• Tidak ada hasil yang ditemukan

P U T U S A N. Nomor : 398/PID/2014/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "P U T U S A N. Nomor : 398/PID/2014/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa :

Nama Lengkap : BOSLIN SIHOTANG; Tempat lahir : Lau Rambung;

Umur / tanggal lahir : 33 tahun / 05 Juli 1980; Jenis Kelamin : Laki-laki;

Kebangsaan : Indonesia;

Tempat tinggal : Dusun III Lau Rambung Desa Lau Pakpak Kecamatan Tigalingga Kabupaten Dairi;

A g a m a : Kristen Katolik; Pekerjaan : Bertani;

Terdakwa ditahan oleh :

- Penyidik sejak tanggal 28 Desember 2013 sampai dengan tanggal 16 Januari 2014.

- Diperpanjang oleh Kepala Kejaksaan Negeri Sidikalang sejak tanggal 17 Januari 2014 sampai dengan tanggal 25 Februari 2014.

- Penuntut Umum sejak tanggal 25 Februari sampai dengan tanggal 16 Maret 2014.

- Diperpanjang oleh Ketua Pengadilan Negeri Sidikalang sejak tanggal 17 Maret 2014 sampai dengan tanggal 15 April 2014.

- Majelis Hakim sejak tanggal 03 April 2014 sampai dengan tanggal 02 Mei 2014.

- Diperpanjang oleh Ketua Pengadilan Negeri Sidikalang sejak tanggal 03 Mei 2014 sampai dengan tanggal 01 Juli 2014.

(2)

- Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan, sejak tanggal 5 Juni 2014 sampai dengan tanggal 4 Juli 2014;

- Ketua Pengadilan Tinggi Medan, sejak tanggal 5 Juli 2014 sampai dengan tanggal 2 September 2014;

PENGADILAN TINGGI TERSEBUT; Telah membaca :

I. Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum nomor register perkara : PDM-16/SDKAL/Epp.1/02/2014, tertanggal 20 Maret 2014, yang mendakwa Terdakwa dengan dakwaan sebagai berikut :

P r i m a i r :

Bahwa ia terdakwa Boslin Sihotang pada hari Kamis tanggal 26 Desember 2013 sekira pukul 20.00 Wib atau setidak-tidaknya pada waktu lain di bulan Desember tahun 2013 bertempat di Dusun Lau Rambong II Desa Lau Pakpak Keeamatan Tigalingga Kabupaten Dairi tepatnya di halaman rumah korban Maruddin Simamora atau setidak-tidaknya pada suatu tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Sidikalang yang berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini, "dengan sengaja dan dengan rencana terlebih

dahulu merampas nyawa orang lain," perbuatan tersebut dilakukan dengan cara

sebagai berikut:

Pada hari Kamis tanggal 26 Desember 2013 sekira pukul 20.00 Wib ketika istri terdakwa yaitu saksi Friska Br Nainggolan kembali dari warung membeli indomie dan sesampainya di rumah, saksi Friska Br Nainggolan mengomel-ngomel, sehingga terdakwa yang mendengar omelan saksi Friska Br Nainggolan bertanya" ngapain kau merepet ?? dan dijawab saksi Friska Br Nainggolan "bukan kuapa-apai si Maruddin itu, dimaki-makinya aku" lalu dijawab terdakwa "apa rupanya dibilang "?? Lalu dijawab saksi Friska Br Nainggolan "dibilang si Maruddin itu aku anak babi dan tidak punya keturunan". Mendengar penuturan saksi Friska Br Nainggolan terdakwa menjadi emosi dan saat itu timbul niat di pikiran terdakwa untuk membunuh korban sehingga terdakwa kemudian pergi ke dapur mengambil pisau yang biasa dipakai terdakwa menyadap pohon aren lalu menyelipkan pisau tersebut di pinggang sebelah kirinya. Setelah itu terdakwa pergi ke kedai marga Sihotang dan melihat korban sudah berada di kedai marga

(3)

simamora yang tidak jauh dari terdakwa. Tidak lama kemudian korban pulang ke rumahnya dan di tengah jalan tepat di depan rumah terdakwa korban berteriak "keluar kau babi, akan kuputus kau malam ini..."sambil melempar rumah terdakwa dengan batu. Mendengar teriakan korban, terdakwa yang telah menyelipkan pisau di pinggangnya kemudian keluar dari kedai marga Sihotang dan langsung menjumpai korban. Sekira beberapa meter jaraknya dengan korban, terdakwa berkata "kenapa kau lempari rumahku..!!" Lalu dijawab korban "kaupun babinya kau !!" Mendengar perkataan korban tersebut terdakwa menjadi sangat marah dan menjumpai korban sampai ke depan rumah korban sambil terdakwa mengeluarkan pisau dari pinggangnya lalu menebaskan pisau tersebut ke arah leher korban sebanyak satu kali akan tetapi mengenai lengan tangan kanan dan dagu korban hingga luka mengeluarkan darah. Ketika itu saksi Minton Sianturi datang dan berkata" apa itu lae, kenapa ribut-ribut, sarungkan parangmu itu, pulang kau !! lalu terdakwa memasukkan pisau ke dalam sarung pisau terdakwa, sedangkan saksi Minton Sianturi membawa korban yang terluka masuk ke dalam rum ah korban. Ketika di dalam rumah, korban mengetahui dirinya terluka dan berdarah di lengan dan dagu sehingga korban berkata, "saya harus mengadu ke polisi, lalu dijawab saksi Minton Sianturi" kalau mau mengadu besok pagilah lae, karena sudah malam ini"...Kemudian korban menyuruh saksi Minton Sianturi pulang ke rumahnya. Setelah itu korban keluar dari rumah dan berkata dengan keras," akan kulapor ke polisi !!. akan kulapor polisi !!. Mendengar perkataan korban terdakwa menjadi sangat marah dan menjumpai korban di halaman rumah korban dan berkata "sudah kau yang salah, kau mau lapor polisi.." dan dijawab korban "babi kau "!!. Saat itulah terdakwa langsung mencabut pisau dari pinggangnya seraya mengeluarkan pisau tersebut dari sarungnya dan langsung menusukkan pisau tersebut ke organ-organ vital yaitu dada korban satu kali dan kembali menusukkan pisau tersebut ke perut korban sebanyak dua kali sehingga korban jatuh tergeletak di tanah di depan rumah korban. Setelah korban jatuh, terdakwa kemudian menggorok leher korban hingga batang tenggorokannya putus, lalu terdakwa hendak pulang ke rumah terdakwa, akan tetapi merasa belum puas terdakwa membalikkan badan lagi menghampiri korban lalu menusukkan lagi pisau yang dipegangnya ke bagian paha sebelah kanan korban. Saat itu istri korban yaitu saksi Nurhaida Br Purba berteriak meminta tolong melihat terdakwa menggorok leher suaminya dan telah berlumuran darah dan

(4)

saat itu saksi Nurhaida Br Purba sempat mendengar suara desahan nafas korban yang keluar dari luka di leher korban sambil menyemburkan darah segar. Setelah itu terdakwa lantas meninggalkan korban yang sudah tergeletak ditanah dan pergi menuju rumah ibu terdakwa sambil terdakwa memberitahukan kepada ibunya bahwa ia telah membunuh korban. Mendengar pengakuan terdakwa ibu terdakwa menangis gemetar lantas ibu terdakwa menyuruh terdakwa agar menyerahkan diri kepada Polisi. Lalu terdakwa meminta uang seratus ribu dari ibu terdakwa dan terdakwa beijanji segera menyerahkan diri. Setelah itu terdakwa pergi dengan cara beijalan kaki ke arah bukit melewati perladangan kopi warga sambil pisau tersebut masih dibawa terdakwa. Setibanya di Bukit Karo terdakwa menumpang mobil PAS menuju Tigalingga dan setibanya di SPBU Tigalingga mobil berhenti menunggu penumpang naik, saat itulah terdakwa turun dan beijalan menuju arah Sidikalang. Di tengah jalan terdakwa berhenti di sebuah gereja HKBP dan selanjutnya terdakwa menyimpan pisau yang dipakainya di sela-sela tanaman jagung yang berada di samping gereja tersebut. Selanjutnya di gereja itu terdakwa tidur, dan pada pagi harinya sekira pukul 05.00 wib terdakwa bangun dan menyetop mobil penumpang PAS arah Medan, setibanya di Merek terdakwa turun dari mobil dan selanjutnya menumpang mobil Sepadan terdakwa menuju Siantar. Setibanya di simpang II Siantar, terdakwa menyetop angkutan dengan tujuan ke kantor Polisi untuk menyerahkan diri.

Akibat perbuatan terdakwa sehingga korban meninggal dunia sesuai dengan Surat Keterangan Meninggal Nomor : 9850/RM-RSUD/XII/2013 tanggal 27 Desember 2013 yang dibuat dan ditandatangani oleh Dokter Mey Sitanggang, menerangkan bahwa korban telah meninggal dunia pada saat dibawa/tiba di Rumah Sakit Umum Sidikalang dan setelah dilakukan visum et repertum di tubuh korban ditemukan luka-luka sebagaimana disebutkan dalam visum et repertum Nomor 1941/RSUD/XIl/VER/Rhs/2013 tanggal 27 Desember 2013 yang dibuat dan ditandatangai oleh Dokter Mey Sitanggang selaku dokter Pemerintah pada Rumah Sakit Umum Sidikalang, dengan hasil pemeriksaan sebagai berikut:

- Kepala /Wajah : wajah berlumuran darah, luka robek di dagu dengan ukuran 4 cm x 4 cm x 2 cm dan 2 cm x 1 cm x 0,5 cm.

- Leher : luka robek dengan batas tegas sampai batang tengkorak dengan ukuran 15 cm x 5 cm x 3 cm, patah pada batang tenggorok, kaku leher ditemukan.

(5)

- Dada : Luka robek sampai ke tulang rusuk dengan ukuran 8 cm x 4 cm x 1 cm, tulang rusuk patah.

- Perut: Luka robek di daerah ulu hati tembus sampai ke hati dengan ukuran 4 cm x 2 cm x 7 cm.

- Anggota gerak atas : Luka gores di bahu kanan ukuran 2 cm x 1 cm, luka robek di lengan kanan atas ukuran 10 cm x 5 cm dan kedalaman sampai otot.

- Anggota gerak bawah :Luka robek di lutut kanan dengan ukuran 10 cm x 5 cm x 1 cm, luka robek di paha kanan sebelah dalam dengan ukuran 10 cm x 5 cm dan kedalaman sampai otot.

Kesimpulannya bahwa perobahan-perobahan tersebut disebabkan oleh karena persentuhan dengan benda tajam.

Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 340 KUHPidana.

SUBSIDAIR :

Bahwa ia terdakwa Boslin Sihotang pada hari Kamis tanggal 26 Desember 2013 sekira pukul 20.00 Wib atau setidak-tidaknya pada waktu lain di bulan Desember Tahun 2013 bertempat di Dusun Lau Rambong II Desa Lau Pakpak Kecamatan Tigalingga Kabupaten Dairi tepatnya di halaman rumah korban Maruddin Simamora atau setidak-tidaknya pada suatu tempat Iain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Sidikalang yang berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini, "dengan sengaja merampas nyawa orang lain, " perbuatan tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Pada hari Kamis tanggal 26 Desember 2013 sekira pukul 20.00 Wib ketika istri terdakwa yaitu saksi Friska Br Nainggolan kembali dari warung membeli indomie dan sesampainya di rumah, saksi Friska Br Nainggolan mengomel-ngomel, sehingga terdakwa yang mendengar omelan saksi Friska Br Nainggolan bertanya" ngapain kau merepet ?? dan dijawab saksi Friska Br Nainggolan "bukan kuapa-apai si Maruddin itu, dimaki-makinya aku" lalu dijawab terdakwa "apa rupanya dibilang "?? Lalu dijawab saksi Friska Br Nainggolan "dibilang si Maruddin itu aku anak babi dan tidak punya keturunan". Mendengar penuturan saksi Friska Br Nainggolan terdakwa menjadi emosi dan saat itu timbul niat di pikiran terdakwa untuk membunuh korban sehingga terdakwa kemudian pergi ke dapur mengambil pisau yang biasa dipakai terdakwa menyadap pohon aren lalu

(6)

menyelipkan pisau tersebut di pinggang sebelah kirinya. Setelah itu terdakwa pergi ke kedai marga Sihotang dan melihat korban sudah berada di kedai marga simamora yang tidak jauh dari terdakwa. Tidak lama kemudian korban pulang ke rumahnya dan di tengah jalan tepat di depan rumah terdakwa korban berteriak "keluar kau babi, akan kuputus kau malam ini..."sambil melempar rumah terdakwa dengan batu. Mendengar teriakan korban, terdakwa yang telah menyelipkan pisau di pinggangnya kemudian keluar dari kedai marga Sihotang dan langsung menjumpai korban. Sekira beberapa meter jaraknya dengan korban, terdakwa berkata "kenapa kau lempari rumahku..!!" Lalu dijawab korban "kaupun babinya kau !!" Mendengar perkataan korban tersebut terdakwa menjadi sangat marah dan menjumpai korban sampai ke depan rumah korban sambil terdakwa mengeluarkan pisau dari pinggangnya lalu menebaskan pisau tersebut ke arah leher korban sebanyak satu kali akan tetapi mengenai lengan tangan kanan dan dagu korban hingga luka mengeluarkan darah. Ketika itu saksi Minton Sianturi datang dan berkata" apa itu lae, kenapa ribut-ribut, sarungkan parangmu itu, pulang kau !! lalu terdakwa memasukkan pisau ke dalam sarung pisau terdakwa, sedangkan saksi Minton Sianturi membawa korban yang terluka masuk ke dalam rum ah korban. Ketika di dalam rumah, korban mengetahui dirinya terluka dan berdarah di lengan dan dagu sehingga korban berkata, "saya harus mengadu ke polisi, lalu dijawab saksi Minton Sianturi" kalau mau mengadu besok pagilah lae, karena sudah malam ini"...Kemudian korban menyuruh saksi Minton Sianturi pulang ke rumahnya. Setelah itu korban keluar dari rumah dan berkata dengan keras," akan kulapor ke polisi !!. akan kulapor polisi !!. Mendengar perkataan korban terdakwa menjadi sangat marah dan menjumpai korban di halaman rumah korban dan berkata "sudah kau yang salah, kau mau lapor polisi.." dan dijawab korban "babi kau "!!. Saat itulah terdakwa langsung mencabut pisau dari pinggangnya seraya mengeluarkan pisau tersebut dari sarungnya dan langsung menusukkan pisau tersebut ke organ-organ vital yaitu dada korban satu kali dan kembali menusukkan pisau tersebut ke perut korban sebanyak dua kali sehingga korban jatuh tergeletak di tanah di depan rumah korban. Setelah korban jatuh, terdakwa kemudian menggorok leher korban hingga batang tenggorokannya putus, lalu terdakwa hendak pulang ke rumah terdakwa, akan tetapi merasa belum puas terdakwa membalikkan badan lagi menghampiri korban lalu menusukkan lagi pisau yang dipegangnya ke bagian paha sebelah kanan korban.

(7)

Saat itu istri korban yaitu saksi Nurhaida Br Purba berteriak meminta tolong melihat terdakwa menggorok leher suaminya dan telah berlumuran darah dan saat itu saksi Nurhaida Br Purba sempat mendengar suara desahan nafas korban yang keluar dari luka di leher korban sambil menyemburkan darah segar. Setelah itu terdakwa lantas meninggalkan korban yang sudah tergeletak ditanah dan pergi menuju rumah ibu terdakwa sambil terdakwa memberitahukan kepada ibunya bahwa ia telah membunuh korban. Mendengar pengakuan terdakwa ibu terdakwa menangis gemetar lantas ibu terdakwa menyuruh terdakwa agar menyerahkan diri kepada Polisi. Lalu terdakwa meminta uang seratus ribu dari ibu terdakwa dan terdakwa beijanji segera menyerahkan diri. Setelah itu terdakwa pergi dengan cara beijalan kaki ke arah bukit melewati perladangan kopi warga sambil pisau tersebut masih dibawa terdakwa. Setibanya di Bukit Karo terdakwa menumpang mobil PAS menuju Tigalingga dan setibanya di SPBU Tigalingga mobil berhenti menunggu penumpang naik, saat itulah terdakwa turun dan beijalan menuju arah Sidikalang. Di tengah jalan terdakwa berhenti di sebuah gereja HKBP dan selanjutnya terdakwa menyimpan pisau yang dipakainya di sela-sela tanaman jagung yang berada di samping gereja tersebut. Selanjutnya di gereja itu terdakwa tidur, dan pada pagi harinya sekira pukul 05.00 wib terdakwa bangun dan menyetop mobil penumpang PAS arah Medan, setibanya di Merek terdakwa turun dari mobil dan selanjutnya menumpang mobil Sepadan terdakwa menuju Siantar. Setibanya di simpang II Siantar, terdakwa menyetop angkutan dengan tujuan ke kantor Polisi untuk menyerahkan diri.

Akibat perbuatan terdakwa sehingga korban meninggal dunia sesuai dengan Surat Keterangan Meninggal Nomor : 9850/RM-RSUD/XII/2013 tanggal 27 Desember 2013 yang dibuat dan ditandatangani oleh Dokter Mey Sitanggang, menerangkan bahwa korban telah meninggal dunia pada saat dibawa/tiba di Rumah Sakit Umum Sidikalang dan setelah dilakukan visum et repertum di tubuh korban ditemukan luka-luka sebagaimana disebutkan dalam visum et repertum Nomor 1941/RSUD/XIl/VER/Rhs/2013 tanggal 27 Desember 2013 yang dibuat dan ditandatangai oleh Dokter Mey Sitanggang selaku dokter Pemerintah pada Rumah Sakit Umum Sidikalang, dengan hasil pemeriksaan sebagai berikut:

- Kepala /Wajah : wajah berlumuran darah, luka robek di dagu dengan ukuran 4 cm x 4 cm x 2 cm dan 2 cm x 1 cm x 0,5 cm.

(8)

- Leher : luka robek dengan batas tegas sampai batang tengkorak dengan ukuran 15 cm x 5 cm x 3 cm, patah pada batang tenggorok, kaku leher ditemukan.

- Dada : Luka robek sampai ke tulang rusuk dengan ukuran 8 cm x 4 cm x 1 cm, tulang rusuk patah.

- Perut: Luka robek di daerah ulu hati tembus sampai ke hati dengan ukuran 4 cm x 2 cm x 7 cm.

- Anggota gerak atas : Luka gores di bahu kanan ukuran 2 cm x 1 cm, luka robek di lengan kanan atas ukuran 10 cm x 5 cm dan kedalaman sampai otot.

- Anggota gerak bawah :Luka robek di lutut kanan dengan ukuran 10 cm x 5 cm x 1 cm, luka robek di paha kanan sebelah dalam dengan ukuran 10 cm x 5 cm dan kedalaman sampai otot.

Kesimpulannya bahwa perobahan-perobahan tersebut disebabkan oleh karena persentuhan dengan benda tajam.

Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 338 KUHPidana.

LEBIH SUBSIDAIR :

Bahwa ia terdakwa Boslin Sihotang pada hari Kamis tanggal 26 Desember 2013 sekira pukul 20.00 Wib atau setidak-tidaknya pada waktu lain di bulan Desember tahun 2013 bertempat di Dusun Lau Rambong II Desa Lau Pakpak Kecamatan Tigalingga Kabupaten Dairi tepatnya di halaman rumah korban Maruddin Simamora atau setidak-tidaknya pada suatu tempat lain yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Sidikalang yang berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini, "dengan sengaja melakukan penganiayaan yang

mengakibatkan mati" perbuatan tersebut dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Pada hari Kamis tanggal 26 Desember 2013 sekira pukul 20.00 Wib ketika istri terdakwa yaitu saksi Friska Br Nainggolan kembali dari warung membeli indomie dan sesampainya di rumah, saksi Friska Br Nainggolan mengomel-ngomel, sehingga terdakwa yang mendengar omelan saksi Friska Br Nainggolan bertanya" ngapain kau merepet ?? dan dijawab saksi Friska Br Nainggolan "bukan kuapa-apai si Maruddin itu, dimaki-makinya aku" lalu dijawab terdakwa "apa rupanya dibilang "?? Lalu dijawab saksi Friska Br Nainggolan "dibilang si Maruddin itu aku anak babi dan tidak punya keturunan". Mendengar penuturan

(9)

saksi Friska Br Nainggolan terdakwa menjadi emosi dan saat itu timbul niat di pikiran terdakwa untuk membunuh korban sehingga terdakwa kemudian pergi ke dapur mengambil pisau yang biasa dipakai terdakwa menyadap pohon aren lalu menyelipkan pisau tersebut di pinggang sebelah kirinya. Setelah itu terdakwa pergi ke kedai marga Sihotang dan melihat korban sudah berada di kedai marga simamora yang tidak jauh dari terdakwa. Tidak lama kemudian korban pulang ke rumahnya dan di tengah jalan tepat di depan rumah terdakwa korban berteriak "keluar kau babi, akan kuputus kau malam ini..."sambil melempar rumah terdakwa dengan batu. Mendengar teriakan korban, terdakwa yang telah menyelipkan pisau di pinggangnya kemudian keluar dari kedai marga Sihotang dan langsung menjumpai korban. Sekira beberapa meter jaraknya dengan korban, terdakwa berkata "kenapa kau lempari rumahku..!!" Lalu dijawab korban "kaupun babinya kau !!" Mendengar perkataan korban tersebut terdakwa menjadi sangat marah dan menjumpai korban sampai ke depan rumah korban sambil terdakwa mengeluarkan pisau dari pinggangnya lalu menebaskan pisau tersebut ke arah leher korban sebanyak satu kali akan tetapi mengenai lengan tangan kanan dan dagu korban hingga luka mengeluarkan darah. Ketika itu saksi Minton Sianturi datang dan berkata" apa itu lae, kenapa ribut-ribut, sarungkan parangmu itu, pulang kau !! lalu terdakwa memasukkan pisau ke dalam sarung pisau terdakwa, sedangkan saksi Minton Sianturi membawa korban yang terluka masuk ke dalam rumah korban. Ketika di dalam rumah, korban mengetahui dirinya terluka dan berdarah di lengan dan dagu sehingga korban berkata, "saya harus mengadu ke polisi, lalu dijawab saksi Minton Sianturi" kalau mau mengadu besok pagilah lae, karena sudah malam ini"...Kemudian korban menyuruh saksi Minton Sianturi pulang ke rumahnya. Setelah itu korban keluar dari rumah dan berkata dengan keras," akan kulapor ke polisi akan kulapor polisi !!. Mendengar perkataan korban terdakwa menjadi sangat marah dan menjumpai korban di halaman rumah korban dan berkata "sudah kau yang salah, kau mau lapor polisi.." dan dijawab korban "babi kau "!!. Saat itulah terdakwa langsung mencabut pisau dari pinggangnya seraya mengeluarkan pisau tersebut dari sarungnya dan langsung menusukkan pisau tersebut ke dada korban satu kali dan kembali menusukkan pisau tersebut ke perut korban sebanyak dua kali sehingga korban jatuh tergeletak di tanah di depan rumah korban. Setelah korban jatuh, terdakwa kemudian menggorok leher korban hingga batang tenggorokannya putus, lalu terdakwa hendak pulang ke

(10)

rumah terdakwa, akan tetapi merasa belum puas terdakwa membalikkan badan lagi menghampiri korban lalu menusukkan lagi pisau yang dipegangnya ke bagian paha sebelah kanan korban. Saat itu istri korban yaitu saksi Nurhaida Br Purba berteriak meminta tolong melihat terdakwa menggorok leher suaminya dan telah berlumuran darah dan saat itu saksi Nurhaida Br Purba sempat mendengar suara desahan nafas korban yang keluar dari luka di leher korban sambil menyemburkan darah segar. Setelah itu terdakwa lantas meninggalkan korban yang sudah tergeletak ditanah dan pergi menuju rumah ibu terdakwa sambil terdakwa memberitahukan kepada ibunya bahwa ia telah membunuh korban. Mendengar pengakuan terdakwa ibu terdakwa menangis gemetar lantas ibu terdakwa menyuruh terdakwa agar menyerahkan diri kepada Polisi. Lalu terdakwa meminta uang seratus ribu dari ibu terdakwa dan terdakwa berjanji segera menyerahkan diri. Setelah itu terdakwa pergi dengan cara berjalan kaki ke arah bukit melewati perladangan kopi warga sambil pisau tersebut masih dibawa terdakwa. Setibanya di Bukit Karo terdakwa menumpang mobil PAS menuju Tigalingga dan setibanya di SPBU Tigalingga mobil berhenti menunggu penumpang naik, saat itulah terdakwa turun dan berjalan menuju arah Sidikalang. Di tengah jalan terdakwa berhenti di sebuah gereja HKBP dan selanjutnya terdakwa menyimpan pisau yang dipakainya di sela-sela tanaman jagung yang berada di samping gereja tersebut. Selanjutnya di gereja itu terdakwa tidur, dan pada pagi harinya sekira pukul 05.00 wib terdakwa bangun dan menyetop mobil penumpang PAS arah Medan, setibanya di Merek terdakwa turun dari mobil dan selanjutnya menumpang mobil sepadan terdakwa menuju Siantar. Setibanya di simpang II Siantar, terdakwa menyetop angkutan dengan tujuan ke kantor Polisi untuk menyerahkan diri.

Akibat perbuatan terdakwa sehingga korban meninggal dunia sesuai dengan Surat Keterangan Meninggal Nomor : 9850/RM-RSUD/XII/2013 tanggal 27 Desember 2013 yang dibuat dan ditandatangani oleh Dokter Mey Sitanggang, menerangkan bahwa korban telah meninggal dunia pada saat dibawa/tiba di Rumah Sakit Umum Sidikalang dan setelah dilakukan visum et repertum di tubuh korban ditemukan luka-luka sebagaimana disebutkan dalam visum et repertum Nomor 1941/RSUD/XII/VER/Rhs/2013 tanggal 27 Desember 2013 yang dibuat dan ditandatangai oleh Dokter Mey Sitanggang selaku dokter Pemerintah pada Rumah Sakit Umum Sidikalang, dengan hasil pemeriksaan sebagai berikut:

(11)

- Kepala /Wajah : wajah berlumuran darah, luka robek di dagu dengan ukuran 4 cm x 4 cm x 2 cm dan 2 cm x 1 cm x 0,5 cm.

- Leher : luka robek dengan batas tegas sampai batang tengkorak dengan ukuran 15 cm x 5 cm x 3 cm, patah pada batang tenggorok, kaku leher ditemukan.

- Dada : Luka robek sampai ke tulang rusuk dengan ukuran 8 cm x 4 cm x 1 cm, tulang rusuk patah.

- Perut: Luka robek di daerah ulu hati tembus sampai ke hati dengan ukuran 4 cm x 2 cm x 7 cm.

- Anggota gerak atas : Luka gores di bahu kanan ukuran 2 cm x 1 cm, luka robek di lengan kanan atas ukuran 10 cm x 5 cm dan kedalaman sampai otot.

- Anggota gerak bawah :Luka robek di lutut kanan dengan ukuran 10 cm x 5 cm x 1 cm, luka robek di paha kanan sebelah dalam dengan ukuran 10 cm x 5 cm dan kedalaman sampai otot.

Kesimpulannya bahwa perobahan-perobahan tersebut disebabkan oleh karena persentuhan dengan benda tajam.

Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 351 Ayat (3) KUHPidana.

II. Surat Tuntutan Jaksa Penuntut Umum nomor register perkara : PDM-16/SDKAL/Epp.1/02/2014, tertanggal 12 Mei 2014, yang menuntut Terdakwa sebagai berikut :

1. Menyatakan Terdakwa Boslin Sihotang bersalah melakukan tindak pidana "pembunuhan yang direncanakan terlebih dahulu" sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 340 KUHP, sebagaimana dalam Surat Dakwaan Primair.

2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa berupa pidana penjara selama 17 (tujuh belas) tahun dikurangi selama Terdakwa berada dalam tahanan sementara, dengan perintah Terdakwa tetap ditahan.

3. Menyatakan barang bukti:

- 1 (satu) potong kemeja motif petak-petak yang berlumuran darah. - 1 (satu) potong celana dalam yang berlumuran darah.

- 1 potong celana warna hitam merk levis.

(12)

agar dikembalikan kepada keluarga korban melalui istri korban saksi Nurhaida Br Purba.

- 1 (satu) bilah pisau dengan ujung tajam (runcing) yang bergagangkan kayu ukuran panjang 40 cm yang berlumuran darah. - 1 (satu) buah sarung pisau yang terbuat dari kayu.

agar dirampas untuk dimusnahkan.

4. Menetapkan agar Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp.2.000,- (dua ribu rupiah).

III. Putusan Pengadilan Negeri Sidikalang nomor : 34/Pid.B/2014/PN.Sdk tanggal 2 Juni 2014, yang amarnya berbunyi sebagai berikut :

1. Menyatakan bahwa Terdakwa BOSLIN SIHOTANG tersebut di atas tidak terbukti secara sah menurut hukum dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana yang didakwakan dalam Dakwaan Primair. 2. Membebaskan Terdakwa BOSLIN SIHOTANG oleh karena itu dari

Dakwaan Primair tersebut.

3. Menyatakan Terdakwa BOSLIN SIHOTANG tersebut di atas telah terbukti secara sah menurut hukum dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana: “PEMBUNUHAN” .

4. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa tersebut oleh karena itu dengan pidana penjara selama 14 (empat belas) tahun.

5. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani Terdakwa supaya dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan itu.

6. Menetapkan agar Terdakwa tetap berada dalam tahanan. 7. Memerintahkan pula agar barang bukti berupa :

- 1 (satu) potong kemeja motif petak-petak yang berlumuran darah.

- 1 (satu) potong celana dalam yang berlumuran darah.

- 1 (satu) potong celana warna hitam merk LEVIS. Dikembalikan kepada yang paling berhak.

- 1 (satu) bilah pisau dengan ujung yang tajam (runcing) yang bergagangkan kayu ukuran panjang 40 centi meter yang berlumuran darah.

- 1 (satu) buah sarung pisau yang terbuat dari kayu.

Dirampas dan dirusakkan sehingga tidak dapat dipergunakan lagi.

(13)

8. Membebankan Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.000,- (dua ribu rupiah).

IV. Akta Permintaan Banding yang dibuat oleh MONANG SIANTURI, SH. Panitera Pengadilan Negeri Sidikalang nomor : 07/Bdg/Akta.Pid/2014/PN.Sdk, yang menerangkan bahwa pada hari Kamis tanggal 5 Juni 2014, Jaksa Penuntut Umum telah mengajukan permintaan banding atas Putusan Pengadilan Negeri tersebut, permintaan banding mana telah dengan sempurna diberitahukan kepada Terdakwa pada hari Jumat tanggal 6 Juni 2014;

V. Akta Permintaan Banding yang dibuat oleh TAHI PURBA, SH. Wakil Panitera Pengadilan Negeri Sidikalang nomor : 07/Bdg/Akta.Pid/2014/PN.Sdk, yang menerangkan bahwa pada hari Senin tanggal 9 Juni 2014, Jaksa Penuntut Umum telah mengajukan permintaan banding atas Putusan Pengadilan Negeri tersebut, permintaan banding mana telah dengan sempurna diberitahukan kepada Terdakwa pada hari Selasa tanggal 17 Juni 2014;

VI. Memori banding yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum tertanggal 19 Juni 2014, yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Sidikalang tanggal 19 Juni 2014, memori banding mana telah dengan sempurna diberitahukan dan diserahkan kepada Terdakwa pada tanggal 20 Juni 2014;

VII. Memori banding yang diajukan oleh Terdakwa tertanggal 25 Juni 2014, yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Sidikalang tanggal 25 Juni 2014, memori banding mana telah dengan sempurna diberitahukan dan diserahkan kepada Jaksa Penuntut Umum pada tanggal 27 Juni 2014;

VIII. Kontra Memori banding yang diajukan oleh Terdakwa tertanggal 25 Juni 2014, yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Sidikalang tanggal 25 Juni 2014, kontra memori banding mana telah dengan sempurna diberitahukan dan diserahkan kepada Jaksa Penuntut Umum pada tanggal 27 Juni 2014;

(14)

IX. Surat Mempelajari Berkas Perkara Pengadilan Negeri Sidikalang nomor : W2.U1/779/HN.01.10/VI/2014, tertanggal 19 Juni 2014, yang disampaikan masing-masing kepada Jaksa Penuntut Umum dan Terdakwa, dimana terhitung 7 (tujuh) hari sejak tanggal 19 Juni 2014 sampai dengan tanggal 21 Juni 2014, kedua belah pihak diberi kesempatan untuk mempelajari berkas perkara nomor : 34/Pid.B/2014/PN.Sdk, sebelum berkas dikirim ke Pengadilan Tinggi Medan;

Menimbang, bahwa permintaan akan pemeriksaan dalam tingkat banding oleh Jaksa Penuntut Umum telah diajukan dalam tenggang waktu dan dengan tata cara serta memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh Undang-Undang, maka permintaan banding tersebut secara formal dapat diterima;

Menimbang, bahwa terhadap memori banding dari Jaksa Penuntut Umum dan memori banding dan kontra memori banding dari Terdakwa, ternyata pada prinsipnya tidak ada hal-hal baru yang dapat membatalkan putusan Pengadilan tingkat pertama, oleh karena itu memori banding-memori banding dan kontra memori banding tersebut tidak perlu dipertimbangkan lebih lanjut;

Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi setelah memeriksa dan mempelajari secara seksama berkas perkara dan semua surat-surat yang berhubungan dengan perkara ini, berikut turunan resmi Putusan Pengadilan Negeri Sidikalang nomor : 34/Pid.B/2014/PN.Sdk tanggal 2 Juni 2014, memori banding dari Jaksa Penuntut Umum dan memori banding dan kontra memori banding dari Terdakwa dan bukti-bukti surat lain yang bersangkutan, berpendapat bahwa pertimbangan hukum Majelis Hakim Tingkat Pertama yang mendasari putusannya mengenai telah terbuktinya secara sah dan meyakinkan kesalahan Terdakwa atas dakwaan subsidair yaitu : melanggar Pasal 338 KUHPidana telah tepat dan benar, oleh karenanya Pengadilan Tinggi dapat menyetujui dan mengambil alih sebagai pertimbangan hukumnya sendiri dalam memeriksa dan memutus perkara ini ditingkat banding;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, maka Putusan Pengadilan Negeri Sidikalang nomor : 34/Pid.B/2014/PN.Sdk tanggal 2 Juni 2014, yang dimintakan banding tersebut harus dikuatkan;

(15)

Menimbang, bahwa tidak ada alasan untuk mengeluarkan Terdakwa dari tahanan, karenanya Terdakwa tetap berada dalam tahanan;

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa tetap dinyatakan bersalah dan dipidana, maka dibebani pula untuk membayar biaya perkara yang timbul dikedua tingkat peradilan;

Mengingat dan Memperhatikan ketentuan Pasal 338 KUHPidana, Undang-undang Republik Indonesia nomor : 8 Tahun 1981 tentang KUHAP, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku yang berhubungan dengan perkara ini;

M E N G A D I L I :

- Menerima permintaan banding dari Jaksa Penuntut Umum dan Terdakwa tersebut;

- Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Sidikalang nomor : 34/Pid.B/2014/PN.Sdk tanggal 2 Juni 2014, yang dimintakan banding tersebut; - Menetapkan Terdakwa tetap ditahan;

- Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa dalam kedua tingkat peradilan, yang ditingkat banding sebesar Rp 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah).

Demikianlah diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan pada hari KAMIS tanggal 17 Juli 2014, oleh Kami :

PANDARAMAN SIMANJUNTAK, SH.MH. Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi Medan sebagai Hakim Ketua Majelis, Hj. WAGIAH ASTUTI, SH. dan

H.LEXSY MAMONTO, SH.MH. masing-masing sebagai Hakim-Hakim Anggota, yang ditunjuk untuk memeriksa dan mengadili perkara tersebut dalam peradilan tingkat banding, berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan tanggal 8 Juli 2014, nomor : 398/PID/2014/PT-MDN, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari RABU tanggal 23 Juli 2014, oleh Hakim Ketua Majelis dengan didampingi Hakim-Hakim Anggota serta dibantu oleh

(16)

JAINAB, SH. sebagai Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Medan, tanpa dihadiri oleh Jaksa Penuntut Umum dan Terdakwa.

HAKIM ANGGOTA, KETUA MAJELIS, TTD TTD

ttd ttd

1. Hj. WAGIAH ASTUTI, SH. PANDARAMAN SIMANJUNTAK, SH.MH.

TTD ttd 2. H.LEXSY MAMONTO, SH.MH. PANITERA PENGGANTI, TTD ttd JAINAB, SH.

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi keperawatan S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto dengan

Proses pengecoran dengan menggunakan metode evaporative (lost foam casting) tidak seperti pengecoran dengan menggunakan cetakan pasir lainnya, pada proses ini

Apakah terdapat pengaruh harga terhadap keputusan pembelian produk BlackBerry di Universitas Pandanaran Analisis regresi linier berganda Hasil penelitian menunjukkan

Beberapa hal yang dimodifikasi oleh para mahasiswa adalah dapat dilihat dari gambar di atas, mahasiswa menambahkan lampu untuk membuat Truncted Icosidodecahedron tampak

Karena dulu saya pernah bekerja di Hotel Ensel Jakarta di bagian pelayanan kamar, saya juga diterima di Hotel Ensel International di Sydney.. Saya segera pindah

kalau adat pakpak anak laki-lakilah yang mengurus orang tuanya, khususnya anak laki-laki paling bungsu, karena harta paling banyak untuknya dan rumah orang tua juga sudah

Program Kerja Praktek dapat dilaksanakan dengan memberikan submisi (pengajuan) kepada institusi yang dituju dan tempat serta waktu pelaksanaan harus dijabarkan

1) Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian, give applause atau bentuk penghargaan lain yang relevan) kepada kelompok yang berkinerja baik. 2) Guru memberikan