• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT SARANA DISTRIBUSI DAN LOGISTIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT SARANA DISTRIBUSI DAN LOGISTIK"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA

INSTANSI PEMERINTAH

DIREKTORAT SARANA DISTRIBUSI DAN LOGISTIK

DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI

KEMENTERIAN PERDAGANGAN

(2)

KATA PENGANTAR

Berdasarkan Peraturan Presiden R.I Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dalam pasal 3 TAP MPR R.I tersebut dinyatakan bahwa asas-asas umum penyelenggaraan Negara meliputi asas kepastian hukum, asas tertib penyelenggaraan negara, asas kepentingan umum, asas keterbukaan, asas proporsionalitas, asas profesionalitas dan asas akuntabilitas serta dikuatkan dengan Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 794/M-DAG/KEP/8/2015 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen SAKIP di lingkungan Kementerian Perdagangan, maka Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik menyusun Laporan kinerja Tahun 2018.; bahwa setiap Satuan Kerja (Satker) di Lingkungan Kementerian Perdagangan R.I diwajibkan menyampaikan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

kepada Pimpinan Kementerian Perdagangan, sebagai wujud

pertanggungjawaban atas pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang menjadi kewajiban Satker. Pada hakekatnya, beberapa peraturan tersebut di atas merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah untuk mewujudkan tata pemerintahan

yang baik (good government), karena dalam peraturan tersebut

diamanatkan bahwa setiap instansi pemerintah wajib

mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Setiap Satuan Kerja (Satker) Unit Eselon I dan Unit Eselon II di lingkungan Kementerian Perdagangan R.I diwajibkan menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK) kepada Menteri Perdagangan, sebagai wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Laporan Kinerja ini disusun dengan mempertimbangkan lingkungan strategis internal dan eksternal Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik,

(3)

berisi informasi mengenai rencana kinerja yang akan dilaksanakan, pencapaian kinerja atau realisasi pencapaian sasaran dan analisis terhadap pencapaian kinerja dari kegiatan-kegiatan yang mendukung arah kebijakan. Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri periode 2018 sebagaimana yang dititikberatkan pada Renstra tentang “Peningkatan penataan sistem distribusi nasional yang menjamin kelancaran arus barang dan jasa, kepastian berusaha dan peningkatan daya saing produk domestik” serta mendukung peningkatan jaringan distribusi dalam rangka menunjang pengembangan sistem logistik nasional yang menjadi salah satu fokus prioritas.

Harapan kami, kiranya Laporan Akuntabilitas Kinerja ini dapat menjadi salah satu bentuk pertanggungjawaban pencapaian kinerja sekaligus evaluasi kinerja Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik serta sebagai informasi yang bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Dengan mengacu pada visi dan misi yang telah ditetapkan untuk periode tahun 2018 serta evaluasi kinerja, Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik diharapkan dapat mencapai target kinerja secara lebih terarah, transparan, dan akuntabel serta mampu menjawab tantangan- tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas di masa mendatang.

Jakarta, Maret 2019 Direktur

Sarana Distribusi dan Logistik

(4)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Republik

Indonesia Nomor 8/M-DAG/PER/2/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan, yang didalamnya mengatur tugas pokok dan fungsi, peran strategis Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik yaitu “Peningkatan penataan sistem distribusi nasional yang menjamin kelancaran arus barang dan jasa, kepastian berusaha, dan peningkatan daya saing produk domestik” serta mendukung peningkatan jaringan distribusi dalam rangka menunjang pengembangan sistem logistik nasional yang menjadi salah satu fokus prioritas. Untuk meningkatkan peran dan fungsi Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik dan dapat dicapai melalui

kinerja yang diuraikan berdasarkan 1 (satu) sasaran strategis yaitu

“Peningkatan jaringan Sarana Distribusi Perdagangan dan Kapasitas Pelaku Usaha di Bidang Logistik Perdagangan Guna Mendukung Kelancaran Arus Barang”

Dalam penilaian capaian kinerja Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik tahun 2018 dapat dilihat dari outcome kegiatan pengembangan kapasitas logistik perdagangan. Pencapaian kinerja pelaksanaan kegiatan ini diukur dengan indikator kinerja sebagai berikut :

1. Jumlah Pasar Rakyat yang dibangun/direvitalisasi;

2. Jumlah Pasar Rakyat yang mendapatkan Pemberdayaan Terpadu Nasional;

3. Jumlah Penyedia Jasa Logistik Sektor Perdagangan yang dilakukan pembinaan;

4. Jumlah Informasi Sarana Distribusi dan Logistik dibidang Perdagangan.

Dalam melaksanakan Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi serta Surat Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 794/M-DAG/KEP/8/2015 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen

(5)

SAKIP di lingkungan Kementerian Perdagangan, maka Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik menyusun Laporan kinerja Tahun 2018.

Laporan Kinerja (LKJ) Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan tahun 2018 berisi indikator-indikator kinerja yang menggambarkan pencapaian tujuan dan sasaran strategis Direktorat Jenderal selama tahun berjalan. Pada tahun 2018, pengukuran indikator kinerja (IK) Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik berdasarkan Kontrak Kinerja. Secara keseluruhan terdapat 4 (empat) IK dari 01 (satu) sasaran strategis Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik Perdagangan yang diukur pada LKJ Direktorat Sarana Distribusi

dan Logistik (lihat Tabel 1). Dari keseluruhan 4 indikator kinerja tersebut,

sebanyak 4 IK dapat mencapai atau melampaui target yang ditetapkan dalam Kontrak Kinerja. Secara rata-rata, pencapaian realisasi untuk keseluruhan Indikator Kinerja LKJ Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik adalah 95,23% . Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya (2017) prestasi pencapaian kinerja IK secara keseluruhan mengalami perubahan dikarenakan beberapa indikator kinerja mengalami perubahan di tahun 2016 rata capaian kinerja melebihi 100% yaitu 103,94 sedangkan rata-rata capaian kinerja tahun 2017 sebesar 91,29%. Hal tersebut dikarenakan adanya perubahan Indikator dan terjadinya penghematan anggaran dan pengurangan pada kegiatan Berikut tabel yang menunjukkan ringkasan seluruh Indikator Kinerja LKJ Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik tahun 2018.

(6)

Tabel 1. Ringkasan Seluruh Indikator Kinerja LKJ Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik Tahun 2017 dan 2018

No

Indikator Kinerja Utama Satuan

Target Realisasi Capaian (%) 2017 2018 2017 2018 2017 2018 1.

Jumlah Pasar Rakyat yang

Dibangun/Direvitalisasi Unit 241 267 157 216 65,15 80,90 2.

Jumlah Pasar Rakyat yang mendapatkan Pemberdayaan Terpadu Nasional

Pasar 100 100 100 100 100 100 3. Jumlah Kerjasama Logistik

Kerjasama 2 2 2 2 100 100

4. Jumlah Rekomendasi kebijakan

antarpulau dan perbatasan Rekomend

asi 1 1 1 1 100 100

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

RINGKASAN EKSEKUTIF ... iii

DAFTAR ISI ... ….vi

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ... …vii

DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Peran Strategis Organisasi Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik……….1

B. Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik………4

C. Aspek Strategis dan Permasalahan Utama Organisasi Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik……….8

BAB II PERENCANAAN DAN KONTRAK KINERJA A. PerencanaanDirektorat Sarana Distribusi dan Logistik ………….13

B. Rencana Kerja Tahunan Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik ………...14

C. Perjanjian KinerjaDirektorat Sarana Distribusi dan Logistik …....15

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Indikator Kinerja Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik………16

B. Analisis dan Evaluasi Capaian Kinerja Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik………17

C. Akuntabilitas Keuangan Tahun 2017 Pada Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik………....47

BAB IV PENUTUP Penutup …...53

(8)

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Halaman

Tabel 1 Ringkasan Seluruh Indikator Kinerja LAK Direktorat Sarana

Distribusi dan Logistik Tahun 2016 dan 2017 ... v

Tabel 2 Kekuatan Pegawai Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik ... 6

Tabel 3 Rencana Kinerja Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik Tahun 2017 ... 14

Tabel 4 Capaian Indikator Kinerja Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik Tahun 2017... 16

Tabel 5 Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Direktorat Logistik dan Sarana Distribusi Tahun 2016 dan 2017 ... 17

Tabel 6 Capaian target Jumlah Pasar Rakyat ... 19

Tabel 7 Grafik Capaian Pasar yang Teridentifikasi... 20

Tabel 8 Kriteria dan Indikator Penilaian Pasar Rakyat ... 22

Tabel 9 Pasar Rakyat yang Tersebar di Seluruh Indonesia ... 29

Tabel 10 Pasar Rakyat yang Belum 100 Persen ... 33

Tabel 11 Pasar-Pasar yang Mengundurkan Diri ... 33

Tabel 12 Pasar-Pasar yang Putus Kontrak ... 34

Tabel 13 Omset Pasar 2018 ... 34

Tabel 14 Rata-rata perolehan omset pasar dari Tahun 2016-2018 ... 37

Tabel 15 Capaian Indikator Jumlah Pasar Rakyat yang mendapatkan Pemberdayaan Terpadu Nasional ... 37

Tabel 16 Data Peserta Pelatihan Pengelolaan Pasar ... 39

Tabel 17 Capaian target Jumlah Kersama Logistik ... 45

Tabel 18 Capaian target Jumlah Rekomendasi kebijakan antarpulau dan perbatasan ... 46

Tabel 19 Perbandingan Anggaran Tahun 2017 dan 2018 ... 47

Tabel 20 Grafik Perbandingan Anggaran Tahun 2017 dan 2018 ... 48

Tabel 21 Grafik Capaian Anggaran setiap IKU ... 48

Tabel 22 Realisasi IKU 1... 49

(9)

Tabel 24 Realisasi IKU 3... 50

Tabel 25 Realisasi IKU 4... 50

Tabel 26 Realisasi Anggaran Seluruh Kegiatan ... 52

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang dan Peran Strategis Organisasi Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik

Pengembangan dan penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas terukur dan akuntabel serta legitimatemaka akan tercapai suatu pemerintahan yang good governance

Dalam rangka pengembangan dan penerapan sistem pertanggung jawaban penyelenggaraan pemerintah dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas terukur dan akun tabel, dan terselenggaranya pemerintah yang good governance diperlukan pengembangan dan penerapan sistem akuntabilitas kinerja sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

Sebagaimana kita ketahui bahwa bangsa Indonesia, pada umumnya saat ini dihadapkan pada perubahan lingkungan strategis yang sangat dinamis mempengaruhi paradigma kepemerintahan yang baik (good governance) yang memberikan nuansa peran dan fungsi yang seimbang antara pemerintah, swasta dan masyarakat, dengan prinsip-prinsip yang mendasarinya antara lain: transparansi, partisipasi dan akuntabilitas. Untuk mewujudkan aparatur negara yang profesional serta memahami tugas dan fungsinya, diperlukan instrumen yang mampu mengukur indikator pertanggung jawaban setiap penyelenggara negara dan pemerintahan. Dalam rangka itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas terukur

dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintah dan

pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme, sebagaimana diamanatkan dalam peraturan perundang-undangan, antara lain: (1) TAP MPR Nomor XI Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; (2) Undang undang Nomor 28 Tahun 1999

(11)

tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme dalam pasal 3 TAP MPRI XI tersebut dinyatakan bahwa asas-asas umum penyelengaraan negara meliputi asas kepastian hukum, asas tertib penyelengaraan negara, asas kepentingan umum, asas keterbukaan, asas proporsionalitas, asas profesionalitas dan asas akuntabilitas; (3) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP); (4) INPRES Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; dan (5) Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta susunan organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I. Peraturan tersebut pada hakekatnya menyatakan bahwa setiap instansi pemerintah diwajibkan mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

Tujuan mengimplementasikan SAKIP adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai salah satu prasyarat untuk terciptanya pemerintah yang akuntabel dan terpercaya (good governance).

Sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia, Nomor 53 tahun 2014 tentang petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dan Keputusan Menteri Perdagangan (Kepmendag) Republik Indonesia Nomor 794/M-DAG/KEP/08/2015 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di Lingkungan Kementerian Perdagangan.

Peran Strategis Direktorat SaranaDistribusi dan Logistik

Sesuai amanat yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019, arah kebijakan

pembangunan perdagangan dalam negeri periode dimaksud

dititikberatkan kepada “Peningkatan Penataan Sistem Distribusi Nasional yang menjamin kelancaran arus barang dan jasa, kepastian

(12)

berusaha dan peningkatan daya saing produk domestik”. Dalam rangka mengimplementasikan arah kebijakan tersebut, salah satu peran dari Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik dalam menunjang arah kebijakan Ditjen perdagangan Dalam Negeri yaitu Meningkatkan Intergrasi perdagangan antar dan intra wilayah melalui pengembangan jaringan distribusi perdagangan, untuk mendorong kelancaran arus barang sehingga ketersediaan barang dan kestabilan harga dapat terjaga.

Sejalan dengan itu, peran sektor perdagangan semakin penting dalam perekonomian nasional, baik secara kuantitas maupun kualitas. Semakin pentingnya sektor perdagangan terlihat dari kegiatan-kegiatan yang lebih mengedepankan kegiatan usaha perdagangan untuk mendukung sektor lain seperti sektor industri, telekomunikasi, transportasi, pertanian, kehutanan, perikanan, turisme, pertambangan, dan lain-lain. Dukungan kegiatan tersebut memberikan pengaruh yang positif terhadap meningkatnya kontribusi sektor perdagangan dalam pembangunan ekonomi secara nasional.

Logistik adalah bagian dari rantai pasok (supply chain) yang menangani arus barang, arus informasi dan arus uang melalui proses pengadaan, pengiriman, transportasi, distribusi dan pelayanan penghantaran sesuai dengan jenis, kualitas, jumlah, waktu dan tempat yang dikehendaki konsumen secara aman, efektif dan efisien mulai dari titik asal sampai dengan titik tujuan.

Dengan demikian peranan jasa logistik sangat menentukan untuk memperlancar arus distribusi barang untuk mewujudkan stabilitas harga dan stok, meminimalisir disparitas harga baik antar daerah maupun antar waktu, serta memperkuat daya saing komoditi nasional baik untuk pasar dalam negeri maupun internasional.

Sejalan dengan itu, peran sektor perdagangan semakin penting dalam perekonomian nasional, baik secara kuantitas maupun kualitas.

(13)

Semakin pentingnya sektor perdagangan terlihat dari kegiatan-kegiatan yang lebih mengedepankan kegiatan usaha perdagangan untuk mendukung sektor lain seperti sektor industri, telekomunikasi,

transportasi, pertanian, kehutanan, perikanan, pariwisata,

pertambangan, dan lain-lain. Dukungan kegiatan tersebut memberikan pengaruh yang positif terhadap meningkatnya kontribusi sektor perdagangan dalam pembangunan ekonomi secara nasional. Kegiatan-kegiatan ini antara lain meliputi perbaikan pelayanan publik, peningkatan iklim usaha, pembangunan/revitalisasi pasar tradisional, peningkatan kelancaran distribusi bahan kebutuhan pokok dan barang penting, penurunan disparitas harga antar provinsi serta stabilisasi harga.

B.

Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi

Organisasi Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik

Reformasi Birokrasi Direktorat Sarana Distribusi dan Logsitk merupakan eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri

Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 8/M-DAG/PER/2/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan, Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik mempunyai struktur organisasi terdiri dari :

1. Sub Direktorat Pengembangan Sarana Distribusi dan dibagi dalam : a. Seksi Pengembangan Pasar Rakyat

b. Seksi Pengembangan Pusat Distribusi dan Pergudangan 2. Sub Direktorat Pengelolaan Sarana Distribusi dan dibagi dalam:

a. Seksi Pemberdayaan dan Aktifasi Pasar Rakyat b. Seksi Optimalisasi Pusat Distribusi dan Pergudangan 3. Sub Direktorat Kerjasama Logistik dan dibagi dalam:

a. Seksi Penyedia Jasa Logistik b. Seksi Informasi Logistik

(14)

4. Sub Direktorat Perdagangan Antar Pulau dan Perbatasan dibagi dalam:

a. Seksi Perdagangan Antar Pulau b. Seksi Perdagangan Perbatasan

5. Sub Direktorat Pengawasan Sarana Distribusi Antar Pulau dan Perbatasan dibagi dalam :

a. Pengawasan Sarana Distribusi

b. Pengawasan Perdagangan Antar pulau dan Perbatasan

6. Sub Bagian Tata Usaha

Gambar 1. Bagan Struktur Direktorat Logistik dan Sarana Distribusi

Saat ini jumlah sumber daya manusia di lingkungan Direktorat Logistik dan Sarana Distribusi berjumlah 45 (Empat Puluh Lima) orang yang terdiri dari 1 (satu) orang eselon II, 5 (lima) orang eselon III, 11 (sebelas) orang Eselon IV, dan 28 (dua puluh delapan) orang staf dengan jenjang pendidikan dari SMA sampai dengan Pasca Sarjana tingkat Doktor. DIREKTORAT SARANA DISTRIBUSI DAN LOGISTIK SUBDIREKTORAT PENGEMBANGAN SARANA DISTRIBUSI SEKSI PENGEMBANGAN PASAR RAKYAT SEKSI PENGEMBANGAN PUSAT DISTRIBUSI DAN PERGUDANGAN SUBDIREKTORAT PENGELOLAAN SARANA DISTRIBUSI SEKSI PEMBERDAYAAN DAN AKTIFASI PASAR RAKYAT SEKSI OPTIMALISASI PUSAT DISTRIBUSI DAN PERDAGANGAN SUBDIREKTORAT KERJA SAMA LOGISTIK SEKSI PENYEDIA JASA LOGISTIK SEKSI INFORMASI LOGISTIK SUBDIREKTORAT PERDAGANGAN ANTARPULAU DAN PERBATASAN SEKSI PERDAGANGAN ASNTARPULAU SEKSI PERDAGANGAN PERBATASAN SUBDIREKTORAT PENGAWASAN SARANA DISTRIBUSI ANTARPULAU DAN PERBATASAN SEKSI PENGAWASAN SARANA DISTRIBUSI SEKSI PENGAWASAN PERDAGANGAN ANTARPULAU DAN PERBATASAN SUB BAGIAN TATA USAHA

(15)

Sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan Organisasi dimaksud Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan kebijakan dibidang Logistik dan Sarana Distribusi perdagangan. Dalam melaksananakan tugas dimaksud, berikut kekuatan personil Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik sebagai berikut :

Tabel 2. Kekuatan Pegawai Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik

Uraian Posisi Awal Tambah Kurang Posisi Akhir MenurutJabatan -Eselon II 1 - - 1 -Eselon III 5 - - 5 -Eselon IV 11 - - 11 -Fungsional 2 - - 2 -Pelaksana 26 - - 26 MenurutGolongan -Golongan IV 6 - - 6 -Golongan III 37 - - 37 -Golongan II 2 - - 2 -Golongan I 0 - - 0 MenurutPendidikan a.S3 1 - 1 a.S2 14 - - 14 b.S1 21 1 - 22 c.D3 2 - - 2 e.SLTA 5 - - 5 f. SLTP 1 - - 1 g.SD - - -

-Sumber : Direktorat Logistik dan Sarana Distribusi

Tugas Pokok Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik adalah

Melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi pelaksanaan kebijakan di bidang logistik dan sarana distribusi perdagangan, dan mempunyai fungsi debagai berikut:

1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengembangan sarana distribusi, pengelolaan sarana distribusi, kerja sama logistik, perdagangan antar pulau dan perbatasan, serta pengawasan sarana distribusi dan perdagangan antar pulau;

Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik

(16)

2. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan sarana distribusi, pengelolaan saranadistribusi, kerja sama logistik, perdagangan antar pulaudan perbatasan, serta pengawasan sarana distribusi danperdagangan antar pulau;

3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pengembangan sarana distribusi, pengelolaan sarana distribusi, kerja sama logistik, perdagangan antar pulau dan perbatasan, serta pengawasan sarana distribusi dan perdagangan antar pulau;

4. Penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengembangan sarana distribusi, pengelolaan sarana distribusi, kerja sama logistik, perdagangan antar pulau dan perbatasan, serta pengawasan sarana distribusi dan perdagangan antar pulau

5. Penyiapan evaluasi dan pelaporan di bidang pengembangan sarana distribusi, pengelolaan sarana distribusi, kerja sama logistik, perdagangan antar pulau dan perbatasan, serta pengawasan sarana distribusi dan perdagangan antar pulau; dan

6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Logistik dan Sarana Distribusi.

(17)

C.

Aspek Strategis dan Permasalahan Utama Organisasi

Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik

Peran dari Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik dalam menunjang arah kebijakan Ditjen Perdagangan Dalam Negeri yaitu meningkatkan integrasi perdagangan antar dan intra wilayah melalui pengembangan jaringan distribusi perdagangan, untuk mendorong kelancaran arus barang sehingga ketersediaan barang dan kestabilan harga dapat terjaga. Peran tersebut diharapkan dapat mendorong kearah sistim logistik nasional yang efektif dan efisien yang mampu mengintegrasikan daratan dan lautan menjadi satu kesatuan yang utuh dan berdaulat, sehingga dapat menjadi penggerak bagi terwujudnya Indonesia sebagai negara maritim. Sistim Logistik juga memiliki peran strategis dalam mensinkronkan dan menyelaraskan kemajuan antar sektor ekonomi dan antar wilayah demi terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif, sekaligus menjadi benteng bagi kedaulatan dan ketahanan ekonomi nasional. Tingginya biaya logistik nasional sebagai penyebab disparitas harga di kawasan Timur Indonesia dengan Kawasan Barat Indonesia

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Direktorat Logistik dan Sarana Distribusi sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 8/M-DAG/PER/2/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan, terdapat beberapa isu strategis antara lain:

1. Terkait dengan Pengembangan Sistem Logistik Nasional

khususnya yang menjadi tanggung jawab dari Kementerian Perdagangan c.q Direktorat Sarana Distribusi dan Logisitk, permasalahan strategis yang dihadapi adalah “Tingginya biaya logistik nasional sehingga menyebabkan harga yang terbentuk di tingkat konsumen menjadi kurang terjangkau dan terjadi disparitas harga antara kawasan timur Indonesia dengan kawasan barat.” Disamping itu, beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan sistem logistik nasional adalah:

(18)

A. Gerai Maritim merupakan sebuah sistem distribusi logistik bahan pokok antar pulau yang terintegrasi melalui jalur laut. Tujuan strategis Kementerian Perdagangan RI meluncurkan program ini adalah untuk menjamin ketersediaan dan stabilisasi harga Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting di berbagai wilayah terpencil dan terluar Indonesia, serta mengurangi disparitas harga antardaerah terutama di wilayah Indonesia bagian barat dan Indonesia bagian timur. B. Kapasitas dan kompetensi SDM yang masih kurang memadai

khususnya pemahaman tentang sistem logistik nasional dan konektivitas baik dari segi kuantitas maupun dari kualitas. Hal ini menyebabkan lambatnya pelaksanaan rencana aksi sebagaimana tercantum dalam dokumen perencanaan dan jumlah rekomendasi dan masukan yang masih harus ditingkatkan.

C. Data dan informasi terkait dengan logistik yang masih rendah sehingga sulit untuk dapat memberikan analisa dan rekomendasi yang tepat dan akurat.

2. Pengelolaan Pasar Rakyat :

Pengelolaan pasar rakyat yang ideal hendaknya meliputi perencanaan, pengorganisasian, implementasi serta monitoring dan evaluasi. Pengelolaan ini terkait dengan kinerja dari pasar rakyat itu sendiri. Jika pasar rakyat tersebut dikelola secara baik maka diharapkan penghasilan pedagang akan meningkat dan kesejahteraan pun akan meningkat, kesejahteraan pedagang meningkat, sehingga terwujudnya pasar rakyat yang bersih, aman, nyaman, ramah, tertib, jujur, dan sehat serta melestarikan nilai sosial budaya.

Permasalahan terkait pengelolaan pasar rakyat antara lain adalah: A. Tumpah tindihnya kebijakan pengelolaan pasar rakyat baik ditingkat pusat maupun daerah antar dinas terkait adanya

(19)

perbedaan pelaksanaan kebijakan pusat dan daerah;

B. Rendahnya penegakkan hukum atas pelanggaran

kebijakan/aturan yang telah dibuat sehingga banyak pedagang yang berjualan hingga meluap ke bahu jalan atau berjualan hingga barang dagangan menutupi lorong/koridor pasar rakyat; sampah yang dibuang tidak pada tempatnya; banyaknya kios atau los yang disewakan oleh pemilik sehingga kios atau lapak tidak lagi menjadi milik pedagang melainkan milik segelintir orang yang menguasai kios atau lapak dan menguasai sewa kios atau los tersebut;

C. Kemampuan pengelola pasar rakyat yang rendah dalam mengelola ketertiban pedagang dan melakukan pemberdayaan terhadap pedagang;

D. Pengelolaan pasar rakyat yang dilakukan oleh beberapa instansi pemerintah di daerah sehingga menyulitkan koordinasi pengelolaan;

E. Tidak adanya sebuah lembaga pengelola pasar rakyat yang diberi wewenang pengelolaan pasar rakyat secara utuh;

F. Sebagian besar pasar rakyat tidak mengalokasikan hasil retribusinya untuk pemeliharaan pasar tradisional tersebut; G. SDM pengelola yang tidak memahami manajemen pasar

rakyat. Yang dimaksudkan adalah kepala pasar rakyat tidak memiliki visi dan misi mengenai pengembangan pasar rakyat maupun pengelolaannya secara baik;

H. Jumlah SDM pengelola pasar rakyat tidak sesuai dengan luasan pasar rakyat sehingga tidak memungkinkan pengelola dapat melakukan tugasnya dengan baik;

I. Penghasilan yang kurang memadai bagi pengelola pasar rakyat sehingga tidak memotivasi pengelola untuk bekerja

(20)

secara optimal;

J. Pengelolaan retribusi pasar rakyat, sewa maupun pendapatan lainnya yang kurang transparan;

K. Tidak adanya pengelolaan keuangan pasar rakyat dengan sistem pembukuan dan pencatatan yang baik dan transparan serta tidak adanya sistem audit keuangan yang akuntabel;

L. Sistem penarikan retribusi yang tidak optimal sehingga dapat

memberikan peluang kepada oknum untuk melakukan

penyelewengan retribusi;

M. Tidak adanya pengelolaan keamanan pasar rakyat sehingga sebagai besar pasar dikuasai oleh preman pasar;

N. Tidak adanya pengaturan zonasi pedagang yang akhirnya menyulitkan pengelola pasar rakyat dalam melakukan pengelolaan yang baik dan tertata rapi;

O. Tidak adanya penanda zonasi yang membedakan produk atau komoditas yang dijual dalam pasar rakyat sehingga hal ini terkadang membingungkan pembeli maupun pengunjung; P. Tidak adanya pengaturan lahan parkir, area bongkar muat,

MCK, dan fasilitas pendukung lainnya sehingga setiap fasilitas pasar tidak dapat dimanfaatkan secara optimal;

Q. Tidak adanya pengecekan timbangan atau adanya bahan

berbahaya dalam komoditas yang diperdagangkan di pasar rakyat;

R. Pengelolaan air bersih dan listrik yang kurang baik sehingga mengakibatkan ketidaksediaan air bersih ataupun tidak adanya hidran untuk mencegah kebakaran;

S. Pengelolaan sampah dan limbah pasar yang kurang baik sehingga sering mengakibatkan pasar tradisional menjadi kotor

(21)

dan bau.

3. Permasalahan Disparitas harga dan kesenjangan perdagangan antar wilayah (sebagaimana tercantum dalam renstra Kemendag) :

Pengaruh musim terutama berpengaruh pada komoditi pertanian, perkebunan dan hasil-hasil sumber daya alam lainnya yang tidak tahan lama, sehingga pada musim panen harga cenderung turun dan pasa musim tanam harga mengalami kenaikan. Pengaruh musim ini pada gilirannya mempengaruhi kelancaran pasokan ke daerah-daerah diluar sentra produksi dengan daerah luar. Biaya

logistik dalam negeri dan kualitas pelayanan merupakan

permasalahan utama menyebabkan belum optimalnya kinerja logistik Indonesia. Permasalahan utama ini muncul sebagai akibat beberapa kondisi sebagai berikut :

a. Rendahnya tingkat penyediaan insfrastruktur baik kuantitas maupun kualitas;

b. Banyaknya pungutan tidak resmi dan biaya transaksi yang menyebabkan ekonomi biaya tinggi;

c. Tingginya waktu pelayanan ekspor dan impor yang disertai dengan adanya hambatan operasional pelayanan pelabuhan; d. Terbatasnya kapasitas dan jaringan pelayanan penyedia jasa

logistik nasional.

Isu strategis yang sudah dipaparkan di atas merupakan tantangan yang perlu dihadapi oleh Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik agar dapat lebih berkembang dan sukses.

(22)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. Perencanaan Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik

Sesuai amanat yang tertuang dalam Rencana Jangka Menengah Nasional, arah kebijakan pembangunan perdagangan dalam negeri periode dimaksud dititikberatkan kepada “Peningkatan Penataan Sistem Distribusi Nasional yang menjamin kelancaran arus barang dan jasa, kepastian berusaha dan peningkatan daya saing produk domestik”. Dalam rangka mengimplementasikan arah kebijakan tersebut, salah satu peran dari Direktorat Sarana Logistik dan Logistik dalam menunjang arah kebijakan Ditjen perdagangan Dalam Negeri yaitu: Meningkatkan Intergrasi perdagangan antar dan intra wilayah melalui pengembangan jaringan distribusi perdagangan, untuk mendorong kelancaran arus barang sehingga ketersediaan barang dan kestabilan harga dapat terjaga.

Rencana Strategis merupakan suatu proses awal dari rangkaian proses dalam usaha untuk mencapai tujuan. Berdasarkan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri telah ditetapkan misi, tujuan dan sasaran yang akan dilaksanakan.

Tujuan dari yang hendak dicapai Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri yang ingin dicapai antara lain adalah:

1. Peningkatan pelayanan perizinan/non perizinan sektor perdagangan dalam negeri terkait penyederhanaan prosedur dan waktu serta harmonisasi kebijakan perdagangan dalam negeri;

2. Stabilitas harga bahan pokok yang terkendali, supaya

(23)

3. Penurunan disparitas harga bahan pokok antar provinsi;

4. Peningkatan kontribusi sektor perdagangan besar dan eceran terhadap produk domestik bruto;

5. Pengembangan sarana distribusi dan kapasitas penyedia jasa logistik.

B. Rencana Kerja Tahunan Direktorat Sarana Distribusi

dan Logistik

Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Logistik dan Sarana Distribusi

Dalam rangka mendukung visi, misi, sasaran strategis dan program Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, maka telah disusun Rencana Kerja Tahunan Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik sebagai berikut :

Tabel 3. Rencana Kinerja Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik

Tahun 2018

Outcome

Sasaran Indikator Kinerja Target Satuan Target Terbangunnya/

direvitalisasinya Pasar Rakyat

Jumlah Pasar Rakyat 267 Pasar

Jumlah Pasar Rakyat yang Mendapatkan Pemberdayaan Terpadu Nasional

100 Pasar

Kerjasama Logistik

Jumlah Kerjasama Logistik

2 Kerjasama Perdagangan

antar pulau dan perbatasan

Jumlah Rekomendasi kebijakan

antarpulau dan perbatasan 1 Rekomendasi

Secara detail kegiatan yang mendukung rencana kinerja tersebut di atas, antara lain meliputi :

1. Penilaian dan Pengembangan Pasar; 2. Pemberdayaan Pasar Percontohan; 3. Pemberdayaan Pedagang Pasar;

4. Workshop Peningkatan Pemahaman Kebijakan Logistik dan Sarana Distribusi Bagi Aparatur di Daerah;

5. Sosialiasasi Minuman Beralkohol;

6. Koordinasi Pengembangan Pasar Percontohan; 7. Bimbingan Teknis Pengelolaan Pasar Tradisional;

(24)

direvitalisasi tahun 2018

9. Evaluasi Pembangunan dan Peresmian Pasar Percontohan 10. Persiapan revitalisasi dan relokasi pedagang

11. Sosialisasi revitalisasi pasar melalui media cetak dan elektronik 12. Penghimpunan Informasi Sarana Logistik di Daerah

13. Penyusunan Revisi Permendag tentang Pergudangan

14. Monitoring Perdagangan Antar Pulau Kelapa Sawit dan Produk Turunannya

15. Identifikasi pelaksanaan kebijakan komoditas pokok dan strategis 16. Kajian lokasi strategis Pusat Distribusi Regional dan Pusat

Distribusi Provinsi

17. Kajian Pengembangan Pasar Tradisional 18. Pemantauan Minuman Beralkohol;

19. Pengembangan Konektivitas Sektor Perdagangan

20. Koordinasi Peningkatan Kelancaran Logistik Komoditas Pokok dan Strategis

21. Partisipasi pada forum koordinasi/seminar/konferensi/workshop dan sidang logistik.

C. Perjanjian Kinerja Direktorat Sarana Distribusi dan

Logistik

Perjanjian Kinerja Direktorat Sarana Distribusi dan LogistikTahun 2018

Penyusunan Perjanjian Kinerja mengacu pada RPJPN 2005-2025, Rencana Strategis Kementerian Perdagangan serta Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri. Penjabaran dari Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri disusun secara sinergis, terintegrasi dan berkesinambungan dengan kegiatan pada Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik yang dituangkan pada Perjanjian Kinerja Per tahun. Tujuan khusus Perjanjian kinerja adalah untuk : (1) meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur (2) wujud nyata komitmen antara penerima dengan

pemberi amanah (3) Dasar penilaian keberhasilan/kegagalan

pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, dan (4) menciptakan tolak ukur dasar evaluasi kinerja aparatur.

(25)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Indikator Kinerja Direktorat Sarana Distribusi dan

Logistik

Capaian Indikator Kinerja Direktorat Sarana Distribusi dan Logstik pada tahun 2018

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia, Nomor 53 tahun 2014 tentang petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara

Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik telah menetapkan Indikator Kinerja (IK) Tahun 2018. Indikator kinerja utama di lingkungan Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik disusun dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional, Hasil pengukuran indikator kinerja utama memperlihatkan gambaran capaian pelaksanaan kegiatan selama 1 (satu) tahun anggaran 201 sampai dengan bulan Desember 2018, sebagai berikut :

Tabel 4. Capaian Indikator Kinerja Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik

Tahun 2018

Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

Terbangunnya/ direvitalisasinya Pasar Rakyat

Jumlah Pasar Rakyat 267 Pasar 215 Pasar 80,90%

Jumlah Pasar Rakyat yang Mendapatkan Pemberdayaan Terpadu Nasional

100 Pasar 100 100

Kerjasama Logistik

Jumlah Kerjasama Logistik

2 Kerjasama 2 100

Perdagangan antar pulau dan perbatasan

Jumlah Rekomendasi kebijakan antarpulau dan perbatasan

1

Rekomendasi 1 100

(26)

Tabel 5. Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Direktorat Logistik dan Sarana Distribusi Tahun 2017 dan 2018

No

Indikator Kinerja Utama Satuan

Target Realisasi Capaian (%) 2017 2018 2017 2018 2017 2018 1. Jumlah Pasar Rakyat yang

Dibangun/Direvitalisasi Unit 241 267 157 215 65,15 80,90 2.

Jumlah Pasar Rakyat yang mendapatkan Pemberdayaan Terpadu Nasional

Pasar 100 100 100 100 100 100 3. Jumlah Kerjasama Logistik

Kerjasama 2 2 2 2 100 100

4. Jumlah Rekomendasi kebijakan

antarpulau dan perbatasan Rekomend

asi 1 1 1 1 100 100

Rata-rata Capaian 91,29 95,23

Sumber: Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik

B. Analisis dan Evaluasi Capaian Kinerja Direktorat

Sarana Distribusi dan Logistik Tahun 2018

Analisis dan evaluasi target dan realisasi pencapaian Indikator Kinerja Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik Tahun 2018

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 794/M-DAG/KEP/8/2015 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen SAKIP di lingkungan Kementerian Perdagangan, evaluasi adalah rangkaian kegiatan yang membandingkan realisasi masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap rencana dan standar.

Analisis dan evaluasi akuntabilitas akan menjabarkan hasil evaluasi capaian indikator kinerja Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik menurut sasaran yang tertuang dalam rencana strategis secara lebih terperinci meliputi pengukuran target dan realisasi indikator-indikator kinerja, membandingkan dengan pencapian tahun lalu, serta mengulas kembali capian IKU. Dari empat indikator untuk menggambarkan keberhasilan pencapaian kinerja Direktorat Logistik dan Sarana Distribusi pada tahun 2018 telah mencapai lebih dari 90 % berdasarkan perbandingan target dan realisasi.

(27)

Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, capaian IKU Direktorat Logistik dan Sarana Distribusi kurang dari 100 % dikarenakan terjadinya penghematan anggaran dan pengurangan kegiatan di tahun 2018.

Sedangkan analisa meliputi uraian keterkaitan pencapaian kinerja kegiatan dengan program dan kebijakan dalam rangka mewujudkan sasaran, tujuan, dan misi serta visi sebagaimana ditetapkan dalam perencanaan strategis. Dalam analisis ini dijelaskan proses pencapaian sasaran dan tujuan secara efisien dan efektif, sesuai dengan kebijakan, program, dan kegiatan yang telah ditetapkan. Analisis tersebut dilakukan dengan menggunakan informasi/data yang diperoleh secara lengkap dan rinci, sebagaimana uraian dibawah ini :

IK-1

Jumlah Pasar Rakyat

Sebagai pelaksanaan dari Peraturan Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/05/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, maka dalam menghadapi pertumbuhan pasar modern yang cukup pesat, maka perlu dilakukan peningkatan citra dalam upaya peningkatan kualitas dan daya saing pasar tradisional terhadap perkembangan Toko Modern dan Pasar Modern, Kementerian Perdagangan telah 4 tahun melaksanakan identifikasi calon kandidat pasar rakyat dengan tujuan menciptakan pasar rakyat yang bersih, sehat/higienes, aman, segar, nyaman, tertib, jujur dan ramah lingkungan sehingga dapat meningkatkan kelancaran arus barang serta dapat menjaga stabilitas harga bahan pokok. Pada tahun 2018 calon kandidat pasar rakyat yang telah diseleksi, verifikasi, evaluasi dan finalisasi berdasarkan survey ke lokasi pasar yang layak dijadikan sebagai calon kandidat pasar percontohan sebanyak 63 pasar,dengan target capaian sebagai berikut:

(28)

Capaian target

pasar Tabel 6 : Capaian target Jumlah Pasar Rakyat

Indikator

Kinerja Satuan

Target Realisasi Capaian (%)

2017 2018 2017 2018 2017 2018

Jumlah Pasar

Rakyat unit 241 267 157 215 65,15 80,90

Sumber: Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik

Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya capaian kinerja mengalami kenaikan dari 65,15% pada tahun 2017 menjadi 80,90% di tahun 2018.

1. Kendala/Permasalahan pelaksanaan pembangunan Pasar Rakyat. Permasalahan Teknis:

a. Pemahaman Penerima Dana TP terhadap Detailed Engineering

Design (DED) masih kurang sehingga mengakibatkan

pemanfaatan Pasar yang telah dibangun terhambat terutama di daerah Timur Indonesia.

b. Keramik yang digunakan untuk Los 20x20 cm kondisi saat ini banyak pabrik tidak memproduksi lagi sehingga daerah melakukan penambahan menjadi ukuran 30x30 cm atau 40x40 cm;

Atap jenis Alderon hanya di produksi di 2 (dua) tempat yaitu Jakarta dan Surabaya sehingga terjadi antrian dalam pemesanan dan pengiriman. Penggunaan merek-merek tertentu di dalam dokumen Rencana Umum Pengadaan (RUP) sebenarnya tidak disarankan/diperkenankan sesuai dengan Peraturan Kepala LKPP No. 14 Tahun 2012 mengenai:

Kejelasan spesifikasi teknis barang yang meliputi:

- Spesifikasi teknis benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengguna/penerima akhir;

(29)

pengadaan suku cadang;

- Memaksimalkan penggunaan produksi dalam negeri;

- Memaksimalkan penggunaan SNI.

Sesuai dengan hal tersebut diatas, selain terdapat antrian pemesanan dapat juga terjadi rawan monopoli (persaingan penyedia barang/jasa yang tidak sehat) barang dimaksud dan hal ini berlaku terhadap barang-barang lain yang tercantum dalam DED yang masih menggunakan suatu merek-merek tertentu.

Dari hasil rekapitulasi data pelaporan pelaksanaan

Pembangunan/Revitalisasi Pasar Rakyat melalui Dana TP Tahun 2017 banyak ditemukan daerah yang dalam pelaksanaannya mengalami banyak permasalahan yang mengakibatkan tidak selesainya Pasar yang dibangun dan menjadi potensi beban Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) di dalam neraca BMN Kementerian Perdagangan di kemudian hari.

Untuk meghadapi kendala-kendala tersebut yaitu merubah spesifikasi bangunan tanpa merubah anggaran yang diajukan.

Tabel 7 : Grafik Capaian Pasar yang Teridentifikasi.

0 50 100 150 200 250 Target Realisasi Capaian (%)

Grafik Capaian Pasar yang Teridentifikasi 2017

157

65,15

(30)

Sumber: Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik

Untuk revitalisasi/ pembangunan pasar rakyat terdapat berapa kendala yang dihadapi dalam pembangunan pasar rakyat adalah Bencana Alam, Keterlambatan DIPA yang diterima sampai di Kab/Kota, Waktu pelaksanaan pembangunan proyek yang pendek, Mengundurkan diri. Penilaian Pasar Rakyat menggunakan metode analisis TEV (Tree diagram and expected value). Metode ini untuk menilai sebuah obyek (yang manisfestasinya bias sebagai barang, jasa, kegiatan maupun lainnya) yang hasil penilaiannya adalah ukuran kualitas yang dikuantitaskan.

Metode ini juga dapat diterapkan untuk membandingkan antar dua obyek atau lebih yang memiliki karakteristik yang sama. Metode TEV menggunakan proses hirarki tree diagram; dimana perhitungan pada setiap hirarki menggunakan formula expected value (EV) yang diawali dari ukuran bobot dan nilai yang dihasilkan dari perhitungan pendapat responden terhadap obyek paling bawah (turunan paling akhir / kenyataan di lapangan).

Pembangunan pasar rakyat TA 2018 yang menggunakan dana APBN

ditargetkan sebanyak 267 pasar, tetapi dalam perjalanan

pembangunan pasar tersebut terdapat 51 pasar yang mengundurkan 0 50 100 150 200 250 300

Target Realisasi persentase

267

215

80,90

(31)

diri, 10 pasar putus kontrak, 6 pasar pembangunan kurang dari 100% dan 215 pasar yang terbangun 100%.

Tabel 8. Kriteria dan indikator penilaian pasar rakyat

KRITERIA INDIKATOR UKURAN PENILAIAN (1-3)

PERSYARATAN ADMINISTRATIF

A. KOMITMEN PEMDA 1. Surat Permohonan ke Kementerian

Perdagangan 1 Tidak Ada

2 Ada, berupa surat salinan (fotokopi)

3 Ada, berupa surat asli

2. Surat Rekomendasi Gubernur 1 Tidak Ada

2 Ada, berupa surat salinan (fotokopi)

3 Ada, berupa surat asli 3. Surat Pernyataan Gubernur /

Walikota / Bupati tentang Keabsahan Dokumen

1 Tidak Ada

2 Ada, berupa surat salinan (fotokopi)

3 Ada, berupa surat asli 4. Surat Keputusan Gubernur /

Walikota / Bupati tentang Terbentuknya Pasar

1 Tidak Ada

2 Ada, berupa surat salinan (fotokopi)

3 Ada, berupa surat salinan (fotokopi) yang telah dilegalisir

5. Sertifikat Kepemilikan Tanah 1 Tidak Ada

2 Ada, berupa surat salinan (fotokopi)

3 Ada, berupa surat salinan (fotokopi) yang telah dilegalisir 6. Surat Rekomendasi Dinas

Perdagangan Tingkat Provinsi

1 Tidak Ada

2 Ada, berupa surat salinan (fotokopi)

3 Ada, berupa surat asli 7. Surat Pernyataan Komitmen Pemda

Mengenai Dana Pendamping

1 Tidak Ada

(32)

(fotokopi)

3 Ada, berupa surat asli 8. Surat Pernyataan Komitmen Kepala

Daerah untuk Perawatan dengan Dana APBD

1 Tidak Ada

2 Ada, berupa surat salinan (fotokopi)

3 Ada, berupa surat asli

9. Surat Persetujuan Pedagang 1 Tidak Ada

2 Ada, berupa surat salinan (fotokopi)

3 Ada, berupa surat asli 10. Data Perkembangan Jumlah

Penduduk 3 Tahun Terakhir

1 Ada, untuk 1 tahun terakhir 2 Ada, untuk 2 tahun terakhir 3 Ada, untuk 3 tahun terakhir 11. Gambaran Kinerja Penerimaan

Pajak dan Retribusi dari Pasar 3 Tahun Terakhir

1 Ada, untuk 1 tahun terakhir

2 Ada, untuk 2 tahun terakhir 3 Ada, untuk 3 tahun terakhir

B. PERKEMBANGAN

PASAR DAN PEDAGANG

12. Jumlah Pedagang 1 Kurang dari 75 Orang

2 75 – 149 Orang 3 Lebih 150 Orang

13. Omset Pedagang per Bulan 1 Kurang dari Rp 100 Juta

2 Rp 100 Juta – 300 Juta 3 Lebih dari Rp 300 Juta 14. Data Perkembangan Jumlah

Pedagang 1 Tersedia, kurang dari 1 tahun

2 Tersedia, antara 1 – 2 tahun 3 Tersedia, dalam waktu 3 tahun

atau lebih

15. Jumlah Kios / Lapak 1 Tidak ada

2 Ada, kurang lengkap 3 Ada, lengkap disertai denah

eksisting

16. Waktu Operasional Pasar 1 1-2 hari perminggu

2 3-5 hari per minggu

3 6-7 hari per minggu (setiap hari)

C. DATA KOMODITI 17. Data Potensi Komoditi Daerah 1 Tidak Ada

(33)

ringkas

3 Ada, lengkap dengan volume produksi

18. Data Jenis Komoditi yang Diperdagangkan di Pasar

1 Tidak Ada

2 Ada, hanya data rekap / uraian ringkas

3 Ada, lengkap dengan uraian yang memadai kapasitas

perdagangannya

19. Data Asal Komoditi 1 Tidak ada

2 Ada, hanya data rekap / uraian ringkas

3 Ada, lengkap dengan daftar asal (suplier) komoditi

20. Kelancaran Pasokan 1 Tidak lancar

2 Cukup Lancar

3 Lancar, tersedia sepanjang tahun

D. TATA KELOLA

PASAR

21. Pengelolaan Pasar 1 Tidak ada manajemen

pengelolaan pasar

2 Ada manajemen pengelolaan pasar, tapi tidak resmi (misalnya dikelola oleh perangkat desa) 3 Ada pengelola, merupakan

perangkat dinas / pemda 22. Pola Koordinasi Pengelolaan Pasar 1 Tidak terkoordinasi dengan

instansi teknis di daerah (misalnya Disperindag)

2 Terkait dengan instansi teknis di daerah, namun kurang koordinasi 3 Terkoordinasi dengan instansi

teknis di daerah

23. Personil Pengelolaan Pasar 1 Jumlahnya tidak memadai, tidak

sebanding dengan beban tugasnya

2 Jumlahnya kurang memadai, tetapi masih bisa melaksanakan tugasnya dengan baik 3 Cukup memadai, dan dapat

melaksanakan tugasnya secara optimal

24. Struktur Organisasi Pengelola 1 Tidak ada

(34)

kerja untuk mendukung fungsi kerja pengelolaan pasar 3 Ada dan lengkap 25. Standar Operasional Prosedur

Pengelolaan Pasar

1 Tidak Ada

2 Ada beberapa, sebagian telah diimpelemtasikan dan sebagian belum diimplementasikan 3 Ada dan diimplementasikan

dengan baik PERSYARATAN TEKNIS

E. DATA LAHAN 26. Luas Lahan 1 Kurang dari 1.500 m2

2 1.500 – 2.999 m2

3 Lebih dari 3.000 m2

27. Status Kepemilikan Lahan 1 Tidak jelas statusnya

2 Milik perorangan / swasta / ulayat 3 Milik negara / pemda

28. Dokumen Kepemilikan Lahan 1 Tidak Ada

2 Ada, berupa Girik/HGU/HGB 3 Ada, Sertifikat Hak Milik 29. Kesesuaian Lahan dengan RTRW 1 Tidak Sesuai

2 Kurang Sesuai 3 Sesuai

30. Perda RTRW 1 Tidak Ada

2 Masih dalam tahap penyusunan / draft

3 Ada, sudah disahkan

31. Koordinat Lokasi Pasar 1 Tidak ada

2 Ada, tidak dilengkapi peta lokasi 3 Ada, dilengkapi peta lokasi

F. PERENCANAAN

PENGEMBANGAN PASAR

32. TOR / KAK Pengembangan Pasar 1 Tidak Ada

2 Ada, tapi kurang jelas

3 Ada, uraian lengkap disertai dasar pemikiran dan konsep

pengembangan 33. Dokumen Gambar Desain Arsitektur 1 Tidak Ada

2 Ada, tapi kurang lengkap 3 Ada, uraian lengkap disertai

(35)

konsep perencanaan arsitektural dan peta

34. Estimasi Biaya (RAB) 1 Tidak Ada

2 Ada, tapi kurang lengkap 3 Ada, uraian lengkap disertai

lampiran rincian RAB

G. PERENCANAAN

BANGUNAN UTAMA 35. Kantor Pengelola dan Kantor Fasilitas Pembiayaan 1 Tidak Ada

2 Ada, tidak ada uraian 3 Ada, dengan uraian lengkap

36. Kios 1 Tidak Ada

2 Ada, tidak ada uraian 3 Ada, dengan uraian lengkap

37. Ruang Serbaguna 1 Tidak Ada

2 Ada, tidak ada uraian 3 Ada, dengan uraian lengkap

38. Toilet / WC 1 Tidak Ada

2 Ada, tidak ada uraian 3 Ada, dengan uraian lengkap

39. Tempat Ibadah 1 Tidak Ada

2 Ada, tidak ada uraian 3 Ada, dengan uraian lengkap

40. Pos Ukur Ulang 1 Tidak Ada

2 Ada, tidak ada uraian 3 Ada, dengan uraian lengkap

41. Pos Kesehatan 1 Tidak Ada

2 Ada, tidak ada uraian 3 Ada, dengan uraian lengkap

42. Pos Keamanan 1 Tidak Ada

2 Ada, tidak ada uraian 3 Ada, dengan uraian lengkap

43. Drainase 1 Tidak Ada

2 Ada, tidak ada uraian 3 Ada, dengan uraian lengkap

44. Tempat Penampungan Sampah

Sementara

1 Tidak Ada

2 Ada, tidak ada uraian 3 Ada, dengan uraian lengkap

(36)

Barang

2 Ada, tidak ada uraian 3 Ada, dengan uraian lengkap

46. Area Bongkar Muat 1 Tidak Ada

2 Ada, tidak ada uraian 3 Ada, dengan uraian lengkap

47. Tempat Parkir 1 Tidak Ada

2 Ada, tidak ada uraian 3 Ada, dengan uraian lengkap

48. Area Penghijauan 1 Tidak Ada

2 Ada, tidak ada uraian 3 Ada, dengan uraian lengkap 49. Hidran / Alat Pemadam Kebakaran

(Fire Extinguisher)

1 Tidak Ada

2 Ada, tidak ada uraian 3 Ada, dengan uraian lengkap

50. Instalasi Air Bersih 1 Tidak Ada

2 Ada, tidak ada uraian 3 Ada, dengan uraian lengkap 51. Instalasi Pengolahan Air Limbah

(IPAL)

1 Tidak Ada

2 Ada, tidak ada uraian 3 Ada, dengan uraian lengkap

52. Jaringan Listrik 1 Tidak Ada

2 Ada, tidak ada uraian 3 Ada, dengan uraian lengkap

53. Telekomunikasi 1 Tidak Ada

2 Ada, tidak ada uraian 3 Ada, dengan uraian lengkap 54. Sistem Informasi Harga dan Stok 1 Tidak Ada

2 Ada, tidak ada uraian 3 Ada, dengan uraian lengkap

55. Papan Informasi Harga Harian 1 Tidak Ada

2 Ada, tidak ada uraian 3 Ada, dengan uraian lengkap

56. CCTV 1 Tidak Ada

2 Ada, tidak ada uraian 3 Ada, dengan uraian lengkap

(37)

H. AKSESIBILITAS MENUJU LOKASI PASAR

57. Kedekatan Lokasi Pasar dengan

Sentra Produksi 1 Jauh

2 Sedang 3 Dekat 58. Kedekatan Lokasi Pasar dengan

Permukiman / Penduduk 1 Jauh

2 Sedang 3 Dekat

59. Akses Menuju Lokasi Pasar 1 Berupa desa / jalan lingkungan 2 Berupa jalan kabupaten 3 Berupa jalan negara

60. Sarana Transportasi Umum 1 Tidak ada angkutan umum / hanya

tersedia ojek dan sejenisnya 2 Ada sarana angkutan umum, tapi

beroperasi pada jam-jam tertentu 3 Ada sarana angkutan umum,

beroperasi setiap saat

I. SARANA DAN

PRASARANA PENDUKUNG (FASILITAS UMUM)

61. Kedekatan dengan Terminal

Angkutan 1 Jauh

2 Cukup Dekat 3 Dekat 62. Kedekatan dengan Dermaga /

Pelabuhan

1 Tidak 2 Cukup Dekat 3 Dekat 63. Kedekatan dengan Stasiun Kereta

Api / Bandar Udara

1 Tidak 2 Cukup Dekat 3 Dekat

64. Kedekatan dengan Jalan Utama 1 Tidak

2 Cukup Dekat 3 Dekat

Hirarki di atas menunjukkan beberapa level yang menuju pada tujuan penilaian pasar rakyat. Nilai pada hirarki tujuan di atas, dibentuk oleh hirarki-hirarki di bawahnya, yang bermuara pada fakta / hasil penilaian di lapangan.

(38)

Dalam mendukung keberhasilan infrastruktur pada tahun 2018 telah dilakukan identifikasi pasar rakyat sebanyak 215 (dua ratus lima belas) dari target awal sebanyak 267 (dua ratus enam puluh tujuh) yang tersebar diseluruh Indonesia, antara lain :

Tabel 9. Pasar Rakyat yang Tersebar di Seluruh Indonesia

NO PROVINSI KAB/KOTA NAMA PASAR

1 ACEH

Kab. Aceh Utara

Kecamatan Syamtalira Aron Krueng Mane

Paya Dua

Kota Lhokseumawe Ujong Blang

Pasar Induk Terpadu

Kab. Aceh Tenggara Lawe Habun Jaya

Tanoh Alas

2 SUMATRA UTARA

Kab. Mandailing Natal Natal

Kab. Serdang Bedagai Sei Rampah II

Kota Pematang Siantar Balairong Rajawali

Kab. Toba Samosir Laguboti

Kab. Karo Munte

Kab. Samosir Pangururan

Kab. Pakpak Bharat Sukarame

Kab. Tapanuli Selatan Simataniari

Kab. Labuhan Batu Selatan Cikampak

Kab. Deli Serdang Tanjung Morawa

Kab. Tapanuli Tengah Pinangsori

3 SUMATERA BARAT Kota Padang Raya Blok Bagonjong

Kab. Pesisir Selatan Batang Kapas

4 KEP. RIAU Kota Batam Makmur Serumpun

5 JAMBI Kab. Tanjung Jabung Barat Watik

6 SUMATERA SELATAN

Kab. Musi Banyuasin Bero Jaya Timur

Kab. Ogan Iiir Desa Seri Bandung

Kab. Ogan Komering Ulu

Timur Rawa Bening

Kab. Penukal Abab Lematang

Iiir Desa Betung

Kab. Banyuasin Baru Pangkalan Balai

Kab. Ogan Komering Ulu Marga Bhakti

Kab. Ogan Komering Ulu

Selatan Gemiung

7 BANGKA BELITUNG Kab. Bangka Selatan Payung

8 BENGKULU

Kab. Seluma Serambi Gunung

Kab. Bengkulu Utara Suka Makmur

Kab. Lebong Pelabuhan Talang Leak

9 LAMPUNG

Kab. Lampung Timur

Way Jepara Pekalongan II Sekampung 2

Kab. Pesawaran Sukaraja

Batanghari Ogan

Kab. Mesuji Simpang Pematang

Kab. Pesisir Barat Way Batu II

10 BANTEN Kab. Serang Padarincang

(39)

Kab. Subang Sagalaherang

Kab. Indramayu Kandanghaur

Kab. Sukabumi Surade

Kab. Purwakarta Wanayasa

12 JAWA TENGAH

Kab. Purbalingga Tobong

Kab. Magelang Tempuran

Kab. Pekalongan Doro

Kab. Rembang Tegaldowo

Sumber

Kab. Grobogan Wirosari

Kab. Boyolali Cepogo

Batangan Simo

Kab. Demak Bango

Kab. Wonogiri Bulukerto

Wuryantoro

Kab. Pati Kayen

Kab. Blora Cepu

Todanan

Kab. Sragen Blimbing

Kab. Wonosobo Pagi Wonosobo

Kab. Kudus Baru

Kota Semarang Banyumanik

Kab. Kebumen Kabekelan

Kab. Karang Anyar Karangpandan

Kab. Kendal Kendal

13 D.I. YOGYAKARTA Kab. Gunungkidul Legundi

14 JAWA TIMUR

Kab. Pasuruan Sukorejo

Grati

Kab. Trenggalek Gandusari

Kab. Pamekasan Palenggaan

Kab. Ponorogo Sumoroto

Sawoo I

Kab. Situbondo Panji

Kab. Banyuwangi Gendoh 2

Kab. Malang Dampit Unit Punden

Bululawang

Kab. Sumenep Ganding

Kab. Probolinggo Bantaran

Kota Malang Bunulrejo

Kab. Sampang Margalela 2

15 BALI

Kab. Karangasem Desa Pempatan

Kab. Tabanan Tradisional Kediri

Kab. Buleleng Sumbar kima

Kota Denpasar Kerta Waringin Sari

Kab. Bangli Desa Catur

16 NUSA TENGGARA

BARAT

Kab. Lombok Timur Apitaik

Kab. Lombok Barat Gerung

Kab. Bima Woha II

17 NUSA TENGGARA TIMUR

Kab. Manggarai Barat Batu Cermin

Kab. Flores Timur Waiwerang

Kab. Timor Tengah Utara Kefamenanu 2

Kab. Manggarai Puni

Kab. Lembata Kecamatan Nubatukan

18 KALIMANTAN BARAT

Kab. Bengkayang Sumbawa

Kab. Ketapang Rangga Sentap

(40)

Kab. Sintang Nanga Mau

19 KALIMANTAN TENGAH

Kab. Kotawaringin Barat Cempaka

Kab. Barito Utara Tumpung Laung

Kab. Barito Timur Ampah

Kab. Murung Raya Pelita Hulu

20 KALIMANTAN SELATAN

Kab. Barito Kuala Marabahan Timur

Kab. Hulu Sungai Selatan Terpadu

Kota Banjarbaru Laura

21 KALIMANTAN TIMUR

Kota Samarinda Harapan Baru

Kota Balikpapan Teritip

Kab. Penajam Paser Utara Babulu

Kab. Kutai Kartanegara Kuala Samboja

Kab. Kutai Timur

Benua Baru

Induk Kecamatan Kongbeng Induk Kecamatan Sengatta Utara

22 KALIMANTAN UTARA Kab. Bulungan Tanjung Selor

23 SULAWESI UTARA Kab. SiauTagulandang Biaro Ulu Siau

Kota Tomohon Beriman 3

24 SULAWESI SELATAN

Kab. Gowa

Limbung Tombolopao Sapaya

Kab. Wajo Jalang

Kab. Bone Bulu-Bulu

Apala

Kab. Baruu Bulo-bulo

Takalasih

Kab. Maros Bonto Matinggi

Sakeang Benteng Gajah

Kab. Toraja Utara Pangala

Bolu

Kab. Luwu Timur Solo

Wotu

Kab. Bulukumba Balimbing

Kab. Bantaeng Panaikang

Sentral Kel.Bonto Sunggu

Kab. Jeneponto Bulujaya

Tolo

Kab. Sidenreng Rappang Amparita

Kab. Pinrang Suppa

Kab. Takalar

Bulukunyi Jonggoa Malolo Bontorita

Kab. Kepulauan Selayar

Kecamatan Takabonerate Garaupa

Patikarya

Kab. Soppeng Lalabata I

Kab. Enrekang Baraka

Kab. Luwu

Noling Bua II Suli Lanipa

Kab. Tana Toraja Rentetayo

Kab. Sinjai Mananti

25 SULAWESI TENGAH Kab. Morowali Bumiraya

(41)

Kab. Banggai Toili

Kab. Morowali Utara Taliwan Mori Utara

Lemba Sumara

Kab. Tojo Una Una Desa Matako

26 GORONTALO Kab. Bone Bolango Monderen Bone Bolango

Kab. Pohuwatu Lemito

27 SULAWESI TENGGARA

Kab. Konawe Selatan Ambai Pua

Kab. Buton Tengah Lakudo

Sangia Wambulu

Kab. Muna Barat Tiworo

Kab. Muna

Wakobalu Agung Pola

Liangkobori Oempu

Kab. Kolaka Utara Watumea

Desa Pohu

Kab. Konawe Utara Lamonae

Kab. Buton Selatan Siompu

Kab. Buton Utara Sentral Kulisusu

Kab. Buton Siotapina

Ambuau Indah

Kab. Bombana Dongkala

Toburi

Kab. Konawe Kepulauan Konkep

28 SULAWESI BARAT

Kab. Mamasa Balla

Sumarorong

Kab. Mamuju Papalang

Keang

Kab. Mamuju Tengah Sulobaja

Tobadak

Kab. Mamuju Utara Limua

29 MALUKU UTARA

Kab. Halmahera Tengah Wairoro

Kab. Halmahera Utara Wosia

Kab. Halmahera Barat

Desa Tongute Ternate Desa Gufasa Akelamo

Kab. Kepulauan Sula Manatol Falabisahaya

Makdahi Fatce

Kota Tidore Kepulauan Gosalaha

Kota Ternate Rempah-Rempah

Kota Ternate Dufa Dula

Kab. Pulau Morotai Darame

Gotalamo II

30 MALUKU

Kab. Maluku Tenggara Barat Saumlaki

Kab. Seram Bagian Barat Kota Piru II

Kota Ambon Kampung Terpadu

Kab. Maluku Tengah Wahai

Kab. Buru Selatan Namrole

31 PAPUA BARAT

Kab. Maybrat Ayamaru

Kab. Sorong Selatan Moswaren

Kab. Teluk Bintuni Babo

Kab. Manokwari Sidey Jaya

Kab. Teluk Wondama Windesi

32 PAPUA Kab. Waropen

Impres Kampung Uri II Ronggaiwa

(42)

Kab. Tolikara Tolikara

Kab. Supiori Sorendiweri

Kab. Keerom Arso

Kab. Mamberamo Tengah Eragayam Sumber: Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik

Tabel 10. Pasar Rakyat yang Belum 100 Persen

NO PROVINSI KAB/KOTA NAMA PASAR

1 SULAWESI TENGGARA Kab. Buton Ambuau Indah

2 PAPUA BARAT Kab. Sorong Selatan Moswaren

Kab. Teluk Bintuni Babo

3 PAPUA Kab. Waropen

Impres Kampung Uri II Ronggaiwa

Kab. Tolikara Tolikara Sumber: Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik

Tabel 11. Pasar-Pasar yang Mengundurkan Diri

No Lokasi Nama Pasar Kendala

1 Kab. Kepulauan Mentawai Ibu Keterbatasan Waktu

2 Kab. Natuna Ranai Keterbatasan Waktu

3 Kab. Lingga Daik Bandar Madani Keterbatasan Waktu

4 Kota Sukabumi Lembar Situ Keterbatasan Waktu

5 Kab. Batang Wonotunggal Gagal Lelang

6 Kab. Banyumas Buntu Keterbatasan Waktu

7 Kab. Klaten Jatinom Keterbatasan Waktu

8 Kota Blitar Templek Lahan Tidak Siap

9 Kab. Sumba Timur Kilometer 4 Kambajawa Keterbatasan Waktu

10 Kab. Nunukan Desa makmur Kecamatan Tulin

Onsoi Keterbatasan Waktu

11 Kab. Boalemo Bongo Dua Keterbatasan Waktu

12 Kab. Sigi Sigi Biromaru Permasalahan Non Teknis

13 Kab. Bantul Barongan Keterbatasan Waktu

14 Kab. Solok Pasar Rakyat Talang Gagal Lelang

15

Kota Mataram

Mandalika Permasalahan Administrasi

16 Karang Sukun Permasalahan Administrasi

17 Kebun Roek Permasalahan Administrasi

18 Cakranegara 2 Permasalahan Administrasi

19 Karang Lelede Permasalahan Administrasi

20 Otak Desa Permasalahan Administrasi

21

Kab. Lombok Barat

Eyat Mayang Permasalahan Administrasi

22 Narmada Permasalahan Administrasi

23 Keru Permasalahan Administrasi

24 Kab. Muaro Jambi Sengeti Gagal Lelang

25

Kab. Lombok Timur

Apitaik 2 Keterbatasan Waktu

26 Kotaraja 2 Keterbatasan Waktu

27 Montong Beter 2 Keterbatasan Waktu

28 Suela 2 Keterbatasan Waktu

29 Pringgabaya Keterbatasan Waktu

30 Pancor 2 Keterbatasan Waktu

31 Wanasaba Keterbatasan Waktu

32 Kota Surakarta Tunggul Sari Gagal Lelang

(43)

34 Mini Kelurahan Singkang Gagal Lelang

35 Kab. Yahukimo Kuntre Gagal Lelang

36 Kab. Bungo Rantau Pandan Gagal Lelang

37 Kab. Malaka Bei Bria Permasalahan Administrasi

38

Kab. Bondowoso Kejayan II Gagal Lelang

39 Maesan Gagal Lelang

40 Kab. Banggai Laut Banggai Permasalahan Administrasi

41 Kab. Aceh Tengah Paya Ilang Permasalahan Administrasi

42

Kab. Lombok Tengah

Puyung Permasalahan Administrasi

43 Parebali Permasalahan Administrasi

44 Mujur Permasalahan Administrasi

45 Peseng Permasalahan Administrasi

46 Pelebuh Permasalahan Administrasi

47 Bunjeruk Permasalahan Administrasi

48 Kab. Mamuju Utara Lariang Permasalahan Administrasi

49 Kab. Donggala Damsol Permasalahan Non Teknis

50 Kab. Labuhan Batu Selatan Sungai Kanan Keterbatasan Waktu

51 Kota Prabumulih Gunung Ibul Keterbatasan Waktu

Tabel 12. Pasar-Pasar yang Putus Kontrak

NO PROVINSI KAB/KOTA NAMA PASAR

1 SUMATRA UTARA Kab. Mandailing Natal Maga

2 BALI Kab. Gianyar Silakarang

3 NUSA TENGGARA BARAT Kab. Lombok Tengah Mandalika

4 KALIMANTAN BARAT Kab. Kapuas Hulu Dogom Permai

5 SULAWESI UTARA Kab. Bolaang Mongondow Buntalo

Imandi

6 SULAWESI SELATAN Kab. Kepulauan Selayar Polebunging

7 SULAWESI TENGAH Kab. Banggai Kepulauan Tompudau

Kab. Buol Paleleh

8 SULAWESI TENGGARA Kab. Buton Utara Wantulasi

Sumber: Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik

Tabel 13. Omset Pasar 2018

Provinsi Kab/Kota Nama 2018 Rata- rata per bulan

Aceh Kab. Aceh Barat

Daya

Pasar Rakyat Kuala

Batee

Kab. Aceh Tengah Pasar Rakyat Paya

Ilang 2

Kab. Bireuen Pasar Rakyat Kota

Juang

Kab. Pidie Pasar Padang Tiji Rp 999.900.000

Rp 83.325.000

Kab. Pidie Jaya PasarRakyat

Tringgadeng -

Kota Banda Aceh Pasar Seutui Rp 15.538.291.400

Rp 1.294.857.617

Bali Kab. Karangasem Pasar Rakyat

Pesangkan Rp 22.580.003 Rp 1.881.667

Kab. Klungkung Pasar Rakyat

Semarapura Rp 19.972.466.500 Rp 1.664.372.208

Banten Kota Cilegon PASAR BARU MERAK Rp 44.398.800.000

Rp 3.699.900.000

Bengkulu Kab. Bengkulu

Selatan

Pasar Kedurang

Gambar

Tabel 1. Ringkasan Seluruh Indikator Kinerja LKJ   Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik Tahun 2017 dan 2018
Gambar 1. Bagan Struktur Direktorat Logistik dan Sarana Distribusi
Tabel 2. Kekuatan Pegawai Direktorat  Sarana Distribusi dan Logistik
Tabel 3. Rencana Kinerja Direktorat Sarana Distribusi dan Logistik  Tahun 2018
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil wawancara, teori dan observasi, peneliti menyimpulkan bahwasannya guru Pembimbing mengevaluasi proses pembelajaran dan hasil belajar siswa, agar guru

Program Studi Ilmu Gizi akan melaksanakan proses belajar mengajar dalam rangka menyediakan sumber daya manusia di bidang gizi kesehatan yang dapat diterima

Selain itu, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan Tahun 2018 merupakan media pertanggungjawaban kinerja yang telah ditetapkan dalam

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPBD Kabupaten Gresik ini merupakan laporan capaian kinerja (performance results) selama tahun 2020, dengan kata lain Laporan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) merupakan laporan yang memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja sesuai Perjanjian Kinerja Tahun 2020, sekaligus

Secara substantif Laporan Kinerja ini merupakan sarana pelaporan kinerja dalam rangka mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang

Laporan Kinerja Tahun 2020 Balai POM di Pangkalpinang vii rekomendasi hasil Inspeksi sarana produksi dan distribusi yang dilaksanakan Tahun 2020 dengan Balai Se Kluster .... 70

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, maka dalam rangka mendukung pencapaian empat target sukses Kementerian