JE-DIJIIIAS
6DUC.{flO}f . rE &d8D&r,YX&PArA rilSr4&r&{I )URIIAL FEII6ABDAfi KEPADA MVOLUME 07 NOMOROl MARET2016
PENYULUHAN PENGELOLAAN SAMPAH PLASTIK DENGAN
KONSEP
ZERO
WASTE
BAGI IBU RUMAH TANGGA DIKECAMATAN
BERGAS
KABUPATEN SEMARANG
Puji
Winarti
dan AzizahUniversitas Darul
Ulum
Islamic Centre Sudirman GUPPIUNDARIS
puj iwinartirulian@ gmail. c omAbstract
Waste becomes an other
problem
in
Central Java. This is because every daythere
are
16.628 cubic meters of wasteproduction,
but theability
to manage only11.108
cubic
meters.Of
the
manyrubbish 57%
of
which
isplastic
waste. Thecentral
role
of house wivesin
the woste management it provides knowledge about waste management needsto
be encouraged, includingfor
the
housewife in
the Bergas, Semarang.Based on the analys is of the situation, the problems
faced
bypartners in
thehouse
wife in
the Bergas yet have knowledge of the concept of zero waste and thelack
of
skills in the monagement ofplastic
waste that the waste management is notoptimal.
Thepurpose
of
this
serviceis
the
implementationof
theprogram
(1)Provide
a
housewife
l*towledge about the
conceptof
zero
waste,namely
theapplication of the
principles
of
55. (2)provide
the house wife lvtowledge about thedangers
of in
discriminate use ofplastic
waste(j)
improvethe
skillsof a
housewife on the
utilization
of waste, especiallyplastic
waste.Training was
conductedin
the village
ffice
Bergas
kidul followed
byrepresentatives
from
eachvillage
as much as 32 house wivesin
districts Bergas.Implementation method is
to
lecturefollowed
by discussion and demonstrationof
the use of
plastic
waste.Training
results showed housewife
enthusiasmfor
training is
very
good.This
is
evidencedby
the active
interaction
of participants with
the presenterduring
the discussion. Bygiving
concrete examples ofplastic
wasteutilization
isexpected to inspire housewives
in
managing andutilizing
the existing plasticfrom
their homes.
Kelruords: plastic waste management, Zero waste Concept.
Abstrak
Sampah menjadi persoalan tersendiri
di
Jawa Tengah.Hal
ini
dikarenakantiap
hari
ada
16.628
meter
kubik
produksi sampah, namun
kemampuanpengelolaan hanya ada 11.108 meter
kubik. Dari
sekian banyak sampah 57% diantaranya merupakan sampah
plastik.
Adanya peran
sentralibu
rumah
tanggaPENYULUHAN PENGELOLAAN SAMPAH PLASTIK DENGAN KONSEP
ZERO WASTE BAGI IBU RUMAH TANGGA DI KEC. BERGAS KAB. SEMARANG
Puji Winarti, Azizah
sampah
perlu
digalakkan, termasuk bagiibu
rumah tanggadi
Kecamatan Bergas,Kabupaten Semarang.
Berdasarkan analisis situasi maka permasalahan yang dihadapi
mitra
dalamibu
rumah
tangga
diwilayah
Kecamtan Bergas Kabupaten
Semarang Belummemiliki
pengetahuan mengenai konsep zero waste sertaminimnya
ketrampilandalam pengelolaan sampah
plastik
sehingga pengelolaan sampahtidak
maksimal.Adapun tujuan dari
pelaksarraan program pengabdianini
adalah(1)
Membekalipengetahuan
ibu
rumah
tangga mengenai konsepzero
waste
yaitu
penerupanprinsip 5R. (2)
memberikan pengetahuan kepadaibu
rumah
tangga mengenaibahaya penggunaan sampah
plastic
sembarangan,(3)
meningkatkan ketrampilanibu rumah tangga mengenai pemanfaatan sampah terutama sampah plastik.
Pelatihan
dilaksanakandi
kantor
desa Bergaskidul
dengandiikuti
olehperwakilan dari
masing-masing desa sebanyak32 ibu
rumah tanggadi
wilayahkecamatan Bergas. Metode pelaksaan yaitu dengan ceramah kemudian dilanjutkan
dengan diskusi dan demonstrasi pemanfaatan sampah plastik.
Hasil
pelatihan
menunjukkan
antusiasmeibu
rumah
tangga
selamamengikuti pelatihan sangat bagus. Hal
ini
dibuktikan dengan adanya interaksiaktif
peserta pelatihan dengan
penyaji
selama diskusi berlangsung. Dengan pemberiancontoh
konkrit
pemanfaatanlimbah
plastik
diharapkan dapat menginspirasi ibu rumah tangga dalam mengelola dan memanfaatkan sampahplastik yang
ada dirumah masing-masing.
Kata Kunci:
pengelolaan sampah plastik, konsep zero wasteA.
PENDAHULUAN
Sampah
merupakan
produksisamping
adanyaaktivitas
manusia. Sejalandengan peningkatan
penduduk
dan
gayahidup
sangat
berpengaruh
pada
volumesampah, termasuk
di
Jawa tengah. Sampahmenjadi
persoalan
tersendiri
di
JawaTengah.
Hal
ini
dikarenakantiap hari
ada16.628 meter kubik produksi sampah, namun
kemampuan pengelolaan
hanya
ada 11.108meter
kubik. Dari
sekianbanyak
sampah57o/o diantxanya merupakan sampah plastic
(Anonimous,2012).
Oleh
karena
itu,
sampah
harusdikelola
dengan baik. Jikatidak
maka selainmenyebabkan
suatu
daerahmenjadi
kotor
dan
kumuh
juga
dapat
menyebabkanpendangkalan
sungai
yang
akan
berakibattimbulnya
bencanabanjir.
Selain
itu
akanmuncul
lalat,
penyakit
dan bau
busuk.Sampah organikakan terdekomposisi
dandengan adanya limpahan air hujan terbentuk
lindi
(air
sampah)yang akan
mencemarisumber daya
air baik
air
tanah
maupunpermukaan sehingga
mungkin
saja
VOLUME 07 NOMOROl MARET2016
Lindi
yang terbentuk dapat
mengandungbibit
penyakit
pathogen
seperti
tipus,hepatitis
dan
lain-lain. Selain
itu,
adakemungkinan
lindi
mengandung
logamberat, suatu salah satu bahan beracun. Jika
sampah-sampah tersebut
tidak diolah,
makaselain
menghasilkan
tingkat
pencemaranyang
tinggi
juga
akan menjadi ladangbibit-bibit
penyakit.Selama
ini
sampahdikelola
dengankonsep buang
begitu
saja(open
dumping),buang
bakar
(dengan
incinerator
ataudibakar begitu saja), gali tutup (sanltary
land
fill),
temyatatidak
memberikan solusi yangbaik,
apalagi
jika
pelaksanaannya tidakdisiplin
serta dibarengi oleh kebiasaan burukmasyarakat
yang
sering membuang sampahsembarangan. Akibatnya
timbul
penimbunansampah
di TPA
(Tempat PembuanganAkhir
Sampah).
Oleh
karena
itu,
tidaklah mengherankanjika
pada akhimya
wargamenolak kehadiran TPA.
Penumpukkan sampah
di TPA
adalahakibat hampir
semua pemerintah daerah di Indonesia masih menganut paradigma lamapenanganan sampah
yang
menitikberatkanhanya pada pengangkutan dan pembuangan
akhir.
TPA
dengan sistem lahanurug
saniteryangramah lingkungan ternyata tidak ramah
dalam aspek
pembiayaan
karenamembutuhkan
biaya
tinggi untuk
investasi,konstruksi, operasi dan pemeliharaan.
Untuk
mengatasi
permasalahantersebut, sudah saatnya pemerintah daerah
mengubah
pola
pikir
yang
lebih
bernuansalingkungan.
Konsep
pengelolaan
sampahyang terpadu sudah saatnya diterapkan, yaitu
dengan
meminimisasi
sampah
sertamaksimasi
daur ulang
dan
pengomposandisertai
TPA
yang
ramah
lingkungan.Paradigma
baru
penanganan sampah lebihmerupakan satu
siklus yang
sejalan dengankonsep ekologi. Energi baru yang dihasilkan
dari hasil penguraian sampah maupun proses
daur
ulang dapat
dimanfaatkan
seoptimalmungkin.
Solusi
penanganan
sampah
yangtepat, yang mampu
mengeliminirmenumpuknya
timbunan
sampah,
sampaimencapai taraf zero waste. Menurut Surbakti
(2014), pemikiran konsep zero waste adalah
pendekatan
serta
penerapan
sistem
danteknologi
pengolahan
sampah
perkotaanskala kawasan secara terpadu dengan sasaran
untuk
melakukan penanganan
sampahperkotaan
skala
kawasan sehingga
dapatmengurangi
volume
sampah
sesedikitmungkin serta terciptanya industri
kecil
daurulang yang dikelola oleh
masyarakat atau pemerintah daerah setempat.PEI\IYULUHAN PENGELOLAAN SAMPAH PLASTIK DENGAN KONSEP
ZERO WASTE BAGI IBU RUMAH TANGGA DI KEC. BERGAS KAB. SEMARANG
Puji Winarti, Azizah
Konsep
zero
waste
menurutFernandes
(2013),
yaitu
penerapan prinsip5R
(Reduce, Reuse,recycle, replace
dartreplant),
serta
prinsip
pengolahan sedekatmungkin
dengan
sumber
sampah
denganmaksud
untuk
mengurangi
bebanpengangkutan
(transportcost)
sehinggapengolahan
lebih
baik
dilakukanmulai
darirumah tangga.
Prinsip
5R dapat diterapkan dirumahtangga dengan bebagai cara.
Prinsip
reducedilakukan dengan
cara
sebisa
mungkinlakukan minimisasi barang atau
material yangkita
pergunakan. Semakin banyakkita
menggunakan
material,
semakin
banyak sampah yang dihasilkan.Prinsip
reuse dilakukan dengan carasebisa mungkin memilih barang-barang yang
bisa
dipakai kembali
serta
menghindaripemakaian barang-barang yang sekali pakai.
Hal ini
dapat
memperpanjang
waktupemakaian barang sebelum
ia
menjadi sampah.Prinsip
recycle dilakukan
dengancara
sebisamungkin,
barang-barang yangsudah
tidak bergunalagi,
bisa didaur ulang.Tidak
semua
barang
bisa
didaur
ulang,namun
saatini
sudah banyakindustri
non-formal
dan
industri rumah tangga
yangmemanfaatkan sampah menjadi barang lain.
Prinsip
replacedilakukan
dengan carateliti
barang
yang
kita pakai
sehari-hari. Prinsipreplant dapat
dilakukan dengan
caramembuat hijau lingkungan sekitar rumah.
Untuk
membantu
pemerintahmenerapkan
konsep
zero
waste
makamasyarakat
harus
berperan
aktif
dalampengelolaan sampah
yang
dihasilkan dalamaktivitas mereka terutama ibu rumah tangga.
Keberhasilan pengelolaan sampah
sangatditentukan
oleh partisipasi
aktif ibu
rumahtangga.
Hal
ini
dikarenakan
ibu
rumahtangga merupakan
anggota keluarga
yangsecara
langsung
berhubungan
denganmasalah sampah baik didalam maupun diluar
rumah tangganya. Masalah sampah menjadi
tanggung
jawab
ibu
rumah tangga
yangsangat berkompeten terhadap
kebersihan,kerapian
dan
keindahan
baik
didalammaupun diluar rumah
(Mawati
S, 2009).Adanya peran
sentralyang
dimiliki
oleh
ibu
rumah
tanggadalam
pengelolaansampah maka kesadaran
ibu
tangga tentangusaha
untuk
pengelolaan sampah
sertapengetahuan mengenai pengelolaan sampah
harus digalakkan.
Oleh
karenaitu,
penelitimengadakan
penyuluhan
mengenai pengelolaan dan pemanfaatan sampah dapur.E-I}IT[4[AS
ED[tCAfiON - PP]VGrrriAX ffrPrBA r]fiSrA-&4rrr
J U RNAL PENGASOIfiI KEflADA II ASY ARAKAT VOLUBIE 07 NOMOROl MARET2O16
bagi
ibu
rumah tangga dikecamatan Bergas Kabupaten Semarang.Mengacu
padalatar
belakang
yangdiuraikan
di
atas,
secara
garis
besarditemukan
permasalahan
yang
dihadapimitra
sebagaiberikut: (1)
Pengetahuanibu
rumah tangga mengenai konsep
zero
wasteyaitu
penerapanprinsip 5R
masih
kurang.(2)
Kurangnya
pengetahuan
ibu
rumahtangga mengenai bahaya penggunaan limbah
plastik
memungkinkanmunculnya
dampaknegatif
terhadap kesehatan.
kurangnyaketrampilan
ibu
rumah
tangga
mengenaipemanfaatan
limbah plastik
yangmengakibatkan pengelolaan sampah
tidakmaksimal.
Kegunaan
dari
pelatihan
ini
diantaranya
adalah:
(1)
Membantumemberikan pengetahuan
ibu
rumah tanggamengenai konsep zero waste yaitu penerapan
prinsip
5R.
(2)
Membantu
memberikanpengetahuan
ibu
rumah
tangga
mengenaibahaya penggunaan
limbah plastik
sehinggameminimalisir dampak
yang
ditimbulkanterhadap
kesehatan.
(3)
Meningkatkanketrampilan
ibu
rumah tangga
mengenai pemanfaatan sampah.Pelatihan
ini
diikuti
oleh
38
iburumah
tangga perwakilan
dari
masing-masing kelurahan
di
Kecamatan
BergasKabupaten
Semarang.
Luaran
yangdiharapkan
dari
pelatihan
diantaranyaadalah:
(1)
Masyarakat terutamaibu
rumahtangga
dapat
mengetahui
bahayapenggunaan
limbah
plastik
sehinggameminimalisir dampak
yang
ditimbulkanterhadap kesehatan. (2) Masyarakat terutama
ibu
rumah
tanggaterampil
memanfaatkanlimbah plastik
menjadi barang-barang yangbernilai
ekonomi.
(3)
Masyarakat
dapatmenerapkan
teknologi
sederhanadan
tepatguna untuk mengolah sampah.
B.
PELAKSANAAN DAN METODE
KEGIATAN
Metode
yang
digunakan
dalampelatihan
ini
adalah
ceramah
dan
tanyajawab.
Penyrluhan dilakukan
dengan caraceramah
dengan maksud
memberikanpengetahuan awal kepada warga masyarakat
tentang sistem
pengelolaan sampah
yangbaik
dengan konsepzero
Woste. Kemudiandilanjutnya dengan
tanya
jarvab
untukmemperdalam pengetahuan masyarakat seda
agar
peserta
pelatihan dapat
berinteraksilangsung dengan pemateri dan menanyakan
PENYULUHAN PENGELOLAAN SAMPAH PLASTIK DENGAN KONSEP
ZERO WASTE BAGI IBU RUMAH TAI\GGA DI KEC. BERGAS KAB. SEMARANG
Puji Winarti, Azizah
C.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebelum dijelaskan secara mendetail
hasil dari
kegiatan
Pengabdian
KepadaMasyarakat
ini,
terlebih dahulu
akandiberikan
gambaran
umum
tentangmasyarakat sasaran
yaitu
masyarakatKecamatan
Bergas,
Kabupaten
SemarangProvinsi
Jawa
Tengah. Kecamatan Bergastermasuk
dalam wilayah
perkotaan
diKabupaten
Semarang.Kecamatan
Bergasterdiri
dari
13 kelurahan,yaitu:
Kelurahan/Desa
Gondoriyo, Kelurahan/Desa
BergasKidul,
Kelurahan/Desa
Bergas
Lor,Kelurahan/Desa
Diwak,
Kelurahan/DesaGebugan,
Kelurahan/Desa
Jatijajar,Kelurahan/Desa
Karangjati,
Kelurahan/Desa
Munding,
Kelurahan/Desa Ngempon,Kelurahan/ Desa Pagersari, Kelurahan/Desa
Randugunting, KelurahanlDesa
Wringin
Putih,
Kelurahan/Desa
Wujil.
Jumlahpenduduk
di
kecamatan Bergas KabupatenSemarang
berjumlah 62.303
Jiwa
(DPU,20t2).
Pengelolaan
sampah
terutamasampah plastik
di
Kecamatan Bergas selamaini
masih belum terkelola denganbaik.
Olehkarena
itu,
pelatihan
ini
bertujuanmemberikan pengetahuan kepada
ibu
rumahtangga
di
Kecamatan Bergas
mengenaipengelolaan
limbah plastik.
Pelatihanini
diikuti
oleh 38 ibu rumah tangga perwakilandi
Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang.Pada
tahap
awal
pelatihandilakukan dengan
cara
ceramah
ataupemaparan
materi
mengenai konsep
zerowaste serta mengenai bahaya
plastik
untuk penggunaanyang
sembarangan. Kemudianibu
rumah
tangga
dibekali
contohpemanfaatan
limbah plastik yang
bernilaiekonomi.
.E-DII[4AS
E,UCATIOIi - PBT&IIBDIAN KEPADA ,/IASYA!-4XAI J$qil AL PrilGrBoIAil tGaApA U ASY APAKAT
VOLUME 07 NOMoR01 lriARET2010
Pada tahap
selanjutnya
pesertapelatihan
diberi
kesempatanuntuk
tanyajawab
mengenai
materi
yang
dipaparkanoleh
pemateri
agarterjadi
interaksi
secaralangsung
antara
pemateri
dengan
pesertapelatihan
sehingga pemahaman
pesertaUntuk
tahap akhiryaitu
satu minggusetelah pelatihan peserta pelatihan yang telah
mempraktekkan
mengenai
pengelolaanlimbah plastic akan disupervisi atau
ditinjau
apakah pengelolaan limbah plastik
dimasing-masing kelurahan
di
Kecamatan BergasLor
telah berjalan
sepertiyang telah
dilatihkanataukah belum.
Dari
hasil
peninjauankekelurahan-kelurahan
di
KecamatanBergas,
10
desapelatihan
diharapkanlebih dalam.
Setelahproses
diskusi
selesai, peserta
pelatihandiberikan contoh
untuk
memanfaatkansampah
plastik
menjadi
suatu barang yangmemiliki nilai
guna dannilai
ekonomis yanglebih tinggi.
Gambar 2. Peserta Penyuluhan Memperhatikan Pemaparan yang Disampaikan oleh
Narasumber.
telah
menerapkan
konsep
zero
wastemeskipun
belum
maksimal.
Hal
ini
dibuktikan
dengan adanya pemanfatan limbah plastik untuk digunakan sebagai pot tanamanmaupun dimanfaatkan untuk barang bernilai
guna
lainnya.
Sementaraitu, 3
kelurahanlainnya belum mengaplikasikan konsep zero
waste-
Jadi
penyebaran
informasi
yangdidapat
dari
pelatihan
hanya
disampaikanPENYULUHAN PENGELOLAAN SAMPAH PLASTIK DENGAN KONSEP
ZERO WASTE BAGI IBU RT]MAH TANGGA DI KEC. BERGAS KAB. SEMARANG
Puji Winarti, Azizah
ditindaklanjuti
oleh ibu-ibuPKK:
Kelurahanyang
tidak
menerapkan konsepzero
wastediantaranya
Desa/ Kelurahan
Gondoriyo,Desa/ Kelurahan
Diwak
dan Desa Munding.D.
PENUTUP
Warga
Kecamatan Bergas terutamaibu
rumah
tangga
setelah
mengikutipelatihan telah cukup
memahami
konsepzero
wastehal
ini
dibuktikan
dengan telahadanya pemanfaatan sampah
plastic
untukbarang-barang
yang memiliki
nilai
gunadiantaranya
kerajinan tangan
dari
plastik bekas danjuga
pemanfaatanplastik
untukpot
bunga dan
sebagainya.Perlu
diadakanpenyuluhan
yang
samaditempat yang
lainagar
kesadaran masyarakat
mengenaipengelolaan sampah plastik
meriffit.
E.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous.
20t2.
http ://fraksi.pksj ateng. or. id/index.php/r
ead/news/d etaill 2027
l-Bencana-Sampah-Di-Jawa-Tengah.-
diakses23Agustus2015.
Anonymous.
2014. Pengelolaan
Limbah,http://
pengelolaan
limbah.wordpress.com
diakses
23
Agustus2015.
Fernandes,
Agustin.
2013.
Dampakplastic
terhadap
kesehatandan
lingkungan.Kimiatip.blogspot.com
diakses
23Agustus 2015.
Mawati,
Sri.
2009.
Partisipasi
lbu
RumahTangga
dalam
Pengelolaan
SampahDomestik
di
Kecamatan
SemarangTengah
guna
Menciptoan Lingkunganyang
Sehat. Laporan
penelitian. Universitas Diponegoro.Surbakti,
Sriliani.
2014. P otens i P engelol aanSampah
Menuju
Zero
Waste
yangBerbasis Masyarakat
di
kecamatanKedung Kandang
Kota
Molang.