• Tidak ada hasil yang ditemukan

STÁNDAR PUSKESMAS RAWAT INAP

STANDAR PUSKESMAS RAWAT INAP

3.1 STÁNDAR PUSKESMAS RAWAT INAP

Puskesmas rawat inap dikembangkan dalam rangka meningkatkan jangkauan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada pelayanan rawat inap

Puskesmas rawat inap adalah Puskesmas yang mempunyai penambahan fasilitas berupa rawat inap dengan tempat tidur minimal 6 (enam) dan maksimal 25 (dua puluh lima) buah, untuk dapat memberikan layanan kesehatan rawat inap setiap hari selama 24 (dua puluh empat) jam kepada masyarakat dalam waktu tidak lebih dari 5 (lima) hari, serta sebagai “Pusat rujukan antara“ pelayanan Puskesmas ke rumah sakit.

Kriteria pengembangan Puskesmas rawat jalan menjadi Puskemas rawat inap yaitu:

1. Letak Puskesmas ± 10 km atau 1 jam perjalanan dari rumah sakit. 2. Kondisi sosial ekonomi sebagian besar masyarakat rendah. 3. Memenuhi kriteria standar Puskesmas rawat inap.

4. Tingkat kebutuhan masyarakat pada layanan rawat inap yang tinggi.

Standar yang berlaku pada Puskesmas rawat jalan juga berlaku pada Puskesmas rawat inap, dengan penambahan:

3.1.1 Standar Manajemen dan Administrasi

Standar manajemen dan administrasi Puskesmas rawat inap sama dengan Puskesmas rawat jalan dengan beberapa tambahan, yaitu:

1. Tujuan

Tujuan Puskesmas rawat inap sama dengan tujuan Puskesmas rawat jalan, ditambah dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan rawat inap yang murah dan bermutu.

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Puskesmas rawat inap sama dengan struktur organisasi Puskesmas rawat jalan dengan menambahkan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP), terdiri dari UKP rawat jalan dan UKP rawat inap.

STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS RAWAT INAP

Gambar 3.1 Stuktur Organisasi Puskesmas Rawat Inap Keterangan:

Kepala Puskesmas berada pada eselon IVa Kepala Tata Usaha berada pada eselon IVb

Garis pertanggung jawaban

Polindes sebagai UKBM tetapi bertanggung jawab langsung kepada Kepala Puskesmas

3. Uraian tugas, sama dengan Puskesmas rawat jalan dengan penambahan: uraian tugas koordinator upaya rawat inap (hal 25)

4. Jenis Pelayanan, sama dengan jenis pelayanan Puskesmas rawat jalan dengan penambahan:

a. Pelayanan kegawatdaruratan 24 (dua puluh empat) jam dan 7 (tujuh) hari dalam seminggu. Kepala Puskesmas rawat inap  UKS/UKGS dan ARU  Perbaikan gizi  Kesehatan jiwa  Kesehatan Kerja  Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat  Kesling  Kesehatan indera  Kesehatan olah raga  Kesehatan Usila Battra Koordinator Puskesmas Pembantu  Poli umum  Poli KIA/KB  Poli gigi  Klinik gizi  UGD  Laboratorium  Kamar obat  Gudang obat  Ambulan operasional  Radiologi  Perkesmas  Pusling Kepala Tata Usaha

Koordinator Upaya Kesehatan Masyarakat (Pengendalian dan

Surveilans) Koordinator Upaya Kesehatan Perorangan Penanggung Jawab Kepegawaian dan Umum Koordinator Ponkesdes Keuangan SP2TP Polindes Koordinator Upaya Kesehatan Masyarakat Penanggung Jawab  Imunisasi  P2 DBD  P2 Diare  P2 TB  P2 Kusta  P2 ISPA  Wabah/Surveilans  Napza  PTM Penanggung Jawab Koordinator Upaya rawat inap

Penanggung Jawab  Rawat inap  Keperawatan  Laboratorium  Ambulan gadar Polindes

c. Pelayanan penunjang klinik

1) Pelayanan laboratorium : kimia klinik.

2) Pelayanan radiologi : bila ada sumber daya pendukung. 3) Pelayanan EKG : bila ada sumber daya pendukung.

5. Jam Kerja, sama dengan jam kerja Puskesmas rawat jalan dengan perkecualian, untuk pelayanan kegawatdaruratan, rawat inap berlangsung 24 jam dan laboratorium 24 jam (on call).

6. Rekam Medik, sama dengan rekam medik Puskesmas rawat jalan dengan penambahan:

a. Asuhan keperawatan rawat inap. b. Resume keperawatan rawat inap.

7. SOP, sama dengan SOP Puskesmas rawat jalan dengan penambahan pada halaman 28. 8. Pencatatan, pelaporan dan visualisasi data, sama dengan Puskesmas rawat jalan

dengan penambahan pada halaman 40. 3.1.2. Standar Sumber Daya

Standar Sumber Daya Puskesmas rawat inap sama dengan standar Sumber Daya Puskesmas rawat jalan dengan beberapa tambahan.

1. Bangunan dan Ruang

Standar bangunan Puskesmas rawat inap sama dengan bangunan Puskesmas rawat jalan dengan perubahan kebutuhan air bersih untuk karyawan dan pengunjung sebanyak 15-20 liter/orang/hari ditambah dengan 40-60 liter/orang/hari.Khusus untuk Puskesmas yang mempunyai alat radiologi, maka pintu ruang radiologi, dilapisi dengan plat timbal sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Standar ruang Puskesmas rawat inap sama dengan Puskesmas rawat jalan dengan minimal penambahan ruang rawat inap yang terdiri dari:

a. Ruang rawat gabung ibu dan bayi : 2 TT b. Ruang rawat inap anak : 1 TT c. Ruang rawat inap wanita : 1 TT d. Ruang rawat inap laki-laki : 1 TT e. Ruang rawat inap penyakit menular : 1 TT

f. Luas bangunan disesuaikan dengan jumlah tempat tidur (TT). Bangunan minimal adalah 50 m2per tempat tidur.

g. Perbandingan jumlah tempat tidur dengan luas lantai untuk ruang perawatan dan ruang isolasi sebagai berikut

Nama Ruang Ruang Perawatan Minimal Ruang Isolasi Minimal

Ruang bayi 2 m2/TT 3,5 m2/TT

Ruang rawat dewasa/anak 4,5 m2/TT 6 m2/TT

Kamar mandi dan WC

a. Jumlah kamar mandi dan WC untuk pengunjung = 1 : 10 b. Rasio kamar mandi/WC dengan tempat tidur = 1 : 5 c. Bebas serangga dan tikus

Ruang perawatan mempunyai persyaratan: a. Bebas serangga dan tikus

b. Tidak berdebu c. Tidak berbau d. Pencahayaan cukup

e. Suhu nyaman, sekitar 26-27 0C (dengan AC)atau suhu kamar (tanpa AC) f. Tidak lembab

g. Tidak bising

Ruang pelayanan Puskesmas rawat inap sama dengan Puskesmas rawat jalan dengan tambahan pada halaman 69.

2. Penanganan Limbah

Penanganan limbah Puskesmas rawat inap sama dengan penanganan limbah Puskesmas rawat jalan dengan penambahan:

a. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), yaitu suatu bangunan instalasi yang mampu mengolah limbah cair klinis yang berbahaya menjadi aman untuk dibuang di alam atau badan air.

Pengolahan limbah cair hanya akan efisien jika memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) Pengolahan primer : tempat penampungan air limbah pertama yang berasal dari aktifitas harian (bekas cucian, makanan, bekas minuman dll)

2) Purifikasi biologis sekunder:pengendapan sebagian besar mikroba bakteri : 90-95%, virus dan cacing. Pada tahap ini efluen masih mengandung bakteri dan virus dalam konsentrasi efektif.

3) Pengolahan tersier: teknik pengolaman dapat diterapkan jika lokasi memungkinkan, apabila sebaliknya maka dilakukan teknik filtrasi pasir cepat. 4) Desinfeksi Klor: upaya penurunan konsentrasi bakteri pathogen, efluen tersier

harus menjalani desinfeksi klor sampai kadar yang ditetapkan. Desinfentant dimaksud yaitu : Klor dioksida (paling efisien), natrium hipoklorit atau gas klor. Atau desinfeksi dengan sinar ultraviolet.

b. Air limbah yang berasal dari Puskesmas rawat inap harus diolah di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), bila tidak mempunyai IPAL harus dikelola sesuai ketentuan yang berlaku melalui kerjasama dengan pihak lain atau pihak yang berwenang.

c. Disalurkan melalui saluran tertutup, kedap air dan lancar.

d. Limbah cair bekas cucian film harus ditampung dan tidak boleh dibuang ke lingkungan serta dikoordinasikan dengan Dinas Kesehatan.

3. Sumber Daya Manusia (SDM), sama dengan sumber daya manusia Puskesmas rawat jalan dengan penambahan pada lampiran 13.

4. Peralatan, sama dengan peralatan Puskesmas rawat jalan, dengan tambahan pada lampiran 16.

3.1.3. Standar Upaya Kesehatan

Standar upaya kesehatan Puskesmas rawat inap sama dengan upaya kesehatan Puskesmas rawat jalan dengan penambahan Upaya Rawat Inap