberian kapsul vitamin A, pemberian tablet Fe, penyuluhan gizi dan koordinasi lintas program sesuai dengan prosedur/SOP.

3. Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan serta visualisasi data sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas. 4. Melakukan evaluasi hasil kinerja kegiatan surveilans.

5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas. Petugas P2M, mempunyai tugas:

1. Menyusun rencana kegiatan P2M (Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular) berdasarkan data program Puskesmas.

2. Melaksanakan P2TB, P2 Kusta, P2 malaria, P2 DBD, P2 ISPA, P2 Diare, P2 HIV-AIDS, P2 filariasis, Imunisasi dan surveilans dan koordinasi lintas program sesuai dengan prosedur/SOP.

3. Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan serta visualisasi data sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.

4. Melakukan evaluasi hasil kinerja kegiatan surveilans.

5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas. Petugas medis dan atau paramedis Pengobatan Dasar, mempunyai tugas: 1. Melaksanakan dan memberikan upaya pengobatan dasar dengan penuh

tanggung jawab sesuai keahlian dan kewenangannya serta sesuai standar profesi dan peraturan perundangan yang berlaku.

2. Melaksanakan dan meningkatkan mutu pengobatan dasar di Puskesmas. 3. Melaksanakan pelayanan medik/asuhan keperawatan sesuai SOP,

Standar Pelayanan Minimal (SPM), Standar Pelayanan Publik (SPP) tata kerja dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh kepala Puskesmas. 4. Memberikan penyuluhan kesehatan dengan pendekatan promotif dan

edukatif.

5. Melakukan pencatatan pada rekam medik dengan baik, lengkap serta dapat

dipertanggung jawabkan termasuk memberi kode diagnosa penyakit menurut ICD X.

6. Melakukan pencatatan dan menyusun pelaporan serta visualisasi data kegiatan pengobatan dasar sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.

7. Mengidentifikasi, merencanakan, memecahkan masalah dan melakukan evaluasi kinerja program pengobatan dasar.

8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas. Petugas medis dan atau paramedis Gigi dan Mulut, mempunyai tugas: 1. Menyusun rencana kerja dan kebijaksanaan tehnis pelayanan kesehatan

gigi.

(21)

3. Memimpin pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan gigi.

4. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan pelayanan kesehatan gigi.

5. Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi kegiatan mutu pelayanan kesehatan gigi.

6. Melaksanakan dan memberikan upaya pelayanan medik dengan penuh tanggung jawab sesuai keahlian dan kewenangannya serta sesuai standar profesi dan peraturan perundangan yang berlaku.

7. Memberikan penyuluhan kesehatan dengan pendekatan promotif dan preventif.

8. Melakukan pencatatan pada rekam medik dengan baik, lengkap serta dapat dipertanggungjawabkan termasuk memberi kode diagnosa menurut ICD X.

Petugas paramedik gigi, mempunyai tugas:

1. Melaksanakan pelayanan medik/asuhan keperawatan gigi dan mulut sesuai SOP, Standar Pelayanan Minimal (SPM), Standar Pelayanan Publik (SPP) tata kerja dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh kepala Puskesmas.

2. Melakukan pencatatan dan menyusun pelaporan serta visualisasi data kegiatan gigi dan mulut sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.

3. Mengidentifikasi, merencanakan, memecahkan masalah, mengevaluasi kinerja program kesehatan/gigi dan mulut.

4. Melaksanakan dan menjaga keselamatan klinik pelayanan kesehatan gigi meliputi keamanan dan kebersihan alat, ruangan serta pencegahan pencemaran lingkungan.

5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas. Petugas Kefarmasian Kamar Obat, mempunyai tugas:

1. Beserta Kepala Puskesmas menyusun perencanaan upaya pengelolaan dan pelayanan kefarmasian.

2. Menyusun rencana kegiatan pelayanan obat di kamar obat berdasarkan data program Pelayanan Kesehatan Dasar Puskesmas.

3. Melaksanakan upaya pelayanan kefarmasian dengan penuh tanggung jawab sesuai keahlian dan kewenangannya.

4. Melaksanakan upaya pelayanan kefarmasian sesuai SOP, SPM, tata kerja dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh Apoteker dan Kepala Puskesmas.

5. Menyerahkan obat sesuai resep ke pasien.

6. Memberikan informasi tentang pemakaian dan penyimpanan obat kepada pasien.

7. Menyimpan, memelihara dan mencatat mutasi obat dan perbekalan kesehatan yang dikeluarkan maupun yang diterima oleh kamar obat dalam bentuk buku catatan mutasi obat.

8. Melaksanakan pengelolaan obat termasuk pencatatan dan pelaporan secara baik, lengkap serta dapat dipertanggungjawabkan.

9. Membuat pencatatan dan pelaporan pemakaian dan permintaan obat serta perbekalan kesehatan sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas, pencatatan dan

(22)

pelaporan penggunaan obat secara rasional serta penggunaan obat generik.

10.Melakukan evaluasi hasil kegiatan pelayanan obat di kamar obat. 11.Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas. Petugas Gudang Obat, mempunyai tugas:

1. Penerimaan, penyimpanan, pendistribusian obat dan perbekalan kesehatan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota ke unit pelayanan dan berkoordinasi dengan lintas program terkait.

2. Pengendalian penggunaan persediaan dan pencatatan pelaporan.

3. Menjaga mutu dan keamanan obat serta perbekalan kesehatan dan kebersihan ruangan.

4. Menyusun rencana kebutuhan obat dan kegiatan distribusi obat berdasarkan data program Puskesmas.

5. Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan di bidang tugasnya sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.

6. Melaksanakan stok opname obat minimal satu tahun sekali.

7. Melakukan evaluasi hasil kegiatan gudang obat secara keseluruhan. 8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas. Petugas Laboratorium, mempunyai tugas:

1. Melaksanakan pelayanan laboratorium sesuai SOP, SPM, tata kerja dan kebijakan yang telah ditetapkan dan kepala Puskesmas.

2. Meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas dengan melaksanakan upaya pelayanan Laboratorium dengan penuh tanggung jawab sesuai keahlian/standar profesi dan kewenangannya.

3. Membuat pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data yang perlu secara baik, lengkap serta dapat dipertanggungjawabkan sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.

4. Melakukan evaluasi hasil kinerja kegiatan beserta Kepala Puskesmas menyusun perencanaan upaya pelayanan laboratorium.

5. Melaksanakan upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3 Laboratorium).

6. Menyiapkan bahan rujukan spesimen.

7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas. Petugas Kebersihan Puskesmas, mempunyai tugas:

1. Mempunyai program kerja kebersihan lingkungan Puskesmas. 2. Melaksanakan kebersihan lingkungan sesuai program kerja.

Petugas Pengelola Barang/Penanggung Jawab Barang Inventaris, mempunyai tugas:

1. Mempunyai arsip daftar inventaris sarana dan peralatan Puskesmas yang digunakan untuk pelayanan maupun untuk penyelenggaraan program. 2. Menerima, menyimpan, memelihara barang/asset Puskesmas.

3. Melakukan pencatatan dan pelaporan barang inventaris. 4. Membuat perencanaan penyimpanan barang baru dan lama. 5. Perencana kebutuhan dan pemeliharaan barang unit.

(23)

6. Membuat program kerja pemeliharaan sarana dan peralatan Puskesmas. 7. Melakukan pemeriksaan standar jumlah, jenis dan kondisi alat

8. Melakukan pemeliharaan sarana dan peralatan sesuai program kerja 9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas Petugas penanggung jawab kendaraan, mempunyai tugas:

1. Mempunyai program kerja perawatan/pemeliharaan kendaraan, baik roda empat maupun roda dua.

2. Melaksanakan pemeliharaan kendaraan sesuai program kerja. Petugas UKS, mempunyai tugas:

1. Menyusun rencana kegiatan UKS berdasarkan data program Puskesmas. 2. Melaksanakan kegiatan UKS dan berkoordinasi dengan lintas program

terkait sesuai dengan prosedur.

3. Melakukan evaluasi hasil kegiatan UKS.

4. Membuat pencatatan, pelaporan dan visualisasi data sebagai bahan informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas.

5. Melakukan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas. Koordinator Upaya Rawat Inap, mempunyai tugas:

1. Menyusun rencana kegiatan Unit perawatan berdasarkan data program. 2. Membagi tugas kepada petugas rawat inap agar pelaksanaan tugas data

dilaksanakan dengan baik.

3. Melaksanakan kegiatan perawatan, rawat inap dan perawatan kesehatan masyarakat.

4. Melakukan evaluasi hasil kegiatan unit rawat inap.

5. Membuat pencatatan dan pelaporan serta visualisasi data sebagai bahan .informasi dan pertanggungjawaban kepada Kepala Puskesmas

6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas. Tenaga lainnya (tenaga teknis UKP dan UKM), mempunyai tugas:

Melaksanakan dan memberikan upaya pelayanan untuk menunjang kegiatan pelayanan Puskesmas dengan penuh tanggung jawab sesuai tugas dan fungsinya serta melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Puskesmas.

2.1.1.1.4. Jam Kerja

Jam kerja Puskesmas yang terpampang di dinding diselenggarakan dengan jam buka dan jam tutup dengan tepat waktu, disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan diberlakukan berdasarkan peraturan daerah yang telah ditetapkan. Pelayanan diberikan sesuai dengan jam kerja yang ditentukan dalam rangka mewujudkan efektivitas dan efisiensi dalam penyelenggaraan pelayanan.

2.1.1.1.5. Jenis Pelayanan

Jenis pelayanan adalah jenis-jenis pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat.

(24)

Ketentuan:

1. Jenis pelayanan yang terpampang di Puskesmas sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas serta telah dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 2. Ada kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap pelayanan di Puskesmas. 3. Ada ketetapan Kepala Puskesmas tentang jenis pelayanan yang

disediakan oleh Puskesmas.

4. Tersedia informasi tentang jenis pelayanan sehingga pengguna mengetahui dan memahami jenis pelayanan Puskesmas serta dapat memanfaatkannya. Puskesmas melaksanakan pelayanan kesehatan dasar yang terdiri dari

upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Upaya tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu:

A. Upaya Kesehatan Wajib

Upaya Kesehatan Wajib adalah upaya pelayanan kesehatan yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global yang mempunyai daya ungkit tinggi terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Ada enam (6) Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas, yaitu: 1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. 2. Upaya Kesehatan Lingkungan.

3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana. 4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat.

5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit. 6. Upaya Pengobatan Dasar, terdiri dari:

a. Upaya Pengobatan. b. Upaya Kegawatdaruratan.

c. Upaya Pengobatan Gigi dan Mulut. d. Upaya pelayanan Laboratorium.

Pelayanan kesehatan di Puskesmas dititik beratkan pada kegiatan promotif dan preventif daripada kuratif dan rehabilitatif.

B. Upaya Kesehatan Pengembangan

Upaya Kesehatan Pengembangan yang dimaksud adalah upaya kesehatan yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan di masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa/kelurahan dan kemampuan Puskesmas setempat, meliputi:

1. Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat. 2. Upaya Kesehatan Sekolah.

3. Upaya Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran. 4. Upaya Kesehatan Kerja.

5. Upaya kesehatan Olahraga. 6. Upaya Kesehatan Jiwa. 7. Upaya Usia Lanjut.

(25)

Tabel 2.1. Jenis Pelayanan yang dilakukan Puskesmas

No Jenis Pelayanan Puskesmas

Rawat Jalan

Puskesmas Rawat Inap/PONED 1. Pelayanan di dalam gedung

a. Pengobatan Umum ada ada

b. Pengobatan Gigi dan Mulut ada ada c. Pelayanan Gawat Darurat Ada, tidak 24 jam Ada, 24 jam

d. Pelayanan KIA-KB ada ada

e. Imunisasi ada ada

f. Persalinan Ada, Jam Kerja Ada, 24 jam g. Pelayanan Kefarmasian Ada, jam kerja Ada, 24 jam on call h. Pelayanan Laboratorium Ada, jam kerja Ada, 24 jam on call i. Konsultasi Gizi dan Laktasi ada ada

j. Klinik Sanitasi ada ada

k. Penyuluhan Kesehatan/Konsultasi

Kesehatan dan Konseling ada ada

l. Pelayanan Ambulan ada ada

m. Pelayanan Rawat Inap Tidak ada ada 2. Pelayanan diluar gedung

a. Pengobatan Umum ada ada

b. Pelayanan KIA-KB ada ada

c. Penyuluhan Kesehatan ada ada

d. Pembinaan Desa Siaga dan Poskesdes

ada ada

e. Pembinaan PHBS ada ada

f. Posyandu ada ada

g. Pembinaan UKBM ada ada

h. Pelayanan Medik Gigi dan Mulut ada ada

2.1.1.1.6. Persyaratan Pelayanan

Persyaratan pelayanan adalah persyaratan teknis dan administrasi yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya. Persyaratan pelayanan terpampang di dinding/diumumkan dengan menempatkannya di tempat yang mudah dilihat oleh pengguna pelayanan, contoh:

Persyaratan Pelayanan Poli Umum (loket): 1. Membawa Kartu Berobat.

a. Membawa Kartu ASKES bagi pengguna layanan ASKES.

b. Membawa Kartu JAMKESMAS bagi pengguna layanan JAMKESMAS. c. Membawa Kartu JAMKESMASDA bagi pengguna layanan

JAMKESMASDA.

d. Membawa Kartu Jaminan Kesehatan Perusahaan bagi pengguna layanan perusahaan.

e. Membawa kartu berobat dari Puskesmas setempat.

f. Kartu pengenal lain sesuai ketentuan daerah masing- masing. 2. Setiap pelanggan harus mengambil nomor antrian di loket pendaftaran.

3. Setiap pelanggan akan dipanggil sesuai nomor antrian untuk mendaftar di loket.

4. Setiap pelanggan menunggu di ruang tunggu Puskesmas untuk dipanggil sesuai dengan urutan rekam medik.

2.1.1.1.7. Biaya (Tarif)

Biaya/tarif yang berlaku diumumkan kepada masyarakat, terpampang di dinding dan sesuai dengan Perda atau aturan yang berlaku.

(26)

2.1.1.1.8. Alur Pelayanan

Alur pelayanan yaitu alur yang bertujuan memberi informasi kepada masyarakat, tentang tahapan pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas, sehingga memudahkan masyarakat dalam mencapai tujuan pengobatan. Alur pelayanan yang harus ada adalah:

1. Alur pelayanan Puskesmas. 2. Pendaftaran pasien.

3. Pelayanan loket. 4. Pelayanan UGD.

5. Pemeriksaan dan pengobatan pasien di ruang pengobatan.

6. Pemeriksaan ibu hamil, pelayanan ibu nifas, pelayanan kamar bersalin. 7. Pelayanan imunisasi.

8. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut. 9. Pelayanan kefarmasian/obat.

10. Pelayanan laboratorium. 11. Pelayanan klinik sanitasi. 12. Peningkatan gizi.

13. Pelayanan P2M dan PTM. 14. Pengaduan.

15. Pelayanan rujukan dan lain-lain.

Alur pelayanan dibuat dalam bentuk skema, dibingkai dan ditempel di dinding agar mudah diketahui dan sebagai penunjuk jalan bagi pasien maupun pengunjung unit pelayanan kesehatan (lihat lampiran 1).

Pembuatan alur pelayanan ini sekaligus dapat diikuti dengan identifikasi berbagai hambatan/kendala yang membuat alur pelayanan ini tidak jalan atau membutuhkan waktu yang lama. Alur disesuaikan dengan kasus agar segera mendapat penanganan.

2.1.1.1.9. Peta Wilayah Kerja

Peta wilayah kerja menggambarkan data umum tentang wilayah kerja Puskesmas, yang meliputi keterangan desa, batas wilayah, sarana prasarana dll, untuk perencanaan & pelaksanaan program serta untuk memudahkan terpantaunya sasaran pelayanan kesehatan.

2.1.1.1.10. Denah Bangunan dan Papan Nama Ruangan

Puskesmas mempunyai denah bangunan yang berisi letak ruangan-ruangan yang dimilikinya untuk memberikan informasi ke masyarakat tentang tempat/lokasi pelayanan. Ruangan di Puskesmas diberikan papan nama sesuai dengan jenis pelayanannya.

2.1.1.1.11. Kawasan Bebas Rokok

Menurut Undang Undang Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, Instruksi Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 84/ MENKES/Isnt/II/2002 tentang Kawasan Tanpa Rokok di Tempat Kerja dan Sarana Kesehatan serta Surat Edaran Gubernur Jawa Timur Nomor 440/ 1333/ 031/ 2005 Tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR), maka lingkup Puskesmas adalah lokasi kawasan bebas rokok.

(27)

2.1.1.1.12. Hak dan Kewajiban Pasien

Hak dan kewajiban pasien ditetapkan dan di sosialisasikan kepada masyarakat dan semua pihak yang terkait. Hal ini tercermin dalam kebijakan dan prosedur penyelenggaraan Puskesmas

1. Hak pasien

Setiap pasien Puskesmas mempunyai hak:

a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan pelayanan yang berlaku di Puskesmas.

b. Mendapatkan informasi atas: 1) Penyakit yang diderita.

2) Tindakan medis yang akan dilakukan dan kemungkinan penyulit sebagai akibat tindakan tersebut, cara mengatasinya dan alternatif lainnya.

3) Upaya pencegahan agar penyakit tidak kambuh lagi atau pencegahan agar anggota keluarga/orang lain tidak menderita penyakit yang sama. c. Meminta konsultasi medis.

d. Menyampaikan pengaduan, saran, kritik dan keluhan berkaitan dengan pelayanan.

e. Memperoleh layanan yang bermutu, aman, nyaman, adil, jujur dan manusiawi.

f. Hasil pemeriksaan yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan, tujuan tindakan, alternatif tindakan, resiko, biaya dan komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.

g. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya kecuali untuk kasus KLB dan kasus yang dapat membahayakan masyarakat.

h. Keluarga dapat mendampingi saat menerima pelayanan kesehatan. 2. Kewajiban pasien

a. Membawa kartu identitas (KTP/SIM) atau mengetahui alamat dengan jelas untuk kunjungan pertama kali.

b. Membawa kartu berobat:

1) Pengguna layanan PT.ASKES membawa kartu ASKES.

2) Pengguna layanan GAKIN membawa kartu ASKESKIN atau JAMKESDA.

3) Pengguna layanan umum yang sudah pernah berkunjung membawa kartu kunjungan/berobat.

c. Mengikuti alur pelayanan Puskesmas.

d. Mentaati aturan pelayanan dan mematuhi nasehat serta petunjuk pengobatan.

e. Memberikan informasi yang benar dan lengkap tentang masalah kesehatannya kepada tenaga kesehatan di Puskesmas.

2.1.1.1.13. Hak dan Kewajiban Penyedia Layanan 1. Hak Penyedia Layanan/Petugas

a. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesinya.

b. Menolak permintaan pasien dan atau keluarganya untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan standar profesi maupun hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(28)

2. Kewajiban Penyedia Layanan/Petugas.

a. Melakukan pelayanan sesuai dengan standar profesi dan prosedur tetap/SOP pelayanan.

b. Memberikan informasi pelayanan kepada pengguna layanan, baik itu waktu, persyaratan, hasil dan biaya serta kompensasi pelayanan.

c. Memberikan teguran bagi pengunjung yang tidak mentaati ketentuan pelayanan dan memberikan saran agar tidak terulang lagi.

d. Berusaha untuk memenuh kebutuhan pengguna layanan semaksimal mungkin, sehingga tercapai kepuasan pengguna layanan.

e. Melakukan pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan. 2.1.1.1.14. Standar Operasional Prosedur

Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah suatu perangkat instruksi/langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu dengan memberikan langkah-langkah yang benar dan terbaik berdasarkan keilmuan dan konsensus bersama untuk melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan untuk membantu mengurangi kesalahan dan pelayanan sub standar.SOP bermanfaat sebagai acuan dan dasar bagi tenaga pelaksana dalam melaksanakan pelayanan kesehatan bermutu. Selain hal tersebut standar dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pekerjaan, serta melindungi masyarakat dari pelayanan tidak bermutu. Staf medis dan non medis berperan aktif dalam pembuatan SOP serta disahkan oleh Kepala Dinas Kesehatan/Kepala Puskesmas.

Dokumen SOP meliputi penomoran, tanggal terbit, catatan tentang revisi, pemberlakuan dan tanda tangan Kepala Puskesmas. SOP harus disertai dengan instruksi kerja yang menjelaskan secara rinci tata cara tentang hal tersebut diatas. Seluruh kegiatan yang berkaitan harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan instruksi kerja yang ada. SOP dan instruksi kerja tersebut harus dievaluasi secara berkala. Standar pelayanan medik yang penting dibuat dalam bentuk algoritma medik, misalnya standar penatalaksanaan diare, penatalaksanaan demam pada anak, penatalaksanaan anak dengan batuk dan kesulitan bernafas, penatalaksanaan pasien TB paru, dan lain-lain.

Tabel 2.2.Jumlah dan Jenis SOP di Puskesmas Berdasarkan Jenis Program/Tempat

No Jenis SOP Puskesmas

Jumlah SOP Puskesmas Rawat Jalan Puskesmas Rawat Inap/ PONED I SOP Rawat Jalan, terdiri dari

A. SOP Loket 1 1

B. SOP Tata Usaha 12 12

C. SOP Manajemen Ketenagaan 5 5

D. SOP Manajemen Mutu 4 4

E. SOP PPI 11 11

F. SOP Peralatan 5 5

G. SOP Keuangan 5 5

H. SOP Promosi Kesehatan 4 4

I. SOP Kesehatan Lingkungan 6 6

Gambar

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Puskesmas Rawat Jalan
Grafik Kunjungan.
Gambar 2.2 SPAL  Puskesmas  menurut    Badan    Pengkajian  dan  Penerapan  Teknologi  (BPPT)  dalam  Materi Pelatihan Pengolahan Limbah Cair Tahun 1999-2010, Pusat Teknologi Lingkungan
Tabel 2.11 Ketenagaan dan Kompetensinya Berdasarkan Jenis Puskesmas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Suruh Suruhanjay anjay a boleh men a boleh mengikut bud gikut budi bicara i bicaranya sendi nya sendi ri mener ri meneruskan uskan pelantikan seseorang calon yg tahap

IPG Kampus Tun Hussien Onn Batu Pahat, Johor Darul Takzim SUMITRA KAN FONG KUEN FONG KUEN i.. Jadual

Praktek mengajar merupakan kegiatan pokok pelaksanaan PPL, dimana mahasiswa terlibat langsung dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan tujuan agar mahasiswa memperoleh

Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi setelah memeriksa dan mempelajari secara seksama berkas perkara dan semua surat-surat yang berhubungan dengan perkara ini, berikut turunan

1) Untuk menumbuhkembangkan sikap disiplin peserta selama mengikuti program PPG umumnya dan selama di asrama khususnya, LPTK perlu mengembangkan tata

Dalam hal jenis kegiatan yang berdasarkan adat istiadat , asal usul dan kewenangan local berskala Desa lainya sesuai dengan prakarsa masyarakat , kebutuhan dan kondisi

Survey untuk mengindentifikasi preferensi daya terima (acceptability) dari masyarakat terhadap rencana kenaikan harga LPG 12 dan preferensi kecenderungan terjadinya

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pengaruh variabel proses terhadap yield dan densitas, dan karakteristik %FFA, angka asam serta viskositas