• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN BALANS CAIRAN KUMULATIF DENGAN KEMATIAN PASIEN SEPSIS YANG DIRAWAT DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN BALANS CAIRAN KUMULATIF DENGAN KEMATIAN PASIEN SEPSIS YANG DIRAWAT DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN BALANS CAIRAN KUMULATIF

DENGAN KEMATIAN PASIEN SEPSIS

YANG DIRAWAT DI INTENSIVE

CARE UNIT (ICU)

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)

Oleh :

Violantina Linardi

04011181520073

F A K U L T A S K E D O K T E R A N

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2018

(2)
(3)
(4)

iii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas Sriwijaya, Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Violantina Linardi NIM : 04011181520073

Program Studi : Pendidikan Dokter Umum Fakultas : Kedokteran

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah Saya yang berjudul:

HUBUNGAN BALANS CAIRAN KUMULATIF DENGAN KEMATIAN PASIEN SEPSISYANG DIRAWAT DI INTENSIVE

CARE UNIT (ICU)

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini, Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya berhak menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir Saya tanpa meminta izin dari Saya selama tetap mencantumkan nama Saya sebagai penulis, pencipta, dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini Saya buat dengan sebenarnya.

Palembang, 2 Januari 2019 Yang Menyatakan,

(5)

ABSTRAK

HUBUNGAN BALANS CAIRAN KUMULATIF DENGAN KEMATIAN PASIEN SEPSISYANG DIRAWAT DI INTENSIVE

CARE UNIT (ICU)

(Violantina Linardi, Januari 2019, 46halaman) Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Latar Belakang. Prevalensi kejadian sepsis di ICU rumah sakit berkisar antara 20-80%, dengan prevalensi kematian berkisar antara 20-50%. Salah satu terapi pada pasien sepsis adalah terapi cairan. Namun, terapi cairan yang berlebihan dapat meningkatkan mortalitas pasien. Beberapa studi menunjukkan bahwa balans cairan kumulatif berpengaruh terhadap kematian pasien sepsis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan balans cairan kumulatif dengan kematian pasien sepsis.

Metode. Penelitian ini merupakan studi observasional analitik dengan desain cohort retrospektif. Sampel penelitian adalah pasien sepsis yang dirawat di Intensive Care Unit (ICU) RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2017 yang dipilih melalui total sampling. Sebanyak 103data memenuhi kriteria inklusi. Data kematian dan balans cairan kumulatif pasien sepsis didapat melalui rekam medik dan dianalisis menggunakan uji Chi-squareserta metode Kaplan Meier dan uji Mantel-Haenszel log-rank test.

Hasil. Dari 103data, sebanyak 64% pasien sepsis meninggal dalam waktu 28 hari dan 84,4% pasien sepsis yang meninggal memiliki balans cairan kumulatif positif. Hasil analisis menggunakan uji Chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat bermakna antara balans cairan kumulatif dan kematian pasien sepsis (p=0,001). Probabilitas hidup pasien sepsis 28 hari yang dipengaruhi oleh balans cairan kumulatif memiliki pengaruh yang signifikan (p=0,001) setelah diuji menggunakan Mantel-Haenszel log-rank test.

Kesimpulan. Terdapat hubungan yang sangat bermakna antara kematian pasien sepsis dan balans cairan kumulatif. Pengawasan ketat terhadap terapi cairan pada pasien sepsis diperlukan untuk mencegah meningkatnya angka mortalitas.

(6)

v

ABSTRACT

ASSOCIATION OF CUMULATIVE FLUID BALANCE WITH MORTALITY OF SEPTIC PATIENTS IN

INTENSIVE CARE UNIT (ICU)

(Violantina Linardi, January 2019, 46pages) Faculty of Medicine Sriwijaya University

Introduction. The prevalence of septic patients which treated in Intensive Care Unit (ICU) ranges from 20-80%, with mortality prevalence ranging from 20-50%. Fluid therapy is importance therapy for septic patients. However, excessive fluid therapy can increase patient mortality. Several studies have shown that cumulative fluid balance affects the death of septic patients. This study aims to investigate whether cumulative fluid balance is associated with mortality of septic patients. Methods. Sample of this cohort retrospective designed study was septic patients which treated in Intensive Care Unit (ICU) RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang in 2017 with total sampling. A total of 103data met the inclusion criteria. Patients mortality and cumulative fluid balance got from medical record were analysed using Chi-square test and Kaplan Meier methode with Mantel-Haenszel log-rank test.

Results. Out of 103 data, 64% septic patients died in 28 days and 84,4% septic patients who died had positive cumulative fluid balance. This study proved that there is a highly significant association betweencumulative fluid balance and mortality of septic patients with the p-value of 0,001 (Chi-square test).The 28 days survival probability of septic patients affected by cumulative fluid balance has a significant association with the p-value of 0,001 (Mantel-Haenszel log-rank test).

Conclusion. There is a highly significant association between cumulative fluid balance and mortality of septic patients. Strict monitoring on fluid therapy is needed to prevent mortality rate of septic patients.

(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji, hormat, dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Balans Cairan Kumulatif dengan Kematian Pasien Sepsis yang Dirawat Di Intensive Care Unit (ICU)”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.

Penulis menyadari bahwa selama proses penulisan dan penelitian ini banyak hambatan dan dorongan yang mempengaruhi proses pembuatan skripsi ini. Ada banyak pihak yang berperan memberikan dukungan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Atas doa, dukungan, bimbingan dan ajaran yang diberikan, penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Terima kasih atas segala bimbingan dan ajaran yang telah diberikan oleh dr. Mayang Indah Lestari, Sp.An dan dr. Phey Liana, Sp.PK selaku dosen pembimbing. Terima kasih kepada dr. Kms Ya’Kub Rahadiyanto, Sp.PK., M.Kes dan Dra. Lusia Hayati, M.Kes selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak kritik dan saran dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas izin dari Instalasi Rekam Medik RSUP dr. Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang dan Departemen Anestesi RSMH Palembang/Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang yang telah bersedia membantu selama pengambilan sampel penelitian. Terima kasih juga kepada teman-teman dan pihak-pihak terkait yang telah membantu baik secara material ataupun emotional support. Skripsi ini secara khusus penulis persembahkan kepada orang tua yang selalu memberikan doa dan dukungan baik moral maupun material sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan dipergunakan sebaik-baiknya.

Palembang, 2 Januari 2019

(8)

vii

DAFTAR SINGKATAN

ICU Intensive Care Unit

RSUD Rumah Sakit Umum Daerah RSUP Rumah Sakit Umum Pusat TNF-∝ Tumor Necrosis Factor-∝ IL Interleukin

EGDT Early Goal Directed Therapy

ARISE The Australian Resuscitation in Sepsis Evaluation ProCESS Protocolized Care for Early Septic Shock

GIPS Global Increased Permeability Syndrome SOFA Sequential Organ Failure Assessment MAP Mean Arterial Pressure

AIDS Acquired Immunodeficiency Syndrome TLRs Toll-like Receptors

ARDS Acute Respiratory Distress Syndrome DIC Disseminated Intravascular Coagulation EKG Elektrokardiogram

GCS Glasgow Coma Scale IV Intravena

RSMH Rumah Sakit Umum Pusat dr. Mohammad Hoesin AKI Acute Kidney Injury

(9)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR SINGKATAN... vii

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Rumusan Masalah ... 3 1.3. Tujuan Penelitian ... 4 1.3.1. Tujuan Umum... 4 1.3.2. Tujuan Khusus ... 4 1.4. Hipotesis ... 4 1.5. Manfaat Penelitian ... 4 1.5.1. Manfaat Teoritis ... 4 1.5.2. Manfaat Praktis ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sepsis ... 5 2.1.1. Definisi... 5 2.1.2. Epidemiologi ... 5 2.1.3. Etiologi... 6 2.1.4. Patofisiologi ... 7 2.1.5. Diagnosis... 10 2.1.6. Pemeriksaan Laboratorium ... 11 2.1.7. Tatalaksana... 12 2.1.8. Komplikasi ... 15 2.1.9. Pencegahan... 16 2.1.10. Prognosis ... 17 2.2. Kelebihan Cairan... 17

2.2.1. Balans Cairan Kumulatif... 17

2.2.2. Hubungan Kelebihan Cairan dengan Kematian Pasien .... 18

2.3. Skor SOFA ... 20

(10)

ix

2.5. Kerangka Konsep ... 22

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 23

3.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 23

3.3. Populasi dan Sampel... 23

3.3.1. Populasi ... 23

3.3.2. Sampel ... 23

3.3.2.1. Besar Sampel ... 23

3.3.2.2. Cara Pengambilan Sampel... 23

3.3.3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 24

3.4. Variabel Penelitian ... 24

3.5. Definisi Operasional ... 24

3.6. Cara Pengumpulan Data... 26

3.7. Cara PengolahandanAnalisis Data ... 26

3.8. Kerangka Operasional ... 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian... 28

4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian... 28

4.1.2 Analisis Univariat... 29

4.1.3 Analisis Bivariat... 31

4.1.4 Analisis Kesintasan ... 33

4.1.5 Analisis Tambahan... 34

4.2. Pembahasan ... 35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 40

5.2. Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 42

LAMPIRAN ... 47

BIODATA RINGKAS ... 68

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Manifestasi Biologik danManifestasi Klinik pada Sepsis ... 9

2. Kriteria Diagnostik untuk Sepsis ... 10

3. Rekomendasi Antibiotik untuk Pasien Sepsis dengan Fungsi Ginjal yang Normal... 13

4. Skor SOFA ... 20

5. Definisi Operasional ... 24

6. Karakteristik Pasien ... 30

7. Penggolongan Balans Cairan Kumulatif ... 30

8. Balans Cairan Kumulatif berdasarkan Keadaan Pulang... 31

9. Balans Cairan Kumulatif berdasarkan Skor SOFA ... 31

10. Hubungan Balans Cairan Kumulatif dengan Kematian Pasien Sepsis yang Dirawat di Intensif Care Unit (ICU) ... 32

(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Algoritma Penegakkan Diagnosis Sepsis ... 11

2. Efek dari Kelebihan Cairan pada Sistem Organ ... 19

3. Kerangka Teori ... 21

4. Kerangka Konsep... 22

(13)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

1. Kesintasan pada Pasien Sepsi yang Dirawat di ICU ... 33 2. Kurva ROC Balans Cairan Kumulatif dan Kematian Pasien Sepsis ... 34

(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Pengolahan dan Analisis Data SPSS ... 47

2. Data Subjek Penelitian... 59

3. Sertifikat Etik... 64

4. Surat Ijin Penelitian ... 65

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasien sakit kritis adalah pasien tidak stabil yang memerlukan terapi intensif dan tertitrasi, seperti bantuan ventilasi, alat penunjang fungsi organ/sistem yang lain, infus obat-obat vasoaktif/inotropik, obat anti aritmia, serta pengobatan lain-lainnya secara kontinyu. Pasien sakit kritis merupakan pasien prioritas utama di Intensive Care Unit (ICU) rumah sakit (Kepmenkes, 2011). Dalam kondisi tersebut, pasien dapat mengalami perubahan fisiologi tubuh yang apabila tidak ditangani dengan tepat dapat berkembang menjadi disabilitas atau kematian (Frost dan Wise, 2007). Penyebab utama kematian pasien sakit kritis di ICU adalah sepsis (Yentis, Hirsch, dan Smith, 2009).

Prevalensi kejadian sepsis dan sepsis berat di ICU rumah sakit berkisar antara 20-80%, dengan prevalensi kematian berkisar antara 20-50% (Quenot et al., 2013). Penelitian kohort di Eropa menunjukkan bahwa dari 3.147 pasien di ruang perawatan intensif, didapatkan pasien sepsis sejumlah 1.177 (37%), pasien sepsis berat sejumlah 930 (30%), dan pasien syok septik sejumlah 463 (15%). Rasio angka kematian pasien sepsis jika dibandingkan dengan pasien nonsepsis adalah 1,15 : 1, artinya angka kematian pasien sepsis di ICU cukup tinggi di Eropa (Vincent et al., 2006).

Penelitian lain di Indonesia juga menunjukkan angka kematian yang cukup tinggi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Irawan dkk. (2012), angka kematian pasien sepsis di RSUD Dr. Soetomo Surabaya adalah sebesar 16,7%. Penelitian lain yang dilakukan oleh Tambajong, Lalenoh, dan Kumaat (2016) menyatakan bahwa di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado angka mortalitas sepsis sangat tinggi. Dari 35 pasien sepsis yang dirawat di ruang perawatan intensif, 23 pasien (65,7%) meninggal. Data ini menunjukkan dua pertiga pasien sepsis meninggal.

(16)

2

Sepsis adalah sindrom kompleks yang merupakan kumpulan tanda dan gejala sistemik sebagai respons terhadap infeksi, termasuk proses inflamasi, pro-coagulant, dan gejala imunosupresif. Mediator inflamasi seperti TNF- , IL-1 , tromboksan, dan nitrit oksida akan mengubah permeabilitas kapiler, merusak endotel, mikrotrombosis, dan vasodilatasi sehingga pasien akan mengalami syok (DeMarco dan MacArthur, 2008). Resusitasi cairan harus segera dilakukan ketika ditemukan tanda hipoperfusi dan syok. Salah satu metode resusitasi cairan tersebut adalah Early Goal Directed Therapy (EGDT). EGDT dapat menurunkan angka kematian pasien sepsis (Rivers et al., 2001). Namun, menurut Mouncey dkk. (2015), pemberian EGDT pada pasien sepsis berat dan syok sepsis tidak memberikan perbedaan angka mortalitas yang bermakna dengan resusitasi cairan biasa. Hal yang sama juga diperoleh dari penelitian The Australian Resuscitation in Sepsis Evaluation (ARISE) dan Protocolized Care for Early Septic Shock (ProCESS) (Yearly et al., 2014 dan Bailey et al., 2014).

Resusitasi cairan pada pasien sepsis dilakukan secara terus-menerus sampai terjadi peningkatan hemodinamik baik dalam fungsi dinamis (perubahan tekanan darah, variasi stroke volume) maupun statis (tekanan arteri, denyut jantung). Namun, cairan yang berlebihan dapat menyebabkan akumulasi cairan di interstisial, intravaskular, dan interselular yang mengakibatkan edema di berbagai jaringan (Malbrain et al., 2014). Pada pasien sepsis yang tidak mencapai fase flow (mobilisasi cairan) yang ditandai dengan tidak meningkatnya diuresis dan tidak membaiknya edema akan mengalami Global Increased Permeability Syndrome (GIPS) dan disfungsi multiorgan (Cordemans et al., 2012). Disfungsi multiorgan tersebut dapat diukur menggunakan skor SOFA. Skor SOFA merupakan salah satu prediktor kematian pasien sepsis (Macdonald et al., 2014).

Akumulasi cairan di interstisial dapat digambarkan melalui balans cairan kumulatif pasien sepsis (Cordemans et al., 2012). Berbagai studi telah menunjukkan bahwa balans cairan kumulatif berperan penting dalam kematian pasien sepsis. Menurut Cunha dan Lobo (2015), balans kumulatif

(17)

3

cairanmerupakan salah satu faktor penting untuk menentukan prognosis pasien sepsis. Penelitian di Amerika menunjukkan bahwa dari 247 pasien sepis di ICU, 213 (86%) orang memiliki balans cairan yang positif setelah keluar dari ICU (Mitchell et al., 2015). Penelitian lain yang dilakukan oleh Vaara dkk. (2012) menyatakan bahwa dari 76 orang yang menderita sepsis dengan balans cairan positif, 45 orang diantaranya meninggal (59,2%).

Manajemen cairan pada pasien sepsis sangat penting terutama dalam 3 jam pertama setelah diagnosis sepsis ditegakkan. Sampai saat ini terapi cairan dengan EGDT masih diperbolehkan dalam Internasional Guidelines for Management of Sepsis and Septic Shock 2016 (Survival Sepsis Campaign) (Rhodes et al., 2017). Akan tetapi apabila pemberian cairan dilakukan secara berlebihan maka akan meningkatkan mortalitas pasien (Acheampong dan Vincent, 2015). Pemahaman yang tepat mengenai regulasi manajemen cairan dapat mengurangi kematian dan disfungsi organ pada pasien sepsis (Malbrain et al., 2014). Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lestari dkk. (2013) menunjukkan bahwa kelebihan cairan pada pasien sepsis yang dirawat di ICU dapat dinilai dengan melihat balans cairan kumulatif dan dihubungkan dengan peningkatan risiko kematian Penelitian ini menunjukkan bahwa kelebihan cairan ≥10% memiliki risiko 5,5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kelebihan <10%. Namun, jumah sampel yang sedikit dan hanya terkhusus pada pasien yang mendapatkan EGDT menjadi keterbatasan penelitian. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menilai hubungan balans cairan kumulatif dengan kematian pasien sepsis yang dirawat di Intensive Care Unit (ICU) dengan sampel yang lebih besar dan mendapatkan terapi cairan baik EGDT maupun resusitasi cairan biasa.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah terdapat hubungan balans cairan kumulatif dengan kematian pasien sepsis yang dirawat di Intensive Care Unit (ICU)?

(18)

4

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan balans cairan kumulatif dengan kematian pasien sepsis yang dirawat di Intensive Care Unit (ICU).

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui rerata balans cairan kumulatif positif pasien sepsis yang mengalami kematian yang dirawat di Intensive Care Unit (ICU). 2. Menganalisis hubungan balans cairan kumulatif dengan kematian

pasien sepsis.

3. Mengetahui dan menganalisis hubungan balans cairan kumulatif dengan disfungsi organ pasien sepsis yang diukur dengan skor SOFA. 4. Menganalisis probabilitas hidup pasien sepsis dalam waktu 28 hari.

1.4 Hipotesis

Terdapathubungan balans cairan kumulatif dengan kematian pasien sepsis yang dirawat di Intensive Care Unit (ICU).

1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian mengenai hubungan balans cairan kumulatif dengan kematian pasien sepsis yang dirawat di Intensive Care Unit (ICU).

1.5.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat diterapkan oleh praktisi kesehatan untuk memberikan manajemen cairan pada pasien sepsis yang dirawat di Intensive Care Unit (ICU).

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Acheampong, A. dan J. L. Vincent. 2015. A Positive Fluid Balance Is An Independent Prognostic Factor in Patients with Sepsis. Critical Care. 19(1):251, (http://www.ncbi.nlm.nih.gov, Diakses 7 Agustus 2018).

Bailey, M., R. Bellomo, A. Peter, D. J. Cooper, A. M. Higgins, A. Hold, B. D. Howe, dan S. A. R. Webb. 2014. Goal-Directed Resuscitation for Patients with Early Septic Shock. The New England Journal of Medicine. 371(16):1495-1506, (http://www.nejm.org, Diakses 8 Agustus 2018).

Bouchard, J., dan L.M. Ravindra. 2010. Fluid Balance Issues in the Critically Ill Patient. Dalam Ronco, C. (Editor). Fluid Overload: Diagnosis and Management (halaman 69-76). Karger, Switzerland.

Chen K.P., Cavender S., Lee J., Feng M., Mark R.G., dan Celi. 2016. Peripheral Edema, Central Venous Pressure, and Risk of AKI in Critical Illness. Clinical Journal of Nephrology. 11(4): 602-608, (http://www.ncbi.nlm.nih.gov, Diakses 31 November 2018).

Claure-Del Granado, Rolando dan R. L. Mehta. 2016. Fluid overload in the ICU: Evaluation and management. Clinical Journal of Nephrology. 17(1):1-9, (http://www.ncbi.nlm.nih.gov, Diakses 29 Juli 2018).

Cordemans, C., I. De Laet, N. Van Regenmortel, K. Schoonheydt, H. Dits, W. Huber, dan M. L. Malbrain. 2012. Fluid Management in Critically Ill Patients: The Role of Extravascular Lung Water, Abdominal Hypertension, Capillary Leak, and Fluid Balance. Annals of Intensive Care. 2(1):1-12, (http://www.ncbi.nlm.nih.gov, Diakses 7 Agustus 2018).

Cunha, A. R. L. dan A. M. S. Lobo. 2015. What Happens to The Fluid Balance During and after Recovering from Septic Shock ?. Critical Care. 27(1):10-17, (http://www.ncbi.nlm.nih.gov, Diakses 12 Juli 2018).

Danziger, J. 2016. Positive Fluid Balance and Patient’s Outcome. Dalam Farag, E dan Andrea K. (Editor). Perioperative Fluid Management (halaman 279-298). Springer, Switzerland.

DeMarco, C. E. dan R. D. MacArthur. 2008. Sepsis and Septic Shock. Dalam: Schlossberg, D. (Editor). Clincial Infectious Disease (halaman 9-19). Golden Cup, Hongkong.

Frost, P. dan M. Wise. 2007. Recognition and Early Management of The Critically Ill Ward Patient. British Journal of Hospital Medicine. 68(10):180-183, (https://www.ucl.ac.uk, Diakses 7 Agustus 2018).

(20)

43

Guyton, dan Hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta

Irawan, D., Purwanti H., Triyono, E., Brammantono, V. Arfianto, dan E. Soewandojo. 2012. Profil Penderita Sepsis Akibat Bakteri Penghasil ESBL. Jurnal Penyakit Dalam. 13(1):63- 68, (https://ojs.unud.ac.id, Diakses 6 Juli 2018).

Kepmenkes. 2011. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pelayanan Intensif Care Unit (ICU) di Rumah Sakit. 1:14. (http://perdici.org, Diakses 6 Juli 2018). Kim, I. Y., J. H. Kim, D. W. Lee, S. B. Lee, H. Rhee, E. Y. Seong, I. S. Kwak,

dan S. H. Song. 2017. Fluid Overload and Survival in Critically Ill Patients with Acute Kidney Injury Receiving Continuous Renal Replacement Therapy. Plos One. 12(2):1-13, (http://www.ncbi.nlm.nih.gov, Diakses 29 Juli 2018).

Lestari, M. I., Y. Puspita, E. M. Maas, dan Z. Zulkifli. 2013. Hubungan antara Kelebihan Cairan dengan Meningkatnya Angka Mortalitas Pasien Sepsis yang Dirawat di Ruang Intensive Care Unit (ICU). 27:33-36, (http://www.perdatin.org, Diakses 27 Juli 2018).

Macdonald, S. P. J., G. Arendts, D. M. Fatovich, dan S. G. A. Brown. 2014. Comparison of PIRO, SOFA, and MEDS Scores for Predicting Mortality in Emergency Department Patients With Severe Sepsis and Septic Shock. Academic Emergency Medicine. 21(11):1257-1263, (http://www.ncbi.nlm.nih.gov, Diakses 26 Juli 2018).

Madiyono, B dan Sastroasmoro, S. 2008. Perkiraan Besar Sampel. Dalam: Sastroasmoro, S., Ismael, E. (editor). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Sagung Seto, Jakarta.

Malbrain, M. L. N. G., P. E. Marik, I. Witters, C. Cordemans, A. W. Kirkpatrick, D. J. Roberts, dan N. Van Regenmortel. 2014. Fluid Overload, De-Resuscitation, and Outcomes in Critically Ill or Injured Patients: A Systematic Review With Suggestions For Clinical Practice. Anestezjologia Intensywna Terapia. 46(5):361-380, (http://www.ncbi.nlm.nih.gov, Diakses 26 Juli 2018).

Medam, S., L. Zieleskiewicz, G. Duclos, K. Baumstarck, A. Loundou, J. Alingrin, E. Hammad, C. Vigne, F. Antonini, dan M. Leone. 2017. Risk Factor for Death in Septic Shock. Medicine. 96(50):9241, (http://www.ncbi.nlm.nih.gov, Diakses 2 Agustus 2018).

(21)

44

Mitchell, K. H., D. Carlbom, E. Caldwell, P. J. Leary, J. Himmelfarb, dan C. L. Hough. 2015. Volume Overload: Prevalence, Risk Factors, and Functional Outcome in Survivors of Septic Shock. Annals of The American Socierty. 12(2):1837-1844, (http://www.ncbi.nlm.nih.gov, Diakses 26 Juli 2018). Mouncey, P. R., T. M. Osborn, G. S. Power, D. A. Harrison, M. Z. Sadique, R. D.

Grieve, R. Jahan, C. K. J. Tan, S. E. Harvey, D. Bell, J. F. Bion, T. J. Coats, M. Singer, Y. J. Duncan, dan K. M. Rowan. 2015. Protocolised Management In Sepsis (ProMISe):A Multicentre Randomised Controlled Trial of The Clinical Effectiveness and Cost-effectiveness of Early, Goal-directed, Protocolised Resuscitation for Emerging Septic Shock. Health Technology Assesment. 19(97):1-150, (https://www.journalslibrary.nihr.ac.uk, Diakses 6 Agustus 2018).

Munford, R. S. 2011. Severe Sepsis and Septic Shock. Dalam: Longo, D. L. dkk. (Editor). Harrison’s Principles of Internal Medicine (halaman 2232- 2232). McGraw-Hill Companies, Amerika Serikat.

Pinheiro, F., F. G. Zampieri, D. F. Barbeiro, H. V. Barbeiro, A. C. Goulart, F. T. Filho, I. T. Velasco, dan L. Monnteiro. 2013. Septic Shock In Older People : A Prospective Cohort Study. 1:1- 5, (http://www.ncbi.nlm.nih.gov, Diakses 10 Juli 2018).

Quenot, J.P., C. Binquet, F. Kara, O. Martinet, F. Ganster, J. C. Navellou, V. Castelain, D. Barraud, J. Cousson, G. Louis, P. Perez, K. Kuteifan, A. Noirot, J. Badie, C. Mezher, H. Lessire,dan A. Pavon. 2013. The Epidemiology Of Septic Shock In French Intensive Care Units: The Prospective Multicenter Cohort EPISS Study. Critical Care. 17, (http://www.ncbi.nlm.nih.gov, Diakses 6 Juli 2018).

Rabinowitz, S. G. 1977. Bacterial Sepsis and Endotoxic Shock. Dalam: G. P. Youmans, P. Y. Paterson, dan H. M. Sommers. (Editor). The Biologic and Clinical Basis of Infectious Diseases (halaman 472- 481). W. B. Saunders Company, Amerika Serikat.

Rhodes, A., L. E. Evans, W. Alhazzani, M.M. Levy, M. Antonelli, R. Ferrer, A. Kumar, J. E. Sevransky, C. L. Sprung, M. E Nunnally, B. Rochwerg, G. D. Rubenfeld, D. C. Angus, D. Annane, R. J. Beale, G. J. Bellinghan, G. R. Bernard, J. D. Chiche, C. Coopersmith, D. P. de Backer, C. J. French, S. Fujishima, H. Gerlach, J. L. Hidalgo, S. M. Hollenberg, dan A. E. Jones. 2017. Surviving Sepsis Campaign: International Guidelines for Management of Sepsis and Septic Shock : 2016. Intensive Care Medicine. (http://www.survivingsepsis.org, Diakses 5 Agustus 2018).

(22)

45

Rivers, M., B. Nguyen, S. Havstad, J. Ressler, A. Muzzin, B. Knoblich, E. Peterson, dan M. Tomlanovich. 2001. Early Goal-Directed Therapy in The Treatment of Severe Sepsis And Septic Shock. The New England Journal of Medicine. 345(19):1368-1377, (http://www.nejm.org, Diakses 8 Agustus 2018).

Safari, S., M. Shojaee, F. Rahmati, A. Barartloo, B. Hahshemi, M. M. Forouzanfar, dan E. Mohammadi. 2016. Accuracy of SOFA Score in Prediction of 30-Day Outcome of Critically Ill Patients. Tourkish Journal of Emergency Medicine. 16(4):146-150, (http://www.ncbi.nlm.nih.gov, Diakses 29 Juli 2018).

Singer, M., C. S. Deutschman, C. W. Seymour, M. Shankar-Hari, D. Annane, M. Bauer, R. Bellomo, G. R. Bernard, J. Chiche, C. M. Coopersmith, R. S. Hotchkiss, M. M. Levy, J. C. Marshall, G. S. Martin, S. M. Opal, G. D. Rubenfeld, T. V. Der, J. Vincent, dan D. C. Angus. 2016. The Third International Consensus Definitions For Sepsis And Septic Shock. Journal of The American Medical Association. 315: 801– 810, (https://jamanetwork.com, Diakses 6 Juli 2018).

Sirvent, J. M., C. Ferri, A. Baró, C. Murcia, dan C. Lorencio. 2015. Fluid Balance in Sepsis and Septic Shock as A Determining Factor of Mortality. American Journal of Emergency Medcine. 33(2):186-189, (http://www.ncbi.nlm.nih.gov, Diakses 7 Agustus 2018).

Tambajong, R. N., D. C. Lalenoh, dan L. Kumaat. 2016. Profil Penderita Sepsis Di ICU RSUP Prof . Dr . R . D . Kandou Manado Periode Desember 2014 -November 2015. 4, (https://ejournal.unsrat.ac.id, Diakses 6 Juli 2018). Vaara, S. T., A. Korhonen, K. Kaukonen, S. Nisula, O. Inkinen, dan S. Hoppu.

2012. Fluid Overload Is Associated with An Increased Risk For 90-Day Mortality in Critically Ill Patients with Renal Replacement Therapy : Data from The Prospective FINNAKI Study. Critical Care. 16(5):197, (http://www.ncbi.nlm.nih.gov, Diakses 12 Juli 2018).

Vincent, J.L., Y. Sakr, C. L. Sprung, V. M. Ranieri, K. Reinhart, H. Gerlach, R. Moreno, J. Carlet, J. R. Le Gall, dan D. Payen. 2006. Sepsis In European Intensive Care Units: Results Of The SOAP Study. Critical Care Medicine. 34:344– 353, (http://www.ncbi.nlm.nih.gov, Diakses 6 Juli 2018).

Wang, H. E., N. I. Shapiro, R. Griffin, M. M. Safford, S. Judd, dan G. Howard. 2012. Chronic Medical Conditions and Risk of Sepsis. 7(10):1-7, (http://www.pubmed.com, Diakses 10 Juli 2018).

(23)

46

Wiedemann, H. P., A. P. Wheeler, G. R. Bernard, B. T. Thompson, D. Hayden, B. DeBoisblanc, A. F. Jr Connors, R. D. Hite, dan A. L. Harabin. 2006. Comparison of Two Fluid-Management Strategies in Acute Lung Injury. English Journal Medicine. 354(24):2564-2575, (http://www.nejm.org, Diakses 28 Juli 2018).

Yearly, D. M., J. A. Kellum, D. T. Huang, A. E. Barnato, L. A. Weissfeld, F. Pike, T. Tendrupp, H. E. Wang, P. C. Hou, M. R. Filbin, dan N. Shapiro. 2014. A Randomized Trial of Protocol-Based Care for Early Septic Shock. The New England Journal of Medicine. 370(80):1683-1693, (http://www.nejm.org, Diakses 8 Agustus 2018).

Yentis, S. M., N. P. Hirsch, dan G. B. Smith. 2009. Anaesthesia and Intensive Care A-Z (edisi ke-4). Elsevier, London, Inggris, hal. 482- 484.

Zheng, Z., Dezhao, L., Zhou N., dan Fei,H. 2018. Risk Factor for Sepsis. 8(12):3-7, (http://www.pubmed.com, Diakses10 Desember 2018).

Zoccali, C., U. Moissl, C. Chazot, F. Mallamaci, G. Tripepi, O. Arkossy, P. Wabel, dan S. Stuard. 2017. Chronic Fluid Overload and Mortality in ESRD. Journal of the American Society of Nephrology. 28:1-7, (http://www.jasn.org, Diakses 29 Juli 2018).

Referensi

Dokumen terkait

Judul Tesis : KETEPATAN SKORING ACUTE PHYSIOLOGI AND CHRONIC HEALTH EVALUATION (APACHE) III TERHADAP PROGNOSIS PENDERITA PNEUMONIA YANG DIRAWAT DI INTENSIVE CARE UNIT

Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada pasien yang dirawat di ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit

Latar belakang: Kondisi kritis pada pasien yang dirawat di Intensive Care Unit memungkinkan perubahan yang tidak terduga, keadaan tersebut dapat menimbulkan kecemasan dari

Latar belakang: Kondisi kritis pada pasien yang dirawat di Intensive Care Unit memungkinkan perubahan yang tidak terduga, keadaan tersebut dapat menimbulkan kecemasan

Tujuan penelitian untuk mengetahui Hubungan Antara Kelelahan Kerja Dengan Stres Kerja Pada Perawat Unit Gawat Darurat (UGD) dan Intensive Care Unit (ICU) Rumah

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari pencatatan rekam medis pasien yang dirawat di Intensive Care Unit Rumah Sakit

https://doi.org/10.3889/oamjms.2021.7690 eISSN: 1857-9655 Category: B - Clinical Sciences Section: Anesthesiology Profile of Sepsis Patients Treated in Intensive Care Unit of Sanglah

2019 ‘Promoting Spiritual Nursing Care in an Intensive Care Unit: A Systematic Review’, Indian Journal of Public Health Research & Development, 10, p.. 2022 ‘Evolution of Resilience