• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi Dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah Majelis Jemaat Klasis Pulau Ambon, yang terdiri dari 62 jemaat. Klasis Pulau Ambon memiliki lokasi pelayanan yang besar di Gereja Protestan Maluku. Proses pelayanan yang dilakukan berdasarkan wilayah pembagiannya. Sampel penelitiananya adalah Majelis Jemaat yang tergabung dalam struktur organisasi di dalam jemaat yang terbagi : Wakil ketua, Sekretaris, Bendahara dan Seksi Pelayanan Hal ini dilakukan merupakan bagian unit kerja organisasi gereja atau disebut juga Pimpinan Harian Majelis Jemaat (PHMJ) dan dalam melaksanakan tugasnya bersama – sama selaku pemimpin jemaat (Ketua Majelis). Masa jabatannya rata-rata bisa lebih dari satu periode kerja yang maksimalnya dua periode (sepuluh tahun). Jumlah anggota populasi adalah 248 orang (Diaken atau Penatua yang termasuk dalam jabatan organisasi gereja) dari 62 jemaat, anggota populasi tersebut dijadikan sebagai responden.

(2)

3.2 Pengukuran Konsep

Untuk mendapat suatu hasil yang dipercaya, maka konsep yang digunakan dalam penelitian tersebut harus dapat diukur secara nyata, sehingga dapat dilakukan analisis dan interpretasi terhadap data hasil penelitian.

Secara umum terdapat empat tipe skala pengukuran konsep mulai yang bersifat skala pengukuran konsep dari yang bersifat lebih kualitatif hingga kuantitatif yakni nominal, ordinal, interval dan rasio (Supramono dan Utami: 2004). Penelitian ini, konsep diukur pada skala interval. Skala interval sering memanfaatkan Skala Likert dengan beberapa pertanyaan yang mempunyai dua jenis jawaban yaitu positif dan negatif. Pemberian skor terhadap jawaban masing-masing pertanyaan responden pada skala yang bernilai positif, skor akan dimulai dari SS = 5, S = 4, N = 3, TS = 2, dan STS = 1. Untuk pernyataan yang bernilai negatif skor bergerak dari SS = 1, S = 2, N = 3, TS = 4, STS = 5 Indikator yang digunakan untuk mengukur pengaruh servant leadership (kepemimpinan melayani) terhadap motivasi pelayanan dan dampaknya terhadap komitmen pelayanan adalah seperti terlihat pada tabel 3.1.

(3)

Tabel 3.1

Indikator Empirik Pengukuran Konsep Servant leadership

Sub Konsep Indikator Empirik Sepuluh karakteristik servant leadership (kepemimpinan melayani) adalah : 1) mendengar, 2) empati, 3) meneymbuhkan, 4) memiliki kesadaran, 5) persuasi, 6) konseptualisasi, 7) melihat ke masa depan, 8) mempercayakan pengaturan, 9) memiliki komitmen terhadap pengembangan manusia, dan 10) membangun komunitas.

1. Mendengar secara jelas kata-kata yang disampaikan oleh anggotanya

2. Memahami dan merasakan penderitaan yang dialami anggotanya

3. Melayani anggotanya dengan tulus dan sepenuh hati

4. Kemampuan diri untuk mempengaruhi anggota dengan dapat bersosialisasi baik dengan anggota

5. Memiliki kepercayaan atau kharisma tersendiri

6. Memberikan ide-ide yang baik dalam rapat-rapat

7. Memiliki visi dan misi yang jelas

8. Melayani dengan tampa pamrih

9. Mampu menjadi contoh yang baik bagi anggotanya

10. Membina hubungan baik dalam organisasi

Tabel 3.2

Indikator Empirik Pengukuran Konsep Motivasi Pelayanan

Sub Konsep Indikator

Tugas dan Peran pelayanan :

1. Bertanggung jawab atas ibadah dan pemberitaan

Firman

2. Melaksanankan pelayanan

1. Melakukan tanggung jawab pelayanan adalah panggilan pelayanan

2. Menyampaikan injil Tuhan 3. Melakukan pelayanan tanpa

mengharapkan imbalan

4. Melayani orang lain merupakan tugas mulia

(4)

pengembalaan 3. Melaksanankan

pembinaan umat melalui pembinaan warga jemaat melalui hidup tertib dan teratur

4. Untuk menjalankan fungsi organisasi

5. Menjadi teladan bagi orang lain

6. Menunjukan hidup kasih kepada sesama

7. Berusaha menyelesaikan tugas yang sulit sekalipun

8. Bertanggung jawab melayani sesama

9. Pertumbuhan hidup rohani 10. Mempunyai hubungan baik

dengan semua orang

11. Menjaga kerja sama antar rekan palayan

12. Keinginan yang tinggi untuk selalu terlibat dalam pelaksanaan pelayanan

Tabel 3.3

Indikator emperik dan Pengukuran konsep Komitmen pelayanan

Sub Konsep Indikator

Identifikasi,

yaitu seberapa jauh individu memiliki kepercayaan yang penuh atas nilai-nilai dan tujuan yang ditetapkan oleh organisasi. terlihat dari sikap menyetujui kebijakan organisasi, kesamaan nilai pribadi dengan nilai-nilai organisasi, serta adanya rasa bangga menjadi bagian organisasi.

1. Bangga menjadi bagian dari organisasi

2. Yakin bahwa setiap keputusan organisasi adalah baik bagi anggota organisasi

3. Akan tetap berusaha melakukan tugas demi kemajuan organisasi.

4. Tidak merasa rugi jika harus mencurahkan banyak tenaga demi perkembangan dan kemajuan organisasi

5. Melakukan tugas pelayanan dengan serius meskipun tidak diawasi

6. Mau mengabdikan diri dengan seluruh kemampuan

7. Bersedia menghabiskan waktu untuk kegiatan organisasi. 8. Tetap memilih organisasi ini Keterlibatan,

Yaitu seberapa jauh individu mau terlibat

(5)

pelayanan dan berusaha semaksimal mungkin demi keputusan organisas, sehingga individu akan menerima hampir ssemua tugas dan tanggung jawab yang diberikn yang diberikan, rela mengabdikan rdiri dan merasa bertaggung jawab dan merasa bertanggung jawab atas kemajuan organisasi.

meski ada pilihan lain.

9. Berkeinginan untuk bergabung kembali walaupun masa jabatan sudah selesai

Loyalitas, yaitu seberapa jauh individu memiliki keinginan yang kuat untuk

mempertahankan kenaggotaannya dalm organisasi. Hanya mempunyai sedikit alasan untuk

keluar dari

organisasi dan berkeinginan

bergabung dengan organisasi dalam jangka waktu lama. (Lucia Nawang Wulan, 2009 & Caroline 2006)

(6)

3.3 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yakni data yang diperoleh langsung dari penelitian lapangan dan diolah sendiri. Selanjutnya metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan cara menyebarkan kuesioner secara personal untuk mengetahui pendapat atau presepsi responden yang menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait dengan variabel-variabel yang diteliti (Supramono dan Utami: 2004). Kuesioner terdiri dari dua bagian, yaitu bagian pertama berupa identitas responden dan bagian kedua berupa pernyataan data yang beraitan dengan variabel penelitian.

Kuesioner-kuesioner penelitian tersebut didistribusikan langsung ke 62 jemaat yang ada di Klasis Pulau Ambon. Pada tanggal 30 Oktober 2012 dengan melampirkan surat izin atau pengantar penelitian dari Klasis GPM Pulau Ambon dan Ketua Program Studi Magister Manajemen Universitas Kristen Satya Wacana kepada masing-masing jemaat. Masing-masing jemaat dibagi 4 kuesioner sehingga total keseluruhan kuesioner yang didistribusikan ke enam puluh dua jemaat berjumlah 248 kuesioner. Selanjutnya proses pendistribusian dimasing-masing

(7)

jemaat dilakukan berdasarkan jadwal yang sudah peneliti buat. Dimintakan untuk bertemu langsung dengan (diaken dan penatua) namun, ada juga maksud penelitian tersebut hanya di jelaskan oleh pendeta selaku pimpinan jemaat.

Proses selanjutnya pengumpulan kuesioner mulai dilakukan berdasarkan permintaan responden, agar peneliti menghubungi kembali responden atau Ketua Majelis Jemaat setempat. Proses itu terhitung sejak tanggal 10 oktober – 24 november 2012, karena terkait surat izin yang diberikan dari Klasis Pulau Ambon hanya satu bulan, yakni terhitung sejak tanggal 30 Oktober hingga 30 November. Kuesioner-kuesioner yang berhasil dikumpulkan pada tanggal 24 November antara lain berasal dari Jemaat Allang, Amahusu, Air Manis, Benteng Karang, Bethesda, Bukit Zaitun, Ema, Fajar Pengaharapan, Galala-HK, Gidion Waiyari, Halong, Hative Besar, Hatu, Hatalai, Hila, Hukurila, Hutumuri, Hunut-DP, Imanuel OSM, Kabeth Suli Atas, Kezia, Kilang, Kusu-kusu sereh, Laha, Latta, Lateri, Latuhalat, Leahari, Lilibooy, Mahanaim, Mahia, Naku, Nania, Negeri Lama, Nehemia, Nusaniwe Air Louw, Nusaniwe Erie, Pniel Bentas, Poka, Pancaran Kasih, Pandan Kasturi, Rehoboth, Rumah Tiga, Rutong, Seilale, Seri, Sinar, Soya, Tawiri, Tial, Toisapu, Tuni,

(8)

Waiheru, Waai, Waimahu, Waiyame, Palungan Kasih, Eden.

Kemudian dari 248 kuesioner yang didistribusikan, kuesioner yang terkumpul kembali berjumlah 230 eksemplar atau respond rate sebesar 92,7%. Namun yang tidak kembali berjumlah 15 eksemplar. Dari kuesioner-kuesioner yang terkumpul tersebut 1 jemaat tidak diambil kuesionernya, 9 jemaat hanya mengumpulkan 3 dari 4 eksemplar yang dikumpulkan, dan 1 jemaat hanya mengumpulkan 2 dari 4 eksemplar yang diberikan.

3.4 Teknik Analisis Statistik Deskriptif

Jenis penelitian yang dilakukan melihat pengaruh antara beberapa variabel untuk menguji suatu teori atau hipotesis, namun perlu dilakukan analisis statistik deskriptif yang mencakup nilai minimum, maximum, mean dan standard deviation untuk mengambarkan variabel-variabel yang diteliti serta mempertajam pembahasan dan analisis (Supramono dan Utami: 2004). Selanjutnya untuk menentukan tingakat skala dalam perhitungan rata-rata atau mean dalam analisis deskriptif ini, maka digunakan interval yaitu:

(9)

I : interval

Max : maksimum atau jawaban tertinggi Min : minimum atau nilai jawaban terendah K : klasifikasi yang hendak dibuat

Dalam penelitian ini akan ditetapkan sebanyak 5 klasifikasi. Sehingga:

Dengan demikian, maka interval kategori jawaban yang digunakan dalam penelitian ini tampak dalam tabel dibawah ini.

Tabel 3.4

Interval Kategori Jawaban Tingkatan

Skala Interval Kategori Jawaban

1 1,00 – 1,80 Sangat Rendah

2 1,81 – 2,60 Rendah

3 2,61 – 3,40 Sedang

4 3,41 – 4,20 Tinggi

5 4,21 – 5.00 Sangat Tinggi

Sumber : Hasil oleh penelitian 2012 3.4.1 Uji Validitas dan Reabilitas

Menurut Gozali (2006), kualitas instrument penelitian dapat diuji dievaluasi melalui uji validitas dan reabilitas. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui konsistensi dan akurat data yang dikumpulkan dari penggunaan instrument. Uji validitas dimaksudkan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner dalam mengukur suatu konstruk (Ghozali: 2006). Uji relibilitas digunakan untuk mengetahui sejauhmana

(10)

data dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila digunakan pengukuran kembali pada subjek yang sama atau dapat dikatakan untuk menunjukan adanya persetujuan antara sesuatu yang diukur dengan jenis alat pengukur yang dipakai. Pengujian reliabilitas ini menggunakan rumus alpha Cronbach. Bila nilai alpha > 0,6 (Ghozali: 2006).

Data terlebih dahulu diuji dengan uji asumsi klasik meliputi normalitas, heteroskedastisitas, multikolinearitas, agar memenuhi kriteria Best Linier Unbiased Estimator (BLUE) sehingga dapat menghasilkan penduga yang sahih (Supramono dan Utami: 2004). Lebih lanjut Supramono dan Utami (2004) menjelaskan lebih lanjut normalitas dilakukan untuk mendeteksi data agar asumsi dalam statistik parametrik terpenuhi, dengan menggunakan uji Kolmogorov-Sminornov. Data normal jika nilai uji Kolmogorov- Sminornov lebih dari 0,5.

3.5 Uji Asumsi Klasik

3.5.1 Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan antara lain dengan menggunakan Levine test. Jika hasil masing-masing variabel yang digunakan signifikan pada level tertentu (mis. 5%) maka dapat disimpulkan tidak ada masalah heteroskedastisitas . Adanya

(11)

heteroskedastisitas mengindikasi varians yang tidak konstan menghasilkan model estimator bias (Supramono dan Utami: 2004).

3.5.2 Uji Multikolinieritas

Sedangkan uji multikolinieritas dapat dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat gejala korelasi antara variabel independen yang satu dengan yang lainnya. Pengujian dapat dilakukan dengan melihat nilai tolarence dan variance inflation factor (VIF), di mana multikolinieritas terjadi jika nilai tolarence dibawah 0,10 dan VIF diatas 10, Hair dkk Supramono dan Utami (2004).

3.5.3 Uji Regresi

Dalam mencapai tujuan penelitian, maka dapat dilakukan pengujian hipotesis. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kausalitas atau hubungan atau pengaruh yang diuji dengan menggunakan pengujian regresi. Analisis dapat dilanjutkan dengan menghitung regresinya. Persamaan regresi dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel dimanipulasi (dirubah-rubah), (Sugiyono: 2008). Bentuk umum persamaan regresi sederhana :

(12)

Keterangan : X : Servant leaderships Y1 : Motivasi Kerja a : Koefisien konstanta b1 : Koefisien Regresi Y2 : Komitmen Organisasi

Analisis pengujian hipotesis dengan regresi dilakukan dengan tingkat signifikan yang digunakan sebenarnya 5%. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis didasarkan pada signifikan p-value dan tingkat hubungan antara variabel. Jika p-value (signifikan) < œ (5) dan terdapat hubungan variabel maka hipotesis diterima.

Pengujian hipotesisi kedua untuk menguji pengaruh, Ghozali (2009) suatu variabel disebut variabel intervening jika variabel tersebut ikut mempengaryhi hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Penelitian ini pengujian variabel mediasi menggunakan uji interaksi yang merupakan aplikasi khusus regresi linier dimana dalam persamaan regresinya mengandung interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen). Untuk mengetahui hipotesis variabel mediasi dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sobel-test yang dioperasikan melalui SPSS 20.0

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan program statistic Package for the Social Science (SPSS) 20.0. Hipotesis dalam penelitianini

(13)

dipengaruhi oleh nilai signifikansi koefisien variabel yang bersangkutan setelah dilakukan pengujian. Kesimpulan hipotesis dilakukan berdasarkan t-test dan F-test untuk menguji signifikansi variabel-variabel independen terhadap variabel dependen.

Referensi

Dokumen terkait

Uji coba instrumen tersebut bertujuan untuk menentukan valid atau tidaknya suatu tes angket dan apakah angket tersebut cocok digunakan untuk mengetahui hubungan motivasi

Pemilihan themes yang kurang sesuai dapat menyebabkan tingkat penggunaan cpu pada hosting akan cukup tinggi, terutama jika themes yang di gunakan tidak compatible dengan versi

Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi

Dalam hal ini tumbuhan hiperakumulator memiliki kemampuan untuk melarutkan unsur logam pada rizosfer dan menyerap logam bahkan dari fraksi tanah yang tidak bergerak sekali

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PENGAJUAN SURAT IZIN

Pada saat terjadi serangan maka saat terdeteksi oleh sensor yang ada maka akan di cek apakah sesuai dengan policy yang diatur dan action apa yang akan

(2000) ada tiga hasil penelitian breeding domba yang siap dipakai peternak. Hasil-hasil penelitian itu adalah: 1) bibit domba prolifik untuk meningkatkan produksi domba, 2)

dilakukan pengerikan dengan cara kuret atau D&amp;C (Dillatation &amp; Curettage). Kuret adalah operasi kecil yang biasa dilakukan untuk menekan penyebab haid berat. Teknik ini