HUBUNGAN ANTARA PEMBERDAYAAN PSIKOLOGIS DENGAN KEPUASAN KERJA PADA
PERAWAT RUMAH SAKIT X SURABAYA
Lidya Siti Nuraini
Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, UNESA, email: lidyanuraini@mhs.unesa.ac.id
Umi Anugerah Izzati
Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, UNESA, email: umianugerah@unesa.ac.id
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pemberdayaan psikologis dengan
kepuasan kerja pada perawat rumah sakit X surabaya. Metode penelitian ini menggunakan penelitian
kuantitatif dengan subyek berjumlah 120 perawat sebagai subjek penelitian. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah skala pemberdayaan psikologis dan kepuasan kerja. Teknik analisa data dalam
penelitian ini menggunakan korelasi product moment dengan bantuan SPSS 24.00 for windows dan untuk
mencari hubungan antara dua variabel. Hasil analisis data antara kepuasan kerja dengan pemberdayaan
psikologis menunjukan koefisien korelasi sebesar 0,794 (r = 0,794) dengan nilai signifikan sebesar 0,000
(p = 0,000) artinya ada hubungan antara pemberdayaan psikologis dengan kepuasan kerja.
Kata kunci
:
pemberdayaan psikologi, kepuasan kerja, dan perawat
Abstract
The purpose of this study was to determine the relationship between psychological empowerment and job
satisfaction in nurses at X Surabaya hospital. This research method uses quantitative research with a total
of 120 nurses as research subjects. The instrument used in this study was a scale of psychological
empowerment and job satisfaction. Data analysis techniques in this study used product moment
correlation with the help of SPSS 24.00 for windows and to find the relationship between the two
variables. The results of data analysis between job satisfaction with psychological empowerment show a
correlation coefficient of 0.794 (r = 0.794) with a significant value of 0,000 (p = 0,000) meaning that
there is a relationship between psychological empowerment and job satisfaction.
Keywords: psychological empowerment, job satisfaction, and nurses
PENDAHULUAN
Sumber daya manusia merupakan aspek paling
berpengaruh dalam suatu organisasi. Menurut Handoko
(2014) sumber daya manusia adalah satuan tenaga
organisasi yang berperan penting bagi pencapaian tujuan
organisasi, dan pemanfaatan berbagai fungsi dan kegiatan
personalia untuk menjamin bahwa sumber daya manusia
tersebut digunakan secara efektif serta bijaksana agar
bermanfaat bagi individu dan organisasi. Salah satu
sumber daya manusia yang bekerja di rumah sakit adalah
perawat. Menurut Arifiani dkk (2016) perawat merupakan
seseorang
yang
melakukan
pekerjaan
melayani
masyarakat dalam hal kesehatan dan memiliki keterkaitan
dengan
perilaku-perilaku
sosial
perilaku
yang
dimunculkan bisa bersifat sukarela maupun tuntutan tugas
yang wajib dilakukan yang diberikan oleh pimpinan.
Perawat di rumah sakit merupakan salah satu sumber
daya manusia yang berperan penting dalam proses
pelayanan pada pasien. Pentingnya para perawat dalam
memberikan pelayanan maka pihak manajemen Rumah
Sakit perlu memperhatikan kenyamanan dalam hal
kepuasan kerja pada perawat.
Menurut Wolo dkk (2015) kepuasan kerja pada
perawat akan menjadikan pelayanan medis yang diberikan
oleh perawat itu menjadi lebih baik dan positif, sehingga
perawat akan mendapatkan penilaian yang baik.
Sementara itu Robbins (2013) mengungkapkan kepuasan
kerja merupakan suatu perasaan positif tentang pekerjaan
seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi
karakteristiknya. Menurut Hoppeck (2010) kepuasan
kerja merupakan penilaian dari pekerja yaitu seberapa
jauh
pekerjaanya
secara
keseluruhan
memuaskan
kebutuhannya. Kebutuhannya dalam hal ini bukan hanya
berupa kebutuhan material, melainkan juga meliputi
kebutuhan sosial. Kepuasan kerja ditunjukkan dengan
kepuasan akan gaji, promosi, supervisi, tunjangan
tambahan, penghargaan , prosedur, rekan kerja, pekerjaan
itu sendiri, dan komunikasi (Spector, 1997). Hal ini
diungkapkan Hurriyati (2017) mengungkapkan bahwa
ciri-ciri karyawan yang memiliki kepuasan kerja adalah
mempunyai motivasi tinggi untuk bekerja dan merasa
senang melakukan tugas dalam pekerjaanya, yaitu dengan
datang tepat waktu, tidak terlambat dan melaksanakan
apel pagi dan setelah itu melaksanakan tugas disatuannya
masing-masing.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka peneliti
melakukan studi pendahuluan di salah satu Rumah Sakit
X di Surabaya. Berdasarkan studi pendahuluan yang
dilakukan
peneliti
dengan
menggunakan
metode
wawancara, Berdasarkan studi pendahuluan yang telah
dilakukan
peneliti
dengan
menggunakan
metode
wawancara kepada satu orang HRD rumah sakit X
Surabaya dan lima orang perawat rawat inap Rumah
Sakit X Surabaya. Perawat selalu datang tepat waktu
sesuai dengan gilirannya dan perawat selalu bekerja
dengan tanggung jawab sesuai dengan bagian-bagiannya
serta perawat selalu ramah dengan
pengunjung-pengunjung di rumah sakit X Surabaya. Perawat selalu
menaati peraturan yang ditentukan oleh rumah sakit.
Perawat di rumah sakit X Surabaya dalam
pekerjaanya sudah ditentukan dengan tugas pokok dan
fungsi dan ada dua bagian di ruang rawat inap ada katim,
perawat pelaksana. Selanjutnya untuk kepala tim bertugas
di ruangan rawat inap dan untuk perawat pelaksana lebih
ke tindakan pasien dan untuk yang bertanggung jawab
pada di setiap ruangan rawat inap adalah katim.
Kepuasan terhadap pekerjaan ini ditunjukan oleh
perilaku perawat yang datang tepat waktu sesuai dengan
jadwal shifnya,perawat tidak malu untuk saling bertanya
kepada kepala katimnya ataupun dengan rekan kerjanya
dan
bertukar
ilmu
untuk
mengembangkan
kemampuannya, selalu menaati SOP rumah sakit, dan
mayoritas ingin berkarir lama di rumah sakit “X” di
Surabaya ini. Perawat yang memiliki kepuasan kerja
yang baik adalah yang pertama membuat pekerjaan
menjadi menyenangkan, yang kedua memiliki gaji,
tunjangan dan kesempatan promosi yang adil, yang
ketiga menyesuaikan orang dengan pekerjaan yang sesuai
dengan minat dan keahlian mereka, yang ke empat
merancang pekerjaan agar menarik dan menyenangkan.
Di rumah sakit X Surabaya bahwa para perawat
memiliki kepuasan kerja yang baik karena pada saat
peneliti melakukan wawancara dengan perawat tersebut
bahwa dilihat kepuasan mereka adalah dengan
rekan-rekan kerja baik. Untuk pekerjaanya sesuai tingkat atau
tugas yang diberikan, dan pencapaian yang didapat
adalah puas pada perawat tersebut dan di rumah sakit X
setiap tahun akan memberikan reward kepada perawat
seperti umroh, naik haji atau biaya studi mereka.
Fenomena di rumah sakit X pada perawat dibagian rawat
inap masa kerja 2 tahun tersebut sangat senang dengan
pekerjaanya dan dilihat dari perilakunya bahwa perawat
tersebut mempunyai perilaku yang baik dengan atasannya
dan rekan kerjanya. Para perawat di rumah sakit X
Surabaya
.
Hasil nya menunjukkan bahwa perawat
memiliki kepuasan kerja, misalnya mempunyai motivasi
yang tinggi dalam bekerja, senang melakukan tugas
dalam pekerjaannya, dan perawat selalu datang tepat
waktu dan tidak terlambat dalam melaksanakan apel pagi.
Dampak kepuasan kerja menurut Kaswan (2017)
kepuasan kerja menjadi sikap kerja yang positif,
menurunkan
konflik,
kepuasan
hidup,
kepuasan
pelanggan, dan menurunkan pergantian pegawai. dampak
kepuasan kerja pada perawat di rumah sakit X Surabaya
adalah perawat mendapatkan reward seperti umroh, atau
biaya studi untuk mereka yang ingin bersekolah lagi.
Menurut Syafrina (2018) ada dua faktor yang
mempengaruhi kepuasan kerja, faktor yang ada pada diri
karyawan meliputi kecerdasan, kecakapan khusus, umur,
jenis kelamin, kondisi fisik, pendidikan, pengalaman
kerja, masa kerja, kepribadian, emosi, cara berpikir,
persepsi dan sikap kerja dan faktor pekerjaannya meliputi
jenis pekerjaan, struktur pekerjaan, pangkat, kedudukan,
mutu pengawasan, jaminan finansial, kesempatan promosi
jabatan, interaksi sosial dan hubungan kerja. Sementara
itu Debora (2016) menyatakan bahwa kepuasan kerja
dapat dipengaruh oleh pemberdayaan psikologis.
Menurut Spreitzer, Kiziloz, dan Nasson (1997)
berpendapat bahwa makna pemberdayaan psikologis itu
penting untuk kepuasan kerja, sebagai individu hanya
dapat memperoleh kepuasan dari pekerjaanya ketika
terlibat dalam pekerjaan yang berarti. Individu akan
mendapatkan
kepuasan
dalam
pekerjaannya
jika
pemberdayaan psikologisnya tercapai. Spreitzer (dalam
Jeanne & Theron, 2010) mendefinisikan pemberdayaan
psikologis
sebagai pengalaman motivasi instrinsik dalam
menyelesaikan tugas yang didasarkan pada kognisi dalam
dirinya yang berkaitan dengan peran pekerjaanya. Seibert
(2004) menjelaskan bahwa kepuasan kerja terbukti
menjadi hasil penting dari psikologis pemberdayaan.
Pemberdayaan psikologis yang dirasakan oleh perawat
adalah menyukai pekerjaannya dan telah sesuai dengan
keterampilan yang dimiliki sesuai bidangnya, dan untuk
motivasinya pada perawat sangat mendukung dalam
pekerjaanya. Kepuasan yang dimiliki perawat adalah
bahwa perawat di rumah sakit X sangat mendukung
dengan kompetensi dalam bekerja.
Konzakh, Stelly, dan Trusty (2000) menyatakan
pemberdayaan psikologis digambarkan sebagai proses
meningkatkan perasaan kepercayaan diri di antara anggota
organisasi. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti
tertarik
untuk
mengetahui
hubungan
antara
pemberdayaan psikologis dengan kepuasan kerja pada
perawat di Rumah Sakit Umum X Surabaya.
METODE
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Penelitian
ini menggunakan pendekatan kuantitatif, seperti yang
dijelaskan oleh Arikunto (2013), bahwa penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka,
mulai dari pengumpulan data, penafsiran data yang
diperoleh serta penampilan dari hasilnya. Penelitian
dengan metode kuantitatif dapat menekankan analisis
pada data-data numerikal dan pada umumnya penelitian
kuantitatif merupakan penelitian dengan sampel besar
(Azwar, 2015). Penelitian ini menggunakan analisis
korelasional yang digunakan untuk mengetahui hubungan
antara pemberdayaan psikologis dengan kepuasan kerja.
Dan teknik analisis yang digunakan berguna untuk
mengetahui seberapa besar hubungan variabel bebas
terhadap variabel terikat. Subyek dalam penelitian ini
berjumlah 120 perawat.
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian
ini adalah uji korelasi product moment, dimana teknik
tersebut digunakan untuk mengetahui hubungan pada dua
variabel yakni kepuasan kerja dan pemberdayaan
psikologis. Persyaratan analisis statistik parametik, uji
asumsi yang meliputi uji normalitas yang menggunakan
test of normality Kolmoogrov-Smirnov
dan uji linearitas
yang menggunakan
test for linearity dengan taraf
signifikansi (p<0,05), dan uji hipotesis dengan teknik
korelasi product moment. Keseluruhan teknik analisis data
dilakukan bantuan SPSS 24.00 for windows
HASIL PENELITIAN
Peneliti melakukan scoring dan pengolahan data terhadap
kedua scala yang telah dibagikan kepada subyek
penelitian. Selanjutnya dicari nilai rata-rata (mean),
standar deviasi, nilai minimum dan maksimum yang
diperoleh dengan bantuan SPSS 24.0 for windows.
1.
Hasil Uji Asumsi
a.
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah
variabel pemberdayaan psikologis dan variabel kepuasan
kerja yang diteliti berdistribusi normal atau tidak.
Pengujian
normalitas
data
pada
penelitian
ini
menggunakan Kolmogrov-Smirnov dengan bantuan
SPSS 24.0 for windows. Bila nilai signifikan lebih dari
0,05 (p > 0,05), maka sebaran data dapat dikatakan
berdistribusi normal , begitupun sebaliknya, apabila nilai
signifikansinya kurang dari 0,05 (p <0,05) sebaran data
dikatakan tidak berdistribusi normal (Siregar, 2013)
Berdasarkan penelitian bahwa nilai signifikansi
variabel pemberdayaan psikologis sebesar p=0,135 (p >
0,05) dan nilai signifikansi untuk variabel kepuasan kerja
p=0,093 (p > 0,05). Hasil tersebut dapat diinterpretasikan
bahwa kedua variabel tersebut memiliki data yang
berdistribusi normal dengan nilai signifikansinnya lebih
dari 0,05 (p > 0,05).
b.
Uji Linearitas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah
variabel pemberdayaan psikologis dengan variabel
kepuasan kerja mempunyai hubungan linier atau secara
signifikan. Data tersebut diuji menggunakan Test for
linearity dengan bantuan SPSS 24.0 For windows.
Kriteria dalam menguji lineritas menurut Siregar (2013)
yaitu data dapat dikatakan linear apabila linearity
memiliki nilai signifikan kurang dari 0,05 atau p < 0,05.
Berdasarkan penelitian bahwa nilai signifikansi
variabel pemberdayaan psikologis dengan kepuasan kerja
sebesar 0,000, dapat diartikan bahwa nilai signifikansi
tersebut kurang dari 0,05 (p < 0,05), dan diinterpretasikan
bahwa variabel pemberdayaan psikologis dengan
kepuasan kerja adalah linier.
2.
Hasil Uji Hipotesis
Berdasarkan
rumusan
masalah
dan
pembahasan
mengenai aspek-aspek yang dimuat dalam penelitian ini,
maka pernyataan hipotesis yang akan dibuktikan adalah
“adanya hubungan antara pemberdayaan psikologis
dengan kepuasan kerja pada perawat rumah sakit X
surabaya”. Uji hipotesis pada penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan teknik korelasi product moment
dan
penghitungan
korelasi
product
moment
menggunakan bantuan program SPSS (statistical Product
and Service Solution) 24.0 for windows.
Taraf signifikansi (tingkat kesalahan ) yang
digunakan sebesar 5%, hubungan antar variabel akan
dinyatakan signifikan apabila nilai signifikan kurang dari
0,05 (p < 0,05, sebaliknya apabila nilai signifikan lebih
dari 0,05 (p > 0,05) maka hubungan antar variabel
dinyatakan tidak signifikan (Sugiyono, 2012). Memberi
interpretasi terhadap kuatnya hubungan antara dua
variabel, maka dapat digunakan pedoman seperti yang
tertera dalam tabel berikut (Sugiyono, 2012):
Hasil korelasi
product moment dalam uji hipotesis
sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Uji Hipotesis
Pemberdayaan psikologis Kepuasan kerja Pemberdayaan psikologis Pearson correlation 1 ,794** Sig. (2-tailed) ,000 N 120 120Kepuasan kerja Pearson correlation ,794** 1 Sig. (2-tailed) ,000 N 120 120
**.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).