• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perilaku Seksual Remaja Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perilaku Seksual Remaja Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU SEKSUAL REMAJA MAHASISWA FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

ADOLESCENT SEXUAL BEHAVIOUR OF COLLEGE STUDENTS IN FACULTY OF SOCIAL SCIENCES SURABAYA STATE UNIVERSITY

Winanti Nur Fatimah

Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya, email: winanti14@gmail.com

Dr. Tamsil Muis

Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya tamsilmuis@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) bentuk perilaku seksual yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya dan berapa masing-masing prosentasenya, (2) faktor penyebab, (3) dampak perilaku seksual, (4) lokasi yang digunakan untuk melakukan perilaku seksual, (5) persepsi mahasiswa terhadap perilaku seksual, dan (6) harapan masa depan mahasiswa mengenai perilaku seksual. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode survei. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya tahun angkatan 2013, 2012, dan 2011 yang berjumlah 2132. Dengan menggunakan teknik proportionate stratified random sampling, maka didapat sampel 301 mahasiswa. Instrumen pengumpulan data menggunakan angket terbuka dan tertutup. Analisis data menggunakan editing, coding, tabulating, cleaning, dan menghitung prosentase.

Hasil penelitian menunjukkan (1) bentuk perilaku seksual meliputi 89% berpegangan tangan, 74% berpelukan, 75% berciuman, 29% meraba bagian tubuh yang sensitif, 22% petting, 25% oral seks, 20% hubungan seksual, dan 13% penyimpangan seksual. (2) Faktor penyebab melakukan perilaku seksual yaitu faktor internal 50% dan faktor eksternal 53%. (3) Dampak setelah melakukan perilaku seksual yaitu dampak fisik 42%, dampak psikologis 63%, dan dampak sosial 28%. (4) Lokasi yang digunakan untuk melakukan perilaku seksual yaitu 9% melakukan di kampus, 43% di kos/kontrakan, 21% di tempat hiburan, 16% di rumah, 20% di bioskop, 12% di cafe, 4% di kantor, 8% di mobil, 10% di hotel, dan 6% di tempat lain. (5) Persepsi tentang seks meliputi menganggap seks hal yang tabu 77%, menganggap seks hal yang biasa 80%, dan menganggap seks hal yang penting 33%. (6) Harapan masa depan mengenai perilaku seksual yaitu 13% ingin berhenti, 12% tetap melakukan, 32% berhenti dan menikah, 41% ingin menikah dahulu kemudian melakukan berbagai berbagai bentuk perilaku seksual. Beberapa harapan di masa mendatang mengenai tipe pasangan yaitu 73% menginginkan pasangan hidup yang gairah seksualnya normal, 3% menginginkan gairah seksual rendah, dan 23% menginginkan gairah seksual tinggi.

Kata kunci : Perilaku seksual, Mahasiswa

ABSTRACT

This research aims to determine (1) the form of sexual behavior conducted by students of the Faculty of Social Sciences, State University of Surabaya and how many of each percentage, (2) causes, (3) the impact of sexual behavior, (4) location is used to perform the behavior sexual, (5) students' perceptions of sexual behavior, and (6) future expectations of students regarding sexual behavior. This research is a quantitative descriptive with survey method. The population in this study were students of the Faculty of Social Sciences, State University of Surabaya in force in 2013, 2012, and 2011, amounting to 2132. By using proportionate stratified random sampling technique, the sample obtained 301 students. Data collection instruments using open and closed questionnaire. Analysis of the data using the editing, coding, tabulating, dry, and calculate the percentage.

The results showed (1) form of sexual behavior include 89% holding hands, hugging 74%, 75% kissing, 29% felt that the sensitive parts of the body, 22% petting, oral sex 25%, 20% sexual intercourse, and 13% of sexual deviation . (2) The cause of the sexual behavior of internal factors and external factors 50% 53%. (3) Impact after impact sexual behavior that is 42% physical, 63% psychological impact, and social impact of 28%. (4) location is used to perform sexual behavior which is 9% do on campus, 43% in the boarding house / rent, 21% on entertainment venues, 16% at home, 20% at the movies, 12% in the cafe, 4% in the office, 8% in cars, 10% in the hotel, and 6% elsewhere. (5) The perception of sex includes sexual considers taboo 77%, consider sex the usual 80%, and consider sex important

(2)

33%. (6) future expectations about sexual behavior include 13% want to quit, 12% still do, 32% stopped and were married, 41% want to get married first and then do a variety of different forms of sexual behavior. Some future expectations about the type of partner we got the result 73% of students want a life partner with normal sexual desire, 3% of students want a life partner with low sexual desire, and 23% want a life partner with high sexual desire.

Keywords: sexual behaviour, student PENDAHULUAN

Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam segala bidang seperti ilmu pengetahuan, industri dan teknologi informasi. Apalagi ditunjang dengan adanya kebebasan dan kemudahan orang untuk memperoleh informasi dari segala penjuru dunia melalui media internet. Pada saat ini remaja dihadapkan pada dilema dua hal, yaitu di satu sisi mereka sangat diharapkan sebagai generasi penerus bangsa, tetapi di sisi lain mereka dihadapkan pada masalah rawannya pergaulan akibat dari arus globalisasi itu sendiri. Dalam hal ini, dapat digambarkan pada fenomena mahasiswa yang pada umumnya dapat dikategorikan dalam usia remaja akhir mulai memiliki keberanian dalam menunjukkan kebebasan mereka dalam hal berfikir maupun bertingkah laku Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa.

Menurut keterangan Sudibyo Alimoeso (Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana atau KSPK BKKBN), seksualitas merupakan salah satu dari tiga masalah yang paling menonjol pada remaja Indonesia selain penyalahgunaan narkotika dan HIV/AIDS. (Singgih.2012.http://www.igama.or.id)..

Dampak dari globalisasi telah mengakibatkan adanya perubahan-perubahan sosial yang serba cepat serta mempengaruhi etika, norma, nilai dan hukum dalam kehidupan bermasyarakat. Salah satu bentuknya adalah kehidupan seksual remaja yang tidak berpedoman pada ajaran agama.

Menurut Sarwono (2011:174), perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun dengan sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini bisa bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu dan bersenggama. Objek seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam khayalan atau diri sendiri.

Saat ini persepsi mengenai perilaku seksual remaja cenderung mengarah pada hal yang negatif. Dulu orang menganggap kalau seks dilakukan setelah menikah. Sekarang perilaku seks pranikah terkesan sebagai suatu yang lumrah. Hal ini dapat menjadi salah satu penyebab semakin menurunnya batas usia remaja yang melakukan hubungan seksual. Ini bisa dilihat dari beberapa hasil penelitian yang menunjukkan adanya penurunan batas usia hubungan seksual pertama kali yaitu 18% responden di Jakarta berhubungan seks pertama di bawah usia 18 tahun dan usia termuda 13 tahun dan remaja di Manado yang sudah aktif secara seksual, melakukan hubungan seks pertama pada usia

dibawah 16 tahun. Sebanyak 56,8% pada remaja pria dan 33,3% pada remaja putri.

Studi-studi di negara-negara Barat seperti di AS, Inggris, dan Australia menunjukkan bahwa pada 2009, 40-50% di antara mereka yang berumur 13 sampai 17 tahun pernah berhubungan seks paling tidak sekali, 80% laki-laki dan 70% perempuan aktif secara seksual di dalam peralihan mereka ke masa dewasa dan umur median hubungan seks pertama adalah sekitar 16 tahun di negara-negara ini (Moore & Rosenthal,2006 dalam Geldard,2012: 278)

Selanjutnya berita terbaru yang dimuat dalam situs www.megapolitan.kompas.com edisi 20 Agustus 2014, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto menduga kampus Universitas Nasional (Unas) menjadi tempat bersarangnya praktik prostitusi. Sebab, ditemukan alat kontrasepsi dan narkoba saat penggeledahan pada selasa 19 Agustus 2014. (Prawita, Fitri.2014.www.megapolitan.kompas.com)

Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 22 November 2013 dengan seorang petugas keamanan di FIS UNESA, diperoleh keterangan bahwa selama bertugas di FIS narasumber tersebut hanya menemukan mahasiswa yang menunjukkan gaya berpacaran yang masih wajar seperti duduk berdekatan atau bergandengan tangan, namun menurutnya mahasiswa angkatan barulah (maba) yang umumnya lebih suka menunjukkan bahwa ia memiliki pasangan sehingga kemana-mana berdua, dan menurutnya hal itu mungkin sikap bawaan dari masa SMA.

Fenomena perilaku seksual remaja di FIS UNESA ditunjukkan melalui hasil wawancara pada tanggal 13 Desember 2013 dengan salah satu dosen Sub Unit UPT-LBK FIS yang menyebutkan bahwa ketika di lingkungan kampus, perilaku seksual mahasiswa FIS tidak begitu nampak. Namun, pernah terjadi kasus pada salah satu mahasiswa program studi PPKn angkatan 2010 yang menghamili pacarnya dan melarikan diri sehingga masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Mahsiswa tersebut akhirnya tertangkap oleh pihak kepolisian dan dikeluarkan dari kampus.

Kemudian hasil wawancara dengan seorang mahasiswa berinisial ABN pada tanggal 16 Desember 2013 dari program studi Administrasi Negara mengaku melakukan hubungan seksual rata-rata tiga kali dalam sebulan di tempat kostnya. Menurut penuturannya, mahasiswa lain yang bertempat tinggal di kost tersebut juga melakukan hal yang sama, sehingga dalam lingkungan kost tersebut seks bebas yang dilakukan oleh mahasiswa merupakan hal yang biasa. Pada tanggal yang sama, hasil wawancara lain terhadap sekelompok mahasiswa FIS sejumlah 4 orang dari program studi PPKn diperoleh keterangan bahwa “kost Amerika

(3)

merupakan sebutan familiar untuk tempat kost bebas yang biasa digunakan oleh mahasiswa Ketintang untuk melakukan seks bebas. Teman sekelas dari sekelompok mahasiswa tersebut juga ada yang pernah melakukan hubungan seks bebas hingga hamil pranikah di salah satu kost yang dianggap dalam kategori “kost Amerika”.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas menunjukan bahwa terdapat kasus mengenai perilaku seksual remaja terutama di lingkungan FIS. Padahal seharusnya mahasiswa sebagai generasi penerus (agent of change) yang diharapkan dapat membawa perubahan bangsa ke arah yang lebih baik, baik dalam bidang akademik maupun nonakademik. Sebagai mahasiswa juga diharapkan dapat menjaga nama baik lembaga perguruan tinggi yang bersangkutan. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran perilaku seksual remaja khususnya pada mahasiswa FIS, sebagai salah satu fakultas dengan program-program studi yang banyak diminati pelajar dari berbagai daerah khususnya dalam bidang ilmu sosial.

KAJIAN PUSTAKA A. Mahasiswa

Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2008:856), mahasiswa adalah orang yang belajar (pelajar) di perguruan tinggi.

Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNESA adalah Peserta didik yang terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Negeri Surabaya dan menempuh pada salah satu jurusan/ program studi di Fakultas Ilmu Sosial. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya terdiri dari tiga jurusan yaitu jurusan Sejarah, jurusan Geografi, dan jurusan PMP-KN, serta terdiri dari tujuh program studi yaitu Program studi S1-PPKn, S1-Pendidikan Geografi, S1-Pendidikan Sejarah, S1-Sosiologi, S1-Ilmu Administrasi Negara, D3-Administrasi Negara, dan S1-Ilmu Hukum.

B. Remaja

1. Definisi Remaja

Menurut Sarwono (2012:174), Remaja adalah periode peralihan kemasa dewasa, dimana mereka seyogyanya mulai mempersiapkan diri menuju kehidupan dewasa, termasuk dalam aspek seksualnya.

2. Rentang Usia Remaja

Menurut Muss (1968) dalam Sarwono (2012),secara umum kriteria remaja dikelompokkan menjadi 3 golongan yaitu :

a. Remaja awal : usia 10- 14 tahun b. Remaja madya : usia 15 – 18

tahun

c. Remaja akhir : usia 19 – 24 tahun

3. Tugas Perkembangan Remaja

Havighurst (1961) dalam (Yusuf 2011:74) menyebutkan tugas-tugas perkembangan itu sebagai berikut :

a) Mencapai hubungan yang lebih matang dengan teman sebaya

b) Mencapai peran sosial sebagai pria dan wanita c) Menerima keadaan fisik dan menggunakannya

ecara efektif

d) Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya

e) Mencapai jaminan kemandirian ekonomi f) Memilih dan mempersiapkan karier (pekerjaan) g) Mempersiapkan pernikahan dan hidup

berkeluarga

h) Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan bagi warga negara

i) Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial

j) Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai petunjuk/pembimbing dalam bertingkah laku

k) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

C. Perilaku

1. Definisi Perilaku

Dalam Kamus Bahasa Indonesia (2008:1161), perilaku adalah tanggapan atau reaksi terhadap rangsangan atau lingkungan.

2.Teori Perilaku

Ada berbagai macam teori yang menjelaskan bagaimana perilaku suatu individu itu dapat terbentuk.

a. Teori perilaku oleh Kurt Lewin b. Teori Tindakan Beralasan c. Teori Perilaku Terencana

D. Perilaku seksual

1. Definisi Perilaku Seksual

Menurut Sarwono (2011:174), perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun dengan sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini bisa bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu, dan bersanggama. Objek seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam khayalan atau diri sendiri.

2. Bentuk perilaku seksual a. Berpegangan tangan b. Berpelukan

c. Berciuman

d. Meraba bagian tubuh yang sensitif e. Petting

f. Oral seks

g. Melakukan hubungan seksual h. Penyimpangan seksual

(4)

3. Faktor-faktor Penyebab Perilaku Seksual a. Meningkatnya libido seksualitas

b. Penundaan usia perkawinan c. Kurangnya informasi tentang seks d. Pergaulan yang semakin bebas 4. Dampak Perilaku Seksual

a. Dampak psikologis b. Dampak sosial c. Dampak fisik

5. Lokasi

Menurut Dr. B. Harjono Djatioetomo, M. Kes. Sp. And, "Apabila nafsu sudah meningkat, tempat manapun bisa dijadikan untuk menyalurkannya dan bisa menjadi solusi ketika terdesak. Ketika gejolak mendadak datang di mobil, mobil atau tempat parkir bisa digunakan". Kemudian 7tempat favorit remaja labil Indonesia yang dimuat dalam artikel situs www.lihat.co.id meliputi rumah, kos, warnet, hotel, sekolah/kampus, tempat rekreasi, dan tempat-tempat sepi.

6. Persepsi remaja tentang seks

Persepsi dapat diartikan sebagai proses diterimanya rangsangan melalui panca indra yang didahului oleh perhatian sehingga individu mampu mengetahui, mengartikan, dan menghayati tentang hal yang diamati, baik yang ada di luar maupun di dalam diri individu. Sedangkan persepsi terhadap seksualitas merupakan cara bagaimana seorang individu mengartikan pengetahuinnya tentang hal-hal yang berhubungan tentang seksualitas. Seperti ontoh dalam penelitian ini persepsi remaja terhadap seksualitas dikategorikan dalam 3 pandangan yaitu seks adalah hal yang tabu, seks adalah hal yang biasa, dan seks adalah hal yang penting. Seks merupakan hal yang tabu dapat diwakili oleh pernyataan “kurang mengetahui hal -hal tentang seksualitas” dan pernyataan “seks merupakan bagian yang kurang penting bagi kehidupan”. Selanjutnya untuk seks adalah hal yang biasa dapat diwakili oleh pernyataan “kurang tertarik dengan masalah seksualitas”. Selanjutnya yang terakhir untuk seks adalah hal yang penting dapat diwakili oleh pernyataan “tanpa seks kehidupan akan terganggu” dan pernyataan “seks sudah sangat melekat dalam diri”.

7. Harapan

Harapan merupakan keinginan supaya sesuatu terjadi dan hal itu dapat menyangkut permasalahan masa depan. Setiap individu pasti memiliki harapan atas apa yang telah dilakukan atau dijalani dalam kehidupannya sehari-hari. Remaja pun juga memiliki harapan atau keinginan-keinginan yang menyangkut kehidupan seksualitas. Dalam penelitian ini, harapan remaja tersebut dapat meliputi harapan mengenai perilaku seksualnya saat ini dan harapan mengenai tipe pasangannya di

masa mendatang. Harapan mengenai perilaku seksual remaja tersebut dapat meliputi keinginan untuk menghentikan perilaku seksual yang pernah dilakukan, tetap melakukan bentuk-bentuk perilaku seksual yang disenangi, berhenti melakukan perilaku seksual saat ini dan menikah dengan pasangan, ataupun ingin menikah terlebih dahulu baru kemudian melakukan berbagai macam bentuk perilaku seksual dengan pasangan resminya. Sedangkan harapan remaja mengenai tipe pasangannya meliputi keinginan untuk memiliki pasangan yang gairah seksualnya normal, memiliki pasangan yang gairah seksualnya rendah, ataupun keinginan memiliki pasangan

yang

gairah seksualnya tinggi.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei. Populasi penelitian adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya tahun angkatan 2011, 2012, dan 2013 yang berjumlah 2132. sampel yang diambil dengan tingkat kesalahan 5% berdasarkan tabel Issaac dan Michael berjumlah 301 mahasiswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN .

1. Bentuk perilaku seksual

Bentuk perilaku seksual mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya meliputi persentase distribusi mahasiswa yang melakukan berbagai bentuk perilaku seksual yang terdiri dari berpegangan tangan, berpelukan, berciuman, meraba bagian tubuh yang sensitif, petting, oral seks, hubungan seksual, dan penyimpangan seksual. Bentuk perilaku seksual mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya akan dijabarkan dalam diagram sebagai berikut

Diagram 4.1 Bentuk perilaku seksual

(5)

Diagram 4.1 menunjukkan data tentang bentuk perilaku seksual yang pernah dilakukan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya. Tabel memperlihatkan bahwa dari total sampel 301 mahasiswa yang menjadi subjek penelitian, diketahui sejumlah 268 mahasiswa (89%) pernah berpegangan tangan, 221 mahasiswa (73%) pernah berpelukan, 227 mahasiswa (75%) pernah berciuman, 89 mahasiswa (30%) pernah meraba bagian tubuh yang sensitif, 64 mahasiswa (21%) pernah melakukan petting, 74 mahasiswa (25%) pernah melakukan oral seks, 59 mahasiswa (20%) pernah melakukan hubungan seksual, dan 37 mahasiswa (12%) pernah melakukan penyimpangan seksual.

2. Faktor-Faktor Penyebab Mendorong Melakukan Perilaku Seksual

Faktor penyebab yang mendorong mahasiswa untuk melakukan perilaku seksualnya secara garis besar ada dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu, sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri individu. Faktor internal yang mempengaruhi mahasiswa melakukan perilaku seksual yaitu 41% mahasiswa terdorong untuk melakukan hubungan seksual dengan pasangan dan 50% mahasiswa berimajinasi melakukan hubungan seksual.

Untuk faktor eksternal yang mempengaruhi mahasiswa melakukan perilaku seksual yaitu 53% mahasiswa mengakses situs yang berbau seksual dari internet dan 28% mahasiswa melakukan perilaku seksual karena salah pergaulan.

3. Dampak Setelah Melakukan Perilaku Seksual Dampak yang dapat ditimbulkan dari perilaku seksual dapat berupa dampak fisik, dampak psikologis, dan dampak sosial. Berdasarkan hasil angket terhadap 301 mahasiswa, dampak fisik yang dirasakan setelah melakukan perilaku seksual yaitu 42% mahasiswa melakukan onani (untuk laki-laki) dan masturbasi (untuk perempuan) ketika kesenangan atau kebutuhan seksual mereka tidak terpenuhi dan 14% mahasiswa mengalami cidera fisik setelah melakukan perilaku seksual. Kemudian dampak psikologis yang dirasakan mahasiswa, 46% mahasiswa merasa cemas dan takut setelah melakukan perilaku seksual, dan 63% dibayangi peasaan berdosa ketika melakukan perilaku seksual. Selanjutnya, dampak sosial yang dirasakan mahasiswa, 27% mahasiswa merasa lebih gaul dengan melakukan perilaku seksual dan 28% mahasiswa merasa dikucilkan ketika melakukan perilaku seksual.

4. Persepsi Terhadap Seks

Setiap individu memiliki persepsi masing-masing terhadap seks. Berdasarkan hasil angket

terhadap 301 mahasiswa mengenai pernyataan yang diajukan tentang persepsi terhadap seks terdapat tiga persepsi, yaitu seks hal yang tabu, seks hal yang biasa, dan seks hal yang penting. Untuk persepsi seks hal yang tabu, yaitu mahasiswa yang menyatakan kurang mengetahui hal-hal tentang seksualitas sejumlah 229 orang (76%) dan mahasiswa memandang seks bagian yang kurang penting bagi kehidupan mereka saat ini sejumlah 233 orang (77%). Untuk persepsi seks hal yang biasa, yaitu mahasiswa yang menyatakan kurang tertarik dengan masalah seksualitas sejumlah 240 orang (80%). Untuk persepsi seks hal yang penting, yaitu mahasiswa yang memandang jika tanpa seks kehidupan mereka terganggu sejumlah 81 orang (27%) dan mahasiswa yang memandang seks sudah sangat melekat dalam diri mereka sejumlah 100 orang (33%).

5. Lokasi Untuk Melakukan Perilaku Seksual Lokasi yang digunakan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya untuk melakukan perilaku seksual yaitu 9% mahasiswa melakukan perilaku seksual di lokasi kampus, 43% mahasiswa melakukan perilaku seksual di kos/kontrakan, 21% mahasiswa melakukan perilaku seksual di tempat hiburan, 16% mahasiswa melakukan perilaku seksual di rumah, 20% mahasiswa melakukan perilaku seksual di bioskop, 12% mahasiswa melakukan perilaku seksual di cafe, 4% mahasiswa melakukan perilaku seksual di kantor, 8% mahasiswa melakukan perilaku seksual di mobil, 10% mahasiswa melakukan perilaku seksual di hotel, dan 11 mahasiswa (6%) melakukan perilaku seksual di tempat lain (taman, semak-semak, gang doli, warung, pinggir jalan, diskotik, kolam renang).

Forehand (dalam Sarwono, 2011:205) mengemukakan bahwa semakin tinggi tingkat pemantauan orang tua terhadap anak remajanya, semakin rendah kemungkinan perilaku menyimpang menimpa seorang remaja. Berdasarkan hasil pemaparan mengenai lokasi yang digunakan oleh mahasiswa untuk memadu kasih atau melakukan perilaku seksual tersebut, lokasi yang paling banyak digunakan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial yaitu kos atau kontrakan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Forehand, mahasiswa lebih banyak memilih kos/kontrakan sebagai tempat melakukan perilaku seksual dapat dikarenakan pada tempat tersebut mahasiswa bebas dan lebih aman melakukan apa yang ingin mereka lakukan tanpa takut terpantau oleh orang tua mereka yang selama ini pada jenjang-jenjang pendidikan sebelumnya selalu mengawasi mereka setiap saat.

6. Harapan Mahasiswa Mengenai Perilaku Seksual Setiap individu dalam melakukan sesuatu pasti memiliki suatu hal yang ingin dicapai, hal ini

(6)

dilakukan untuk mendapatkan penghargaan diri. Mahasiswa tentu memiliki harapan, tidak hanya berkaitan dengan perkuliahan atau akademik mereka, tetapi juga berkaitan dengan perilaku mereka termasuk didalamnya perilaku seksual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 39 mahasiswa (13%) mengharapkan ingin menghentikan perilaku seksual yang telah mereka lakukan, 37 mahasiswa (12%) ingin tetap melakukan perilaku seksual sesuai keinginan mereka, 95 mahasiswa (32%) memiliki harapan untuk bisa menghentikan perilaku seksual yang telah mereka lakukan sebelumnya dan kemudian menikah dengan pasangannya saat ini, 122 mahasiswa (41%) berharap menikah terlebih dahulu kemudian baru melakukan berbagai bentuk perilaku seksual dengan pasangan resmi mereka, dan yang terakhir terdapat 8 mahasiswa (3%) memiliki harapan atau keingin tersendiri terhadap perilaku seksualnya yaitu tetap tidak melakukan bentuk perilaku seksual apapaun demi menjaga nama baik, hanya melakukan pada saat khilaf, serta menjaga nafsu sebelum menikah.

7. Harapan di Masa Depan Mengenai Tipe Pasangan Selain harapan mengenai perilaku seksual, mahasiswa juga memiliki harapan di masa depan mengenai tipe pasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 219 mahasiswa (73%) menginginkan pasangan hidup yang gairah seksualnya normal, 10 mahasiswa (3%) menginginkan pasangan hidup yang gairah seksualnya rendah, dan 68 mahasiswa (23%) menginginkan pasangan hidup yang gairah seksualnya tinggi, serta 4 mahasiswa (1%) lainnya memiliki keinginan lain yaitu ingin menyesuaikan kondisi pasangan hidup kelak, lebih mementingkan beda jenis kelamin pasangan daripada gairah seksualnya, lebih mementingkan memiliki pasangan yang bermateri lebih dan tidak terlalu menghiraukan gairah seksual.

PENUTUP 1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian perilaku seksual remaja mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Surabaya tahun angkatan 2011, 2012, dan 2013, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa menunjukkan gambaran perilaku seksual yang bervariasi, begitu pula faktor penyebab yang mendorong mahasiswa melakukan perilaku seksual, dampak yang dirasakan setelah melakukan perilaku seksual, lokasi melakukan perilaku seksual, persepsi terhadap perilaku seksual, dan harapan masa depan mahasiswa mengenai perilaku seksual.

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

1. Sub Unit Layanan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Sosial

Sub Unit Layanan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Sosial memiliki peran yang penting dalam upaya pencegahan perilaku seksual mahasiswa melalui sosialisasi kepada mahasiswa tentang pendidikan seks agar mahasiswa terhindar dari perilaku seks pra nikah. Sosialisasi tentang pendidikan seks tersebut diantaranya dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan seminar, workshop dan diskusi secara berkala dengan melibatkan pembimbing sebaya mahasiswa. Dalam diskusi atau seminar tersebut juga diperlukan pembahasan yang komprehensif mengenai pendidikan seks bagi mahasiswa. Hal ini disebabkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial beranggapan bahwa seks merupakan hal yang tabu. Hal tersebut berbanding terbalik dengan hasil yang tinggi pada persentase melakukan bentuk-bentuk perilaku seksual, selain itu juga perlu pembahasan mengenai tanggungjawab kebebasan mahasiswa yang jauh dari orang tua agar mahasiswa tidak menyalahgunakan tempat kos untuk kegiatan berpacaran maupun seks pra nikah. Sub Unit Layanan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Sosial juga dapat bekerjasama dengan Sub Unit Layanan Bimbingan dan Konseling pada fakultas lainnya untuk membuat brosur, leaflet, ataupun poster mengenai pendidikan seksual bagi mahasiswa yang dapat dibagikan pada saat proses penerimaan mahasiswa baru. 2. Bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial

Mahasiswa hendaknya menghindarkan diri dari segala bentuk perilaku seksual, baik yang dianggap masih wajar seperti saling berpegangan tangan atau berciuman ketika berduaan dengan pasangan, karena hal tersebut dapat memicu seseorang untuk mengeksplorasi perilaku dalam bentuk-bentuk perilaku seksual yang terlewat batas seperti oral seks sampai berhubungan intim. Mahasiswa hendaknya lebih sering mengikuti kegiatan-kegiatan pendidikan seks yang diadakan pihak kampus agar lebih mengenal dampak negatif dalam pergaulan bebas. Selain itu, mahasiswa juga dapat memanfaatkan masa kebebasan jauh dari pengawasan orang tua dengan baik hanya untuk melakukan aktivitas-aktivitas positif demi menunjang keberhasilannya, serta tidak menggunakan kebebasan waktu yang dimiliki selama kuliah untuk melakukan kegiatan yang dapat merugikan diri sendiri.

(7)

3. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya lebih baik jika tidak hanya menggunakan instrumen angket dalam penelitian ini saja tetapi bisa dikombinasi dengan instrumen lain seperti instrumen wawancara. Mengingat keterbatasan hasil penelitian ini hanya diperoleh melalui angket, maka peneliti tidak bisa memperoleh informasi yang lebih mendalam mengenai bentuk perilaku seksual yang diteliti. Oleh sebab itu, dengan mengkombinasikan angket dalam penelitian ini dengan instrumen wawancara, observasi, atau instrumen lainnya maka hasil penelitian yang diperoleh lebih komprehensif.

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol.2009. Psikologi Kepribadian. Edisi Revisi. Malang: UMM Press.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Asmani, Jamal Ma’mur. 2012. Kiat Mengatasi

Kenakalan Remaja di Sekolah. Jogjakarta: BukuBiru.

Astuti, Rina.2011. Hubungan Kesadaran akan Kerentanan Diri dan Mekanisme Coping pada Perempuan Pekerja Malam di Tempat Hiburan Karaoke Wilayah Jakarta Barat,(Online): (http://journal.ui.ac.id/index.php/jki/article/view File/1087/999, diakses 25 Maret 2014)

Azwar, Saifuddin. 2011. Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Dennis, Magu dkk.2012. Sexual Risky Behaviours

among the Youth in Kenya, (Online): (www.medicinescience.org, diakses 5 Desember 2013)

Departemen Pendidikan Naional. 2008. KBBI Pusat Bahasa. Jakarta : Gramedia

Fadjrin, Suudiyah.2011.Penerapan Layanan Informasi Bimbingan Bidang Pribadi Untuk Meningkatkan Pemahaman Dampak Perilaku Seks Bebas Pada Siswa Kelas VIII SMPN 2 Sampang(Online).

(http://ejournal.unesa.ac.id/article/3536/13/art icle.pdf, diakses 6 Mei 2013)

Fernandez, Trifena.2009.Hubungan Antara Religiusitas Dengan Perilaku Seksual Remaja Yang Sedang Berpacaran, (Online), (http://eprints.unika.ac.id/2556/1/04.40.00 26_Trifena_Fernandez.pdf, diakses 6 Mei 2013)

Geldard.2012.Konseling Remaja : Intervensi Prakstis Bagi Remaja Beresiko. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Handi, Irfan.2012. Pengertian Definisi Mahasiswa Menurut Para Ahli, (Online). (http://unpaztoday.wordpress.com/akade

mik/mahasiswa/, diakses 10 November 2013)

Harris, Mark A.1994.Pornography and Premarital Sexual Activity Among LDS Teenagers,(Online):(http://contentdm.lib. byu.edu/cdm/ref/collection/MTGM/id/14 171, diakses 4 Januari 2014)

Hurlock, Elizabeth. Tanpa Tahun. Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi Ke lima. Jakarta: Erlangga.

Kartini, Kartono.2007. Psikologi Wanita Jilid 2. Cetakan Ke lima. Bandung: Mandar Maju. Kisriyati.2009.Makna Hubungan Seks dalam Pacaran

bagi Remaja di Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro.Skripsi tidak diterbitkan : Sosiologi FIS UNESA

I. KUSUMA, PARAMITA.2012. MASOKISME DAN

SADOMASOKISME SEKSUAL,(ONLINE):

(HTTP://PARAMITHA-KUSUMAWATI.BLOGSPOT.COM/2012/01/MASOKISM E-DAN-SADOMASOKISME-SEKSUAL.HTML, DIAKSES

10 OTOBER 2014)

Kopele, B. &Shumba, A.2011.Sexual Behaviours and Attitudes Towards Safer Sex of Psychology Students at a South African University Campus, (Online): (http://www.krepublishers.com/02- Journals/T-Anth/Anth-13-0-000-11-Web/Anth-13- 4-000-11-Abst-Pdf/Anth-13-4-257-11-724- Kopele-B/Anth-13-4-257-11-724-Kopele-B-Tt.pdf, diakses 15 November 2013)

Martono, Nanang.2011.Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rajawali Pers

Munawaroh, Madinatul.2011.Konstruksi Remaja SMA Se-Surabaya Tentang Seks Aman.Skripsi tidak diterbitkan :Sosiologi FIS UNESA

Musa.2013.Factors Associated With Engaging in Pre-Marital Sex Among The Students of University of

Maiduguri, (Online): (http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&es rc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CCoQ FjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.ijhssi.org%2 Fpapers%2Fv2(10)%2FVersion-1%2FE02101040049.pdf&ei=0xQNU4HIMY2 Mrge-lYCwBQ&usg=AFQjCNFHo3DxbraSNje8jLM9 RfFykNAhtQ&sig2=FTtW9UMYsP2rf0ej5FU9I w&bvm=bv.61965928,d.bmk, diakses 5 Januari 2014)

Nuryati, Siti.2013.Anak Sekolah Pekerja Seks, (Online) : (http://m.hizbut-tahrir.or.id/2013/09/24/anak-sekolah-pekerja-seks, diakses 19 Desember 2013) Prastowo, Andi. 2011. Memahahi Metode-Metode

Penelitian. Jogjakarta: Ar-rozz

Prawita, Fitri.2014. Polisi Temukan Sejumlah Kondom

di Kampus Unas,

(Online):(http://megapolitan.kompas.com/read/2 014/08/20/14432401/Polisi.Temukan.Kondom-kondom.di.Kampus.Unas, diakses 29 Agustus 2014)

(8)

Sarwono, Sarlito W. 2011. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sarwono, Sarlito W. 2012. Psikologi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Santrock, J.W. 2007. Remaja. Jilid 1. Edisi 11. Jakarta: Erlangga.

Shtarkshall, Ronny A., dkk.2008. Sexual Milestones and Factors Associated with Coitus Initiation Among Israeli High School Students, (Online): (http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&es rc=s&source=web&cd=7&cad=rja&ved=0CGA QFjAG&url=http%3A%2F%2Fwww2.kdror.co.i l%2Fshellym%2Fdror%2Fdror10%2Fdror10-kvazim%2FSexual%2520Among%2520Israeli% 2520High%2520School%2520Students-%2520.pdf&ei=JiP4UreDIonPrQeg0oGYAw&u sg=AFQjCNGhVNFCuGY4tLkdioR3Ns9sOc_A vA&sig2=6-YDgveUuk53jRZ8kUPCWQ&bvm=bv.6098367 3,d.bmk, diakses 5 Januari 2014)

Singarimbun, M & Effendi, S.1989.Metode Penelitian dan Survai. Jakarta:LP3ES.

Singgih.2012.Perilaku Seksual Remaja Kian Mengkhawatirkan, (Online): (http://www.igama.or.id, diakses 19 Desember 2013).

Suryabrata, Sumadi.2005.Metodologi Penelitian.Yogyakarta : Andi

Suryoputro, A.,dkk.2006. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seksual Remaja Di Jawa Tengah : Implikasinya Terhadap Kebijakan dan Layanan Kesehatan Seksual Dan Reproduksi (Online).

(http://repository.ui.ac.id/contents/kolek si/2/a7362c598eb4125460a36ee46447ac 07ce7397c2.pdf, diakses 6 Mei 2013) Sugiyono. 2012.Metode penelitian kuantitatif-kualitatif

R&D. Bandung:Alfabeta

Veronika, A. Hafni.2013.Maraknya Peraulan Bebas di Kalangan Pelajar, (online) : (http://hukum.kompasiana.com/2013/12/11/perga ulan-bebas-615710.html, diakses 20 Desember 2013)

Walgito, Bimo.1982.Bimbingan dan Konseling di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM

Wawan & Dewi. 2011.Teori & Pengukuran Pengetahuan,Sikap, dan Perilaku Manusia.Yogyakarta:Muha Medika

Willis, Sofyan S.2010.Remaja & Masalahnya. Bandung:Alfabeta

Winarsunu, Tulus.2009.Statistik Dalam Penelitian Psikologi Pendidikan. Malang: UMM Press Yusuf, Syamsu. 2011. Psikologi Perkembangan Anak &

Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya ________.2013.Tempat Mesum Favorit Remaja Labil

Indonesia.

(Online):(http://www.lihat.co.id/2013/03/7-tempat-mesum-favorit-para-remaja.html,

Gambar

Diagram 4.1  Bentuk perilaku seksual

Referensi

Dokumen terkait

Dalam sistem ini digunakan metode forward chaining untuk mengklasifikasikan ciri-ciri garam yaitu warna garam, rasa garam dan bentuk garam yang di- input -kan

Dari Gambar 3 dapat dilihat hasil uji GC- MS biodiesel dengan katalis 10% pada perbandingan molar 1:5 maka didapatkan data yang disajikan pada Tabel 3.. GC-MS biodiesel

Hasil dari analisis data menunjukkan bahwa kelompok SNKEER dosis (25, 50, 100 mg/kgBB) dapat berpengaruh signifikan terhadap perbaikan profil lipid terutama

Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: bahwa dengan metode team games tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar pendidikan Agama Islam pada

Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli, maka saya simpulkan bahwa perpindahan merek (brand switching) merupakan perpidahan merek yang dilakukan oleh konsumen

Foto diatas diambil oleh seorang mahasiswa Universitas Negeri Medan bernama Melissa Citrawati yang berumur 20 tahun pada tanggal 11 September 2011 pada pelaksanaan tradisi Tedak

Sistem peringatan dini merupakan inte- grasi dari informasi pelayaran, gelombang, dan angin dalam suatu sistem informasi geografis yang dapat memantau keberadaan kapal

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimanakah tindak tutur guru dan siswa pada pembelajaran khususnya tindak ilokusi asertif, direktif, ekspresif,