• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN AKUNTANSI ASET BERDASARKAN SAP NO.7 TAHUN 2010 UNTUK OPTIMALISASI ADMINISTRASI KELENGKAPAN ASET PADA PEMERINTAH DAERAH (Studi Aset Tetap di BPKAD Kota Sleman Yogyakarta)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN AKUNTANSI ASET BERDASARKAN SAP NO.7 TAHUN 2010 UNTUK OPTIMALISASI ADMINISTRASI KELENGKAPAN ASET PADA PEMERINTAH DAERAH (Studi Aset Tetap di BPKAD Kota Sleman Yogyakarta)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN AKUNTANSI ASET BERDASARKAN SAP NO.7 TAHUN 2010 UNTUK OPTIMALISASI ADMINISTRASI KELENGKAPAN ASET

PADA PEMERINTAH DAERAH

(Studi Aset Tetap di BPKAD Kota Sleman Yogyakarta) Widya aldionita

(widyaaldionita@gmail.com)

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

ABSTRACT

This study aims to answer whether the application of the accounting for these assets based on Governmental Accounting Standard No.7 of 2010 can help administrative optimization of the completeness of the asset itself.

In collecting the data, the technique used is interview and documentation. The type of data used are primary and secondary data while in analyzing the data, the technique used is a descriptive quantitative method, an analysis method on statistical data which then be interpreted in descriptive words.

The results of this study is that the report of the assets as recorded in Department of Financial and Regional Assets of Sleman Regency for the application of asset accounting based on Governmental Accounting Standard No. 7 of 2010 for the Administrative Optimization of the Completeness of Regional Government Assets is already appropriate, both in the disclosure and recognition of the assets themselves. However, on the fixed asset recognition at Department of Financial and Regional Assets of Sleman Regency, there are still unrecorded land assets due to the lack of evidence of ownership of the assets and the land assets that have not been reported, and this becomes an obstacle in carrying out records and reporting on land assets. Thus, making proof of ownership or completing the documents of the fixed assets that have not been reported can be done by reaffirming and re-checking hence the assets can be included in the proper records into reports of regional property, balance sheets, inventory items, and reports on reconciliation.

Keywords: Fixed Assets Recognition, Fixed Asset Disclosures, Governmental Accounting Standard No.7 of 2010

(2)

PENDAHULUAN

Di dalam perkembangan pemerintah untuk saat ini, aset sangat berpengaruh bagi pemerintah di dalam perkembangan operasional pemerintah itu sendiri. Menurut Widodo (2018), Kabid Aset BKAD (Badan Keuangan dan Aset Daerah) Sleman, dalam Tribun Jogja.com, menyebutkan bahwa di BKAD itu sendiri masih terdapat permasalahan yang sebagian kecil aset Pemerintah Kabupaten Sleman belum tercatat dan untuk saat ini masih dilakukan pendataan kembali, tercatat pendataan dilakukan sejak Bulan Januari 2018. Ia juga mengatakan bahwa aset-aset tersebut merupakan sebagian dari hasil hibah. Ratusan petugas dikerahkan untuk melakukan pendataan sekaligus untuk penerbitan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk gedung-gedung milik pemerintah yang belum memiliki dokumen IMB.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana penerapan akuntansi aset berdasarkan SAP No.7 Tahun 2010 untuk optimalisasi administrasi kelengkapan aset itu sendiri. Secara lebih jelas, penelitian ini bertujuan untuk menjawab apakah dengan adanya penerapan akuntansi aset ini yang berdasarkan SAP dapat membantu untuk optimalisasi administrasi kelengkapan aset itu sendiri. Maka, dengan ini, penelitian ini berjudul “Penerapan Akuntansi Aset Berdasarkan SAP

No. 7 Tahun 2010 Untuk Optimalisasi Administrasi Kelengkapan Aset Pemerintah Daerah” (Studi Aset Tetap di BKAD Kabupaten Sleman).

LANDASAN TEORI

Pengertian Aset dan Aset Tetap Pemerintah

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomer 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) No. 07, aset dalam lampiran 1.08 adalah sebagai berikut.

“Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi yang diharapkan dapat diperoleh, baik pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dengan satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.”

(3)

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomer 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) No. 07, asset tetap (fixed assets) dalam lampiran 1.08 adalah “aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau oleh masyarakat umum.” Aset tetap ini dapat berupa tanah, bangunan, area, dan sebagainya berupa fasilitas umum yang dikelola oleh pemerintah.

Klasifikasi Aset Tetap

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomer 71 Tahun 2010 dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) No. 07, klasifikasi aset tetap dalam lampiran 1.08 adalah sebagai berikut:

1. Tanah;

2. Gedung dan bangunan; 3. Peralatan dan mesin; 4. Jalan, irigasi, dan jaringan; 5. Aset tetap lainnya; dan

6. Konstruksi (sedang) dalam pengerjaan.

Cara Memperoleh Aset Tetap

Sedangkan menurut Rudianto (2012:259) dalam Sunanto (2017) “cara memperoleh asset tetap adalah dengan cara pembelian tunai, pembelian angsuran, ditukar dengan surat berharga, ditukar dengan asset tetap yang lain, dan diperoleh sebagai donasi.”

Pengakuan Aset Tetap

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomer 71 Tahun 2010 dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah ( PSAP) No. 07 Tahun 2010, dalam lampiran 1.08,aset tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh dan nilainya dapat diukur dengan handal. Untuk dapat diakui sebagai aset tetap harus dipenuhi kriteria sebagai berikut:

(4)

a. mempunyai masa manfaat 12 bulan;

b. biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;

c. tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; dan d. diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.

Pengukuran Aset Tetap

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomer 71 tahun 2010 Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) No. 07, aset tetap dalam lampiran 1.08. dinilai dengan biaya perolehan apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan, maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan. Pengukuran dapat dipertimbangkan apabila terdapat transaksi pertukaran dengan bukti pembelian aset tetap yang mengidentifikasikan biayanya. Suatu aset yang konstruksinya atau sebuah bangunan yang dibangun sendiri, maka di dalam pengukurannya dapat diandalkan atas perolehan dari transaksi pihak eksternal untuk memperoleh bahan baku, tenaga kerja, dan biaya lainnya yang berkaitan dengan konstruksi.

Penilaian Aset Tetap

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomer 71 tahun 2010 Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) 07 Aset tetap dalam lampiram 1.08. agar barang berwujud memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aset dan dikelompokkan sebagai aset tetap, maka awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan. Bila aset diperoleh dengan tanpa nilai, biaya aset tersebut adalah sebesar nilai wajar pada saat aset tersebut diperoleh. Suatu aset mungkin diterima pemerintah sebagai hadiah atau donasi tanpa nilai Dengan ini, barang berwujud untuk dapat diakui sebagai aset harus diukur terlebih dahulu berdasarkan biaya perolehan, apabila ada suatu aset tidak memiliki nilai maka biaya aset tersebut harus didasarkan oleh nilai wajar saat perolehan aset tersebut.

Pengungkapan Aset Tetap

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomer 71 tahun 2010 Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) No. 07, aset tetap dalam lampiran

(5)

1.08., laporan keuangan harus mengungkapkan untuk masing-masing jenis aset tetap sebagai berikut.

1. dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat (carryng amount);

2. rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode; dan 3. informasi penyusutan.

Optimalisasi Aset Daerah

Siregar (2004:520) menyatakan bahwa studi optimalisasi aset pemerintah daerah dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

1. Identifikasi aset-aset pemerintah daerah yang ada; 2. Pengembangan data base aset pemerintah daerah,;

3. Studi untuk menentukan pemanfaatan aset dengan nilai terbaik atas aset-aset pemerintah daerah dan memberikan hasil dan laporan kegiatan baik dalam bentuk data-data terkini maupun dalam bentuk rekomendasi; dan

4. Pengembangan strategi optimalisasi aset-aset milik pemerintah daerah.

Administrasi Aset Daerah

Menurut M.Yusuf (2013:27) secara fisik, aset yang dibeli perlu dikelola dengan baik. pemerintah membutuhkan perangkat administrasi yang memadai, bahkan harus serba otomastis, agar aset yang dibeli menjadi terjaga dan dapat dikendalikan

Penelitian Terdahulu

Sunanto (2017) melakukan penelitian mengenai Analisis Akuntansi Aset Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah Nomer 07 Tahun 2010 Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Banyuasin. Di dalam penelitiannya, berdasarkan pengakuannya, aset sudah diakui sesuai SAP. Hanya saja, di dalam pengakuan aset tetap terdapat aset tetap tanah yang belum memiliki bukti kepemilikan yang lengkap sehingga diharapkan agar aset tersebut dibuat hak kepemilikan atau bukti serah terima sebagai dasar bukti yang lengkap sehingga nantinya dapat dicantumkan kedalam neraca dan kedalam daftar barang milik daerah.

(6)

METODE PENELITIAN Jenis Data

Menurut Sugiyono (2014:193) pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara :

a. Jenis data primer b. Jenis data sekunder

Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menurut Sanusi (2014:105) berupa wawancara, kuesioner, observasi, dan dokumentasi. Metode pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian ini adalah dengan melakukan studi lapangan, yang diantaranya:

a. Wawancara. b. Dokumentasi

Analisis Data

Menurut Indrawan dan Yuniawati (2014:56) data deskriptif pada umumnya dikumpulkan berdasarkan melalui daftar pertanyaan dan survey, wawancara, ataupun observasi. Berdasarkan penelitian yang akan dikembangkan menggunakan analisis data yang bersifat :

a. Deskriptif b. Kuantitatif

Penelitian ini, dengan pendekatan kuantitatif yang bersifat deskriptif merupakan metode penelitian yang menjelaskan fenomena mendalam dalam pengumpulan data. Di dalam penelitian, metode deskriptif merupakan model penelitian yang hanya mendeskripsifkan dari hasil penelitian yang didapat.

(7)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang di dapat Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sleman telah mengacu pada dasar teori yang telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah No.7 Tahun 2010 tentang Akuntansi Aset Tetap yang merupakan acuan dalam penatausahaan aset, terutama aset tetap yang penatausahaan akuntansi telah berbasis akrual dan telah di atur atau kewajiban yang dinyatakan dalam Peraturan Mentri Dalam Negeri No. 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Barang Milik Daerah. Adapun penjelasan dari penelitian ini dapat diuraikan dengan tabel sebagai alat perbandingan apakah sudah sesuai dengan akuntansi aset tetap yang berdasarkan Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 di dalam Peryataan Standar Akuntansi Pemerintah No.7 Tahun 2010 tentang Akuntansi Aset Tetap dan Peraturan Pemerintah Dalam Negeri No.19 Tahun 2016 tentang Pedoman Barang Milik Daerah dengan sebuah kebijakan yang telah ditetapkan oleh Badan Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Sleman. Bahwasanya telah dinyatakan oleh Ibu Fana dalam wawancara, ia menyatakan bahwa:

“oh... iya jelas sudah sesuai dengan SAP, itukan a... amanat ya..” dan “kalau amanatkan harus dilakukan sudah ada di Pemendagri sudah ada peraturan mentrinya kemudian diamanatkan ke seluruh daerah, dan itu sudah harus dilakukan, itu sejak penerapan SAP yang nomer peraturan nomer tujuh, dua ribu sepuluh sudah diperlakukan sejak tahun dua ribu lima belas kalau tidak salah, dua ribu lima belas seiring dengan peruntukan untuk penerapan akrual besis itu.”

Adapun tabel yang akan digunakan sebagai alat untuk perbandingan apakah aset tetap pada BKAD ( Badan Keuangan dan Aset Daerah) Kabupaten Sleman telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah No. 7 Tahun 2010 tentan Akuntansi Aset Tetap dan Peraturan Pemerintah Dalam Negeri No 19 Tahun 2016 tentang Pedoman Barang Milik Daerah, yang diantaranya :

(8)

Tabel 4.1

KERTAS KERJA PERBANDINGAN

No. Uraian pp. No.71 Tahun 2010 dalam PSAP. No.07 Tahun 2010 tentang aset tetap

Pemendagri. No. 19 tahun 2016 pedoman

pengelolaan BMD

Praktek akuntansi aset tetap pada BKAD Kabupaten Sleman Keterangan (sesuai / tidak sesuai) 1. Pengakuan aset tetap (sesuatu transaksi aset tetap yang diakui dan dicatat ) Mempunyai masa manfaat 12 bulan Pembukaan pada pasal 474 dan pasal 475

Berdasarkan Clak BKAD untuk aset diakui apabila mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan, pada prakteknya ada aset tetap tanah yang belum memili bukti kepemilikan dan belum terlaporkan. Belum sesuai Biaya perolehan diukur dengan handal

aset tetap diakui dengan handal saat telah memiliki bukti kepemilikan yang lengkap (tercatat pada berita acara) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasional pemerintah

Di BKAD aset tetap digunakan dan dioperasikan untuk keperluan operasional bukan untuk dijual belikan.

Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan

Aset tetap pada BKAD Sleman pada hakekatnya di bangun dan digunakan untuk operasional pemerintah. 2. Pengungkapan aset tetap Laporan yang harus dilaporkan/ diungkapkan dari semua aset tetap

Pelaporan pada pasal 478

Dasar penilain yang digunakan untuk penentuan nilai dasar, nilai dasar tersebut merupakan

(9)

Pengakuan aset tetap pada Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sleman

Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kabupaten Sleman bahwa, aset tetap dapat diakui aset tersebut peroleh atau diserahkan hak kepemilikannya dan pada saat penguasaannya berpindah, maka dari itu untuk pengakuannya dapat didukung dengan berita acara serah terima atau suatu dokumen sebagai penunjang bukti atas kepemilikan aset tersebut.

Adapun daftar asset tetap berdasarkan pada Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK) periode 2017 yang dicatat oleh Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sleman terdiri dari: Tanah, Peralatan dan Mesin, Gedung dan bangunan, Jalan,Irigasi, dan Jaringan, aset Tetap lainnya, dan konstruksi dalam pekerjaan sebagai berikut:

Tabel 4.2

Daftar Aset Tetap Tanah Dalam Kartu Inventaris Barang No Kode Tahun Nama Aset Asal Usul

Aset

Kriteria Aset Harga Keterangan

1 - - - - atas dasar penilaian yang digunakan dan dicatat didalam laporan rekonsiliasi, neraca, dll.

informasi dalam melakkan pencatatan dan pelaporan aset tetap tersebut.

Sumber: Data Diolah oleh peneliti berdasarkan kartu inventaris barang

(10)

Tabel 4.3

Daftar Aset Tetap Peralatan dan Mesin Dalam Kartu Inventaris Barang No Kode Tahun Nama Aset Asal Usul

Aset Kriteria Aset Harga Keterangan 1 2.3.1.1 .4 1992-12-31 Kendaraan dinas bermotor lain-lain

Pembelian Berwujud 38.150.000,00 Kijang

2 2.3.1.1 .4 1995-12-31 Kendaraan dinas bermotor lain-lain

Pembelian Berwujud 90.000.000,00 MITSUBHITS I 3 2.3.1.1 .4 1996-12-31 Kendaraan dinas bermotor lain-lain

Pembelian Berwujud 22.000.000,00 PICK UP

4 2.3.1.5 .1

1997-12-31

Sepeda Motor Pembelian Berwujud 6.500.000,00 YAMAHA

5 2.3.1.5 .1

1998-12-31

Sepeda Motor Pembelian Berwujud 3.500.000,00 Suzuki A 100

6 2.3.1.1 .3

1999-12-31

Sepeda Wagon Pembelian Berwujud 46.500.000,00 Mitsubhitsi Colt T 7 2.3.1.5

.1

2002-12-31

Sepeda Motor Pembelian Berwujud 9.550.000,00 Honda Supra

8 2.3.1.5 .1

2002-12-31

Sepeda Motor Pembelian Berwujud 9.550000,00 Honda Supra

9 2.3.1.5 .1

2002-12-31

Sepeda Motor Pembelian Berwujud 9.550000,00 HONDA

10 2.3.1.5 .1

2002-12-31

Sepeda Motor Pembelian Berwujud 9.550.000,00 HONDA

11 2.3.1.1 .4 2003-12-31 Kendaraan dinas bermotor lain-lain

Pembelian Berwujud 104.000.000,00 MITSUBHITS I

12 2.3.1.5 .1

2003-12-31

Sepeda Motor Pembelian Berwujud 9.825.000,00 Honda Supra Fit

13 2.3.1.5 .1

2004-12-31

Sepeda Motor Pembelian Berwujud 9.825.000,00 Honda Kirana

14 2.3.1.5 .1

2004-12-31

(11)

15 2.3.1.5 .1

2004-12-31

Sepeda Motor Pembelian Berwujud 9.825.000,00 HONDA

16 2.3.1.5 .1

2007-12-31

Sepeda Motor Pembelian Berwujud 10.610.000,00 Honda NF

17 2.3.1.1 .3

2008-12-31

Staion Wagon Pembelian Berwujud 151.000.000,00 Toyota Rush

18 2.3.1.1 .4 2008-12-31 Kendaraan dinas bermotor lain-lain

Pembelian Berwujud 104.000.000,00 Isuzu Panther

19 2.3.1.1 .4 2008-12-31 Kendaraan dinas bermotor lain-lain

Pembelian Berwujud 163.000.000,00 Toyota Innova

20 2.3.1.5 .1

2008-12-31

Sepeda Motor Pembelian Berwujud 12.350.000,00 Honda Revo

21 2.3.1.5 .1

2008-12-31

Sepeda Motor Pembelian Berwujud 12.350.000,00 HONDA

22 2.3.1.5 .1

2010-07-21

Sepeda Motor Pembelian Berwujud 11.650.000,00 Suzuki New Shogun 23 2.3.1.1 .4 2010-12-31 Kendaraan dinas bermotor lain-lain

Pembelian Berwujud 149.996.000,00 Toyota avanza

24 2.3.1.5 .1

2010-12-31

Sepeda Motor Pembelian Berwujud 11.850.000,00 SUZUKI

25 2.3.2.2 .1

2010-12-31

Sepeda Pembelian Berwujud 3.370.000,00 /

26 2.3.1.1 .4 2012-12-31 Kendaraan dinas bermotor lain-lain

Pembelian Berwujud 98.000.000,00 Suzuki mega carn 27 2.3.1.1 .4 2012-12-31 Kendaraan dinas bermotor lain-lain

Pembelian Berwujud 148.000.000,00 AVANZA

28 2.3.1.5 .1

2012-12-31

Sepeda Motor Pembelian Berwujud 13.750.000,00 SUZUKI

29 2.3.1.1 .3

2013-12-31

Staion Wagon Pembelian Berwujud 148.400.000,00 TOYOTA

30 2.3.1.1 .4 2013-12-31 Kendaraan dinas bermotor lain-lain

(12)

31 2.3.1.5 .1

2013-12-31

Sepeda Motor Pembelian Berwujud 20.800.000,00 APPKTM

32 2.3.1.5 .1

2014-12-19

Sepeda Motor Pembelian APBD

Berwujud 14.732.500,00 Honda Supra X

33 2.3.1.5 .1

2014-12-19

Sepeda Motor Pembelian APBD

Berwujud 14.732.500,00 Honda Supra X

34 2.3.1.5 .1

2014-12-19

Sepeda Motor Pembelian APBD

Berwujud 14.732.500,00 Honda Supra X

35 2.3.1.5 .1

2014-12-31

Sepeda Motor Pembelian Berwujud 14.119.000,00 Honda Supra X

36 2.3.1.5 .1

2014-12-31

Sepeda Motor Pembelian Berwujud 14.119.000,00 Honda Supra X

37 2.3.1.5 .1

2014-12-31

Sepeda Motor Pembelian Berwujud 14.119.000,00 Honda Supra X

38 2.3.1.5 .1

2014-12-31

Sepeda Motor Pembelian Berwujud 14.119.000,00 Honda Supra X

39 2.3.1.1 .3

2015-12-10

Staion Wagon Pembelian APBD

Berwujud 335.270.000,00 Toyota New Avanza 40 2.3.1.5

.1

2015-12-15

Sepeda Motor Pembelian APBD

Berwujud 30.543.000,00 Honda Supra X

41 2.3.1.2 .3

2016-07-15

Mini Bus ( Penumpang 14 0rang kebawah)

Pembelian Berwujud 166.790.000,00 Toyota Grand New Avanza 42 2.3.1.5

.1

2017-09-28

Sepeda Motor Pembelian APBD Berwujud 25.985.000,00 Yamaha/ N-Max 43 2.4.3.1 .31 2012-12-31

Digital Multimeter Pembelian Berwujud 4.485.000,00 Garmin

44 2.4.3.1 .77

2012-12-31

Alat Ukur Universal Lain-lain

Pembelian Berwujud 37.200.000,00 Leica

45 2.4.3.1 .71 2015-12-03 Global Positioning System Pembelian APBD Berwujud 39.500.000,00 GARMIN MONTERA 46 2.4.3.1 .31 2015-12-14

Digital Multimeter Pembelian APBD

Berwujud 3.740.000,00 QLDZ/ QLDZ01

(13)

47 2.4.3.1 .31

2015-12-14

Digital Multimeter Pembelian APBD Berwujud 32.010.000,00 LEICA/ D510 48 2.4.3.1 .31 2015-12-14

Digital Multimeter Pembelian Berwujud 10.670.000,00 Leica/D150

49 2.4.1.3 .5

2017-09-19

Perkakas Bengkel Lain-lain Pembelian APBD Berwujud 5.665.000,00 / 50 2.4.2.5 .1 2017-09-19

Tool kit Set Pembelian APBD

Berwujud 2.508.000,00 /

Tabel 4.4

Daftar Aset Tetap Gedung dan Bangungan Dalam Kartu Inventaris Barang No Kode Tahun Nama Aset Asal Usul

Aset Kriteria Aset Harga Keterangan 1 3.11.1. 11.1 2003-09-03

Bangunan gedung olah raga

Pembelian Berwujud 103.057.070.160,00 Stadion Maguoharjo; TKD 2 3.11.1. 1.1 2005-08-10 Bangunan gedung kantor

Pembelian Berwujud 6.085.748.700,00 GEDUNG DPKAD 3 3.11.1. 1.4 2009-12-31 Bangunan gedung kantor

Pembelian Berwujud 39.638.000,00 Sekat ruangan

4 3.11.1. 1.4 2012-12-28 Bangunan gedung kantor

Pembelian Berwujud 49.965.500,00 Tempat parker

5 3.11.1. 1.4 2012-12-28 Bangunan gedung kantor

Pembelian Berwujud 69.283.500,00 Ruang KepalaDinas 6 3.11.1. 11.1 2014-01-27 Bangunana gedung olah raga

Pembelian Berwujud 8.522.735.000,00 GEDUNG GELANGGA NG PEMUDA 7 3.11.1. 1.4 2014-12-31 Bangunan gedung kantor

Pembelian Berwujud 30.800.800,00 Sekat ruang rapat Sumber: Data Diolah oleh peneliti berdasarkan

(14)

8 3.11.1. 11.1

2014-12-31

Bangunan gedung olah raga - Berwujud 706.269.000,00 LAPANGAN TENES TRIDADI 9 3.11.1. 11.1 2014-12-31

Bangunan gedung olah raga

Pembelian Berwujud 1.560.000.000,00 GOR PANGUKAN 10 3.11.1. 11.7 2014-12-31 Bangunan gedung tempat

Pembelian Berwujud 25.999.300,00 Pagar pembatas steril 11 3.11.1. 11.7 2014-12-31 Bangunan gedung tempat

Pembelian Berwujud 41.400.000,00 Ruling Tribun Kuning dan hijau 12 3.11.1. 11.7 2014-12-31 Bangunan gedung tempat

Pembelian Berwujud 191.184.818,00 Pagar stadion

13 3.11.1. 1.1 2015-10-20 Bangunan gedung kantor Pembelian APBD Berwujud 213.056.000,00 Penyempurnaa n lapangan parkir stadion 14 3.11.1. 1.1 2015-10-21 Bangunan gedung kantor Pembelian APBD Berwujud 215.086.000,00 Pasangan lampu teribun stadion 15 3.11.1. 1.1 2015-12-01 Bangunan gedung kantor Pembelian APBD Berwujud 1.223.359.000,00 Penyempurnaa n gor pemuda 16 3.11.1. 1.1 2015-12-28 Bangunan gedung kantor Pembelian APBD Berwujud 74.310.000,00 Pembuatan sumur dangkal masjid 17 3.11.1. 11.1 2015-12-31

Bangunan gedung olah raga

Pembelian Berwujud 32.734.900,00 Pembuatan tempat sampah stadion 18 3.11.1. 11.1 2015-12-31

Bangunan gedung olah raga

Pembelian Berwujud 49.852.000,00 Pembuantan papan reklame 19 3.11.1.

11.1

2015-12-31

Bangunan gedung olah raga

(15)

20 3.11.1. 11.1

2015-12-31

Bangunan gedung olah raga

Pembelian Berwujud 176.550.000,00 Pemasangan pengamanan bangunan 21 3.11.1. 1.1 2016-09-16 Bangunan gedung kantor Pembelian APBD Berwujud 192.616.000,00 Pemasangan atap kanopi stadion 22 3.11.1. 1.4 2016-11-30 Bangunan gedung kantor Pembelian APBD Berwujud 20.863.700,00 23 3.11.1. 11.7 2016-11-30 Bangunan gedung tempat Pembelian Berwujud 25.267.000,00 24 3.11.1. 11.1 2016-12-09

Bangunan gedung olah raga Pembelian APBD Berwujud 72.398.150,00 25 3.11.1. 14.1 2016-12-21 Bangunan garasi/pool permanen Pembelian APBD Berwujud 7v0.500.000,00 Garasi DPKAD 26 3.11.1. 1.1 2016-12-23 Bangunan gedung kantor Pembelian APBD Berwujud 98.197.000,00 27 3.11.1. 11.1 2016-12-25

Bangunan gedung olah raga Pembelian APBD Berwujud 71.280.000,00 Penambah listrik stamag 28 3.11.1. 1.1 2017-01-06 Bangunan gedung kantor Pembelian APBD Berwujud 37.452.800,00 Pembuatan skat ruang lantai 1 29 3.11.1. 1.1 2017-02-03 Bangunan gedung kantor Pembelian APBD Berwujud 25.913.800,00 Pembuatan skat ruang printer 30 3.11.1. 1.1 2017-05-24 Bangunan gedung kantor

Pembelian Berwujud 39.705.600,00 Ruang arsip lantai 3 31 3.11.1.

11.1

2017-07-03

Bangunan gedung olah raga

Pembelian APBD

Berwujud 68.970.000,00 Sarana olah raga (lantai kayu) 32 3.11.1. 11.1 2017-07-24

Bangunan gedung olah raga

Pembelian APBD

Berwujud 78.590.000,00 Pagar dan sarana

(16)

prasaran stadion 33 3.11.1. 2.1 2017-11-14 Bangunan gudang tertutup Pembelian APBD Berwujud 128.315.000,00 Pembayaran pemeliharaan bangunan 34 3.11.1. 11.1 2017-12-27

Bangunan gedung olah raga

Pembelian APBD

Berwujud 91.289.000,00 Teribun VIP stadion maguwoharjo 35 3.11.1. 1.1 2017-12-28 Bangunan gedung kantor Pembelian APBD Berwujud 22.543.400,00 Pemasangan skat bidang akuntansi Tabel 4.5

Daftar Aset Tetap Jalan, Irigasi dan Jaringan Dalam Kartu Inventaris Barang No Kode Tahun Nama Aset Asal Usul

Aset Kriteria Aset Harga Keterangan 1 4.15.9. 1.3 2009-12-30 Lain-lain - - 7.824.500,00 Pengaman listrik; kode tanah 2 4.15.9. 1.3 2012-12-30 Lain-lain - 1.950.000,00 Pengaman listrik; kode tanah 3 4.15.1. 5.4 2017-12-22

Sumur Gali (SGL) Pembelian APBD Berwujud 19.865.000,00 Pemasangan urinor dan pembuatan sumur 4 4.16.3. 1.4 2010-12-30

Jaringan telepon - 23.650.000,00 Jaringan internet

5 4.16.1. 3.4 2016-12-21 Jaringan cabang distribusi Pembelian APBD 78.617.000,00

Sumber: Data Diolah oleh peneliti berdasarkan kartu inventaris barang

Sumber: Data Diolah oleh peneliti berdasarkan kartu inventaris barang

(17)

Tabel 4.6

Daftar Aset Tetap Lainnya Dalam Kartu Inventaris Barang No Kode Tahun Nama Aset Asal Usul

Aset Kriteria Aset Harga Keterangan 1 5.17.1. 1.3 2012-12-31

Ilmu perpustakaan Pembelian Berwujud 125.000,00 Buku

2 5.17.1. 1.3

2012-12-31

Ilmu perpustakaan Pembelian Berwujud 350.000,00 Buku

3 5.18.2. 4.3

2015-05-05

Alat olah raga dan lain-lain

Pembelian Berwujud 2.750.000,00 Jarring gawang

4 5.18.2. 4.3

2015-12-30

Alat olah raga dan lain-lain

Pembelian Berwujud 960.000,00 Net badminton yonex

5 5.18.2. 4.3

2015-12-30

Alat olah raga dan lain-lain

Pembelian Berwujud 3.100.000,00 Jarring gawang

6 5.18.2. 4.3

2016-01-04

Alat olah raga dan lain-lain Pembelian APBD Berwujud 100.000,00 7 5.18.2. 4.3 2016-04-01

Alat olah raga dan lain-lain Pembelian APBD Berwujud 100.000,00 8 5.18.2. 4.3 2016-09-27

Alat olah raga dan lain-lain Pembelian APBD Berwujud 393.750,00 9 5.18.2. 4.3 2016-12-27

Alat olah raga dan lain-lain Pembelian Berwujud 11.066.000,00 10 5.18.2. 4.3 2016-12-30

Alat olah raga dan lain-lain Pembelian APBD Berwujud 7.480.00,00 11 5.18.2. 4.3 2017-09-08

Alat olah raga dan lain-lain Pembelian APBD Berwujud 475.000,00 12 5.18.1. 4.6 2017-09-18

Alat badminton Pembelian APBD

Berwujud 4.900.000,00 Jarring lapangan dan net bulu tangkis 13 5.18.1.

4.2

2017-09-25

Alat volley Pembelian APBD

Berwujud 1.120.00,00 Net bola volley

14 5.18.2. 4.3

2017-09-28

Alat olah raga dan lain-lain

Pembelian APBD

(18)

15 5.18.1. 4.5

2017-12-27

Alat sepak bola Pembelian APBD

Berwujud 6.500.000,00 Jarring gawang sepak bola

Berdasarkan dengan daftar aset tetap di atas bahwa aset tetap tanah ,bangunan, peralatan dan mesin, dan jalan, irigasi dan jaringan diperoleh melalui pembelian. Untuk aset tanah masih terdapat kendala karena belom tercatat pada daftar aset tetap, apabila aset tersebut belum terdaftar pada aset tetap yang dicatat didalam buku inventaris barang milik daerah maka dari itu aset tersebut juga belum tercatat didalam laporan neraca dan laporan barang milik daerah lainnya.

Pengungkapan aset tetap pada Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sleman

Berdasarkan Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK) periode 2017 yang dicatat oleh BKAD sleman hal- hal yang perlu dilaporkan dalam laporan keuangan yang diantaranya yaitu (1) Dasar penilaian yang digunkana untuk menentukan nilai yang tercatat (carrying), (2) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan mutasi aset yang diantaranya penambahan, pengurangan atau pelepasan, dan perubahan nilai jika ada, (3) Informasi penyusutan, yang meliputi nilai penyusutan, metode penyusutan yang digunakan, masa manfaat, tarif penyusutan yang digunakan, nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode, (4) eksistensi dan batasan hak milik atas asset tetap, (5) kebijakan akuntansi untuk mengkapitalisasi asset tetap, (6) jumlah pengeluaran pada pos asset tetap dan konstruksinya, (7) jumlah komitmen untuk akuisisi asset tetap.

Sumber: Data Diolah oleh peneliti berdasarkan kartu inventaris barang

(19)

PENUTUP KESIMPULAN

1. Klasifikasi aset tetap pada BKAD Kabupaten Sleman sudah sesuai dengan PSAP. No.07 Tahun 2010.

2. Berdasarkan pengakuan aset pada BPKAD Kabupaten Sleman terdapat aset tetap tanah yang belun terdata karena kurang bukti kepemlilikan dan adanya aset yang belum terlaporkan.

3. Pengungkapan aset tetap pada BKAD Kabupaten Sleman sudah sesuai dengan PSAP. No. 07 tahun 2010.

SARAN

1. Peningkatan kompetensi SDM dalam mendalami mengenai PSAP agar terciptanya kinerja yang baik dalam pelatihannya.

2. Memberi pelatihan kepada para kinerja yang bukan dibagian akuntansi agar dapat lebih memahami terutama tentang aset tetap.

3. Memberi pelatihan kepada petugas yang bertugas pada bagian barang agar pencatatan dalam penatausahaan aset agar lengkap pendataannya.

4. Adanya ketegasan akan aset tetap yang saat ini belum terdata dan belum terlaporkan.

5. Berdasarkan pengakuan aset tetap perlu ditingkatkan kembali di dalam hal aset tetap yang belum terdapat bukti kepemilikan dan set yang belum terlaporkan.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Aprita, A. (2018). “BKAD Sleman Sebut Sebagian Aset Pemkab Sleman Sudah Terdata”. Tribunjogja.com. http://jogja.tribunnews.com/2018/10/03/bkad-sleman-sebut-sebagian-besar-aset-pemkab-sleman-sudah-terdata.

Indrawan, & Yaniawati. P. (2014). Metodologi penelitian. Jakarta: Penerbit Rafika Aditama.

Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan. 2010. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan. No.7 PP No. 71 Tahun 2010.

Peraturan Mentri Dalam Negeri. 2016. No. 19 Tahun 2016. Tentang Pedoman Barang Milik Daerah.

Rudianto. (2012). Pengantar Akuntansi. Jakarta: Erlangga.

Sanusi. (2014). Metodologi penelitian bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Siregar, Doli. D. (2004). Optimalisasi Pemberdayaan Harta Kekayaan Negara. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sunanto. (2017). “Analisis Akuntansi Aset Tetap Berdasarkan Peryataan Standar Akuntansi Pemerintah Nomer 07 Tahun 2010 Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Musi Banyuasin” Jurnal ACSY Politeknik Sekayu, Vol. 6 No. 2. http://jurnal.polsky.ac.id/index.php/acsy/article/download/46/44/.

Yusuf, M. (2013) Langkah Pengelolaan Aset Daerah Menuju Pengelolaan Keuangan Daerah Terbaik (Edisi Revisi). Jakarta: Salemba Empat.

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh bahan baku yang akan masuk ke dalam gudang pabrik makanan ternak antara lain harus ada sampel saat pihak produsen bahan baku

Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Astrini (2013) yang menyatakan bahwa laju pertumbuhan PDRB tidak berpengaruh signifikan terhadap

Secara umum potensi bahan galian unggulan di Kabupaten Karawang yang layak untuk dikembangkan lebih lanjut adalah Batu Gamping, Batu Andesit dan Sirtu. Hal ini didasarkan atas

Dari hasil analisis data riskesdas diperoleh informasi bahwa rumahtangga balita yang memanfaatkan pelayanan kesehatan di posyandu lebih banyak balita yang status

Sedangkan untuk misi sanitasi Kabupaten Batang atau yang lebih luas disebut sektor air minum dan penyehatan lingkungan merujuk pada misi ke 3 dan ke 4 dari misi Kabupaten dalam

Da lam Sikap Kerja faktor paling berpengaruh adalah mental dan ke- pribadian, sehingga mental dan kebiasaan kerja yanq mendu- kung produktivitas dan terlaksananya tuqas

Kegunaan Teoritis dari penelitian ini yaitu diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pengelolan perpustakaan sehingga dapat meningkatkan minat

Mahasiswa yang tertarik untuk mengikuti Organisasi harus datang langsung untuk mendapatkan informasi detailnya, Sistem yang berjalan pada Organisasi Mahasiswa di