• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

37

Penelitian ini dilaksanakan semester 2 tahun 2012/2013.Dalam setiap siklus, terdiri atas tahap perencanaan, pelaksanaan/tindakan, observasi, dan refleksi, dan setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Dalam penelitian ini sesuai dengan jadwal pelajaran matematika kelas 5 SD Mangunsari 02 Salatiga.

Untuk memberikan deskripsi pelaksanaan masing-masing siklus maka berikut ini dijelaskan pelaksanaannya:

4.1.1 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 4.1.1.1Rencana Tindakan

Pertemuan pertama

Sebelum mengajar pada Pertemuan pertama, peneliti merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pokok bahasan “Bangun Datar” dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning. Peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam proses pembelajaran yaitu, RPP, lembar observasi untuk guru dan siswa saat proses belajar mengajar, alat peraga (berupa gambar macam – macam bangun datar dan materi ajar), menyiapkan daftar kelompok yang disusun secara heterogen( setiap kelompok berjumlah 4 orang), LKS serta memeriksa kesiapan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran.

Pertemuan kedua

Perencanaan pembelajaran siklus 1 Pertemuan kedua sebagai tindak lanjut dari hasil belajar dan kekurangan/ kelebihan pada Pertemuan pertama maka pada perencanaan Pertemuan kedua, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam proses pembelajaran, diantaranya RPP dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning, materi ajar tentang menggambar bangun datar, lembar evaluasi, angket motivasi siswa, lembar observasi untuk guru dan siswa

(2)

didalam pembelajaran, alat peraga (berupa kertas berwarna, gunting, penggaris, dan pensil), LKS, serta kesiapan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran.

4.1.1.2Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan pada siklus 1 ini terdiri dari dua pertemuan, yaitu Pertemuan pertama dan Pertemuan kedua yang terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Masing-masing pertemuan berlangsung selama 70 menit (2 jam pelajaran). Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari kamis tanggal 11 April 2013, Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 13 April 2013.

Pertemuan I Siklus I a. Kegiatan Awal

Pada pertemuan pertama siklus 1 yang dilaksanakan pada tanggal 11 April 2013 guru menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam proses pembelajaran.Guru mengawali pertemuan pertama dengan memberikan salam dan doa kepada siswa setelah siswa siap megikuti pembelajaran guru memberikan apresepsi “anak-anak semua memiliki buku kan?nah buku itu berbentuk apa?”.

Setelah tanya jawab dilaksanakan guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti

Guru bertanya kepada siswa tentang bangun datar yang ada di lingkungan sekitar.siswa di suruh angkat tangan lalu menyebutkan apa saja nama bangun datar yang ada di lingkungan sekitar dan di minta menyebutkan sifatnya.guru meluruskan jawaban siswa yang kurang tepat.Dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning ini guru mengembangkan sifat rasa ingin tahu siswa dengan bertanya dan menemukan sendiri, dan mengkonstruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.kemudian Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok setiap kelompok beranggotakan 3-4 orang yang disusun secara heterogen.Siswa duduk sesuai dengan kelompoknya. Guru memberikan LKS dan materi ajar kepada setiap kelompok.kemudian guru mengundi setiap kelompok untuk mengambil contoh bangun datar yang akan di amati dan di sebutkan sifat – sifatnya lalu perwakilan

(3)

kelompok maju kedepan untuk mengambil gambar bangun datar sesuai dengan undian yang diperoleh.siswa kemudian berdiskusi mengamti gambar bangun datar yang di peroleh dan mengisi LKS yang telah di berikan guru.siswa menemukan sendiri sifat – sifat bangun datar melalui pengamatannya dengan melihat materi ajar tentang sifat – sifat bangun datar.Setelah selesai berdiskusi perwakilan setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan Guru meluruskan dan memberi penjelasan tentang jawaban siswa, mengapa jawaban tersebut benar atau salah.

c. Kegiatan Penutup

Akhir kegiatan pembelajaran guru bertanya jawab dengan siswa menyimpulkan materi tentang sifat – sifat bangun datar.tetapi banyak siswa yang diam tidak menjawab pertanyaan dari guru. Lalu guru mengakhiri pelajaran dengan salam.

Pertemuan II Siklus I a. Kegiatan Awal

Penelitian siklus 1 pertemuan kedua dilaksanakan pada sabtu , 13 April 2013 guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan berdoa. Kemudian Guru bertanya pada siswa apakah ada kesulitan pada materi sebelumnya tentang sifat bangun datar?lalu guru melakukan apersepsi dengan bertanya pada siswa jam dinding itu bentuknya apa?guru menanggapi jawaban dari siswa dan mengajak siswa untuk masuk kedalam materi.guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti

Guru menggambarkan contoh bangun datar di papan tulis dan meminta siswa untuk menebak itu gambar apa.siswa pun aktif menjawab.kemudian siswa di bagi menjadi 5 kelompok, masing – masing kelompok terdiri dari 3-4 orang.siswa duduk berkumpul sesuai dengan kelompoknya.guru membagikan LKS, materi ajar, kertas berwarna, pensil pada setiap kelompok.setiap kelompok mulai menggambar masing- masing bangun datar yang di ketahui dengan melihat petunjuk dari materi ajar yang di berikan kemudian memotong gambar tersebut sehingga berbentuk bangun datar.guru mengacak setiap perwakilan kelompok maju kedepan kelas untuk mempresentasikan

(4)

2 contoh gambar bangun datar yang di buat kemudian menuliskan nama bangun tersebut dan hasil gambarnya yang berupa potongan bangun datar di tempelkan di kertas karton putih yang sudah di pajang di papan tulis.Guru meluruskan dan memberi penjelasan tentang jawaban siswa, mengapa jawaban tersebut benar atau salah.

c. Kegiatan Penutup

Guru melaksanakan evaluasi.setelah selesai evaluasi guru memberitahukan materi pelajaran selanjutnya dan menutup pelajaran dengan salam penutup.

4.1.1.3Observasi Pertemuan ke-1 Siklus I

Pengamatan terhadap siswa meliputi : 1) Pada saat tanya jawab siswa hanya diam saja.

2) Saat presentasi siswa terlihat malu – malu berbicara di depan kelas karena tidak terbiasa.

3) Pada saat pembagian kelompok siswa masih bingung kelomponya yang mana. 4) Pada saat diskusi siswa masih banyak yang bermain main ato jalan –jalan.

Pengamatan terhadap aktivitas guru meliputi :

1) Pada umumnya guru menyampaikan materi sesuai dengan RPP hanya urutannya belum runtut.

2) Guru kurang memotivasi siswa.

3) Guru kurang melakukan bimbingan waktu diskusi kelompok.

4) Guru masih keteteran saat membagi siswa menjadi beberapa kelompok dikarenakan suasana kelas setiap pembagian kelompok siswa selalu ribut dan susah diatur

Pertemuan ke-2 Siklus I

Pengamatan terhadap siswa meliputi :

1) Pada saat tanya jawab siswa sudah kelihatan untuk aktif bertanya dan menjawab pertanyaan guru.

(5)

3) Pada saat presentasi ada siswa yang berbicara sendiri tidak memperhatikan temannya yang sedang presentasi.

4) Siswa sudah agak berani berbicara di depan kelas pada waktu presentasi. Pengamatan terhadap aktivitas guru meliputi :

1) Proses pembelajaran sudah sesuai RPP dan pembelajarannya sudah runtut. 2) Dorongan semangat untuk siswa masih kurang

3) Guru kurang memperhatikan siswa yang lain ketika ada kelompok yang maju presentasi.

4.1.1.4Refleksi

Setelah selesai pembelajaran pada siklus I, berdasarkan data yang diperoleh dari lembar pengamatan masih terdapat kelebihan dan kekurangan selama pembelajaran siklus 1 antara lain sebagai berikut :

Kelebihan :

1) Kegiatan pembelajaran berlangsung sesuai dengan harapan dan berjalan dengan baik sesuai dengan RPP.

2) Guru dalam penyampaian materi sudah baik dan jelas. 3) Siswa merasa senang dan lebih aktif saat diskusi kelompok

Kekurangan :

1) Siswa masih banyak yang diam ketika guru melakukan Tanya jawab 2) Guru kurang melakukan bimbingan pada waktu diskusi kelompok

3) Siswa banyak yang tidak memperhatikan pada waktu ada kelompok yang presentasi di depan kelas

4) Ada siswa yang tidak memperhatikan guru saat pembagian kelompok sehingga bingung kelompoknya yang mana.

Berdasarkan observasi pada siklus 1, hal-hal yang perlu dilakukan untuk diperbaiki dalam pembelajaran siklus 2.

1) Sebaiknya guru lebih memberikan dorongan kepada siswa untuk aktif bertanya agar siswa tidak cenderung pasif tetapi aktif untuk bertanya dan menjawab.

(6)

2) Sebaiknya guru berkeliling memberikan bimbingan atau arahan pada waktu diskusi kelompok sehingga kalau ada kelompok yang kesulitan guru bisa mengarahkan.

3) Sebaiknya guru menegur jika ada siswa yang berbicara sendiri pada waktu ada kelompok yang presentasi untuk memperhatikannya sehingga presentasi dapat berjalan dengan lancar.

4) Sebaiknya guru mengarahkan siswa untuk memperhatikannya pada saat pembagian kelompok sehingga siswa tidak kebingungan yang mana kelompoknya.

4.1.2 Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 4.1.2.1 Rencana Tindakan

Pertemuan pertama

Sebelum mengajar pada Pertemuan pertama, peneliti merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pokok bahasan “Bangun ruang” dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning. Peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam proses pembelajaran yaitu, RPP, lembar observasi untuk guru dan siswa saat proses belajar mengajar, alat peraga (berupa contoh benda bangun ruang), materi ajar tentang sifat – sifat bangun ruang,menyiapkan daftar kelompok yang disusun secara heterogen( setiap kelompok berjumlah 4 orang), LKS serta memeriksa kesiapan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran.

Pertemuan kedua

Perencanaan pembelajaran siklus 2 Pertemuan kedua sebagai tindak lanjut dari hasil belajar dan kekurangan/ kelebihan pada Pertemuan pertama maka pada perencanaan Pertemuan kedua, Peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam proses pembelajaran tentang “membuat jaring – jaring bangun ruang”yaitu, RPP dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning, lembar observasi untuk guru dan siswa saat proses belajar mengajar, alat peraga (berupa kertas karton putih, gunting, penggaris,lem, pensil), lembar angket motivasi, materi

(7)

ajar tentang membuat jaring- jaring bangun ruang,menyiapkan daftar kelompok yang disusun secara heterogen (setiap kelompok berjumlah 4 orang), LKS serta memeriksa kesiapan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran.

4.1.2.2Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus 2 ini sebagai tindak lanjut, penyempurnaan dan pemantapan pada siklus 1. Siklus 2 ini terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan awal, inti, dan penutup. Pelaksanaan pada siklus 2 ini terdiri dari dua pertemuan yaitu Pertemuan pertama dan Pertemuan kedua. Masing-masing pertemuan berlangsung selama 70 menit (2 jam pelajaran). Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari kamis tanggal 02 Mei 2013, dan Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 03 Mei 2013.

Pertemuan I Siklus II a. Kegiatan Awal

Pertemuan pertama siklus 2 ini guru masih menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam proses pembelajaran. Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan salam dan doa di lanjutkan absensi siswa. Guru menyampaikan apersepsi “ada yang tahu penghapus itu bentuknya apa?siswa di dorong lagi untuk aktif menjawab dan bertanya kemudian Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

b. Kegiatan Inti

Guru melakukan Tanya jawab dengan siswa tentang macam – macam bangun datar yang di ketahui,kemudian guru mengkaitkan contoh – contoh bangun ruang yang ada di lingkungan kelas dan di minta siswa untuk menyebutkannya.lemari itu apa bentuknya?siswa pun aktif menjawab pertanyaan yang di berikan.guru menunjukkan contoh 7 macam – macam bangun ruang.siswa pun aktif menyebutkan satu persatu nama bangun ruang yang di tunjukkan oleh guru.siswa di bagi kedalam 5 kelompok.setiap siswa di minta untuk memperhatikan dalam pembagian kelompok sehingga siswa tidak kebingungan mana kelompoknya.siswa duduk sesuai dengan kelompoknya.guru membagikan LKS, materi ajar pada setiap kelompok.kemudian

(8)

guru mengundi setiap kelompok untuk mengambil contoh bangun ruang yang akan di teliti dan di sebutkan sifat- sifatnya.perwakilan kelompok maju kedepan untuk mengambil contoh bangun ruang sesuai dengan undian yang di dapat.siswa berdiskusi kelompok mengamati contoh bangun ruang yang telah di peroleh dan mengisi LKS yang telah di bagikan.guru berkeliling memberikan bimbingan jika ada kelompok yang kesulitan pada waktu mengerjakan.setelah selesai berdiskusi perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.guru menegur jika ada siswa yang berbicara sendiri pada waktu ada kelompok yang sedang presentasi. Guru meluruskan dan memberi penjelasan tentang jawaban siswa, mengapa jawaban tersebut benar atau salah.guru lebih mendorong siswa untuk bertanya ketika ada materi yang kurang jelas.

c. Kegiatan Penutup

Guru bersama siswa melakukan tanya jawab tentang materi sifat – sifat bangun datar dan menyimpulkannya.guru memberitahukan materi pelajaran selanjutnya dan mengakhiri pelajaran.

Pertemuan ke-2 Siklus II a. Kegiatan Awal

Pertemuan kedua siklus 2 di laksanakan pada hari sabtu, 03 Mei 2013 guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan salam dan doa serta mempresensi kehadiran siswa. Guru melakukan apersepsi “ pernakah anak – anak melihat kardus yang di lepas perekatnya?bagaimana bentuk kardus tersebut?”. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti

Guru bertanya jawab dengan siswa mengulang kembali sekilas tentang sifat – sifat bangun ruang juga bentuk – bentuk bangun ruang tersebut. Kalian ada yang punya celengan di rumah, berbentuk apa celengan tersebut, sudahkan kalian pernah membongkar celengan tersebut?. Siswa di dorong untuk lebih aktif menjawab. Pada hari ini kita akan membuat jaring – jaring bangun ruang.guru menunjukkan contoh jaring – jaring limas segiempat pada siswa. Guru membagi siswa kedalam 5

(9)

kelompok. Guru mengarahkan siswa untuk memperhatikan dalam pembagian kelompok agar tidak kebingungan yang mana kelompoknya, guru membagikan LKS, materi ajar, kertas karton putih, gunting, dan lem pada setiap kelompok. Guru mengundi setiap kelompok untuk mengambil undian bangun ruang mana yang akan di buat jaring – jaringnya. Siswa berdiskusi kelompok menggambar jaring – jaring bangun ruang dengan melihat materi ajar dan kemudian mengguntingnya. Selanjutnya guru berkeliling untuk membimbing dan memberikan arahan pada kelompok yang kesulitan mengerjakan. Kelompok yang sudah selesai menggambar dan menggunting jaring– jaring bangun ruang maju kedepan untuk mempresentasikan hasilnya dan membentuk jaring – jaring tersebut sehingga menjadi bangun ruang. Guru menegur jika ada siswa yang berbicara sendiri pada saat kelompok lain yang sedang presentasi. Setelah itu guru meluruskan dan memberi penjelasan tentang jawaban siswa, mengapa jawaban tersebut benar atau salah. Dan guru lebih mendorong siswa untuk bertanya ketika ada materi yang kurang jelas.

c. Kegiatan Penutup

Guru memberikan pujian kepada siswa yang sudah berhasil dalam belajar. Guru memberikan soal evaluasi untuk melihat pemahaman siswa.guru bersama siswa mengakhiri pelajaran.

4.1.2.3 Observasi

Pertemuan ke-1 Siklus II

Pengamatan terhadap siswa meliputi :

1. Pada saat tanya jawab siswa mulai aktif menanggapi dan balik bertanya jika ada yang kurang jelas.

2. Siswa memperhatikan ketika ada kelompok yang sedang presentasi. 3. Suasana di kels lebih menyenangkan.

Pengamatan terhadap aktivitas guru meliputi :

1. Pada umumnya guru menyampaikan materi sesuai dengan RPP. 2. Dorongan semangat untuk siswa sudah mulai muncul.

(10)

4. Penggunaan alat peraga sudah baik.

Pertemuan ke-2 Siklus II

Pengamatan terhadap siswa meliputi :

1. Siswa sudah berani dan lebih terbiasa untuk berbicara di depan kelas pada waktu presentasi.

2. Siswa lebih aktif untuk bertanya.

3. Proses pembelajaran lebih menyenangkan. 4. Diskusi berjalan dengan lancar.

Pengamatan terhadap aktivitas guru meliputi :

1. Proses pembelajaran sudah sesuai RPP dan pembelajarannya sudah runtut. 2. Guru memotivasi siswa untuk semangat belajar.

3. Pembelajaran berjalan menarik dan menyenangkan.

4.1.2.4 Refleksi Kelebihan :

a. Kegiatan Pada saat proses Tanya jawab sudah berjalan dengan baik, siswa aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru.

b. Pada saat diskusi kelompok guru berkeliling untuk memberikan arahan kepada kelompok yang kesulitan dalam mengerjakan

c. Pembelajaran berlangsung sesuai dengan harapan dan berjalan dengan baik sesuai dengan RPP.

d. Penyampaian materi jelas

e. Kegiatan presentasi berjalan dengan baik. f. Proses pembelajaran lebih menyenangkan

Jika hasil pembelajaran pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat maka pembelajaran dengan model Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika yaitu pada pokok bahasan geometri tentang bangun datar dan bangun ruang. Pada siklus ke II ini indikator kinerja, baik nilai rata-rata kelas maupun ketuntasan belajar telah terpenuhi, yaitu nilai rata-rata kelas diata KKM (≥60) dan ketuntasan (≥80%). Dan dikarenakan pada siklus II ini

(11)

hasil belajar siswa memuaskan dan sudah melebihi indikator kinerja dalam menerapkan model Contextual Teaching and Learning, sehingga tidak perlu diadakan tindakan siklus berikutnya.

Data Siklus I

Pada siklus 1 guru menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning. Rekapitulasi hasil belajar siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Distribusi Tes siklus 1 No Skor Tes Frekuensi Persentase

1 45 1 5,26% 2 55 1 5,26% 3 60 3 15,78% 4 65 3 15,78% 5 70 1 5,26% 6 75 3 15,78% 7 80 4 21,05% 8 85 2 10,52% 9 95 1 5,26% Jumlah 19 100%

Berdasarkan tabel 4.1, dapat diketahui dari 19 siswa, nilai terendah adalah 45, nilai tertinggi 95 dengan rata-rata 75

Motivasi Belajar

Distribusi skor angket motivasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2

Distribusi Skor Angket Motivasi siklus 1 Interval

skor Frekuensi Persentase

3,50 - 5,00 1 5,26%

1,00 – 3,49 18 94,73 %

Jumlah 19 100 %

(12)

Berdasarkan tabel 4.2, dapat diketahui bahwa frekuensi terbanyak berada dalam rentang 1,00 – 3,49, ini berarti tingkat motivasi belajar siswa pada siklus 1 dalam proses belajar mengajar berada pada kategori cukup. Oleh karena itu, masih perlu dilakukan peningkatan kategori ke kategori tinggi.

Pada siklus 1, guru menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning yang menggunakan penilaian motivasi belajar. Distribusi motivasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3

Distribusi motivasi belajar siswa No Kegiatan Skor Persentase

1 Tanya jawab 25 25% 2 Membentuk kelompok 25 25% 3 Diskusi 25 25% 4 Presentasi 25 25% Jumlah 100 100%

(13)

Dari paparan hasil tes dan motivasi belajar siklus 1, maka dapat diketahui hasil belajar siklus 1 pada tabel 4.4

Tabel 4.4

Distribusi Hasil Belajar Siklus 1 No Tes Aktivitas Motivasi Angket Hasil Belajar Keterangan 1 65 100 72 64 Tuntas 2 75 100 61 64.7 Tuntas 3 80 100 65 67 Tuntas 4 95 100 78 74.2 Tuntas 5 70 100 83 67.7 Tuntas 6 60 100 81 64.2 Tuntas 7 65 100 55 60.5 Tuntas 8 85 100 66 68.7 Tuntas 9 75 100 53 63.2 Tuntas 10 80 100 57 65.5 Tuntas 11 80 100 70 68 Tuntas 12 60 100 72 62.5 Tuntas 13 75 100 67 66 Tuntas 14 80 100 63 66.7 Tuntas 15 55 100 57 58 Tidak tuntas 16 65 100 88 67.2 Tuntas 17 85 100 78 71.2 Tuntas 18 45 100 77 59 Tidak tuntas 19 60 100 86 65.2 tuntas Data Siklus II

Pada pertemuan pertama dan kedua siklus 2 guru menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning. Seperti yang sudah dijelaskan pada poin sebelumnya. Guru memberikan evaluasi pada pertemuan kedua saat mau selesai. Distribusi tes siswa siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.5.

(14)

Tabel 4.5 Distribusi tes siklus 2

No Skor Tes Frekuensi Persentase

1 50 1 5,26% 2 65 1 5,26% 3 75 3 15,78%% 4 80 4 21,05% 5 85 4 21,05% 6 90 3 15,78%% 7 95 2 10,52% 8 100 1 5,26% Jumlah 19 100%

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari jumlah 19 siswa, nilai tertinggi adalah 100, nilai terendah adalah 50, dan nilai rata-rata 83.

Motivasi Belajar

Pengukuran motivasi siswa mengikuti pelajaran diklasifikasikan menjadi lima kategori. Distribusi motivasi siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6

Distribusi Skor Angket Motivasi belajar siswa siklus 2 Interval Frekuensi Persentase

3,50 – 5,00 12 63,12%

1,00 – 3,49 7 36,82%

Jumlah 19 100 %

Sumber : Lembar observasi aktivitas siswa pada Program Pengalaman lapangan (PPL).

Berdasarkan tabel 4.6, dapat diketahui bahwa frekuensi terbanyak berada dalam rentang 3,50 – 5,00, ini berarti bahwa tingkat motivasi belajar siswa pada siklus 2 berada pada kategori tinggi. Hal ini berarti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning telah mampu meningkatkan motivasi belajar siswa.

(15)

Pada siklus II, guru menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning yang menggunakan penilaian motivasi belajar. Distribusi motivasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7

Distribusi Motivasi Belajar Siswa

No Kegiatan Skor Persentase

1 Menyimak tujuan 25 25%

2 Membentuk kelompok 25 25%

3 Diskusi 25 25%

4 Presentasi 25 25%

(16)

Dari paparan hasil tes dan motivasi belajar siklus II, maka dapat diketahui hasil belajar siklus II pada tabel 4.8

Tabel 4.8

Distribusi Hasil Belajar Siklus 2

No Tes Aktivitas Motivasi Angket Hasil Belajar Keterangan 1 80 100 88 71.7 Tuntas 2 95 100 87 76 Tuntas 3 75 100 86 69.7 Tuntas 4 100 100 87 77.5 Tuntas 5 80 100 86 71.2 Tuntas 6 65 100 90 67.5 Tuntas 7 80 100 87 71.5 Tuntas 8 85 100 83 72.2 Tuntas 9 90 100 83 73.7 Tuntas 10 95 100 91 76.7 Tuntas 11 85 100 88 73.2 Tuntas 12 85 100 87 73 Tuntas 13 75 100 88 70.2 Tuntas 14 90 100 90 75 Tuntas 15 80 100 86 71.2 Tuntas 16 85 100 91 73.7 Tuntas 17 90 100 85 74 Tuntas 18 50 100 85 62 Tuntas 19 75 100 91 70.7 tuntas 4.2 Pembahasan

Berdasarkan paparan hasil penelitian di atas maka dapat diketahui peningkatan hasil belajar dan motivasi siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning.

Hasil belajar siswa berdasarkan hasil tes dari pra siklus, siklus 1, siklus 2, skor motivasi pra siklus, siklus 1, siklus 2, skor angket pra siklus, siklus 1, siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.9

(17)

Tabel 4.9

Distribusi Hasil Belajar pra siklus, siklus 1 dan siklus 2

No Pra

Siklus Keterangan

Siklus

1 keterangan Siklus 2 keterangan

1 37.5 Tidak Tuntas 64 Tuntas 71.7 Tuntas

2 34.5 Tidak Tuntas 64.7 Tuntas 76 Tuntas

3 36 Tidak Tuntas 67 Tuntas 69.7 Tuntas

4 36 Tidak Tuntas 74.2 Tuntas 77.5 Tuntas

5 31.5 Tidak Tuntas 67.7 Tuntas 71.2 Tuntas

6 27 Tidak Tuntas 64.2 Tuntas 67.5 Tuntas

7 22.5 Tidak Tuntas 60.5 Tuntas 71.5 Tuntas

8 43.5 Tidak Tuntas 68.7 Tuntas 72.2 Tuntas

9 34.5 Tidak Tuntas 63.2 Tuntas 73.7 Tuntas

10 42 Tidak Tuntas 65.5 Tuntas 76.7 Tuntas

11 43.5 Tidak Tuntas 68 Tuntas 73.2 Tuntas

12 24 Tidak Tuntas 62.5 Tuntas 73 Tuntas

13 27 Tidak Tuntas 66 Tuntas 71.2 Tuntas

14 27 Tidak Tuntas 66.7 Tuntas 75 Tuntas

15 30 Tidak Tuntas 58 Tidak tuntas 71.5 Tuntas

16 31.5 Tidak Tuntas 67.2 Tuntas 73.7 Tuntas

17 36 Tidak Tuntas 71.2 Tuntas 74 Tuntas

18 27 Tidak Tuntas 59 Tidak Tuntas 62 Tuntas

19 30 Tidak Tuntas 65.2 Tuntas 70.75 Tuntas

Dari tabel 4.9 dapat dilihat adanya peningkatan hasil belajar matematika. Terbukti untuk klasifikasi tuntas, sebelum diadakan tindakan tidak ada siswa yang tuntas. Sedangkan setelah siklus 1 terdapat 2 siswa yang belum tuntas dan setelah siklus 2 semua siswa tuntas. Ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Leraning dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Kenaikan hasil belajar siswa dalam penelitian ini karena pembelajaran matematika dilakukukan dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning. Dalam pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk menemukan makna

(18)

dan arti diri dalam pelajaran akademik dengan benar-benar mengaitkan pekerjaan sekolah dengan kehidupan sehari-hari dan minat mereka.Seperti siswa dapat menyebutkan contoh benda bangun datar yang ada di dalam kelas.Jadi siswa menemukan sendiri contoh benda tersebut termasuk kedalam bangun datar apa. Dalam pembelajaran ini hasil belajar siswa lebih baik karena dalam pembelajaran ini menekankan siswa mengalami secara langsung, seperti misal siswa menggunakan alat peraga untuk mengetahui sifat-sifat bangun datar.Melalui proses mengalami itu perkembangan siswa terjadi secara utuh, tidak hanya berkembang dalam aspek kognitif saja, tapi juga aspek afektif dan psikomotor dan siswa dapat menemukan sendiri materi yang dipelajarinya Hamruni (2012:133).

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam sugiyanto (2010:22) dilakukan melalui tahap-tahap: Kembangkan pemikiran bahwa anak akan lebih belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya, Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik, Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya, Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok – kelompok), Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran, Lakukan refleksi di akhir pertemuan, dan Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Atik Winarni Rohmah (2011) dengan judul Peningkatan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada mata pelajaran matematika materi bangun datar siswa kelas v SDN Gumpang 01 dan penelitian yang dilakukan oleh Nurul Hidayah (2010) dengan judul skripsi peningkatan prestasi belajar matematika melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning pada siswa kelas 4 SDN Madyopuro Malang.

Hipotesis dalam penelitian ini terbukti bahwa Penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning akan meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas 5 SD Mangunsari 02.

Gambar

Tabel 4.1  Distribusi Tes siklus 1  No  Skor Tes  Frekuensi  Persentase
Tabel 4.5  Distribusi tes siklus 2

Referensi

Dokumen terkait

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan diketahui bahwa perlakuan Perbedaan varietas kedelai berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 2-5 MST, jumlah daun 2-3 MST,

< 0,05 maka H0 ditolak berarti terdapat perbedaan signifikan hasil belajar biologi antara siswa yang memiliki self efficacy pada model pembelajaran guided inquiry dengan

lebih dari 3 kali normal, maka penggunaan OAT harus dihentikan. Golongan dan Jenis Obat Tambahan untuk Kelas Terapi Obat yang Bekerja pada Otot Skelet dan Sendi yang

Penyidikan tindak pidana kesehatan dilakukan polisi negara Republik Indonesia, dan kepada pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan pemerintahan yang

Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah serta Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentangKewenangan Pemerintah dan

Dalam pembuatan main menu terdapat 4 bagian yaitu menu utama itu sendiri, pop up menu option, menu pemilihan stage yang di mainkan, dan pop up menu help, dalam pembuatan

Sebagai bagian dari wilayah kerajaan Mataram, masyarakat Banyumas juga tidak terlepas dari sebuah anggapan bahwa kehidupan istana merupakan kehidupan

Dari falsafah tersebut, masyarakat Sinar Resmi mengembangkan tiga konsep adat sebagai dasar kelembagaan/tatanan kehidupan sehari-hari (norma), yaitu:.. a) Nyangkulu ka hukum,